Uploaded by User69827

BAB III PEMBAHASAN

advertisement
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Lysimeter
Lysimeter atau biasa disebut dengan panci evaporasi biasa digunakan untuk mengukur
evapotranspirasi secara langsung. Lysimeter dapat didefinisikan sebagai container tanah dengan volume
dan kedalaman tertentu. Lysimeter diisi dengan tanah tertanggu atau tidak terganggu, yang dipasangi
perangkat dan digunakan untuk mengumpulkan air rembesan (drainase) yang terkumpul di bawah
lysimeter. Pada lysimeter juga mengukur air yang masuk (presipitasi dan irigasi) dan air yang keluar
(perkolasi) dapat diukur (Adha, dkk, 2016)
Salah satu contoh penelitian pada lysimeter adalah pada lahan terbuka dan lahan agroforestry (jabon
putih dan kacang buncis) di Hutan Pendidikan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman Samarinda,
Kalimantan Timur. Berdasarkan rekaman data BMKG dari tahun 2008 sampai 2017, lokasi penelitian
menerima curah hujan bulanan rata-rata 211,5 mm, suhu udara rata-rata 27,4˚C, kelembaban udara relative
rata-rata 82,2%, dan lama penyinaran rata-rata 41,8 jam dimana berdasarkan Sistem Klarifikasi Iklim
Schmidt-Ferguson wilayah tersebut merupakan daerah sangat basah dengan vegetasi hutan hujan tropis
(Sarminah, dkk, 2019)
3.2 Theodolite
Theodolite adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan
sudut mendatar (horizontal angel) dan sudut tegak (vertikal angel). Berbeda dengan waterpass yang hanya
memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolite sudut yang dapat dibaca bisa sampai satuan sekon
(detik). Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan lain yang digunakan dalam
survei. Dengan berpedoman pada posisi dan pergerakan benda-benda langit misalnya Matahari sebagai
acuan atau dengan bantuan satelit-satelit GPS maka theodolit akan menjadi alat yang dapat mengetahi arah
secara presisi hingga skala detik busur. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan
pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal,
sehingga memungkinkan sudut horizontal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat
ketelitian sangat tinggi (Suwandi, 2015)
Seperti halnya penggunaan theodolite yang mendapatkan besaran sudut horisontal ataupun vertikal
hanya saja bedanya total station tidak serumit theodolite yang masih menggunakan limbus, dikarenakan
bacaannya sudah terlihat dilayar dan untuk pengaturan hanya tinggal mengetik besaran horisontalnya saja.
Total Station merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang digunakan dalam survei.Pada
dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan)
yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal,sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk
dibaca. .Alat total station mengintegrasikan fungsi theodolite untuk mengukur sudut dan jarak dengan EDM
(meter jarak elektronik). (Wardhana, 2015)
3.3 Campbell Stokes
Campbell stokes adalah alat ukur yang masih banyak digunakan pada berbagai lembaga penelitian
seperti BMKG saat ini. Alat ukur ini menggunakan prinsip lensa cembung yang menfokuskan sinar
matahari pada sebuah kertas pias sebagai perekam durasi penyinaran. Kekurangan dari alat ini adalah skala
pengukuran dari pencatatan kertas pias dalam orde jam, bagian kertas pias yang terbakar akibat penyinaran
matahari langsung memendar dan intensitas cahaya matahari belum terukur. Kelemahan-kelemahan ini
akan mempengaruhi hasil pengukuran. Pengembangan alat ukur durasi penyinaran matahari menjadi
penting untuk dilakukan. Lama pencahayaan pada pertanian juga penting pada tanah, karena itulah
Campbell stokes menjadi alat yang penting untuk pertanian (Kamus dan Pratama, 2013)
Campbell Stokes merupakan alat yang paling umum digunakan di Indonesia, termasuk di Lapan.
Alat yang bekerja dengan cara memfokuskan sinar matahari ini merupakan alat yang sangat mudah
pengoperasiannya dan hanya memerlukan pengawasan secara harian oleh seorang operator yang telah
dilatih. Campbell stokes menghasilkan data yang relatif kasar dikarenakan kemampuan perkiraan pengamat
dalam menafsirkan panjang bekas penyinaran kartu pias. Masalah yang sering dihadapi oleh para pengamat
dalam menafsirkan lama penyinaran matahari adalah bekas penyinaran yang terekam pada kartu pias tidak
selalu membentuk garis lurus yang mudah dihitung. Ketelitian seorang pengamat dapat menentukan
keakuratan perkiraan lama penyinaran matahari (Pujiastuti dan Harjoko, 2016)
3.4 Penakar Hujan Otomatis (Hellman)
Pengaplikasian klimatologi dan hidrologi di bidang pertanian, perkebunan serta industri pertanian
sangat bergantung pada hujan. Data curah hujan sangat penting untuk mengatur pengelolaan air dalam
memenuhi kebutuhan makhluk hidup seperti manusia dan tumbuhan. Banyaknya air hujan yang mencapai
tanah dalam selang waktu tertentu dinyatakan dengan ketinggian air hujan biasanya banyaknya curah hujan
dinyatakan dengan satuan millimeter(mm) yang mana itu akan memenuhi penghitungan kebutuhan air
hujan yang turun (Muliantara, dkk, 2015).
Jika hasil curah hujan sudah diketahui datanya, bisa kita lakukan pengembangan pada bidang
pertanian serta perkebunan. Oleh karenanya diperlukan alat penakar hujan otomatis yang diperlukan untuk
mengukur curah hujan pada waktu tertentu. Bila sudah seperti dapat diargumentasikan bahwa peluang
perkembangan pertanian semakin besar (Broto, 2011).
3.5 Cup Counter Anemometer
Angin adalah udara yang bergerak secara horizontal dimana perbedaan tekanan atmosfer yang
terjadi mempengaruhi tanaman secara fisik dan juga psikologis. Oleh karena itu perlu dilakukan
pengukuran untuk membantu proses pertumbuhan. Menggunakan anemometer sebagai penghitung angin
yang berhembus adalah salah satu cara penghitungan (Mote dan Sahu, 2014)
Angin juga merupakan salah satu alat penentu cuaca serta iklim di suatu daerah. Perlunya suatu
alat untuk mengukur angin seperti anemometer juga menjadi faktor peluang perkembangan dunia tanam
entah pertanian maupun perkebunan. Menggunakan alat yang bernama Cup counter anemometer, yang
berfungsi untuk mengukur angin dengan menerapkan metode mekanik dalam pengukurannya (Yanti, dkk,
2015)
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum lapang stasiun klimatologi, bisa disimpulkan bahwa klimatologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang iklim menggunakan suatu alat tertentu, maksudnya adalah mempelajari
kondisi rata-rata yang normal ataupun tidak di suatu wilayah tertentu dengan jangka waktu yang cukup
lama atau setidaknya sepanjang musim. Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis alat
stasiun klimatologi yang umum digunakan, kemudian mengetahui prinsip kerja dan fungsi masing-masing
alat di stasiun klimatologi serta mengetahui aplikasi alat-alat stasiun klimatologi dalam bidang teknik
pertanian. Beberapa alat-alat yang berada di stasiun klimatologi yakni Lysimeter, Panci penguapan (Open
Pan Evaporimeter), Penakar hujan otomatis (Hellman), Penakar hujan (Observasi), Psycrometer standar,
Thermometer apung maksimum dan minimum, Theodolite, Campbell Stokes, Thermometer bola kering
dan Thermometer bola basah, serta Cup Counter Anemometer. Alat-alat yang biasa digunakan dalam
bidang pertanian adalah seperti Lysimeter, Theodolite, Campbell Stokes, Penakar Hujan Otomatis
(Hellman) dan Cup Counter Anemometer.
4.2 SARAN
Berdasarkan praktikum kali ini diharapkan untuk asisten praktikum dalam memberikan tugas tidak
mendadak, karena dalam kondisi saat ini praktikan juga sedang banyak tugas. Serta, sebelum pemberian
tugas perlu melakukan Center Learning online dalam kondisi sekarang, tentang materi praktikum yang
akan ditugaskan agar setidaknya praktikan mengetahui apa yang akan dikerjakan. Untuk praktikan
disarankan lebih disiplin dan taat dalam mematuhi instruksi asisten praktikum.
Download