LAPORAN KLIMATOLOGI KUNJUNGAN STASIUN BMKG KENTEN

advertisement
LAPORAN KLIMATOLOGI
KUNJUNGAN STASIUN BMKG KENTEN
Oleh:
SYNTHA ARISKA
05021381419080
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari keadaan rata-rata cuaca yang
terjadi pada suatu wilayah dalam kurun waktu yang sama. Cuaca merupakan
keadaan fisik atmosfer pada suatu saat dan tempat tertentu dalam jangka pendek.
Klimatologi pertanian ialah cabang ilmu iklim atau cuaca terapan yang
mempelajari tentang hubungan antara proses-proses fisik di atmosfer (unsur-unsur
cuaca) dan proses pertanian. Tercakup didalamnya antara lain hubungan antara
faktor iklim dengan produksi pertanian. Sasaran yang hendak dicapai oleh
klimatologi pertanian ialah untuk memahami dan mengkaji proses-proses yang
terjadi pada perubahan lingkungan fisik disekitar organisme pertanian akibat
perkembangan organisme tersebut serta dampak perubananya bagi organisme itu
sendiri. (Setiawan, A. C. 2003).
Klimatologi pertanian merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan tentang
hubungan antara keadaan cuaca dan problema-problema khusus kegiatan
pertanian, terutama membahas pengaruh perubahan cuaca dalam jangka pendek.
Pengamatan dan penelaahan ditekankan pada data unsur cuaca mikro yakni
keadaan dari lapisan atmosfer permukaan bumi kira-kira setinggi tanaman atau
obyek pertanian tertentu yang bersangkutan.Selain itu dalam hubungan yang luas,
klimatologi pertanian mencakup pula lama musim pertanian, hubungan antara laju
pertumbuhan tanaman atau hasil panen dengan faktor atau unsur-unsur cuaca dari
pengamatan jangka panjang.
Untuk menentukan iklim suatu tempat atau daerah diperlukan data cuaca
yang telah terkumpul lama (10-30 tahun) yang didapatkan dari hasil pengukuran
cuaca dengan alat ukur yang khusus atau instrumentasi klimatologi. Alat-alat yang
digunakan harus tahan lama dari pengaruh-pengaruh buruk cuaca untuk dapat
setiap waktu mengukur perubahan cuaca.Alat dibuat sedemikian rupa agar hasil
pengukuran tidak berubah ketelitiannya.Pemeliharaan alat yang baik membawa
keuntungan pemakaian lebih lama. Pemeliharaan alat akan membuat ketelitian
yang baik pula sehingga pengukuran dapat dipercaya. (Anonim,2007)
Pemasangan alat di tempat terbuka memerlukan persyaratan tertentu agar
tidak salah ukur, harus difikirkan tentang halangan dari bangunan-bangunan
ataupun pohon-pohon di dekat alat. Agar data yang diperoleh dapat dibandingkan,
kemudian perbedaan data yang didapat bukanlah akibat kesalahan prosedur, tetapi
betul-betul akibat iklimnya yang berbeda. Berdasakan hal tersebut perlunya
adanya pengetahuan mengenai alat-alat klimatologi tersebut, baik dari kegunaan
atau fungsinya dan cara menggunakannya.
Pengetahuan akan Klimatologi sangat dibutuhkan guna menunjang
kemampuan praktikan dalam melakukan kegiatan pertanian. Pada praktikum ini
dibahas tentang pengenalan alat-alat yang terdapat di dalam BMKG tersebut.
Tanpa mengetahui atau melihat secara langsung alat-alat yang digunakan dalam
klimatologi para praktikan hanya bisa membayangkan bagaimana bentuk dari alat
tersebut. Walaupun memang zaman modern sekarang ini sudah canggih sehingga
bisa melihat gambar-gambarnya di internet, tetapi alangkah lebih baiknya jika
dapat melihat secara langsung.
Seringnya
terjadi
kesalahan
dalam
pendataan
hasil
klimatologi,
menjadikan pentingnya pengetahuan tentang klimatologi dalam hal ini di bidang
pertanian. Oleh karena itu diperlukannya kunjungan ke BMKG untuk melihat
secara langsung alat-alat yang ada disana dan dapat menanyakan secara langsung
fungsi dan cara kerja dari masing-masing alat tersebut.
B. TUJUAN
Untuk mengetahui alat-alat yang terdapat di dalam BMKG beserta fungsinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Termohigrograf
Alat ini berfungsi untuk mengukur suhu dan kelembaban dalam bentuk
rekaman kertas pias secara grafik. Termohigrograf menggunakan prinsip dengan
sensor rambut untuk mengukur kelembapan udara dan menggunakan bimetal
untuk sensor suhu udara. Alat ini diletakkan pada ketinggian 150 cm. Kedua
sensor dihubungkan secara mekanis ke jarum penunjuk yang merupakan pena
penulis di atas kertas pias yang berputar menurut waktu. Alat dapat mencatat
suhu dan kelembapan setiap waktu secara otomatis pada pias. Bagian atas untuk
mengukur suhu dan bagian bawah untuk mengukur kelembapan.
B. Penakar hujan Helman
Penakar hujan jenis Hellman termasuk penakar hujan yang dapat mencatat
sendiri. Prinsip kerja dari alat ini menampung curah hujan. Alat ini didipasang
pada ketinggian sekiitar 120 cm. Selain itu alat ini memiliki tiga bagian penting
yaitu Jam, Tabung, dan Pena. Fungsi dari alat ini yaitu untuk mengetahui berapa
curah hujan pada jam berapa saja.
C. Sangkar alat (screen)
Bentuknya seperti sarangkar pada umumnya. Fungsinya untuk menaruh
alat-alat pengukuran. Di dalam sangkar alat tersebut dipasang alat-alat seperti
Thermometer maximum, Thermometer minimum, Thermometer bola basah,
Thermometer bola kering dan Piche. Tujuan alat tersebut di letakkan di dalam
sangkar alat agar tidak terpengaruhi oleh cuaca diluar.
D. Cup counter
Alat ini berfungsi untuk mengukur banyaknya angin dalam 24 jam/harian.
Satuan dari alat ini yaitu km/jam. Alat ini dipasang dengan tinggi yang berbeda
yaitu 2 meter dan 6 meter. Hal ini fungsinya hanya untuk membandingkan saja.
Alat ini memiliki speedometer seperti yang ada pada sepeda motor. Dengan
speedometer inilah dapat mengetahui seberapa banyak angin pada hari tesebut.
Angka pada speedometer tidak mengulang ke0, kecuali seluruh digit terisi penuh.
E. Termomether tanah berumput
Thermometer ini prinsipnya sama dengan thermometer air raksa yang lain,
hanya aplikasinya digunakan untuk mengukur suhu tanah dari kedalaman 5, 10,15,
20, 25, 50 dan 100 cm. Untuk kedalaman 50 dan 100 cm, harus tanam sebuah
tabung silinder untuk menempatkan thermometer agar mudah untuk melakukan
pembacaan. Untuk kedalaman 5-25 cm, cukup dengan membenamkan bola tempat
air raksa sesuai dengan kedalaman yang diperlukan.
F. Termomether tanah gundul
Prinsipnya
sama
dengan
Thermometer
tanah
berumput.
Yang
membedakan hanya thermometer ini disekitarnya tidak di tumbuhi oleh rumput.
Tujuannya untuk membandingkan seberapa suhu pada ke dua thermometer
tersebut. Thermometer pada tanah gundul ini biasanya suhunya lebih tinggi
dibanding tanah berumput.
G. High Volume Air Sampler (HV sampler)
Alat ini disebut juga sebagai alat pengukur kualitas udara. Berfungsi untuk
mengetahui konsentrasi zat pencemar yang ada dalam udara. Satuannya yaitu
Mikrogram/m3. Didalam alat terdapat motor penghisap dan flow rate sebagai
pengukur kecapatan aliran udara masuk.
H. Campbell stoke
Alat ini berfungsi untuk mengukur lamanya sinar matahari dalam 24
jam/harian. Alat ini ada 2 bagian yaitu bola dan dudukan pias. Dudukan pias
berfungsi sebagai tempat meletakkan pias. Pias dari Campbell stoke ada 3 macam:
1. Lengkung panjang (11 Okt- 28 Feb)
2. Lurus (11 Sep – 10 Okt) (1 Maret – 10 April)
3. Lengkung pendek (11 Aprl – 10 Agst)
Pias tersebut dipasang tiap jam 6 sore. Pias lurus digunakan saat matahari
lurus diatas alat. Pias lengkung panjang digunakan saat radiasi matahari
memancar dari selatan ke utara. Sedangkan pias lengkung pendek digunakan saat
radiasi matahari memancar dari utara ke selatan.
I. Anemometer
Alat ini fungsinya hampir sama dengan cup counter. Tapi bedanya selain
mengukur kecepatan angin juga menunjukkan arah angin. Untuk melihat arah
angin tinggal kita lihat arah panah yang ada. Tetapi untuk melihat kecepatan angin
kita lihat pada Automatic Weather Stasion (AWS) yang dihubungkan secara
otomatis ke monitor.
Tiang anemometer dipasang menggunakan 3 buah labrang/ kawat penahan
tiang, dimana salah satu kawat/labrang berada pada arah utara dari tiang
anemometer dan antar labrang membentuk sudut 1200. Pemasangan penangkal
petir pada tiang anemometer merupakan faktor terpenting terutama untuk daerah
rawan petir. Hal ini mengingat tiang anemometer memiliki ketinggian 10 meter
dengan ujung-ujung runcing yang membuatnya rawan terhadap sambaran petir.
J. Open pen ( panci evaporasi)
Alat ini berfungsi untuk mengukur penguapan. Pengukur penguapan air
langsung. Satuanya milimeter (mm). Alat ini dilengkapi dengan thermometer air
Six Bellani (Thermometer Apung ) serta Cup Counter anemometer tinggi 0,5
meter. Pengukuran evaporasi dengan menggunakan evaporimeter memerlukan
perlengkapan sebagai berikut :
1. Panci Bundar Besar
2. Hook Gauge yaitu suatu alat untuk mengukur perubahan tinggi permukaan
air dalam panci. Hook Gauge mempunyai bermacam-macam bentuk,
sehingga cara pembacaannya berlainan.
3. Still Well ialah bejana terbuat dari logam (kuningan) yang berbentuk
silinder dan mempunyai 3 buah kaki.
4. Thermometer air dan thermometer maximum/ minimum
5. Cup Counter Anemometer
6. Pondasi/ Alas
7. Penakar hujan biasa
BAB III
METODOLOGI
A. WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum ini dilakukan:
Pada
: Selasa, 28 April 2015
Tempat
: BMKG Kenten Palembang
B. ALAT DAN BAHAN
1. Termohigrograf
2. Penakar hujan Helman
3. Sangkar alat (screen)
4. Cup counter
5. Thermometer tanah berumput
6. Thermometer tanah gundul
7. Alat pengukur kualitas udara (HV udara)
8. Campbell stoke
9. Anemometer
10. Open pan (panci evaporasi)
C. CARA KERJA
1. Termohigrograf
Cara kerja dari alat ini yaitu:

Sensor Suhu terbuat dari logam, bila udara panas logam memuai
dan menggerakan
pena
keatas,
bila udara
dingin
mengkerut
mengerakan pena turun

Sensor Kelembaban udara terbuat dari rambut manusia berwarna pirang, bila
udara basah rambut memanjang dan bila udara kering rambut memendek.
2. Penakar hujan Helman
Cara kerja dari alat ini yaitu:
1) Jika hujan turun, air hujan masuk melalui corong, kemudian terkumpul dalam
tabung tempat pelampung.
2) Air ini menyebabkan pelampung serta tangkainya terangkat (naik keatas).
3) Pada tangkai pelampung terdapat tongkat pena yang gerakkannya selalu
mengikuti tangkai pelampung.
4) Gerakkan pena dicatat pada pias yang ditakkan/ digulung pada silinder jam
yang dapat berputar dengan bantuan tenaga per.
5) Jika air dalam tabung hampir penuh, pena akan mencapai tempat teratas pada
pias.
6) Setelah air mencapai atau melewati puncak lengkungan selang gelas, air
dalam tabung akan keluar sampai ketinggian ujung selang dalam tabung dan
tangki pelampung dan pena turun dan pencatatannya pada pias merupakan
garis lurus vertikal.
7) Dengan demikian jumlah curah hujan dapat dhitung/ ditentukan dengan
menghitung jumlah garis-garis vertikal yang terdapat pada pias.
3. Sangkar alat (screen)
Cara kerjanya:

Perhatikan masing-masing alat pengukur cuaca tersebut

Catat hasil yang di dapat dari masing-masing alat.

Periksa apakah alat masih dalam keadaan baik.
4. Cup counter

Cara kerjanya sama seperti gerakan speedometer sepeda motor. Speedometer
akan berputar sesuai kondisi angin pada saat itu.

Cara perhitungannya hasil yang sebelumnya dikurangkan dengan hasil yang
baru didapat pada jam dan hari tersebut.
5. Thermometer tanah berumput
Cara kerjanya:

Alat diletakkan di permukaan tanah. Panas dipermukaan tanah menyebar dan
disalurkan pada statif kaki 3 sehingga air raksa memuai dan kemudian naik.
Skala yang ditunjuk oleh air raksa setelah kenaikan tersebut adalah suhu
permukaan tanah.
Cara pengamatan.

Setelah stabil, suhu tanah diamati dengan membaca skala yang ditunjukkan
saat pencatatan pada suhu harian.
6. Thermometer tanah gundul

Cara
kerjanya
sama
dengan
Thermometer
tanah
berumput.
Yang
membedakan hanya thermometer ini tidak ditumbuhi rumput disekitar alat.

Alat diletakkan di permukaan tanah. Panas dipermukaan tanah menyebar dan
disalurkan pada statif kaki 3 sehingga air raksa memuai dan kemudian naik.
Skala yang ditunjuk oleh air raksa setelah kenaikan tersebut adalah suhu
permukaan tanah.
Cara pengamatan.

Setelah stabil, suhu tanah diamati dengan membaca skala yang
ditunjukkan saat pencatatan pada suhu harian.
7. Alat pengukur kualitas udara (HV Sampler)
Cara kerja alat:

Udara dihisab oleh motor penghisab melalui celah samping penutup

Banyaknya volume udara dicatat oleh flow rate

Didalam alat ini dipasang filter untuk menampung udara yang masuk

Pengoperasian 24 jam dalam seminggu. Ambang batas polusi udara= 260
mikrogram/m3.
8. Campbell stoke
Cara kerja alat:

Sinar matahari akan difokuskan oleh bola pejal tadi pada suatu kertas tebal
yang peka.

Kertas pias yang berskala dalam jam dipasang pada mangkok yang kosentris
dengan bola gelas tersebut.

Sinar matahari yang difokuskan pada kertas pias akan membakar dan
meninggalkan bekas noda.

Durasi total penyinaran matahari cerah sepanjang siang hari didapatkan
dengan mengukur panjang total dari bekas noda pada kertas pias
Cara pengamatan
:

kertas pias dipasang dan diganti tiap hari pukul 18.

kertas pias yang digunakan ada 3 macam yaitu bentuk lurus, bengkok
panjang, dan bengkok pendek

jadwal penggunaan masing-masing bentuk kertas pias tergantung letak
pengamatan dan kedudukan matahari terhadap tempat tersebut

pengukuran panjang penyinaran aktual dilakukan dengan ketelitian 0,1 jam
dengan ketentuan :

noda langsung bundar dihitung 0,5 panjang garis tengah noda

noda berbentuk titik, setiap 2 atau 3 titik dihitung 0,1 jam

noda berbentuk garis berlubang, dihitung dikurangi 0,1 jam setiap
pemutusan

noda berbentuk garis tidak berlubang tidak perlu dikoreksi
9. Anemometer

Cara pengamatan untuk kecepatan angin sama dengan cup counter, tapi dapat
dilihatnya di monitor yang telah dihubungkan dengan AWS.

Cara pengamatan untuk arah angin, tinggal melihat arah panah yang ada pada
alat tersebut.
10. Open pan (panci evaporasi)
Cara pengamatan:

Mula-mula ujung kail diatur dengan sekrup pemutar tepat menyentuh
permukaan air.

Setelah itu baca angka yang ada pada panera tersebut.

Lakukan cara tersebut setiap kali akan pengukuran.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
No
Nama Alat
Hasil data
1
Cup counter 2 meter
6026274 km/jam
2
Cup counter 6 meter
358050 km/jam
3
Thermometer tanah berumput
50 cm= 260
100 cm= 250
4
50 cm= 290
Thermometer tanah gundul
100 cm=280
B. PEMBAHASAN
1. Cup counter 2 meter
Cup counter merupakan salah satu alat yang
digunakan untuk mengukur banyaknya angin yang
ada dalam sehari tau 24 jam. Satuannya yaitu
km/jam. Pengukurannya dilakukan sehari sebanyak
5x, yaitu pada pukul 7, 10, 2, 4, 6 sore. Setiap
harinya. Cara pengamatannya tinggal kita baca di
speedometer yang ada, maka pada 28 april 2015 di
dapat hasil nya adalah 6026274 km/jam.
2. Cup counter 6 meter
Pada prinsipnya alat ini sama dengan cup
counter
2
meter,
yang
membedakan
hanya
ketinggiannya yang diletakkan di atas bangunan yang
tingginya 6 meter di atas permukaan tanah. Tujuan di
buatnya cup counter dengan tinggi yang berbeda
hanya untuk melihat perbedaan angin yang ada.
Satuannya juga sama km/jam. Cara pengamatannya
tinggal kita lihat pada speedometer yang terdapat di cup counter tersebut. Padaa
pengamatan pada hari selasa, 28 april maka didapat hasil sebesar 358050 km/jam.
3. Thermometer tanah berumput
Termometer tanah berumput merupakan
alat yang digunakan untuk mengukur suhu yang
ada didalam tanah. Pengukurannya dilakukan
dengan kedalaman yang berbeda beda, mulai dari
5, 10, 20, 25, 50, 100 cm. Cara pembacaan
thermometer ini tinggal kita lihat skala yang ada
pada thermometer tersebut. Satuannya 0Celcius.
Pada kedalam 5, 10, 20, 25 pemasangan alatnya
langsung di letakkan ditanah. Tetapi thermometer
yang dipasang di kedalaman 50 dan 100 cm haru memakai sejenis besi yang
memiliki rongga. Pada pengamatan kali ini tidak semua kedalaman tanah kami
amati, yang kami amati hanya pada kedalaman 50 dan 100 cm. Sehingga di dapat
suhu pada kedalaman 50 cm didapat hasil 26o dan pada kedalaman 100 cm didapat
suhu sebesar 250.
4. Thermometer tanah gundul
Pada dasarnya thermometer ini
sama dengan thermometer tanah berumput,
yang
membedakan
thermometer
tanah
hanya
gundul
di
ini
sekitar
tidak
ditumbuhi rumput. Akibat tidak ditumbuhi
rumput inilah maka thermometer tanah
gundul ini suhunya lebih tinggi dari thermometer tanah berumput atau lebih panas.
Pemasangannya juga sama dengan kedalaman yang berbeda-beda dan satuannya
juga sama. Sama seperti thermometer tanah berumput, pada pengamatan kali ini
tidak semua kedalaman tanah kami amati, yang kami amati hanya pada kedalaman
50 dan 100 cm. Sehingga di dapat suhu pada kedalaman 50 cm didapat hasil 29o
dan pada kedalaman 100 cm didapat suhu sebesar 280.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari praktikum kali ini dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Sangkar alat adalah suatu tempat yang digunakan untuk menaruhkan alat
pengukur suhu(thermometer maximum, minimum, bola basah, bola kering)
dan penguapan udara (piche).
2. Thermohigrograf adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu dan
kelembaban yang dihitung perhari, yang dapat dilihat pada goresan pena yag
terdapat di kertas pias.
3.
Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan dan arah
angin di daerah sekitar, dengan arah angin ditentukan dengan arah panah yang
ada dan kecepatan angin terhubung ke AWS yang langsung di hubungkan ke
monitor di dalam ruangan.
4. Campbell stoke merupakan salah satu alat yang di gunakan untuk mengukur
lamanya sinar matahari dalam sehari/24 jam.
5. Open pan atau panci terbuka merupakan alah yang digunakan untuk mengukur
penguapan yang dilengkapi dengan Thermometer air, thermometer maximum,
thermometer minimum dan cup counter yang tingginya 0,5 m.
B. SARAN
Sebaiknya pada praktikan untuk bisa lebih aktif lagi serta menanyakan halhal yang belum diketahui atau masih bingung agar informasi yang didapat lebih
banyak dan lebih dimengerti. Selain itu saat didalam stasiun klimatologi agar
lebih disiplin karena mengingat ruangan yang ada kurang memungkinkan untuk
semua siswa masuk.
DAFTAR PUSTAKA
Setiawan, A. C. 2003. KLIMATOLOGI Pengaruh Cuaca Iklim terhadap Tanah
dan Tanaman. Bumi Aksara: Jakarta.
Anonim. 2007. Peralatan Meteo. Online: (http://www.bmkgpadangpanjang.com
/peralatanmeteo.php) diakses tanggal 15 Desember 2013.
Anonim. 2008. Pengenalan Alat-Alat. Online: (http://www. klimatologi
banjarbaru.com/artikel/2008/12/pengenalan-alat-alat/). Diakses tanggal 29
November 2014
Lampiran
Sangkar alat
High VolumeAir Sampler (HV Sampler)
Campbell stoke
Termohigrograf
Open Pan
Penakar hujan Hellman
Download