1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan agama Islam merupakan kebutuhan manusia, karena sebagai makhluk pedagogis ,manusia dilahirkan dengan membawa potensi dapat dididik dan mendidik sehingga mampu menjadi khalifah di bumi, serta pendukung dan pemegang kebudayaan. Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk membentuk perilaku dan kepribadian individu sesuai dengan prinsip-prinsip dan konsep Islam dalam mewujudkan nilai-nilai moral dan agama sebagai landasan pencapaian tujuan pendidikan nasioanal . Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Ada dua konsep kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar (learning) dan pembelajaran (intruction). Konsep belajar berakar pada pihak peserta didik dan konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik. Peningkatan kualitas pendidikan tergantung banyak hal, terutama mutu gurunya. Guru adalah jabatan dan pekerja profesional yang harus berperan sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, motivator dan evaluator. Jika peran ini dijalankan dengan baik dan benar maka usaha memberikan pelayanan pembelajaran akan optimal. 1 1 Tilaar, H. AR, Beberapa Agenda Refomasi Pendidikan Nasional Dalam Persepektif Abad 21, Magelang : 2 Tera Indonesia, 1999, h.10 Upaya peningkatan hasil belajar siswa di sekolah merupakan tugas dan tanggung jawab seorang guru atau pendidik yang profesional, sebab guru secara langsung terlibat dalam proses pembelajaran di kelas. Proses pembelajaran di kelas merupakan suatu proses yang rumit karena tidak sekedar menyerap informasi dari guru. Guru dalam menyampaikan materi perlu memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan keadaan kelas atau siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, proses pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada proses pembelajaran yang baik. Dalam upaya mencapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien Bila seorang guru dengan keterampilannya dapat memilih dan menggunakan metode mengajar yang tepat untuk menyajikan suatu materi pelajaran maka hal itu dapat menunjang keberhasilan belajar siswa. Sebaliknya, jika tidak terampil, maka hal ini dapat merupakan penghambat bagi pencapaian tujuan pembelajaran.2 Metode-metode pembelajaran yang tepat, akan memberikan kemudahan bagi siswa untuk mempelajari materi pelajaran, sehingga menghasilkan kegiatan pembelajaran yang lebih baik. 3 2 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Cetakan Keempat, PT. Rineka Cipta, Jakarta. 2003. h. 96 3Sutikno Sobry. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect.2009. 3 Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Kegagalan pendidik dalam menyampaikan materi ajar selalu bukan karena ia kurang menguasai bahan, tetapi karena ia tidak tahu bagaimana cara menyampaikan materi pelajaran tersebut dengan baik dan tepat sehingga peserta didik dapat belajar dengan suasana yang menyenangkan dan juga mengasyikkan. Salah satunya adalah penggunaan metode pembelajaran guru mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMA Negeri 1 Unaaha masih kurang bervariasi, guru pendidikan agama Islam hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Akibatnya semangat belajar siswa kurang dan cenderung pasif, potensi siswa kurang dimanfaatkan, keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran masih kurang, tingkat pemahaman pada materi pendidikan agama Islam juga masih rendah sehingga hasil belajar siswa yang dicapai masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai rapor pada semester 1 (satu) pada tahun pelajaran 2012/2013 yaitu 63,55 berarti siswa yang mampu memahami materi pelajaran yang diajarkan hanya sekitar 63,55% dan hasil belajar siswa pada ulangan harian sebelumnya pada materi Akhlak juga masih tergolong rendah yaitu rata-rata di kelas X.D memiliki nilai rata-rata paling rendah dari 8 kelas yang ada di SMA Negeri 1 Unaaha yaitu 59,60 sehingga masih banyak siswa yang mengikuti remedial karena Kriteria Ketuntasan Belajar (KKM) pendidikan agama Islam siswa kelas X di SMA Negeri 1 Unaaha adalah 65. 4 4 Hasil wawancara Djaenuddin S.Pd I, Guru Pendidikan Agama Islam SMAN 1 Unaaha TP. 2012/2013 4 Agar siswa dapat belajar dengan suasana menyenangkan dan juga mengasyikkan, maka pendidik perlu memiliki pengetahuan tentang pendekatan dan metode-metode pembelajaran dengan memahami teori-teori belajar dan metodemetode mengajar yang baik dan tepat. Oleh karena itu perlu diterapkan sebuah metode pembelajaran yang dapat menciptakan suasana belajar yang lebih aktif, kreatif, demokratis, kolaboratif dan konstruktif. Salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dianggap lebih tepat dalam mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran cooperative integrated reading and composition memiliki kelebihan sebagai berikut: (1) CIRC amat tepat untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah (2) Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang (3) Siswa termotivasi pada hasil secara teliti, karena bekerja dalam kelompok (4) Para siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaannya (5) Membantu siswa yang lemah dan (6) Meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan soal yang berbentuk pemecahan masalah.5 Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan mendorong peneliti untuk meneliti penerapan metode pembelajaran CIRC pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam melalui suatu penelitian tindakan kelas dengan judul: “Meningkatkan hasil belajar pendidikan agama Islam siswa melalui metode CIRC kelas X.D SMA Negeri 1 Unaaha.” 5 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka beberapa permasalahan yang menyebabkan rendahnya hasil belajar Pendidikan Agama Islam dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1.Tingkat pemahaman siswa yang rendah terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam; 2. Keterlibatan siswa selama proses pembelajaran kurang siswa; 3. Potensi siswa belum dimanfaatkan secara optimal; 4. Semangat belajarnya kurang dan pasif 5. Siswa kurang persiapan dalam mengikuti pembelajaran C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran metode CIRC dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam di kelas X.D SMA Negeri 1 Unaaha? 2. Bagaimana penerapan metode CIRC dapat meningkatkan aktivitas siswa di kelas X.D SMA Negeri 1 Unaaha? 3. Bagaimana penerapan metode CIRC dapat meningkatkan hasil belajar pendidikan agama Islam siswa di kelas X.D ? 6 D. Hipotesis Jika pembelajaran pendidikan Agama Islam dilaksanakan dengan menggunakan metode CIRC, maka siswa kelas X.D akan termotivasi dalam belajar, sehingga hasil belajar pendidikan Agama Islam dapat meningkat. E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraiakan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui gambaran metode CIRC siswa kelas X.D SMA Negeri 1 Unaaha. 2. Untuk mengetahui aktivitas siswa kelas X.D SMA Negeri 1 Unaaha melalui penerapan metode CIRC. 3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas X.D SMA Negeri 1 Unaaha melalui penerapan metode CIRC. F. Defenisi Operasional a. Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) adalah: metode pembelajaran yang menempatkan siswa dalam kelompok heterogen yang terdiri dari 4 atau 5 orang siswa, sehingga diharapkan para siswa dapat meningkatkan cara berfikir kritis, kreatif dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi. 7 b. Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam : kemampuan belajar pendidikan agama Islam pada ranah kognitif yang dimiliki siswa setelah mengalami pengalaman belajar dalam jangka waktu tertentu melalui metode CIRC pada kompetensi dasar zakat, haji dan wakaf melalui tes hasil belajar. G. Manfaat Penelitian. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu: 1. Bagi siswa, siswa dapat meningkatkan kemampuan kerjasama, kemampuan berkomonikasi dan meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Bagi guru, dengan menggunakan metode CIRC pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam dapat mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa serta proses pembelajaran di kelas. 3. Bagi sekolah, dapat membantu sekolah untuk berkembang dan memiliki referensi tentang cara meningkatkan mutu pembelajaran pendidikan Agama Islam di sekolah. 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA (LANDASAN TEORI) A. Hakekat Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Pengertian Hasil belajar adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjuk sesuatu yang dicapai seseorang setelah melakukan suatu usaha. Bila dikaitkan dengan belajar berarti hasil menunjuk sesuatu yang dicapai oleh seseorang yang belajar dalam selang waktu tertentu. Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran. Sardiman menegaskan bahwa pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. 1 Menurut pendapat Nur bahwa hasil belajar siswa akan lebih tinggi apabila siswa belajar dengan saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami bahan ajar.2 Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Sedangkan sari sisi guru hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran..3 1. Sardiman, Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004, h.37 2 NurMohammad, Prima Retno Wikandari, Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran(edisi 3), Surabaya: UNESA Press, 2000, h. 2 3 Sukmadinata Syaodih Nana,Landasan Bandung,Remaja Putri Rosdakarya, 2004, h.155 Psikologi Proses Pendidikan, 9 Berdasarkan teori taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut : 1. Ranah Kognitif. Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian. 2. Ranah Afektif. Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai. 3. Ranah Psikomotor. Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati). Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah Hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi Howard Kingsley membagi 3 macam hasil belajar: a. Keterampilan dan kebiasaan b. Pengetahuan dan pengertian c. Sikap dan cita-cita 10 Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut. Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang, serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik. Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagi pandangan hidup. Sedangkan A. tafsir dalam Abdul Majid dan dian Andayani mengartikan “PAI adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam” Setelah menelusuri uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar PAI adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Sedangkan belajar pada dasarnya adalah suatu proses. Yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu, Dan PAI adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam menyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam.4 Berdasarkan uraian – uraian yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pendidikan agama Islam dalam penelitian ini adalah kemampuan belajar pendidikan agama Islam pada ranah kognitif yang dimiliki siswa setelah mengalami pengalaman belajar dalam jangka waktu tertentu dan dalam berbagai rentang situasi berdasarkan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. 4 Zakiah Daradjat,“ Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental“, dalam Abdul majid dan Dian andayani. Pendidikan agama islam Berbasis Kompetensi konsep dan Implementasi kurikulum 2004, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1987, h.130 11 Pada akhir satuan waktu (beberapa standar kompotensi dalam satu semester) guru membuat keputusan akhir tentang kemampuan yang telah dimiliki siswa berkaitan dengan indikasi pencapaian yang telah ditetapkan. B. Standar Isi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMA/MA Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menajdi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Pendidikan agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membetuk peserta didik agar menajdi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengamalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan. Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia 12 yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial. Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya standar kompetesi sesuai dengan jenjang persekolahan yang secara nasional ditandai dengan ciri-ciri: 1. lebih menitik beratkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaaan materi; 2. mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia; 3. memberiklan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di lapangan untuk mengembangkan strategi dan program pembelajaran seauai dengan kebutuhan dan ketersedian sumber daya pendidikan. Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak, serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global. Pendidik diharapkan dapat mengembangkan metode pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pencapaian seluruh kompetensi dasar perilaku terpuji dapat dilakukan tidak beraturan. Peran semua unsur sekolah, orang tua siswa dan masyarakat sangat penting dalam mendukung keberhasilan pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam. 13 Pendidikan Agama Islam di SMA/MA bertujuan untuk: 1. Menumbuhkembangkan pengembangan akidah melalui pengetahuan, penghayatan, pemberian, pengamalan, pemupukan, dan pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT; 2. Mewujudkan manuasia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah. C. Metode Pembelajaran CIRC 1. Hakikat Metode Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik, sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik dengan kata lain pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku dimanapun dan kapanpun. Menurut Poerdarminta bahwa pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “instruction” yang dalam bahasa Yunani disebut “Instructus” atau “instruere” yang berarti menyampaikan pikiran dengan demikian 14 arti instruksional adalah penyampaian pikiran atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui pembelajaran. Pengertian ini lebih mengarah kepada guru sebagai pelaku perubahan. Metode pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menuliskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan bagi para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas belajar mengajar.5 Fungsi metode pembelajaran adalah sebagai pembelajaran pedoman bagi perencanaan para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan, tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan siswa. Pembelajaran kooperatif adalah suatu metode pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa ( student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerjasama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli yang lain. Metode pembelajaran ini terbukti dapat dipergunakan dalam berbagai mata pelajaran dan berbagai usia.6 Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi siswa juga dapat mempelajari keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan membagi tugas anggota kelompok selama kegiatan. Keterampilan-keterampilan kooperatif tersebut antara lain : 5 Sugandi Achmad, Teori Pembelajaran, Semarang: UPT MKK UNNES.2004, h.8 6 Ibrahim Muslimin, Pembelajaran Kooperatif.Malang: UNESA-UNIVERSITY Press, 2000, h.7 15 1). Keterampilan Tingkat Awal yaitu a) Menggunakan kesepakatan yaitu menyamakan pendapat yang berguna untuk meningkatkan kerja dalam kelompok; b) Menghargai kontribusi berarti memperhatikan atau mengenal apa yang dapat dikatakan atau dikerjakan orang lain; c) Mengambil giliran dan berbagi tugas berarti bahwa setiap anggota kelompok bersedia menggantikan dan bersedia mengemban tugas/tanggung jawab tertentu dalam kelompok; d) Berada dalam kelompok artinya setiap anggota tetap dalam kelompok kerja selama kegiatan berlangsung; e) Berada dalam tugas artinya meneruskan tugas yang menjadi tanggung jawabnya agar selesai tepat waktu; f) Mendorong partisipasi artinya mendorong semua anggota kelompok untuk memberikan kontribusi terhadap tugas kelompok; g) Menyelesaikan tugas pada waktunya; h) Menghormati perbedaan individu. 2). Keterampilan Tingkat Menengah Keterampilan tingkat menengah meliputi mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara yang dapat diterima, mendengarkan dengan aktif, bertanya, membuat rangkuman, menafsirkan, mengatur dan mengorganisir serta mengurangi ketegangan. 16 3). Keterampilan Tingkat Mahir Keterampilan tingkat mahir meliputi: mengelaborasi, memeriksa dengan cermat menanyakan kebenaran.8 Berdasarkan penjelasan mengenai pembelajaran kooperatif di atas dapat disimpulkan bahwa dengan pembelajaran kooperatif dapat melatih siswa untuk saling bekerjasama dan saling bertukar pengetahuan yang dimiliki dalam menyelesaikan masalah. Jadi dengan adanya pembelajaran kooperatif, siswa dapat memunculkan rasa percaya diri, berfikir kritis dan berani mengungkapkan pendapat. Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif menurut Lungdren dalam Isjoni sebagai berikut: 1. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama.” 2. Para siswa harus memiliki tanggungjawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya, selain tanggungjawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi. 3. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama. 4. Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggungjawab di antara para anggota kelompok. 8 Inayah Nurul, Keefektifan metode pembelajaran kooperatif tipe CIRC terhadap kemampuan pemecahan masalah pada pokok bahasan segi empat siswa kelas VII SMP 13 Semarang. UNAS. Tidak diterbitkan. 2007, h.6 17 5. Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok. 6. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar. 7. Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.9 Adapun kelemahan Metode Pembelajaran Kooperatif yaitu : (a) Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas. Kondisi seperti ini dapat diatasi dengan guru mengkondisikan kelas atau pembelajaran dilakukan di luar kelas seperti di laboratorium, aula atau di tempat yang terbuka, (b) Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam grup mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu grup dengan siswa yang lebih pandai Siswa yang tekun merasa temannya yang kurang mampu hanya menumpang pada hasil jerih payahnya. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan sebab dalam metode pembelajaran kooperatif bukan kognitifnya saja yang dinilai tetapi dari segi afektif dan psikomotoriknya juga dinilai seperti kerjasama diantara anggota kelompok, keaktifan dalam kelompok serta sumbangan nilai yang diberikan kepada kelompok, (c) Perasaan was-was pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik atau keunikan pribadi mereka karena harus menyesuaikan diri dengan kelompok. Karakteristik pribadi tidak luntur hanya karena bekerjasama dengan orang lain, justru keunikan itu semakin kuat bila disandingkan dengan orang lain, (d) Banyak siswa takut bahwa pekerjaan tidak akan terbagi rata atau secara adil, bahwa satu orang harus mengerjakan seluruh pekerjaan tersebut. Dalam metode pembelajaran kooperatif pembagian tugas rata, setiap anggota kelompok harus dapat mempresentasikan apa yang telah didapatnya dalam kelompok sehingga ada pertanggungjawaban secara individu.10 9 Isjoni, Cooperatif Learning (mengembangkan Kemampuan Belajar Kelompok), 2007, Bandung: Alfabetat h.16 10 Dzaki,Faiq Muhammad, Kelemahan metode pembelajaran kooperatif .http:/penelitian tindakan kelas, blogspot. Com / 2009 / 03 / kelemahan – metode - pembelajaran-kooperatif.html . (19 September 2010).h.1 18 3. Hakekat Metode CIRC Metode CIRC merupakan singkatan dari Cooperative Integrated Reading and Composition, termasuk salah satu metode pembelajaran cooperative learning yang pada mulanya merupakan pengajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis yaitu sebuah program komprehensif atau luas dan lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis untuk kelas-kelas tinggi sekolah dasar. Namun, CIRC telah berkembang bukan hanya dipakai pada pelajaran bahasa tetapi juga pelajaran eksak seperti pelajaran matematika.11 Terjemahan bebas dari CIRC adalah komposisi terpadu membaca dan menulis secara kooperatif – kelompok. Sintaknya adalah: membentuk kelompok heterogen empat orang, guru memberikan wacana bahan sesuai dengan materi bahan ajar, siswa bekerja sama (membaca bergantian, menemukan kata kunci memberikan tanggapan) terhadap wacana kemudian menuliskan hasil kolaboratifnya, presentasi hasil kelompok, dan refleksi .12 Dalam metode pembelajaran CIRC, siswa ditempatkan dalam kelompokkelompok kecil yang heterogen, yang terdiri atas 4 atau 5 siswa. Dalam kelompok ini tidak dibedakan atas jenis kelamin, suku/bangsa, atau tingkat kecerdasan siswa. Jadi, dalam kelompok ini sebaiknya ada siswa yang pandai, sedang atau lemah, dan masingmasing siswa merasa cocok satu sama lain. Dengan pembelajaran kooperatif, diharapkan para siswa dapat meningkatkan cara berfikir kritis, kreatif dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi. (1) Komponen-Komponen dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Metode pembelajaran CIRC menurut Slavin dalam Suyitno memiliki delapan komponen. Kedelapan komponen tersebut antara lain: (1). Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 atau 5 siswa; (2). Placement test, misalnya 11 Suyitno, Amin, Mengadopsi Pembelajaran CIRC dalam Meningkatkan Keterampilan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita, Seminar Nasional F.MIPA UNNES , 2009. h. 6 12 Ibid, h. 3-4 19 diperoleh dari rata-rata nilai ulangan harian sebelumnya atau berdasarkan nilai rapor agar guru mengetahui kelebihan dan kelemahan siswa pada bidang tertentu; (3). Student creative, melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya; (4). Team study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan kepada kelompok yang membutuhkannya; (5). Team scorer and team recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas; (6). Teaching group, yakni memberikan materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok; (7). Facts test, yaitu pelaksanaan test atau ulangan berdasarkan fakta yang diperoleh siswa; (8). Wholeclass units, yaitu pemberian rangkuman materi oleh guru di akhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.13 Metode CIRC memiliki kegiatan pokok. Kegiatan pokok dalam metode pembelajaran kooperatif tipe CIRC untuk menyelesaikan soal pemecahan masalah meliputi rangkaian kegiatan bersama yang spesifikyaitu: (1). Salah satu anggota atau beberapa kelompok membaca soal, (2). Membuat prediksi atau menafsirkan isi soal pemecahan masalah, termasuk menuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan dan memisalkan yang ditanyakan dengan suatu variabel, (3). Saling membuat ikhtisar/rencana penyelesaian soal pemecahan masalah, (4). Menuliskan penyelesaian soal pemecahan masalah secara urut, dan (5). Saling merevisi dan mengedit pekerjaan/penyelesaian. 14 Metode CIRC ini, dibagi menjadi beberapa fase yaitu : a. Fase pertama, yaitu orientasi Pada fase ini, guru melakukan apersepsi dan pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan diberikan. Selain itu juga memaparkan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan kepada siswa. b. Fase kedua, yaitu organisasi Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, dengan memperhatikan keheterogenan akademik. Membagikan bahan bacaan tentang materi yang akan dibahas kepada siswa. Selain itu menjelaskan mekanisme diskusi kelompok dan tugas yang harus diselesaikan selama proses pembelajaran berlangsung. 13 Ibid 14. Ibid. h.4 20 c. Fase ketiga yaitu pengenalan konsep Dengan cara mengenalkan tentang suatu konsep baru yang mengacu pada hasil penemuan selama eksplorasi. Pengenalan ini bisa didapat dari keterangan guru, buku paket, film, kliping, poster atau media lainnya. d. Fase keempat, yaitu fase publikasi Siswa mengkomunikasikan hasil temuan-temuannya, membuktikan, memperagakan tentang materi yang dibahas baik dalam kelompok maupun di depan kelas. e. Fase kelima, yaitu fase penguatan dan refleksi Pada fase ini guru memberikan penguatan berhubungan dengan materi yang dipelajari melalui penjelasan-penjelasan ataupun memberikan contoh nyata dalam kehidupan sehar-hari. Selanjutnya siswa pun diberi kesempatan untuk merefleksikan dan mengevaluasi hasil pembelajarannya.15 Dalam penerapan metode CIRC untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dapat ditempuh dengan cara: (1). Guru menerangkan suatu pokok bahasan kepada siswa, pada penelitian ini digunakan LKS yang berisi materi yang akan diajarkan pada setiap pertemuan, (2) Guru memberikan latihan soal, (3) Guru siap melatih siswa untuk meningkatkan keterampilan siswanya dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah melalui penerapan metode CIRC, (4) Guru membentuk kelompok-kelompok belajar siswa yang heteroge, (5) Guru mempersiapkan soal pemecahan masalah dalam bentuk kartu masalah dan membagikannya kepada setiap kelompok, 6) Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian kegiatan bersama yang spesifik, (7) Setiap kelompok bekerja berdasarkan kegiatan pokok CIRC. Guru mengawasi kerja kelompok, (8) Ketua kelompok melaporkan keberhasilan atau hambatan kelompoknya, (9) Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota telah memahami, dan dapat mengerjakan soal pemecahan masalah yang diberikan, 10) Guru meminta kepada perwakilan kelompok untuk menyajikan temuannya, (11) Guru bertindak sebagai nara sumber atau fasilitator (12) Guru memberikan tugas/PR secara individual, (13) Guru membubarkan kelompok dan siswa kembali ke tempat duduknya, (14) Guru mengulang secara klasikal tentang strategi penyelesaian soal pemecahan masalah,(15) Guru memberikan kuis . 15 Adi, Agus Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) . [Online]. Tersedia:( http : // ady ajuz . blogspot com / 2009 / 03 /metodepembelajaran-cooperative.html. diakses 4 Mei 2013) 2009 21 Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Kooperatif TipeCIRC Secara khusus, Slavin dalam Suyitno menyebutkan kelebihan metode pembelajaran CIRC sebagai berikut: 1) CIRC amat tepat untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah; 2) Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang ; 3) Siswa termotivasi pada hasil secara teliti, karena bekerja dalam kelompok; 4) Para siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaannya ; 5) Membantu siswa yang lemah; 6) Meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan soal yang berbentuk pemecahan masalah.16 Sedangkan kelemahan metode pembelajaran kooperatif tipe CIRC yaitu pada saat dilakukan presentasi, terjadi kecenderungan hanya siswa pintar yang akan tampil menyampaikan pendapatnya atau gagasan. Dengan metode pembelajaran tipe CIRC siswa bekerja dalam kelompok belajar yang mempunyai tujuan bersama dan saling menghargai pendapat orang lain. Selain itu siswa dapat saling membantu dalam menghadapi masalah, dan saling memberikan dorongan untuk maju. Sehingga siswa lebih mudah menemukan dan menggunakan konsep yang sulit ,karena mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dalam sebuah kelompok. Sehingga dapat membuat pembelajaran menjadi lebih efektif dan mahasiswa menjadi lebih aktif. 16. Suyitno, Amin,Op Cit. h.6 22 D. Kerangka Pikir Metode Pembelajaran merupakan salah satu dari variabel pengajaran yang mempengaruhi aktifitas belajar. Melalui pembelajaran kooperatif tipe CIRC siswa berpeluang untuk meraih sukses secara bersama-sama. Setiap siswa diberi kesempatan masing – masing mengemukakan pendapat, ide, bagi siswa yang belum memahami materi, demikian seterusnya sehingga dicapai tingkat pemahaman yang sama.Penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Pembelajaran harus dilakukan dengan sedikit ceramah dan metode pembelajaran yang berpusat pada siswa, serta lebih menekankan pada interaksi peserta didik. Dalam melaksanakan proses pembelajaran guru harus menggunakan metode pembelajaran sebagai salah satu komponen dari pembelajaran yaitu metode CIRC. Keberhasilan guru dalam menyampaikan meteri yang pada akhirnya dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran yang digunakan. Metode CIRC dapat menciptakan iklim pembelajaran yang menyenangkan, karena dengan metode CIRC dapat memacu keinginan siswa untuk mengetahui lebih dalam tentang materi pelajaran serta memberikan pengalaman-pengalaman belajar yang nyata dan aktif. Siswa diharapkan mengambil inisiatif dalam proses pembelajaran. Mereka juga dilatih bagaimana memecahkan masalah, membuat keputusan dan memperoleh keterampilan. Dalam metode pembelajaran kooperatif pembagian tugas rata, setiap anggota kelompok harus dapat mempresentasikan apa yang telah didapatnya dalam kelompok sehingga ada pertanggungjawaban secara individu. Metode CIRC merupakan metode 23 pembelajaran yang dapat meningkatkan kerjasama akademik antar peserta didik membentuk hubungan positif, mengembangkan rasa percaya diri, serta meningkatkan kemampuan akademik melalui aktivitas kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif terdapat saling ketergantungan positif di antara peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap peserta didik mempunyai kesempatan yang sama untuk sukses. Aktivitas belajar berpusat pada peserta didik dalam bentuk diskusi, mengerjakan tugas bersama, saling membantu dan saling mendukung dalam memecahkan masalah. Melalui interaksi belajar yang efektif peserta didik lebih termotivasi, percaya diri, mampu menggunakan strategi berpikir tingkat tinggi, serta mampu membangun hubungan interpersonal. Metode CIRC memungkinkan semua peserta didik dapat menguasai materi pada tingkat penguasaan yang relatif sama atau sejajar. Dalam penelitian ini diduga dengan menerapkan metode CIRC dapatkan meningkatkan aktifitas dan hasil belajar pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam siswa kelas X.D SMA Negeri 1 Unaaha. 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian. Jenis Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas pemilihan jenis penelitian ini didasari pada asumsi bahwa penelitian tindakan kelas merupakan cara yang praktis, cepat dan efisien untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Pada hasil pengamatan bahwa kemampuan memahami pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 65. B. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Unaaha di Kelas X.D.yang berjumlah 33 orang terdiri 21 orang perempuan dan 12 orang laki-laki .Kemampuan siswa dikelas ini bervariasi mulai dari yang sedang sampai yang rendah. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan yaitu pada bulan Januari - Juni 2013. C. Sumber data Sumber data penelitian ini adalah keaktifan siswa, nilai ulangan harian siswa dan kegiatan guru. 25 D. Teknik dan Alat Pengumpul Data 1. Teknik Pengumpulan Data a. Tes : Tes pilihan ganda b. Non Tes : Pengamatan keaktifan siswa 2.Alat Pengumpul Data 1. Teknik Tes : Butir soal tes 2. Teknik Non Tes : Pedoman dan lembar observasi keaktifan siswa dan observasi kegiatan guru dalam pembelajaran. E. Analisis data Tahapan sesudah pengumpulan data adalah analisis data. Dalam tahap ini ada dua jenis data yang dikumpulkan penelitian yaitu: 1. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalisis secara deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai test antar siklus dengan indikator kerja. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistic deskriptif. Misalnya, mencari nilai rata-rata, presentase keberhasilan belajar, dan lain lain. 2. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran sikap siswa tentang tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode pembelajaran yang baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar dan sejenisnya, dapat dianalisis secara kualitatif. 26 F. Indikator Kinerja Indikator keberhasilan penelitian ini ditandai dengan meningkatnya hasil belajar setiap siswa kelas X.D SMA Negeri 1 Unaaha pada mata pelajaran pendidikan agama Islam yaitu nilai rata-rata siswa mencapai 80% dengan Kriteria Ketuntasan Minimal 65 (enam puluh lima). G. Prosedur Penelitian 1. Faktor yang diselidiki Guna menjawab permasalahan, maka faktor-faktor yang menjadi fokus penyelidikan adalah: a. Aktivitas siswa: apakah kerja kelompok CIRC siswa pada materi zakat, haji dan wakaf tergolong amat baik, baik, sedang, kurang ? b. Hasil belajar siswa: bagaimana dampak kerja kelompok siswa pada materi zakat, haji dan wakaf terhadap nilai ulangan harian apakah tergolong tinggi, sedang atau rendah? 2. Rencana Tindakan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus dikarenakan pada siklus I yaitu pada KD 11.1 dan KD 11.2 belum mencapai indikator kerja yang telah ditetapkan yaitu rata-rata hasil belajar siswa mencapai 69,69, sehingga penulis melanjutkan ke siklus II pada KD 11.3 yang dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti rancangan 27 yang dikemukakan pada faktor yang diselidiki. Tahap-tahap kegiatan yang dilaksanakan di setiap siklus meliputi: (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) observasi dan evaluasi, dan (d) refleksi. Siklus 1 terdiri atas 1-2 kali tindakan dengan satu kali refleksi, dan siklus 2 terdiri dari 1 kali tindakan. Ruang lingkup materi dan pelaksanaan tindakan ditunjukkan dalam Tabel 2. Tabel 2. Ruang Lingkup Materi dan Pelaksanaan Siklus Kompotensi Dasar Jumlah Tindakan Keteranga Jam ke n 4 1-2 Selesai 2 3 Selesai 1. Menjelaskan perundang-undangan tentang I pengelolaan zakat, haji dan wakaf 2. Menyebutkan contoh contoh pengelolan zakat, haji dan wakaf 4. Menerapkan ketentuan perundang- II undangan tentang pengelolaan zakat, haji dan wakaf. Pelaksanaan tindakan pada setiap siklus dilakukan dengan prosedur: (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan tindakan (action), (3) observasi dan evaluasi (observation and evaluation), dan (4) refleksi (reflection). Untuk jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut: 28 Analisis PELAKSANAAN Situasi PENGAMATAN REFLEKSI BERHASIL GAGAL Gambar 1. Siklus rancangan penelitian tindakan (action research) Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas setiap siklus, dijabarkan sebagai berikut: Siklus I Tahap 1. Rencana, meliputi: Menetapkan kelas yang menjadi subyek penyelidikan. Penetapan subyek penyelidikan tidak diberitahu tentang statusnya. a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kartu soal an seerusnya Situasi Kegiatan Guru-Siswa (pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC) Mengulang pada siklus II PERENCANAAN 29 b. Menyiapkan instrumen observasi dan tes ulangan harian c. Mendesain pelaksanaan pengumpulan data Tahap2. Pelaksanaan Tindakan. Tindakan pada siklus 1 ini dilaksanakan sebanyak 2 (dua) kali tindakan sesuai dengan program dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Tahapan penelitian tindakan kelas ini meliputi: (a) memberikan penjelasan secara umum tentang materi yang diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan menggunakan lembar kartu soal; (b) Memotivasi siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran; (c) Mengorganisasi siswa untuk belajar; (d) Membimbing secara individual maupun kelompok; (e) Mengumpulkan hasil yang diperoleh siswa dalam mengerjakan tugas kelompok dan tugas individu; (f) Mempresentasi hasil kerja kelompok (g) Menganalisis dan mengevaluasi proses pembelajaran. Tindakan pertama dilaksanakan pada hari kamis, 16 Mei 2013 pada materi: Menjelaskan perundang-undangan tentang pengelolaan zakat, haji dan wakaf ; Tindakan kedua dilaksanakan pada hari kamis, 23 Mei 2013 pada materi : Menyebutkan contoh-contoh pengelolaan zakat, haji dan wakaf. Tahap 3. Observasi dan Evaluasi Selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung sesuai metode dilakukan pengamatan tentang keaktifan siswa dalam kelompok yaitu pembagian tugas kelompok kerja sama dalam kelompok dan presentasi penyelesaian soal-soal. 30 Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Berdasarkan hasil observasi dilakukan evaluasi untuk mengetahui hasil yang dicapai sesuai fokus penelitian. Tahap 4. Refleksi Setelah evaluasi pada akhir siklus pertama, peneliti beserta siswa subyek melakukan refleksi. Siswa diminta melakukan refleksi tentang cara mereka belajar atau mengerjakan media kartu soal secara berkelompok, cara mengerjakan PR dirumah, serta kendala yang dihadapi. Refleksi yang dilakukan guru (peneliti) difokuskan kepada bagaimana tahapan penerapan metode serta kendala-kendala yang ditemukan. Siklus II Pelaksanaan siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I, hanya pada siklus II ini difokuskan untuk meningkatkan kemampuan siswa mengungkapan kepada siswa lain dalam mengerjakan soal dan kemampuan mempresentasikan di depan kelas hasil kerja kelompok. Tahap 1. Rencana, meliputi: a. Merumuskan upaya-upaya pemecahan kendala yang diterjadi pada siklus 1 b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, kartu soal dan PR 31 Tahap 2. Pelaksanaan Tindakan a. Memberikan pengarahan tentang kelemahan-kelemahan yang masih ditemukan pada siklus 1 dan bagaimana sebaiknya dilakukan. b. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan program dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun.Tindakan yang dilaksanakan pada siklus II ini sebanyak 1 (satu) kali sesuai dengan alokasi waktu dan ruang lingkup materi. Tindakan pertama dilaksanakan pada hari kamis, 30 Mei 2013 pada materi : menerapkan ketentuan perundang-undangan tentang pengelolaan zakat, haji dan wakaf. Tahap 3. Observasi dan Evaluasi Selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung sesuai dengan metode pembelajaran yang diterapkan dilakukan pengamatan terhadap tugas kelompok dan tugas individu. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan dan evaluasi difokuskan dengan menggunakan instrumen tes. Tahap 4. Refleksi Setelah evaluasi dilakukan pada akhir siklus II, peneliti (guru) beserta siswa melakukan refleksi. Refleksi ini dimaksudkan untuk mengetahui hasil dan kendalakendala apa saja yang masih ditemukan dalam pelaksanaan siklus II sehingga peneliti (guru) dapat memberikan pemaknaan terhadap hasil penelitian. 32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Hasil observasi terhadap kegiatan dalam pembelajaran yaitu: melakukan diskusi dan bertanya, kerjasama dalam anggota kelompok (bergantian membaca soal, saling memprediksi/menafsirkan jawaban, saling mengoreksi/edit jawaban dari pertanyaan soal), ketepatan waktu dalam pengumpulan tugas, dan kemampuan presentasi tugas yang telah diberikan Sebagaimana dikemukakan dalam Tabel 3. Tabel 3. Aktivitas Siswa dalam Kerja Kelompok CIRC Setiap Siklus N o 1 2 Kegiatan Siklus I Siklus II Indikator aktivitas siswa Melakukan diskusi dan bertanya Kerjasama sesama anggota kelompok Ketepatan waktu dalam pengumpulan tugas/laporan Keberhasilan tugas yang diberikan Kemampuan Presentasi tugas yang diberikan Rata-rata Melakukan diskusi dan bertanya Kerja sama sesama anggota kelompok Ketepatan waktu dalam pengumpulan laporan Keberhasilan tugas yang diberikan Kemampuan Presentasi tugas yang diberikan Rata-rata Hasil Pengamatan Kelompok I II III IV V Ratarata 3 2 4 3 2 2,8 2 2 3 3 2 2,4 1 3 2 2 4 2,4 2 3 4 2 2 2,6 2 2 3 2 2 2,2 Kategori Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup 2,44 Cukup 3 4 4 4 4 3,8 baik 4 4 4 4 4 4,0 Amat Baik 3 4 4 4 4 3,8 Baik 4 4 4 4 4 4,0 Amat Baik 3 4 4 3 3 3,4 baik 3,8 Baik 33 Berdasarkan Tabel 3. tersebut diatas menunjukkan adanya peningkatan untuk melakukan kerjasama dalam kelompok. Dari hasil observasi terhadap masing-masing kelompok ternyata adanya peningkatan siswa dalam mengajukan pertanyaan dan diskusi dalam kelompok, menyelesaikan soal dan ketepatan waktu penyelesaian tugas setelah kerjasama yang baik pada setiap anggota kelompok, demikian pula cara dan keberhasilan mempresentasikan tugas yang diberikan. Hasil ulangan harian menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan dan sebagian besar telah melampaui Kriteria Ketuntasan Minimal kompetensi Dasar yang telah ditetapkan. Secara rinci hasil ulangan harian dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini: Tabel 4. Rata-rata Hasil Ulangan Harian Persiklus No Kegiatan KKM SK.4 Nilai ratarata Jumlah SiswaYang Mencapai Nilai > KKM SK.4 Individu % 1 Siklus I 65 69,69 28 84,84 2 Siklus II 65 85,15 33 100 Berdasarkan data pada Tabel 4. diatas diketahui adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas pada standar kompotensi No.4 dari siklus 1 ke II, dan nilai ratarata ulangan harian yang diperoleh siswa juga mengalami peningkatan, akan tetapi masih ada 5 orang yang belum mencapai ketuntasan. Siswa yang belum mencapai ketuntasan diberikan kegiatan remedial berupa tugas untuk dikerjakan dirumah dan 34 belajar kepada temannya, kemudian diadakan tes kembali hingga siswa yang belum tuntas menjadi tuntas pada kompetensi dasar 11 seperti pada Tabel 5 berikut ini: Tabel 5. Rata-rata Hasil Ulangan Harian Persiklus Setelah Remedial No Kegiatan KKM SK.4. Nilai ratarata Jumlah SiswaYang Mencapai Nilai > KKM SK.4. Individu % 1 Siklus I 65 71,47 33 100 2 Siklus II 65 85,15 33 100 Berdasarkan Tabel 3, Tabel 4. dan Tabel 5., dapat diketahui adanya hubungan antara pemahaman siswa terhadap hasil kerja kelompok dan PR dengan nilai yang dicapai pada ulangan harian. Data ini dapat dijadikan indikasi bahwa untuk meningkatkan pemahaman kompotensi dasar tentang zakat, haji dan wakaf, maka guru harus memastikan semua anggota kelompok dapat melakukan kegiatan belajar dengan baik sesuai dengan kelompok kerja CIRC, dan setelah siswa melaksanakan presentasi maka guru perlu memberikan penguatan pemahaman dan pemberian tugas dirumah yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Hasil Siklus I Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada siklus I pada tindakan pertama secara umum dikatakan masih berlangsung kurang baik. Ini dapat dilihat dari sisi siswa yang merupakan pengalaman baru melakukan kerja kelompok pada mata pelajaran pendidikan agama Islam sehinggga siswa sangat lamban dalam pembagian kelompok heterogen, masih ada anggota beberapa kelompok yang kurang antusias 35 melakukan kerja kelompok, pembagian kerja kelompok masih terpusat pada satu atau dua orang saja sehingga waktu pengumpulan tugas terlambat dari waktu yang telah ditentukan, keberhasilan presentasi tugas yang diberikan juga kurang baik, oleh karena pemahaman konsep yang kurang dan kerjasama kelompok yang belum baik dan siswa masih takut dan malu untuk bertanya. Di tinjau dari sisi guru mata pelajaran juga sesuatu hal yang baru sehingga masih ada langkah-langkah pada metode pembelajaran yang tidak dilakukan misalnya: tidak memberikan motivasi dan batasan materi pelajaran kepada siswa dalam mempelajari materi, tidak melakukan penguatan, menjelaskan kepada siswa bahwa dalam bekerja secara berkelompok ini yang diangkat sebagai ketua untuk dapat melaporkan kendala dan keberhasilan dalam mengerjakan tugas yang diberikan dan tidak melakukan rangkuman/kesimpulan materi pelajaran yang telah dipelajari. Pada tindakan ke - 2 disiklus 1 ini, diskusi dalam kelompok dan meningkatnya siswa yang bertanya sudah dalam kategori baik serta kerjasama dalam kelompok sudah terbagi merata disemua kelompok, hanya saja masih ada kelompok yang terlambat menyetorkan tugas yang diberikan dan presentasi siswa di depan kelas juga masih dalam kategori kurang baik. Demikian juga dari guru telah melakukan perbaikan dari kekurangan tindakan 1 yaitu: guru sudah menjelaskan lebih mendalam, menjelaskan cara kerja kelompok CIRC dan sudah memberikan penguatan kepada semua siswa setelah pelaksanaan presentasi hasil penyelesaian soal, dan membantu siswa merangkum materi yang telah mereka pelajari. 36 Kelemahan yang utama pada siklus 1 adalah kemampuan menjelaskan pemahaman materi pelajaran dan presentasi yang belum maksimal. Hasil Siklus II Pada siklus II dilakukan hanya satu kali tindakan dan hasil observasi yang telah dilakukan pada siklus II pokok bahasan zakat, wakaf dan haji telah menunjukan adanya peningkatan aktivitas belajar proses pembelajaran secara umum berjalan lancar baik dari sisi siswa maupun guru, sehingga hasil ulangan juga mengalami peningkatan dan ketuntasan siswa pada pokok bahasan zakat, wakaf dan haji meningkat. Kelemahan yang ada pada siklus 1 sudah dapat diselesaikan dengan baik yaitu kemampuan menjelaskan materi pembelajaran guru terhadap siswa sudah lebih baik. Setelah pembagian kelompok, siswa yang telah memahami materi pembelajaran menjelaskan pula kepada teman kelompoknya secara merata kepada teman kelompoknya yang belum paham. Jadi meskipun dalam penyelesaian tugas ada kelompok yang tidak tepat waktu akan tetapi rata-rata keberhasilan penyelesaian soal yang diberikan sudah dalam kategori baik demikian pula kemampuan siswa mempresentasikan sudah kategori baik. B. Pembahasan 1. Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe CIRC pada mata pelajaran pendidikan agama Islam siswa kelas X.D di SMA Negeri 1 Unaaha. Berdasarkan beberapa temuan data di lapangan yang dilakukan oleh peneliti terkait dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe CIRC dalam mata 37 pelajaran PAI yang menekankan pada sistem pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan variatif bagi siswa, maka siswa lebih banyak melakukan kegiatan, sedangkan guru sebagai fasilitator, hal ini membuat siswa akan lebih aktif dalam pembelajaran PAI. Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada proses pembelajaran yang baik. Dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran PAI yang efektif dan efisien, guru harus bisa memilih dan menggunakan metode yang tepat guna dalam melaksanakan kegiatan pembelajarannya. Hal di atas didasari oleh asumsi, bahwa ketepatan guru dalam memilih metode dan metode pembelajaran akan berpengaruh terhadap keberhasilan dan hasil belajar siswa, karena metode dan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru berpengaruh terhadap kualitas PBM yang dilakukannya. Metode CIRC merupakan salah satu variasi metode kooperatif yang cocok untuk digunakan dalam metode pembelajaran Pendidikan agama Islam. Metode Pembelajaran ini memiliki kegiatan pokok dalam metode pembelajaran kooperatif tipe CIRC untuk menyelesaikan soal pemecahan masalah meliputi rangkaian kegiatan bersama yang spesifik, yaitu: (1). Salah satu anggota atau beberapa kelompok membaca soal, (2). Membuat prediksi atau menafsirkan isi soal pemecahan masalah, (3). Saling membuat ikhtisar/rencana penyelesaian soal pemecahan masalah, (4). Menuliskan penyelesaian soal pemecahan masalah secara urut, dan (5). Saling merevisi dan mengedit pekerjaan/penyelesaian. Kehadiran metode CIRC dapat menjadikan kegiatan belajar mengajar PAI lebih mengasyikkan karena metode pembelajaran yang menekankan aktivitas 38 kolaboratif siswa dalam belajar yang berbentuk kelompok kecil, mempelajari materi pelajaran dan memecahkan masalah secara kolektif. Penerapan kooperatif tipe CIRC pada mata pelajaran PAI, menunjukkan hasil belajar yang signifikan. Guru membiasakan dengan pendekatan ini sesuai dengan kegiatan pokok kooperatif tipe CIRC dan dilaksanakan dengan dua siklus yang telah dijelaskan lebih lanjut dalam siklus penelitian, meningkatkan semangat belajarnya dan pemahamannya terhadap materi pelajaran, memberikan arahan kepada siswa baik secara individu maupun kelompok dan mengelola secara efisien. Pada Metode CIRC siswa lebih aktif sehingga rata-rata hasil belajar semakin meningkat. Hal ini didukung pula oleh peningkatan aktivitas dalam proses pembelajaran, siswa lebih bermotivasi dan memiliki keberanian dalam mengungkapkan pendapat, pertanyaan dan koreksi, tumbuhnya sikap kritis, kolaboratif, demokratis dan inovatif dalam menyikapi persoalan yang dihadapi pada saat pembelajaran. 2. Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pendidikan agama Islam siswa kelas X.D. Berdasarkan analisis data yang diperoleh, kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe CIRC dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Ini menggambarkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sudah baik, sehingga dampak positifnya terhadap hasil belajar belajar siswa cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. 39 Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan antara sebelum dan sesudah penerapan metode CIRC, menunjukkan hasil belajar yang signifikan, dimana rata-rata hasil belajar sesudah penerapan kooperatif tipe CIRC lebih tinggi dari nilai sebelumnya. Hasil observasi siklus I yang telah dilaksanakan, dapat diketahui bahwa penerapan metode CIRC dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang semula nilai rata-rata sebesar 63,55 menjadi meningkat 69,69, dikarenakan metode pembelajaran yang digunakan selama ini dalam pembelajaran PAI masih monoton yakni menggunakan metode pembelajaran konvensional. Oleh sebab itu perlu adanya pembaharuan dalam metode pembelajaran PAI sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, yakni dengan menggunakan metode CIRC. Hasil observasi siklus I ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa namun belum begitu memuaskan, hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa belajar kelompok dan langsung presentasi. Kegiatan diskusi pada siklus I kurang dapat memberi sumbangan pemikiran siswa sehingga jawaban yang dihasilkan belum memuaskan. Siswa belum berani atau masih malu untuk mengemukakan pendapat dalam kegiatan diskusi, mereka belum berani atau malu untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. Dengan pelaksanaan siklus II ini diharapkan akan mendapat hasil yang memuaskan yaitu terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang memuaskan. Dalam siklus II ini hanya mengadakan perbaikan-perbaikan agar mendapat hasil yang maksimal. Setelah siklus II dilaksanakan, siswa terlihat semakin aktif untuk berkolaborasi dan bekerjasama dalam menyelesaikan tugas yang. Dari hasil observasi 40 siklus II yang telah dilaksanakan, dapat diketahui bahwa penerapan metode CIRC terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang semula nilai rata-rata pada siklus I sebesar 69,69 , dan pada siklus II sebesar 85,15. Untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal maka guru PAI harus tepat dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran. Proses pembelajaran tidak selalu efektif dan efisien dan hasil proses belajar mengajar tidak selalu optimal, Karena ada sejumlah hambatan. Salah satu hambatan yang menonjol Kalau kita perhatikan dalam proses perkembangan di Indonesia bahwa salah satu hambatan yang menonjol dalam pelaksanaan pendidikan ialah masalah penetapan metode mengajar. Ketepatan guru dalam memilih metode pembelajaran akan berpengaruh terhadap keberhasilan dan hasil belajar siswa, karena metode pembelajaran yang digunakan oleh guru berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran yang dilakukannya. Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran akan berdampak baik pada hasil belajarnya. Seperti yang dikemukakan oleh Dzaki bahwa: “Belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang dapat didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama 41 tersimpan didalam benak anak didik”.Penggunaan aktivitas besar nilainya dalam pembelajaran, sebab dengan melakukan aktivitas pada proses pembelajaran, siswa dapat mencari pengalaman sendiri, memupuk kerjasama yang harmonis dikalangan siswa, siswa dapat bekerja menurut minat dan kemampu-an sendiri, siswa dapat mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis, dapat mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa, suasana belajar menjadi lebih hidup sehingga kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran menyenangkan bagi siswa. Sejalan dengan pendapat Sardiman bahwa: ”pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar”. Asas aktivitas digunakan dalam semua jenis metode mengajar, baik metode mengajar di dalam kelas maupun metode mengajar di luar kelas. Sehingga dalam penelitian ini dapat dibuktikan bahwa metode yang digunakan untuk mengatasi rendahnya hasil belajar kelas X.D SMA Negeri 1 Unaaha diterapkan metode CIRC. Oleh karena metode CIRC dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran yang penting yaitu: (1). Meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, (2) Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan maupun ketidakmampuan, (3). Mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Pada observasi awal kegiatan belajar mengajar kelas X.D pada pelajaran PAI masih menggunakan metode pembelajaran konvensional, yaitu metode ceramah, 42 mencatat dan latihan. Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa memiliki nilai rata-rata 63,55 dan masih ada siswa yang tidak tuntas. Penerapan metode ceramah dan tanya jawab yang monoton menghasilkan hasil belajar yang kurang memuaskan. Sesuai dengan observasi awal pembelajaran yang monoton, siswa cenderung pasif. Oleh sebab itu dalam pembelajaran PAI perlu adanya metode baru yang cocok bagi siswa, sehingga dengan menggunakan metode yang cocok siswa akan lebih aktif. Metode CIRC merupakan suatu metode yang cocok untuk digunakan dalam metode pembelajaran PAI. Metode ini merupakan salah satu metode pembelajaran yang menekankan aktivitas kolaboratif siswa dalam belajar yang berbentuk kelompok kecil, mempelajari materi pelajaran dan memecahkan masalah secara kolektif. Proses kegiatan dalam metode CIRC akan dilaksanakan pada siklus I dan II secara konsisten dengan mengikuti prosedur umum penerapan metode CIRC. Ada delapan komponen dasar kooperatif metode CIRC yaitu: Kedelapan komponen tersebut antara lain: (1). Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 atau 5 siswa; (2). Placement test, misalnya diperoleh dari rata-rata nilai ulangan harian sebelumnya atau berdasarkan nilai rapor agar guru mengetahui kelebihan dan kelemahan siswa pada bidang tertentu; (3). Student creative, melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya; (4). Team study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru 43 memberikan bantuan kepada kelompok yang membutuhkannya; (5). Team scorer and team recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas; (6). Teaching group, yakni memberikan materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok; (7). Facts test, yaitu pelaksanaan test atau ulangan berdasarkan fakta yang diperoleh siswa; (8). Whole-class units, yaitu pemberian rangkuman materi oleh guru di akhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah. Dalam pelaksanaan siklus I, terlihat masih kurang efektif, siswa masih pasif, sebagian besar masih takut mengungkapkan pendapatnya. Siswa yang mempresentasikan masih menunggu ditunjuk oleh guru dan mereka masih merasa malu ketika guru menyuruh mereka maju untuk presentasi. Jawaban yang mereka hasilkan pada waktu diskusi masih terpaku pada buku panduan (tekstual) dan jawabannya masih sangat singkat. Berdasarkan observasi siklus I yang telah dilaksanakan, dapat diketahui bahwa penerapan metode CIRC dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang semula belum menerapkan metode CIRC 63,55 meningkat menjadi 69,69. Hasil observasi siklus I ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa namun belum begitu memuaskan, hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa belajar kelompok dan langsung presentasi. Kegiatan diskusi pada siklus I kurang dapat memberi sumbangan pemikiran siswa sehingga jawaban yang dihasilkan belum memuaskan. Siswa belum 44 berani atau masih malu untuk mengemukakan pendapat dalam kegiatan diskusi, mereka belum berani atau malu untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. Menanggapi hasil observasi pada siklus I, maka peneliti menerapkan metode CIRC untuk membiasakan siswa supaya lebih aktif dan berani dalam mengungkapkan ide, serta semangat dalam mengikuti proses pembelajaran dengan dapat memahamai secara lebih mendalam materi yang diajarkan. Dengan pelaksanaan siklus II ini diharapkan akan mendapat hasil yang memuaskan yaitu terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang memuaskan. Dalam siklus II ini hanya mengadakan perbaikan-perbaikan agar mendapat hasil yang maksimal. Adapun Perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan adalah meningkatkan semangat belajar dan pemahamannya terhadap materi pelajaran, memberikan arahan kepada siswa baik secara individu maupun kelompok untuk bekerjasama dengan cara berkolaborasi menyelesaiakan tugas yang diberikan oleh guru . Setelah siklus II dilaksanakan, siswa terlihat semakin terbiasa dengan metode CIRC. Pernyataan yang mereka berikan semakin rinci dan bervariasi, dimana setiap kelompok saling melengkapi pendapat di antara kelompok mereka sejauh mana mereka pahami dan tidak segan-segan mengakui ketidaktahuan mereka. Siswa dapat menghargai perbedaan yang ada dan tidak memaksakan pendapatnya atau pendapat kelompoknya. Dari hasil observasi siklus II yang telah dilaksanakan, dapat diketahui bahwa penerapan metode CIRC, terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang semula nilai rata-rata pada siklus I 69,69 , dan pada siklus II sebesar 85,15. Penerapan metode 45 CIRC pada siklus II ini sudah berhasil dengan baik, pendekatan dengan metode ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI. Pada siklus I dan II tampak terjadi perubahan pada kondisi belajar mengajar di kelas. Perubahan kondisi belajar mengajar tersebut tampak dengan adanya siswa lebih aktif dan bersemangat dalam kegiatan belajar mengajar dengan metode CIRC, hal ini disebabkan siswa dihadapkan pada situasi belajar yang berbeda yang lebih menekankan keaktifan siswa dalam kelompok kerjanya, dalam berfikir mereka mempunyai banyak sumbangan-sumbangan pemikiran dari teman kelompoknya. Penerapan metode CIRC dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X.D pada mata pelajaran PAI. Peningkatan hasil belajar siswa terlihat dari hasil belajar siswa siklus I sampai siklus II terus meningkat. Bahwa hasil belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari dari sekolah yang menyangkut pengetahuan atau kecakapan/ketrampilan yang menyatakan sesudah hasil penilaian. Akhirnya penerapan metode CIRC dapat membantu siswa menjadi pebelajar yang mandiri dan otonom. Dengan bimbingan guru yang secara berulang-ulang mendorong dan mengarahkan mereka untuk mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri, maka hasil belajar siswa akan mengalami peningkatan sejalan dengan keaktifan siswa yang dilakukan saat proses pembelajaran . 46 Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dan dalam data empiris dapat diambil kesimpulan: Metode CIRC dapat meningkatkan hasil belajar pendidikan agama Islam siswa di Kelas X.D SMA Negeri 1 Unaaha. 47 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil observasi dan serangkaian tindakan yang telah dilakukan serta pembahasan hasil penelitian disimpulkan sebagai berikut: 1. Metode CIRC pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan dikelas X.D sebanyak 2 siklus dengan 3 kali tindakan yaitu (1). Salah satu anggota membaca soal, (2). Masing-masing anggota kelompok membuat prediksi atau menafsirkan isi soal pemecahan masalah, (3). Saling membuat ikhtisar/rencana penyelesaian soal pemecahan masalah, (4). Menuliskan penyelesaian soal pemecahan masalah secara urut, dan (5). Saling merevisi dan mengedit pekerjaan/penyelesaian. 2. Penerapan metode CIRC dapat meningkatkan aktivitas siswa di kelas X.D SMA Negeri 1 Unaaha. 3. Penerapan metode CIRC dapat meningkatkan hasil belajar pendidikan Agama Islam siswa kelas X.D SMA Negeri 1 Unaaha B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, maka disarankan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar siswa pendidikan agama Islam SMA Negeri 1 Unaaha: (a). Metode CIRC merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang memungkinkan dikembangkan dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam. 48 (b). Agar pelaksanaan metode CIRC dapat berjalan dengan baik dan efektif, maka sebaiknya guru memperhatikan rencana pembelajaran yang akan dibuat didalamnya harus terdapat sintaks, bahan bacaan/diskusi serta alokasi waktu yang dibutuhkan. (c). Untuk penelitian selanjutnya, agar meneliti dengan menggunakan metode CIRC pada mata pelajaran yang lain. 49 DAFTAR PUSTAKA . Adi, Agus. 2009. Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) . [Online]. Tersedia: http : // ady ajuz . blogspot com / 2009 / 03 /metodepembelajaran-cooperative.html. [1 Januari 2010] Dzaki,Faiq Muhammad.2009. Kelemahan metode pembelajaran kooperatif .http: // penelitian tindakan kelas. blogspot. Com / 2009 / 03 / kelemahan – metode pembelajaran-kooperatif.html . (19 September 2010). Ibrahim, Muslimin. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Malang: UNESA-UNIVERSITY Press. Inayah, Nurul. 2007. Keefektifan metode pembelajaran kooperatif tipe CIRC terhadap kemampuan pemecahan masalah pada pokok bahasan segi empat siswa kelas VII SMP 13 Semarang. UNAS. Tidak diterbitkan. Isjoni. 2007. Cooperative Learning Kelompok). Bandung: Alfabeta (Mengembangkan Kemampuan Belajar Nawawi H, 1998.Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas. Jakarta: Gunung Agung. Nur, Mohammad, Prima Retno Wikandari. 2000.Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran(edisi 3). Surabaya: UNESA Press. Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. P.T Raja Grafindo Persada : Jakarta. Sugandi, Achmad. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES Sukmadinata, Syaodih, Nana. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdaya. Suyatno, Menjelajahi Pembelajaran Inovatif, (Jatim: Masmedia Buana Pustaka, 2009) Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Cetakan Keempat, PT. Rineka Cipta, Jakarta. 50 Suyitno, Amin. 2005. Mengadopsi Pembelajaran CIRC dalam Meningkatkan Keterampilan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita. Seminar Nasional F.MIPA UNNES Sutikno, Sobry. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect. Tilaar, H. AR. 1999. Beberapa Agenda Refomasi Pendidikan Nasional Dalam Persepektif Abad 21, Magelang : Tera Indonesia Zakiah Daradjat. 1987. “ Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental“, dalam Abdul majid dan Dian andayani. Pendidikan agama islam Berbasis Kompetensi konsep dan Implementasi kurikulum 2004. Bandung: Remeje Rosdakarya. 51 52 53 Lampiran 2 Siklus 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 1- 2) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : SMA Negeri 1 Unaaha : Pendidikan Agama Islam : X/Semester 2 : Memahami hukum Islam tentang zakat, haji, dan wakaf. : -Menjelaskan perundang-undangan tentang pengelolaan zakat Haji dan wakaf. Indikator : - Menjelaskan perundang-undangan tentang pengelolaan zakat - Menjelaskan perundang-undangan tentang pengelolaan haji - Menjelaskan perundang-undangan tentang pengelolaan wakaf Waktu : 2 X 45 Menit A. Tujuan Pembelajaran Setelah proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat: 1. Menjelaskan perundang-undangan tentang pengelolaan zakat. 2. Menjelaskan perundang-undangan tentang tentang haji 3. Menjelaskan perundang-undangan tentang tentang wakaf. B. Materi Pembelajaran Materi pokok: Perundang-undangan tentang pengelolaan Zakat , Haji, Wakaf. Zakat Haji Wakaf C. Metode Pembelajaran Metode : CIRC 54 D. Skenario Pembelajaran No. 1. 2. 3. Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu Pendahuluan Apersepsi Kelas dipersiapkan seperti absensi, kebersihan kelas, dan ketenangan. Memotivasi Siswa diberi penjelasan tentang pokok bahasan, pengertian, contoh, pemahaman materi yang akan dipelajari. Rambu-rambu belajar Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan akhir dari pembelajaran materi pada hari itu. 10 menit Kegiatan Inti Pengembangan a. Guru membagi siswa kedalam kelompok-kelompok berdasarkan urutan absen (heterogen). b. Guru memberi LKS yang berhubungan dengan perundangundangan tentang pengelolaan zakat, haji dan wakaf c. Siswa memecahkan soal pada kelompoknya (jika ada kelompok yang mengalami kesulitan guru memberikan bimbingan seperlunya) d. Setiap kelompok Melakukan kegiatan yaitu: salah satu kelompok membacakan soal dan yang lain memprediksi atau 70 menafsirkan isi soal pemecahan masalah yang ditanyakan, menit saling membuat membuat rencana penyelesaian masalah, menuliskan penyelesain masalah secara urut, saling merevisi dan mengedit pekerjaan. e. Ketua kelompok yang sudah berhasil dimintai mempresentasikan didepan kelas, kelompok lain menanggapi f. Guru bertindak sebagai nara sumber g. Guru Membubarkan kelompok, kemudian mengulang secara klaksikal tentang hasil pemecahan masalah tersebut. Penerapan Siswa mengerjakan soal latihan dibuku paket Penutup 10 a) Siswa diarahkan untuk membuat rangkuman menit b) Guru memberi kuis c) Siswa di beri PR 55 E. Media Pembelajaran 1. Alat: - Al-Qur'an dan terjemahnya - LKS 2. Sumber bahan: Buku Pendidikan Agama Islam SMA Kelas X Bab 11, Penerbit Erlangga. F. Penilaian 1. Prosedur a) Penilaian poses belajar melalui pengamatan, observasi, tanya jawab, dan tugas. b) Penilaian hasil belajar melalui tugas individu untuk mengerjakan soal-soal latihan 2. Alat penilaian: lembar pengamatan dan soal-soal pilihan ganda . Mengetahui, Kepala SMA Negeri 1 Unaaha Jusmar, S.Pd NIP.19680528 199102 1 003 Unaaha, Mei 2013 Guru mata pelajaran Arifuddin 56 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP - 02) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Waktu : SMA Negeri 1 Unaaha : Pendidikan Agama Islam : X/Semester 2 : Memahami hukum Islam tentang zakat, haji, dan wakaf. : Menyebutkan contoh-contoh pengelolaan zakat, haji dan wakaf. : - Mampu menyebutkan contoh pengelolaan zakat - Mampu menyebutkan contoh penyelenggaraan haji - Mampu menyebutkan contoh pengelolaan wakaf : 2 X 45 Menit A. Tujuan Pembelajaran Setelah proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat: 1. Menjelaskan golongan penerima zakat 2. Menjelaskan macam-macam zakat 3. Menjelaskan syarat wajib haji 4. Menjelaskan rukun haji 5. Menjelaskan wajib haji 6. Menjelaskan sunnah haji 7. Menjelaskan syarat dan rukun wakaf B. Materi Pembelajaran Materi pokok: Contoh – contoh pengelolaan zakat, haji dan wakaf C. Metode Pembelajaran Metode : CIRC D. Skenario Pembelajaran No. Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu 1. Pendahuluan Apersepsi Kelas dipersiapkan seperti absensi, kebersihan kelas, dan ketenangan. Memotivasi 10 menit 57 Siswa diberi penjelasan tentang pokok bahasan, pengertian, contoh, pemahaman materi yang akan dipelajari. Rambu-rambu belajar Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan akhir dari pembelajaran materi pada hari itu. 2. 3. Kegiatan Inti Pengembangan a. Guru membagi siswa kedalam kelompok-kelompok berdasarkan urutan absen (heterogen). b. Guru memberi LKS tentang contoh-contoh pengelolaan zakat, haji dan wakaf. c. Siswa memecahkan soal pada kelompoknya (jika ada kelompok yang mengalami kesulitan guru memberikan bimbingan seperlunya) d. Setiap kelompok Melakukan kegiatan yaitu: salah satu kelompok membacakan soal dan yang lain memprediksi atau 70 menafsirkan isi soal pemecahan masalah yang ditanyakan, menit saling membuat membuat rencana penyelesaian masalah, menuliskan penyelesain masalah secara urut, saling merevisi dan mengedit pekerjaan. e. Ketua kelompok yang sudah berhasil dimintai mempresentasikan didepan kelas, kelompok lain menanggapi f. Guru bertindak sebagai nara sumber g. Guru Membubarkan kelompok, kemudian mengulang secara klaksikal tentang hasil pemecahan masalah tersebut. Penerapan Siswa mengerjakan soal latihan dibuku paket Penutup 10 a) Siswa diarahkan untuk membuat rangkuman menit b) Guru memberi kuis c) Siswa di beri PR E.Media Pembelajaran 1. Alat: - Al-Qur'an dan terjemahnya - LKS 2. Sumber bahan: Buku Pendidikan Agama Islam SMA Kelas X Bab 11, Penerbit Erlangga. F.Penilaian 58 1. Prosedur a) Penilaian poses belajar melalui pengamatan, observasi, tanya jawab, dan tugas. b) Penilaian hasil belajar melalui tugas individu untuk mengerjakan soal-soal latihan 2. Alat penilaian: lembar pengamatan dan soal-soal pilihan ganda . Unaaha, Mei 2013 Guru mata pelajaran Mengetahui, Kepala SMA Negeri 1 Unaaha Jusmar, S.Pd NIP.19680528 199102 1 003 Arifuddin Siklus II 59 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP - 03) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Waktu : SMA Negeri 1 Unaaha : Pendidikan Agama Islam : X/Semester 2 : Memahami hukum Islam tentang zakat, haji, dan wakaf. : Menerapkan ketentuan-ketentuan tentang pengelolaan zakat, haji dan wakaf. : - Mampu menerapkan ketentuan tentang pengelolaan zakat. - Mampu menerapkan ketentuan tentang pengelolaan haji. - Mampu menerapkan ketentuan tentang pengelolaan wakaf. : 2 X 45 Menit A. Tujuan Pembelajaran Setelah proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat: 1. Menerapkan ketentuan tentang pengelolaan zakat. 2. Menerapkan ketentuan tentang pengelolaan haji. 3. Menerapkan ketentuan tentang pengelolaan wakaf. B. Materi Pembelajaran Materi pokok: Ketentuan perundang-undangan tentang pengelolaan: - Zakat - haji - wakaf C. Metode Pembelajaran Metode : CIRC D. Skenario Pembelajaran 60 No. Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu 1. Pendahuluan Apersepsi Kelas dipersiapkan seperti absensi, kebersihan kelas, dan ketenangan. Memotivasi Siswa diberi penjelasan tentang pokok bahasan, pengertian, contoh, pemahaman materi yang akan dipelajari. Rambu-rambu belajar Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan akhir dari pembelajaran materi pada hari itu. 10 menit 2. 3. Kegiatan Inti Pengembangan a. Guru membagi siswa kedalam kelompok-kelompok berdasarkan urutan absen (heterogen). b. Guru memberi LKS tentang ketentuan-ketentuan tentang pengelolaan zakat, haji dan wakaf. c. Siswa memecahkan soal pada kelompoknya (jika ada kelompok yang mengalami kesulitan guru memberikan bimbingan seperlunya) d. Setiap kelompok Melakukan kegiatan yaitu: salah satu kelompok membacakan soal dan yang lain memprediksi atau 70 menafsirkan isi soal pemecahan masalah yang ditanyakan, menit saling membuat membuat rencana penyelesaian masalah, menuliskan penyelesain masalah secara urut, saling merevisi dan mengedit pekerjaan. e. Ketua kelompok yang sudah berhasil dimintai mempresentasikan didepan kelas, kelompok lain menanggapi f. Guru bertindak sebagai nara sumber g. Guru Membubarkan kelompok, kemudian mengulang secara klaksikal tentang hasil pemecahan masalah tersebut. Penerapan Siswa mengerjakan soal latihan dibuku paket Penutup 10 d) Siswa diarahkan untuk membuat rangkuman menit e) Guru memberi kuis f) Siswa di beri PR E.Media Pembelajaran 61 1. Alat: - Al-Qur'an dan terjemahnya - LKS 2. Sumber bahan: Buku Pendidikan Agama Islam SMA Kelas X Bab 11, Penerbit Erlangga. F.Penilaian 1. Prosedur c) Penilaian poses belajar melalui pengamatan, observasi, tanya jawab, dan tugas. d) Penilaian hasil belajar melalui tugas individu untuk mengerjakan soal-soal latihan 3. Alat penilaian: lembar pengamatan dan soal-soal pilihan ganda . Mengetahui, Kepala SMA Negeri 1 Unaaha Jusmar, S.Pd NIP.19680528 199102 1 003 Unaaha, Mei 2013 Guru mata pelajaran Arifuddin 62 Lampiran 3 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 NIS 9085 9086 9088 9090 9092 9094 9095 9096 9097 9098 9100 9101 9102 9104 9105 9106 9108 9109 9111 9112 9114 9116 9117 Nilai Hasil Ulangan Harian Kelas X.D Pada Siklus 1 Nilai NAMA SISWA L/P Skor ACHMAD MUNAWIR L 6 70 AHMAD INDARSYAH L 7 70 ANGGI ARDHITYA. AP P 5 50 APRILIA SULHIJA P 6 60 AYU LESTARI P 6 70 AYURISKA P 6 60 DHEA LARASATI P 8 80 ENGKI RIANTO L 7 70 FAJAR ASMUL L 6 60 GINA APRILIA P 8 70 HENGKI TORNANDO L 7 70 INDRIA NINGSIH P 7 70 IRFAN AL AKBAR L 7 70 JUMARDIYANTO L 6 70 JAUZA RIFDA ADILAH P 6 70 LENI DWI WULANDARI P 6 70 LOLY MEYCA SARI. A P 8 80 MILA CHARMILA P 7 70 MIRNA SUCIATI P 7 70 MITA WARDANI P 7 70 MUH. ARAFAH ANSHARI. S L 7 70 MUH. ANJAS MARAH. L L 7 70 MUH. SURYA L 7 70 NABILA LAILA RAMADHAN P 6 80 NIRWANA AYU RAHMASARI P 6 70 RAFIDA IMRAN P 7 70 RISMA AYU. L P 8 80 REYNALDI L 7 70 SOVIANTO L 6 60 SUCI FITRIANI P 6 70 TRI NOVITA SARI ASDILLAH P 7 80 ULVA MARDANI. S P 6 70 ULFA SYAHRINA RAMADAN P 7 70 RATA - RATA NILAI ULANGAN HARIAN KETUNTASAN 69.69 84,84% Ket. Tuntas Tuntas T. Tuntas T. Tuntas Tuntas T. Tuntas Tuntas Tuntas T. Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas T. Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas 63 Nilai Hasil Ulangan Harian Kelas X.D Pada Siklus 2 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 NIS NAMA SISWA 9085 ACHMAD MUNAWIR 9086 AHMAD INDARSYAH 9088 ANGGI ARDHITYA. AP APRILIA SULHIJA 9090 AYU LESTARI 9092 AYURISKA DHEA LARASATI 9094 ENGKI RIANTO FAJAR ASMUL GINA APRILIA 9095 HENGKI TORNANDO 9096 INDRIA NINGSIH 9097 IRFAN AL AKBAR JUMARDIYANTO 9098 JAUZA RIFDA ADILAH 9100 LENI DWI WULANDARI 9101 LOLY MEYCA SARI. A 9102 MILA CHARMILA MIRNA SUCIATI 9104 MITA WARDANI 9105 MUH. ARAFAH ANSHARI. S 9106 MUH. ANJAS MARAH. L MUH. SURYA 9108 NABILA LAILA RAMADHAN 9109 NIRWANA AYU RAHMASARI RAFIDA IMRAN 9111 RISMA AYU. L 9112 REYNALDI SOVIANTO 9114 SUCI FITRIANI TRI NOVITA SARI ASDILLAH 9116 ULVA MARDANI. S 9117 ULFA SYAHRINA RAMADAN Rata-rata Nilai Ulangan Harian L/P L L P P P P P L L P L P L L P P P P P P L L L P P P P L L P P P P Skor 8 9 9 8 8 9 10 8 7 10 8 8 8 9 8 9 9 8 8 8 8 9 9 8 8 9 10 8 9 9 8 8 9 Nilai 80 90 90 80 80 90 100 80 70 100 80 80 80 90 80 90 90 80 80 80 80 90 90 80 80 90 100 80 90 90 80 80 90 85,15 Ket Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas 64 Ketuntasan 100% Lampiran 4 Pengamatan Aktivitas Guru Selama Kegiatan Pembelajaran Pada siklus 1 (Tindakan Pertama) Nama Peneliti Nama Sekolah Kelas KD/Indikator : Arifuddin : SMA Negeri 1 Unaaha : X.D : 11.1 . Menjelaskan Perundang undangan tentang pengelolaan zakat, haji dan wakaf. 1. Pendahuluan Aspek yang Dinilai 1. 2. 3. 4. Memotivasi siswa dengan menggunakan media Menggali pengetahuan awal siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran Mengarahkan perhatian siswa pada masalah pokok Jumlah Skor Skor Total 1 Skor 2 3 √ 4 √ √ √ 2 4 Jumlah Skor 2 1 1 2 6 37,5 2. Kegiatan Inti Aspek yang Dinilai Skor 1 1. Mengelompokkan siswa dalam kelompok kooperatif 2. Menyampaikan materi dan memberikan 3. Membimbing siswa menemukan Jawaban di LKS 4. Membimbing siswa mempresentasikan hasil karyanya Jumlah 2 3 √ 4 √ √ 3 3 2 9 11 68,5 √ 2 Jumlah Skor 3 3. Penutup Aspek yang Dinilai 1. Membimbing siswa melakukan refleksi 2. Membimbing siswa membuat rangkuman materi 3. Menutup pelajaran dan memberikan materi tindak lanjut 4. Melaksanakan penilaian Jumlah Skor Skor 1 2 √ √ 4 √ Jumlah Skor 2 2 3 √ 6 3 10 3 4 65 Skor Total 62,5 4. Keterampilan Mengajar lainnya Aspek yang Dinilai 1 1. Mengajukan pertanyaan yang memancing siswa untuk berpikir kritis 2. Memberikan penghargaan atas respon siswa yang positif dan memberi tindak lanjut atas respon siswa yang negatif 3. Merangsang siswa untuk terjadi interaksi 4. Menciptakan suasana mengajar yang menyenangkan 5. Menghubungkan konsep yang dipelajari dengan penerapan sehari-hari Jumlah Skor Total Skor 2 3 √ = 81- 100 = 61 – 80 = 41 - 60 4 4 2 √ √ 6 2 3 2013 Djaenuddin, S.Pd I NIP. 195308121984031006 Baik Sedang Kurang √ √ Tanggal : 16 Mei Pengamat, Keterangan : 4 Jumlah Skor 3 4 13 65 66 Pengamatan Aktivitas Guru Selama Kegiatan Pembelajaran Pada siklus 1 (Tindakan Kedua) Nama Peneliti Nama Sekolah Kelas KD/Indikator : Arifuddin : SMA Negeri 1 Unaaha : X.D : 11.2 . Menyebutkan contoh-contoh pengelolaan zakat, haji dan wakaf 1. Pendahuluan Aspek yang Dinilai 1. 2. 3. 4. 1 Memotivasi siswa dengan menggunakan media Menggali pengetahuan awal siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran Mengarahkan perhatian siswa pada masalah pokok Jumlah Skor Skor Total Skor 2 3 √ 4 √ √ √ 6 8 Jumlah Skor 3 4 4 3 14 50 2. Kegiatan Inti Aspek yang Dinilai Skor 1 2 3 1.Mengelompokkan siswa dalam kelompok kooperatif 2. Menyampaikan materi dan memberikan 3. Membimbing siswa menemukan Jawaban di LKS 4. Membimbing siswa mempresentasikan hasil karyanya Jumlah 4 √ √ √ 4 4 3 12 15 75 √ 3 Jumlah Skor 4 3. Penutup Aspek yang Dinilai 1. Membimbing siswa melakukan refleksi 2. Membimbing siswa membuat rangkuman materi 3. Menutup pelajaran dan memberikan materi tindak lanjut 4. Melaksanakan penilaian Jumlah Skor Skor Total Skor 1 2 3 √ 3 4 √ √ √ 12 Jumlah Skor 4 4 4 3 15 75 67 4. Keterampilan Mengajar lainnya Aspek yang Dinilai 1 1. Mengajukan pertanyaan yang memancing siswa untuk berpikir kritis 2. Memberikan penghargaan atas respon siswa yang positif dan memberi tindak lanjut atas respon siswa yang negatif 3. Merangsang siswa untuk terjadi interaksi 4. Menciptakan suasana mengajar yang menyenangkan 5. Menghubungkan konsep yang dipelajari dengan penerapan sehari-hari Jumlah Skor Total Skor 2 3 √ Tanggal : 23 Mei Pengamat, Baik Sedang Kurang = 81- 100 = 61 – 80 = 41 - 60 √ 4 √ √ 4 4 √ 12 2013 Djaenuddin, S.Pd I NIP. 195308121984031006 Keterangan : 4 Jumlah Skor 3 4 4 16 80 68 Pengamatan Aktivitas Guru Selama Kegiatan Pembelajaran Pada siklus 2 (Tindakan Pertama) Nama Peneliti Nama Sekolah Kelas KD/Indikator : Arifuddin : SMA Negeri 1 Unaaha : X.D : 11.3 . Menerapkan ketentuan perundang-undangan tentang pengelolaan zakat, haji dan wakaf 1. Pendahuluan Aspek yang Dinilai 1. 2. 3. 4. 1 Skor 2 3 Memotivasi siswa dengan menggunakan media Menggali pengetahuan awal siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran Mengarahkan perhatian siswa pada masalah pokok Jumlah Skor Skor Total 4 √ √ √ √ 16 Jumlah Skor 4 4 4 4 16 100 2. Kegiatan Inti Aspek yang Dinilai Skor 1 2 3 1. Mengelompokkan siswa dalam kelompok kooperatif 2. Menyampaikan materi dan memberikan 3. Membimbing siswa menemukan Jawaban di LKS 4. Membimbing siswa mempresentasikan hasil karyanya Jumlah 4 √ √ √ 4 4 3 12 15 75 √ 3 Jumlah Skor 4 3. Penutup Aspek yang Dinilai 1. Membimbing siswa melakukan refleksi 2. Membimbing siswa membuat rangkuman materi 3. Menutup pelajaran dan memberikan materi tindak lanjut 4. Melaksanakan penilaian Jumlah Skor Skor Total Skor 1 2 3 4 √ √ √ √ 16 Jumlah Skor 4 4 4 4 16 100 69 4. Keterampilan Mengajar lainnya Aspek yang Dinilai 1 1. Mengajukan pertanyaan yang memancing siswa untuk berpikir kritis 2. Memberikan penghargaan atas respon siswa yang positif dan memberi tindak lanjut atas respon siswa yang negatif 3. Merangsang siswa untuk terjadi interaksi 4. Menciptakan suasana mengajar yang menyenangkan 5. Menghubungkan konsep yang dipelajari dengan penerapan sehari-hari Jumlah Skor Total Skor 2 3 √ Tanggal : 30 Mei Pengamat, Baik Sedang Kurang = 81- 100 = 61 – 80 = 41 - 60 √ 4 √ √ √ 6 2013 Djaenuddin, S.Pd I NIP. 195308121984031006 Keterangan : 4 Jumlah Skor 3 4 4 3 12 18 90 70 Lampiran 5 Pengamatan Keaktifan Siswa Selama Kegiatan Pembelajaran Siklus 1 (Tindakan Ke-1) Berilah tanda √ pada kolom skor sesuai rubrik pengamatan Petunjuk: Aspek Pengamatan No. Skor Kelompok I Kelompok II Kelompok III 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Kelompok IV 1 2 3 4 Kelompok V 1 2 3 4 Melakukan Diskusi 1 dan bertanya Kerjasama dalam 2 kelompok √ Ketepatan Waktu 3 4 √ Pengumpulan Tugas Keberhasilan Tugas Yang diberikan √ Mempresentasikan 5 hasil karya Keterangan: Skor 4 = Sangat baik Skor 3 = Baik Skor 2 = Cukup Skor 1 = Kurang √ Tanggal : 16 Mei 2013 Pengamat, Djaenuddin, S.Pd I NIP. 195308121984031006 71 Pengamatan Keaktifan Siswa Selama Kegiatan Pembelajaran Siklus 1 (Tindakan Ke-2) Berilah tanda √ pada kolom skor sesuai rubrik pengamatan Petunjuk: Aspek Pengamatan No. Skor Kelompok I Kelompok II Kelompok III 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 Kelompok IV 4 Kelompok V 4 1 2 3 1 2 3 4 √ √ √ √ √ Melakukan Diskusi 1 √ dan bertanya √ Kerjasama dalam 2 kelompok √ √ √ Ketepatan Waktu 3 4 √ Pengumpulan Tugas Keberhasilan Tugas Yang diberikan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Mempresentasikan 5 hasil karya Keterangan: Skor 4 = Sangat baik Skor 3 = Baik Skor 2 = Cukup Skor 1 = Kurang √ √ √ Tanggal : 23 Mei 2013 Pengamat, Djaenuddin, S.Pd I NIP. 195308121984031006 72 Pengamatan Keaktifan Siswa Selama Kegiatan Pembelajaran Siklus 2 (Tindakan Ke-1) Berilah tanda √ pada kolom skor sesuai rubrik pengamatan Petunjuk: Aspek Pengamatan No. Skor Kelompok I Kelompok II Kelompok III 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Kelompok IV 1 2 3 Kelompok V 4 1 2 3 4 Melakukan Diskusi 1 dan bertanya √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Kerjasama dalam 2 √ kelompok Ketepatan Waktu 3 4 Pengumpulan Tugas Keberhasilan Tugas √ √ Yang diberikan Mempresentasikan 5 hasil karya Keterangan: Skor 4 = Sangat baik Skor 3 = Baik Skor 2 = Cukup Skor 1 = Kurang √ Tanggal : 30 Mei 2013 Pengamat, Djaenuddin, S.Pd I NIP. 195308121984031006 73 Lampiran 6. Soal Ulangan Harian SOAL ULANGAN MATERI ZAKAT dan HAJI Nama : Kelas : Kerjakan Soal dibawah ini dan Silang jawaban Yang Benar 1. Zakat adalah memberikan sebagian harta kepada yang berhak menerimanya apabila…. a. Telah diminta oleh mustahik d. harta itu telah sampai nisabnya b. Harta telah banyak e.setahun dikelola c. Harta telah melebihi kebutuhan 2. Dibawah ini adalah golongan yang tidak berhak menerima zakat… a. Amil d.mualaf b. Mustadafin e.sabilillah c. Ibnu sabil 3. Zakat yang kita bayarkan menjelang hari raya Idul Fitri disebut…. a. zakat mal d.zakat emas dan perak b. zakat pertanian e.zakat harta c. zakat fitrah 4. Zakat fitrah selain bertujuan untuk membentu fakir miskin juga untuk …. a. Mencari popularitas d. membanggakan diri b. Dihormati orang e. mendapatkan pujian orang c. Mensucikan diri 5. Perintah mengeluarkan zakat terdapat dalam AlQuran surah;;; a. At-Taubah/9 : 103 d. Al-Maidah / 5:3 b. Ali Imran/3 : 1 e. Al-Anam /6 : 141 c. Al-Baqarah / 2 : 6. Tawaf yang dilakukan ketika baru datang atau sampai di Mekah adalah … a. Tawaf ifadah d.tawaf qudum b. Tawaf wada e.tawaf sunah c. Tawaf tahalul 7. Berlari kecil antara bukit safa dan Marwa disebut … a. Tawaf d.tahalul b. Wukuf e.ihram c. Sa;i 8. Tawaf Wada artinya… a. Tawaf pamitan b. Tawaf baru dating atau tiba c. Tawaf wajib d.tawaf mengelilingi ka.bah e. tawaf sebagai tahiyatul masjid 74 9. Yang tidak termasuk wajib haji adalah … a. Ihram d.bepergian b. Tawaf e.musafir c. melontar jumrah 10. Cara melakukan ibada haji dengan mendahulukan haji kemudian baru umrah adalah haji.. a. Ifrad d.tamattu b. Tamattu dan qiran e.qiran c. Ifrad dan tamattu 75 SOAL ULANGAN MATERI WAKAF Nama : Kelas : Kerjakan Soal dibawah ini dan Silang jawaban Yang Benar 1. Hukum wakaf adalah… a. Wajib b. Sunah c. Jaiz d.makruh e. wajib kifayah 2. Wakaf ditinjau dari segi bahasa berarti… a. Menahan d.memberikan b. Menyimpan e.sedekah c. Menumpuk 3. Dibawah ini rukun wakaf… a. Wakaf b. Mauquf c. Mauquf alaih d. sigat e.qabul 4.Tersebut di bawah ini yang bukan termasuk tata cara wakaf ialah . . . . a. Calon wakif menghadap Nadzir dihadapan Pejabat Pembuat Akata Ikrar Wakaf (PPAIW ) yaitu Kepala KUA setempat. b. Ikrar Wakaf disaksikan sedikitnya 2 orang saksi dan dilakukan secara tertib. c. Ikrar wakaf ditulis dengan persetujuan Kepala Kantor Depag Kab./Kota setempat. d. Tanah wakaf dalam keadaan tuntas. e. Orang yang diserahi wakaf hendaklah dapat dipercaya. 5. Menerima penghasilan tanah wakaf yang ditentukan oleh Kepala Kandepag Kab/Kota dan menggunakan untuk kepentingan umum, adalah meruapakan . . . . a. hak wakif d. syarat wakif b. hak nadzir e. kewajiban wakif c. kewajiban nadzir 6. Dalam tata cara perwakafan antara lain calon wakif harus menghadap Nadzir di hadapan Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW). Sedangkan yang dimaksud PPAIW itu ialah : a. Kepala Kandepag. Kabupaten d. Kepala KUA setempat b.Camat setempat e. Kepala Kadepdikbud. Kecamatan c.Kepala Kadepdikbud. Kabupaten 76 7. Syarat harta/benda yang diwakafkan antara lain harus kekal dzatnya, yang artinya ; a. Barangnya tidak dapat diambil manfaatnya b. Barangnya milik pribadi c. Kepemilikannya tidak dibatasi waktu d. Barangnya tidak mudah rusak dan dapat diambil manfaatnya e. Barang tersebut milik masyarakat 8.Tersebut di bawah ini yang bukan termasuk harta/ benda yang memenuhi syarat untuk di wakafkan adalah : a. Kekal dzatnya d. Barangnya tidak mudah rusak b. Dapat diambil manfaatnya e Dalam jangka waktu tertentu c. Miliknya sendiri 9. Pada dasarnya terhadap benda wakaf tidak dapat dilakukan perubahan sesuai dengan ikrar wakaf. Akan tetapi misalnya bangunan Masjid/Madrasah telah di tinggal penduduk sekitar dan dengan alasan maslahah serta manfaat maka mengganti bangunan itu diperbolehkan dengan alasan . . . . a.. Karena tidak sesuai dengan tujuan wakaf yang diikrarkan oleh wakif b. Karena tidak sejalan dengan kepentingan penguasa c. Karena tidak sesuai dengan keinginan pengurus wakaf d. Karena tidak sesuai lagi dengan budaya masyarakat sekitar e. Karena digunakan untuk kepentingan pribadi 10. Tersebut di bawah ini yang bukan termasuk rukun wakaf adalah . . . . a. Yang berwakaf d.Milik Sendiri b. yang di wakafkan e. Sighat c. Yang menerima wakaf