LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI SISTEM INFEKSI DAN TUMOR PRAKTIKUM KE : 4 JUDUL KASUS : KANKER OVARIUM OLEH : GOLONGAN/ KELOMPOK : II / 4 MINAT : FKK HARI/ TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS, 16 DESEMBER 2010 NO NAMA MAHASISWA NIM 1 DANIAR PRATIWI FA / 07764 2 DINAR TRIE PADMASARI FA / 07765 3 QORY ADDIN FA / 07768 4 MAMTA VESUDAVE FA / 08233 TTD DOSEN JAGA PRAKTIKUM : Nanang Munif Yasin, M.Pharm, Apt ASISTEN JAGA PRAKTIKUM : LABORATORIUM FARMAKOTERAPI DAN FARMASI KLINIK BAGIAN FARMAKOLOGI DAN FARMASI KLINIK FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2010 KANKER OVARIUM A. TUJUAN PRAKTIKUM Mahasiswa dapat mengevaluasi terapi pada penyakit kanker ovarium dengan obat-obat yang tepat serta memberikan edukasi bagi pasien. B. DASAR TEORI Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 – 70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar ke bagian lain, panggul, dan perut melalui sistem getah bening dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan paru-paru. Kanker ovarium sangat sulit didiagnosa dan kemungkinan kanker ovarium ini merupakan awal dari banyak kanker primer. Kanker indung telur adalah terjadinya pertumbuhan sel-sel tidak lazim (kanker) pada satu atau dua bagian indung telur. Indung telur sendiri merupakan salah satu organ reproduksi yang sangat penting bagi perempuan. Dari organ reproduksi ini dihasilkan telur atau ovum, yang kelak bila bertemu sperma akan terjadi pembuahan (kehamilan). Indung telur juga merupakan sumber utama penghasil hormon reproduksi perempuan, seperti hormon estrogen dan progesteron. Letak indung telur sendiri adalah berada di sekitar panggul dan ada di dua sisi uterus (rahim). Kanker indung telur biasanya terjadi pada tiga jaringan di bawah ini: Germ cells (sel germinal), yaitu pada sel-sel yang memproduksi telur. Setiap bulan, sejak masa puber hingga menopouse, perempuan selalu memproduksi sebuah telur. Telur ini keluar dari permukaan indung telur dan menuju rahim melalui melalui saluran telur. Stromal cells (stromal sel), yaitu sel-sel yang menghasilkan hormon estrogen dan prosgesteron pada perempuan. Epithelial cells (sel epitel), yaitu pada sel-sel pembungkus indung telur. Walaupun, kanker indung telur dapat bermula dari setiap sel tersebut, menurut Lembaga Kanker Amerika atau American Cancer Society (ACS), pada 85 sampai 90 persen kasus menunjukkan, pertumbuhan kanker biasanya bermula di jaringan sel-sel pembungkus indung telur (eptihelial cells). Normalnya, sel-sel itu tumbuh, membelah diri dan mati lewat pola yang teratur. Tapi, pada sel-sel yang terkena kanker, sel-sel itu akan berkembang biak terusmenerus atau menjadi tumor (akibat menebalnya jaringan urat). Dalam beberapa kasus, pertumbuhan sel-sel kanker menjadi invasif, sehingga menyebar jaringan dan organ-organ tubuh lain, di luar indung telur (metastasis). Etiologi Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya: 1. Hipotesis incessant ovulation Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel yang terganggu dapat menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel tumor. 2. Hipotesis androgen Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium. Hal ini didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung reseptor androgen. Dalam percobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium normal dan sel-sel kanker ovarium. Faktor-faktor Resiko Berikut faktor-faktor yang berisiko menimbulkan kanker indung telur: Usia. Mayoritas kanker indung telur muncul setelah seorang perempuan melewati masa menopause. Separuh dari kasus kanker indung telur menyerang perempuan di atas usia 63 tahun. Sejarah reproduksi. Perempuan berisiko tinggi mengidap kanker indung telur bila: » Mendapat menstruasi sebelum usia 12 tahun » Tidak memiliki anak » Memiliki anak setelah usia 30 » Mengalami menopause setelah usia 50 tahun Diet tinggi lemak Merokok Alkohol Penggunaan bedak talk perineal Riwayat kanker payudara, kolon, atau endometrium Riwayat keluarga dengan kanker payudara atau ovarium Nulipara Infertilitas >> Memang terdapat hubungan antara risiko menderita kanker indung telur dengan jumlah siklus menstrusi yang dialami seorang perempuan sepanjang hidupnya. Semakin banyak jumlah siklus menstruasi yang dilewatinya, maka semakin tinggi pula risiko seorang perempuan terkena kanker indung telur. Obesitas. Penelitian terakhir memperlihatkan peningkatan risiko terkena kanker indung telur pada perempuan bertubuh gemuk atau yang malas bergerak. Penelitian juga menunjukkan, perempuan gemuk yang menderita kanker indung telur jumlahnya semakin banyak. Gejala Kanker indung pada masa awal berkembang cenderung tanpa gejala. Inilah yang menyebabkan kanker ini sulit diketahui sejak dini. Biasanya, gejala umum terjadi kanker ini adalah timbulnya sakit di bagian punggung, yang sering diikuti gejala berikut: haid tidak teratur ketegangan menstrual yang terus meningkat menoragia nyeri tekan pada payudara menopause dini rasa tidak nyaman pada abdomen dispepsia tekanan pada pelvis sering berkemih flatulenes rasa begah setelah makan makanan kecil lingkar abdomen yang terus meningkat Sakit kepala Rasa kembung Sulit buang air besar Stadium Stadium kanker ovarium primer menurut FIGO (Federation International of Ginecologies and Obstetricians ) 1987, adalah : STADIUM I pertumbuhan terbatas pada ovarium 1. Stadium 1a : pertumbuhan terbatas pada suatu ovarium, tidak ada asietas yang berisi sel ganas, tidak ada pertumbuhan di permukaan luar, kapsul utuh. 2. Stadium 1b : pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak asietas, berisi sel ganas, tidak ada tumor di permukaan luar, kapsul intak. 3. Stadium 1c : tumor dengan stadium 1a dan 1b tetapi ada tumor dipermukaan luar atau kedua ovarium atau kapsul pecah atau dengan asietas berisi sel ganas atau dengan bilasan peritoneum positif. STADIUM II Pertumbuhan pada satu atau dua ovarium dengan perluasan ke panggul 1. Stadium 2a : perluasan atau metastasis ke uterus dan atau tuba 2. Stadium 2b : perluasan jaringan pelvis lainnya 3. Stadium 2c : tumor stadium 2a dan 2b tetapi pada tumor dengan permukaan satu atau kedua ovarium, kapsul pecah atau dengan asitas yang mengandung sel ganas dengan bilasan peritoneum positif. STADIUM III tomor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant di peritoneum di luar pelvis dan atau retroperitoneal positif. Tumor terbatas dalam pelvis kecil tetapi sel histologi terbukti meluas ke usus besar atau omentum. 1. Stadium 3a : tumor terbatas di pelvis kecil dengan kelenjar getah bening negatif tetapi secara histologi dan dikonfirmasi secara mikroskopis terdapat adanya pertumbuhan (seeding) dipermukaan peritoneum abdominal. 2. Stadium 3b : tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant dipermukaan peritoneum dan terbukti secara mikroskopis, diameter melebihi 2 cm, dan kelenjar getah bening negativ. 3. Stadium 3c : implant di abdoment dengan diameter > 2 cm dan atau kelenjar getah bening retroperitoneal atau inguinal positif. STADIUM IV pertumbuhan mengenai satu atau kedua ovarium dengan metastasis jauh. Bila efusi pleura dan hasil sitologinya positif dalam stadium 4, begitu juga metastasis ke permukaan liver. Penegakan Diagnosa Medis Sebagian besar kanker ovarium bermula dari suatu kista. Oleh karena itu, apabila pada seorang wanita ditemukan suatu kista ovarium harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan apakah kista tersebut bersifat jinak atau ganas (kanker ovarium). Ciri2 kista yang bersifat ganas yaitu pada keadaan : 1. Kista cepat membesar 2. Kista pada usia remaja atau pascamenopause 3. Kista dengan dinding yang tebal dan tidak berurutan 4. Kista dengan bagian padat 5. Tumor pada ovarium Pemeriksaan lanjutan untuk memperkuat dugaan ke arah kanker ovarium seperti : o USG dengan Doppler untuk menentukan arus darah o Jika diperlukan, pemeriksaan CT-Scan/ MRI o Pemeriksaan tumor marker seperti Ca-125 dan Ca-724, beta – HCG dan alfafetoprotein Semua pemeriksaan diatas belum bisa memastikan diagnosis kanker ovarium, akan tetapi hanya sebagai pegangan untuk melakukan tindakan operasi. Penatalaksanaan Sebagian besar kanker ovarium memerlukan pengobatan dengan kemoterapi. Hanya kanker ovarium stadium awal saja (stadium 1a dan 1b dengan derajat diferensiasi sel yang baik/sedang) yang tidak memerlukan kombinasi pengobatan. Kemoterapi diberikan sebanyak 6 seri dengan interval 3 – 4 minggu sekali dengan melakukan pemantauan terhadap efeh samping kemoterapi secara berkala terhadap sumsum tulang, fungsi hati, fungsi ginjal, sistem saluran cerna, sistem saluran cerna, sistem saraf dan sistem kardiovaskuler. Penatalaksanaan yang sesuai dengan stadium yaitu : Operasi (stadium awal) Kemoterapi (tambahan terapi pada stadium awal) Radiasi (tambahan terapi untuk stadium lanjut) C. DESKRIPSI KASUS Seorang wanita yang bernama Ibu Ina, 55 tahun masuk Rumah Sakit dengan keluhan rasa tak nyaman dan kembung di bagian perutnya. Dia didiagnosis Ca Ovarium 10 bulan yang lalu dan telah menjalani kemoterapi dengan Cisplatin / Cylophospamide sampai siklus ke 6. Selain itu juga diberi Ferrous sulfate 325mg PO TID. Riwayat Sosial: Dia punya riwayat merokok dan minum alcohol, pergaulan bebas, dan dunia malam. Riwayat Penyakit : 10 bulan lalu didiagnosa Ca ovarium. Riwayat Pengobatan : Kemotrapi dengan Cisplatin / Cylophospamide sampai siklus ke 6. Ferrous sulfate 325mg PO TID. Diagnosis : Kanker ovarium Hasil pemeriksaan fisik Muka pucat dengan rasa tak nyaman pada perut. BP : 110/60 Normal : <120/80mmHg Hipotensi HR : 88 Normal : 60-100x/menit RR : 18 Normal : 16-24 x/menit T : 37,20C Wt : 73 kg Ht : 165cm BMI : 26,8 Normal : 18.5-24.9 Over Weight BSA : 1,83 BSA= √BB(kg) x TB (cm) 3600 Abdomen : mengembung dengan ascites dan gas. : uterus mobilitasnya menurun dengan tumor di bagian tengah. HEENT, COR, CHEST, EXT, NEURO : Normal Hasil test laboratorium Na : 143 Normal : 135-145 mmol/L K : 4,3 Normal : 3,5-5,0 mEq/L Cl : 100 Normal : 95 to 105 mEq/L HCO3 : 25 Normal : 22 – 26 BUN :9 Normal : 7 - 25 mg/dl Hct : 33 Normal : 37 - 47% Hgb : 10.8 Normal : 12 - 16 g/dl Rendah Plts : 375 x 103 Normal : 130 - 400 thous/mcl Cr : 0.6 Normal : 7 - 1.4 mg/dl Rendah Pemeriksaan Penunjang Ca-125 : 45 Normal : 30 – 35 U/mL Tinggi D. PEMILIHAN OBAT RASIONAL Pembedahan ( penjelasan terdapat pada lampiran ) Terapi Anemia Sangobion Mekanisme aksi : Merupakan komponen hemoglobin, mioglobin, dan beberapa enzim. Besi terutama disimpan sebagai hemosiderin, ditemukan pada system retikulo endoterial dan hepatosit Kontra indikasi : Anemia hemolitik, reaksi hipersensitifitas Efek samping : Nyeri abdominal, konstipasi, gangguan GI Asam folat Mekanisme aksi : Folat eksogen dibutuhkan untuk sintesis nucleoprotein dan pemeliharaan eritropoiesis normal. Asam folat menstimulasi produksi sel darah merah, sel darah putih dan platelet pada anemia megaloblastik. Kontra indikasi : Pengobatan anemia pernisiosa ( tidak cukup vitamin B12 ) Efek samping : Sulit berkonsentrasi, anoreksia, distensi abdominal Terapi Kanker Kemoterapi Docetaxel Mekanisme Aksi : Merupakan racun spindle mencegah penggabungan tubulus dengan monomer tubulin. Kontra Indikasi : Hipersensitifitas berat terhadap Docetaxel atau Polisorbat 80, jumlah neutrofil kurang dari 1500 sel/mm³ kerusakan hati berat, hamil & menyusui. Efek Samping : Neurotoksik dan depresi sutul. Paclitaxel Mekanisme Aksi : Merupakan racun spindle mencegah penggabungan tubulus dengan monomer tubulin. Kontra Indikasi Hamil dan laktasi. : Neutropenia ( kurang lebih 1500 sel per mm³ ), Efek Samping : netropenia, trombositopenia, neuropati perifer, dan reaksi hipersensitif (selama infuse). Cyclophosphamide Mekanisme Aksi : merilis acrolein (penyebab haemorrhagic cystitis) dijerat oleh mercaptoethanesulfonate (mesna) insidens menurun. Kontra Indikasi : Hipersensitif dan haemorrhagic cystitis (radang kandung kemih. Kelainan tulang belakang. Kehamilan & menyusui. Efek Samping : gangguan GIT, mielosupresi, alopecia, disfungsi jantung, toksisitas pulmoner, sindroma gangguan sekresi ADH Cisplatin Mekanisme Aksi : Cisplatin bekerja sebagai anti kanker dengan cara menempelkan diri pada DNA (deoxyribonucleic acid) sel kanker dan mencegah pertumbuhannya. Kontra Indikasi : Hipersensitif terahadap cisplatin dan komponen platinum lain, kehamilan, menyususi, adanya depresi sumsum tulang yang berat, gangguan fungsi ginjal, dan sistem hematopieti Efek Samping : gangguan GIT, hematotoksik ringan, neurotoksik (neuritis perifer, kerusakan saraf akustik). E. EVALUASI OBAT TERPILIH 1. Pembedahan ( penjelasan terdapat pada lampiran ) 2. Terapi Anemia Sangobion ( MERCK ) Komposisi : Fe glukonat 250 mg, manganese sulfat 200 mcg, copper sulfat 200 mcg, Vitamin C 50 mg, Asam folat 1000 mcg, Vitamin B12 7,5 mcg, Sorbitol 25 mg Indikasi : Anemia karena kekurangan zat besi dan mineral untuk pembentukan darah Dosis : 2 kapsul /hari sesudah makan Durasi : 7 hari Kontra indikasi : Gangguan penggunaan zat besi Efek samping : Nyeri lambung, konstipasi Interaksi obat : Tetrasiklin, dan antasida mengurangi absorpsi Harga : 40 kapsul Rp 25.300 7hari x 2 kapsul/hari = 14 kapsul 14 kapsul = Rp 8.900 Alasan pemilihan obat : Mengandung zat besi dan mineral yang digunakan untuk pembentukan darah dan untuk mengatasi rendahnya hemoglobin darah ibu Ina. Penurunan hemoglobin ini dikarenakan pasien kanker biasanya mengalami anemia sebagai salah satu manifetasi dari terjadinya kanker. 3. Terapi Kanker (Kemoterapi) PAXUS - kalbe farma Komposisi : Paclitaxel Indikasi : Terapi lini pertama dan terapi subsekuen karsinoma ovarium dikombinasi dengan cisplatin. Dosis : 175mg/m²= 175mg/1.83m2 = 96mg. Frekuensi : Tiap 21 hari Durasi : 6bulan. Kontra Indikasi : neutropenia, hamil, laktasi, Efek samping : supresi sumsum tulang, bradikardi. Harga : 100mg/16,7ml (Rp.2.860.000) Pasien harus diberikan premedikasi yaitu sebelum pemberian PAXUS untuk mencegah reaksi hipersensitivitas : - Deksametason 20mg peroral 6 jam - Difenhidramin 50 mg I.V 30-60 menit - Ranitidine 50mg I.V 30-60 menit CISPLATIN EBEWE Komposisi : cisplatin Dosis : 27,45 mg Frekuensi : Tiap 21 hari. Durasi : 6 bulan Kontra Indikasi : gangguan ginjal & daya pendengaran, hamil dan laktasi Efek samping : Penekanan fungsi sumsum tulang, oto toksisitas tulang Interaksi Obat : furesamide, hidralazin, propanolol. Harga : 50mg/100ml x 1 (Rp.265.500) Alasan Pemilihan Obat : Kombinasi paclitaxcel dan cisplatin merupakan fisrt line terapi pada kanker ovarium. F. MONITORING DAN FOLLOW UP Monitoring tekanan darah sampai normal (120/80mmHg) dan kadar Hb hingga normal (12,2-15,1 g/dL) setiap seminggu sekali. Monitoring fungsi hati dan ginjal setiap minimal 1 bulan sekali. Monitoring kadar estrogen setiap minimal sebulan sekali. Monitoring CA-125 (normalnya 35 U/ml) sebulan sekali. Follow up tiap 4 s/d 6 minggu pada 2 tahun pertama. Pada tahun ke 3 pemeriksaan tiap 8-12 minggu. Pada tahun ke 5 tiap 3-4 minggu G. KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI 1. Menjalankan pola hidup yang sehat, seperti banyak makan sayur & buah, lakukan olahraga secara teratur serta kurangi makanan cepat saji (fast food). 2. Menghindari zat yang bersifat karsinogenik (dapat memacu timbulnya sel kanker) seperti rokok, alkohol, sinar radiasi, dll. 3. Normalkan kandungan omega-3 hingga omega-6 dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung kandungan omega-3 dan omega-6 yang banyak terdapat dalam daging, telur, ikan air tawar, kedelai dan minyak nabati (kelapa, jagung, kelapa sawit). 4. Tidur cukup dan berkualitas. 5. Jauhkan diri dari lingkungan kotor dan polusi. 6. Kurangi makan makanan gorengan, Sebaiknya pilih yang direbus atau dikukus saja. 7. Konsumsi zat-zat gizi seperti Beta karoten, vitamin C, dan asam folat dan yang mengandung anti oksidan. Beta karoten banyak terdapat dalam wortel, vitamin C terdapat dalam buah-buahan berwarna orange seperti jeruk, sedangkan asam folat terdapat dalam makanan hasil laut. 8. Diet makanan berlemak (kurangi asupan makanan berlemak) 9. Anjurkan pasien untuk secara rutin dan tepat waktu menjalani terapi 10. Sarankan keluarga untuk memberikan dukungan kepada pasien H. PEMBAHASAN Pada kasus ini Ibu Ina menderita kanker ovarium grade I stage I B, Karena stage nya masih ringan dan kanker masih berada pada epitelial ovarian maka perlu dilakukan pembedahan agar sel kanker tidak menyebar ke bagian tubuh yang lain. Sebelumnya Ibu Ina telah menjalani kemoterapi dengan menggunakan cysplatin dan cyclophospamid selama 6 siklus (1 siklus selama 3-4 minggu). Keluhan yang dialami Ibu Ina yaitu rasa tidak nyaman dan kembung di bagian perutnya. Pada GU ditemukan menurunnya mobilitas uterus dengan tumor di bagian tengah selain itu pada abdomen mengembung dengan ascites dan gas. Ibu Ina juga punya riwayat merokok, minum alkohol, dan melakukan seks bebas. Diduga penyebab utama terjadinya kanker ovarium itu karena seks bebas (seks bebas dapat menginduksi terjadinya kanker ovarium dan kanker serviks) selain itu diinduksi juga karena pola hidup yang tidak sehat(merokok dan minum alkohol). Untuk penanganan pada kasus ini, kami memutuskan bahwa Ibu Ina membutuhkan adanya pembedahan karena masih dalam stage ! dimana kanker yang terjadi masih pada epitelial ovarium dan belum mengalami penyebaran (metastase), sehingga akan lebih baik bila dilakukan pembedahan. Setelah pembedahan, pasien tetap diberikan terapi, yaitu dengan khemoterapi dengan menggunakan kombinasi cysplatin dan paclitaxcel. Kedua obat tersebut merupakan terapi platinum untuk mengatasi kanker ovarium. Pembedahan memegang peranan yang sangat penting dalam penatalaksanaan kanker ovarium terutama dalam penentuan diagnosis dan stadium, disamping pengangkatan tumor, serta evaluasi responsitas pengobatan yang diberikan. Sebelum dilakukan pembedahan, maka perlu dilakukan persiapan pra bedah. Beberapa pemeriksaan pra bedah perlu dilakukan pada setiap pasien dengan dugaan kanker ovarium. Diperlukan ketajaman klinik untuk menghindari beberapa pemeriksaan yang tidak perlu sehingga tindakan laparotomi tidak tertunda. Setelah anamnesis, dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik, dan tes Pap serta pemeriksaan rektovaginal. Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan darah lengkap, uji fungsi hati, dan uji fungsi ginjal. Bila fasilitas memungkinkan dilakukan pemeriksaan petanda tumor sebagai nilai dasar sebelum pengobatan yang kelak berguna untuk monitoring hasil pengobatan. Petanda tumor yang dianjurkan adalah AFP, HCG, CA-125 (bila diduga tumor jenis germinal), dan CA72-4 (bila diduga tumor jenis epitel). Persiapan prabedah juga harus meliputi foto rotgen toraks, PIV untuk menilai adanya sumbatan atau kelainan ureter serta ginjal. Pemeriksaan barium enema diperlukan untuk menyingkirkan tumor primer di saluran cerna atau tumor sekunder akibat tumor ovarium. Sebelum pembedahan harus dilakukan persiapan usus, baik secara mekanik maupun dengan pemberian antibiotik secara sistemik. Hal ini disebabkan karena pada pembedahan kanker ovarium ada kemungkinan dilakukan reseksi usus. Pemberian nutrisi, khususnya TPN sangat bermanfaat dalam mempersiapkan penderita menghadapi operasi yang berat. Pemberian support nutrisi akan memperbaiki defisit biokimia dalam waktu singkat (10-14 hari), dan akan mengurangi kejadian komplikasi operasi, terutama sepsis. Sebelumnya Ibu Ina menggunakan obat siklofosfamid dan cisplatin selama 6 siklus (1 siklus selama 3-4 minggu) namun penggunaan obat tersebut tidak memberikan efek maka dilakukan penggantian. Alasan penggantian siklofosfamid dengan paclitaxcel karena dalam guideline terapi kanker ovarium (pada Di Piro edisi 7) first line (terapi platinum) adalah dengan menggunakan kombinasi paclitaxcel dengan cisplatin. Pengobatan dilakukan selama 6 siklus (sesuai dengan guidiline Dipiro) 1 siklus selama 21 hari. Sehingga setiap 21 hari pasien harus pergi ke rumah sakit untuk melakukan kemoterapi. Obat yang diberikan dalam bentuk iv, salah satunya adalah karena kedua jenis obat ini ada dalam bentuk vial. Pada kasus kami diberikan dalam bentuk I.v. bukan i.v admixture karena ia tidak dirawat di rumah sakit namun bila nantinya dia menjalani rawat inap di rumah sakit memungkinkan pemberian dalam bentuk i.v. admixture dengan infus atau larutan yang compatible. Penentuan dosis obat kanker berdasarkan BSA (Body Surface Area) dengan rumus sebagai berikut: BSA=√BB(kg) x TB (m2) 3600 BB =Berat badan (satuan dalam kg) TB = Tinggi badan (satuan dalam m2) Dari perhitungan menggunakan rumus tersebut didapatkan hasil 1.83 m2 yang kemudian digunakan sesuai dosis. Sebenarnya pasien ini dalam kasus juga memiliki tekanan darah di bawah normal (<120/70) namun kami merasa hal tersebut masih dapat diantisipasi dengan terapi non farmakologi seperti mengkonsumsi makanan yang dapat membantu meningkatkan tekanan darah. Selain pemberian obat kanker pasien juga perlu diberi suplemen (sangobion) untuk mengatasi rendahnya hemoglobin. Penurunan hemoglobin ini dikarenakan pasien kanker biasanya mengalami anemia sebagai salah satu manifetasi dari terjadinya kanker. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah cisplatin menyebabkan mual muntah. Pada kasus ini, kami tidak memberikan obat-obatan anti emetik, karena sebelum pemberian terapi sudah diberikan Ranitidine, Dexametason, Difenhidramin sebagai terapi premedikasi sebelum pemberian cisplatin yang berfungsi untuk mencegah nausea and vomiting. Selain itu, Cisplatin memiliki efek samping menyebabkan gangguan ginjal, untuk mencegah dan mendeteksi secara dini dapat dilakukan monitoring fungsi ginjal yang digambarkan salah satunya melalui GFR. Saat pasien mengalami gangguan ginjal maka akan terjadi penurunan GFR jika hal ini terjadi pada ibu Ina maka perlu dilakukan adjusment dosis. Beberapa informasi dapat diberikan kepada ibu Ina, seperti: mengkonsumsi makanan yang mengandung antioksidan dan menghindari junkfood (makanan cepat saji), menjalankan pola hidup yang sehat, seperti banyak makan sayur & buah, melakukan olahraga secara teratur, menghindari zat yang bersifat karsinogenik (dapat memacu timbulnya sel kanker), tidur cukup dan berkualitas, diet makanan berlemak, dan menganjurkan pasien untuk secara rutin dan tepat waktu menjalani terapi. Selain itu hendaknya disarankan kepada keluarga untuk memberikan dukungan kepada pasien sehingga dapat meningkatkan semangat hidup pasien. I. KESIMPULAN 1. Pasien menderita kanker ovarium stadium IB 2. Kemungkinan kanker ovarium ini dikarenakan seringnya pasien melakukan hubungan seks bebas. 3. Pasien diterapi dengan pembedahan, kemudian diikuti dengan khemoterapi dengan kombinasi cisplatin dan paclitaxel dengan alasan Kombinasi paclitaxcel dan cisplatin merupakan first line therapy pada kanker ovarium. (Sumber : Dipiro dan practice guidline in oncology cancer ovarium.) 4. Untuk terapi anemia diberi sangobion 2 kapsul/hari karena mengandung zat besi dan mineral yang digunakan untuk pembentukan darah 5. Menjalankan pola hidup yang sehat, dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi serta tidur cukup dan berkualitas dapat membantu dalam tatalaksana terapi kanker ovarium. 6. Menghindari stress, karena menurut CDC (Center for Disease Control) 85% penyakit kanker ovarium disebabkan oleh emosi buruk. 7. Dibutuhkan dukungan dan support dari keluarga. J. DAFTAR PUSTAKA - www.practice guidline in oncology cancer ovarium.com - http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:VYLFp6Yu11YJ :kesehatanwanita.blog.com/tag/kanker-indungtelur/+KANKER+OVARIUM+KARENA+BAKTERI%3F&cd=1&hl=id&ct=cln k&gl=id&client=firefox-a - http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/421292731736.pdf - Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia, 431, 432, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. - Anonim, 2008, Asuhan Keperawatan Klien dengan Kanker Ovarium, www.google.com. Data diambil 1 Desember 2009. - Anonim, 2006, MIMS volume 7, PT.Indo Master, Jakarta. - Brunner & Suddarth, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, EGC: Jakarta. - Dipiro, Josep, dkk. 2005, Pharmeucitical A Pathophysiologic Approach, Appleton an Lange, USA - Donges, Marilynn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC: Jakarta - Sukandar, Y.E., Andrajati, R., Sigit, I.J., Adnyana, I,K., Setiadi, A.A.P., Kusnandar, 2008, Iso Farmakaterapi, PT.ISFI Penerbitan, Jakarta. K. PERTANYAAN DAN JAWABAN 1. Maliha : a.Mengapa hanya menuliskan Sangobion (bukan nama generiknya)? Jawab : Dikarenakan komposisinya banyak, yaitu : Fe glukonat 250 mg, manganese sulfat 200 mcg, copper sulfat 200 mcg, Vitamin C 50 mg, Asam folat 1000 mcg, Vitamin B12 7,5 mcg, Sorbitol 25 mg b.Apakah manifestasi klinis dari kanker ovarium bisa mempengaruhi kehamilan? Jawab : Jika kanker belum menyebar ke luar ovarium hanya dilakukan pengangkatan ovarium yang terkena dan mungkin dengan tuba falopiinya (saluran indung telur). Jika kanker telah menyebar ke luar ovarium, maka dilakukan pengangkatan kedua ovarium dan rahim, serta kelenjar getah bening dan struktur di sekitarnya. 2. Desti : a.Knapa wanita gemuk punya resiko ca ovarium? Jawab : Karena jaringan lemak berpengaruh pada hormone atau protein membuat kanker ovarium berkembang lebih pesat 3. Bagus : a.Seseorang tanpa faktor risiko bisa terkena Kanker Ovarium atau tidak? Jawab : Bisa saja selama pasien terkena faktor pencetus kanker. Faktor risiko : 1. Obat kesuburan 2. Pernah menderita kanker payudara 3. Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara dan/atau kanker ovarium 4. Riwayat keluarga yang menderita kanker kolon, paru-paru, prostat dan rahim (menunjukkan adanya sindroma Lynch II). b.Knapa harus ngindarin goreng2an? Jawab : Karena minyaknya bisa saja mengandung oksidan, karena minyak goreng itu dapat teroksidasi. 4. Yonea : a.Mengapa tidak dipakai as.folat ? Jawab : karena kami menganggap, anemia yang terjadi itu karena kekurangan zat besi,bukan kekurangan asam folat. Meskipun begitu, kami juga menyarankan pasien untuk terapi non farmakologi yaitu konsumsi zat-zat gizi seperti Beta karoten, vitamin C, dan asam folat dan yang mengandung anti oksidan. Beta karoten banyak terdapat dalam wortel, vitamin C terdapat dalam buah-buahan berwarna orange seperti jeruk, sedangkan asam folat terdapat dalam makanan hasil laut. b.Knapa dipilih sangobion? Jawab : Karena seperti di atas, bahwa anemia disebabkan kekurangan zat besi, dan di dalam sangobion memiliki komposisi yang memumpuni untuk mengatasi anemia karena kekurangan zat besi tersebut. c.Ranitidine, dexametason,difenhidramin (premedikasi sebelum pemberian cisplatin),untuk apa? Jawab : Karena cisplatin merupakan agen kemoterapi dengan sifat emetogenik yang tinggi, sehingga obat2 tersebut untuk mencegah nausea and vomiting. 5. Testi : a.Ada kemungkinan sembuh atau tidak? Jawab : Ada, karena masih stage 1. b.Mengapa belum butuh pembedahan atau kemoterapi? Jawab : Ini kesalahan kami, seharusnya butuh pembedahan, dan untuk kemoterapi memang dilakukan (kombinasi cisplatin dan paclitaxel) untuk terapi primer dan adjuvant ( sesudah dan sebelum pembedahan) c.Alasan pmilihan paclitaxel? Jawab : Karena merupakan first line kanker ovarium. 6. Freeda : a.Jika pasien sudah dioperasi, apakah masih ada kemunginan untuk hamil ? Jawab : Tergantung, ovariumnya yang terkena hanya 1 atau keduanya. Jika hanya 1,masih ada kemungkinan bisa hamil. Tetapi pada kasus ini wanita sudah berusia 55 tahun. Dan biasanya kanker ovarium paling sering ditemukan pada wanita yang berusia 50-70 tahun b.Kapan dan bagaimana dilakukan Pap smear? Jawab : Klien akan diminta tidur di meja ginekologi (tempat tidur khusus pemeriksaan ginekologi) dengan posisi litotomi (kedua paha ditekuk dan kaki terbuka). Pemeriksa akan memasukkan spekulum berbentuk mirip cocor bebek, terbuat dari metal atau plastik. Spekulum ini berfungsi membuka vagina sehingga dinding vagina teregang dan serviks (mulut rahim) dapat terlihat jelas. Sampel lendir dari mulut rahim akan diambil menggunakan spatula kayu (serupa sendok es krim) atau sikat kecil. Kemudian, hapusan lendir tersebut akan dipulas di atas kaca slide dan difiksasi (disemprot/dicelup dalam larutan alkohol). Sampel akan dibawa ke laboratorium dan diperiksa di bawah mikroskop. Bila dokter menggunakan pap smear metode terbaru, Liquid Based, sampel akan dimasukkan ke dalam cairan dan dibawa ke laboratorium. Pemeriksaan bimanual (kedua tangan) akan dilakukan setelah pemeriksaan pap smear. Pemeriksa akan memasukkan 1 jarinya ke dalam vagina dan tangan yang lain akan menekan perut klien. Anjuran untuk melakukan Pap Smear secara teratur pada : Setahun sekali untuk wanita yang berusia 35 tahun Setahun sekali untuk wanita yang berganti-ganti pasangan seksual atau pernah menderita infeksi HPV atau genital wart Setahun sekali bagi wanita yang memakai pil kontrasepsi/KB Setiap 2-3 tahun untuk wanita yang berusia di atas 35 tahun jika dalam pemeriksaan Pap’s Smear sebelumnya berturut-turut 3 kali menunjukkan hasil negative atau untuk wanita yang telah menjalani pengangkatan rahim (histerektomi) bukan karena kanker Sesering mungkin jika hasil Pap Smear menunjukkan hasil tidak normal Sesring mungkin setelah pengobatan prekanker maupun kanker serviks. Adapun syarat-syarat dilakukannya Pap smear adalah : 1. Sebaiknya datang di luar mensruasi. Lebih baik pada 2 minggu setelah hari pertama menstruasi 2. Selama 24 jam sebelum pemerikasaan tidak diperkenankan melakukan pencucian atau pembilasan vagina dan memakai bahan-bahan antiseptik pada vagina. 3. Penderita paska bersalin, paska operasi rahim, paska radiasi sebaiknya datang 6-8 minggu kemudian. 4. Penderita yang mendapatkan pengobatan lokal seperti vagina supostoria atau ovula sebaiknya dihentikan 1 minggu sebelum pap smear. 5. Tidak melakukan hubungan seksual selama 24 jam sebelum pemeriksaan. 6. Tidak menggunakan tampon c.Mungkin tidak jika disebabkan oleh bakteri? Jika ada, bakteri apa? Jawab : Kami belum mengetahui,tapi setahu kami kebanyakan disebabkan oleh virus. 7. Ilani : a.Stage brapa? Stage 1 Apakah bisa memakai radioterapi ? Jawab : Bisa, tapi jika dengan pembedahan dan kemoterapi sudah efektif, kami rasa itu tidak perlu b.Sejauh mana metastase bisa terjadi? Jawab : bisa menyebar secara langsung ke daerah di sekitarnya dan melalui sistem getah bening bisa menyebar ke bagian lain dari panggul dan perut; sedangkan melalui pembuluh darah, kanker bisa menyebar ke hati dan paruparu. 8. Eka : a.Maksud dari mekanisme resistensi cisplatin (meningkatkan kemampuan perbaikan DNA)? Jawab : Disebabkan oleh peningkatan ekspresi protein yang terlibat dalam perbaikan 9. Dhien: a.Deteksi dini kanker serviks? Jawab : Kanker serviks berbeda dengan kanker ovarium. Pada kanker ovarium, deteksi dini dilakukan dengan mendeteksi gejala klinis yang timbul, seperti : 1. Berupa rasa tidak enak yang samar-samar di perut bagian bawah. 2. Ovarium yang membesar pada wanita pasca menopause bisa merupakan pertanda awal dari kanker ovarium 3. Di dalam perut terkumpul cairan dan perut membesar akibat ovarium yang membesar ataupun karena penimbunan cairan. 4. Pada saat ini penderita mungkin akan merasakan nyeri panggul, anemia dan berat badannya menurun. 5. Kadang pada kanker ovarium melepaskan hormon yang menyebabkan pertumbuhan berlebih pada lapisan rahim, pembesaran payudara atau peningkatan pertumbuhan rambut. Gejala lainnya yang mungkin terjadi: 1. 2. 3. 4. Panggul terasa berat Perdarahan pervaginam Siklus menstruasi abnormal Gejala saluran pencernaan (perut kembung, nafsu makan berkurang, mual, munatah, tidak mampu mencerna makanan dalam jumlah seperti biasanya) 5. Sering berkemih. b.Mengapa keputihan bisa jadi tanda kanker serviks? Jawab : Gejala klinis kanker (secara umum ) adalah PATOKAN yang mana P adalah pendarahan dan pengeluaran lender yang abnormal, Keputihan ini adalah pengeluaran lendir yang abnormal