Etika dalam Sistem Informasi Oleh - Amiruddin

advertisement
Makalah Mata Kuliah Sistem Informasi
Etika dalam Sistem Informasi
Oleh:
Kharisma Safiri ( 01212080 )
Amiruddin ( 01212089 )
Wulan Wijayati ( 01212077 )
Dosen: Tony Stephanus Eoh, SE.Ak, M.Ak
Fakultas Ekonomi
Universitas Narotama
Surabaya
2013
0
DAFTAR ISI
Daftar Isi ……………………………………………………………………………………………………………………….….… 1
Abstrak …………………………………………………………………………………………………………………………….... 2
Kata Pengantar …………………………………………………………………………………………………………….……. 3
Bab I Pendahuluan ……………………………………………………………………………………………………….……. 4
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………………………………..………….… 4
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………………………………..…………… 4
1.3 Tujuan ………………………………………………………………………………………………………………….… 5
1.4 Metode Penulisan Makalah ………………………………………………………….………………..………. 5
1.5 Sistematika Penulisan Makalah ……………………………………………………………………….……... 5
Bab II Pembahasan …………………………………………………………………………………………………………..… 6
2.1 Etika dalam Sistem Informasi ………………………………….……………………………….……..……… 6
2.2 Keamanan Sistem Informasi …………………………………..………………………………………..…….. 8
2.3 Pengendalian Aplikasi ……………………………………………………..…….…………………………….. 10
2.3.1 Pengendalian Masukan ………………………………………………………………….……………. 10
2.3.2 Pengendalian Pemerosesan …………..…………………………………………………………..… 11
2.3.3 Pengendalian Keluaran …………………………………………………..……………………………. 11
2.4 Pengendalian Sistem Informasi …………………………………..……………………..………………... 12
Bab III Penutup ……………………………………………………………………………………………..………….……… 16
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………………….……………………… 17
1
ABSTRAK
Moral adalah satu set kepercayaan, standar atau pemikiran yang mengisi suatu
individu, kelompok dan masyarakat. Penggunaan komputer dalam bisnis diarahkan oleh
nilai-nilai moral dan etika dari para manajer, spesialis informasi dan pemakai dan juga
hukum yang berlaku. Hukum paling mudah diiterprestasikan karena berbentuk tertulis.
Dilain pihak etika dan moral tidak didefinisikan secara persis dan tidak disepakati oleh
semua anggota masyarakat. Etika komputer adalah sebagai analisis mengenai sifat dan
dampak sosial teknologi komputer, serta formulasi dan justifikasi kebijakan untuk
menggunakan teknologi tersebut secara etis. Etika dalam sistem informasi dibahas
pertama kali oleh Richard Mason (1986), yang mencakup PAPA, yaitu privasi, akurasi,
property, dan akses. Masyarakat mementingkan etika komputer karena tiga alasan
dasar, yaitu :
1. Logika kelenturan komputer.
2. Komputer mengubah cara hidup dan kerja kita.
3. Proses komputer tersembunyi dari penglihatan karena nilai-nilai pemprograman yang
tidak terlihat.
Kata kunci : Etika, etika computer, logika, moral, sistem informasi, dan teknologi komputer.
2
Kata Pengantar
Makalah ini bertema “etika sistem informasi”. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Sistem Informasi Universitas Narotama kelas B. Makalah ini juga
bertujuan untuk mengetahui tentang etika dalam system informasi, keamanan, system
informasi, pengendalian aplikasi, dan pengendalian sistem informasi.
Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Tony Stephanus Eoh, SE.Ak, M.Ak selaku
Dosen Sistem Informasi yang telah memberikan tema yang kami dapatkan. Kami menyadari
bahwa makalah kami ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT selalu meridhai
segala usaha kita. Amin.
Surabaya, 10 Juni 2013
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggunaan teknologi informasi berkaitan erat dengan moral, etika dan hukum.
Moral merupakan tradisi kepercayaan mengenai prilaku yang benar dan salah dan
berlaku secara universal. Sementara itu, etika adalah suatu kepercayaan, standar atau
pemikiran yang mengisi suatu individu, kelompok atau masyarakat tertentu. Etika dalam
penggunaan teknologi informasi ditujukan sebagai analisis mengenai sifat dan dampak
sosial dari pemanfaatan teknologi infomasi serta formulasi dan justifikasi atas kebijakan
untuk menggunakan teknologi tersebut secara etis. Kelenturan logis dari teknologi
memungkinkan seseorang secara tidak bertanggung jawab memprogram komputer
untuk melakukan apapun yang diinginkannya demi kepentingan diri atau kelompok
tertentu.
Etika dalam penggunaan komputer sedang mendapat perhatian yang lebih besar
daripada sebelumnya. Masyarakat secara umum memberikan perhatian terutama
karena kesadaran bahwa komputer dapat menganggu hak privasi individual. Dalam
dunia bisnis salah satu alasan utama perhatian tersebut adalah pembajakan perangkat
alat lunak yang menggerogoti pendapatan penjual perangkat lunak hingga milyaran
dolar setahun. Namun subyek etika komputer lebih dalam daripada masalah privasi dan
pembajakan. Komputer adalah peralatan sosial yang penuh daya dan dapat membantu
atau mengganggu masyarakat dalam banyak cara. Semua tergantung pada cara
penggunaannya.
1.2 Rumusan Masalah
Untuk mengkaji dan mengulas tentang jaringan dan telekomunikasi, maka
diperlukan sub-pokok bahasan yang saling berhubungan, sehingga penulis membuat
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa etika dalam SI ?
4
2. Apa saja keamanan SI ?
3. Apa saja pengendalian aplikasi ?
4. Bagaimana pengendalian dalam SI ?
1.3 Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem
Informasi Semester Genap tahun 2013 dan menjawab pertanyaan yang ada pada
rumusan masalah. Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan
pengetahuan baik bagi penulis maupun bagi pembaca tentang etika dalam sistem
informasi dan mampu menjelaskan serta sebisa mungkin mempraktekkan tentang etika
dalam
sistem
informasi
berupa
teknik
dan
analisanya
serta
aplikasi
juga
pengembangannya di dunia nyata (masyarakat).
1.4 Metode Penulisan Masalah
Penulis memakai metode studi literatur dan kepustakaan dalam penulisan
makalah ini. Referensi makalah ini bersumber tidak hanya dari buku, tetapi juga dari
media media lain seperti web, blog, dan perangkat media massa yang diambil dari
internet.
1.5 Sistematika Penulisan Makalah
Makalah ini disusun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab pembahasan,
dan bab penutup. Adapun bab pendahuluan terbagi atas : latar belakang, rumusan
makalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
Sedangkan bab pembahasan dibagi berdasarkan sub-bab yang berkaitan etika dalam
sistem informasi. Terakhir, bab penutup terdiri atas kesimpulan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Etika dalam Sistem Informasi
Etika komputer didefinisikan sebagai analisis mengenai sifat dan dampak sosial
teknologi komputer, serta formulasi dan justifikasi kebijakan untuk menggunakan
teknologi tersebut secara etis. Karena itu, etika komputer terdiri dari dua aktivitas
utama dan pimpinan organisasi yang paling bertanggungjawab atas aktivitas tersebut.
Kedua aktivitas tersebut adalah:
1. Waspada dan sadar bagaimana komputer mempengaruhi masyarakat
2. Harus berbuat sesuatu dengan memformulasikan kebijakan-kebijakan yang
memastikan bahwa teknologi tersebut digunakan secara tepat.
Namun ada satu hal yang sangat penting, yaitu bukan hanya pimpinan puncak
sendiri yang bertanggungjawab atas etika computer. Para pimpinan dilapis kedua dan
ketiga lainnya juga bertanggungajawab. Keterlibatan seluruh organisasi merupakan
keharusan mutlak dalam dunia end-user computing saat ini. Semua pimpinan di semua
lapisan bertanggungjawab atas penggunaan komputer yang etis di area mereka. Selain
itu, setiap pegawai bertanggungjawab juga atas aktivitas mereka yang berhubungan
dengan komputer.
Ada tiga alasan utama minat masyarakat yang tinggi pada etika komputer, yaitu:
1. Kelenturan logika (logical malleability) adalah kemampuan memprogram komputer
untuk melakukan apapun yang diinginkan. Komputer bekerja tepat dan sesuai
seperti yang diinstruksikan oleh pembuat program. Kelenturan logika inilah yang bisa
menakutkan masyarakat, tetapi pada dasarnya masyarakat tidak takut terhadap
computer. Sebaliknya masyarakat bisa takut terhadap orang-orang yang memberi
perintah di belakang komputer.
2. Faktor transformasi. Alasan kepedulian pada etika komputer ini didasarkan pada
fakta bahwa komputer dapat mengubah secara drastis cara melakukan sesuatu.
Sebagai contoh yang baik adalah surat elektronik (e-mail) yang tidak hanya
memberikan cara berkomunikasi yang lain, tetapi memberikan cara berkomunikasi
6
yang sama sekali baru. Transformasi seruapa dapat dilihat cara mengadakan rapat.
Jika pada masa lalu rapat harus dilakukan dengan berkumpul secara fisik, maka saat
ini dapat dilakukan dalam bentuk konferensi video (video conference).
3. Faktor tak kasat mata (invisibility factors). Alasan lain minat masyarakat pada etika
komputer adalah karena semua operasi internal komputer tersembunyi dari
penglihatan. Operasi internal yang tidak nampak ini membuka peluang pada nilainilai pemrograman yang tidak terlihat (perintah-perintah yang programer kodekan
menjadi program yang mungkin dapat atau tidak menghasilkan pemrosesan yang
diinginkan pemakai), perhitungan rumit yang tidak terlihat (bentuk programprogram yang sedemikian rumit sehingga tidak dimengerti oleh pemakai), dan
penyalahgunaan yang tidak terlihat (tindakan yang sengaja melanggar batasan
hukum dan etika).
Oleh karena itu masyarakat sangat memperhatikan etika komputer, masyarakat
mengharapkan bisnis diarahkan oleh etika computer. Dengan demikian dapat
meredakan kekhawatiran tersebut. Etika adalah kepercayaan tentang hal yang benar
dan salah atau yang baik dan yang tidak. Etika dalam sistem informasi dibahas pertama
kali oleh Richard Mason (1986), yang mencakup PAPA, yaitu :
1. Privasi
2. Akurasi
3. Properti
4. Akses
Privasi menyangkut hak individu untuk mempertahankan informasi pribadi dari
pengaksesan oleh orang lain yang memang tidak diberi izin untuk melakukannya. Contoh
kasus:
1. Junk mail
2. Manajer pemasaran mengamati e-mail bawahannya
3. Penjualan data akademis
Akurasi terhadap informasi merupakan faktor yang harus dipenuhi oleh sebuah
sistem informasi. Ketidakakurasian informasi dapat menimbulkan hal yang menggangu,
merugikan, dan bahkan membahayakan. Contoh kasus: Terhapusnya nomor keamanan
sosial yang dialami oleh Edna Rismeller (Alter, 2002, hal. 292) Akibatnya, kartu
7
asuransinya tidak bisa digunakan bahkan pemerintah menarik kembali cek pensiun
sebesar $672 dari rekening banknya.
Hak cipta adalah hak yang dijamin oleh kekuatan hukum yang melarang
penduplikasian kekayaan intelektual tanpa seizin pemegangnya. Hak seperti ini mudah
untuk didapatkan dan diberikan kepada pemegangnya selama masa hidup penciptanya
plus 70 tahun. Contoh : Paten merupakan bentuk perlindungan terhadap kekayaan
intelektual yang paling sulit didapatkan karena hanya akan diberikan pada penemuanpenemuan inovatif dan sangat berguna. Hukum paten memberikan perlindungan selama
20 tahun. Hukum rahasia perdagangan melindungi kekayaan intelektual melalui lisensi
atau kontrak.
Pada lisensi perangkat lunak, seseorang yang menandatangani kontrak
menyetujui untuk tidak menyalin perangkat lunak tersebut untuk diserahkan pada orang
lain atau dijual. Berkaitan dengan dengan kekayaan intelektual, banyak masalah yang
belum terpecahkan (Zwass, 1998), antara lain:
1. Pada level bagaimana informasi dapat dianggap sebagai properti?
2. Apa yang harus membedakan antara satu produk dengan produk lain?
3. Akankah pekerjaan yang dihasilkan oleh komputer memiliki manusia penciptanya?
Jika tidak, lalu hak properti apa yang dilindunginya?
Fokus dari masalah akses adalah pada penyediaan akses untuk semua kalangan.
Teknologi informasi diharapkan malah tidak menjadi halangan dalam melakukan
pengaksesan terhadap informasi bagi kelompok orang tertentu, tetapi justru untuk
mendukung pengaksesan untuk semua pihak.
2.2 Keamanan Sistem Informasi
Keamanan merupakan faktor penting yang perlu
diperhatikan dalam
pengoperasian sistem informasi. Tujuannya adalah untuk mencegah ancaman terhadap
sistem serta untuk mendeteksi dan membetulkan akibat segala kerusakan sistem.
Ancaman terhadap sistem informasi dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu ancaman
aktif dan ancaman pasif. Ancaman aktif mencakup kecurangan dan kejahatan terhadap
komputer. Ancaman pasif mencakup kegagalan sistem, kesalahan manusia, dan bencana
alam. Ada beberapa macam ancaman keamanan sistem informasi, antara lain :
8
1. Bencana alam dan politik. Contoh : gempa bumi, kebakaran, bajir, dan perang.
2. Kesalahan manusia. Contoh : kesalahan pemasukan data, kesalahan penghapusan
data, dan kesalahan operator (salah memberikan kode pada pita magnetik).
3. Kegagalan perangkat lunak dan perangkat keras. Contoh : gangguan listrik,
kegagalan peralatan, dan kegagalan fungsi perangkat lunak.
4. Kecurangan dan kejahatan komputer. Contoh : penyelewengan aktivitas,
penyalahgunaan kartu kredit, sabotase, dan pengaksesan oleh orang yang tidak
berhak.
5. Program yang jahat atau usil. Contoh : virus, cacing, bom waktu, dan lain-lain.
Metode yang umum digunakan oleh orang dalam melakukan penetrasi terhadap
sistem berbasis komputer ada 6 macam (Bodnar dan Hopwood, 1993), yaitu :
1. Pemanipulasian masukan
2. Penggantian program
3. Penggantian berkas secara langsung
4. Pencurian data
5. Sabotase
6. Penyalahgunaan dan pencurian sumber daya komputasi.
Berbagai teknik yang digunakan untuk melakukan hacking :
1. Denial of Service : Teknik ini dilaksanakan dengan cara membuat permintaan yang
sangat banyak terhadap suatu situs sehingga sistem menjadi macet dan kemudian
dengan mencari kelemahan pada sistem si pelaku melakukan serangan terhadap
sistem.
2. Sniffer : Teknik ini diimplementasikan dengan membuat program yang dapat
melacak paket data seseorang ketika paket tersebut melintasi Internet, menangkap
password atau menangkap isinya.
3. Spoofing : Melakukan pemalsuan alamat e-mail atau Web dengan tujuan untuk
menjebak pemakai agar memasukkan informasi.
Terdapat beberapa aspek persyaratan keamanan dalam sistem informasi, yaitu :
1. Privacy atau confidentiality : menjaga informasi dari orang yang tidak berhak
mengakses .
2. Integrity : informasi tidak boleh diubah tanpa seijin pemilik informasi.
9
3. Authentication : metode untuk menyatakan bahwa informasi betul-betul asli, atau
orang yang mengakses atau memberikan informasi adalah memang orang yag
dimaksud.
4. Availability : berhubungan dengan ketersediaan informasi ketika dibutuhkan.
5. Access control : cara pengaturan akses kepada informasi, berhubungan dengan
masalah authentication dan privacy.
2.3 Pengendalian Aplikasi
Pengendalian aplikasi berhubungan dengan aplikasi tertentu, suatu subsistem,
atau program-program dalam sistem komputer. Pengendalian aplikasi ini digolongkan
dalam tiga kategori, yaitu pengendalian masukan, pengendalian pemerosesan, dan
pengendalian keluaran.
2.3.1 Pengendalian Masukan
Pengendalian masukan berusaha untuk menjamin bahwa transaksitransaksi yang dimasukkan ke dalam suatu sistem adalah sah, akurat, dan
lengkap. Prosedur-prosedur pengendaliannya adalah sebagai berikut:
a. pengendalian atas akses ke dokumen asal.
b. penggunaan dokumen asal yang dipranomori.
c. penggunaan pengecekan digit (check digit) untuk mencegah kesalahan
penerjemahan dan penempatan.
d. penggunaan total kumpulan (batch total) yang biasanya berhubungan dengan
kumpulan-kumpulan transaksi.
e. pengendalian validasi (validation control) untuk mengecek data yang hilang,
field yang kosong, atau ruang kosong di data, dan mengecek kesalahankesalahan dalam tipe-tipe data (karakter atau angka), guna menjamin bahwa
penjumlahan adalah dalam suatu interval tertentu atau tidak melebihi batasan
tertentu.
f. penggunaan prosedur-prosedur untuk menentukan agar penjumlahan atau
record-record secara relatif adalah wajar bila dibandingka dengan tipe-tipe
data yang diharapkan, memiliki tanda yang benar (misalnya semua jumlah
penjualan haruslah positif), dan dalam urutan yang benar.
10
g. penggunaan label-label arsip internal (khususnya untuk tape) untuk menjamin
bahwa arsip-arsip data yang benar telah diproses.
h. penggunaan prosedur koreksi kesalahan untuk memberitahu pengguna bahwa
kesalahan telah terjadi, untuk menandakan kesalahan dalam arsip-arsip guna
perbaikan sebelum diproses, atau mempersyaratkan pemasukan ulang data
(dimulai dari awal dengan suatu kumpulan).
i. penataan kesalahan arsip-arsip dan laporan-laporan guna mendaftar
kesalahan-kesalahan dan perbaikan-perbaikannya.
2.3.2
Pengendalian Pemerosesan
Prosedur-prosedur pengendalian pemerosesan adalah sebagai berikut:
a. pengendalian data total (batch data control) harus dijalankan ulang pada
setiap langkah dalam suatu pemerosesan untuk memperhitungkan kembali
pengendalian total (control total)
b. penggunaan register transaksi untuk mengidentifikasikan setiap transaksi
yang diproses oleh suatu sistem dan memisahkan transaksi yang berhasil dari
yang tidak berhasil (ke dalam suatu arsip kesalahan). Register tersebut harus
menguraikan transaksi-transaksi yang dihasilkan secara eksternal dan
internal. Nomor-nomor transaksi harus secara unik mengidentifikasikan
masing-masing transaksi sehingga suatu transaksi dapat dilacak melalui suatu
sistem guna menyajikan suatu jejak audit.
2.3.3 Pengendalian Keluaran
Pengendalian keluaran melindungi keluaran dari kerugian, korupsi, dan
akses yang tidak sah. Pengendalian ini meliputi:
a. pembatasan akses ke arsip-arsip keluaran (elektronik dan hardcopy) melalui
perlindungan arsip-arsip dalam proses pentransmisian atau pencetakan,
penataan jumlah tembusan, dan penggunaan kertas berangkap yang
memungkinkan pencetakan tanpa memungkinkan isinya dibaca (seperti
halnya rekening koran bank, nomor pin, slip gaji, atau laporan nilai).
b. penyeliaan pekerja-pekerja yang mencetak dan mengkopi data atau
memberikan pelayanan pengiriman.
11
c. pembatasan akses penghancuran atau pengendalian sampah dokumen.
d. penelaahan keluaran atas keakuratannya.
e. penggunaan kotak surat yang terkunci.
f. persyaratan penerimaan untuk pengambilan dokumen dan pemberian tandaterima.
g. penyimpanan dokumen-dokumen sensitif dalam lokasi yang aman.
2.4 Pengendalian Sistem Informasi
Untuk menjaga keamanan sistem informasi diperlukan pengendalian terhadap
sistem informasi. Kontrol tersebut mencakup:
1. Kontrol administratif berfungsi untuk :
1) Mempublikasikan kebijakan kontrol yang membuat semua pengendalian sistem
informasi dapat dilaksanakan dengan jelas dan serius oleh semua pihak dalam
organisasi.
2) Melakukan prosedur yang bersifat formal dan standar pengoperasian
disosialisasikan dan dilaksanakan dengan tegas. Termasuk dalam hal ini adalah
proses pengembangan sistem, prosedur untuk backup, pemulihan data, dan
manajemen pengarsipan data serta melakukan perekrutan pegawai secara
berhati-hati, yang diikuti dengan orientasi, pembinaan, dan pelatihan yang
diperlukan.
3) Melakukan supervisi terhadap para pegawai. Termasuk pula cara melakukan
kontrol
kalau
pegawai
melakukan
penyimpangan
terhadap
yang
diharapkanPemisahan tugas-tugas dalam pekerjaan, dengan tujuan agar tak
seorangpun yang dapat menguasai suatu proses yang lengkap. Sebagai contoh,
seorang pemrogram harus diusahakan tidak mempunyai akses terhadap data
produksi (operasional) agar tidak memberikan kesempatan untuk melakukan
kecurangan.
2. Kontrol pengembangan dan pemeliharaan sistem berfungsi untuk :
1) Melibatkan auditor sistem, dari masa pengembangan hingga pemeliharaan
system untuk memastikan bahwa sistem benar-benar terkendali, termasuk
dalam hal otorisasi pemakai sistem
12
2) Aplikasi dilengkapi dengan audit trail sehingga kronologi transaksi mudah untuk
ditelusuri
3. Kontrol operasi
1) Tujuan agar sistem beroperasi sesuai dengan yang diharapkan
2) Memberikan batasan akses terhadap pusat data
3) Kontrol terhadap personel pengoperasi
4) Kontrol terhadap peralatan (terhadap kegagalan)
5) Kontrol terhadap penyimpan arsip
6) Pengendalian terhadap virus
4. Proteksi terhadap pusat data secara fisik
1) Faktor lingkungan yang menyangkut suhu, kebersihan, kelembaban udara,
bahaya banjir, dan keamanan fisik ruangan perlu diperhatikan dengan benar
2) Untuk mengantisipasi kegagalan sumber daya listrik, biasa digunakan UPS dan
mungkin juga penyediaan generator
5. Kontrol perangkat keras
1) Untuk mengantisipasi kegagalan sistem komputer, terkadang organisasi
menerapkan system komputer yang berbasis fault-tolerant (toleran terhadap
kegagalan)
2) Toleransi terhadap kegagalan pada penyimpan eksternal antara lain dilakukan
melalui disk mirroring atau disk shadowing, yang menggunakan teknik dengan
menulis seluruh data ke dua disk secara parallel
6. Kontrol terhadap akses komputer
1) Setiap pemakai sistem diberi otorisasi yang berbeda-beda
2) Setiap pemakai dilengkapi dengan nama pemakai dan password
3) Penggunaan teknologi yang lebih canggih
4) menggunakan sifat-sifat biologis manusia yang bersifat unik, seperti sidik jari dan
retina mata sebagai kunci untuk mengakses system
13
7. Kontrol terhadap akses informasi
Penggunaan enkripsi :
Clear Text
(64 Bit)
Kunci Privat
DES
(64 Bit)
Enkripsi
Ciphertext
sama
(64 Bit)
Kunci Privat
DES
Deskripsi
(64 Bit)
Clear Text
(64 Bit)
8. Kontrol terhadap bencana
Rencana darurat (emergency plan) menentukan tindakan-tindakan yang
harus dilakukan oleh para pegawai manakala bencana terjadi. Rencana cadangan
(backup plan) menentukan bagaimana pemrosesan informasi akan dilaksanakan
selama masa darurat. Rencana pemulihan (recovery plan) menentukan bagaimana
pemrosesan akan dikembalikan ke keadaan seperti aslinya secara lengkap, termasuk
mencakup tanggung jawab masing-masing personil. Rencana pengujian (test plan)
menentukan bagaimana komponenkomponen dalam rencana pemulihan akan diuji
atau disimulasikan.
9. Kontrol terhadap perlindungan terakhir
Kontrol terhadap perlindungan terakhir meliputi rencana pemulihan dari
bencana dan asuransi.
10. Kontrol aplikasi
14
Kontrol aplikasi terdiri dari :
1. Masukan : Kontrol input digunakan untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi
yang dilakukan, secara benar masuk ke dalam sistem sebelum dilakukan proses
pengolahannya.
2. Keluaran : Kontrol output digunakan untuk memverifikasi integritas dari output
dengan cara membandingkan transaksi input dan data output.
3. Pemrosesan : Kontrol pemeroresan digunakan untuk menjamin bahwa transaksitransaksi yang dilakukan adalah valid dan akurat serta masukan-masukan yang
salah diproses ulang secara benar.
4. Basis data : Kontrol data digunakan untuk pencegahan terhadap keamanan data
yang tersimpan di simpanan luar supaya tidak hilang, rusak dan diakses oleh
orang yang tidak berhak.
5. Telekomunikasi : Kontrol telekomunikasi digunakan untuk menangani kesalahan
selama proses mentransmisikan data dan untuk mencegah keamanan dari data
selama pengiriman data tersebut.
15
BAB III
KESIMPULAN
Tidak dapat dipungkiri bahwa sekarang ini perkembangan komputer sangat pesat.
Banyak sekali peran komputer dalam bidang teknologi informasi. Komputer sangat
membantu masyarakat dalam mempermudah tujuan. Namun selain manfaatnya yang
begitu besar, komputer juga banyak memberikan efek negatif bagi masyarakat. Tetapi hal ini
dapat ditekan dengan memberikan sosialisasi tentang etika komputer yang jelas kepada
para pengguna teknologi ini. Pendidikan etika komputer sangat penting diterapkan. Karena
kita tahu bahwa sekarang ini banyak sekali kejahatan komputer (cyber crime). Dengan
adanay pendidikan etika komputer diharapkan kedepannya komputer dapat digunakan
sesuai fungsinya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Brian, A James. Management Information System, Managing Information Technology in the
Business Enterprise. 2004. Mc Graw Hill.
McLeod, Raymond dan George Schell. 2004. Sistem Informasi Manajemen.Jakarta: Indeks.
McLeod, Jr., Raymon, dan George P. Schell. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta : Salemba
Empat.
http://santirianingrum.dosen.narotama.ac.id/bahan-ajar/sistem-informasi/
(tanggal 05 Juni 2013, pkl 11.08)
17
Download