Modul Etika dan Filsafat Komunikasi

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Etika Dan
Filsafat
Komunikasi
PokokBahasan :
Etika
Fakultas
Program Studi
Fakultas Ilmu
Komunikasi
Marcomm
2016
1
TatapMuka
02
Kode MK
DisusunOleh
MK 85009
Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom
Abstract
Kompetensi
Etika suatu Ilmu yang membahas
perbuatan baik dan perbuatan buruk
manusia sejauh yang dapat dipahami
oleh pikiran manusia
Mahasiswa mampu menjelaskan
tentang pengertian Etika.
Etika dan Filsafat Komunikasi
Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pengertian Etika
ETIKA berasal dari bahasa Yunani yaitu “ETHOS” yang memiliki arti kebiasaan.
Istilah Moral dan Etika sering diperlakukan sebagai dua istilah yang sinonim. Hal-hal yang
perlu diperhatikan adanya suatu nuansa dalam konsep dan pengertian moral dan etika :
Moral/Moralitas biasanya dikaitkan dengan system nilai tentang bagaimana kita harus hidup
secara baik sebagai manusia.
Sistem nilai ini terkandung dalam ajaran berbentuk :Petuah-petuah, nasihat,
wejangan, peraturan, perintah dan semacamnya yang diwariskan secara turun-temurun
melalui agama atau kebudayaan tertentu tentang bagaimana manusia harus hidup secara
baik agar ia benar-benar menjadi manusia yang baik.
Berbeda dengan moralitas, etika perlu dipahami sebagai sebuah cabang filsafat yang
berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam
hidupnya.
Nilai adalah sesuatu yang berguna bagi seseorang atau kelompok orang dan karena
itu orang atau kelompok itu selalu berusaha untuk mencapainya karena pencapaiannya
sangat memberi makna kepada diri serta seluruh hidupnya. Norma adalah aturan atau
kaidah dan perilaku dan tindakan manusia.
Sebagai cabang filsafat, Etika sangat menekankan pendekatan yang kritis dalam
melihat dan menggumuli nilai dan norma moral tersebut serta permasalahan-permasalahan
yang timbul dalam kaitan dengan nilai dan norma-norma itu.
Etika adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral yang
menentukan dan terwujudnya dalam sikap dan pola perilaku hidup manusia, baik secara
pribadi maupun sebagai kelompok
Dengan demikian, sebagaimana dikatakan oleh Magnis Suseno, Etika adalah
sebuah ilmu dan bukan sebuah ajaran.Yang memberi kita norma tentang bagaimana kita
harus hidup adalah moralitas. Sedangkan etika justru melakukan refleksi kritis atau norma
atau ajaran moral tertentu. Atau kita bisa juga mengatakan bahwa moralitas adalah petunjuk
konkret yang siap pakai tentang bagaimana kita harus hidup. Sedangkan etika adalah
perwujudan dan pengejawantahan secara kritis dan rasional ajaran moral yang siap pakai
itu.Keduanya mempunyai fungsi yang sama, yaitu memberi kita orientasi bagaimana dan
2015
2
Etika dan Filsafat Komunikasi
Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kemana kita harus melangkah dalam hidup ini. Tetapi bedanya, moralitas langsung
mengatakan kepada kita :
“Inilah caranya Anda harus melangkah”,
Sedangkan etika justru mempersoalkan:
“Apakah saya harus melangkah dengan cara itu” ?
Etika adalah sikap kritis setiap pribadi dan kelompok masyarakat dalam
merealisasikan moralitas itu. Karena Etika adalah refleksi kritis terhadap moralitas, maka
etika tidak bermaksud untuk membuat orang bertindak sesuai dengan moralitas begitu saja.
Etika memang pada akhirnya menghimbau orang untuk bertindak sesuai dengan
moralitas, tetapi bukan karena tindakan itu diperintahkan oleh moralitas (nenek moyang,
orang tua, guru), melainkan karena ia sendiri tahu bahwa hal itu memang baik baginya.
Sadar secara kritis dan rasional bahwa ia memang sudah sepantasnya bertindak seperti itu.
Etika berusaha menggugah kesadaran manusia untuk bertindak secara otonom dan bukan
heteronom. Etika bermaksud membantu manusia untuk bertindak secara bebas dan dapat
dipertanggungjawabkan karena setiap tindakannya selalu lahir dari keputusan pribadi yang
bebas dengan selalu bersedia untuk mempertanggungjawabkan tindakannya itu karena
memang ada alasan-alasan dan pertimbangan-pertimbangan yang kuat mengapa ia
bertindak begitu atau begini.
•
Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang
dapat dipahami oleh pikiran manusia
•
Etika adalah studi tentang kehendak manusia, yaitu kehendak yang berhubungan
dengan keputusan yang benar dan yang salah dalam tindak perbuatannya. Fagothey
(1953)
•
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ada 3 pengertian tentang etika, yaitu:
•
Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban
sosial.
2015
3
•
Kumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
•
Nilai mengenai benar dan salah yang dianut masyarakat
Etika dan Filsafat Komunikasi
Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
•
Pengertian lain dari Etika dirumuskan oleh Sumaryono (1995), yakni:
Etika adalah studi tentang kebenaran dan ketidak benaran berdasarkan kodrat manusia yg
diwujudkan melalui kehendak manusia dalam perbuatannya.
Etika adalah Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban
moral. Menurut Maryani & Ludigdo (2001) “Etika adalah Seperangkat aturan atau norma
atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang
harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi”.
Terminologi Etika
Etika berasal dari kata bahasa Yunani “ethos”, yang berarti kebiasaan, adat, dan akhlak,
perasaan, cara berfikir. Dalam bentuk jamak, ta etha berarti adat kebiasaan. Dalam istilah
filsafat, etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat
kebiasaan.
Tujuan Mempelajari ETIKA
Untuk menyamakan persepsi tentang penilaian perbuatan baik dan perbuatan buruk bagi
setiap manusia dalam ruang dan waktu tertentu.
Etika bertugas :
•
Untuk mempersoalkan norma yang dianggap berlaku.
•
mempersolakan hak setiap lembaga seperti orangtua, sekolah, negara dan agama
untuk memberikan perintah atau larangan yang harus ditaati
•
memberikan bekal kepada manusia untuk mengambil sikap yang rasional terhadap
semua norma.
2015
4
Etika dan Filsafat Komunikasi
Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Struktur Etika
Jenis-Jenis Etika
1. ETIKA UMUM : berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar, teori-teori etika dan
prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak
serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan.
2. ETIKA KHUSUS : merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang
kehidupan yang khusus.
ETIKA KHUSUS dibagi lagi menjadi dua bagian :

Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap
dirinya sendiri.

Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku
manusia sebagai anggota umat manusia.
2015
5
Etika dan Filsafat Komunikasi
Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Etika adalah nilai-nilai normatif atau pola prilaku seseorang atau badan/lembaga
organisasi sebagai suatu kelaziman yang dapat diterima umum dalam interaksi dengan
lingkungannya. (Solomon 1987).
Sedangkan moralitas adalah nilai-nilai normatif yang menjadi keyakinan dalam diri
seseorang atau suatu badan / lembaga / organisasi yang menjadi faktor pendorong untuk
melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.
Moralitas seseorang dapat menjadi faktor pendorong terbentuknya perilaku yang
sesuai dengan etika, tetapi nilai-nilai moralitas seseorang mungkin saja bertentangan
dengan nilai etika yang berlaku dalam lingkungannya.
Hubungan Filsafat Dan Etika
Filsafat ialah seperangkat keyakinan-keyakinan dan sikap-sikap, cita-cita, aspirasiaspirasi dan tujuan-tujuan, nilai-nilai dan norma-norma, aturan-aturan dan prinsip etis.
Menurut Sidney Hook, Filsafat juga pencari kebenaran, suatu persoalan nilai-nilai dan
pertimbangan-pertimbangan nilai untuk melaksanakan hubungan-hubungan kemanusiaan
secara benar dan juga berbagai pengetahuan tentang apa yang buruk atau baik untuk
memutuskan bagaimana seseorang harus memilih atau bertindak dalam kehidupannya.
Kaitan Antara Filsafat dan Etika
1. Manusia berhubungan dengan alam atau lingkungan fisik, dalam arti mendominasi,
hidup dengan atau ditaklukan alam.
2. Manusia menilai sifat/hakikat manusia sebagai baik, atau campuran antara baik dan
buruk.
3. Manusia hendaknya bercermin pada masa lalu, masa kini, dan masa yang akan
datang.
4. Manusia lebih menyukai aktifitas yang sedang dilakukan, akan dilakukan, atau telah
dilakukan.
5. Manusia menilai hubungan dengan orang lain, dalam kedudukan yang langsung,
individualistik, atau posisi yang sejajar.
2015
6
Etika dan Filsafat Komunikasi
Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tingkatan nilai dalam filsafat:
1. Nilai-nilai akhir atau abstrak, seperti: demokrasi, keadilan, persamaan, kebebasan,
kadamaian dan kemajuan sosial, serta perwujudan diri dan penentuan diri.
2. Nilai-nilai tingkat menengah, seperti: kualitas keberfungsian manusia/pribadi,
keluarga yang baik, pertumbuhan,peningkatan kelompok dan masyarakat yang baik.
3. Nilai-nilai tingkat ketiga merupakan nilai-nilai instrumental atau operasional yang
mengacu kepada ciri-ciri prilaku dari lembaga sosial yang baik, pemerintah yang
baik, dan orang profesional yang baik. Misalnya dapat dipercaya, jujur, dan memiliki
disiplin diri.
4. Nilai-nilai dan norma-norma yang telah diinternalisasikan ke dalam diri individu, akan
menjadi kerangka referensi individu tersebut, sebagai prinsip-prinsip etik.
Pengertian Etiket
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia “etiket”, yaitu :
Etiket (Perancis) : adat
sopan santun atau tata krama yang perlu selalu diperhatikan dalam pergaulan agar
hubungan selalu baik.
Perbedaan Etika dan Etiket
K. Bertens memberikan 4 (empat) macam perbedaan etiket dengan etika, yaitu :
1. Etiket menyangkut cara (tata acara) suatu perbuatan harus dilakukan manusia. Misal
: Ketika saya menyerahkan sesuatu kepada orang lain, saya harus menyerahkannya
dengan menggunakan tangan kanan. Jika saya menyerahkannya dengan tangan kiri,
maka saya dianggap melanggar etiket.
•
Etika menyangkut cara dilakukannya suatu perbuatan sekaligus memberi norma dari
perbuatan itu sendiri. Misal : Dilarang mengambil barang milik orang lain tanpa izin
karena mengambil barang milik orang lain tanpa izin sama artinya dengan mencuri.
“Jangan mencuri” merupakan suatu norma etika. Di sini tidak dipersoalkan apakah
pencuri tersebut mencuri dengan tangan kanan atau tangan kiri.
2. Etiket hanya berlaku dalam situasi dimana kita tidak seorang diri (ada orang lain di
sekitar kita). Bila tidak ada orang lain di sekitar kita atau tidak ada saksi mata, maka
2015
7
Etika dan Filsafat Komunikasi
Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
etiket tidak berlaku. Misal : Saya sedang makan bersama bersama teman sambil
meletakkan kaki saya di atas meja makan, maka saya dianggap melanggat etiket.
Tetapi kalau saya sedang makan sendirian (tidak ada orang lain), maka saya tidak
melanggar etiket jika saya makan dengan cara demikian.
•
Etika selalu berlaku, baik kita sedang sendiri atau bersama orang lain. Misal:
Larangan mencuri selalu berlaku, baik sedang sendiri atau ada orang lain. Atau
barang yang dipinjam selalu harus dikembalikan meskipun si empunya barang sudah
lupa.
3. Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam satu kebudayaan, bisa saja
dianggap sopan dalam kebudayaan lain. Misal : makan dengan tangan atau
bersendawa waktu makan.
•
Etika bersifat absolut. “Jangan mencuri”, “Jangan membunuh” merupakan prinsipprinsip etika yang tidak bisa ditawar-tawar.
4. Etiket memandang manusia dari segi lahiriah saja. Orang yang berpegang pada
etiket bisa juga bersifat munafik. Misal : Bisa saja orang tampil sebagai “manusia
berbulu ayam”, dari luar sangat sopan dan halus, tapi di dalam penuh kebusukan.
•
Etika memandang manusia dari segi dalam. Orang yang etis tidak mungkin bersifat
munafik, sebab orang yang bersikap etis pasti orang yang sungguh-sungguh baik.
Perbedaan Etika dan Hukum
•
Hukum bersifat obyektif, etika bersifat subyektif.
•
Hukum hanya membatasi ruang lingkupnya pada tingkah laku lahiriah manusia saja,
sedangkan etika menyangkut perilaku batin seseorang.
•
Sanksi hukum bisanya dapat dipakasakan, sedangkan sanksi etika satu-satunya
adalah pada kenyataan bahwa hati nuraninya akan merasa tidak tenang.
Perbedaan Etika dan Agama
•
Etika mendukung keberadaan agama, di mana etika sanggup membantu manusia
dalam menggunakan akal pikiran untuk memcahkan masalah. Etika mendasarkan
2015
8
Etika dan Filsafat Komunikasi
Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
diri pada argumentasi rasional. Sedangkan Agama menuntut seseorang untuk
mendasarkan diri pada wahyu Tuhan dan ajaran agama.
•
Dalam agama ada etika dan sebaliknya agama merupaka salah satu norma dalam
etika. Kedua berkaitan, namun terpisahkan secara teoritis. Dalam tataran praktis kita
tidak bisa mengesampingkan salah satu diantaranya.
Unsur-Unsur Penting dalam Etika
 Kebebasan
 Tanggung Jawab
 Kesadaran Moral
 Suara hati/Hati Nurani
 Pertanggungjawaban moral
 Prinsip Moral Dasar
Kebebasan
•
Kemampuan manusia untuk menentukan dirinya sendiri. Lebih bermakna positif.
Manusia berpikir dan berkehendak.
•
Berkaitan dengan tindakan  aktivitas yang disengaja, disadari dan punya arah.
•
Kebebasan selalu bersifat konkret.
•
Kebebasan mengandaikan kesadaran atas keterbatasan. Keterbatasan justru
membuka pilihan dan kemungkinan yang lain. Keterbatasan bukan merupakan
halangan kebebasan !
2015
•
Kebebasan sebagai tanda martabat.
•
Kebebasan sosial: kebebasan jasmani, kebebasan rohani, dan kebebasan moral.
9
Etika dan Filsafat Komunikasi
Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tanggung Jawab
•
Penggunaan kebebasan selalu mengandaikan tanggung jawab. Tanggung jawab
adalah celah pelaksanaan kebebasan ketika dihadapkan pada kebebasan “yang
lain”.
•
Tanggung jawab adalah kemampuan manusia yang menyadari bahwa seluruh
tindakannya selalu mempunyai konsekuensi. Perbuatan tidak bertanggung jawab
adalah perbuatan yang didasarkan pada pengetahuan dan kesadaran yang
seharusnya dilakukan tapi tidak dilakukan juga.
•
Akibat
negasi
pertanggungjawaban:
persepsi
menyempit
dan
pelemahan
keseluruhan tindakan manusia (semakin tidak bebas)
•
Berhubungan dengan otonomi moral
Kesadaran Moral
•
Suara Hati, berkaitan dengan tiga lembaga moral normatif: masyarakat, superego
dan ideologi
•
Suara hati tetap harus juga bisa dipertanggung-jawabkan secara rasional 
berhubungan dengan konsep objektivisme dan subjektivisme moral.
•
Pertanggungjawaban rasional suara hati adalah kemampuan untuk terbuka terhadap
kritisisme yang timbul dalam seluruh tindakan dan pilihan etis.
•
Pertanggungjawaban moral diletakkan pada pandangan tentang makna kebebasan,
otonomi moral, intelektualisme etika, kesadaran dan keterarahan, tradisi, evaluasi
kritis personal, pandangan subjektif dan lainnya.
Beberapa Pemikiran Dalam Etika
1. Egoisme adalah pemikiran etis yang menyatakan bahwa tindakan atau perbuatan
yang paling baik adalah memberikan manfaat bagi diri sendiri dalam jangka waktu
yang diperlukan atau waktu tertentu [hedonisme/mementingkan kesenangan].
2015
10
Etika dan Filsafat Komunikasi
Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Deontologisme adalah pemikiran etis yang menyatakan bahwa baik-buruknya
tindakan tidak diukur dari akibat yang ditimbulkan, tapi berdasar sifat tertentu dari
hasil yang dicapainya. Ini berarti ada kewajiban moral atau keharusan etis yang
harus dipatuhi. Ada dua jenis pemikiran deontologis, yaitu deontologis tindakan dan
deontologist aturan. Deontologis tindakan menyatakan bahwa baik dan buruknya
tindakan dapat dirumuskan atau diputuskan dalam dan untuk situasi tertentu dan
sama sekali tidak ada peraturan umum. Prinsip deontologis tindakan sama dengan
prinsip etika situasional. Setiap situasi sangat bersifat unik dan menuntut tindakan
yang bersifat subjektif. Deontologis aturan adalah bahwa kaidah moral dan tindakan
baik-buruk diukur dari aturan yang berlaku secara universal, bersifat mutlak, dan
tidak dilihat dari baik buruknya akibat perbuatan itu.
3. Utilitarianisme adalah pemikiran etika yang melihat bahwa kaidah moral dan baikburuknya tindakan diukur dari akibat yang ditimbulkannya. Yang menjadi tujuan
tindakan adalah hasil atau konsekuensi yang timbul akibat perbuatan yang
dikerjakan.
4. Pragmatisme adalah pemikiran etis yang menyatakan bahwa perbuatan etis
berhubungan dengan soal pengetahuan praktis yang dilakukan demi kemajuan
masyarakat dan dunia. Pragmatis lebih mengutamakan tindakan daripada ajaran.
Prinsip menilai akhirnya ditentukan darid dapat-tidaknya dibuktikan, dilaksanakan
dan mendatangkan hasil. Pragmatism menyatakan bahwa perbuatan baik adalah
perbuatan yang bisa dilaksanakan, dan dipraktikan, mendatangkan hal positif bagi
masyarakat.pragmatisme berkontribusi untuk menyeimbangkan antara kata dengan
perbuatan, teori dengan praktek.
Perspektif Etika Komunikasi
Dalam
berbagai kesempatan,
komunikasi diperlihatkan sebagai
ilmu
yang
berhubungan dengan berbagai macam ilmu pengetahuan yang lain. Ini menandakan bahwa
komunikasi menyentuh berbagai macam bidang kehidupan manusia. Komunikasi juga
menyentuh aspek ilmu dalam bidang komunikasi. Apa yang terjadi apabila nilai, gagasan,
dan ide komunikasi justru tidak dikomunikasikan.
Etika komunikasi mencoba untuk mengelaborasikan standar etis yang digunakan
oelh komunikator dan komunikan. Setidaknya ada tujuh perspektif etika komunikasi yang
bisa dilihat dalam perspektif yang bersangkutan.
2015
11
Etika dan Filsafat Komunikasi
Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Perspektif politik
etika untuk mengembangkan kebiasaan ilmiah dalam praktek berkomunikasi,
menumbuhkan bersikap adil atas dasar kebebasan, pengutamaan motivasi, dan
menanamkan penghargaan atas perbedaan.
2. Perspektif sifat manusia
kemampuan berfikir dan menggunakan simbol berarti tindakan manusia yang
manusiawi berasal dari rasionalitas yang sadar atas apa yang dilakukan dan bebas
memilih.
3. Perspektif dialogis
sikap dialogal adalah sikap tiap partisipan komunikasi yang ditandai oleh kualitas
keutamaan, keterbukaan, kejujuran, kerukunan, itensitas, dll.
4. Perspektif situasional
faktor situasional adalah relevansi bagi setiap penilaian moral.
5. Perspektif religius
kitab suci dalam agama sebagai pedoman dalam setiap tindakan manusia.
6. Perspektif utilitarian
mengevaluasi cara dan tujuan komunikasi dari kegunaan, kesenangan, dan
kegembiraan.
7. Perspektif legal
perilaku komunikasi yang legal, disesuaikan dengan peraturan yang berlaku dan
dianggap sebagai perilaku yang etis.
Empat Hirarki Etika
1. Moralitas Pribadi
•
Konsep baik-buruk, benar-salah yang telah terinternalisasi dalam diri individu
•
Produk dari sosialisasi nilai masa lalu
•
Moralitas pribadi adalah superego atau hati nurani yang hidup dalam jiwa dan
menuntun perilaku individu
•
Konsistensi pada nilai mencerminkan kualitas kepribadian individu
•
Moralitas pribadi menjadi basis penting dalam kehidupan sosial dan organisasi
2. Etika profesi

2015
12
Nilai benar-salah dan baik-buruk yang terkait dengan pekerjaan profesional
Etika dan Filsafat Komunikasi
Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Nilai-nilai tersebut terkait dengan prinsip-prinsip profesionalisme (kapabilitas
teknis, kualitas kerja, komitmen pada profesi)

Dapat dirumuskan ke dalam kode etik profesional yang berlaku secara
universal

Penegakan etika profesi melalui sanksi profesi (pencabutan lisensi)
3. Etika Organisasi

Konsep baik-buruk dan benar-salah yang terkait dengan kehidupan
organisasi

Nilai tersebut terkait dengan prinsip-prinsip pengelolaan organisasi modern
(efisiensi, efektivitas, keadilan, transparansi, akuntabilitas, demokrasi)

Dapat dirumuskan ke dalam kode etik organisasi yang berlaku secara
universal

Dalam praktek penegakan kode etik organisasi dipengaruhi oleh kepentingan
sempit organisasi, kepentingan birokrat, atau kepentingan politik dari politisi
yang membawahi birokrat

Penegakan etika organisasi melalui sanksi organisasi
4. Etika Sosial

Konsep benar-salah dan baik-buruk yang terkait dengan hubungan-hubungan
sosial

Nilai bersumber dari agama, tradisi, dan dinamika sosial

Pada umumnya etika sosial tidak tertulis, tetapi hidup dalam memori publik,
dan terinternalisasi melalui sosialisasi nilai di masyarakat

Etika sosial menjadi basis tertib sosial
Masyarakat memiliki mekanisme penegakan etika sosial, yaitu melalui penerapan
sanksi-sanksi sosial
Aliran Landasan Etika ( setelah Zaman Renaissance abad 15 )
a. Naturalisme : Etika mempunyai dasar alami , bahwa secara kodrati adalah baik.
b. Individulisme : Bahwa setiap orang harus bertanggung jawab atas dirinya (I.Kant)
dan berfokus pada kematangan pribadi - dapat memacu prestasi - berdampak egois.
Dasar : setiap manusia terlahir bebas --- liberalisme
c. Hedonisme : Kodrat manusia mencari kesenangan
2015
13
Etika dan Filsafat Komunikasi
Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
d. Eudaemonisme : Demon (Yunani) adalah roh (pengawal yang baik), Eudaemonia
adalah orang yang sadar akan kepuasan yang sempurna, jasmani, dan rohani,
kebaikan tertinggi (primafacie)
e. Utilitarianisme : Jeremy Bentham (1748 – 1832) dan Jhon Stuard Mill (1806 – 1873)
yang menekankan manfaat dari suatu perbuatan.
f.
Idealisme : Keyakinan manusia terdiri atas jasmani dan rohani:
1) Idealisme rasionalistik bahwa fikiran dan akal manusia dituntun untuk
berperilaku.
2) Idealisme estetik, manusia berada di dunia (Kosmos) yang tertib seperti
hiasan sebagai karya seni.
3) Idealisme etik = seuai ukuran-ukuran moral dan kesusilaan.
2015
14
Etika dan Filsafat Komunikasi
Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
DaftarPustaka
1. Haryatmoko, Etika Komunikasi : Manipulasi Media, Kekerasan dan Pornografi,
Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 2009
2. Haryatmoko, Dominasi Penuh Muslihat : Akar Kekerasan dan Diskriminasi, Penerbit
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2010
3. Ashadi Siregar, Etika Komunikasi, Pustaka Book Publisher, Yogyakarta, 2008
4. Franz Magnis Suseno, Etika Dasar : Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral,
Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 1985
5. Franz Magnis Suseno, 13 Tokoh Etika: Sejak Zaman Yunani Sampai Abad Ke-19,
Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 1997.
6. J. Sudarminta, Etika Umum: Kajian Tentang Beberapa Masalah Pokok dan Teori
Etika Normatif, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 2013
7. K. Bertens, Etika, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2011
2015
15
Etika dan Filsafat Komunikasi
Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download