Kegiatan Pembelajaran - Perpustakaan IAIN Kendari

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan agama Islam merupakan kebutuhan manusia, karena sebagai
makhluk pedagogis ,manusia dilahirkan dengan membawa potensi dapat dididik dan
mendidik sehingga mampu menjadi khalifah di bumi, serta pendukung dan pemegang
kebudayaan.
Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk membentuk perilaku dan
kepribadian individu sesuai dengan prinsip-prinsip dan konsep Islam dalam
mewujudkan nilai-nilai moral dan agama sebagai landasan pencapaian tujuan
pendidikan nasioanal .
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi Sumber
Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Ada dua konsep kependidikan
yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar (learning) dan pembelajaran (intruction).
Konsep belajar berakar pada pihak peserta didik dan konsep pembelajaran berakar
pada pihak pendidik.
Peningkatan kualitas pendidikan tergantung banyak hal, terutama mutu
gurunya. Guru adalah jabatan dan pekerja profesional yang harus berperan sebagai
sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, motivator dan
evaluator. Jika peran ini dijalankan dengan baik dan benar maka usaha memberikan
pelayanan pembelajaran akan optimal. 1
1
Tilaar, H. AR, Beberapa Agenda Refomasi Pendidikan Nasional Dalam Persepektif Abad 21, Magelang :
2
Tera Indonesia, 1999, h.10
Upaya peningkatan hasil belajar siswa di sekolah merupakan tugas dan
tanggung jawab seorang guru atau pendidik yang profesional, sebab guru secara
langsung terlibat dalam proses pembelajaran di kelas. Proses pembelajaran di kelas
merupakan suatu proses yang rumit karena tidak sekedar menyerap informasi dari
guru.
Guru dalam menyampaikan materi perlu memilih metode pembelajaran yang
sesuai dengan keadaan kelas atau siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk
mengikuti pelajaran yang diajarkan. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah,
proses pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa
keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada proses
pembelajaran yang baik. Dalam upaya mencapai suatu tujuan pembelajaran yang
efektif dan efisien
Bila seorang guru dengan keterampilannya dapat memilih dan menggunakan
metode mengajar yang tepat untuk menyajikan suatu materi pelajaran maka hal itu
dapat menunjang keberhasilan belajar siswa. Sebaliknya, jika tidak terampil, maka
hal ini dapat merupakan penghambat bagi pencapaian tujuan pembelajaran.2
Metode-metode pembelajaran yang tepat, akan memberikan kemudahan bagi
siswa untuk mempelajari materi pelajaran, sehingga menghasilkan kegiatan
pembelajaran yang lebih baik. 3
2 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Cetakan Keempat, PT. Rineka Cipta,
Jakarta. 2003. h. 96
3Sutikno
Sobry. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect.2009.
3
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. Kegagalan pendidik dalam menyampaikan materi ajar
selalu bukan karena ia kurang menguasai bahan, tetapi karena ia tidak tahu bagaimana
cara menyampaikan materi pelajaran tersebut dengan baik dan tepat sehingga peserta
didik dapat belajar dengan suasana yang menyenangkan dan juga mengasyikkan.
Salah satunya adalah penggunaan metode pembelajaran guru mata pelajaran
pendidikan agama Islam di SMA Negeri 1 Unaaha masih kurang bervariasi, guru
pendidikan agama Islam hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.
Akibatnya semangat belajar siswa kurang dan cenderung pasif, potensi siswa kurang
dimanfaatkan, keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran masih kurang, tingkat
pemahaman pada materi pendidikan agama Islam juga masih rendah sehingga hasil
belajar siswa yang dicapai masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai
rapor pada semester 1 (satu) pada tahun pelajaran 2012/2013 yaitu 63,55 berarti siswa
yang mampu memahami materi pelajaran yang diajarkan hanya sekitar 63,55% dan
hasil belajar siswa pada ulangan harian sebelumnya pada materi Akhlak juga masih
tergolong rendah yaitu rata-rata di kelas X.D memiliki nilai rata-rata paling rendah
dari 8 kelas yang ada di SMA Negeri 1 Unaaha yaitu 59,60 sehingga masih banyak
siswa yang mengikuti remedial karena Kriteria Ketuntasan Belajar (KKM) pendidikan
agama Islam siswa kelas X di SMA Negeri 1 Unaaha adalah 65. 4
4
Hasil wawancara Djaenuddin S.Pd I, Guru Pendidikan Agama Islam SMAN 1 Unaaha TP. 2012/2013
4
Agar siswa dapat belajar dengan suasana menyenangkan dan juga
mengasyikkan, maka pendidik perlu memiliki pengetahuan tentang pendekatan dan
metode-metode pembelajaran dengan memahami teori-teori belajar dan metodemetode mengajar yang baik dan tepat. Oleh karena itu perlu diterapkan sebuah metode
pembelajaran yang dapat menciptakan suasana belajar yang lebih aktif, kreatif,
demokratis, kolaboratif dan konstruktif. Salah satu model pembelajaran kooperatif
yaitu Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dianggap lebih tepat
dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Metode pembelajaran cooperative integrated reading and composition
memiliki kelebihan sebagai berikut: (1) CIRC amat tepat untuk meningkatkan
keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah (2) Dominasi guru
dalam pembelajaran berkurang (3) Siswa termotivasi pada hasil secara teliti, karena
bekerja dalam kelompok (4) Para siswa dapat memahami makna soal dan saling
mengecek pekerjaannya (5) Membantu siswa yang lemah dan (6) Meningkatkan hasil
belajar khususnya dalam menyelesaikan soal yang berbentuk pemecahan masalah.5
Berdasarkan latar belakang masalah
yang telah dikemukakan mendorong
peneliti untuk meneliti penerapan metode pembelajaran CIRC pada mata pelajaran
pendidikan Agama Islam melalui suatu penelitian tindakan kelas dengan judul:
“Meningkatkan hasil belajar pendidikan agama Islam siswa melalui metode CIRC
kelas X.D SMA Negeri 1 Unaaha.”
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka beberapa permasalahan
yang menyebabkan rendahnya hasil belajar Pendidikan Agama Islam dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
1.Tingkat pemahaman siswa yang rendah terhadap mata pelajaran pendidikan agama
Islam;
2. Keterlibatan siswa selama proses pembelajaran kurang siswa;
3. Potensi siswa belum dimanfaatkan secara optimal;
4.
Semangat belajarnya kurang dan pasif
5.
Siswa kurang persiapan dalam mengikuti pembelajaran
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran metode CIRC dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam
di kelas X.D SMA Negeri 1 Unaaha?
2. Bagaimana penerapan metode CIRC dapat meningkatkan aktivitas siswa di kelas
X.D SMA Negeri 1 Unaaha?
3. Bagaimana penerapan metode CIRC dapat meningkatkan hasil belajar pendidikan
agama Islam siswa di kelas X.D ?
6
D. Hipotesis
Jika
pembelajaran
pendidikan
Agama
Islam
dilaksanakan
dengan
menggunakan metode CIRC, maka siswa kelas X.D akan termotivasi dalam belajar,
sehingga hasil belajar pendidikan Agama Islam dapat meningkat.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraiakan diatas, maka tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui gambaran metode CIRC siswa kelas X.D SMA Negeri 1
Unaaha.
2. Untuk mengetahui aktivitas siswa kelas X.D
SMA Negeri 1 Unaaha melalui
penerapan metode CIRC.
3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas X.D SMA Negeri 1 Unaaha melalui
penerapan metode CIRC.
F.
Defenisi Operasional
a.
Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC (Cooperative Integrated
Reading
and
Composition)
adalah:
metode
pembelajaran
yang
menempatkan siswa dalam kelompok heterogen yang terdiri dari 4 atau 5
orang siswa, sehingga diharapkan para siswa dapat meningkatkan cara
berfikir kritis, kreatif dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi.
7
b.
Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam : kemampuan belajar pendidikan
agama Islam pada ranah kognitif yang dimiliki siswa setelah mengalami
pengalaman belajar dalam jangka waktu tertentu melalui metode CIRC
pada kompetensi dasar zakat, haji dan wakaf melalui tes hasil belajar.
G.
Manfaat Penelitian.
Pelaksanaan penelitian tindakan
kelas ini diharapkan dapat memberikan
manfaat yaitu:
1. Bagi siswa, siswa dapat meningkatkan kemampuan kerjasama, kemampuan
berkomonikasi dan meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi guru, dengan menggunakan metode CIRC pada mata pelajaran
pendidikan Agama Islam dapat mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan
untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa serta proses
pembelajaran di kelas.
3. Bagi sekolah, dapat membantu sekolah untuk berkembang dan memiliki
referensi tentang cara meningkatkan mutu pembelajaran pendidikan Agama
Islam di sekolah.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA (LANDASAN TEORI)
A. Hakekat Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam
Pengertian Hasil belajar adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjuk
sesuatu yang dicapai seseorang setelah melakukan suatu usaha. Bila dikaitkan dengan
belajar berarti hasil menunjuk sesuatu yang dicapai oleh seseorang yang belajar dalam
selang waktu tertentu.
Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pada aktivitas yang dilakukannya
selama proses pembelajaran. Sardiman menegaskan bahwa pada prinsipnya belajar
adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah mengapa aktivitas
merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. 1
Menurut pendapat Nur bahwa hasil belajar siswa akan lebih tinggi apabila
siswa belajar dengan saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami
bahan ajar.2 Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi
siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat
perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif dan
psikomotor. Sedangkan sari sisi guru hasil belajar merupakan saat terselesaikannya
bahan pelajaran..3
1.
Sardiman, Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2004, h.37
2
NurMohammad, Prima Retno Wikandari, Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan
Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran(edisi 3), Surabaya: UNESA Press, 2000, h. 2
3
Sukmadinata
Syaodih
Nana,Landasan
Bandung,Remaja Putri Rosdakarya, 2004, h.155
Psikologi
Proses
Pendidikan,
9
Berdasarkan teori taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai
melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya
adalah sebagai berikut :
1. Ranah Kognitif. Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6
aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan
penilaian.
2. Ranah Afektif. Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima
jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi
dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
3. Ranah Psikomotor. Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda,
koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati).
Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor
karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi
bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah Hasil belajar adalah
kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria
dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah
memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi
Howard Kingsley membagi 3 macam hasil belajar:
a. Keterampilan dan kebiasaan
b. Pengetahuan dan pengertian
c. Sikap dan cita-cita
10
Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan dari semua
proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah
menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut. Berdasarkan pengertian yang telah
dikemukakan maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian
akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang, serta akan
tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya
karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin
mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta
menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah suatu usaha untuk membina dan
mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara
menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta
menjadikan Islam sebagi pandangan hidup. Sedangkan A. tafsir dalam Abdul Majid
dan dian Andayani mengartikan “PAI adalah bimbingan yang diberikan seseorang
kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam”
Setelah menelusuri uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar
PAI adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Sedangkan belajar pada dasarnya
adalah suatu proses. Yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu, Dan PAI
adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam menyakini, memahami,
menghayati dan mengamalkan agama Islam.4
Berdasarkan uraian – uraian yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar pendidikan agama Islam dalam penelitian ini adalah kemampuan
belajar pendidikan agama Islam pada ranah kognitif yang dimiliki siswa setelah
mengalami pengalaman belajar dalam jangka waktu tertentu dan dalam berbagai
rentang situasi berdasarkan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
4 Zakiah Daradjat,“ Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental“, dalam Abdul majid dan Dian andayani.
Pendidikan agama islam Berbasis Kompetensi konsep dan Implementasi kurikulum 2004, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1987, h.130
11
Pada akhir satuan waktu (beberapa standar kompotensi dalam satu semester)
guru membuat keputusan akhir tentang kemampuan yang telah dimiliki siswa
berkaitan dengan indikasi pencapaian yang telah ditetapkan.
B. Standar Isi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMA/MA
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.
Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna,
damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan
umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi
menajdi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di
lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Pendidikan agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan
membetuk peserta didik agar menajdi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi
pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Peningkatan potensi
spiritual mencakup pengamalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan,
serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif
kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada
optimalisasi
berbagai
potensi
yang dimiliki
manusia
yang aktualisasinya
mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama
diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa
kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia
12
yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan
produktif,
baik
personal
maupun
sosial.
Tuntutan
visi
ini
mendorong
dikembangkannya standar kompetesi sesuai dengan jenjang persekolahan yang secara
nasional ditandai dengan ciri-ciri:
1. lebih menitik beratkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaaan
materi;
2. mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang
tersedia;
3. memberiklan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di lapangan untuk
mengembangkan strategi dan program pembelajaran seauai dengan kebutuhan dan
ketersedian sumber daya pendidikan.
Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang selalu
berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak, serta aktif membangun
peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban
bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam menghadapi
tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik
dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global.
Pendidik diharapkan dapat mengembangkan metode pembelajaran sesuai
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pencapaian seluruh kompetensi
dasar perilaku terpuji dapat dilakukan tidak beraturan. Peran semua unsur sekolah,
orang tua siswa dan masyarakat sangat penting dalam mendukung keberhasilan
pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam.
13
Pendidikan Agama Islam di SMA/MA bertujuan untuk:
1.
Menumbuhkembangkan
pengembangan
akidah
melalui
pengetahuan, penghayatan,
pemberian,
pengamalan,
pemupukan,
dan
pembiasaan, serta
pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi manusia muslim
yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT;
2.
Mewujudkan manuasia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia
yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil,
etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan
sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.
C. Metode Pembelajaran CIRC
1. Hakikat Metode Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik, sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada
peserta didik dengan kata lain pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta
didik agar dapat belajar dengan baik.
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat
berlaku dimanapun dan kapanpun. Menurut Poerdarminta bahwa pembelajaran
merupakan terjemahan dari kata “instruction” yang dalam bahasa Yunani disebut
“Instructus” atau “instruere” yang berarti menyampaikan pikiran dengan demikian
14
arti instruksional adalah penyampaian pikiran atau ide yang telah diolah secara
bermakna melalui pembelajaran. Pengertian ini lebih mengarah kepada guru sebagai
pelaku perubahan.
Metode pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menuliskan prosedur
yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan
bagi para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas belajar mengajar.5
Fungsi metode pembelajaran adalah sebagai
pembelajaran
pedoman bagi perencanaan
para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pemilihan metode
pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan, tujuan
yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan siswa.
Pembelajaran kooperatif adalah suatu metode pembelajaran yang saat ini banyak
digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa ( student
oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan
siswa, yang tidak dapat bekerjasama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli
yang lain. Metode pembelajaran ini terbukti dapat dipergunakan dalam berbagai mata
pelajaran dan berbagai usia.6
Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi
siswa juga dapat mempelajari keterampilan khusus yang disebut keterampilan
kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja
dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan membagi tugas anggota
kelompok selama kegiatan.
Keterampilan-keterampilan kooperatif tersebut antara lain :
5
Sugandi Achmad, Teori Pembelajaran, Semarang: UPT MKK UNNES.2004, h.8
6 Ibrahim
Muslimin, Pembelajaran Kooperatif.Malang: UNESA-UNIVERSITY Press, 2000, h.7
15
1). Keterampilan Tingkat Awal yaitu
a) Menggunakan kesepakatan yaitu menyamakan pendapat yang berguna untuk
meningkatkan kerja dalam kelompok;
b) Menghargai kontribusi berarti memperhatikan atau mengenal apa yang dapat
dikatakan atau dikerjakan orang lain;
c) Mengambil giliran dan berbagi tugas berarti bahwa setiap anggota kelompok
bersedia menggantikan dan bersedia mengemban tugas/tanggung jawab tertentu
dalam kelompok;
d) Berada dalam kelompok artinya setiap anggota tetap dalam kelompok kerja
selama kegiatan berlangsung;
e) Berada dalam tugas artinya meneruskan tugas yang menjadi tanggung jawabnya
agar selesai tepat waktu;
f) Mendorong partisipasi artinya mendorong semua anggota kelompok untuk
memberikan kontribusi terhadap tugas kelompok;
g) Menyelesaikan tugas pada waktunya;
h) Menghormati perbedaan individu.
2). Keterampilan Tingkat Menengah
Keterampilan tingkat menengah meliputi mengungkapkan ketidaksetujuan
dengan cara yang dapat diterima, mendengarkan dengan aktif, bertanya, membuat
rangkuman, menafsirkan, mengatur dan mengorganisir serta mengurangi ketegangan.
16
3). Keterampilan Tingkat Mahir
Keterampilan tingkat mahir meliputi: mengelaborasi, memeriksa dengan
cermat menanyakan kebenaran.8
Berdasarkan
penjelasan mengenai pembelajaran kooperatif di atas dapat
disimpulkan bahwa dengan pembelajaran kooperatif dapat melatih siswa untuk saling
bekerjasama dan saling bertukar pengetahuan yang dimiliki dalam menyelesaikan
masalah. Jadi dengan adanya pembelajaran kooperatif, siswa dapat memunculkan rasa
percaya diri, berfikir kritis dan berani mengungkapkan pendapat.
Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif menurut Lungdren dalam Isjoni sebagai
berikut:
1. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang
bersama.”
2. Para siswa harus memiliki tanggungjawab terhadap siswa atau peserta didik
lain dalam kelompoknya, selain tanggungjawab terhadap diri sendiri dalam
mempelajari materi yang dihadapi.
3. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang
sama.
4. Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggungjawab di antara para anggota
kelompok.
8 Inayah Nurul, Keefektifan metode pembelajaran kooperatif tipe CIRC terhadap kemampuan pemecahan
masalah pada pokok bahasan segi empat siswa kelas VII SMP 13 Semarang. UNAS. Tidak diterbitkan. 2007,
h.6
17
5. Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut
berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.
6. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh
keterampilan bekerja sama selama belajar.
7.
Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi
yang ditangani dalam kelompok kooperatif.9
Adapun kelemahan Metode Pembelajaran Kooperatif yaitu : (a) Guru khawatir
bahwa akan terjadi kekacauan dikelas. Kondisi seperti ini dapat diatasi dengan guru
mengkondisikan kelas atau pembelajaran dilakukan di luar kelas seperti di
laboratorium, aula atau di tempat yang terbuka, (b) Banyak siswa tidak senang apabila
disuruh bekerja sama dengan yang lain. Siswa yang tekun merasa harus bekerja
melebihi siswa yang lain dalam grup mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu
merasa minder ditempatkan dalam satu grup dengan siswa yang lebih pandai Siswa
yang tekun merasa temannya yang kurang mampu hanya menumpang pada hasil jerih
payahnya. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan sebab dalam metode pembelajaran
kooperatif bukan kognitifnya saja yang dinilai tetapi dari segi afektif dan
psikomotoriknya juga dinilai seperti kerjasama diantara anggota kelompok, keaktifan
dalam kelompok serta sumbangan nilai yang diberikan kepada kelompok, (c) Perasaan
was-was pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik atau keunikan pribadi
mereka karena harus menyesuaikan diri dengan kelompok. Karakteristik pribadi tidak
luntur hanya karena bekerjasama dengan orang lain, justru keunikan itu semakin kuat
bila disandingkan dengan orang lain, (d) Banyak siswa takut bahwa pekerjaan tidak
akan terbagi rata atau secara adil, bahwa satu orang harus mengerjakan seluruh
pekerjaan tersebut. Dalam metode pembelajaran kooperatif pembagian tugas rata,
setiap anggota kelompok harus dapat mempresentasikan apa yang telah didapatnya
dalam kelompok sehingga ada pertanggungjawaban secara individu.10
9
Isjoni, Cooperatif Learning (mengembangkan Kemampuan Belajar Kelompok), 2007, Bandung: Alfabetat
h.16
10 Dzaki,Faiq Muhammad, Kelemahan metode pembelajaran kooperatif .http:/penelitian tindakan kelas,
blogspot. Com / 2009 / 03 / kelemahan – metode - pembelajaran-kooperatif.html . (19 September 2010).h.1
18
3. Hakekat Metode CIRC
Metode CIRC merupakan singkatan dari Cooperative Integrated Reading and
Composition, termasuk salah satu metode pembelajaran cooperative learning yang
pada mulanya merupakan pengajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis yaitu
sebuah program komprehensif atau luas dan lengkap untuk pengajaran membaca dan
menulis untuk kelas-kelas tinggi sekolah dasar. Namun, CIRC telah berkembang
bukan hanya dipakai pada pelajaran bahasa tetapi juga pelajaran eksak seperti
pelajaran matematika.11
Terjemahan bebas dari CIRC adalah komposisi terpadu membaca dan menulis
secara kooperatif – kelompok. Sintaknya adalah: membentuk kelompok heterogen
empat orang, guru memberikan wacana bahan sesuai dengan materi bahan ajar, siswa
bekerja sama (membaca bergantian, menemukan kata kunci memberikan tanggapan)
terhadap wacana kemudian menuliskan hasil kolaboratifnya, presentasi hasil
kelompok, dan refleksi .12
Dalam metode pembelajaran CIRC, siswa ditempatkan dalam kelompokkelompok kecil yang heterogen, yang terdiri atas 4 atau 5 siswa. Dalam kelompok ini
tidak dibedakan atas jenis kelamin, suku/bangsa, atau tingkat kecerdasan siswa. Jadi,
dalam kelompok ini sebaiknya ada siswa yang pandai, sedang atau lemah, dan masingmasing siswa merasa cocok satu sama lain. Dengan pembelajaran kooperatif,
diharapkan para siswa dapat meningkatkan cara berfikir kritis, kreatif dan
menumbuhkan rasa sosial yang tinggi.
(1) Komponen-Komponen dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC
Metode pembelajaran CIRC menurut Slavin dalam Suyitno memiliki delapan
komponen. Kedelapan komponen tersebut antara lain: (1). Teams, yaitu pembentukan
kelompok heterogen yang terdiri atas 4 atau 5 siswa; (2). Placement test, misalnya
11 Suyitno, Amin, Mengadopsi Pembelajaran CIRC dalam Meningkatkan Keterampilan Siswa Menyelesaikan
Soal Cerita, Seminar Nasional F.MIPA UNNES , 2009. h. 6
12
Ibid, h. 3-4
19
diperoleh dari rata-rata nilai ulangan harian sebelumnya atau berdasarkan nilai rapor
agar guru mengetahui kelebihan dan kelemahan siswa pada bidang tertentu; (3).
Student creative, melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan
situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan
kelompoknya; (4). Team study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus
dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan kepada kelompok yang
membutuhkannya; (5). Team scorer and team recognition, yaitu pemberian skor
terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap
kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang
berhasil dalam menyelesaikan tugas; (6). Teaching group, yakni memberikan materi
secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok; (7). Facts test, yaitu
pelaksanaan test atau ulangan berdasarkan fakta yang diperoleh siswa; (8). Wholeclass units, yaitu pemberian rangkuman materi oleh guru di akhir waktu
pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.13
Metode CIRC memiliki kegiatan pokok. Kegiatan pokok dalam metode
pembelajaran kooperatif tipe CIRC untuk menyelesaikan soal pemecahan masalah
meliputi rangkaian kegiatan bersama yang spesifikyaitu: (1). Salah satu anggota atau
beberapa kelompok membaca soal, (2). Membuat prediksi atau menafsirkan isi soal
pemecahan masalah, termasuk menuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan
dan memisalkan yang ditanyakan dengan suatu variabel, (3). Saling membuat
ikhtisar/rencana penyelesaian soal pemecahan masalah, (4). Menuliskan penyelesaian
soal pemecahan masalah secara urut, dan (5). Saling merevisi dan mengedit
pekerjaan/penyelesaian. 14
Metode CIRC ini, dibagi menjadi beberapa fase yaitu :
a. Fase pertama, yaitu orientasi
Pada fase ini, guru melakukan apersepsi dan pengetahuan awal siswa tentang
materi yang akan diberikan. Selain itu juga memaparkan tujuan pembelajaran yang
akan dilakukan kepada siswa.
b. Fase kedua, yaitu organisasi
Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, dengan memperhatikan
keheterogenan akademik. Membagikan bahan bacaan tentang materi yang akan
dibahas kepada siswa. Selain itu menjelaskan mekanisme diskusi kelompok dan tugas
yang harus diselesaikan selama proses pembelajaran berlangsung.
13
Ibid
14.
Ibid. h.4
20
c. Fase ketiga yaitu pengenalan konsep
Dengan cara mengenalkan tentang suatu konsep baru yang mengacu pada hasil
penemuan selama eksplorasi. Pengenalan ini bisa didapat dari keterangan guru, buku
paket, film, kliping, poster atau media lainnya.
d. Fase keempat, yaitu fase publikasi
Siswa mengkomunikasikan hasil temuan-temuannya, membuktikan,
memperagakan tentang materi yang dibahas baik dalam kelompok maupun di depan
kelas.
e. Fase kelima, yaitu fase penguatan dan refleksi
Pada fase ini guru memberikan penguatan berhubungan dengan materi yang
dipelajari melalui penjelasan-penjelasan ataupun memberikan contoh nyata dalam
kehidupan sehar-hari. Selanjutnya siswa pun diberi kesempatan untuk merefleksikan
dan mengevaluasi hasil pembelajarannya.15
Dalam penerapan metode CIRC untuk meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah dapat ditempuh dengan cara: (1). Guru menerangkan suatu pokok bahasan
kepada siswa, pada penelitian ini digunakan LKS yang berisi materi yang akan
diajarkan pada setiap pertemuan, (2) Guru memberikan latihan soal, (3) Guru siap
melatih siswa untuk meningkatkan keterampilan siswanya dalam menyelesaikan soal
pemecahan masalah melalui penerapan metode CIRC, (4) Guru membentuk
kelompok-kelompok belajar siswa yang heteroge, (5) Guru mempersiapkan soal
pemecahan masalah dalam bentuk kartu masalah dan membagikannya kepada setiap
kelompok, 6) Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian
kegiatan bersama yang spesifik, (7) Setiap kelompok bekerja berdasarkan kegiatan
pokok CIRC. Guru mengawasi kerja kelompok, (8) Ketua kelompok melaporkan
keberhasilan atau hambatan kelompoknya, (9) Ketua kelompok harus dapat
menetapkan bahwa setiap anggota telah memahami, dan dapat mengerjakan soal
pemecahan masalah yang diberikan, 10) Guru meminta kepada perwakilan kelompok
untuk menyajikan temuannya, (11) Guru bertindak sebagai nara sumber atau fasilitator
(12) Guru memberikan tugas/PR secara individual, (13) Guru membubarkan
kelompok dan siswa kembali ke tempat duduknya, (14) Guru mengulang secara
klasikal tentang strategi penyelesaian soal pemecahan masalah,(15) Guru memberikan
kuis .
15
Adi, Agus Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) . [Online]. Tersedia:( http : // ady ajuz . blogspot com / 2009 / 03
/metodepembelajaran-cooperative.html. diakses 4 Mei 2013) 2009
21
Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Kooperatif TipeCIRC
Secara khusus, Slavin dalam Suyitno menyebutkan kelebihan metode
pembelajaran CIRC sebagai berikut:
1) CIRC amat tepat untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan
soal pemecahan masalah;
2) Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang ;
3) Siswa termotivasi pada hasil secara teliti, karena bekerja dalam kelompok;
4) Para siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaannya ;
5) Membantu siswa yang lemah;
6)
Meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan soal yang
berbentuk pemecahan masalah.16
Sedangkan kelemahan metode pembelajaran kooperatif tipe CIRC yaitu pada
saat dilakukan presentasi, terjadi kecenderungan hanya siswa pintar yang akan tampil
menyampaikan pendapatnya atau gagasan.
Dengan metode pembelajaran tipe CIRC siswa bekerja dalam kelompok belajar
yang mempunyai tujuan bersama dan saling menghargai pendapat orang lain. Selain
itu siswa dapat saling membantu dalam menghadapi masalah, dan saling memberikan
dorongan untuk maju. Sehingga siswa lebih mudah menemukan dan menggunakan
konsep yang sulit ,karena mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dalam
sebuah kelompok. Sehingga dapat membuat pembelajaran menjadi lebih efektif dan
mahasiswa menjadi lebih aktif.
16.
Suyitno, Amin,Op Cit. h.6
22
D. Kerangka Pikir
Metode Pembelajaran merupakan salah satu dari variabel pengajaran yang
mempengaruhi aktifitas belajar. Melalui pembelajaran kooperatif tipe CIRC siswa
berpeluang untuk meraih sukses secara bersama-sama. Setiap siswa diberi
kesempatan masing – masing mengemukakan pendapat, ide, bagi siswa yang belum
memahami materi, demikian seterusnya sehingga dicapai tingkat pemahaman yang
sama.Penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan turut menentukan efektivitas
dan efisiensi pembelajaran. Pembelajaran harus dilakukan dengan sedikit ceramah dan
metode pembelajaran yang berpusat pada siswa, serta lebih menekankan
pada
interaksi peserta didik. Dalam melaksanakan proses pembelajaran guru harus
menggunakan metode pembelajaran sebagai salah satu komponen dari pembelajaran
yaitu metode CIRC.
Keberhasilan guru dalam menyampaikan meteri yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efektivitas pembelajaran yang digunakan. Metode CIRC dapat
menciptakan iklim pembelajaran yang menyenangkan, karena dengan metode CIRC
dapat memacu keinginan siswa untuk mengetahui lebih dalam tentang materi pelajaran
serta memberikan pengalaman-pengalaman belajar yang nyata dan aktif. Siswa
diharapkan mengambil inisiatif dalam proses pembelajaran. Mereka juga dilatih
bagaimana memecahkan masalah, membuat keputusan dan memperoleh keterampilan.
Dalam metode pembelajaran kooperatif pembagian tugas rata, setiap anggota
kelompok harus dapat mempresentasikan apa yang telah didapatnya dalam kelompok
sehingga ada pertanggungjawaban secara individu. Metode CIRC merupakan metode
23
pembelajaran yang dapat meningkatkan kerjasama akademik antar peserta didik
membentuk hubungan positif, mengembangkan rasa percaya diri, serta meningkatkan
kemampuan akademik melalui aktivitas kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif
terdapat saling ketergantungan positif di antara peserta didik untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Setiap peserta didik mempunyai kesempatan yang sama untuk sukses.
Aktivitas belajar berpusat pada peserta didik dalam bentuk diskusi,
mengerjakan tugas bersama, saling membantu dan saling mendukung dalam
memecahkan masalah. Melalui interaksi belajar yang efektif peserta didik lebih
termotivasi, percaya diri, mampu menggunakan strategi berpikir tingkat tinggi, serta
mampu membangun hubungan interpersonal. Metode CIRC memungkinkan semua
peserta didik dapat menguasai materi pada tingkat penguasaan yang relatif sama atau
sejajar. Dalam penelitian ini diduga dengan menerapkan metode CIRC dapatkan
meningkatkan aktifitas dan hasil belajar pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam
siswa kelas X.D SMA Negeri 1 Unaaha.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.
Jenis Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas pemilihan jenis penelitian
ini didasari pada asumsi bahwa penelitian tindakan kelas merupakan cara yang praktis,
cepat dan efisien untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui indikator
keberhasilan yang telah ditentukan. Pada hasil pengamatan bahwa kemampuan
memahami pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 65.
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Unaaha di Kelas X.D.yang
berjumlah 33 orang terdiri 21 orang perempuan dan 12 orang laki-laki .Kemampuan
siswa dikelas ini bervariasi mulai dari yang sedang sampai yang rendah. Penelitian ini
dilaksanakan selama 6 bulan yaitu pada bulan Januari - Juni 2013.
C. Sumber data
Sumber data penelitian ini adalah keaktifan siswa, nilai ulangan harian
siswa dan kegiatan guru.
25
D. Teknik dan Alat Pengumpul Data
1. Teknik Pengumpulan Data
a. Tes
: Tes pilihan ganda
b. Non Tes
: Pengamatan keaktifan siswa
2.Alat Pengumpul Data
1. Teknik Tes
: Butir soal tes
2. Teknik Non Tes
: Pedoman dan lembar observasi keaktifan siswa dan
observasi kegiatan guru dalam pembelajaran.
E. Analisis data
Tahapan sesudah pengumpulan data adalah analisis data. Dalam tahap ini ada dua
jenis data yang dikumpulkan penelitian yaitu:
1. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalisis secara
deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai test antar siklus dengan
indikator kerja. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistic deskriptif.
Misalnya, mencari nilai rata-rata, presentase keberhasilan belajar, dan lain lain.
2. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang
memberi gambaran sikap siswa tentang tingkat pemahaman terhadap suatu
mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode
pembelajaran yang baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran,
perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar dan
sejenisnya, dapat dianalisis secara kualitatif.
26
F. Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan penelitian ini ditandai dengan meningkatnya hasil
belajar setiap siswa kelas X.D SMA Negeri 1 Unaaha pada mata pelajaran pendidikan
agama Islam yaitu nilai rata-rata siswa mencapai 80% dengan Kriteria Ketuntasan
Minimal 65 (enam puluh lima).
G.
Prosedur Penelitian
1.
Faktor yang diselidiki
Guna menjawab permasalahan, maka faktor-faktor yang menjadi fokus
penyelidikan adalah:
a. Aktivitas siswa: apakah kerja kelompok CIRC siswa pada materi zakat, haji
dan wakaf tergolong amat baik, baik, sedang, kurang ?
b. Hasil belajar siswa: bagaimana dampak kerja kelompok siswa pada materi
zakat, haji dan wakaf terhadap nilai ulangan harian apakah tergolong tinggi,
sedang atau rendah?
2. Rencana Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus
dikarenakan pada siklus I yaitu pada KD 11.1 dan KD 11.2 belum mencapai
indikator kerja yang telah ditetapkan yaitu rata-rata hasil belajar siswa
mencapai 69,69, sehingga penulis melanjutkan ke siklus II pada KD 11.3 yang
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti rancangan
27
yang dikemukakan pada faktor yang diselidiki. Tahap-tahap kegiatan yang
dilaksanakan di setiap siklus meliputi: (a) perencanaan, (b) tindakan, (c)
observasi dan evaluasi, dan (d) refleksi. Siklus 1 terdiri atas 1-2 kali tindakan
dengan satu kali refleksi, dan siklus 2 terdiri dari 1 kali tindakan. Ruang
lingkup materi dan pelaksanaan tindakan ditunjukkan dalam Tabel 2.
Tabel 2. Ruang Lingkup Materi dan Pelaksanaan
Siklus
Kompotensi Dasar
Jumlah
Tindakan
Keteranga
Jam
ke
n
4
1-2
Selesai
2
3
Selesai
1. Menjelaskan perundang-undangan tentang
I
pengelolaan zakat, haji dan wakaf
2. Menyebutkan contoh contoh pengelolan
zakat, haji dan wakaf
4. Menerapkan ketentuan perundang-
II
undangan tentang pengelolaan zakat, haji
dan wakaf.
Pelaksanaan tindakan pada setiap siklus dilakukan dengan prosedur: (1)
perencanaan (planning), (2) pelaksanaan tindakan (action), (3) observasi dan evaluasi
(observation and evaluation), dan (4) refleksi (reflection). Untuk jelasnya dapat dilihat
pada diagram berikut:
28
Analisis
PELAKSANAAN
Situasi
PENGAMATAN
REFLEKSI
BERHASIL
GAGAL
Gambar 1. Siklus rancangan penelitian tindakan (action research)
Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas setiap siklus, dijabarkan sebagai
berikut:
Siklus I
Tahap 1. Rencana, meliputi:
Menetapkan kelas yang menjadi subyek penyelidikan. Penetapan subyek penyelidikan
tidak diberitahu tentang statusnya.
a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kartu soal
an seerusnya
Situasi
Kegiatan Guru-Siswa
(pembelajaran
Kooperatif Tipe CIRC)
Mengulang pada siklus II
PERENCANAAN
29
b. Menyiapkan instrumen observasi dan tes ulangan harian
c. Mendesain pelaksanaan pengumpulan data
Tahap2. Pelaksanaan Tindakan.
Tindakan pada siklus 1 ini dilaksanakan sebanyak 2 (dua) kali tindakan sesuai
dengan program dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Tahapan penelitian tindakan
kelas ini meliputi: (a) memberikan penjelasan secara umum tentang materi yang
diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan
menggunakan lembar kartu soal; (b) Memotivasi siswa untuk aktif dalam proses
pembelajaran; (c) Mengorganisasi siswa untuk belajar; (d) Membimbing secara
individual maupun kelompok; (e) Mengumpulkan hasil yang diperoleh siswa dalam
mengerjakan tugas kelompok dan tugas individu; (f) Mempresentasi hasil kerja
kelompok (g) Menganalisis dan mengevaluasi proses pembelajaran.
Tindakan pertama dilaksanakan pada hari kamis, 16 Mei 2013 pada materi:
Menjelaskan perundang-undangan tentang pengelolaan zakat, haji dan wakaf ;
Tindakan kedua dilaksanakan pada hari kamis, 23 Mei
2013 pada materi :
Menyebutkan contoh-contoh pengelolaan zakat, haji dan wakaf.
Tahap 3. Observasi dan Evaluasi
Selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung sesuai metode dilakukan
pengamatan tentang keaktifan siswa dalam kelompok yaitu pembagian tugas
kelompok kerja sama dalam kelompok dan presentasi penyelesaian soal-soal.
30
Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.
Berdasarkan hasil observasi dilakukan evaluasi untuk mengetahui hasil yang dicapai
sesuai fokus penelitian.
Tahap 4. Refleksi
Setelah evaluasi pada akhir siklus pertama, peneliti beserta siswa subyek
melakukan refleksi. Siswa diminta melakukan refleksi tentang cara mereka belajar
atau mengerjakan media kartu soal secara berkelompok, cara mengerjakan PR
dirumah, serta kendala yang dihadapi. Refleksi yang dilakukan guru (peneliti)
difokuskan kepada bagaimana tahapan penerapan metode serta kendala-kendala yang
ditemukan.
Siklus II
Pelaksanaan siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I, hanya pada siklus II
ini difokuskan untuk meningkatkan kemampuan siswa mengungkapan kepada siswa
lain dalam mengerjakan soal dan kemampuan mempresentasikan di depan kelas hasil
kerja kelompok.
Tahap 1. Rencana, meliputi:
a. Merumuskan upaya-upaya pemecahan kendala yang diterjadi pada siklus 1
b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, kartu soal dan PR
31
Tahap 2. Pelaksanaan Tindakan
a. Memberikan pengarahan tentang kelemahan-kelemahan yang masih ditemukan
pada siklus 1 dan bagaimana sebaiknya dilakukan.
b. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan program dan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah disusun.Tindakan yang dilaksanakan pada siklus II ini
sebanyak 1 (satu) kali sesuai dengan alokasi waktu dan ruang lingkup materi.
Tindakan pertama dilaksanakan pada hari kamis, 30 Mei 2013 pada materi :
menerapkan ketentuan perundang-undangan tentang pengelolaan zakat, haji
dan wakaf.
Tahap 3. Observasi dan Evaluasi
Selama pelaksanaan pembelajaran
berlangsung sesuai dengan metode
pembelajaran yang diterapkan dilakukan pengamatan terhadap tugas kelompok dan
tugas individu. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang
telah disiapkan dan evaluasi difokuskan dengan menggunakan instrumen tes.
Tahap 4. Refleksi
Setelah evaluasi dilakukan pada akhir siklus II, peneliti (guru) beserta siswa
melakukan refleksi. Refleksi ini dimaksudkan untuk mengetahui hasil dan kendalakendala apa saja yang masih ditemukan dalam pelaksanaan siklus II sehingga peneliti
(guru) dapat memberikan pemaknaan terhadap hasil penelitian.
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Hasil observasi terhadap kegiatan dalam pembelajaran yaitu: melakukan
diskusi dan bertanya, kerjasama dalam anggota kelompok (bergantian membaca soal,
saling memprediksi/menafsirkan jawaban, saling mengoreksi/edit jawaban dari
pertanyaan soal), ketepatan waktu dalam pengumpulan tugas, dan kemampuan
presentasi tugas yang telah diberikan Sebagaimana dikemukakan dalam Tabel 3.
Tabel 3. Aktivitas Siswa dalam Kerja Kelompok CIRC Setiap Siklus
N
o
1
2
Kegiatan
Siklus I
Siklus II
Indikator aktivitas siswa
Melakukan diskusi dan
bertanya
Kerjasama sesama anggota
kelompok
Ketepatan waktu dalam
pengumpulan tugas/laporan
Keberhasilan tugas yang
diberikan
Kemampuan Presentasi tugas
yang diberikan
Rata-rata
Melakukan diskusi dan
bertanya
Kerja sama sesama anggota
kelompok
Ketepatan waktu dalam
pengumpulan laporan
Keberhasilan tugas yang
diberikan
Kemampuan Presentasi tugas
yang diberikan
Rata-rata
Hasil Pengamatan
Kelompok
I
II III IV V
Ratarata
3
2
4
3
2
2,8
2
2
3
3
2
2,4
1
3
2
2
4
2,4
2
3
4
2
2
2,6
2
2
3
2
2
2,2
Kategori
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
2,44
Cukup
3
4
4
4
4
3,8
baik
4
4
4
4
4
4,0
Amat
Baik
3
4
4
4
4
3,8
Baik
4
4
4
4
4
4,0
Amat
Baik
3
4
4
3
3
3,4
baik
3,8
Baik
33
Berdasarkan Tabel 3. tersebut diatas menunjukkan adanya peningkatan untuk
melakukan kerjasama dalam kelompok. Dari hasil observasi terhadap masing-masing
kelompok ternyata adanya peningkatan siswa dalam mengajukan pertanyaan dan
diskusi dalam kelompok, menyelesaikan soal dan ketepatan waktu penyelesaian
tugas setelah kerjasama yang baik pada setiap anggota kelompok, demikian pula cara
dan keberhasilan mempresentasikan tugas yang diberikan.
Hasil ulangan harian menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan dan
sebagian besar telah melampaui Kriteria Ketuntasan Minimal kompetensi Dasar yang
telah ditetapkan. Secara rinci hasil ulangan harian dapat dilihat pada tabel 4 berikut
ini:
Tabel 4. Rata-rata Hasil Ulangan Harian Persiklus
No
Kegiatan
KKM SK.4
Nilai ratarata
Jumlah SiswaYang Mencapai
Nilai > KKM SK.4
Individu
%
1
Siklus I
65
69,69
28
84,84
2
Siklus II
65
85,15
33
100
Berdasarkan data pada Tabel 4. diatas diketahui adanya peningkatan jumlah
siswa yang tuntas pada standar kompotensi No.4 dari siklus 1 ke II, dan nilai ratarata ulangan harian yang diperoleh siswa juga mengalami peningkatan, akan tetapi
masih ada 5 orang yang belum mencapai ketuntasan. Siswa yang belum mencapai
ketuntasan diberikan kegiatan remedial berupa tugas untuk dikerjakan dirumah dan
34
belajar kepada temannya, kemudian diadakan tes kembali hingga siswa yang belum
tuntas menjadi tuntas pada kompetensi dasar 11 seperti pada Tabel 5 berikut ini:
Tabel 5. Rata-rata Hasil Ulangan Harian Persiklus Setelah Remedial
No
Kegiatan
KKM SK.4.
Nilai ratarata
Jumlah SiswaYang Mencapai
Nilai > KKM SK.4.
Individu
%
1
Siklus I
65
71,47
33
100
2
Siklus II
65
85,15
33
100
Berdasarkan Tabel 3, Tabel 4. dan Tabel 5., dapat diketahui adanya hubungan
antara pemahaman siswa terhadap hasil kerja kelompok dan PR dengan nilai yang
dicapai pada ulangan harian. Data ini dapat dijadikan indikasi bahwa untuk
meningkatkan pemahaman kompotensi dasar tentang zakat, haji dan wakaf, maka guru
harus memastikan semua anggota kelompok dapat melakukan kegiatan belajar dengan
baik sesuai dengan kelompok kerja CIRC, dan setelah siswa melaksanakan presentasi
maka guru perlu memberikan penguatan pemahaman dan pemberian tugas dirumah
yang berhubungan dengan materi pembelajaran.
Hasil Siklus I
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada siklus I pada tindakan
pertama secara umum dikatakan masih berlangsung kurang baik. Ini dapat dilihat dari
sisi siswa yang merupakan pengalaman baru melakukan kerja kelompok pada mata
pelajaran pendidikan agama Islam sehinggga siswa sangat lamban dalam pembagian
kelompok heterogen, masih ada anggota beberapa kelompok yang kurang antusias
35
melakukan kerja kelompok, pembagian kerja kelompok masih terpusat pada satu atau
dua orang saja sehingga waktu pengumpulan tugas terlambat dari waktu yang telah
ditentukan, keberhasilan presentasi tugas yang diberikan juga kurang baik, oleh karena
pemahaman konsep yang kurang dan kerjasama kelompok yang belum baik dan siswa
masih takut dan malu untuk bertanya.
Di tinjau dari sisi guru mata pelajaran juga sesuatu hal yang baru sehingga
masih ada langkah-langkah pada metode pembelajaran
yang tidak dilakukan
misalnya: tidak memberikan motivasi dan batasan materi pelajaran kepada siswa
dalam mempelajari materi, tidak melakukan penguatan, menjelaskan kepada siswa
bahwa dalam bekerja secara berkelompok ini yang diangkat sebagai ketua untuk dapat
melaporkan kendala dan keberhasilan dalam mengerjakan tugas yang diberikan dan
tidak melakukan rangkuman/kesimpulan materi pelajaran yang telah dipelajari.
Pada tindakan ke - 2 disiklus 1 ini, diskusi dalam kelompok dan meningkatnya
siswa yang bertanya sudah dalam kategori baik serta kerjasama dalam kelompok
sudah terbagi merata disemua kelompok, hanya saja masih ada kelompok yang
terlambat menyetorkan tugas yang diberikan dan presentasi siswa di depan kelas juga
masih dalam kategori kurang baik. Demikian juga dari guru telah melakukan
perbaikan dari kekurangan tindakan 1 yaitu: guru sudah menjelaskan lebih mendalam,
menjelaskan cara kerja kelompok CIRC dan sudah memberikan penguatan kepada
semua siswa setelah pelaksanaan presentasi hasil penyelesaian soal, dan membantu
siswa merangkum materi yang telah mereka pelajari.
36
Kelemahan yang utama pada siklus 1 adalah kemampuan menjelaskan
pemahaman materi pelajaran dan presentasi yang belum maksimal.
Hasil Siklus II
Pada siklus II dilakukan hanya satu kali tindakan dan hasil observasi yang
telah dilakukan pada siklus II pokok bahasan zakat, wakaf dan haji telah menunjukan
adanya peningkatan aktivitas belajar proses pembelajaran secara umum berjalan lancar
baik dari sisi siswa maupun guru, sehingga hasil ulangan juga mengalami peningkatan
dan ketuntasan siswa pada pokok bahasan zakat, wakaf dan haji meningkat.
Kelemahan yang ada pada siklus 1 sudah dapat diselesaikan dengan baik yaitu
kemampuan menjelaskan materi pembelajaran guru terhadap siswa sudah lebih baik.
Setelah pembagian kelompok, siswa yang telah memahami materi pembelajaran
menjelaskan pula kepada teman kelompoknya secara merata kepada teman
kelompoknya yang belum paham. Jadi meskipun dalam penyelesaian tugas ada
kelompok yang tidak tepat waktu akan tetapi rata-rata keberhasilan penyelesaian soal
yang diberikan sudah dalam kategori
baik demikian pula kemampuan siswa
mempresentasikan sudah kategori baik.
B. Pembahasan
1. Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe CIRC pada mata pelajaran
pendidikan agama Islam siswa kelas X.D di SMA Negeri 1 Unaaha.
Berdasarkan beberapa temuan data di lapangan yang dilakukan oleh peneliti
terkait dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe CIRC dalam mata
37
pelajaran PAI yang menekankan pada sistem pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan
variatif bagi siswa, maka siswa lebih banyak melakukan kegiatan, sedangkan guru
sebagai fasilitator, hal ini membuat siswa akan lebih aktif dalam pembelajaran PAI.
Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada proses
pembelajaran yang baik. Dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran PAI yang efektif
dan efisien, guru harus bisa memilih dan menggunakan metode yang tepat guna dalam
melaksanakan kegiatan pembelajarannya.
Hal di atas didasari oleh asumsi, bahwa ketepatan guru dalam memilih metode
dan metode pembelajaran akan berpengaruh terhadap keberhasilan dan hasil belajar
siswa, karena metode dan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru
berpengaruh terhadap kualitas PBM yang dilakukannya.
Metode CIRC merupakan salah satu variasi metode kooperatif yang cocok
untuk digunakan dalam metode pembelajaran Pendidikan agama Islam. Metode
Pembelajaran ini memiliki kegiatan pokok dalam metode pembelajaran kooperatif tipe
CIRC untuk menyelesaikan soal pemecahan masalah meliputi rangkaian kegiatan
bersama yang spesifik, yaitu: (1). Salah satu anggota atau beberapa kelompok
membaca soal, (2). Membuat prediksi atau menafsirkan isi soal pemecahan masalah,
(3). Saling membuat ikhtisar/rencana penyelesaian soal pemecahan masalah, (4).
Menuliskan penyelesaian soal pemecahan masalah secara urut, dan (5). Saling
merevisi dan mengedit pekerjaan/penyelesaian.
Kehadiran metode CIRC dapat menjadikan kegiatan belajar mengajar PAI
lebih mengasyikkan karena metode pembelajaran yang menekankan aktivitas
38
kolaboratif siswa dalam belajar yang berbentuk kelompok kecil, mempelajari materi
pelajaran dan memecahkan masalah secara kolektif. Penerapan kooperatif tipe CIRC
pada mata pelajaran PAI, menunjukkan hasil belajar yang signifikan. Guru
membiasakan dengan pendekatan ini sesuai dengan kegiatan pokok kooperatif tipe
CIRC dan dilaksanakan dengan dua siklus yang telah dijelaskan lebih lanjut dalam
siklus penelitian, meningkatkan semangat belajarnya dan pemahamannya terhadap
materi pelajaran, memberikan arahan kepada siswa baik secara individu maupun
kelompok dan mengelola secara efisien.
Pada Metode CIRC siswa lebih aktif sehingga rata-rata hasil belajar semakin
meningkat. Hal ini didukung pula oleh peningkatan aktivitas dalam proses
pembelajaran,
siswa
lebih
bermotivasi
dan
memiliki
keberanian
dalam
mengungkapkan pendapat, pertanyaan dan koreksi, tumbuhnya sikap kritis,
kolaboratif, demokratis dan inovatif dalam menyikapi persoalan yang dihadapi pada
saat pembelajaran.
2.
Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar pendidikan agama Islam siswa kelas X.D.
Berdasarkan analisis data yang diperoleh, kegiatan siswa dalam proses belajar
mengajar dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe CIRC dalam setiap
siklus mengalami peningkatan. Ini menggambarkan bahwa kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran sudah baik, sehingga dampak positifnya terhadap hasil
belajar belajar siswa cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya nilai
rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.
39
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan antara sebelum dan sesudah
penerapan metode CIRC, menunjukkan hasil belajar yang signifikan, dimana rata-rata
hasil belajar sesudah penerapan kooperatif tipe CIRC lebih tinggi
dari nilai
sebelumnya. Hasil observasi siklus I yang telah dilaksanakan, dapat diketahui bahwa
penerapan metode CIRC dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang semula nilai
rata-rata sebesar 63,55 menjadi meningkat 69,69, dikarenakan metode pembelajaran
yang digunakan selama ini dalam pembelajaran PAI masih monoton yakni
menggunakan metode pembelajaran konvensional. Oleh sebab itu
perlu adanya
pembaharuan dalam metode pembelajaran PAI sehingga dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa, yakni dengan menggunakan metode CIRC.
Hasil observasi siklus I ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar
siswa namun belum begitu memuaskan, hal ini disebabkan karena siswa belum
terbiasa belajar kelompok dan langsung presentasi. Kegiatan diskusi pada siklus I
kurang dapat memberi sumbangan pemikiran siswa sehingga jawaban yang dihasilkan
belum memuaskan. Siswa belum berani atau masih malu untuk mengemukakan
pendapat dalam kegiatan diskusi, mereka belum berani atau malu untuk
mempresentasikan hasil diskusi mereka.
Dengan pelaksanaan siklus II ini diharapkan akan mendapat hasil yang
memuaskan yaitu terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang memuaskan. Dalam
siklus II ini hanya mengadakan perbaikan-perbaikan agar mendapat hasil yang
maksimal. Setelah siklus II dilaksanakan, siswa terlihat semakin aktif untuk
berkolaborasi dan bekerjasama dalam menyelesaikan tugas yang. Dari hasil observasi
40
siklus II yang telah dilaksanakan, dapat diketahui bahwa penerapan metode CIRC
terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang semula nilai rata-rata pada siklus I
sebesar 69,69 , dan pada siklus II sebesar 85,15.
Untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal maka guru PAI harus tepat
dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran. Proses pembelajaran tidak
selalu efektif dan efisien dan hasil proses belajar mengajar tidak selalu optimal,
Karena ada sejumlah hambatan. Salah satu hambatan yang menonjol Kalau kita
perhatikan dalam proses perkembangan di Indonesia bahwa salah satu hambatan yang
menonjol dalam pelaksanaan pendidikan ialah masalah penetapan metode mengajar.
Ketepatan guru dalam memilih metode pembelajaran akan berpengaruh
terhadap keberhasilan dan hasil belajar siswa, karena metode pembelajaran yang
digunakan oleh guru berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran yang dilakukannya.
Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan
dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental
yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.Tingkat perkembangan
mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan
pelajaran.
Kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran
akan berdampak baik pada hasil belajarnya. Seperti yang dikemukakan oleh Dzaki
bahwa: “Belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi
anak didik, sebab kesan yang dapat didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama
41
tersimpan didalam benak anak didik”.Penggunaan aktivitas besar nilainya dalam
pembelajaran, sebab dengan melakukan aktivitas pada proses pembelajaran, siswa
dapat mencari pengalaman sendiri, memupuk kerjasama yang harmonis dikalangan
siswa, siswa dapat bekerja menurut minat dan kemampu-an sendiri, siswa dapat
mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis, dapat mengembangkan seluruh aspek
pribadi siswa, suasana belajar menjadi lebih hidup sehingga kegiatan yang dilakukan
selama pembelajaran menyenangkan bagi siswa.
Sejalan dengan pendapat Sardiman bahwa: ”pada prinsipnya belajar adalah
berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada
belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau
asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar”.
Asas aktivitas digunakan dalam semua jenis metode mengajar, baik metode
mengajar di dalam kelas maupun metode mengajar di luar kelas. Sehingga dalam
penelitian ini dapat dibuktikan bahwa metode yang digunakan untuk mengatasi
rendahnya hasil belajar kelas X.D SMA Negeri 1 Unaaha diterapkan metode CIRC.
Oleh karena metode CIRC dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran
yang penting yaitu: (1). Meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik,
(2) Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas
sosial, kemampuan maupun ketidakmampuan, (3). Mengajarkan kepada siswa
keterampilan kerjasama dan kolaborasi.
Pada observasi awal kegiatan belajar mengajar kelas X.D pada pelajaran PAI
masih menggunakan metode pembelajaran konvensional, yaitu metode ceramah,
42
mencatat dan latihan. Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa hasil belajar
siswa memiliki nilai rata-rata 63,55 dan masih ada siswa yang tidak tuntas. Penerapan
metode ceramah dan tanya jawab yang monoton menghasilkan hasil belajar yang
kurang memuaskan.
Sesuai dengan observasi awal pembelajaran yang monoton, siswa cenderung
pasif. Oleh sebab itu dalam pembelajaran PAI perlu adanya metode baru yang cocok
bagi siswa, sehingga dengan menggunakan metode yang cocok siswa akan lebih aktif.
Metode CIRC merupakan suatu metode yang cocok untuk digunakan dalam metode
pembelajaran PAI.
Metode ini merupakan salah satu metode pembelajaran yang menekankan
aktivitas kolaboratif siswa dalam belajar yang berbentuk kelompok kecil, mempelajari
materi pelajaran dan memecahkan masalah secara kolektif.
Proses kegiatan dalam metode CIRC akan dilaksanakan pada siklus I dan II
secara konsisten dengan mengikuti prosedur umum penerapan metode CIRC. Ada
delapan komponen dasar kooperatif metode CIRC yaitu: Kedelapan komponen tersebut
antara lain: (1). Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4
atau 5 siswa; (2). Placement test, misalnya diperoleh dari rata-rata nilai ulangan harian
sebelumnya atau berdasarkan nilai rapor agar guru mengetahui kelebihan dan
kelemahan siswa pada bidang tertentu; (3). Student creative, melaksanakan tugas
dalam suatu kelompok dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu
ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya; (4). Team study, yaitu
tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru
43
memberikan bantuan kepada kelompok yang membutuhkannya; (5). Team scorer and
team recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan
memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang
dan kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas; (6).
Teaching group, yakni memberikan materi secara singkat dari guru menjelang
pemberian tugas kelompok; (7). Facts test, yaitu pelaksanaan test atau ulangan
berdasarkan fakta yang diperoleh siswa; (8). Whole-class units, yaitu pemberian
rangkuman materi oleh guru di akhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan
masalah.
Dalam pelaksanaan siklus I, terlihat masih kurang efektif, siswa masih pasif,
sebagian
besar
masih
takut
mengungkapkan
pendapatnya.
Siswa
yang
mempresentasikan masih menunggu ditunjuk oleh guru dan mereka masih merasa
malu ketika guru menyuruh mereka maju untuk presentasi. Jawaban yang mereka
hasilkan pada waktu diskusi masih terpaku pada buku panduan (tekstual) dan
jawabannya masih sangat singkat.
Berdasarkan observasi siklus I yang telah dilaksanakan, dapat diketahui bahwa
penerapan metode CIRC dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang semula belum
menerapkan metode CIRC 63,55 meningkat menjadi 69,69. Hasil observasi siklus I
ini menunjukkan adanya peningkatan hasil
belajar siswa namun belum begitu
memuaskan, hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa belajar kelompok dan
langsung presentasi. Kegiatan diskusi pada siklus I kurang dapat memberi sumbangan
pemikiran siswa sehingga jawaban yang dihasilkan belum memuaskan. Siswa belum
44
berani atau masih malu untuk mengemukakan pendapat dalam kegiatan diskusi,
mereka belum berani atau malu untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka.
Menanggapi hasil observasi pada siklus I, maka peneliti menerapkan metode
CIRC untuk membiasakan siswa supaya lebih aktif dan berani dalam mengungkapkan
ide, serta semangat dalam mengikuti proses pembelajaran dengan dapat memahamai
secara lebih mendalam materi yang diajarkan.
Dengan pelaksanaan siklus II ini diharapkan akan mendapat hasil yang
memuaskan yaitu terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang memuaskan. Dalam
siklus II ini hanya mengadakan perbaikan-perbaikan agar mendapat hasil yang
maksimal. Adapun Perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan adalah meningkatkan
semangat belajar dan pemahamannya terhadap materi pelajaran, memberikan arahan
kepada siswa baik secara individu maupun kelompok untuk bekerjasama dengan cara
berkolaborasi menyelesaiakan tugas yang diberikan oleh guru .
Setelah siklus II dilaksanakan, siswa terlihat semakin terbiasa dengan metode
CIRC. Pernyataan yang mereka berikan semakin rinci dan bervariasi, dimana setiap
kelompok saling melengkapi pendapat di antara kelompok mereka sejauh mana
mereka pahami dan tidak segan-segan mengakui ketidaktahuan mereka. Siswa dapat
menghargai perbedaan yang ada dan tidak memaksakan pendapatnya atau pendapat
kelompoknya.
Dari hasil observasi siklus II yang telah dilaksanakan, dapat diketahui bahwa
penerapan metode CIRC, terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang semula nilai
rata-rata pada siklus I 69,69 , dan pada siklus II sebesar 85,15. Penerapan metode
45
CIRC pada siklus II ini sudah berhasil dengan baik, pendekatan dengan metode ini
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI.
Pada siklus I dan II tampak terjadi perubahan pada kondisi belajar mengajar di
kelas. Perubahan kondisi belajar mengajar tersebut tampak dengan adanya siswa lebih
aktif dan bersemangat dalam kegiatan belajar mengajar dengan metode CIRC, hal ini
disebabkan siswa dihadapkan pada situasi belajar yang berbeda yang lebih
menekankan keaktifan siswa dalam kelompok kerjanya, dalam berfikir mereka
mempunyai banyak sumbangan-sumbangan pemikiran dari teman kelompoknya.
Penerapan metode CIRC dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X.D
pada mata pelajaran PAI. Peningkatan hasil belajar siswa terlihat dari hasil belajar
siswa siklus I sampai siklus II terus meningkat. Bahwa hasil belajar adalah penilaian
pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari dari sekolah yang
menyangkut pengetahuan atau kecakapan/ketrampilan yang menyatakan sesudah hasil
penilaian.
Akhirnya penerapan metode CIRC dapat membantu siswa menjadi pebelajar
yang mandiri dan otonom. Dengan bimbingan guru yang secara berulang-ulang
mendorong dan mengarahkan mereka untuk mengajukan pertanyaan, mencari
penyelesaian terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri, maka hasil belajar siswa
akan mengalami peningkatan sejalan dengan keaktifan siswa yang dilakukan saat
proses pembelajaran .
46
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dan dalam data empiris dapat diambil
kesimpulan: Metode CIRC dapat meningkatkan hasil belajar pendidikan agama Islam
siswa di Kelas X.D SMA Negeri 1 Unaaha.
47
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi dan serangkaian tindakan yang telah dilakukan
serta pembahasan hasil penelitian disimpulkan sebagai berikut:
1. Metode CIRC pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan
dikelas X.D sebanyak 2 siklus dengan 3 kali tindakan yaitu (1). Salah satu anggota
membaca soal, (2). Masing-masing anggota kelompok membuat prediksi atau
menafsirkan isi soal pemecahan masalah, (3). Saling membuat ikhtisar/rencana
penyelesaian soal pemecahan masalah, (4). Menuliskan penyelesaian soal
pemecahan masalah secara urut, dan (5). Saling merevisi dan mengedit
pekerjaan/penyelesaian.
2. Penerapan metode CIRC dapat meningkatkan aktivitas siswa di kelas X.D SMA
Negeri 1 Unaaha.
3. Penerapan metode CIRC dapat meningkatkan hasil belajar pendidikan Agama
Islam siswa kelas X.D SMA Negeri 1 Unaaha
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, maka disarankan
bahwa untuk meningkatkan hasil belajar siswa pendidikan agama Islam SMA Negeri
1 Unaaha:
(a). Metode CIRC merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang memungkinkan
dikembangkan dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam.
48
(b). Agar pelaksanaan metode CIRC dapat berjalan dengan baik dan efektif, maka
sebaiknya guru memperhatikan rencana pembelajaran yang akan dibuat
didalamnya harus terdapat sintaks, bahan bacaan/diskusi serta alokasi waktu yang
dibutuhkan.
(c). Untuk penelitian selanjutnya, agar meneliti dengan menggunakan metode CIRC
pada mata pelajaran yang lain.
49
DAFTAR PUSTAKA
.
Adi, Agus. 2009. Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) . [Online]. Tersedia: http : // ady ajuz . blogspot com /
2009 / 03 /metodepembelajaran-cooperative.html. [1 Januari 2010]
Dzaki,Faiq Muhammad.2009. Kelemahan metode pembelajaran kooperatif .http: //
penelitian tindakan kelas. blogspot. Com / 2009 / 03 / kelemahan – metode pembelajaran-kooperatif.html . (19 September 2010).
Ibrahim, Muslimin. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Malang: UNESA-UNIVERSITY
Press.
Inayah, Nurul. 2007. Keefektifan metode pembelajaran kooperatif tipe CIRC terhadap
kemampuan pemecahan masalah pada pokok bahasan segi empat siswa kelas
VII SMP 13 Semarang. UNAS. Tidak diterbitkan.
Isjoni.
2007. Cooperative Learning
Kelompok). Bandung: Alfabeta
(Mengembangkan
Kemampuan
Belajar
Nawawi H, 1998.Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas. Jakarta: Gunung Agung.
Nur, Mohammad, Prima Retno Wikandari. 2000.Pengajaran Berpusat Kepada Siswa
dan Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran(edisi 3). Surabaya: UNESA
Press.
Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. P.T Raja Grafindo Persada
: Jakarta.
Sugandi, Achmad. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES
Sukmadinata, Syaodih, Nana. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdaya.
Suyatno, Menjelajahi Pembelajaran Inovatif, (Jatim: Masmedia Buana Pustaka, 2009)
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Cetakan Keempat,
PT. Rineka Cipta, Jakarta.
50
Suyitno, Amin. 2005. Mengadopsi Pembelajaran CIRC dalam Meningkatkan
Keterampilan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita. Seminar Nasional F.MIPA
UNNES
Sutikno, Sobry. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect.
Tilaar, H. AR. 1999. Beberapa Agenda Refomasi Pendidikan Nasional Dalam
Persepektif Abad 21, Magelang : Tera Indonesia
Zakiah Daradjat. 1987. “ Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental“, dalam Abdul
majid dan Dian andayani. Pendidikan agama islam Berbasis Kompetensi
konsep dan Implementasi kurikulum 2004. Bandung: Remeje Rosdakarya.
51
52
53
Lampiran 2
Siklus 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP 1- 2)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
: SMA Negeri 1 Unaaha
: Pendidikan Agama Islam
: X/Semester 2
: Memahami hukum Islam tentang zakat, haji, dan wakaf.
: -Menjelaskan perundang-undangan tentang pengelolaan zakat
Haji dan wakaf.
Indikator
:
- Menjelaskan perundang-undangan tentang pengelolaan zakat
- Menjelaskan perundang-undangan tentang pengelolaan haji
- Menjelaskan perundang-undangan tentang pengelolaan
wakaf
Waktu
: 2 X 45 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan perundang-undangan tentang pengelolaan zakat.
2. Menjelaskan perundang-undangan tentang tentang haji
3. Menjelaskan perundang-undangan tentang tentang wakaf.
B. Materi Pembelajaran
Materi pokok: Perundang-undangan tentang pengelolaan Zakat , Haji, Wakaf.
Zakat
Haji
Wakaf
C. Metode Pembelajaran
Metode
: CIRC
54
D.
Skenario Pembelajaran
No.
1.
2.
3.
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Apersepsi
Kelas dipersiapkan seperti absensi, kebersihan kelas, dan
ketenangan.
Memotivasi
Siswa diberi penjelasan tentang pokok bahasan, pengertian,
contoh, pemahaman materi yang akan dipelajari.
Rambu-rambu belajar
Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan akhir
dari pembelajaran materi pada hari itu.
10 menit
Kegiatan Inti
Pengembangan
a. Guru membagi siswa kedalam kelompok-kelompok
berdasarkan urutan absen (heterogen).
b. Guru memberi LKS yang berhubungan dengan perundangundangan tentang pengelolaan zakat, haji dan wakaf
c. Siswa memecahkan soal pada kelompoknya (jika ada
kelompok yang mengalami kesulitan guru memberikan
bimbingan seperlunya)
d. Setiap kelompok Melakukan kegiatan yaitu: salah satu
kelompok membacakan soal dan yang lain memprediksi atau
70
menafsirkan isi soal pemecahan masalah yang ditanyakan, menit
saling membuat membuat rencana penyelesaian masalah,
menuliskan penyelesain masalah secara urut, saling merevisi
dan mengedit pekerjaan.
e. Ketua
kelompok
yang
sudah
berhasil
dimintai
mempresentasikan didepan kelas, kelompok lain menanggapi
f. Guru bertindak sebagai nara sumber
g. Guru Membubarkan kelompok, kemudian mengulang secara
klaksikal tentang hasil pemecahan masalah tersebut.
Penerapan
Siswa mengerjakan soal latihan dibuku paket
Penutup
10
a) Siswa diarahkan untuk membuat rangkuman
menit
b) Guru memberi kuis
c) Siswa di beri PR
55
E. Media Pembelajaran
1. Alat: - Al-Qur'an dan terjemahnya
- LKS
2. Sumber bahan: Buku Pendidikan Agama Islam SMA Kelas X Bab 11, Penerbit
Erlangga.
F. Penilaian
1. Prosedur
a) Penilaian poses belajar melalui pengamatan, observasi, tanya jawab, dan tugas.
b) Penilaian hasil belajar melalui tugas individu untuk mengerjakan soal-soal
latihan
2. Alat penilaian: lembar pengamatan dan soal-soal pilihan ganda .
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 1 Unaaha
Jusmar, S.Pd
NIP.19680528 199102 1 003
Unaaha, Mei 2013
Guru mata pelajaran
Arifuddin
56
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP - 02)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Waktu
: SMA Negeri 1 Unaaha
: Pendidikan Agama Islam
: X/Semester 2
: Memahami hukum Islam tentang zakat, haji, dan wakaf.
: Menyebutkan contoh-contoh pengelolaan zakat, haji dan
wakaf.
:
- Mampu menyebutkan contoh pengelolaan zakat
- Mampu menyebutkan contoh penyelenggaraan haji
- Mampu menyebutkan contoh pengelolaan wakaf
: 2 X 45 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan golongan penerima zakat
2. Menjelaskan macam-macam zakat
3. Menjelaskan syarat wajib haji
4. Menjelaskan rukun haji
5. Menjelaskan wajib haji
6. Menjelaskan sunnah haji
7. Menjelaskan syarat dan rukun wakaf
B. Materi Pembelajaran
Materi pokok: Contoh – contoh pengelolaan zakat, haji dan wakaf
C. Metode Pembelajaran
Metode
: CIRC
D. Skenario Pembelajaran
No.
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
1.
Pendahuluan
Apersepsi
Kelas dipersiapkan seperti absensi, kebersihan kelas,
dan ketenangan.
Memotivasi
10 menit
57
Siswa diberi penjelasan tentang pokok bahasan,
pengertian, contoh, pemahaman materi yang akan
dipelajari.
Rambu-rambu belajar
Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan
akhir dari pembelajaran materi pada hari itu.
2.
3.
Kegiatan Inti
Pengembangan
a. Guru membagi siswa kedalam kelompok-kelompok
berdasarkan urutan absen (heterogen).
b. Guru memberi LKS tentang contoh-contoh pengelolaan
zakat, haji dan wakaf.
c. Siswa memecahkan soal pada kelompoknya (jika ada
kelompok yang mengalami kesulitan guru memberikan
bimbingan seperlunya)
d. Setiap kelompok Melakukan kegiatan yaitu: salah satu
kelompok membacakan soal dan yang lain memprediksi atau
70
menafsirkan isi soal pemecahan masalah yang ditanyakan, menit
saling membuat membuat rencana penyelesaian masalah,
menuliskan penyelesain masalah secara urut, saling merevisi
dan mengedit pekerjaan.
e. Ketua
kelompok
yang
sudah
berhasil
dimintai
mempresentasikan didepan kelas, kelompok lain menanggapi
f. Guru bertindak sebagai nara sumber
g. Guru Membubarkan kelompok, kemudian mengulang secara
klaksikal tentang hasil pemecahan masalah tersebut.
Penerapan
Siswa mengerjakan soal latihan dibuku paket
Penutup
10
a) Siswa diarahkan untuk membuat rangkuman
menit
b) Guru memberi kuis
c) Siswa di beri PR
E.Media Pembelajaran
1. Alat: - Al-Qur'an dan terjemahnya
- LKS
2. Sumber bahan: Buku Pendidikan Agama Islam SMA Kelas X Bab 11, Penerbit
Erlangga.
F.Penilaian
58
1. Prosedur
a) Penilaian poses belajar melalui pengamatan, observasi, tanya jawab, dan tugas.
b) Penilaian hasil belajar melalui tugas individu untuk mengerjakan soal-soal
latihan
2. Alat penilaian: lembar pengamatan dan soal-soal pilihan ganda .
Unaaha,
Mei 2013
Guru mata pelajaran
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 1 Unaaha
Jusmar, S.Pd
NIP.19680528 199102 1 003
Arifuddin
Siklus II
59
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP - 03)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Waktu
: SMA Negeri 1 Unaaha
: Pendidikan Agama Islam
: X/Semester 2
: Memahami hukum Islam tentang zakat, haji, dan wakaf.
: Menerapkan ketentuan-ketentuan tentang pengelolaan zakat,
haji dan wakaf.
:
- Mampu menerapkan ketentuan tentang pengelolaan zakat.
- Mampu menerapkan ketentuan tentang pengelolaan haji.
- Mampu menerapkan ketentuan tentang pengelolaan wakaf.
: 2 X 45 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat:
1. Menerapkan ketentuan tentang pengelolaan zakat.
2. Menerapkan ketentuan tentang pengelolaan haji.
3. Menerapkan ketentuan tentang pengelolaan wakaf.
B. Materi Pembelajaran
Materi pokok: Ketentuan perundang-undangan tentang pengelolaan:
- Zakat
- haji
- wakaf
C. Metode Pembelajaran
Metode
: CIRC
D. Skenario Pembelajaran
60
No.
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
1.
Pendahuluan
Apersepsi
Kelas dipersiapkan seperti absensi, kebersihan kelas,
dan ketenangan.
Memotivasi
Siswa diberi penjelasan tentang pokok bahasan,
pengertian, contoh, pemahaman materi yang akan
dipelajari.
Rambu-rambu belajar
Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan
akhir dari pembelajaran materi pada hari itu.
10 menit
2.
3.
Kegiatan Inti
Pengembangan
a. Guru membagi siswa kedalam kelompok-kelompok
berdasarkan urutan absen (heterogen).
b. Guru memberi LKS tentang ketentuan-ketentuan tentang
pengelolaan zakat, haji dan wakaf.
c. Siswa memecahkan soal pada kelompoknya (jika ada
kelompok yang mengalami kesulitan guru memberikan
bimbingan seperlunya)
d. Setiap kelompok Melakukan kegiatan yaitu: salah satu
kelompok membacakan soal dan yang lain memprediksi atau
70
menafsirkan isi soal pemecahan masalah yang ditanyakan, menit
saling membuat membuat rencana penyelesaian masalah,
menuliskan penyelesain masalah secara urut, saling merevisi
dan mengedit pekerjaan.
e. Ketua
kelompok
yang
sudah
berhasil
dimintai
mempresentasikan didepan kelas, kelompok lain menanggapi
f. Guru bertindak sebagai nara sumber
g. Guru Membubarkan kelompok, kemudian mengulang secara
klaksikal tentang hasil pemecahan masalah tersebut.
Penerapan
Siswa mengerjakan soal latihan dibuku paket
Penutup
10
d) Siswa diarahkan untuk membuat rangkuman
menit
e) Guru memberi kuis
f) Siswa di beri PR
E.Media Pembelajaran
61
1. Alat:
- Al-Qur'an dan terjemahnya
- LKS
2. Sumber bahan: Buku Pendidikan Agama Islam SMA Kelas X Bab 11, Penerbit
Erlangga.
F.Penilaian
1. Prosedur
c) Penilaian poses belajar melalui pengamatan, observasi, tanya jawab, dan tugas.
d) Penilaian hasil belajar melalui tugas individu untuk mengerjakan soal-soal
latihan
3. Alat penilaian: lembar pengamatan dan soal-soal pilihan ganda .
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 1 Unaaha
Jusmar, S.Pd
NIP.19680528 199102 1 003
Unaaha,
Mei 2013
Guru mata pelajaran
Arifuddin
62
Lampiran 3
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
NIS
9085
9086
9088
9090
9092
9094
9095
9096
9097
9098
9100
9101
9102
9104
9105
9106
9108
9109
9111
9112
9114
9116
9117
Nilai Hasil Ulangan Harian Kelas X.D Pada Siklus 1
Nilai
NAMA SISWA
L/P Skor
ACHMAD MUNAWIR
L
6
70
AHMAD INDARSYAH
L
7
70
ANGGI ARDHITYA. AP
P
5
50
APRILIA SULHIJA
P
6
60
AYU LESTARI
P
6
70
AYURISKA
P
6
60
DHEA LARASATI
P
8
80
ENGKI RIANTO
L
7
70
FAJAR ASMUL
L
6
60
GINA APRILIA
P
8
70
HENGKI TORNANDO
L
7
70
INDRIA NINGSIH
P
7
70
IRFAN AL AKBAR
L
7
70
JUMARDIYANTO
L
6
70
JAUZA RIFDA ADILAH
P
6
70
LENI DWI WULANDARI
P
6
70
LOLY MEYCA SARI. A
P
8
80
MILA CHARMILA
P
7
70
MIRNA SUCIATI
P
7
70
MITA WARDANI
P
7
70
MUH. ARAFAH ANSHARI. S
L
7
70
MUH. ANJAS MARAH. L
L
7
70
MUH. SURYA
L
7
70
NABILA LAILA RAMADHAN
P
6
80
NIRWANA AYU RAHMASARI
P
6
70
RAFIDA IMRAN
P
7
70
RISMA AYU. L
P
8
80
REYNALDI
L
7
70
SOVIANTO
L
6
60
SUCI FITRIANI
P
6
70
TRI NOVITA SARI ASDILLAH
P
7
80
ULVA MARDANI. S
P
6
70
ULFA SYAHRINA RAMADAN
P
7
70
RATA - RATA NILAI ULANGAN HARIAN
KETUNTASAN
69.69
84,84%
Ket.
Tuntas
Tuntas
T. Tuntas
T. Tuntas
Tuntas
T. Tuntas
Tuntas
Tuntas
T. Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
T. Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
63
Nilai Hasil Ulangan Harian Kelas X.D Pada Siklus 2
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
NIS
NAMA SISWA
9085 ACHMAD MUNAWIR
9086 AHMAD INDARSYAH
9088 ANGGI ARDHITYA. AP
APRILIA SULHIJA
9090 AYU LESTARI
9092 AYURISKA
DHEA LARASATI
9094 ENGKI RIANTO
FAJAR ASMUL
GINA APRILIA
9095 HENGKI TORNANDO
9096 INDRIA NINGSIH
9097 IRFAN AL AKBAR
JUMARDIYANTO
9098 JAUZA RIFDA ADILAH
9100 LENI DWI WULANDARI
9101 LOLY MEYCA SARI. A
9102 MILA CHARMILA
MIRNA SUCIATI
9104 MITA WARDANI
9105 MUH. ARAFAH ANSHARI. S
9106 MUH. ANJAS MARAH. L
MUH. SURYA
9108 NABILA LAILA RAMADHAN
9109 NIRWANA AYU RAHMASARI
RAFIDA IMRAN
9111 RISMA AYU. L
9112 REYNALDI
SOVIANTO
9114 SUCI FITRIANI
TRI NOVITA SARI ASDILLAH
9116 ULVA MARDANI. S
9117 ULFA SYAHRINA RAMADAN
Rata-rata Nilai Ulangan Harian
L/P
L
L
P
P
P
P
P
L
L
P
L
P
L
L
P
P
P
P
P
P
L
L
L
P
P
P
P
L
L
P
P
P
P
Skor
8
9
9
8
8
9
10
8
7
10
8
8
8
9
8
9
9
8
8
8
8
9
9
8
8
9
10
8
9
9
8
8
9
Nilai
80
90
90
80
80
90
100
80
70
100
80
80
80
90
80
90
90
80
80
80
80
90
90
80
80
90
100
80
90
90
80
80
90
85,15
Ket
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
64
Ketuntasan
100%
Lampiran 4
Pengamatan Aktivitas Guru Selama Kegiatan Pembelajaran
Pada siklus 1 (Tindakan Pertama)
Nama Peneliti
Nama Sekolah
Kelas
KD/Indikator
: Arifuddin
: SMA Negeri 1 Unaaha
: X.D
: 11.1 . Menjelaskan Perundang undangan tentang pengelolaan
zakat, haji dan wakaf.
1. Pendahuluan
Aspek yang Dinilai
1.
2.
3.
4.
Memotivasi siswa dengan menggunakan media
Menggali pengetahuan awal siswa
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Mengarahkan perhatian siswa pada masalah
pokok
Jumlah Skor
Skor Total
1
Skor
2
3
√
4
√
√
√
2
4
Jumlah
Skor
2
1
1
2
6
37,5
2. Kegiatan Inti
Aspek yang Dinilai
Skor
1
1. Mengelompokkan siswa dalam kelompok
kooperatif
2. Menyampaikan materi dan memberikan
3. Membimbing siswa menemukan Jawaban di LKS
4. Membimbing siswa mempresentasikan hasil
karyanya
Jumlah
2
3
√
4
√
√
3
3
2
9
11
68,5
√
2
Jumlah
Skor
3
3. Penutup
Aspek yang Dinilai
1. Membimbing siswa melakukan refleksi
2. Membimbing siswa membuat rangkuman materi
3. Menutup pelajaran dan memberikan materi
tindak lanjut
4. Melaksanakan penilaian
Jumlah Skor
Skor
1
2
√
√
4
√
Jumlah
Skor
2
2
3
√
6
3
10
3
4
65
Skor Total
62,5
4. Keterampilan Mengajar lainnya
Aspek yang Dinilai
1
1. Mengajukan pertanyaan yang memancing
siswa untuk berpikir kritis
2. Memberikan penghargaan atas respon siswa
yang positif dan memberi tindak lanjut atas
respon siswa yang negatif
3. Merangsang siswa untuk terjadi interaksi
4. Menciptakan suasana mengajar yang
menyenangkan
5. Menghubungkan konsep yang dipelajari
dengan penerapan sehari-hari
Jumlah
Skor Total
Skor
2
3
√
= 81- 100
= 61 – 80
= 41 - 60
4
4
2
√
√
6
2
3
2013
Djaenuddin, S.Pd I
NIP. 195308121984031006
Baik
Sedang
Kurang
√
√
Tanggal : 16 Mei
Pengamat,
Keterangan :
4
Jumlah
Skor
3
4
13
65
66
Pengamatan Aktivitas Guru Selama Kegiatan Pembelajaran
Pada siklus 1 (Tindakan Kedua)
Nama Peneliti
Nama Sekolah
Kelas
KD/Indikator
: Arifuddin
: SMA Negeri 1 Unaaha
: X.D
: 11.2 . Menyebutkan contoh-contoh pengelolaan
zakat, haji dan wakaf
1. Pendahuluan
Aspek yang Dinilai
1.
2.
3.
4.
1
Memotivasi siswa dengan menggunakan media
Menggali pengetahuan awal siswa
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Mengarahkan perhatian siswa pada masalah
pokok
Jumlah Skor
Skor Total
Skor
2
3
√
4
√
√
√
6
8
Jumlah
Skor
3
4
4
3
14
50
2. Kegiatan Inti
Aspek yang Dinilai
Skor
1
2
3
1.Mengelompokkan siswa dalam kelompok
kooperatif
2. Menyampaikan materi dan memberikan
3. Membimbing siswa menemukan Jawaban di LKS
4. Membimbing siswa mempresentasikan hasil
karyanya
Jumlah
4
√
√
√
4
4
3
12
15
75
√
3
Jumlah
Skor
4
3. Penutup
Aspek yang Dinilai
1. Membimbing siswa melakukan refleksi
2. Membimbing siswa membuat rangkuman materi
3. Menutup pelajaran dan memberikan materi
tindak lanjut
4. Melaksanakan penilaian
Jumlah Skor
Skor Total
Skor
1
2
3
√
3
4
√
√
√
12
Jumlah
Skor
4
4
4
3
15
75
67
4. Keterampilan Mengajar lainnya
Aspek yang Dinilai
1
1. Mengajukan pertanyaan yang memancing
siswa untuk berpikir kritis
2. Memberikan penghargaan atas respon siswa
yang positif dan memberi tindak lanjut atas
respon siswa yang negatif
3. Merangsang siswa untuk terjadi interaksi
4. Menciptakan suasana mengajar yang
menyenangkan
5. Menghubungkan konsep yang dipelajari
dengan penerapan sehari-hari
Jumlah
Skor Total
Skor
2
3
√
Tanggal : 23 Mei
Pengamat,
Baik
Sedang
Kurang
= 81- 100
= 61 – 80
= 41 - 60
√
4
√
√
4
4
√
12
2013
Djaenuddin, S.Pd I
NIP. 195308121984031006
Keterangan :
4
Jumlah
Skor
3
4
4
16
80
68
Pengamatan Aktivitas Guru Selama Kegiatan Pembelajaran
Pada siklus 2 (Tindakan Pertama)
Nama Peneliti
Nama Sekolah
Kelas
KD/Indikator
: Arifuddin
: SMA Negeri 1 Unaaha
: X.D
: 11.3 . Menerapkan ketentuan perundang-undangan tentang
pengelolaan zakat, haji dan wakaf
1. Pendahuluan
Aspek yang Dinilai
1.
2.
3.
4.
1
Skor
2
3
Memotivasi siswa dengan menggunakan media
Menggali pengetahuan awal siswa
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Mengarahkan perhatian siswa pada masalah
pokok
Jumlah Skor
Skor Total
4
√
√
√
√
16
Jumlah
Skor
4
4
4
4
16
100
2. Kegiatan Inti
Aspek yang Dinilai
Skor
1
2
3
1. Mengelompokkan siswa dalam kelompok
kooperatif
2. Menyampaikan materi dan memberikan
3. Membimbing siswa menemukan Jawaban di LKS
4. Membimbing siswa mempresentasikan hasil
karyanya
Jumlah
4
√
√
√
4
4
3
12
15
75
√
3
Jumlah
Skor
4
3. Penutup
Aspek yang Dinilai
1. Membimbing siswa melakukan refleksi
2. Membimbing siswa membuat rangkuman materi
3. Menutup pelajaran dan memberikan materi
tindak lanjut
4. Melaksanakan penilaian
Jumlah Skor
Skor Total
Skor
1
2
3
4
√
√
√
√
16
Jumlah
Skor
4
4
4
4
16
100
69
4. Keterampilan Mengajar lainnya
Aspek yang Dinilai
1
1. Mengajukan pertanyaan yang memancing
siswa untuk berpikir kritis
2. Memberikan penghargaan atas respon siswa
yang positif dan memberi tindak lanjut atas
respon siswa yang negatif
3. Merangsang siswa untuk terjadi interaksi
4. Menciptakan suasana mengajar yang
menyenangkan
5. Menghubungkan konsep yang dipelajari
dengan penerapan sehari-hari
Jumlah
Skor Total
Skor
2
3
√
Tanggal : 30 Mei
Pengamat,
Baik
Sedang
Kurang
= 81- 100
= 61 – 80
= 41 - 60
√
4
√
√
√
6
2013
Djaenuddin, S.Pd I
NIP. 195308121984031006
Keterangan :
4
Jumlah
Skor
3
4
4
3
12
18
90
70
Lampiran 5
Pengamatan Keaktifan Siswa Selama Kegiatan Pembelajaran
Siklus 1 (Tindakan Ke-1)
Berilah tanda √ pada kolom skor sesuai rubrik pengamatan
Petunjuk:
Aspek Pengamatan
No.
Skor
Kelompok
I
Kelompok
II
Kelompok
III
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
4
Kelompok
IV
1 2 3
4
Kelompok
V
1 2 3 4
Melakukan Diskusi
1
dan bertanya
Kerjasama dalam
2
kelompok
√
Ketepatan Waktu
3
4
√
Pengumpulan
Tugas
Keberhasilan Tugas
Yang diberikan
√
Mempresentasikan
5
hasil karya
Keterangan:
Skor 4 = Sangat baik
Skor 3 = Baik
Skor 2 = Cukup
Skor 1 = Kurang
√
Tanggal : 16 Mei 2013
Pengamat,
Djaenuddin, S.Pd I
NIP. 195308121984031006
71
Pengamatan Keaktifan Siswa Selama Kegiatan Pembelajaran
Siklus 1 (Tindakan Ke-2)
Berilah tanda √ pada kolom skor sesuai rubrik pengamatan
Petunjuk:
Aspek Pengamatan
No.
Skor
Kelompok
I
Kelompok
II
Kelompok
III
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
Kelompok
IV
4
Kelompok
V
4
1 2 3
1 2 3 4
√
√
√
√
√
Melakukan Diskusi
1
√
dan bertanya
√
Kerjasama dalam
2
kelompok
√
√
√
Ketepatan Waktu
3
4
√
Pengumpulan
Tugas
Keberhasilan Tugas
Yang diberikan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Mempresentasikan
5
hasil karya
Keterangan:
Skor 4 = Sangat baik
Skor 3 = Baik
Skor 2 = Cukup
Skor 1 = Kurang
√
√
√
Tanggal : 23 Mei 2013
Pengamat,
Djaenuddin, S.Pd I
NIP. 195308121984031006
72
Pengamatan Keaktifan Siswa Selama Kegiatan Pembelajaran
Siklus 2 (Tindakan Ke-1)
Berilah tanda √ pada kolom skor sesuai rubrik pengamatan
Petunjuk:
Aspek Pengamatan
No.
Skor
Kelompok
I
Kelompok
II
Kelompok
III
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
4
Kelompok
IV
1 2 3
Kelompok
V
4
1 2 3 4
Melakukan Diskusi
1
dan bertanya
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Kerjasama dalam
2
√
kelompok
Ketepatan Waktu
3
4
Pengumpulan
Tugas
Keberhasilan Tugas
√
√
Yang diberikan
Mempresentasikan
5
hasil karya
Keterangan:
Skor 4 = Sangat baik
Skor 3 = Baik
Skor 2 = Cukup
Skor 1 = Kurang
√
Tanggal : 30 Mei 2013
Pengamat,
Djaenuddin, S.Pd I
NIP. 195308121984031006
73
Lampiran 6. Soal Ulangan Harian
SOAL ULANGAN MATERI ZAKAT dan HAJI
Nama
:
Kelas :
Kerjakan Soal dibawah ini dan Silang jawaban Yang Benar
1. Zakat adalah memberikan sebagian harta kepada yang berhak menerimanya
apabila….
a. Telah diminta oleh mustahik
d. harta itu telah sampai nisabnya
b. Harta telah banyak
e.setahun dikelola
c. Harta telah melebihi kebutuhan
2. Dibawah ini adalah golongan yang tidak berhak menerima zakat…
a. Amil
d.mualaf
b. Mustadafin
e.sabilillah
c. Ibnu sabil
3. Zakat yang kita bayarkan menjelang hari raya Idul Fitri disebut….
a. zakat mal
d.zakat emas dan perak
b. zakat pertanian
e.zakat harta
c. zakat fitrah
4. Zakat fitrah selain bertujuan untuk membentu fakir miskin juga untuk ….
a. Mencari popularitas
d. membanggakan diri
b. Dihormati orang
e. mendapatkan pujian orang
c. Mensucikan diri
5. Perintah mengeluarkan zakat terdapat dalam AlQuran surah;;;
a. At-Taubah/9 : 103
d. Al-Maidah / 5:3
b. Ali Imran/3 : 1
e. Al-Anam /6 : 141
c. Al-Baqarah / 2 :
6. Tawaf yang dilakukan ketika baru datang atau sampai di Mekah adalah …
a. Tawaf ifadah
d.tawaf qudum
b. Tawaf wada
e.tawaf sunah
c. Tawaf tahalul
7. Berlari kecil antara bukit safa dan Marwa disebut …
a. Tawaf
d.tahalul
b. Wukuf
e.ihram
c. Sa;i
8. Tawaf Wada artinya…
a. Tawaf pamitan
b. Tawaf baru dating atau tiba
c. Tawaf wajib
d.tawaf mengelilingi ka.bah
e. tawaf sebagai tahiyatul masjid
74
9. Yang tidak termasuk wajib haji adalah …
a. Ihram
d.bepergian
b. Tawaf
e.musafir
c. melontar jumrah
10. Cara melakukan ibada haji dengan mendahulukan haji kemudian baru umrah
adalah haji..
a. Ifrad
d.tamattu
b. Tamattu dan qiran
e.qiran
c. Ifrad dan tamattu
75
SOAL ULANGAN MATERI WAKAF
Nama
:
Kelas :
Kerjakan Soal dibawah ini dan Silang jawaban Yang Benar
1. Hukum wakaf adalah…
a. Wajib
b. Sunah
c. Jaiz
d.makruh
e. wajib kifayah
2. Wakaf ditinjau dari segi bahasa berarti…
a. Menahan
d.memberikan
b. Menyimpan
e.sedekah
c. Menumpuk
3. Dibawah ini rukun wakaf…
a. Wakaf
b. Mauquf
c. Mauquf alaih
d. sigat
e.qabul
4.Tersebut di bawah ini yang bukan termasuk tata cara wakaf ialah . . . .
a. Calon wakif menghadap Nadzir dihadapan Pejabat Pembuat Akata Ikrar Wakaf
(PPAIW ) yaitu Kepala KUA setempat.
b. Ikrar Wakaf disaksikan sedikitnya 2 orang saksi dan dilakukan secara tertib.
c. Ikrar wakaf ditulis dengan persetujuan Kepala Kantor Depag Kab./Kota
setempat.
d. Tanah wakaf dalam keadaan tuntas.
e. Orang yang diserahi wakaf hendaklah dapat dipercaya.
5. Menerima penghasilan tanah wakaf yang ditentukan oleh Kepala Kandepag
Kab/Kota dan menggunakan untuk kepentingan umum, adalah meruapakan . . . .
a. hak wakif
d. syarat wakif
b. hak nadzir
e. kewajiban wakif
c. kewajiban nadzir
6. Dalam tata cara perwakafan antara lain calon wakif harus menghadap Nadzir di
hadapan Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW). Sedangkan yang dimaksud
PPAIW itu ialah :
a. Kepala Kandepag. Kabupaten
d. Kepala KUA setempat
b.Camat setempat
e. Kepala Kadepdikbud. Kecamatan
c.Kepala Kadepdikbud. Kabupaten
76
7. Syarat harta/benda yang diwakafkan antara lain harus kekal dzatnya, yang artinya ;
a. Barangnya tidak dapat diambil manfaatnya
b. Barangnya milik pribadi
c. Kepemilikannya tidak dibatasi waktu
d. Barangnya tidak mudah rusak dan dapat diambil manfaatnya
e. Barang tersebut milik masyarakat
8.Tersebut di bawah ini yang bukan termasuk harta/ benda yang memenuhi syarat
untuk di wakafkan adalah :
a. Kekal dzatnya
d. Barangnya tidak mudah rusak
b. Dapat diambil manfaatnya
e Dalam jangka waktu tertentu
c. Miliknya sendiri
9. Pada dasarnya terhadap benda wakaf tidak dapat dilakukan perubahan sesuai
dengan ikrar wakaf. Akan tetapi misalnya bangunan Masjid/Madrasah telah di
tinggal penduduk sekitar dan dengan alasan maslahah serta manfaat maka mengganti
bangunan itu diperbolehkan dengan alasan . . . .
a.. Karena tidak sesuai dengan tujuan wakaf yang diikrarkan oleh wakif
b. Karena tidak sejalan dengan kepentingan penguasa
c. Karena tidak sesuai dengan keinginan pengurus wakaf
d. Karena tidak sesuai lagi dengan budaya masyarakat sekitar
e. Karena digunakan untuk kepentingan pribadi
10. Tersebut di bawah ini yang bukan termasuk rukun wakaf adalah . . . .
a. Yang berwakaf
d.Milik Sendiri
b. yang di wakafkan
e. Sighat
c. Yang menerima wakaf
Download