BABII LANDASAN TEORI 2.1 Teori

advertisement
BABII
LANDASAN TEORI
2.1 Teori-teori dasar!Umum
Penulis, dalam melakukan penulisan skripsinya, menggunakan beberapa teori
dasar/umum, diantaranya yaitu:
2.1.1 Komunikasi
2.1.1.1 Pengertian Komunikasi
Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi,
karena komunikasi merupakan integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial
manusia dan atau masyarakat (Suprapto, Tommy, 2006 :1).
Aktivitas komunikasi dapat terlihat pada aspek kehidupan sehari-hari manusia,
yaitu sejak bangun tidur di pagi hari sampai dengan beranjak tidur di malam hari.
Sepanjang hari apa yang kita lakukan dalam proses komunikasi. Kita dapat menghitung
dari walctu ke waktu, selalu terlibat dalam aktivitas komunikasi yang sifatnya rutinitas.
Berapajam waktu yang kita gunakan untuk mengobrol,membaca koran, mendengarkan
siaran radio, menonton acara televisi, menggunakan komputer, belajar dan sebagainya.
(Suprapto, Tommy, 2006 :1).
Kemudian seberapa pentingnya komunikasi dalam kehidupan manusia, dapat
dilihat dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa persentase waktu yang digunakan
dalam proses komunikasi sangat besar, sekitar 75% sampai 90% dari waktu kegiatan
kita. Waktu yang digunakan dalam proses komunikasi tersebut 5% digunakan untuk
13
menulis, 10% untuk membaca, 35% untuk berbicara,dan 50% untuk mendengar (
Jiwanta, 1982) ( Suprapto, Tommy, 2006: 2).
Hal tersebut membuktikan betapa vitalnya komunikasi dalam tatanan kehidupan
sosial manusia, dengan kata lain komunikasi telah menjadijantung dari kehidupan kita.
Komunikasi sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Dan yang jarang
disadari adalah bahwa pada prinsipnya tak seorangpun dapat melepaskan dirinya dari
aktivitas komunikasi (Suprapto, Tommy,2006 :2).
Di dunia ini mungkin orang yang paling menyadari betapa sangat tersiksanya
hidup tanpa berkomunikasi adalah Hellen Keller yang lahir tahun 1880 di Negara bagian
Alaska USA. Pada usia 19 bulan, karena suatu penyakit, dia menjadi buta dan tuli.
Karena ketuliannya maim penderitaan ketiga yang dia alami adalah tidak dapat
berbicara. Karena buta, tidak satupun informasi yang dapat ia terima dengan mata
penglihatannya. Di lain pihak ia tidak dapat mengirimkan informasi dengan suaranya
karena miskin perbendaharaan kata-kata. Tidak ada output yang dapat ia kirim (dalam
proses komunikasi input dan output komunikasi sangat penting)
(Suprapto, Tommy,
2006 : 2). Dalam kesehariannya Keller hanya mampu menggelengkan kepala yang
berarti "tidalc", mengangguk berarti "ya" dan menarik berarti "kemari" serta mendorong
berarti "pergi". Baginya dunia benar-benar tanpa harapan dan gelap. Dia hanya bisa
meratapi
diri
dan
bahkan
menceritakannya
kepada
orang
lain
pun
ia tidak
sanggup.Untunglah penderitaan Hellen Keller tidak berlangsung lama, karena pada
usianya yang ke-7 seorang guru yang bemama Anne Sullivan membawa dia ke dunia
yang terang dengan mengajarkan symbol-symbol komunikasi untuk keperluan sehari-
14
"berkomunikasi", walaupun tidak seperti orang normal. Dan pada akhirnya, Hellen
Keller dapat lulus dengan predikat cum laude dari Radcliffe College pada tahun 1904
(Suprapto, Tommy, 2006 : 3).
Contoh cerita di atas, sepintas tidak ada yang istimewa khususnya bagi kita yang
normal. Tapi hal itu bisa menjadi bahan renungan untuk kita semua bahwa seseorang
yang cacat pancainderanya akan mengalami kesulitan yang sangat untuk dapat
berkomunikasi (Suprapto, Tommy, 2006 : 3).
Wilbur Schrarmm( Ashadi, 1987) menyatakan komunikasi sebagai suatu proses
berbagi (sharing process), Schrarmm menguraikannya demikian:
"Komunikasi
berasal dari kata-kata (bahasa) Latin communis yang berarti umum(
common) atau bersama. Apabila kita berkomunikasi, sebenarnya kita sedang berusaha
menumbuhkan
suatu kebersamaan
( commonness)
dengan seseorang.. Yaitu kita
berusaha berbagi informasi, ide, atau sikap. Seperti dalam uraian ini, misalnya saya
sedang berkomunikasi dengan para pembaca untuk menyarnpaikan ide bahwa hakikat
sebuah komunikasi sebenarnya adalah usaha untuk membuat penerima atau pemberi
komunikasi memiliki pengertian (pemahaman) yang sama terhadap pesan tertentu".
Dari uraian Scltrarmm itu dapat disimpulkan bahwa sebuah komunikasi yang
efektif adalah komunikasi yang berhasil melahirkan kebersamaan (commonness);
kesepahaman antar sumber (source) dengan penerima (audience -receiver)-nya. Sebuah
komunikasi akan benar-benar efektif apabila audience menerima pesan, pengertian dan
lain-lain persis sama seperti apa yang dikehendaki oleh penyampai (Suprapto, Tommy,
2006: 5).
15
2.1.2 Komunikasi Massa
2.1.2.1 Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa beserta pesan yang
dihasilkan, pembaca/pendengar/penonton yang akan coba diraihnya, dan efeknya
terhadap mereka. Komunikasi massa merupakan disiplin kajian ilmu sosial yang relatif
muda jika dibandingkan dengan ilmu psikologi, sosiologi, ilmu politik, dan ekonomi.
Sekarang ini komunikasi massa sudah dimasukkan ke dalam disiplin ilmiah (Nurudin,
2007: 2).
Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan para ahli
komunikasi. Banyak ragam dan titik tekan yang dikemukakannya .Namun, dari sekian
banyak definisi itu ada benang merah kesamaan definisi satu sama lain. Pada dasamya
komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik)
(Nurudin, 2007 : 4).
2.1.2.2 Fungsi Komunikasi Massa
Fungsi komunikasi massa menurut Jay Black dan Frederick C.Whitney (1988)
antara lain (Nurudin,2007 : 64):
1. to inform (menginformasikan)
2. to entertain (memberi hiburan)
3. to persuade ( membujuk)
4. transmission of the culture ( transmisi budaya)
Sementara itu, fungsi komunikasi massa menurut John Vivian dalam bukunya
The Media of Mass Communication(l99l) disebutkan (Nurudin,2007 :64):
1. providing information (memberikan informasi)
16
3. helping to persuade (membantu untuk meyakinkan)
4. contributing to social cohesion ( mendorong kohesi sosial)
Ada pula, fungsi komunikasi massa yang pernah dikemukakan oleh Harold D.
Laswell yakni (Nurudin, 2007 : 64) :
I. surveillance of the environment ( fungsi pengawasan)
2. correlation of the part of society in responding to the environment ( fungsi korelasi)
3. transmission of the social heritage from one generation to the next ( fungsi pewarisan
sosial)
2.1.3 Media Massa
2.1.3.1 Pengertian Media Massa
Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan
secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media
massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang
dan waktu. Bahkan media massa mampu menyampaikan pesan hampir seketika pada
waktu yang tak terbatas (Nurudin, 2007 : 9).
2.1.3.2 Jenis-jenis Media Massa
Media massa pada masyarakat luas saat ini dapat dibedakan atas tiga kelompok,
meliputi media cetak, media elektronik, dan media online (Mondry, 2008 :12):
!.Media Cetak
Media cetak merupakan media tertua yang ada di muka bumi, media cetak
berawal dari media yang disebut dengan Acta Diurna dan Acta Senatus di kerajaan
17
Romawi,kemudian berkembang pesat setelab Joharmes Guttenberg menemukan mesin
cetak, hingga kini sudab beragam bentuknya, seperti kabar( koran), tabloid, dan majalab.
2. Media Elektronik
Media
elektronik
muncul
karena
perkembangan
modem
yang
berhasil
memadukan konsep media cetak, berupa penulisan naskab dengan suara (radio), bahkan
kemudian dengan gambar, melalui layar televisi. Maka kemudian, yang disebut dengan
media massa elektronik adalab radio dan televisi.
3. Media Online
Media online merupakan media yang menggunakan internet. Sepintas lalu orang
akan
menilai
media
online
merupakan
media
elektronik,
tetapi
para
pakar
memisahkannya dalam kelompok tersendiri. Alasarmya, media online menggunakan
gabungan proses media cetak dengan menulis informasi yang disalurkan melalui sarana
elektronik,
tetapi juga
berhubungan
dengan komunikasi
personal
yang terkesan
perorangan.
2.1.3.3 Peran Media Massa
Bungin (2006) menyebutkan, media massa merupakan institusi yang berperan
sebagai agent of change yang menjadi lembaga pelopor perubahan. Ini merupakan
paradigma utama media massa. Dalam menjalankan paradigma tersebut, media massa
berperan sebagai berikut (Mondry, 2008 : 84):
I. Institusi penceraban masyarakat; melalui perarmya sebagai media edukasi.Media
massa menjadi media yang setiap saat mendidik masyarakat supaya cerdas, terbuka
18
2. Media massa juga menjadi media informasi kepada masyarakat. Dengan informasi
yang terbuka, jujur, dan benar yang disampaikan media massa kepada masyarakat,
akan menjadikan masyarakat kaya terhadap informasi, masyarakat menjadi terbuka
dengan informasi. Sebaliknya pula, masyarakat akan menjadi masyarakat informatif,
masyarakat yang dapat menyampaikan informasi dengan jujur kepada media massa.
Selain itu, dengan banyaknya informasi yang dimiliki masyarakat, menjadikan
mereka sebagai masyarakat dunia yang dapat berpartisipasi dengan berbagai
kemampuannya.
3. Media massa sebagai media hiburan. Sebagai agent of change, media massa juga
menjadi institusi budaya; merupakan institusi yang setiap saat menjadi corong
kebudayaan dan katalisator perkembangan masyarakat. Sebagai agen perubahan itu,
media massa juga mendorong agar perkembangan budaya itu bermanfaat bagi
kepentingan manusia bermoral dan masyarakat madani. Dengan demikian, media
massa juga berperan mencegah berkembangnya budaya-budaya yang justru merusak
peradaban manusia dan masyarakat.
2.1.4 Televisi
2.1.4.1 Pengertian Televisi
Menurut Skomis
dalam bukunya" Television and Society. An Incuest and
Agenda".(l965), dibandingkan media massa lainnya (radio, surat kabar, majalah, buku,
dan sebagainya), televisi mempunyai sifat istimewa.Televisi merupakan gabungan dari
media dengar dan gambar. Sifat politisnya sangat besar,karena bisa menampilkan
informasi, hiburan, dan pendidikan, atau gabungan dari ketiga unsur tersebut secara
19
2.1.4.2 Sejarah Televisi
Media
audio
visual
teknologi.Kehadirannya setelah
televisi
beberapa
muncul
karena
penemuan seperti
perkembangan
telepon,
telegraf,
dan
fotografi, serta rekaman suara. Media televisi ada setelah radio dan media cetak
(Badjuri, Adi, 2010: 5),
Dalam penemuan televisi, terdapat banyak penemu maupun innovator yang
terlibat
baik perorangan maupun
perusahaan.
Televisi
adalah
karya massal yang
dikembangkan dari tahun ke tahun (Badjuri, Adi, 2010 :5).
Awal dari televisi tentu tidak bisa dipisahkan dari penemuan dasar, yaitu hukum
Gelombang Elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday
(1831) yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik (Badjuri, Adi, 2010 : 5).
George Carey (1876) menciptakan Selenium Camera yang digambarkan dapat
membuat seseorang melihat gelombang listrik. Belakangan, Eugen Goldstein menyebut
tembakan gelombang sinar dalam tabung hampa itu dinamakan Sinar Katoda ( Badjuri,
Adi,2010 :5).
Julius Paul Gottlieb Nipkow (1860-1940) atau lebih dikenal Paul Nipkow,
ilmuwan Jerman memiliki ide (1884) bagaimana dapat mengirim gambar melalui udara
dari satu tempat
ke tempat
menggunakan kepingan
garis.Temuannya disebut
lain dan ia berhasil
logam yang disebut Teleskop
mengirim
gambar
elektronik
Elektrik dengan resolusi 18
cikal bakal lahimya televisi.Karena ketekunannya Paul
Nipkov,akhirnya menenemukan sebuah alat yang kemudian disebut "Jantra Nipkov"
atau disebut juga "Nipkov Sheibu". Penemuan itu melahirkan elestriche teleskop, atau
televisi elektris. Dengan penemuan itu, Paul Nipkov disebut 'bapak' televisi. (J.B
20
Di samping Paul Nipkov dari Jerman Timur, orang-orang Amerika, seperti
S.Morse ,A.G. Bell dan Herbert E. Ives, banyak berjasa dalam usaha mengembangkan
televisi. Akan tetapi, ahli-ahli pengetahuan berkebangsaan lain juga tidak sedikit
memberikan sumbangannya, seperti, Galilei dari Italia, May dan Velloughbhy Smith
dari Inggris,dan Weiller berkebangsaan Jerman serta sarjana Rusia Dr. VK Zworykin
(Badjuri, Adi, 2010: 6).
2.1.4.3 Keunggulan Televisi
Sebagai media massa yang tumbuh belakangan, dan merupakan konvergensi dari
media radio, surat kabar, industry musik, pertunjukan panggung, dan sebagainya, televisi
memiliki kekuatan yang sangat besar dibanding jenis media massa lain. Meskipun
teknologi internet hadir dengan berbagai kelebiharmya, namun sampai saat ini internet
belum mampu menggeser dominasi televisi. Di mana-mana persentase penggunaanjenis
media massa masih dikuasai oleh televisi, kemampuan televisi mendominasi media lain
karena media ini mempunyai sejumlah kelebihan, antara lain sebagai berikut (Badjuri,
Adi, 2010 :14).
1. Bersifat Dengar Pandang
Tidak seperti halnya media radio yang hanya bisa dinikmati melalui indera
dengar, media tv bisa dinikmati pula secara visual melalui indera penglihatan. Faktor
melihat itu menjadi sangat penting, karena seperti dikatakan oleh Confusius "saya
mendengar maka saya lupa; saya melihat maka saya ingat", dan saya melakukan
maka saya paham". Dengan melihat sendiri, seseorang merasa terlibat secara
21
potensi ini dioptimalisasikan untuk praksis pembelajaran tentu akan memiliki
pengaruh positifbagi peningkatan kualitas pendidikan.
Akan tetapi, sifat televisi yang hanya dengar pandang itu sekaligus mengandung
titik lemah bagi program pembelajaran. Siaran televisi yang bersifat sekilas tersebut
menimbulkan masalah tersendiri dalam hal khalayak ( audience ). Televisi tidak
mampu menyampaikan
hal-hal yang membutuhkan kedalaman dan penjelasan
panjang Iebar sebagaimana yang dibutuhkan dalam praksis pembelajaran. Namunjika
ada kreativitas
yang
mampu
mengatasi
kelemahan
ini niscaya
akan
dapat
meningkatkan fungsi pendidikan dari media televisi itu sendiri.
2. Menghadirkan Realitas Sosial
Terkait dengan potensi yang baru saja disebutkan,televisi memiliki kemampuan
menghadirkan realitas sosial seolah-olal1 seperti aslinya, atau dalam istilah Piliang
sebagai
hiperealitas.
Kemampuan
teknologi
kamera
dalam
merekam
realitas
sebagaimana aslinya, menjadikan tayangan televisi memiliki pengaruh sangat kuat
pada diri khalayak. Meskipun orang yang berbeda di balik pengopersionalan kamera
sering memiliki agenda seting tersendiri dan melakukan framing atas realitas yang
direkam,namun khalayak percaya bahwa gambar dan suara yang mereka ikuti di layar
televisi mencerminkan
realitas sosial yang ada.Visualisasi
yang didukung oleh
kekuatan suara pada kenyataam1ya sangat membantu memahamkan
seseorang
terhadap sesuatu yang sulit menjadi mudah untuk dimengerti. Kekuatan ini tentu
dapat dimanfaatkan secara optimal untuk tujuan pendidikan.
22
3. Simultaneous
Kekuatan lain yang dimiliki media televisi adalah kemampuan menyampaikan
segala sesuatu secara serempak sehingga mampu menyampaikan informasi kepada
banyak orang yang tersebar di berbagai tempat dalam waktu yang sama persis.
Aspek simultaneous
sebenamya juga dimiliki oleh media radio, hanya
keserempalcan yang terjadi dalam media televisi tidak hanya bersifat auditif tetapi juga
visual sehingga kesan yang diterima audience sangat kuat. Sifat simultaneous itu tidak
dimiliki oleh media massa cetak yang membutuhkan sistem distribusi sangat panjang
sehingga lokasi yang berbeda jauh dari tempat pencetakan akan menerima informasi
lebih lambat dengan yang berada di dekat pusat penerbitan.
4. Memberi Rasa Intim/Kedekatan
Tayangan program tv secara umum disajikan dengan pendekatan yang persuasif
terhadap kbalayaknya. Dengan menggunakan sapaan yang memberi kesan dekat, tidak
berjarak, bahasa tutur sehari-hari,gesture yang wajar menciptakan suasana intim antara
presenter program dengan kbalayak. Hal yang demikian tidak ditemukan dalam media
cetak. Media radio memiliki sifat yang mirip namun hanya mengandalkan audio
sehingga daya tariknya relatif rendah, sedangkan televisi didukung oleh visual yang
menarik. Jika potensi yang demikian dikelola secara baik untuk misi pendidikan, niscaya
pengaruh yang ditimbulkan pun cukup besar.
23
5. Menghibur
Meskipun secara konseptual fungsi tv sama dengan media massa lainnya, yaitu
informatif, edukatif dan menghibur, namun fungsi terbesar dari media televisi adalah
menghibur. Berbagai hasil studi menunjukkann bahwa motif utama orang untuk
menonton tv adalah mencari hiburan, setelah itu mencari informasi, dan yang paling
akhir adalah mencari pengetahuan/pendidikan.
Jadi, memang benar apa yang dikatakan Neil Postman bahwa esensi media
televisi adalah hiburan sehingga ia memperolok khalayak dengan sindiran," menghibur
sampai mati". Oleh karena itu dalam memproduksi program apapun untuk TV
senantiasa mempertimbangkan aspek menghibur.Potensi menghibur ini pada satu sisi
dapat dipahami sebagai ancaman dunia pendidikan, tetapi pada sisi lain justru menjadi
keunggulan
terutama
jika
dikaitkan
dengan
teknologi
pembelajaran
yang
mengembangkan konsep belajar secara menyenangkan (joyful! learning). (Badjuri, Adi,
2010: 16).
2.1.5 Program Televisi
2.1.5.1 Pengertian Program Televisi
Kata "program" berasal dari bahasa inggris programme atau program yang
berarti acara atau rencana.Undang-Undang
Penyiaran Indonesia tidak menggunakan
kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah "siaran"
yang didefinisikan
sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata
"program" lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia daripada kata
"siaran" untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang
24
ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya. Dengan demikian,
program memiliki pengertian yang sangat luas (Morrisan, 2008 : 200).
Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audien tertarik
untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah itu radio atau
televisi. Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau barang (goods)
atau pelayanan (services) yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini audien dan
pemasang iklan. Dengan demikian,program
adalah produk yang dibutuhkan orang
sehingga mereka bersedia mengikutinya. Dalam hal ini terdapat suatu rumusan dalam
dunia penyiaran yaitu program yang baik akan mendapatkan pendengar atau penonton
yang lebih besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan mendapat pendengar atau
penonton (Morrisan, 2008 : 200).
2.1.5.2 Skema pembagian program Tv
Hard News
Jurnalistik
Soft News
Program Tv
FTV
Drama
Sitcom
Artistik
Non Drama
25
(Skema di atas diambil dari buku Morrisan, Manajemen Media Penyiaran, halaman 215)
2.1.5.3 Program Artistik
Definisi
artistik
adalah
mempunyai
nilai
sem,
(://www.miikata.com/arti-319657-miistik.html,diakses pada
atau
bersifat
seni
10 juli 2011 pukul
22.52 wib)
Jadi, penulis mengambil kesimpulan dari definisi di atas, bahwa program artistik
adalah sebuah program televisi yang mempunyai nilai seni, atau bersifat seni
2.1.5.4 Program Drama
Kata "drama" berasal dari bahasa Yunani dran yang berarti bertindak atau
berbuat ( action). Program Drama adalah pertunjukan (show) yang menyajikan cerita
mengenai
kehidupan atau
karakter
seseorang
atau
beberapa
orang
(tokoh),yang
diperankan oleh pemain (artis), yang melibatkan konflik dan emosi. Dengan demikian
,program drama biasanya menampilkan sejumlah pemain yang memerankan tokoh
tertentu. (Morrisan, 2008 :213).
2.1.5.5 Program Sitcom
Definisi Sitcom adalah sebuah program televisi yang lucu berdasarkan situasi
yang dapat muncul dalam kehidupan sehari-hari
( http://www.artikata.com/mii-168020-
sitcom.html.diakses pada 10 juli 2011 pukul22.58 wib)
26
2.1.5.6 Program Sketsa
Terinspirasi dari Kelsey Grammer: The Sketch Show yaog menampilkao sketsasketsa komedi singkat namun memaocing tawa maksimal, kami ingin mengenalkao
format baru komedi di Indonesia. Komedi real yang mungkin terjadi dalam kehidupao
sehari-hari, tidak dibuat-buat dao diaogkat dari materi yaog fresh (Dikutip
dari
www.transtv.co.id diakses pada taoggal9 juli 2011 pukul21.34 wib)
Talent tidak memakai pelawak atau komediao, tetapi aktor dao aktris yaog memiliki
kekuatao alcting dan teatrikal seperti:
1. Pierre Gruno
2. Agastya Kaodou
3. Ade Herlina, dll.
(Dikutip dari www.traostv.co.id diakses pada taoggal9 juli 2011 pukul21.34 wib)
27
2.2
Teori-teori ldmsus yang berkaitan dengan topik yang dibahas
Penulis, dalam penulisan skripsinya, menggunakan beberapa teori khusus
diantaranya, yaitu :
2.2.1 Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada Iogika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities ), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Thrreats).
Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi,
tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategis
(strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut
dengan Analisis
Situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah
Analisis SWOT ( Rangkuti, Freddy, 2006 :18).
28
2.2.2 Konsep Kreatif
Menurut arti aslinya, kreativitas adalah kemampuan dalam menciptakan sesuatu
(the ability to create). Tapi kemudian dalam penggunaannya berkembang sesuai
penerapan.Konsultan organisasi dan usaha,Trevor Bentley, dalam bukunya Sharpen
Your Team's Skill in Creativity (1997) menulis bahwa kreativitas adalah membuat
sesuatu yang baru atau mengolah yang lama supaya menjadi baru (Latuconsina ,Hudaya,
2010 : 27).
Aliran pemikiran modern yang umumnya diilhami oleh pencerahan spiritual,
memahami kreativitas bukan semata kemampuan menciptakan sesuatu yang baru atau
mengolah yang lama supaya menjadi baru, melainkan harus ada nilai tambah yang baru
(manfaat dan mashalat yang lebih banyak). Kita tidak disebut orang kreatif kalau baru
bisa
mengutak
atik
sesuatu
namun
manfaat
dan
mashalatnya
belum
terbukti
(Latuconsina, Hudaya, 2010: 27).
Memang, untuk menjadi orang kreatif itu dibutuhkan keberanian mengotak-atik
sesuatu, keberanian melakukan kesalahan, keberanian bereksperimen,dan bereksplorasi.
Tapi ini semua adalah proses untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri.Menurut
pengalaman Arthur Koestler, filsuf, jurnalis dan novelis asal Bulgaria, setiap tindakan
kreatif itu selalu berawal dari pembebasan diri dari belenggu persepsi dan kepercayaan
lama yang telah mengakar kuat (Latuconsina, Hudaya, 2010 :28).
Dalam literatur psikologi, kreativitas termasuk kualitas mental. Maksudnya
kreativitas itu bukan kecerdasan atau bakat yang berarti diberikan Tuhan secara berbedabeda kepada orang yang berbeda. Kualitas mental itu adalah kapasitas yang melekat
pada semua manusia dari sejak lahir dan diberikan kepada semua orang. Bedanya,ada
29
yang mau meningkatkan kualitas dari kapasitas itu dan ada yang tidak mau. Itu saja
(Latuconsina, Hudaya, 2010 :29).
Berikut saran Jim Rhon, pakar filsafat bisnis dari Amerika agar kita bisa kreatif
dalam mengembangkan diri (Rejleksi Kehidupan,A.N.Ubaedy & Imam Ratrioso, 2005)
(Latuconsina, Hudaya, 2010: 38):
1. Apa yang anda lihat dengan mata kepala anda dan mata pikiran anda (What you see)?
2. Bagaimana Anda melihat ( How you see ) ? Apakah anda sedang menggunakan lensa
positif atau Anda sedang menggunakan lensa negatif?
3. Apa yang akan Anda lakukan dari apa yang Anda lihat ( What will you do from what
you see)?
Karena kreativitas itu merupakan faktor penting dalam mengembangkan bakat
dan potensi diri, maka walaupun semua orang sebetulnya punya bakat dan potensi,
hanya sedikit yang menjadi orang yang berbakat dan berprestasi dengan bakatnya
Menurut Joseph Renzulli, psikolog pendidikan dari Amerika, ciri-ciri orang yang sudah
berbakat itu adalah (Latuconsina, Hudaya, 2010: 38):
1. Punya kemampuan yang luar biasa (above-average) dalam bentuk kelebihan di
bidang tertentu (khusus) atau bidang umum.
2. Punya kemampuan yang bagus dalam menangani suatu pekerjaan atau urusan yang
ditunjukkan melalui komitmen atau motivasi tinggi.
3. Punya kreativitas yang tinggi : tidak pantang menyerah, tak mudah terkendala, dan
selalu berusaha menemukan berbagai cara yang cocok untuk mengembangkan diri.
Bahkan kalau melihat kisah hidup para penemu yang telah mengubah dunia,
mereka temyata bukan saja pintar, melainkan kepintaran yang dibarengi dengan
30
kreativitas.Ide-ide kreatif itu, mereka temukan setelah mereka keluar dari pekerjaan. ltu
bisa kita lihat dari contoh-contoh berikut ini (Latuconsina, Hudaya, 2010 :39):
1. Para penemu film berwarna Kodachrome,Leopold Mannes, dan Leopold Gowsky
dulunya adalah musisi.
2. George Eastman , dari Eastman Kodak, sebelurnnya adalah seorang pekerja tata buku
di sebuah bank.
3. Lazlo Biro,penemu pena bolpoin,dulunya adalah seorang pematung,pelukis, dan
jumalis.
4. King Camp Gillete,penemu silet cukur yang aman,dulunya adalah seorang penjual
tutup botol keliling.
5. John Boyd Dunlop, penemu ban udara, adalah mantan dokter bedah hewan.
Berikut adalah ciri-ciri orang kreatif(Latuconsina, Hudaya, 2010 :27):
1. Mereka tidak mudah ikut-ikutan pada hal-hal yang bisa diartikan "pada umurnnya
orang"(notfollowing the rule)
2. Spontanitas ( tidak terlalu hati-hati dan juga tidak sembrono)
3. Suka hal-hal yang fun
4. Punya kepekaan yang tinggi terhadap dirinya
5. Bisa melihat sesuatu yang tidak dilihat oleh kebanyakan orang
6. Punya orientasi hidup pada tindakan
7. Melawan tantangan, bukan pasrah atau mundur
8. Punya perbedaan sendiri
9. Punya semangat hidup tinggi
1O.Punya kepercayaan diri tinggi
31
12.Punya pengalaman hidup yang bermacam-macam ( variatif)
13.Punya pengalaman kerja yang lebih lama di bidangnya sebelum menemukan ide
kreatif
14.Punya pengetahuan yang lebih luas di bidangnya
15.Punya daya tahan terhadap keputusasaan yang lebih bagus
Intinya,kreativitas
adalah
alat
yang
sudah
disediakan
Tuhan
untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang ada di dalam diri kita. Supaya kita bisa
kreatif, Tuhan memberikan kapasitas berpikir, merasa, menyadari, atau menimbang. Jika
ini kita gunakan secara optimal, kita akan menjadi orang kreatif. Begitu kita sudah
menjadi orang kreatif, barulah kita sanggup menyimpulkan: Robbana Ma Kholaqta
Hadzaa Bathilaa" (Wahai Tuhan kami, Engkau tidak menciptakan sesuatu yang tidak
ada gunanya.) (Latuconsina, Hudaya, 2010 :40)
Download