BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diperkirakan didunia ini ada lebih dari 30 juta orang hidup dengan Human Imunodeficiency Virus (HIV)/Aquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS), dan sebagian besar ada di negara – negara sedang berkembang. World Health Organization (WHO) memperkirakan setiap harinya bertambah sekitar 14000 kasus baru Human Imunodeficiency Virus (HIV)/Aquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) atau setiap detik ada 9 kasus. Di Indonesia, data yang ada menunjukkan kira – kira 12 sampai 19 juta penduduk berada dalam status rawan dan potensial tertular Human Imunodeficiency Virus (HIV), virus penyebab Aquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) (Setyono, 2005). Permasalan lain yang dihadapi di Indonesia adalah ketakutan terhadap penularan Human Imunodeficiency Virus (HIV)/Aquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS). Ketakutan ini tidak dibuat – buat, karena menurut Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat (Dirjen Binkesmas) Prof.Dr.Azrul Azwar (2002), berdasarkan penelitian dunia, sepertiga penderita Aquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) adalah kaum remaja yang masa depannya masih cukup panjang. Apalagi hingga saat ini obat – obatan maupun vaksin untuk mencegah HIV/AIDS belum juga ditemukan. 1 2 Data sampai Desember 2001 menunjukkan, ada 1978 kasus HIV positiv dan 671 kasus AIDS di Indonesia. Diperkirakan jumlah ini akan terus meningkat hingga 80000 – 120000 kasus pada tahun 2010. Ironisnya, sekitar 30 % penderitanya adalah remaja (BKKBN dalam Majalah Gemari, 2002). Permasalahan HIV/AIDS di Indonesia terkait degan sisi gelap kehidupan bangsa, terutama kurangnya informasi edukasi dan life skills education. Selain itu, kenyataannya menunjukkan kaum muda di berbagai negara sudah melakukan aktivitas seksual pada umur belasan, namun kurang mendapat informasi sehingga tidak paham cara penularan HIV/AIDS dan bagaimana melindugi dirinya agar tidak terinfeksi. Banyaknya jumlah remaja penderita HIV/AIDS ditengarai karena keterbatasan akses informasi dan layanan kesehatan bagi remaja yang berdampak pada rendahnya pengetahuan tentang HIV/AIDS yang benar dan menyeluruh di kalangan remaja. Sedangkan dari data terbaru akhir tahun 2004, separuh dari jumlah penduduk Indonesia yang tertular HIV berumur dibawah 25 tahun. Mereka umumnya tertular HIV akibat hubungan seks bebas. Jumlah penduduk Indonesia yang tertular HIV saat ini mencapai 300 ribu jiwa. Separuh dari jumlah tersebut berumur dibawah 25 tahun (Mboi, 2005). Kasus HIV/AIDS bagaikan gunung es, yang nampak hanyalah permukaan belaka namun kasus yang sesungguhnya jauh lebih besar daripada kasus yang nampak. Penyakit ini merupakan penyakit yang mematikan karena sampai saat ini belum ditemukan obat penyembuhannya. Namun demikian 3 sebenarnya pencegahannya terhadap penyakit HIV/AIDS relatif mudah asalkan kita mengetahui caranya (BKKBN, 2000). Berdasarkan hasil surveilans dan laporan Rumah Sakit tentang kasus HIV/AIDS, di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Semarang (2005) menunjukkan kasus HIV/AIDS di Semarang seperti yang terlihat pada tabel 1.1 dan tabel 1.2 adalah sebagai berikut : Tabel 1.1 : Jumlah Pegidap HIV Menurut Golongan Umur di Semarang Tahun 2004 Golongan Umur Jumlah Pengidap 14 – 19 2 20 – 24 6 25 – 29 2 30 – 34 2 35 – 39 1 40 – 44 1 Total 14 4 Tabel 1.2 : HIV/AIDS di kota Semarang tahun 1995 – 2005 TAHUN HIV AIDS 1995 1 0 1996 0 0 1997 4 0 1998 2 1 1999 0 0 2000 1 1 2001 4 1 2002 6 1 2003 13 1 2004 20 7 2005 25 10 Total 76 22 Dari data yang tertera di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa kasus HIV/AIDS di Semarang merupakan ancaman bagi generasi muda. Fenomena ini menunjukkan bahwa kasus HIV/AIDS dari tahun ketahun semakin meningkat, dan kasus terbanyak ada pada usia remaja. Karena itu perlu upaya terpadu untuk menghambat laju penyebaran HIV/AIDS. Berdasarkan rekap data di PILAR PKBI Jawa Tengah. Pasien yang berkonsultasi melalui telphon berjumlah 6044 orang. Dari jumlah itu, menunjukkan angka hubungan seksual pranikah di kalangan remaja adalah 479 5 kasus untuk periode januari 2002 s/d oktober 2005. Informasi dari salah satu lembaga konsultasi remaja itu memberikan gambaran yang memprihatinkan. Salah satu penyebab HIV/AIDS pada umumnya adalah akibat dari perilaku seksual pranikah. Perilaku seksual pranikah banyak sekali dilakukan oleh kaum remaja. Adapun faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pranikah diantaranya adalah tingkat pengetahuan (Dhe de, 2005). Kasus HIV/AIDS yang disebabkan oleh perilaku seksual pranikah dapat dicegah apabila remaja mempunyai pengetahuan yang cukup tentang cara – cara penularan HIV/AIDS dan cara pencegahan HIV/AIDS (Masland, 2004). Pengetahuan memegang peranan penting dalam menentukan sikap. Sedang sikap adalah respon terhadap obyek di lingkungan tertentu sebagai penghayatan terhadap obyek (Notoatmojo, 2003). Sikap juga merupakan salah satu faktor predisposisi yang dapat mempengaruhi perilaku khususnya perilaku seksual pranikah dikalangan remaja. Dari hasil wawancara dengan siswa SMU, diketahui adanya remaja yang melakukan hubungan seksual pranikah. Hubungan seksual pranikah ada yang dilakukan dengan kasih sayang dan keterikatan yang tanpa tanggung jawab, ada juga yang dilakukan tanpa kasih sayang yang biasa disebut dengan having fun. Diantara mereka ada yang membolehkan aktifitas apapun dalam berpacaran hingga tahap hubungan seks. Beberapa siswa diketahui juga memiliki pengetahuan tentang HIV/AIDS yang cukup dan sikap tentang HIV/AIDS yang cukup baik pula. Tetapi dengan arus globalisasi, kemajuan teknologi dan 6 informasi cenderung mempengaruhi pengetahuan dan sikap mereka. Karena dengan adanya penyebaran informasi yang diadopsi dari kebudayaan Barat melalui media massa dan tegnologi canggih dapat meninggkatkan rangsangan seksual. Akibatnya, bagi mereka yang tidak dapat menahan diri akan cenderung melanggar larangan hubungan seksual pranikah. Namun diantara mereka juga masih banyak remajanya yang menyibukkan diri dengan kegiatan – kegiatan sekolah untuk menghindari aktifitas negatif seperti melakukan hubungan seksual pranikah. Berbagai kompleksnya permasalahan remaja mengakibatkan terjadinya seks pranikah yang meningkat sehingga memberikan dampak seperti potensi meningkatnya HIV/AIDS yang merupakan momok bagi keselamatan remaja. Hal inilah yang menarik perhatian penulis untuk mengangkat permasalahan tersebut didalam karya tulis ilmiah. Penulis berfikir perlu utuk dilakukan penelitian mengenai Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Remaja Tentang HIV/AIDS Dengan Perilaku Seksual Pranikah dengan mengambil sampelnya di SMU Muhammadiyah 1 Semarang. Penelitian ini hanya terbatas pada SMU Muhammadiyah 1 Semarang di jalan Mrican. 7 B. Rumusan Masalah Dari berbagai pertimbangan latar belakang tersebut, penulis merumuskan masalah yaitu : “Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap remaja tentang HIV/AIDS dengan perilaku seksual pranikah di SMU Muhammadiyah 1 Semarang”. C. Tujuan Penelitian I. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap remaja tentang HIV/AIDS dengan perilaku seksual pranikah di SMU Muhammadiyah 1 Semarang. II. Tujuan Kusus 1. Mendiskripsikan pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di SMU Muhammadiyah 1 Semarang. 2. Mendiskripsikan sikap remaja tentang HIV/AIDS di SMU Muhammadiyah 1 Semarang. 3. Mendiskripsikan perilaku seksual pranikah di SMU muhammadiyah 1 Semarang. 4. Mengetahui hubungan pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS dengan perilaku seksual pranikah di SMU muhammadiyah 1 Semarang. 8 5. Mengetahui hubungan sikap remaja tentang HIV/AIDS dengan perilaku seksual pranikah di SMU muhammadiyah 1 Semarang. D. Manfaat Penelitian Diharapkan dengan adanya penyusunan karya tulis ilmiah ini akan dapat memberikan manfaat berupa masukan untuk berbagai pihak antara lain : 1. Bagi Peneliti a. Sebagai suatu pengalaman belajar dalam kegiatan penelitian. b. Memperoleh gambaran tentang hubungan pengetahuan dan sikap tentang HIV/AIDS dengan perilaku seksual pranikah dikalangan remaja. 2. Bagi Penelitian Selanjutnya Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk penelitian selanjutnya yang lebih mendalam. 3. Bagi Remaja Dengan adanya penelitian ini, remaja dapat termotivasi untuk meningkatkan sikap dan perilaku pergaulan yang positif. E. Bidang Ilmu Bidang ilmu yang diteliti adalah keperawatan dengan lingkup bidang keperawatan komunitas dengan penekanan khusus pada masalah HIV/AIDS akibat perilaku seksual pranikah dikalangan remaja.