II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian meteorologi dan klimatologi laut Meteorologi berasal dari kata Yunani, yaitu meteoros, yang artinya benda yang ada dalam udara dan logos artinya ilmu atau kajian. Jadi, meteorologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari proses dan gejala cuaca yang terjadi di dalam atmosfer terutama pada lapisan bawah yaitu troposfer. Kajian masalah meteorologi diperlukan dalam pembangunan irigasi, objek wisata, tempat peristirahatan, perkebunan, perikanan, lapangan terbang, pelayaran, proyek industri dan lain sebagainya. Sedangkan Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang iklim, keadaan/kondisi rata-rata cuaca yang lazim pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang cukup lama/sepanjang musim. Iklim berbeda menurut garis lintang, letak relatif dengan benua atau lautan, serta kondisi-kondisi geografis setempat seperti ketinggian, arus laut, dan sebagainya ( Benyamin Lakitan, 1994 ). Klimatologi tidak terlepas dari meteorologi, sehingga kadang-kadang meteorologi dianggap sama dengan klimatologi. Meteorologi atau ilmu cuaca menekankan pada proses fisika yang terjadi di atmosfer, misalnya hujan, angin, dan suhu. Klimatologi mempelajari keadaan rata-rata, ekstrem-ekstrem frekuensi serta persebaran berbagai unsur cuaca (penyinaran matahari, suhu, lengas-udara, penguapan, kawasan, curah hujan, angin, tekanan udara). Klimatologi kelautan adalah klimatologi yang menekankan hubungan timbal balik antara iklim dan lautan. Laut sebagai tempat penampungan air utama di bumi, sangat berperan sekali dalam siklus hidrologi yang berpengaruh pada beberapa unsur iklim (Kertasapoetra, 2008). 2.2 Pengertian BMKG Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (disingkat BMKG), sebelumnya bernama Badan Meteorologi dan Geofisika (disingkat BMG) adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen Indonesia yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika (BMKG.go.id). 3 Sejarah BMKG dimulai pada tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika awalnya bertujuan untuk perkebunan dan pertanian. Selain itu berkembang menjadi keperluan militer dan tersebar di kotakota besar di Indonesia seperti di Jakarta dan berkembang di tiap daerah di Indonesia. Sebelum BMKG, nama sebelumnya yaitu hanya BMG dan diubah pada tahun 2008 menjadi BMKG sampai sekarang. BMKG mulai dikenal banyak di Indonesia ketika pada saat terjadi bencana tsunami di Aceh pada tahun 2004 silam (BMKG.go.id). Tugas pokok dan fungsi BMKG sebagai yaitu memberikan layanan informasi yang akurat, tepat waktu dan bermutu untuk melindungi masyarakat dan kehidupannya dari bencana alam. Serta mengadakan pengamatan, pengumpulan, analisis pengolahan, analisis dan penyebaran data serta pelayanan informasi meteorologi, klimatologi, dan geofisika (BMKG.go.id). 2.3 Pengertian Curah Hujan Curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain Gauge. Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Curah hujan yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: Bentuk medan atau topografi; Arah lereng medan; Arah angin yang sejajar dengan garis pantai; dan Jarak perjalanan angin di atas medan datar. Hujan adalah butiran-butiran air yang dicurahkan dari atmosfer turun ke permukaan bumi. Sedangkan garis yang menghubungkan tempat-tempat di peta yang mendapat curah hujan yang sama disebut isohyet. Berdasarkan butiran yang dicurahkan dan asal terjadinya, hujan dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu: A. Berdasarkan butiran-butiran yang dicurahkan, hujan dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu: 4 Hujan gerimis atau drizzle. Hujan ini mempunyai diameter butiran-butiran kurang dari 0,5 mm. Hujan salju atau snow. Hujan salju terdiri dari kristal-kristal es yang temperaturnya berada di bawah titik beku. Hujan batu es. Hujan ini berbentuk curahan es yang turun di dalam cuaca panas dari awan yang temperaturnya di bawah titik beku. Hujan deras atau rain, yaitu curahan air yang turun dari awan yang temperaturnya di atas titik beku dan butirannya sebesar 7 mm. B. Berdasarkan asal terjadinya, hujan dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu: Hujan front, yaitu terjadi karena pertemuan dua jenis udara yang berbeda temperatur, yakni udara panas/lembab dengan udara dingin sehingga berkondensasi dan turun hujan. Hujan konveksi atau hujan zenith, yaitu terjadi karena arus konveksi yang menyebabkan uap air di khatulistiwa naik secara vertikal, karena pemanasan air laut terus menerus lalu mengalami kondensasi dan turun sebagai hujan. Hujan orografi atau hujan gunung, yaitu terjadi dari udara yang mengandung uap air dipaksa oleh angin mendaki lereng pegunungan berkondensasi dan turun sebagai hujan. Hujan buatan, yaitu dibuat dengan cara menggunakan garam-garaman untuk merangsang awan hingga uap air di udara dengan ketinggian 3000 kaki lebih cepat berkondensasi menjadi air dan turun sebagai hujan. (Tukidi, 2007). 2.4 Pengertian Suhu Suhu atau temperatur udara adalah derajat panas dari aktivitas molekul dalam atmosfer atau udara yang timbul karena adanya radiasi panas matahari yang diterima bumi. Tingkat penerimaan panas oleh bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: 5 a) Sudut datang sinar matahari, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan bumi dengan arah datangnya sinar matahari. Makin kecil sudut datang sinar matahari, semakin sedikit panas yang diterima oleh bumi dibandingkan sudut yang datangnya tegak lurus. b) Lama waktu penyinaran matahari, makin lama matahari bersinar, semakin banyak panas yang diterima bumi. c) Keadaan muka bumi (daratan dan lautan), daratan cepat menerima panas dan cepat pula melepaskannya, sedangkan sifat lautan kebalikan dari sifat daratan. d) Banyak sedikitnya awan, ketebalan awan mempengaruhi panas yang diterima bumi. Makin banyak atau makin tebal awan, semakin sedikit panas yang diterima bumi. Suhu atau temperatur udara di permukaan bumi untuk berbagai tempat tidak sama. Untuk mempermudah membandingkannya, maka dibuat peta isotherm. Isotherm yaitu garis khayal dalam peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai suhu atau temperatur udara rata-rata sama. Persebaran horizontal secara tidak teratur dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya, misalnya perbedaan suhu atau temperatur udara daratan dan lautan. (Tukidi, 2007). 2.5 Pengertian Iklim Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca berdasarkan waktu yang panjang untuk suatu lokasi di bumi atau planet lain. Studi tentang iklim dipelajari dalam klimatologi. Iklim di suatu tempat di bumi dipengaruhi oleh letak geografis dan topografi tempat tersebut. Pengaruh posisi relatif matahari terhadap suatu tempat di bumi menimbulkan musim, suatu penciri yang membedakan iklim satu dari yang lain. Perbedaan iklim menghasilkan beberapa sistem klasifikasi iklim (Tukidi, 2007). Iklim merupakan suatu konsep yang abstrak, dimana iklim merupakan komposit dari keadaan cuaca hari ke hari dan elemen-elemen atmosfer di dalam suatu kawasan tertentu dalam jangka waktu yang panjang. Iklim merupakan 6 keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas atau merupakan kondisi lanjutan dan kumpulan dari kondisi cuaca yang kemudian disusun dan dihitung dalam bentuk rata-rata kondisi cuaca dalam kurun waktu tertentu (Winarso, 2003). 2.6 Open Pan Evaporimeter Berfungsi untuk mengukur evaporasi/penguapan pada periode waktu tertentu. Alat ini berupa sebuah panci bundar besar terbuat dari besi yang dilapisi bahan anti karat dengan garis tengah/diameter 122 cm dan tinggi 25.4 cm. Panci ini ditempatkan di atas tanah berumput pendek dan tanah gundul, dimana alat tersebut diletakkan di atas pondasi terbuat dari kayu yang bagian atas kayu dicat warna putih gunanya untuk mengurangi penyerapan radiasi. Tinggi air dari bibir panci ± 5 cm, bila air berkurang harus segera ditambah agar besarnya penguapan sesuai. Penguapan Panci Terbuka pada tanah berumput pendek dilengkapi dengan alat Hook Gauge, Still Well dan Thermometer Air, Flaoting Thermometer maksimum/ minimum dan Cup Counter Anemometer. (Domuta, 2007). 2.7 Campbell Stokes 7 Berfungsi untuk mengukur lamanya penyinaran matahari . Alat ini berupa bola kaca masif dengan garis tengah/diameter 10 – 15 cm, berfungsi sebagai lensa cembung (konvex) yang dapat mengumpulkan sinar matahari ke suatu titik api (fokus), dan alat ini dipasang di tempat terbuka diatas pondasi beton dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah. Lamanya penyinaran matahari dicatat dengan jalan memfokuskan sinar matahari tepat mengenai kertas pias yang khusus dibuat untuk alat ini, dan hasilnya pada pias akan terlihat bagian yang terbakar, panjang jejak/bekas bakaran menunjukkan lamanya penyinaran matahari. Pada kertas pias terdapat skala jam, sehingga dapat dijumlahkan berapa lamanya matahari bersinar terang / cerah. Pias akan mulai terbakar bila sinar matahari > 0.3 cal/cm2 atau 209,34 WM2. Pias Campbell Stokes ada 3 macam, yaitu : Pias lengkung panjang dipasang antara tanggal 11 Oktober – 28/ 29 Februari. Pias lengkung pendek dipasang antara tanggal 11 April – 31 Agustus. Pias lurus dipasang antar tanggal 1 Maret – 10 April dan 1 September – 10 Oktober. (Horseman, 2013). 2.8. Wind Vane Anemometer Berfungsi untuk mengukur arah dan kecepatan angin. Alat ini dipasang pada pipa besi dengan ketinggian 10 meter, dimana alat ini terdiri dari sensor dan alat penunjuk yang dihubungkan melalui kabel. Cara kerja alat tersebut diatas, adalah sebagai berikut: 8 1. Vane (baling‐baling) yang berbentuk anak panah mempunyai tahanan yang melingkar merupakan lingkaran, tahanan tersebut dihubungkan dengan 3 buah saluran ke alat penunjuk, pada tiap titik yang satu sama lain berjarak sama. Arus rata dialirkan tahanan tersebut pada 2 titik, dan jika vane berputar maka kedua kotak tersebut ikut berputar, kumparan penunjuk arah angin dibuat sedemikian rupa sehingga putaran sama dengan putaran vane. 2. Tahanan pada vane ini dihubungkan dengan 3 buah kawat pada kumparan penunjuk, ditengah dipasang sebuah magnit yang mempunyai jarum penunjuk, dan alat ini memerlukan arus DC 12 Volt. 3. Cup anemometer terdiri dari 3 buah mangkok yang dipasang simetris pada sumbu vertical, dimana pada bagian bawah sumbu vertical dipasang sebuah generator, dan jika tertiup angina ketiga mangkok tersebut akan berputar. Tegangan dari generator sebanding dengan kecepatan putaran ketiga mangkok, yang kemudian diteruskan ke jarum penunjuk. (Yusuf, 2009). 2.9. Cup Counter Anemometer. Berfungsi untuk mengukur kecepatan angin rata-rata selama periode tertentu. Alat ini terdiri dari 3 buah mangkok yang akan berputar bila tertiup angin, pada bagian bawah mangkok terdapat angka counter yang mencatat perputaran mangkok tersebut, dan alat ini dipasang diatas tiang pipa besi setinggi (½ m, 2 m, 10 m) dari permukaan tanah. Untuk mengetahui kecepatan rata-rata angin pada periode waktu tertentu dilakukan dengan mengurangi hasil pembacaan pada angka counter saat pengamatan dengan hasil pembacaan sebelumnya, kemudian dibagi dengan periode waktu pengamatan (Yusuf, 2009). 9 2.10. Penakar Hujan Hellman Penakar hujan jenis Hellman merupakan suatu instrument/alat untuk mengukur curah hujan. Penakar hujan jenis Hellman ini merupakan suatu alat penakar hujan berjenis recording atau dapat mencatat sendiri. Alat ini dipakai di stasiun-stasiun pengamatan udara permukaan. Pengamatan dengan menggunakan alat ini dilakukan setiap hari pada jam-jam tertentu mekipun cuaca dalam keadaan baik/hari sedang cerah. Alat ini mencatat jumlah curah hujan yang terkumpul dalam bentuk garis 10ertical yang tercatat pada kertas pias. Alat ini memerlukan perawatan yang cukup intensif untuk menghindari kerusakan-kerusakan yang sering terjadi pada alat ini. (Tukidi, 2007). 2.11. Penakar Hujan Obs 10 Berfungsi untuk mengukur jumlah curah hujan. Alat ini dipasang diatas tonggak kayu yang dibeton dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah sampai mulut corong penaka r, luas penampang corong yaitu 100 cm2 dengan kapasitas menampung curah hujan ± 5 liter, dan ditengah corong penakar dipasang kran. Jumlah curah hujan yang tertampung akan dituangkan melalui kran dan ditakar dengan gelas ukur yang berskala sampai dengan 20 mm. Waktu pengamatan : pengamatan dilakukan jam 07.00 WS dengan membuka kran dan menampung air hujan dalam gelas penakar kemudian dibaca skala yang menunjukkan jumlah curah hujan yang terjadi selama 24 jam. (Tukidi 2007). 2.12 Sangkar Meteorologi Sangkar meteorologi ini berfungsi sebagai tempat alat-alat pengukur cuaca tertentu, agar tehindar dari sinar matahari langsung dan pengaruh lingkungan. Sangkar ini terbuat dari kayu jati yang dicat warna putih, bentuknya segi 4 , dengan setiap dinding diberi jalusi berlapis dua, dan juga atapnya terbuat dari papan kayu , semua itu maksudnya agar didalam sangkar ada sirkulasi udara. Ada empat jenis sangkar yang sama, diantaranya tiga sangkar dengan ketinggian 120 cm, dan satu sangkar dengan tinggi 20 cm dari permukaan tanah, yaitu : Sangkar Meteorologi dengan ketinggian 120 cm yang ditempatkan pada permukaan tanah gundul, di dalamnya terdiri dari alat (Thermometer bola basah, bola kering, maksimum, dan minimum). 11 Sangkar Meteorologi dengan ketinggian 120 cm yang ditempatkan pada permukaan tanah berumput , di dalamnya terdiri dari alat (Thermometer bola basah, bola kering, maksimum, dan minimum) Sangkar Meteorologi dengan ketinggian 120 cm yang ditempatkan pada permukaan tanah gundul, didalamnya terdapat alat Kessner Evaporimeter, dan Piche Evaporimeter). Sangkar Meteorologi dengan ketinggian 20 cm yang ditempatkan pada permukaan tanah gundul, didalamnya terdiri dari alat (Thermometer bola basah, bola kering, maksimum, dan minimum). (Tukidi, 2007). 12 BAB III. MATERI METODE 3.1 Waktu Pelaksanaan Hari,Tanggal : Jum’at , 12 Desember 2014 Waktu : Pukul 08.00- Selesai Tempat : Stasiun Meteorologi Maritim Semarang jl Deli Pelabuhan Tanjung Emas Semarang 3.2 Alat dan Bahan Tabel 1. Tabel alat praktikum No Nama alat 1 Gambar Fungsi Tape Untuk Rocorder informasi merekam yang didapat 2 Kamera Untuk mendokumentasikan kegiatan dan hasil pengamatan 3 Alat Tulis Untuk mencatat hasil yang didapat 13 3.2.2. Bahan Tabel 2. Bahan-bahan Praktikum No Nama Bahan 1 Gambar Fungsi Campbell Sebagai alat Stokes yang diamati fungsi dan cara kerjanya 2 Pan Sebagai alat evaporimeter yang diamati fungsi dan cara kerjanya 3 Anemometer Sebagai alat yang diamati fungsi dan cara kerjanya 4 Cup Counter Sebagai alat Anemometer yang diamati fungsi dan cara kerjanya 5 Penakar Sebagai alat Hujan yang diamati Hellman fungsi dan cara kerjanya 14 6 Penakar Sebagai alat Hujan Obs yang diamati fungsi dan cara kerjanya 7 Sangkar Sebagai alat Meteorologi yang diamati fungsi dan cara kerjanya 8 Automatic Sebagai alat Weather yang diamati Observing fungsi System cara dan kerjanya 3.3 Cara Kerja 3.3.1 Modul BMKG Maritim Semarang 1. Alat dan bahan disiapkan termasuk alat tulis, kamera dan tape recorder 2. Pengarahan dari pihak BMKG 3. Menuju taman alat 4. Pengamatan alat dari nama, fungsi dan cara kerjanya 5. Pemaparan dari pihak BMKG direkam menggunakan tape recorder 6. Hasil yang didapat dicatat 7. Gambar alat didokumentasikan dengan menggunakan kamera 15 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil No Nama 1 Sangkar Meteorologi Gambar (Thermometer Maksimum dan Minimum) 2 Thermometer Bola Kering dan Basah 3 Panci Penguapan 4 Penakar Hujan Obs 5 Penakar Hujan Heelman 16 6 Campbell Stokes 7 Anemometer Cup Counter 4.2 Pembahasan a. Taman Alat Taman alat yaitu tempat untuk meletakan alat alat lapangan pada bidang meteorology, pada taman alat memiliki syarat – syarat tertentu, supaya taman tersebut dapat di kategorikan layak, yaitu luas 20m x 20m, Berada di daerah yang lapang, yaitu tidak diantara gedung gedung tinggi, karna hal ini dapat mengganggu kerja alat meteorologi, selain itu taman alat harus menggunakan rumput sebagai lantainya, karna apa, karna hal ini dapat mempengaruhi kerja alat, seperti suhu yang tidak stabil. Taman alat sangatlah penting dalam Badan Meteorologi dan Klimatologi, karena tempat ini adalah tempat meletakan alat-alat. Kenapa alat kerja meteorology di kumpulkan menjadi satu dalam taman alat, yaitu karena alat tersebut saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Dan pada taman alat stasiun Meteorologi Maritim Semarang, semua alat yang terpasang menghadap ke utara 17 b. Anemometer Cup Counter Anemometer Cup Counter adalah alat yang terdiri dari dua alat, yaitu alat pengukuran kecepatan angin, dan alat pengukur arah angin. Anemometer ini di pasang dengan ketinggian 10 m dari tanah, menghadap ke utara hal ini diperhitungkan dari letak kutub. Alat ini memiliki sambungan dengan diskplay yang berada di dalam kantor stasiun meteorology, yang memiliki format digital, dengan skala satuan pernot ( 1 not : 1,85 km/jam ). Pada taman alat di stasiun meteorology Maritim, Semarang. Memiliki dua jenis Anemometer, yang pertama Anemometer biasa yaitu hanya menyambung dengan kantor BMKG saja dengan diskplay dan hanya mengukur kecepatan dan arah angina saja. Untuk Anemometer yang ke dua yaitu Anemometera AWS (Automatic Water Sistem), alat ini selai tersambung dengan diskplay juga langsung tersambung dengan internet, dan pusat data di Jakarta. Alat ini tidak hanya terdiri dari pengukur arah dan kecepatan saja, namun juga ada alat penakar hujan digital, suhu (thermometer), tekanan udara (barometer) dan speterlevel (alat mengukur tinggi rendahnya air laut). c. Penakar Hujan Heelman Penakar Hujan Heelman adalah penakar hujan yang otomatis, dipasang dengan ketinggian antara 120cm – 140cm dari tanah. Cara kerja alat ini yaitu saat penampung air telah terisi air hujan maka akan mengalir ke dalam pelampung yang ada di dalam alat tersebut dan memicu pergerakan pensil yang menggambar grafik pada kertas millimeter dengan skala horizontal per 10 menit dan skala vertikal per liter ( l ), maka secara otomatis akan di ketahui data curah hujan itu per hari. d. Penakar Hujan Obs Penakar Hujan Obs ini adalah pendukung dari penakar hujan Heelman, karena alat ini manual, yaitu dengan menggunakan gelas ikur, air yang masuk kedalam alam alat di keluarkan menggunakan kran, dan di ukur berapa liter yang terdapat, inilah mengapa alat ini hanya sebagai pendukung saja. 18 e. Sangkar Meteorologi Sangkar Meteorologi ini berbentuk seperti sangkar burung, terbuat dari kayu, memiliki lubang lubang kecil, dengan tujuan supaya saat panas tidak terlalu kepanasan.sangkar ini berisi beberapa alat yaitu Termometer bola basah, Termometer bola kering untuk mengukur suhu, Termometer Matri (trdiri dari maksimum dan minimum) untuk kelembaban udara, dan alat pengukur waktu, namun perhitungannya per minggu, tidak perhari. f. Panci penguapan Panci penguapan terdiri dari ringgigs, thermometer apung, cup counter anemometer, cup counter ini berfungsi sebagai indikasi penguapan yang terjadi dalam panici apakah penguapan lambat atau cepat. Panic penguapan di pasang 25 cm diatas permukaan tanah, hal ini bertujuan untuk menghindari panas dari dalam bumi. Pengamatan dilakukan setiap jam tuju, cara baca penguapan air dalam panci yaitu dengan membaca garis yang terlihat pada ringgigs. g. Campbell Stokes Campbell Stokes yaitu alat yang menyerupai bola yang di pasang dengan ketinggian 120cm-140cm dari permukaan tanah, bola tersebut terpasang di suatu tempat khusus dengan busur derajat yang telah di tetapkan dan selalu di kalibrasi setiap 2 th sekali. 19 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Alat - Alat Metereologi yang biasa digunakan untuk melakukan penelitian keadaan cuaca di permukaan bumi terdiri dari, Penakar hujan OBS, Penakar Hujan Otomatis Tipe Hilman, Open Pan / Evaporimeter, Cup Coenter Anemometer, Wind Vane, Termometer Tanah, Thermometer Bola Kering Dan Termometer Bola Basah, Termometer Maximum dan Thermometer Minimum, Piche evaporrimeter, Gun Bellani, Cambell Stokes dan lain sebagainya. Ini merupakan alat bantu yang diguankan untuk meperoleh hasil pengukuran secara mudah. Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala cuaca dalam ruang dan waktu yang terbatas. Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala cuaca secara umum dalam waktu yang lebih lama dan pada daerah relatif luas. Cuaca adalah keadaan udara pada suatu saat, dalam waktu singkat dan pada suatu tempat atau daerah tertentu yang lingkupnya sempit. Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas perubahan pada iklim yang dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia yang merubah komposisi atmosfer yang akan memperbesar keragaman iklim teramati pada periode yang cukup panjang. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mempunyai fungsi untuk melakukan penulisan hasil pembacaaan atau pengukuran alat meteorologi. 5.2 Saran Diharapkan kepada mahasiswa agar dapat memahami unsus-unsur pembentukan cuaca dan iklim, juga dapat mengetahui cara kerja alat-alat metereologi dan klimatologi serta dapat mengumpulkan dan megolah datanya 20 LAMPIRAN 21