BABII LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori dasar!Umum Penulis, dalam melakukan penulisan skripsinya, menggunakan beberapa teori dasar/umum, diantaranya yaitu: 2.1.1 Komunikasi 2.1.1.1 Pengertian Komunikasi Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi, karena komunikasi merupakan integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia dan atau masyarakat (Suprapto, Tommy, 2006 :1). Aktivitas komunikasi dapat terlihat pada aspek kehidupan sehari-hari manusia, yaitu sejak bangun tidur di pagi hari sampai dengan beranjak tidur di malam hari. Sepanjang hari apa yang kita lakukan dalam proses komunikasi. Kita dapat menghitung dari walctu ke waktu, selalu terlibat dalam aktivitas komunikasi yang sifatnya rutinitas. Berapajam waktu yang kita gunakan untuk mengobrol,membaca koran, mendengarkan siaran radio, menonton acara televisi, menggunakan komputer, belajar dan sebagainya. (Suprapto, Tommy, 2006 :1). Kemudian seberapa pentingnya komunikasi dalam kehidupan manusia, dapat dilihat dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa persentase waktu yang digunakan dalam proses komunikasi sangat besar, sekitar 75% sampai 90% dari waktu kegiatan kita. Waktu yang digunakan dalam proses komunikasi tersebut 5% digunakan untuk 13 menulis, 10% untuk membaca, 35% untuk berbicara,dan 50% untuk mendengar ( Jiwanta, 1982) ( Suprapto, Tommy, 2006: 2). Hal tersebut membuktikan betapa vitalnya komunikasi dalam tatanan kehidupan sosial manusia, dengan kata lain komunikasi telah menjadijantung dari kehidupan kita. Komunikasi sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Dan yang jarang disadari adalah bahwa pada prinsipnya tak seorangpun dapat melepaskan dirinya dari aktivitas komunikasi (Suprapto, Tommy,2006 :2). Di dunia ini mungkin orang yang paling menyadari betapa sangat tersiksanya hidup tanpa berkomunikasi adalah Hellen Keller yang lahir tahun 1880 di Negara bagian Alaska USA. Pada usia 19 bulan, karena suatu penyakit, dia menjadi buta dan tuli. Karena ketuliannya maim penderitaan ketiga yang dia alami adalah tidak dapat berbicara. Karena buta, tidak satupun informasi yang dapat ia terima dengan mata penglihatannya. Di lain pihak ia tidak dapat mengirimkan informasi dengan suaranya karena miskin perbendaharaan kata-kata. Tidak ada output yang dapat ia kirim (dalam proses komunikasi input dan output komunikasi sangat penting) (Suprapto, Tommy, 2006 : 2). Dalam kesehariannya Keller hanya mampu menggelengkan kepala yang berarti "tidalc", mengangguk berarti "ya" dan menarik berarti "kemari" serta mendorong berarti "pergi". Baginya dunia benar-benar tanpa harapan dan gelap. Dia hanya bisa meratapi diri dan bahkan menceritakannya kepada orang lain pun ia tidak sanggup.Untunglah penderitaan Hellen Keller tidak berlangsung lama, karena pada usianya yang ke-7 seorang guru yang bemama Anne Sullivan membawa dia ke dunia yang terang dengan mengajarkan symbol-symbol komunikasi untuk keperluan sehari- 14 "berkomunikasi", walaupun tidak seperti orang normal. Dan pada akhirnya, Hellen Keller dapat lulus dengan predikat cum laude dari Radcliffe College pada tahun 1904 (Suprapto, Tommy, 2006 : 3). Contoh cerita di atas, sepintas tidak ada yang istimewa khususnya bagi kita yang normal. Tapi hal itu bisa menjadi bahan renungan untuk kita semua bahwa seseorang yang cacat pancainderanya akan mengalami kesulitan yang sangat untuk dapat berkomunikasi (Suprapto, Tommy, 2006 : 3). Wilbur Schrarmm( Ashadi, 1987) menyatakan komunikasi sebagai suatu proses berbagi (sharing process), Schrarmm menguraikannya demikian: "Komunikasi berasal dari kata-kata (bahasa) Latin communis yang berarti umum( common) atau bersama. Apabila kita berkomunikasi, sebenarnya kita sedang berusaha menumbuhkan suatu kebersamaan ( commonness) dengan seseorang.. Yaitu kita berusaha berbagi informasi, ide, atau sikap. Seperti dalam uraian ini, misalnya saya sedang berkomunikasi dengan para pembaca untuk menyarnpaikan ide bahwa hakikat sebuah komunikasi sebenarnya adalah usaha untuk membuat penerima atau pemberi komunikasi memiliki pengertian (pemahaman) yang sama terhadap pesan tertentu". Dari uraian Scltrarmm itu dapat disimpulkan bahwa sebuah komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang berhasil melahirkan kebersamaan (commonness); kesepahaman antar sumber (source) dengan penerima (audience -receiver)-nya. Sebuah komunikasi akan benar-benar efektif apabila audience menerima pesan, pengertian dan lain-lain persis sama seperti apa yang dikehendaki oleh penyampai (Suprapto, Tommy, 2006: 5). 15 2.1.2 Komunikasi Massa 2.1.2.1 Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa beserta pesan yang dihasilkan, pembaca/pendengar/penonton yang akan coba diraihnya, dan efeknya terhadap mereka. Komunikasi massa merupakan disiplin kajian ilmu sosial yang relatif muda jika dibandingkan dengan ilmu psikologi, sosiologi, ilmu politik, dan ekonomi. Sekarang ini komunikasi massa sudah dimasukkan ke dalam disiplin ilmiah (Nurudin, 2007: 2). Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan para ahli komunikasi. Banyak ragam dan titik tekan yang dikemukakannya .Namun, dari sekian banyak definisi itu ada benang merah kesamaan definisi satu sama lain. Pada dasamya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik) (Nurudin, 2007 : 4). 2.1.2.2 Fungsi Komunikasi Massa Fungsi komunikasi massa menurut Jay Black dan Frederick C.Whitney (1988) antara lain (Nurudin,2007 : 64): 1. to inform (menginformasikan) 2. to entertain (memberi hiburan) 3. to persuade ( membujuk) 4. transmission of the culture ( transmisi budaya) Sementara itu, fungsi komunikasi massa menurut John Vivian dalam bukunya The Media of Mass Communication(l99l) disebutkan (Nurudin,2007 :64): 1. providing information (memberikan informasi) 16 3. helping to persuade (membantu untuk meyakinkan) 4. contributing to social cohesion ( mendorong kohesi sosial) Ada pula, fungsi komunikasi massa yang pernah dikemukakan oleh Harold D. Laswell yakni (Nurudin, 2007 : 64) : I. surveillance of the environment ( fungsi pengawasan) 2. correlation of the part of society in responding to the environment ( fungsi korelasi) 3. transmission of the social heritage from one generation to the next ( fungsi pewarisan sosial) 2.1.3 Media Massa 2.1.3.1 Pengertian Media Massa Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyampaikan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas (Nurudin, 2007 : 9). 2.1.3.2 Jenis-jenis Media Massa Media massa pada masyarakat luas saat ini dapat dibedakan atas tiga kelompok, meliputi media cetak, media elektronik, dan media online (Mondry, 2008 :12): !.Media Cetak Media cetak merupakan media tertua yang ada di muka bumi, media cetak berawal dari media yang disebut dengan Acta Diurna dan Acta Senatus di kerajaan 17 Romawi,kemudian berkembang pesat setelab Joharmes Guttenberg menemukan mesin cetak, hingga kini sudab beragam bentuknya, seperti kabar( koran), tabloid, dan majalab. 2. Media Elektronik Media elektronik muncul karena perkembangan modem yang berhasil memadukan konsep media cetak, berupa penulisan naskab dengan suara (radio), bahkan kemudian dengan gambar, melalui layar televisi. Maka kemudian, yang disebut dengan media massa elektronik adalab radio dan televisi. 3. Media Online Media online merupakan media yang menggunakan internet. Sepintas lalu orang akan menilai media online merupakan media elektronik, tetapi para pakar memisahkannya dalam kelompok tersendiri. Alasarmya, media online menggunakan gabungan proses media cetak dengan menulis informasi yang disalurkan melalui sarana elektronik, tetapi juga berhubungan dengan komunikasi personal yang terkesan perorangan. 2.1.3.3 Peran Media Massa Bungin (2006) menyebutkan, media massa merupakan institusi yang berperan sebagai agent of change yang menjadi lembaga pelopor perubahan. Ini merupakan paradigma utama media massa. Dalam menjalankan paradigma tersebut, media massa berperan sebagai berikut (Mondry, 2008 : 84): I. Institusi penceraban masyarakat; melalui perarmya sebagai media edukasi.Media massa menjadi media yang setiap saat mendidik masyarakat supaya cerdas, terbuka 18 2. Media massa juga menjadi media informasi kepada masyarakat. Dengan informasi yang terbuka, jujur, dan benar yang disampaikan media massa kepada masyarakat, akan menjadikan masyarakat kaya terhadap informasi, masyarakat menjadi terbuka dengan informasi. Sebaliknya pula, masyarakat akan menjadi masyarakat informatif, masyarakat yang dapat menyampaikan informasi dengan jujur kepada media massa. Selain itu, dengan banyaknya informasi yang dimiliki masyarakat, menjadikan mereka sebagai masyarakat dunia yang dapat berpartisipasi dengan berbagai kemampuannya. 3. Media massa sebagai media hiburan. Sebagai agent of change, media massa juga menjadi institusi budaya; merupakan institusi yang setiap saat menjadi corong kebudayaan dan katalisator perkembangan masyarakat. Sebagai agen perubahan itu, media massa juga mendorong agar perkembangan budaya itu bermanfaat bagi kepentingan manusia bermoral dan masyarakat madani. Dengan demikian, media massa juga berperan mencegah berkembangnya budaya-budaya yang justru merusak peradaban manusia dan masyarakat. 2.1.4 Televisi 2.1.4.1 Pengertian Televisi Menurut Skomis dalam bukunya" Television and Society. An Incuest and Agenda".(l965), dibandingkan media massa lainnya (radio, surat kabar, majalah, buku, dan sebagainya), televisi mempunyai sifat istimewa.Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar. Sifat politisnya sangat besar,karena bisa menampilkan informasi, hiburan, dan pendidikan, atau gabungan dari ketiga unsur tersebut secara 19 2.1.4.2 Sejarah Televisi Media audio visual teknologi.Kehadirannya setelah televisi beberapa muncul karena penemuan seperti perkembangan telepon, telegraf, dan fotografi, serta rekaman suara. Media televisi ada setelah radio dan media cetak (Badjuri, Adi, 2010: 5), Dalam penemuan televisi, terdapat banyak penemu maupun innovator yang terlibat baik perorangan maupun perusahaan. Televisi adalah karya massal yang dikembangkan dari tahun ke tahun (Badjuri, Adi, 2010 :5). Awal dari televisi tentu tidak bisa dipisahkan dari penemuan dasar, yaitu hukum Gelombang Elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday (1831) yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik (Badjuri, Adi, 2010 : 5). George Carey (1876) menciptakan Selenium Camera yang digambarkan dapat membuat seseorang melihat gelombang listrik. Belakangan, Eugen Goldstein menyebut tembakan gelombang sinar dalam tabung hampa itu dinamakan Sinar Katoda ( Badjuri, Adi,2010 :5). Julius Paul Gottlieb Nipkow (1860-1940) atau lebih dikenal Paul Nipkow, ilmuwan Jerman memiliki ide (1884) bagaimana dapat mengirim gambar melalui udara dari satu tempat ke tempat menggunakan kepingan garis.Temuannya disebut lain dan ia berhasil logam yang disebut Teleskop mengirim gambar elektronik Elektrik dengan resolusi 18 cikal bakal lahimya televisi.Karena ketekunannya Paul Nipkov,akhirnya menenemukan sebuah alat yang kemudian disebut "Jantra Nipkov" atau disebut juga "Nipkov Sheibu". Penemuan itu melahirkan elestriche teleskop, atau televisi elektris. Dengan penemuan itu, Paul Nipkov disebut 'bapak' televisi. (J.B 20 Di samping Paul Nipkov dari Jerman Timur, orang-orang Amerika, seperti S.Morse ,A.G. Bell dan Herbert E. Ives, banyak berjasa dalam usaha mengembangkan televisi. Akan tetapi, ahli-ahli pengetahuan berkebangsaan lain juga tidak sedikit memberikan sumbangannya, seperti, Galilei dari Italia, May dan Velloughbhy Smith dari Inggris,dan Weiller berkebangsaan Jerman serta sarjana Rusia Dr. VK Zworykin (Badjuri, Adi, 2010: 6). 2.1.4.3 Keunggulan Televisi Sebagai media massa yang tumbuh belakangan, dan merupakan konvergensi dari media radio, surat kabar, industry musik, pertunjukan panggung, dan sebagainya, televisi memiliki kekuatan yang sangat besar dibanding jenis media massa lain. Meskipun teknologi internet hadir dengan berbagai kelebiharmya, namun sampai saat ini internet belum mampu menggeser dominasi televisi. Di mana-mana persentase penggunaanjenis media massa masih dikuasai oleh televisi, kemampuan televisi mendominasi media lain karena media ini mempunyai sejumlah kelebihan, antara lain sebagai berikut (Badjuri, Adi, 2010 :14). 1. Bersifat Dengar Pandang Tidak seperti halnya media radio yang hanya bisa dinikmati melalui indera dengar, media tv bisa dinikmati pula secara visual melalui indera penglihatan. Faktor melihat itu menjadi sangat penting, karena seperti dikatakan oleh Confusius "saya mendengar maka saya lupa; saya melihat maka saya ingat", dan saya melakukan maka saya paham". Dengan melihat sendiri, seseorang merasa terlibat secara 21 potensi ini dioptimalisasikan untuk praksis pembelajaran tentu akan memiliki pengaruh positifbagi peningkatan kualitas pendidikan. Akan tetapi, sifat televisi yang hanya dengar pandang itu sekaligus mengandung titik lemah bagi program pembelajaran. Siaran televisi yang bersifat sekilas tersebut menimbulkan masalah tersendiri dalam hal khalayak ( audience ). Televisi tidak mampu menyampaikan hal-hal yang membutuhkan kedalaman dan penjelasan panjang Iebar sebagaimana yang dibutuhkan dalam praksis pembelajaran. Namunjika ada kreativitas yang mampu mengatasi kelemahan ini niscaya akan dapat meningkatkan fungsi pendidikan dari media televisi itu sendiri. 2. Menghadirkan Realitas Sosial Terkait dengan potensi yang baru saja disebutkan,televisi memiliki kemampuan menghadirkan realitas sosial seolah-olal1 seperti aslinya, atau dalam istilah Piliang sebagai hiperealitas. Kemampuan teknologi kamera dalam merekam realitas sebagaimana aslinya, menjadikan tayangan televisi memiliki pengaruh sangat kuat pada diri khalayak. Meskipun orang yang berbeda di balik pengopersionalan kamera sering memiliki agenda seting tersendiri dan melakukan framing atas realitas yang direkam,namun khalayak percaya bahwa gambar dan suara yang mereka ikuti di layar televisi mencerminkan realitas sosial yang ada.Visualisasi yang didukung oleh kekuatan suara pada kenyataam1ya sangat membantu memahamkan seseorang terhadap sesuatu yang sulit menjadi mudah untuk dimengerti. Kekuatan ini tentu dapat dimanfaatkan secara optimal untuk tujuan pendidikan. 22 3. Simultaneous Kekuatan lain yang dimiliki media televisi adalah kemampuan menyampaikan segala sesuatu secara serempak sehingga mampu menyampaikan informasi kepada banyak orang yang tersebar di berbagai tempat dalam waktu yang sama persis. Aspek simultaneous sebenamya juga dimiliki oleh media radio, hanya keserempalcan yang terjadi dalam media televisi tidak hanya bersifat auditif tetapi juga visual sehingga kesan yang diterima audience sangat kuat. Sifat simultaneous itu tidak dimiliki oleh media massa cetak yang membutuhkan sistem distribusi sangat panjang sehingga lokasi yang berbeda jauh dari tempat pencetakan akan menerima informasi lebih lambat dengan yang berada di dekat pusat penerbitan. 4. Memberi Rasa Intim/Kedekatan Tayangan program tv secara umum disajikan dengan pendekatan yang persuasif terhadap kbalayaknya. Dengan menggunakan sapaan yang memberi kesan dekat, tidak berjarak, bahasa tutur sehari-hari,gesture yang wajar menciptakan suasana intim antara presenter program dengan kbalayak. Hal yang demikian tidak ditemukan dalam media cetak. Media radio memiliki sifat yang mirip namun hanya mengandalkan audio sehingga daya tariknya relatif rendah, sedangkan televisi didukung oleh visual yang menarik. Jika potensi yang demikian dikelola secara baik untuk misi pendidikan, niscaya pengaruh yang ditimbulkan pun cukup besar. 23 5. Menghibur Meskipun secara konseptual fungsi tv sama dengan media massa lainnya, yaitu informatif, edukatif dan menghibur, namun fungsi terbesar dari media televisi adalah menghibur. Berbagai hasil studi menunjukkann bahwa motif utama orang untuk menonton tv adalah mencari hiburan, setelah itu mencari informasi, dan yang paling akhir adalah mencari pengetahuan/pendidikan. Jadi, memang benar apa yang dikatakan Neil Postman bahwa esensi media televisi adalah hiburan sehingga ia memperolok khalayak dengan sindiran," menghibur sampai mati". Oleh karena itu dalam memproduksi program apapun untuk TV senantiasa mempertimbangkan aspek menghibur.Potensi menghibur ini pada satu sisi dapat dipahami sebagai ancaman dunia pendidikan, tetapi pada sisi lain justru menjadi keunggulan terutama jika dikaitkan dengan teknologi pembelajaran yang mengembangkan konsep belajar secara menyenangkan (joyful! learning). (Badjuri, Adi, 2010: 16). 2.1.5 Program Televisi 2.1.5.1 Pengertian Program Televisi Kata "program" berasal dari bahasa inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana.Undang-Undang Penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah "siaran" yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata "program" lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia daripada kata "siaran" untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang 24 ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya. Dengan demikian, program memiliki pengertian yang sangat luas (Morrisan, 2008 : 200). Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audien tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah itu radio atau televisi. Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau barang (goods) atau pelayanan (services) yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini audien dan pemasang iklan. Dengan demikian,program adalah produk yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mengikutinya. Dalam hal ini terdapat suatu rumusan dalam dunia penyiaran yaitu program yang baik akan mendapatkan pendengar atau penonton yang lebih besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan mendapat pendengar atau penonton (Morrisan, 2008 : 200). 2.1.5.2 Skema pembagian program Tv Hard News Jurnalistik Soft News Program Tv FTV Drama Sitcom Artistik Non Drama 25 (Skema di atas diambil dari buku Morrisan, Manajemen Media Penyiaran, halaman 215) 2.1.5.3 Program Artistik Definisi artistik adalah mempunyai nilai sem, (://www.miikata.com/arti-319657-miistik.html,diakses pada atau bersifat seni 10 juli 2011 pukul 22.52 wib) Jadi, penulis mengambil kesimpulan dari definisi di atas, bahwa program artistik adalah sebuah program televisi yang mempunyai nilai seni, atau bersifat seni 2.1.5.4 Program Drama Kata "drama" berasal dari bahasa Yunani dran yang berarti bertindak atau berbuat ( action). Program Drama adalah pertunjukan (show) yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh),yang diperankan oleh pemain (artis), yang melibatkan konflik dan emosi. Dengan demikian ,program drama biasanya menampilkan sejumlah pemain yang memerankan tokoh tertentu. (Morrisan, 2008 :213). 2.1.5.5 Program Sitcom Definisi Sitcom adalah sebuah program televisi yang lucu berdasarkan situasi yang dapat muncul dalam kehidupan sehari-hari ( http://www.artikata.com/mii-168020- sitcom.html.diakses pada 10 juli 2011 pukul22.58 wib) 26 2.1.5.6 Program Sketsa Terinspirasi dari Kelsey Grammer: The Sketch Show yaog menampilkao sketsasketsa komedi singkat namun memaocing tawa maksimal, kami ingin mengenalkao format baru komedi di Indonesia. Komedi real yang mungkin terjadi dalam kehidupao sehari-hari, tidak dibuat-buat dao diaogkat dari materi yaog fresh (Dikutip dari www.transtv.co.id diakses pada taoggal9 juli 2011 pukul21.34 wib) Talent tidak memakai pelawak atau komediao, tetapi aktor dao aktris yaog memiliki kekuatao alcting dan teatrikal seperti: 1. Pierre Gruno 2. Agastya Kaodou 3. Ade Herlina, dll. (Dikutip dari www.traostv.co.id diakses pada taoggal9 juli 2011 pukul21.34 wib) 27 2.2 Teori-teori ldmsus yang berkaitan dengan topik yang dibahas Penulis, dalam penulisan skripsinya, menggunakan beberapa teori khusus diantaranya, yaitu : 2.2.1 Analisis SWOT Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada Iogika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities ), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Thrreats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT ( Rangkuti, Freddy, 2006 :18). 28 2.2.2 Konsep Kreatif Menurut arti aslinya, kreativitas adalah kemampuan dalam menciptakan sesuatu (the ability to create). Tapi kemudian dalam penggunaannya berkembang sesuai penerapan.Konsultan organisasi dan usaha,Trevor Bentley, dalam bukunya Sharpen Your Team's Skill in Creativity (1997) menulis bahwa kreativitas adalah membuat sesuatu yang baru atau mengolah yang lama supaya menjadi baru (Latuconsina ,Hudaya, 2010 : 27). Aliran pemikiran modern yang umumnya diilhami oleh pencerahan spiritual, memahami kreativitas bukan semata kemampuan menciptakan sesuatu yang baru atau mengolah yang lama supaya menjadi baru, melainkan harus ada nilai tambah yang baru (manfaat dan mashalat yang lebih banyak). Kita tidak disebut orang kreatif kalau baru bisa mengutak atik sesuatu namun manfaat dan mashalatnya belum terbukti (Latuconsina, Hudaya, 2010: 27). Memang, untuk menjadi orang kreatif itu dibutuhkan keberanian mengotak-atik sesuatu, keberanian melakukan kesalahan, keberanian bereksperimen,dan bereksplorasi. Tapi ini semua adalah proses untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri.Menurut pengalaman Arthur Koestler, filsuf, jurnalis dan novelis asal Bulgaria, setiap tindakan kreatif itu selalu berawal dari pembebasan diri dari belenggu persepsi dan kepercayaan lama yang telah mengakar kuat (Latuconsina, Hudaya, 2010 :28). Dalam literatur psikologi, kreativitas termasuk kualitas mental. Maksudnya kreativitas itu bukan kecerdasan atau bakat yang berarti diberikan Tuhan secara berbedabeda kepada orang yang berbeda. Kualitas mental itu adalah kapasitas yang melekat pada semua manusia dari sejak lahir dan diberikan kepada semua orang. Bedanya,ada 29 yang mau meningkatkan kualitas dari kapasitas itu dan ada yang tidak mau. Itu saja (Latuconsina, Hudaya, 2010 :29). Berikut saran Jim Rhon, pakar filsafat bisnis dari Amerika agar kita bisa kreatif dalam mengembangkan diri (Rejleksi Kehidupan,A.N.Ubaedy & Imam Ratrioso, 2005) (Latuconsina, Hudaya, 2010: 38): 1. Apa yang anda lihat dengan mata kepala anda dan mata pikiran anda (What you see)? 2. Bagaimana Anda melihat ( How you see ) ? Apakah anda sedang menggunakan lensa positif atau Anda sedang menggunakan lensa negatif? 3. Apa yang akan Anda lakukan dari apa yang Anda lihat ( What will you do from what you see)? Karena kreativitas itu merupakan faktor penting dalam mengembangkan bakat dan potensi diri, maka walaupun semua orang sebetulnya punya bakat dan potensi, hanya sedikit yang menjadi orang yang berbakat dan berprestasi dengan bakatnya Menurut Joseph Renzulli, psikolog pendidikan dari Amerika, ciri-ciri orang yang sudah berbakat itu adalah (Latuconsina, Hudaya, 2010: 38): 1. Punya kemampuan yang luar biasa (above-average) dalam bentuk kelebihan di bidang tertentu (khusus) atau bidang umum. 2. Punya kemampuan yang bagus dalam menangani suatu pekerjaan atau urusan yang ditunjukkan melalui komitmen atau motivasi tinggi. 3. Punya kreativitas yang tinggi : tidak pantang menyerah, tak mudah terkendala, dan selalu berusaha menemukan berbagai cara yang cocok untuk mengembangkan diri. Bahkan kalau melihat kisah hidup para penemu yang telah mengubah dunia, mereka temyata bukan saja pintar, melainkan kepintaran yang dibarengi dengan 30 kreativitas.Ide-ide kreatif itu, mereka temukan setelah mereka keluar dari pekerjaan. ltu bisa kita lihat dari contoh-contoh berikut ini (Latuconsina, Hudaya, 2010 :39): 1. Para penemu film berwarna Kodachrome,Leopold Mannes, dan Leopold Gowsky dulunya adalah musisi. 2. George Eastman , dari Eastman Kodak, sebelurnnya adalah seorang pekerja tata buku di sebuah bank. 3. Lazlo Biro,penemu pena bolpoin,dulunya adalah seorang pematung,pelukis, dan jumalis. 4. King Camp Gillete,penemu silet cukur yang aman,dulunya adalah seorang penjual tutup botol keliling. 5. John Boyd Dunlop, penemu ban udara, adalah mantan dokter bedah hewan. Berikut adalah ciri-ciri orang kreatif(Latuconsina, Hudaya, 2010 :27): 1. Mereka tidak mudah ikut-ikutan pada hal-hal yang bisa diartikan "pada umurnnya orang"(notfollowing the rule) 2. Spontanitas ( tidak terlalu hati-hati dan juga tidak sembrono) 3. Suka hal-hal yang fun 4. Punya kepekaan yang tinggi terhadap dirinya 5. Bisa melihat sesuatu yang tidak dilihat oleh kebanyakan orang 6. Punya orientasi hidup pada tindakan 7. Melawan tantangan, bukan pasrah atau mundur 8. Punya perbedaan sendiri 9. Punya semangat hidup tinggi 1O.Punya kepercayaan diri tinggi 31 12.Punya pengalaman hidup yang bermacam-macam ( variatif) 13.Punya pengalaman kerja yang lebih lama di bidangnya sebelum menemukan ide kreatif 14.Punya pengetahuan yang lebih luas di bidangnya 15.Punya daya tahan terhadap keputusasaan yang lebih bagus Intinya,kreativitas adalah alat yang sudah disediakan Tuhan untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang ada di dalam diri kita. Supaya kita bisa kreatif, Tuhan memberikan kapasitas berpikir, merasa, menyadari, atau menimbang. Jika ini kita gunakan secara optimal, kita akan menjadi orang kreatif. Begitu kita sudah menjadi orang kreatif, barulah kita sanggup menyimpulkan: Robbana Ma Kholaqta Hadzaa Bathilaa" (Wahai Tuhan kami, Engkau tidak menciptakan sesuatu yang tidak ada gunanya.) (Latuconsina, Hudaya, 2010 :40)