ANALISIS STRUKTUR GERAK TARI REMO MALANG DAN

advertisement
ANALISIS STRUKTUR GERAK TARI REMO MALANG DAN
PENERAPANNYA PADA PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI SISWA
KELAS X DI SMA NEGERI 1 MALANG
Duana Johar Mawarti
Universitas Negeri Malang
E-mail: [email protected]
ABSTRAK: Tari Remo Malang adalah tari tradisi daerah Malang yang disusun oleh Chattam
AR pada tahun 1970 yang fungsinya sebagai pendidikan. Kaitanya dengan dunia pendidikan,
terdapat sistem atau kurikulum yang lebih dikenal dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan). Pada kurikulum ini memuat mata pelajaran seni budaya dengan kompetensinya
apresiasi dan kreasi. Pembelajaran apresiasi dan pelaksanaanya belum maksimal dan materi bahan
ajar yang kurang mendukung juga menjadi latar belakang penelitian ini. Untuk tujuan dari
penelitian ini adalah: (1) Menganalisis struktur gerak tari Remo Malang. (2) Mengetahui proses
pembelajaran seni tari di SMA Negeri 1 Malang yang bersumber dari Analisis Struktur Gerak Tari
Remo Malang.
Pendekatan yang digunakan adalah jenis pendekatan deskriptif kualitatif karena penelitian
yang memperoleh datanya dilakukan secara alami dimana hasil penelitian tersebut dideskripsikan
dalam bentuk kata-kata, gambar, bukan angka-angka. Lokasi penelitian ini berada di SMA Negeri
1 Malang dengan narasumber guru seni budaya dan seniman. Metode pengumpulan menggunakan
wawancara, observasi, dan dokumantasi. Analisis yang dilakukan dengan mengorganisasikan,
mengelompokan data serta klasifikasi data, memaparkan data dan menarik kesimpulan.
Hasil penelitian mencakup dua hal yaitu (1). Terhadap analisis struktur gerak tari Remo
Malang yaitu bahwa : gerak kepala terdiri dari 6 (enam) unsur gerak, unsur tehnik gerak tangan
terdiri dari 17 (tujuh belas) unsur gerak, unsur gerak tubuh terdiri dari (dua) unsur gerak, unsur
gerak kaki terdiri dari 5 (lima) unsur gerak. Mempunyai 20 (dua puluh) motif ragam dan motif
gerak 30 (tiga puluh) deskripsi gerak. (2). Proses pembelajaran seni tari terdiri dari langkah
perencanaan yaitu ; Pembuatan silabus, RPP, dan pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan
struktur gerak tari remo Malang sebagai materi bahan ajar kelas X di SMA Negeri 1 Malang.
Beberapa saran yang ditulis penulis, yaitu bagi diknas kota Malang, diharapkan SMA
Negeri 1 Malang menjadi pelopor bagi SMA-SMA lain untuk memasukan Tari Remo Malang
pada materi mata pelajaran seni budaya sub seni tari dan dari penelitian ini diharapkan manjadi
salah satu wacana penambah informasi tentang kegiatan apresiasi maupun ekspresi yang
berlangsung pada mata pelajaran seni budaya sub seni tari.
Kata Kunci: Struktur Gerak Tari Remo Malang, Materi Bahan Ajar, Penerapan Pembelajaran
Seni Tari.
Tari Remo menggambarkan seorang satria yang gagah (seperti seorang
satria yang baru menang dalam peperangan), dan gerak tarianya bermacammacam, yakni gerak tari topeng, tari wayang orang, tari ketoprak dan tari sandur.
Karena tersusun dari gerakan yang bermacam-macam, maka disebut tari renarena (tari bermacam-macam). Mengingat penarinya memakai sampur, maka juga
di sebut tari remong, akhirnya lahirlah istilah “tari ngremo/ngremong” (Sartono,
1982:3).
Menurut Bapak Chattam AR selaku koreografer tari Remo Malang, Tari
Remo wajib untuk pendidikan karena tari Remo merupakan kesenian asli Jawa
Timur yang menunjukan karakter orang Jawa Timur dan tarian ini juga sudah
memasyarakat. Chattam AR mulai menyusun tari Remo Malang yang dikemas
menjadi enam menit pada tahun 1970 karena di perlukan untuk pendidikan.
Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam usaha meningkatkan
kualitas sumber daya manusia, maka penyelenggaraan pendidikan perlu
memperhatikan relavasi dan kualitas dalam mengelola secara efektif dan efisien.
Hal ini dilakukan agar dapat tercipta sumber manusia yang handal, berkualitas
serta berdaya saing tinggi pada saat ini.
Seni tari dalam KTSP, dalam pendidikan SMA salah satu materi yang
diberikan dengan standar kompetensi dan kopetensi dasar yaitu mengapresiasi
karya seni tari yang meliputi tentang mengindentifikasi keunikan gerak, kostum,
iringan tari nusantara daerah setempat dalam bentuk tari tunggal dalam konteks
budaya masyarakat daerah setempat. Oleh karena itu peneliti memilih tari Remo
Malang karena tari Remo Malang merupakan tari daerah setempat masuk dalam
kurikulum mengangkat muatan lokal.
Tujuan utama pembelajaran mengapresiasi tari Remo pada umumnya
adalah mengembangkan sikap dan kreatifitas siswa. Hal tersebut diharapkan
mampu menghasilkan siswa yang memiliki keterampilan dan pengetahuan untuk
mengembangkan potensi diri. Untuk mencapai tujuan tersebut salah satunya
melalui pengenalan tentang gerak yang ada pada tari Remo Malang.
SMA Negeri 1 Malang merupakan salah satu dari tiga SMA Negeri sekota Malang yang menerapkan seni tari sebagai mata pelajaran, materi pengajaran
terbagi dua yaitu ekspresi seni dan apresiasi seni. Untuk materi ekspresi seni
tujuan pengajarannya adalah mengekspresikan diri melalui seni tari tunggal
daerah setempat, metode yang digunakan adalah metode mencontoh, imitasi dan
drill, sumber belajar dari video tari, guru tari, evaluasi yang digunakan evaluasi
dengan cara praktek. Untuk materi apresiasi seni tujuan pengajarannya adalah
mengidentifikasi dan menampilkan sikap apresiatif terhadap jenis dan keunikan
seni tari tunggal daerah setempat, metode yang digunakan adalah metode
ceramah, tanya jawab, diskusi, dan karya cipta, sumber belajar dari buku panduan,
guru tari dan video tari, evaluasi yang digunakan adalah evaluasi teori dan
praktek.
Mengapresiasi tari Remo diajarkan pada siswa dengan tujuan untuk
melestarikan tari Remo yang berkembang di Jawa Timur, sehingga diharapkan
ada regenerasi agar tari ini tidak sampai punah. Kebijakan sekolah dalam
pembelajaran mengapresiasi tari Remo Malang yaitu guru di wajibkan untuk
mengajarkan tentang sejarah, bentuk gerak, musik yang mengiringi, tata rias
busana. Tetapi guru di SMAN 1 Malang bukan dari guru pendidikan seni tari, dari
sini dapat disimpulkan materi tari belum banyak di berikan, khususnya materi
tentang tari daerah setempat. Peneliti mencoba untuk memberikan satu alternatif
dengan cara membuat materi mengapresiasi karya seni tari daerah setempat.
METODE
Penelitian mengenai “Analisis Struktur Gerak Tari Remo Malang dan
Penerapannya pada Pembelajaran Seni Tari bagi Siswa kelas X di SMAN 1
Malang “ menggunakan pendekatan kualitatif dan tidak dimaksudkan untuk
menguji hopotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan adanya gejala atau
keadaan dan juga menampilkan informan mengenai situasi, gejala menurut yang
ada yaitu memuat apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Hal ini sesuai
dengan pengertian kualitatif menurut Meleong (1990: 27) yaitu Dalam Penulisan
Laporan Kualitatif (1996) juga disampaikan bahwa:
“Penelitian kualitatif berusaha mengungkapkan suatu gejala secara
menyeluruh dan sesuai dengan konteks (holistikkontektual) melalui pengumpulan
data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrument kunci.
Penelitian semacam ini bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis
dengan pendekatan induktif. Proses dan makna dari sudut pandang subyek lebih
ditonjolkan dalam penelitian.”
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu data yang
dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka dengan
demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi
gambaran penyajian laporan tersebut (Moleong, 2007: 11). Penelitian ini
dianalisis secara sistematik dan lebih menekankan pada fakta yaitu berupa struktur
Gerak Tari Remo Malang dan Penerapannya pada pembelajaran seni tari di SMA
Negeri 1 Malang pada siswa kelas X.
Laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi
gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah
wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokunen pribadi, catatan atau
memo, dan dokumen resmi lainnya.
Peneliti berharap dengan melakukan penelitian ini bisa menjawab
beberapa permasalahan dalam penelitian melalui data-data yang didapat dari
lapangan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang Analisis Struktur Gerak Tari Remo Malang
dan Penerapannya pada Pembelajaran Seni Tari bagi Siswa kelas X di SMAN 1
Malang, diperoleh hasil kesimpulan sebagai berikut:
1. Analisis Struktur Gerak Tari Remo Malang
a. Unsur gerak
1) Unsur gerak kepala mempunyai 6 (enam) unsur gerak:
sikap tegak, sendal pancing, tolehan, ceklekan, hadap serong bawah, hadap
bawah/ menunduk.
2) Unsur gerak tangan mempunyai 17 (tujuh belas) unsur gerak: ngruji, boyo
mangap, ngepel, sikap mapah, kebyok, kebyak, kipat sampur, ongke’an, ceklekan,
sikap ngrawit, ukel suweng, nigas, ulap-ulap bumi, ulap-ulap langit.
3) Unsur gerak badan mempunayai 2 (dua) unsur gerak: badan tegak dan badan
doyong.
4) Unsur gerak kaki mempunyai 5 (lima) unsur gerak: sikap gejug, sikap tanjak,
njluwat, junjungan, gedrugkan.
b. Motif gerak
Adapun secara rinci nama-nama gerak dalam tari Remo Malang ada 20
(dua puluh): Labas, Njluwat, Tanjak mapan, Gedruk pentang, kepat sampur,
Singget gejug, Mengkal, Panjeran, Kebyok kebyak sampur, Nebak, Ongkekan,
Ceklekan lombo rangkep, Nigas, Ukel suweng, ngrawit, nebak, Singget, Prapatan
gejuk kencrong ,gejuk kenccrong lombo rangkep, Bumi langit.
c. Deskripsi
GerakMempunyai 30 deskripsi gerak yang disesuaikan dengan urutan dari
Ragam inti maju gawang, solah, prapatan, hingga tatasan dapat ditarik kesimpulan
bahwa satu ragam inti menuju ragam inti selanjutnya dihubungkan oleh ragam
penghubung yaitu ragam gerak singget gejug, singget njluwat, tanjak mapan,
mengkal, nebak, tolehan, ongkekan, seblak sampur. Dari hasil analisa maka
urutan gerak tari Remo Malang dapat dituliskan sebagai berikut.
MAJU GAWANG  Singget  SOLAH 
Singget  MUNDUR GAWANG
2. Penerapan Pembelajaran Seni Tari yang Bersumber pada Analisis
Struktur Gerak Tari Remo Malang.
A. Perencanaan Penerapan Pembelajaran Struktur Gerak Tari Remo Malang
Pada kegiatan apresiasi ini guru menggunakan RPP, SILABUS, Program
tahunan, dan Program semester sebagai perangkat perencanaan pembelajaran
apresiasi tari Remo Malang yang didalamnya terdapat tujuan pengajaran, materi,
metode, media, dan penilaian yang telah disususn sudah terlihat jelas bagaimana
perencanaan yang telah dibuat oleh guru seni budaya yang menunjukan
kelancaran dalam pembelajaran tari Remo Malang.
B. Pelaksanaan Pembelajaran Struktur Gerak Tari Remo Malang
Pembelajaran tidak mengacu pada suatu pendekatan tertentu. Guru lebih
melakukan proses pembelajaran apa adanya. Namun dalam proses pembelajaran
tari Remo Malang, guru menggunakan strategi dan metode pembelajaran yang
jelas.
1. Tahapan Pembelajaran Struktur Gerak Tari Remo Malang
Tahapan pembelajaran yang disampaikan oleh guru seni budaya ada
beberapa langakah yaitu kegiatan pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
2. Strategi Pembelajaran Struktur Gerak Tari Remo Malang
Menggunakan strategi pengenalan karena tari Remo merupakan kesenian
daerah setempat yaitu tepatnya di kota Malang. Hal ini diharapkan dapat
memperkenalkan siswa akan kesenian daerah setempat dan tumbuh rasa cinta
serta keinginan untuk melestarikanya.
3. Metode Pembelajaran Struktur Gerak Tari Remo Malang
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, metode yang dipakai dalam
pembelajaran tari Remo adalah: (1) metode ceramah; (2) tanya jawab; (3)
demonstrasi; (4) metode drill (pengulangan); (5) kerja kelompok. Kesemuanya
itu dilakukan oleh guru sebagai cara untuk berinteraksi dengan siswa untuk
mendukung proses pembelajaran.
4. Media Pembelajaran Struktur Gerak Tari Remo Malang
Terdiri dari buku panduan, video tari, televisi, VCD Player, kaset pita,
tape, dan poperty tari lainya. Berdasarkan penelitian, media pembelajaran yang
digunakan dalam pembelajaran tari Remo Malang di SMA Negeri 1 Malang telah
digunakan dengan baik dan secara maksimal untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
5. Pengelolaan Kelas
Guru dalam pengelolaan kelas dengan cara pemberian Motivasi dan
menciptakan kelas Kondusif dan Produktif.
6. Evaluasi hasil Pembelajaran Struktur Gerak Tari Remo Malang
Guru melakukan evaluasi keberhasilan mengajar pada saat proses belajar
mengajar berlangsung dan saat memberi materi pada siswa. Pada proses belajar
mengajar dengan cara membenarkan kesalahan siswa terhadap penyampaian
materi. Penilaianya menggunakan tes tertulis dan unjuk kerja, penilaianya skor
nilai menggunakan skala huruf yaitu A, B, dan C. Disamping itu guru seni
budaya juga mempersiapkan indikator penilaian.
PENUTUP
Kesimpulan
Hasil penelitian dapat disimpulkan dua hal yaitu (1). Terhadap analisis
struktur gerak tari Remo Malang yaitu bahwa : gerak kepala terdiri dari 6 (enam)
unsur gerak, unsur tehnik gerak tangan terdiri dari 17 (tujuh belas) unsur gerak,
unsur gerak tubuh terdiri dari (dua) unsur gerak, unsur gerak kaki terdiri dari 5
(lima) unsur gerak. Mempunyai 20 (dua puluh) motif ragam dan motif gerak 30
(tiga puluh) deskripsi gerak. (2). Proses pembelajaran seni tari terdiri dari langkah
perencanaan yaitu ; Pembuatan silabus, RPP, dan pelaksanaan pembelajaran yang
menggunakan struktur gerak tari remo Malang sebagai materi bahan ajar kelas X
di SMA Negeri 1 Malang.
Saran
Berdasarkan uraian kesimpulan diatas, maka penulis ada beberapa saran,
antara lain:
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan akan ada penelitian yang lebih lanjut yang akan lebih
menyempurnakan hasil penelitian, khususnya dalam mengembangkan materi
bahan ajar apresiasi seni tari.
2. Bagi Lembaga Jurusan Seni dan Desain
Penelitian ini diharapkan memberikan tambahan dokumentasi topik-topik
skripsi pendidikan seni tari bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Tari
dan Musik pada khususnya.
3. Bagi SMA Negeri 1 Malang
SMA Negeri 1 Malang diharapkan menjadi pelopor bagi SMA-SMA lain
untuk memasukan tari Remo Malang pada mata pelajaran seni budaya sub seni
tari. Karena mata pelajaran sub seni tari hanya di ajarkan pada siswa kelas X
hendaknya diadakan ekstrakulikuler seni tari agar siswa yang berminat pada seni
tari dapat mengembangkan bakatnya. Lab tari hendaknya di beri kaca agar siswa
dapat mempermudah siswa saat praktek.
DAFTAR RUJUKAN
Ali, Mustofa. 1997. Guru Dalam Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas. Surabaya :
University Press Surabaya.
Arikunto, S.2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Ripeka Cipta.
Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.
Buku Petunjuk Teknis: Praktik Pengalaman Lapangan. 2009. Bidang Studi
Pendidikan Seni Tari. Malang: Universitas Negeri Malang: UPT Program
Pengalaman Lapangan.
Broto, Tri Wibisono. 1982. Ngremo. Jawa Timur: Proyek Pengembangan
Kesenian.
Depdikbud. 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT RINEKA
CIPTA.
Djamarah, S. B. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT RINEKA CIPTA.
Hadi Sumandiyo. 2007. Kajian Tari Teks dan Konteks. Yogyakarta: Pustaka Book
Publisher.
Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasibuan & Moedjiono. 1986. Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV Remaja
Karya
Hidajat, Robby. 2003. Mozaik Koreografi. Malang: Banjar Seni Gantar Gumelar.
Hidayat, Robby. 2004. Pengetahuan Seni Tari. Departemen Pendidikan Nasional.
Malang
Hidajat, Robby. 2005. Wawasan Seni Tari Pengetahuan Praktis Bagi Guru Seni
Tari.
Hidajat Robby. 2006. Cakrawala Seni Pertunjukan Indonesia. Malang: Jurusan
Seni dan Desain Fakultas Sastra UM.
Hidajat, Robby. 2006. Menerobos Pembelajaran Tari Pendidikan Seni 2. Malang:
Banjar Seni Gantar Gumelar
Http://www.isi-dps.ac.id/materi-mata-kuliah-apresiasi-seni).
Ilhamidrus.blogspot.com/.../definisi-apresiasi-seni-tari.html)
http://www.sman1-mlg.sch.id
http//www.pdfqueen.com/bahan ajar
Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Jakarta:
Balai Pustaka.
Jazuli,M. Prof. Dr. 2008. Paradigma Pendidikan Seni. Surabaya: Unesa
University Press
Joko Susilo, Muhammad. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.
Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.
Masunah, Juju & Tati Narawati. 2003. Seni dan Pendidikan Seni. Bandung: PAST
UPI.
Moleong, Lexy. J. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Moleong, Lexy. J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA.
Nurhadi & Gerrad, Agus. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapan dalam
Kurilulum Berbasis Kompetensi. Malang: Universitas Negeri Malang
Sedyawati, Edi & Sapardi Djoko Damono. 1983. Seni Dalam Masyarakat
Indonesia. Jakarta: PT Gramedia.
Sobandi, Bandi. 2008. Model Pembelajaran Kritik dan Apresiasi Seni Rupa. Solo:
Maulana offset
Soedarso, SP. 1990. Tinjauan Seni Sebuah Pengantar untuk Apresiasi Seni.
Yogyakarta: Saku Dayar Sana Yogyakarta
Soehardjo. 2005. Pendidikan Seni Dari Konsep Sampai Program. Malang.
Soeharjo, A.J. 2005. Pendidikan Seni. Malang: Balai Kajian Seni dan Desain.
Sudirman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta
Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI)
Sumardjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung: ITB.
Supriyono. 2009. Pengantar Komposisi Tari. Malang: Gantar Gumelar Malang:
Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang:
UM Press
Universitas Negeri Malang. 2009. Buku Petunjuk Pelaksanaan Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL). Malang: UM Press
Download