II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian meteorologi dan klimatologi

advertisement
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian meteorologi dan klimatologi laut
Meteorologi berasal dari kata Yunani, yaitu meteoros, yang artinya benda
yang ada dalam udara dan logos artinya ilmu atau kajian. Jadi, meteorologi
didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari proses dan gejala cuaca yang terjadi
di dalam atmosfer terutama pada lapisan bawah yaitu troposfer. Kajian masalah
meteorologi diperlukan dalam pembangunan irigasi, objek wisata, tempat
peristirahatan, perkebunan, perikanan, lapangan terbang, pelayaran, proyek industri
dan lain sebagainya. Sedangkan Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
iklim, keadaan/kondisi rata-rata cuaca yang lazim pada suatu daerah tertentu dalam
waktu yang cukup lama/sepanjang musim. Iklim berbeda menurut garis lintang,
letak relatif dengan benua atau lautan, serta kondisi-kondisi geografis setempat
seperti ketinggian, arus laut, dan sebagainya ( Benyamin Lakitan, 1994 ).
Klimatologi tidak terlepas dari meteorologi, sehingga kadang-kadang
meteorologi dianggap sama dengan klimatologi. Meteorologi atau ilmu cuaca
menekankan pada proses fisika yang terjadi di atmosfer, misalnya hujan, angin, dan
suhu. Klimatologi mempelajari keadaan rata-rata, ekstrem-ekstrem frekuensi serta
persebaran berbagai unsur cuaca (penyinaran matahari, suhu, lengas-udara,
penguapan, kawasan, curah hujan, angin, tekanan udara). Klimatologi kelautan
adalah klimatologi yang menekankan hubungan timbal balik antara iklim dan
lautan. Laut sebagai tempat penampungan air utama di bumi, sangat berperan sekali
dalam siklus hidrologi yang berpengaruh pada beberapa unsur iklim (Kertasapoetra,
2008).
2.2 Pengertian BMKG
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (disingkat BMKG),
sebelumnya bernama Badan Meteorologi dan Geofisika (disingkat BMG) adalah
Lembaga Pemerintah Non Departemen Indonesia yang mempunyai tugas
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika (BMKG.go.id).
3
Sejarah BMKG dimulai pada tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang
dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun
demi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data
hasil pengamatan cuaca dan geofisika awalnya bertujuan untuk perkebunan dan
pertanian. Selain itu berkembang menjadi keperluan militer dan tersebar di kotakota besar di Indonesia seperti di Jakarta dan berkembang di tiap daerah di
Indonesia. Sebelum BMKG, nama sebelumnya yaitu hanya BMG dan diubah pada
tahun 2008 menjadi BMKG sampai sekarang. BMKG mulai dikenal banyak di
Indonesia ketika pada saat terjadi bencana tsunami di Aceh pada tahun 2004 silam
(BMKG.go.id).
Tugas pokok dan fungsi BMKG sebagai yaitu memberikan layanan informasi
yang akurat, tepat waktu dan bermutu untuk melindungi masyarakat dan
kehidupannya dari bencana alam. Serta mengadakan pengamatan, pengumpulan,
analisis pengolahan, analisis dan penyebaran data serta pelayanan informasi
meteorologi, klimatologi, dan geofisika (BMKG.go.id).
2.3 Pengertian Curah Hujan
Curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu
tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain Gauge. Curah
hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Curah hujan yang jatuh di
wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

Bentuk medan atau topografi;

Arah lereng medan;

Arah angin yang sejajar dengan garis pantai; dan

Jarak perjalanan angin di atas medan datar.
Hujan adalah butiran-butiran air yang dicurahkan dari atmosfer turun ke
permukaan bumi. Sedangkan garis yang menghubungkan tempat-tempat di peta
yang mendapat curah hujan yang sama disebut isohyet. Berdasarkan butiran yang
dicurahkan dan asal terjadinya, hujan dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu:
A. Berdasarkan butiran-butiran yang dicurahkan, hujan dapat dibedakan menjadi
empat macam, yaitu:
4

Hujan gerimis atau drizzle. Hujan ini mempunyai diameter butiran-butiran
kurang dari 0,5 mm.

Hujan salju atau snow. Hujan salju terdiri dari kristal-kristal es yang
temperaturnya berada di bawah titik beku.

Hujan batu es. Hujan ini berbentuk curahan es yang turun di dalam cuaca
panas dari awan yang temperaturnya di bawah titik beku.

Hujan deras atau rain, yaitu curahan air yang turun dari awan yang
temperaturnya di atas titik beku dan butirannya sebesar 7 mm.
B. Berdasarkan asal terjadinya, hujan dapat dibedakan menjadi empat macam,
yaitu:

Hujan front, yaitu terjadi karena pertemuan dua jenis udara yang berbeda
temperatur, yakni udara panas/lembab dengan udara dingin sehingga
berkondensasi dan turun hujan.

Hujan konveksi atau hujan zenith, yaitu terjadi karena arus konveksi yang
menyebabkan uap air di khatulistiwa naik secara vertikal, karena pemanasan
air laut terus menerus lalu mengalami kondensasi dan turun sebagai hujan.

Hujan orografi atau hujan gunung, yaitu terjadi dari udara yang
mengandung uap air dipaksa oleh angin mendaki lereng pegunungan
berkondensasi dan turun sebagai hujan.

Hujan buatan, yaitu dibuat dengan cara menggunakan garam-garaman
untuk merangsang awan hingga uap air di udara dengan ketinggian 3000
kaki lebih cepat berkondensasi menjadi air dan turun sebagai hujan.
(Tukidi, 2007).
2.4 Pengertian Suhu
Suhu atau temperatur udara adalah derajat panas dari aktivitas molekul dalam
atmosfer atau udara yang timbul karena adanya radiasi panas matahari yang
diterima bumi. Tingkat penerimaan panas oleh bumi dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain:
5
a) Sudut datang sinar matahari, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan
bumi dengan arah datangnya sinar matahari. Makin kecil sudut datang sinar
matahari, semakin sedikit panas yang diterima oleh bumi dibandingkan
sudut yang datangnya tegak lurus.
b) Lama waktu penyinaran matahari, makin lama matahari bersinar, semakin
banyak panas yang diterima bumi.
c) Keadaan muka bumi (daratan dan lautan), daratan cepat menerima panas
dan cepat pula melepaskannya, sedangkan sifat lautan kebalikan dari sifat
daratan.
d) Banyak sedikitnya awan, ketebalan awan mempengaruhi panas yang
diterima bumi. Makin banyak atau makin tebal awan, semakin sedikit panas
yang diterima bumi.
Suhu atau temperatur udara di permukaan bumi untuk berbagai tempat tidak
sama. Untuk mempermudah membandingkannya, maka dibuat peta isotherm.
Isotherm yaitu garis khayal dalam peta yang menghubungkan tempat-tempat yang
mempunyai suhu atau temperatur udara rata-rata sama. Persebaran horizontal
secara tidak teratur dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya, misalnya perbedaan
suhu atau temperatur udara daratan dan lautan.
(Tukidi, 2007).
2.5 Pengertian Iklim
Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca berdasarkan waktu yang panjang untuk
suatu lokasi di bumi atau planet lain. Studi tentang iklim dipelajari dalam
klimatologi. Iklim di suatu tempat di bumi dipengaruhi oleh letak geografis dan
topografi tempat tersebut. Pengaruh posisi relatif matahari terhadap suatu tempat di
bumi menimbulkan musim, suatu penciri yang membedakan iklim satu dari yang
lain. Perbedaan iklim menghasilkan beberapa sistem klasifikasi iklim (Tukidi,
2007).
Iklim merupakan suatu konsep yang abstrak, dimana iklim merupakan
komposit dari keadaan cuaca hari ke hari dan elemen-elemen atmosfer di dalam
suatu kawasan tertentu dalam jangka waktu yang panjang. Iklim merupakan
6
keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan
dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas atau
merupakan kondisi lanjutan dan kumpulan dari kondisi cuaca yang kemudian
disusun dan dihitung dalam bentuk rata-rata kondisi cuaca dalam kurun waktu
tertentu (Winarso, 2003).
2.6 Open Pan Evaporimeter
Berfungsi untuk mengukur evaporasi/penguapan pada periode waktu tertentu.
Alat ini berupa sebuah panci bundar besar terbuat dari besi yang dilapisi bahan anti
karat dengan garis tengah/diameter 122 cm dan tinggi 25.4 cm. Panci ini
ditempatkan di atas tanah berumput pendek dan tanah gundul, dimana alat tersebut
diletakkan di atas pondasi terbuat dari kayu yang bagian atas kayu dicat warna putih
gunanya untuk mengurangi penyerapan radiasi. Tinggi air dari bibir panci ± 5 cm,
bila air berkurang harus segera ditambah agar besarnya penguapan sesuai.
Penguapan Panci Terbuka pada tanah berumput pendek dilengkapi dengan alat
Hook Gauge, Still Well dan Thermometer Air, Flaoting Thermometer maksimum/
minimum dan Cup Counter Anemometer.
(Domuta, 2007).
2.7 Campbell Stokes
7
Berfungsi untuk mengukur lamanya penyinaran matahari . Alat ini berupa bola
kaca masif dengan garis tengah/diameter 10 – 15 cm, berfungsi sebagai lensa
cembung (konvex) yang dapat mengumpulkan sinar matahari ke suatu titik api
(fokus), dan alat ini dipasang di tempat terbuka diatas pondasi beton dengan
ketinggian 120 cm dari permukaan tanah. Lamanya penyinaran matahari dicatat
dengan jalan memfokuskan sinar matahari tepat mengenai kertas pias yang khusus
dibuat untuk alat ini, dan hasilnya pada pias akan terlihat bagian yang terbakar,
panjang jejak/bekas bakaran menunjukkan lamanya penyinaran matahari. Pada
kertas pias terdapat skala jam, sehingga dapat dijumlahkan berapa lamanya
matahari bersinar terang / cerah. Pias akan mulai terbakar bila sinar matahari > 0.3
cal/cm2 atau 209,34 WM2. Pias Campbell Stokes ada 3 macam, yaitu :

Pias lengkung panjang dipasang antara tanggal 11 Oktober – 28/ 29
Februari.

Pias lengkung pendek dipasang antara tanggal 11 April – 31 Agustus.

Pias lurus dipasang antar tanggal 1 Maret – 10 April dan 1 September – 10
Oktober.
(Horseman, 2013).
2.8. Wind Vane Anemometer
Berfungsi untuk mengukur arah dan kecepatan angin. Alat ini dipasang pada
pipa besi dengan ketinggian 10 meter, dimana alat ini terdiri dari sensor dan alat
penunjuk yang dihubungkan melalui kabel. Cara kerja alat tersebut diatas, adalah
sebagai berikut:
8
1. Vane (baling‐baling) yang berbentuk anak panah mempunyai tahanan yang
melingkar merupakan lingkaran, tahanan tersebut dihubungkan dengan 3 buah
saluran ke alat penunjuk, pada tiap titik yang satu sama lain berjarak sama. Arus
rata dialirkan tahanan tersebut pada 2 titik, dan jika vane berputar maka kedua
kotak tersebut ikut berputar, kumparan penunjuk arah angin dibuat sedemikian
rupa sehingga putaran sama dengan putaran vane.
2. Tahanan pada vane ini dihubungkan dengan 3 buah kawat pada kumparan
penunjuk, ditengah dipasang sebuah magnit yang mempunyai jarum penunjuk,
dan alat ini memerlukan arus DC 12 Volt.
3. Cup anemometer terdiri dari 3 buah mangkok yang dipasang simetris pada sumbu
vertical, dimana pada bagian bawah sumbu vertical dipasang sebuah generator,
dan jika tertiup angina ketiga mangkok tersebut akan berputar. Tegangan dari
generator sebanding dengan kecepatan putaran ketiga mangkok, yang kemudian
diteruskan ke jarum penunjuk.
(Yusuf, 2009).
2.9. Cup Counter Anemometer.
Berfungsi untuk mengukur kecepatan angin rata-rata selama periode tertentu.
Alat ini terdiri dari 3 buah mangkok yang akan berputar bila tertiup angin, pada
bagian bawah mangkok terdapat angka counter yang mencatat perputaran mangkok
tersebut, dan alat ini dipasang diatas tiang pipa besi setinggi (½ m, 2 m, 10 m) dari
permukaan tanah. Untuk mengetahui kecepatan rata-rata angin pada periode waktu
tertentu dilakukan dengan mengurangi hasil pembacaan pada angka counter saat
pengamatan dengan hasil pembacaan sebelumnya, kemudian dibagi dengan periode
waktu pengamatan (Yusuf, 2009).
9
2.10. Penakar Hujan Hellman
Penakar hujan jenis Hellman merupakan suatu instrument/alat untuk
mengukur curah hujan. Penakar hujan jenis Hellman ini merupakan suatu alat
penakar hujan berjenis recording atau dapat mencatat sendiri. Alat ini dipakai di
stasiun-stasiun pengamatan udara permukaan. Pengamatan dengan menggunakan
alat ini dilakukan setiap hari pada jam-jam tertentu mekipun cuaca dalam keadaan
baik/hari sedang cerah. Alat ini mencatat jumlah curah hujan yang terkumpul dalam
bentuk garis 10ertical yang tercatat pada kertas pias. Alat ini memerlukan
perawatan yang cukup intensif untuk menghindari kerusakan-kerusakan yang
sering terjadi pada alat ini.
(Tukidi, 2007).
2.11. Penakar Hujan Obs
10
Berfungsi untuk mengukur jumlah curah hujan. Alat ini dipasang diatas
tonggak kayu yang dibeton dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah sampai
mulut corong penaka r, luas penampang corong yaitu 100 cm2 dengan kapasitas
menampung curah hujan ± 5 liter, dan ditengah corong penakar dipasang kran.
Jumlah curah hujan yang tertampung akan dituangkan melalui kran dan ditakar
dengan gelas ukur yang berskala sampai dengan 20 mm. Waktu pengamatan :
pengamatan dilakukan jam 07.00 WS dengan membuka kran dan menampung air
hujan dalam gelas penakar kemudian dibaca skala yang menunjukkan jumlah curah
hujan yang terjadi selama 24 jam.
(Tukidi 2007).
2.12 Sangkar Meteorologi
Sangkar meteorologi ini berfungsi sebagai tempat alat-alat pengukur cuaca
tertentu, agar tehindar dari sinar matahari langsung dan pengaruh lingkungan.
Sangkar ini terbuat dari kayu jati yang dicat warna putih, bentuknya segi 4 , dengan
setiap dinding diberi jalusi berlapis dua, dan juga atapnya terbuat dari papan kayu ,
semua itu maksudnya agar didalam sangkar ada sirkulasi udara. Ada empat jenis
sangkar yang sama, diantaranya tiga sangkar dengan ketinggian 120 cm, dan satu
sangkar dengan tinggi 20 cm dari permukaan tanah, yaitu :
 Sangkar Meteorologi dengan ketinggian 120 cm yang ditempatkan pada
permukaan tanah gundul, di dalamnya terdiri dari alat (Thermometer bola
basah, bola kering, maksimum, dan minimum).
11
 Sangkar Meteorologi dengan ketinggian 120 cm yang ditempatkan pada
permukaan tanah berumput , di dalamnya terdiri dari alat (Thermometer bola
basah, bola kering, maksimum, dan minimum)
 Sangkar Meteorologi dengan ketinggian 120 cm yang ditempatkan pada
permukaan tanah gundul, didalamnya terdapat alat Kessner Evaporimeter,
dan Piche Evaporimeter).
 Sangkar Meteorologi dengan ketinggian 20 cm yang ditempatkan pada
permukaan tanah gundul, didalamnya terdiri dari alat (Thermometer bola
basah, bola kering, maksimum, dan minimum).
(Tukidi, 2007).
12
BAB III. MATERI METODE
3.1 Waktu Pelaksanaan
Hari,Tanggal
: Jum’at , 12 Desember 2014
Waktu
: Pukul 08.00- Selesai
Tempat
: Stasiun Meteorologi Maritim Semarang jl Deli Pelabuhan
Tanjung Emas Semarang
3.2 Alat dan Bahan
Tabel 1. Tabel alat praktikum
No Nama alat
1
Gambar
Fungsi
Tape
Untuk
Rocorder
informasi
merekam
yang
didapat
2
Kamera
Untuk
mendokumentasikan
kegiatan dan hasil
pengamatan
3
Alat Tulis
Untuk mencatat hasil
yang didapat
13
3.2.2. Bahan
Tabel 2. Bahan-bahan Praktikum
No Nama Bahan
1
Gambar
Fungsi
Campbell
Sebagai alat
Stokes
yang diamati
fungsi
dan
cara
kerjanya
2
Pan
Sebagai alat
evaporimeter
yang diamati
fungsi
dan
cara
kerjanya
3
Anemometer
Sebagai alat
yang diamati
fungsi
dan
cara
kerjanya
4
Cup Counter
Sebagai alat
Anemometer
yang diamati
fungsi
dan
cara
kerjanya
5
Penakar
Sebagai alat
Hujan
yang diamati
Hellman
fungsi
dan
cara
kerjanya
14
6
Penakar
Sebagai alat
Hujan Obs
yang diamati
fungsi
dan
cara
kerjanya
7
Sangkar
Sebagai alat
Meteorologi
yang diamati
fungsi
dan
cara
kerjanya
8
Automatic
Sebagai alat
Weather
yang diamati
Observing
fungsi
System
cara
dan
kerjanya
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Modul BMKG Maritim Semarang
1. Alat dan bahan disiapkan termasuk alat tulis, kamera dan tape recorder
2. Pengarahan dari pihak BMKG
3. Menuju taman alat
4. Pengamatan alat dari nama, fungsi dan cara kerjanya
5. Pemaparan dari pihak BMKG direkam menggunakan tape recorder
6. Hasil yang didapat dicatat
7. Gambar alat didokumentasikan dengan menggunakan kamera
15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No
Nama
1
Sangkar Meteorologi
Gambar
(Thermometer
Maksimum dan
Minimum)
2
Thermometer Bola
Kering dan Basah
3
Panci Penguapan
4
Penakar Hujan Obs
5
Penakar Hujan
Heelman
16
6
Campbell Stokes
7
Anemometer Cup
Counter
4.2 Pembahasan
a. Taman Alat
Taman alat yaitu tempat untuk meletakan alat alat lapangan pada bidang
meteorology, pada taman alat memiliki syarat – syarat tertentu, supaya taman
tersebut dapat di kategorikan layak, yaitu luas 20m x 20m, Berada di daerah yang
lapang, yaitu tidak diantara gedung gedung tinggi, karna hal ini dapat mengganggu
kerja alat meteorologi, selain itu taman alat harus menggunakan rumput sebagai
lantainya, karna apa, karna hal ini dapat mempengaruhi kerja alat, seperti suhu yang
tidak stabil. Taman alat sangatlah penting dalam Badan Meteorologi dan
Klimatologi, karena tempat ini adalah tempat meletakan alat-alat. Kenapa alat kerja
meteorology di kumpulkan menjadi satu dalam taman alat, yaitu karena alat
tersebut saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Dan pada taman alat stasiun
Meteorologi Maritim Semarang, semua alat yang terpasang menghadap ke utara
17
b. Anemometer Cup Counter
Anemometer Cup Counter adalah alat yang terdiri dari dua alat, yaitu alat
pengukuran kecepatan angin, dan alat pengukur arah angin. Anemometer ini di
pasang dengan ketinggian 10 m dari tanah, menghadap ke utara hal ini
diperhitungkan dari letak kutub. Alat ini memiliki sambungan dengan diskplay
yang berada di dalam kantor stasiun meteorology, yang memiliki format digital,
dengan skala satuan pernot ( 1 not : 1,85 km/jam ).
Pada taman alat di stasiun meteorology Maritim, Semarang. Memiliki dua
jenis Anemometer, yang pertama Anemometer biasa yaitu hanya menyambung
dengan kantor BMKG saja dengan diskplay dan hanya mengukur kecepatan dan
arah angina saja. Untuk Anemometer yang ke dua yaitu Anemometera AWS
(Automatic Water Sistem), alat ini selai tersambung dengan diskplay juga langsung
tersambung dengan internet, dan pusat data di Jakarta. Alat ini tidak hanya terdiri
dari pengukur arah dan kecepatan saja, namun juga ada alat penakar hujan digital,
suhu (thermometer), tekanan udara (barometer) dan speterlevel (alat mengukur
tinggi rendahnya air laut).
c. Penakar Hujan Heelman
Penakar Hujan Heelman adalah penakar hujan yang otomatis, dipasang
dengan ketinggian antara 120cm – 140cm dari tanah. Cara kerja alat ini yaitu saat
penampung air telah terisi air hujan maka akan mengalir ke dalam pelampung yang
ada di dalam alat tersebut dan memicu pergerakan pensil yang menggambar grafik
pada kertas millimeter dengan skala horizontal per 10 menit dan skala vertikal per
liter ( l ), maka secara otomatis akan di ketahui data curah hujan itu per hari.
d. Penakar Hujan Obs
Penakar Hujan Obs ini adalah pendukung dari penakar hujan Heelman,
karena alat ini manual, yaitu dengan menggunakan gelas ikur, air yang masuk
kedalam alam alat di keluarkan menggunakan kran, dan di ukur berapa liter yang
terdapat, inilah mengapa alat ini hanya sebagai pendukung saja.
18
e. Sangkar Meteorologi
Sangkar Meteorologi ini berbentuk seperti sangkar burung, terbuat dari
kayu, memiliki lubang lubang kecil, dengan tujuan supaya saat panas tidak terlalu
kepanasan.sangkar ini berisi beberapa alat yaitu Termometer bola basah,
Termometer bola kering untuk mengukur suhu, Termometer Matri (trdiri dari
maksimum dan minimum) untuk kelembaban udara, dan alat pengukur waktu,
namun perhitungannya per minggu, tidak perhari.
f. Panci penguapan
Panci penguapan terdiri dari ringgigs, thermometer apung, cup counter
anemometer, cup counter ini berfungsi sebagai indikasi penguapan yang terjadi
dalam panici apakah penguapan lambat atau cepat. Panic penguapan di pasang 25
cm diatas permukaan tanah, hal ini bertujuan untuk menghindari panas dari dalam
bumi. Pengamatan dilakukan setiap jam tuju, cara baca penguapan air dalam panci
yaitu dengan membaca garis yang terlihat pada ringgigs.
g. Campbell Stokes
Campbell Stokes yaitu alat yang menyerupai bola yang di pasang dengan
ketinggian 120cm-140cm dari permukaan tanah, bola tersebut terpasang di suatu
tempat khusus dengan busur derajat yang telah di tetapkan dan selalu di kalibrasi
setiap 2 th sekali.
19
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan

Alat - Alat Metereologi yang biasa digunakan untuk melakukan penelitian
keadaan cuaca di permukaan bumi terdiri dari, Penakar hujan OBS, Penakar
Hujan Otomatis Tipe Hilman, Open Pan / Evaporimeter, Cup Coenter
Anemometer, Wind Vane, Termometer Tanah, Thermometer Bola Kering
Dan Termometer Bola Basah, Termometer Maximum dan Thermometer
Minimum, Piche evaporrimeter, Gun Bellani, Cambell Stokes dan lain
sebagainya. Ini merupakan alat bantu yang diguankan untuk meperoleh
hasil pengukuran secara mudah.

Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala cuaca dalam ruang
dan waktu yang terbatas.

Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala cuaca secara
umum dalam waktu yang lebih lama dan pada daerah relatif luas.

Cuaca adalah keadaan udara pada suatu saat, dalam waktu singkat dan pada
suatu tempat atau daerah tertentu yang lingkupnya sempit.

Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca dalam waktu satu tahun yang
penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan
meliputi wilayah yang luas perubahan pada iklim yang dipengaruhi
langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia yang merubah
komposisi atmosfer yang akan memperbesar keragaman iklim teramati pada
periode yang cukup panjang.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mempunyai fungsi untuk
melakukan penulisan hasil pembacaaan atau pengukuran alat meteorologi.
5.2 Saran
Diharapkan kepada mahasiswa agar dapat memahami unsus-unsur pembentukan
cuaca dan iklim, juga dapat mengetahui cara kerja alat-alat metereologi dan klimatologi
serta dapat mengumpulkan dan megolah datanya
20
LAMPIRAN
21
Download