PEMANFAATAN LIMBAH AMPAS TEBU / BAGASSE (Saccharum officinarum L.) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL Eni Dwi Yantiningsih, Muhammad Nur Arif, Apriansyah Ronallis, Kresna Wijayanti, Bekti Nugraheni Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi “YAYASAN PHARMASI” Semarang SARI Pemakaian bahan bakar sangat tinggi sedangkan sumber bahan bakar minyak bumi yang dipakai saat ini semakin menipis. Perlu adanya bahan alternatif yang dapat digunakan sebagai pengganti minyak bumi. Salah satu energi alternatif yang menjanjikan adalah bioetanol. Bioetanol diperoleh dari proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat yang menggunakan bantuan mikroorganisme. Pengembangan bioetanol dapat dilakukan dari limbah-limbah pertanian (biomassa) yang mengandung banyak lignoselulosa seperti bagasse (limbah padat industri gula). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ragi roti dan lama fermentasi terhadap kadar bioetanol dari ampas tebu (Saccharum officinarum L.) dengan pemberian ragi roti konsentrasi 0,5%; 0,75% dan 1,0%. Dan juga untuk mengetahui kadar bioetanol tertinggi hasil fermentasi dari ampas tebu (Saccharum officinarum L.). Hasil fermentasi didestilasi dan penentuan kadar bioetanol dilakukan dengan Kromatografi Gas. Hasil pengukuran bioetanol menggunakan kromatografi gas diperoleh hasil dengan pemberian ragi roti konsentrasi 0,5% dengan waktu fermentasi 3, 6 dan 9 hari sebesar 0,46%; 0,64% dan0,96%. Pada konsentrsai ragi roti 0,75% dengan lama fermentasi 3, 6 dan 9 hari sebesar 0,43%; 0,85% dan 1,13. Pada konsentrasi ragi roti 1,0% dengan waktu fermentasi 3, 6 dan 9 hari sebesar 0,97%; 1,23% dan 1,55%. Ada perbedaan terhadap kadar bioetanol dengan konsentrasi ragi roti dan waktu fermentasi yang berbeda. Kadar bioetanol dengan konsentrasi ragi roti 1,0% dengan waktu fermentasi 9 hari sebesar 1,55%. Kata kunci : Ampas Tebu (bagasse), Bioetanol, Fermentasi, Kromatografi Gas pabrik kertas, namun karena tuntutan PENDAHULUAN Industri Tebu dari kualitas kertas dan sudah banyak industri tersedia bahan baku kertas lain yang pangan yang terdapat di Indonesia. lebih berkualitas, sehingga pabrik Bahan baku industri ini adalah Tebu kertas yang diolah menjadi gula. Bagasse menggunakannya. tebu (Saccharum officinarum L.) Salah merupakan Gula salah dari satu semula banyak dimanfaatkan oleh minimalisasi mulai satu limbah jarang upaya untuk dari proses 798 pembuatan gula dengan metode diantaranya dengan hidrolisis memanfaatkan kembali limbah asam dan secara enzimatis. Metode tersebut. Teknologi biokonversi hidrolisis secara enzimatis lebih merupakan konversi bahan secara sering digunakan karena lebih ramah enzimatik melalui fermentasi yang lingkungan dapat katalis asam. Glukosa yang diperoleh dimanfaatkan meningkatkan nilai untuk ekonomi. dibandingkan selanjutnya dengan dilakukan proses Perkembangan bioteknologi melalui fermentasi atau peragian dengan pemanfaatan mikroba dengan proses menambahkan fermentasi sehingga dapat mengkonversi bahan secara enzimatik, misalnya pati dapat dimanfaatkan yeast atau diperoleh ragi bioetanol (Khairani, 2007). untuk Menurut Schlegel (1994), meningkatkan nilai ekonomisnya dan produksi utama alkohol adalah ragi, mengurangi pencemaran udara atau terutama dari stram Saccharomyces gas Untuk cerevisiae. Ragi-ragi, seperti yang berlangsungnya proses fermentasi juga kebanyakan fungi merupakan oleh suatu mikroba perlu adanya organisme medium Dalam lingkungan terisolasi dari yang terjadi. fermentasi yang nutrien untuk mengandung udara, karbohidrat dan karbon produk-produk metabolisme (Rahman, 1989). menjadi dioksida. meragikan etanol dan Saccharomyces penting pada fermentasi yang utama hasil proses fermentasi gula dari dan sumber memproduksi menggunakan ini aerob. cerevisiae merupakan khamir yang Bioetanol merupakan cairan karbohidrat bersifat organisme pertumbuhan, bahan pembentuk sel biosintesis yang (pati) bantuan mikroorganisme. Produksi bioetanol akhir, karena mampu alkohol dalam konsentrat tinggi dan fermentasi spontan (Sudarmaji, 1982). dari tanaman yang mengandung pati atau karbohidrat, dilakukan melalui proses konversi karbohidrat menjadi gula atau glukosa dengan beberapa 799 METODOLOGI PENELITIAN Pembuatan Bioetanol dari Ampas Alat Tebu (Saccharum officinarum L.) Alat yang digunakan dalam Ditimbang 5 gram sampel penelitian, alat–alat gelas, Corong halus ampas tebu ditambahkan air Buchner, blender, neraca digital hingga 400 ml kemudian dididihkan (AND, GF-600), mortir dan stamper, hingga 100oC selama 30 menit. penangas air (waterbath), rangkaian Diambil 150 ml sebagai starter dan alat destilasi, batu didih, kain flannel sisanya sebagai bubur ampas tebu. dan Kromatografi Gas. Starter setelah dingin, ditambah Bahan larutan H2SO4 2N, diaduk. Bahan yang digunakan sebagai Dilakukan pemeriksaan pH 5.Bubur berikut : ampas tebu, ragi roti yaitu ditutup rapat lalu dibiarkan selama 1 Saccharomyces cerrevisiae, H2SO4 jam. Setelah 1 jam, dimasukkan ragi 2N, H2SO4 25%, Aquadest, KI 20%, roti (bread yeast) dengan konsentrasi CH3COOH 0,5%; 3%, reagent Luff 0,75% dan 1,0% (b/v). Schoorl, Na2S2O3 0,1N, Amylum Erlenmeyer ditutup rapat, dilakukan 1,0%, NaOH 30%, HCl 3%, es batu, fermentasi secara anaerob dan suhu glukosa, fermipan dan urea. dijaga pada 28-32o C selama 6 jam. Persiapan Sampel Dicampur 250 ml bubur dengan Ampas tebu disortasi, diambil starter. Dilakukan fermentasi selama yang bagus, tidak terserang penyakit 0, 3, 6 dan 9 hari. Larutan disaring, bercak merah, jamur dan gangguan dilakukan lain, kemudian dicuci dan diperas pengulangan sampai 2 kali. dengan bantuan air sampai hilang Metode Analitik kadar kemanisannya. Selanjutnya Untuk destilasi. Dilakukan mengetahui kadar ampas tebu dipotong-potong ukuran karbohidrat dalam sampel ampas ± 2 cm dan dikeringkan dalam tebu dilakukan kabinet dryer suhu 50º C selama 6 menggunakan metode luff schrool jam. Setelah kering ampas tebu yang bertujuan untuk mengetahui diblender dan diayak dengan ayakan kadar karbohidrat dalam ampas tebu. 100 mesh. Kadar bioetanol hasil fermentasi analisa dengan 800 dilakukan dengan metode waktu retensi selama 10 menit, kromatografi gas (GC) jenis Agilent temperatur maksimal kolom 300o C, 6890. Spesifikasi alat kromatografi dan detektor yang digunakan adalah gas Agilent 6890 adalah kolom jenis FID (Flame Ionization Detector). Capillary coloumn, jenis gas Helium, HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Penetapan Kadar Glukosa Ampas Tebu (Saccharum officinarum L.) Replikasi Kadar Gula Kadar Karbohidrat Sebelum Inversi Replikasi I 21,87% 19,68% Replikasi II 21,76% 19,58% Replikasi III 22,07% 19,86% X ± SD 21,90% ± 0,16 19,71% ± 0,14 Tabel 2. Hasil Kadar Bioetanol dari Ampas Tebu (Saccharum officinarum L.) Lama Fermentasi 0 3 6 9 Konsentrasi Ragi roti 0,5% 0% 0% 0,43% 0,39% 0,63% 0,65% 0,91% 1,00% 0,75% 0% 0% 0,44% 0,42% 0,83% 0,87% 1,14% 1,12% 1,0% 0% 0% 0,93% 1,01% 1,21% 1,24% 1,54% 1,55% Kadar bioetanol ampas tebu 0,75% dengan lama fermentasi 0, 3, (Saccharum officinarum L.) dengan 6 dan 9 hari sebesar 0; 0,43%; 0,85% penambahan konsentrasi ragi roti dan 1,13%. Pada konsentrasi ragi roti 0,5% dengan waktu fermentasi 0, 3, 1,0% dengan waktu fermentasi 0, 3, 6 dan 9 hari sebesar 0; 0,46%; 0,64% 6 dan 9 hari sebesar 0; 0,97%; 1,23% dan 0,96%. Pada konsentrsai ragi roti dan 1,55%. Ada perbedaan terhadap 801 kadar bioetanol dengan konsentrasi perekat ragi roti dan waktu fermentasi yang menunjang berbeda. Kadar bioetanol dengan Kehilangan konsentrasi ragi roti 1,0% dengan menyebabkan waktu fermentasi 9 hari sebesar diantara fibril dan kurangnya ikatan 1,55%. Hasil bioetanol diperoleh dari antar serat (Anindyawati, 2009). hasil analisis karbohidrat ampas tebu dengan hasil rata-rata 19,71%. antar selulosa kekuatan yang fisik serat. hemiselulosa terjadinya akan lubang Dalam ragi roti terkandung khamir Saccharomyces cerevisiae Ampas tebu dapat dibuat menjadi yang produk karena zimase, invertase, karboksilase dan mengandung gula walau dalam kadar maltase selama proses fermentasi yang rendah. Karena ampas tebu berlangsung. mengandung senyawa lignoselulosa menghasilkan maltosa yang akan yang dapat dimanfaatkan menjadi dihidrolisis lagi menjadi glukosa bioetanol oleh proses bioetanol tetapi harus melewati fermentasi. akan enzim menghasilkan Proses enzim hidrolisis zimase dan enzim Bahan maltase yang dihasilkan oleh khamir lignoselulosa merupakan biomassa Saccharomyces cerevisiae. Glukosa yang berasal dari tanaman dengan yang terbentuk komponen utama lignin, selulosa dan glikolisis atau proses pemecahan hemiselulosa (Hermiati, et al., 2010). glukosa Bahan Mayerhoff-Parnas (EMP). akan melalui mengalami jalur Embden- berselulosa dapat menjadi bioetanol Kadar alkohol dalam sampel karena bahan berselulosa ini bila tergolong sangat rendah. Hal ini dihidrolisis akan menghasilkan gula disebabkan dan dilanjutkan dengan fermentasi dilakukannya akan terlebih dimanfaatkan menghasilkan Hemiselulosa kesatuan bioetanol. merupakan yang suatu membangun karena proses dahulu Delignifikasi tidak delignifikasi pada sampel. merupakan suatu proses pembebasan lignin dari suatu komposisi serat dan mempunyai senyawa kompleks. peranan yang penting karena bersifat penting dilakukan sebelum hidrolisis hidrofilik sehingga berfungsi sebagai bahan selulosa, Proses sebab ini lignin 802 merupakan dinding kokoh yang sedangkan sampel yang dianalisis melekat pada serat selulosa dan mengandung hemiselulosa sehingga suatu tanaman penelitian jerami padi juga dilakukan menjadi keras dan dapat berdiri dilignifikasi kokoh. Adanya lignin ini dapat lignin menghambat penetrasi asam sebelum tetapi pada penelitian ini hanya hidrolisis dan dilakukan hidrolisis dengan asam menghambat pertumbuhan mikroba klorida. Hasil kadar pada jerami padi dalam proses fermentasi. Menurut dengan lama fermentasi 13 hari dan penelitian produksi bioetanol dari konsentrasi HCl 21% yaitu 6,405%. jerami padi, penggunaan larutan Sehingga NaOH karena larutan ini dapat bioetanol menyerang dan merusak struktur selulosa yaitu ampas tebu kurang lignin, bagian kristalin dan amorf, efektif sebagai bioetanol tetapi lebih melarutkan lignin dan hemiselulosa efektif serta menyebabkan pengembangan pembuatan kertas. Sehingga harus struktur selulosa (Gunam, et al., dilakukan proses penghilangan lignin 2010). dengan NaOH atau H2O2 sehingga berlangsung Pada penelitian jerami padi selulosa. yaitu sebelum penghilangan proses proses dengan sebagai karbohidrat Pada hidrolisis pembuatan bahan bahan yang akan dasar baku diubah (Aryani, 2013) dilakukan dengan menjadi gula lebih banyak. Dan lama penambahan asam klorida 21% dan fermentasi perlu ditambahkan sampai lama fermentasi selama 13 hari, hari ke-12 untuk mendapatkan hasil sedangkan penelitian ini mengacu bioetanol yang lebih maksimal. pada penelitian yang berbahan pati 803 10000 y = 5180x + 73.889 R² = 0.9997 Luas Area 8000 6000 4000 2000 0 0 0.5 1 1.5 2 Konsentrasi Gambar1. Kurva linier standar etanol Dengan pengukuran kadar 3. Ada pengaruh interaksi lama standar etanol 5 titik tersebut dapat fermentasi dan konsentrasi ragi digunakan untuk mengetahui kadar roti terhadap kadar bioetanol dari bietanol limbah ampas tebu. dari ampas tebu yang dihasilkan dari proses fermentasi. Saran Pengukuran dengan Kromatografi 1. Perlu dilakukan penelitian sejenis Gas digunakan gas jenis Helium dengan menggunakan bahan dasar dengan Kolom yang digunakan jenis pembuatan Capillary Coloum dengan temperatur berbeda. maksimal yang dapat digunakan 2. Perlu dilakukan kolom 300ºC dan detektor yang lanjutan digunakan konsentrasi adalah FID (Flame Ionization Detector). bioetanol dengan yang penelitian perbandingan yang lebih menggunakan proses delignifikasi pada sampel yang memiliki SIMPULAN DAN SARAN kandungan lignoselulosa Simpulan pemecahan polisakarida menjadi 1. Ada pengaruh lama fermentasi glukosa dapat terjadi agar dan terhadap kadar bioetanol dari memperoleh kadar bioetanol yang limbah ampas tebu. maksimal. 2. Ada pengaruh konsentrasi ragi roti terhadap kadar bioetanol dari 3. Perlu dilakukan proses fermentasi sampai 14 hari. limbah ampas tebu. 804 4. Proses destilasi sebaiknya dilakukan secara bertingkat untuk mendapatkan etanol yang lebih murni. UCAPAN TERIMA KASIH Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Provinsi Tengah membiayai Jawa Program yang Penelitian Inovasi Mahasiswa (PPIM) Tahun 2014. Serta Ibu Bekti Nugraheni, M.Sc., Apt yang telah membimbing penelitian selama ini. DAFTAR PUSTAKA Anindyawati, T. 2009. Prospek Enzim dan Limbah Lignoselulosa untuk Produksi Bioetanol. Pusat Penelitian Biotekologi-LIPI Ariyani, E., Kusumo, Ersanghono., dan Supartono. Produksi Bioetanol dari Jerami PA (Oryza sativa L). Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang, 2013 Khairani, Rini. 2007. Tanaman Jagung Sebagai Bahan Bio-fuel http://www.Macklintmip unpad. net/ Biofuel/ Jagung/ Pati.pdf. diakses tanggal 10 Desember 2014 Gunam, I.B., K. Buda, I.M.Y.S. Guna. 2010. Pengaruh perlakuan Delignifikasi dengan larutan NaOH dan konsentrasi Substrat Jerami Padi terhadap produksi enzim selulase dari Aspergillus niger. NRRL, A11, 264. Jurnal biologi. XIV : 55-61 Hermiati, E., Mangunwidjaja, D., Sunarti, T.C., Suparno, O., dan Bambang Prasetya, B. 2010. Pemanfaatan Biomassa Lignoselulosa Ampas Tebu Untuk Produksi Bioetanol. Jurnal Litbang Pertanian, 29(4), 2010. Sudarmadji, Slamet, 1982. “BahanBahan Pemanis”, Yogyakarta 805