Penerapan Kewibawaan dalam proses Pembelajaran 66 PROFIL PENERAPAN KEWIBAWAAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN Ali Mashari STKIP AL Islam Tunas Bangsa Bandar Lampung Abstract: This research generally aims to get brief description of application high touch in learning process. This research is conducted by descriptive quantitative method. The population is all teachers and students at senior high school. Samples are taken by using stratified cluster random sampling technique. The percentage, correlation and t test. The results of this research reveal that application high touch in learning process less and teachers’ opinion about high touch implementation as implication of teachers’ understanding toward learning process differ significantly with students’ opinion. In general, teachers’ opinion score is higher compared with student’s opinion score Kata Kunci: Kewibawaan dan Proses Pembelajaran dilakukan, terutama bila diinginkan PENDAHULUAN Proses pembelajaran, pada hasil belajar yang baik, yaitu hasil dasarnya tidak dapat dilepaskan dari belajar pemahaman pendidik tentang peserta komprehensif, dan berguna dalam didiknya. kehidupan peserta didik. Hal pandangan peserta ini dikarenakan pendidik didik terhadap tersebut yang bermakna, Konsep pembelajaran akan menurut Covey (1997) adalah suatu mendasari pola pikir dan perlakuan proses di mana lingkungan secara yang disengaja diberikan kepada peserta dikelola untuk didiknya. Pembelajaran merupakan memungkinkannya turut serta dalam suatu proses yang kompleks, sebab tingkah dalam setiap pembelajaran peserta kaitannya dengan pencapaian tujuan didik pembelajaran. Proses pembelajaran tidak informasi dari melibatkan melaksanakan maupun sekedar menyerap pendidik, tetapi dalam potensinya dalam tersebut, berbagai kegiatan tindakan yang harus laku upaya tertentu pencapaian sangat dalam tujuan dipengaruhi tipe/gaya guru dalam melaksanakan proses pembelajaran (Ballantine, 67 ISSN 2088-9623 E- ISSN 2442-7802 Ali Mashari 1983:189). Guru memiliki posisi dan pembelajaran peran yang yang strategis dalam diselenggarakannya. kualitas proses pendidik yang kurang memahami pembelajaran di kelas. Peran tersebut peserta didik akan menyebabkan antara lain dapat dilakukan melalui terjadi praktik-praktik pembelajaran pengoptimalan segenap kompetensi yang pribadi dalam melakukan perubahan kemungkinan untuk proses pengembangan potensi peserta didik. pembelajaran yang lebih baik ( G Akibatnya potensi peserta didik akan Michael terabaikan, tersia-siakan dan bahkan meningkatan penyelenggaraan (1993:118). Kepribadian Sebaliknya, kurang memberikan terhadap guru yang baik, tercermin dari mungkin gayanya proses kewibawaan pendidik yang meliputi pembelajaran yang efektif. Guru unsur pengakuan, kasih sayang dan yang efektif antara lain ditandai kelembutan, pengarahan, penguatan dengan lima pokok karakter perilaku dan tindakan tegas yang mendidik yaitu kejelasan dalam memberikan serta keteladanan tidak teraplikasikan materi pelajaran, menguasai teknik dalam proses pembelajaran. melaksanakan penyampaian kepada materi, berorientasi perkembangan terdholimi. Sebab, Di sekolah, disinyalir masih siswa, banyak proses memahami dan mengetahui hakekat pembelajaran (keaktifan siswa), dan peserta didik secara baik dan benar. berorientasi pada kesuksesan siswa Akibatnya menekankan Proses kepada pembelajaran harus pendidik yang dalam pembelajaran, belum belum proses sepenuhnya mampu mengembangkan segenap terlihat adanya internalisasi nilai- segenap nilai yang terkandung dalam materi potensi Pengembangan peserta itu didik. mencakup pelajaran dalam usaha keseluruhan hakekat dan dimensi pengembangan potensi yang dimiliki kemanusiaan serta pancadaya yang peserta dimiliki melalui berbagai dimensi kemanusiaan dan teraplikasikannya kewibawaan (high- pancadaya mereka. Kenyataan ini touch) dapat terlihat pada adanya perlakuan- peserta dalam didik setiap proses didik yang mencakup Penerapan Kewibawaan dalam proses Pembelajaran perlakuan yang kurang mendidik dari Pemahaman peserta antara lain, membentak di depan tercermin umum, melabeli dengan gelar yang segenap potensi siswa peserta didik. buruk, seperti Si Bodoh, Si Tolol dan Pengembangan sebagainya. Hasil penelitian yang keseluruhan dimensi kemanusiaan dilakukan siswa menyimpulkan bahwa (1986) pemberian yang tentang pendidik terhadap peserta didik, Robinson didik guru 68 dalam kewibawaan di memiliki Pendidikan, 2005). kuat terhadap keberhasilan atau kegagalan mencakup melalui teraplikasikannya Pengembangan yang akan pengembangan itu label kepada peserta didik di sekolah pengaruh benar Peta (Pokja Keilmuan Sebaliknya, guru yang kurang peserta didik. Label yang buruk akan memahami menyebabkan peserta didik identik menyebabkan terjadi praktek-praktek dengan pembelajaran label yang diberikan. peserta didik yang akan kurang Sedangkan label yang baik akan memberikan kemungkinan terhadap meningkatkan harapan yang besar pengembangan potensi peserta didik. bagi peserta didik untuk meraih Akibatnya keberhasilan. terabaikan, tersia-siakan dan bahkan Tindakan-tindakan pendidik peserta mungkin didik terdholimi. akan Sebab, yang kurang memahami hakekat kewibawaan yang meliputi unsur peserta didik tersebut pada akhirnya, pengakuan, mengakibatkan peserta didik merasa kelembutan, pengarahan, penguatan kurang dan tindakan tegas yang mendidik dihargai. Hal itu, kasih sayang menimbulkan kondisi yang kurang serta kondusif dalam belajar dan kurang teraplikasikan memberikan kemungkinan terhadap pembelajaran (Prayitno., dkk. 2005). terkembangkannya seluruh potensi keteladanan, dan Pendidik dalam dituntut untuk tidak proses tanggung yang dimiliki oleh peserta didik, jawabnya melaksanakan akan tetapi, malahan akan cenderung proses mematikannya. profesional, yaitu praktik pendidikan pembelajaran secara yang didasarkan pada kaidah-kaidah 69 ISSN 2088-9623 E- ISSN 2442-7802 Ali Mashari keilmuan pendidikan. permasalahan Esensi peningkatan profesionalisme pendidikan menurut kurang mengindahkan kewibawaan tetapi pendidik. pada aspek kewiyataana. Winarno (2005) adalah masalah akuntabilitas terfokus Kelas yang efektif ditunjang Ia iklim sekolah yang memfasilitasi melontarkan sinisme bahwa praktik tugas pendidik menjadikan semua pendidikan yang dilaksanakan oleh ruang pendidik di sekolah tidak didasari classrooms. Mohd Ansyar (2005:1) oleh ilmu pendidikan atau “pentip” juga (pendidikan-tanpa-ilmu pendidikan). diperlukan adanya perbaikan yang Pendidik sebagai effective mengemukakan bahwa leluasa mendasar pada proses pembelajaran “mementip” peserta didik dalam di dalam kelas (classroom change) proses pembelajaran tanpa dasar sesuai konsep pembelajaran yang ilmu pendidikan yang kuat atau baik. Sehingga banyak kelas harus bahkan tidak dimiliki sama sekali. berfungsi sebagai basis pembelajaran Praktik pendidikan yang demikian dari pada sebagai arena pengajaran. ini, secara kelas tentu saja mengembangkan tidak dapat potensi yang Kenyataan sering bahwa menampilkan gaya yang peserta didik dimiliki peserta didik, dan mungkin kurang bisa bahkan seperti pemarah dan cepat emosional, dapat cerewet dan pilih kasih, bertentangan menimbulkan berbagai permasalahan dengan kebutuhan peserta didik yang belajar dan permasalahan umum sangat lainnya pendidik merapuhkan mematikannya. (Ida dan “Pentip” Umami, 2004). disenangi pendidik menginginkan penampilan yang tidak Kenyataan ini diperkuat oleh hasil pemarah/emosional, pendidik yang penelitian Prayitno., dkk (2005) yang baik, mengungkapkan banyaknya perhatian. Hubungan yang terjadi permasalahan yang dialami peserta antara pendidik dengan peserta didik didik dalam terkait dengan proses ramah, pintar proses pembelajaran yang kurang efektif hendaknya disebabkan gaya/penampilan pembelajaran yang dan penuh pembelajaran terhindar pendidik dari yang Penerapan Kewibawaan dalam proses Pembelajaran cenderung memposisikan peserta kondusif untuk 70 mengoptimalkan didik pada kedudukan yang inferior, pembelajaran, sehingga tujuan yang pasif, pada telah ditetapkan akan sulit untuk permusuhan dan pelecehan terhadap dicapai. Hal ini semua tidak serasi kemanusiaan dengan penerapan ilmu pendidikan lebih dimiliki menunjukkan dan peserta potensi didik. yang Kondisi yang konter negatif dalam hubungan pendidik upaya dengan pembelajaran peserta didik bersifat kontraproduktif terhadap motivasi untuk mendorong peserta didik produktif untuk terhadap mengoptimalkan dan meminimalkan pengajaran. Berdasarkan fenomena belajar dengan lebih giat dan lebih sebagaimana dipaparkan di atas, berhasil tujuan dirasakan mendesak adanya usaha Sebaliknya yang mengarah kepada perbaikan dalam mencapai pembelajaran. pembelajaran yang cenderung kurang penerapan mengaplikasikan touch proses pembelajaran dalam upaya kurang pencapaian tujuan pendidikan akan bergairah mengikuti pelajaran dalam dapat diwujudkan seirama dengan perwujudan sikap acuh tak acuh segenap terhadap mau peserta didik yang dikenal baik oleh yang pendidik. membuat high peserta didik pendidik, memperhatikan tidak pelajaran disampaikan pendidik, mengantuk, melamun, atau bahkan sengaja kewibawaan potensi dalam yang Berdasarkan dimiliki paparan latar belakang masalah di atas, maka menciptakan suasana yang kurang masalah kondusif dalam proses pembelajaran bagaimana seperti sengaja mengganggu teman, kewibawaan dalam proses mengejek pendidik, keluar pada pembelajaran. Secara umum waktu penelitian bertujuan untuk pendidik sebagainya. mengajar Kondisi dan sebagaimana penelitian adalah profil ini penerapan memperoleh gambaran berkenaan digambarkan ini tentu saja tidak akan dengan penerapam mendukung terciptanya situasi bagi dalam proses pembelajaran melalui terwujudnya lingkungan belajar yang penerapan high kewibawaan touch menurut 71 ISSN 2088-9623 E- ISSN 2442-7802 Ali Mashari pendidik dan peserta didik serta peserta didik dan aplikasinya dalam perbedaannya antar variabel, yaitu proses variabel kelas, sekolah dan jenis penerapan kelamin, sumbangan setiap proses pembelajaran tersebut pendidik tentang pemahaman high melalui touch, sehingga didik diwarnai dengan penghargaan yang terhadap aplikasi penerapan high tinggi terhadap peserta didik sesuai touch dalam proses pembelajaran dengan hakekat kemanusiaannya. dan profil peserta pembelajaran aplikasi pemahaman pendidik tentang peserta didik dalam proses pembelajaran melalui penerapan high touch. dalam bagi Penelitian ini bersifat deskriptif karena menggambarkan Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat METODE kepala meningkatkan kondisi pemahaman pendidik sekolah terhadap peserta didik. Di samping kualitas itu penelitian ini juga bersifat pendidik dalam proses pembelajaran, korelasional terutama hubungan antara pemahaman guru berkenaan pemahaman tentang dengan pendidik/pendidik hakekat sehingga peserta proses didik, pembelajaran terhadap karena peserta melihat didik dengan implikasi pemahaman tersebut dalam proses pembelajaran. tersebut menumbuhkan suasana yang Populasi dalam penelitian ini memungkinkan peserta didik untuk adalah seluruh guru dan siswa Kelas dapat segenap 1 dan Kelas 2 IPA dan IPS SMA dimensi kemanusiaan dan pancadaya Negeri Kota Padang. Sampel diambil sesuai dengan harkat dan martabat dengan kemanusiaannya. random sampling. Penarikan sampel mengembangkan Hasil penelitian juga dalam teknik stratified penelitian ini cluster dilakukan diharapkan bermanfaat bagi pendidik melalui dua tahap. Tahap pertama dalam adalah meningkatkan pengetahuan, sikap keterampilan, berkenaan pemahamannya wawasan, tentang dan mengidentifikasi berdasarkan strata sampel sekolah dan dengan dilanjutkan dengan tahap kedua yaitu hakekat penentuan sampel berdasarkan kelas, Penerapan Kewibawaan dalam proses Pembelajaran dengan mengikuti langkah yang dikemukakan oleh Cochran (1977). Sampel penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Padang untuk kategori/kelompok tinggi, SMA Instrumen penelitian 72 ini adalah angket dan dokumentasi. Angket digunakan mengumpulkan berkenaan untuk data dengan primer pemahaman Negeri 5 Padang untuk kelompok pendidik tentang peserta didik dan sedang dan SMA Negeri 13 Padang implikasinya untuk kelompok rendah. Sedangkan pembelajaran. Angket penelitian ini guru diambil 8 orang dari masing- disusun masing kelas yang menjadi sampel differensial. Sedangkan dokumentasi penelitian digunakan untuk memperoleh data yang keseluruhannya terhadap dalam bentuk proses semantik berjumlah 72 0rang. skunder Variabel dalam penelitian ini ada dua pelaksanaan proses pembelajaran di yaitu sekolah variabel pendidik laten tentang pemahaman peserta didik berkaitan dengan Pengumpulan data dilakukan dengan lima observable variabels langsung yakni: manusia sebagai makhluk terhadap seluruh sampel yang telah yang yang ditentukan dalam penelitian ini. Data tertinggi derajatnya, makhluk yang penelitian diperoleh melalui angket bertaqwa, makhluk menjadi khalifah yang kemudian dianalisis dengan di bumi dan makhluk pemilik hak prosentase, korelasi dan t tes. Untuk asasi manusia (HAM) dan variabel mengetahui laten implikasi pemahaman guru responden terhadap variabel sempurna, proses makluk pembelajaran oleh peneliti tingkat pada sendiri pencapaian masing-masing digunakan + 2 SD untuk melalui penerapan high touch dengan kategori baik, + 1 SD untuk kategori enam yakni cukup, mean untuk kategori sedang, - dan 1 SD untuk kategori kurang dan - 2 observable variabels pengakuan, kasih sayang kelembutan, penguatan, tindakan tegas yang mendidik, pengarahan dan keteladanan. SD, untuk kategori cukup. ISSN 2088-9623 E- ISSN 2442-7802 Ali Mashari 73 HASIL DAN PEMBAHASAN pendapat guru lebih tinggi dari Gambaran pendapat siswa. Pendapat peserta Data Temuan didik yang lebih tinggi dari pendapat Penelitian Profil aplikasi kewibawaan (high siswa mencakup lima aspek high touch) berbeda antara apa yang touch mencakup: pengakuan, kasih nyatakan oleh guru dengan apa yang sayang dan kelembutan, penguatan, dinyatakan oleh siswa. Data hasil tindakan tegas yang mendidik serta temuan penelitian tentang Profil pengarhan. Sedangkan pada aspek aplikasi keteladanan ternyata rata-rata skor pemahaman pendidik tentang peserta didik dalam proses pendapat siswa lebih tinggi. pembelajaran melalui penerapan high touch tergambar pada Data temuan hasil penelitian Grafik sebagai berikut: sebagaimana terangkum dalam Grafik atas dapat di juga dikemukakan bahwa apabila dilihat dari 3.8 3.7 R3.6 a3.5 t 3.4 a 3.3 r 3.2 a3.1 t 3 a2.9 2.8 2.7 ketercapaian skor rata-rata (mean) yang diperoleh baik oleh 3.66 3.46 guru maupun oleh siswa terlihat 3.54 3.45 3.37 3.31 3.3 3.18 3.15 3.18 3.08 3.11 bahwa skor rata-rata pendidik lebih tinggi dari peserta didik. Hal ini dapat PengakuanKas & KelemPenguatan Tingasdik PengarahanKeteladanan Pendidik Peserta Didik secara dimaknai umum bahwa pendidik mengemukakan pendapat yang lebih baik tentang aplikasi kewibawaan dalam proses Grafik 1. Kewibawaan Pembelajaran Profil Aplikasi dalam Proses pembelajaran dari pada apa yang dikatakan siswa. Namun demikian, secara statistik uji beda ini tidak Berdasarkan data yang tertera dapat dilakukan (misalnya dengan uji dalam Grafik tentang profil aplikasi t) karena dikhawatirkan terjadi bias. kewibawaan proses Hal ini sangat dimungkinkan terjadi dapat karena dalam menilai diri sendiri pembelajaran dalam di atas dikemukakan bahwa secara umum Penerapan Kewibawaan dalam proses Pembelajaran bisa saja pendidik bersikap kurang berkembang objektif. maksimal, maka peserta didik harus ditinjau Berdasarkan paparan hasil penelitian di atas secara umum dapat bahwa penerapan serasi kedudukannya makhluk yang PEMBAHASAN dikemukakan secara 74 individu dan sebagai utuh. Utuh sebagai (pribadi) dan dalam kaitannya dengan masyarakat. Tuntutan akan pentingnya kewibawaan masih perlu untuk terus penerapan ditingkatkan. Kondisi ini haruslah terhadap siswa menjadi perhatian dari semua pihak dengan tuntutan yang digariskan oleh terkait kode etik guru sekolah terutama pihak pimpinan maupun bersangkutan guru untuk mengembangkan lebih kewibawaan yang antara lain menghendaki guru berupaya untuk dapat memperoleh lanjut peserta pembelajaran. pembinaan. penting informasi didik melakukan ini ini juga searah yang penerapan kewibawaan dalam proses Hal guru tentang sebagai bimbingan Selain itu, bagan dan guru mengingat kewibawaan merupakan menciptakan suasana sekolah sebaik- instrumental dasar bagi guru dalam baiknya yang menunjang berhasilnya melaksanakan tugas proses pembelajaran. tanggungjawabnya dalam dan proses pembelajaran. Kewibawaan penerapannya sangat dan diperlukan Tugas dan tanggungjawab guru dalam pengembangan proses karena yang berat menghendaki adanya itu merupakan salah satu unsur dari pemahaman yang baik terhadap kompetensi paedagogik sebagaimana tentang kewibawaan dan termuat dalam Stándar pendidikan proses Nasional. Pemahaman guru tentang penerapannya dalam pembelajaran. Guru memiliki tanggungjawab mengembangkan didik agar potensi mampu kewibawaan dan penerapannya dalam secara positip diharapkan membawa peserta pengaruh/dampak yang besar dalam kreatif dan dinamis. Agar potensi tersebut dapat pengembangan interaksi proses pembelajaran. dalam 75 ISSN 2088-9623 E- ISSN 2442-7802 Ali Mashari Hasil penelitian berkenaan dengan kewibawaan penerapannya dalam aspek kedirian/kemanusiaan peserta dan didik. Kewibawaan meliputi: (1) proses pengakuan, (2) kasih sayang dan pembelajaran ini juga menghendaki kelembutan, adanya pengarahan (5) tindakan tegas yang peningkatan pemahaman guru kearah yang lebih baik. Hal ini (3) penguatan, (4) mendidik, dan 6) keteladanan. disebabkan karena tujuan pendidikan Secara umum guru diharapkan itu akan mudah tercapai bila dalam menciptakan kondisi yang baik, yang proses guru memungkinkan setiap peserta didik yang dapat pembelajaran, menerapkan kewibawaan teraktualisasi dalam tugasnya pelaksanaan menjankan proses pembelajaran. mengembangkan kreativitasnya. Proses pembelajaran pada hakekatnya mengembangkan untuk aktivitas dan Berdasarkan temuan penelitian creativitas peserta didik, melalui di atas, juga dapat dikemukakan berbagai interaksi dan pengalaman bahwa secara umum guru sudah belajar. menerapkan kewibawaan walaupun pelaksanaannya belum atau kurang optimal. Padahal kurang menyadari seharusnya guru dapat menerapkan banyak kegiatan pembelajaran yang kewibawaan dilaksanakan dengan lebih baik Namur dalam seringkali bahwa masih justru menghambat dalam proses pembelajaran, karena aktivitas dan kreativitas kewibawaan didik. merupakan alat guru peserta pendidikan. Kewibawaan merupakan “alat pendidikan” yang diaplikasikan KESIMPULAN oleh pendidik untuk menjangkau (to Dari touch) kedirian peserta didik dalam hubungan pendidikan. Kewibawaan ini mengarah kepada kondisi hightouch, dalam arti perlakuan pendidik menyentuh secara positif, konstruktif, dan komprehensif aspek- diungkapkan hasil penelitian bahwa penerapan kewibawaan oleh guru dalam proses pembelajaran masih belum optimal dan perlu untuk terus ditingkatkan ke arah yang lebih baik. Ada penrbedaan pendapat yang cukup Penerapan Kewibawaan dalam proses Pembelajaran signifikan terkait dengan penerapan kewibawaan antara guru dengan siswa terkait dengan penerapan enam observable variabels pengakuan, kasih kelembutan, penguatan, yakni sayang Mohd. Ansyar. 1989. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti. Pokja dan tindakan tegas yang mendidik, pengarahan dan keteladanan pembelajaran. pendapat Secara guru dibandingkan dalam lebih dengan proses umum tinggi 76 Pengembangan Peta Keilmuan Pendidikan. (2005). Peta Keilmuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti Prayitno. 2005. Sosok Keilmuan Ilmu Pendidikan. Padang: Fakultas Ilmu Pendidikan UNP. pendapat siswa. DAFTAR PUSTAKA Ballantine, Jeanne H. (1983). The Sociology of Education, A Systematic Analysis. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Cohran, William G. (1991). Teknik Penarikan Sampel (penerjemah: Rudiansyah). Jakarta: UI Press Covey, Stephen R. (1997). Principle Centered Leadership. Jakarta: Bina Rupa Aksara. G Michael. 1993. The New Meaning of Educational Change. NewYork: Teacher College Press Ida Umami.. 2004.. Persepsi Peserta didik tentang Konsep dan Kegiatan Bimbingan dan Konseling. Padang Skolar Jurnal Pendidikan Volume 5, No. 2, Desember 2004.: PPS UNP. Robinson, Philip. (1986). Beberapa Prespektif Sosiologi Pendidikan, (penerjemah: Hasan Basri. Jakarta: Rajawali Winarno Surachmad. 2005. Pendidikan Tanpa Ilmu Pendidikan. Makalah Disampaikan pada Seminar Internasional Pendidikan dan Pertemuan FIP-JIP.