pemahaman pendidik tentang peserta didik

advertisement
Penerapan Kewibawaan dalam proses Pembelajaran
66
PROFIL PENERAPAN KEWIBAWAAN DALAM
PROSES PEMBELAJARAN
Ali Mashari
STKIP AL Islam Tunas Bangsa Bandar Lampung
Abstract: This research generally aims to get brief description
of application high touch in learning process. This research is
conducted by descriptive quantitative method. The population
is all teachers and students at senior high school. Samples are
taken by using stratified cluster random sampling technique.
The percentage, correlation and t test. The results of this
research reveal that application high touch in learning process
less and teachers’ opinion about high touch implementation as
implication of teachers’ understanding toward learning process
differ significantly with students’ opinion. In general, teachers’
opinion score is higher compared with student’s opinion score
Kata Kunci: Kewibawaan dan Proses Pembelajaran
dilakukan, terutama bila diinginkan
PENDAHULUAN
Proses
pembelajaran,
pada
hasil belajar yang baik, yaitu hasil
dasarnya tidak dapat dilepaskan dari
belajar
pemahaman pendidik tentang peserta
komprehensif, dan berguna dalam
didiknya.
kehidupan peserta didik.
Hal
pandangan
peserta
ini
dikarenakan
pendidik
didik
terhadap
tersebut
yang
bermakna,
Konsep
pembelajaran
akan
menurut Covey (1997) adalah suatu
mendasari pola pikir dan perlakuan
proses di mana lingkungan secara
yang
disengaja
diberikan
kepada
peserta
dikelola
untuk
didiknya. Pembelajaran merupakan
memungkinkannya turut serta dalam
suatu proses yang kompleks, sebab
tingkah
dalam setiap pembelajaran peserta
kaitannya dengan pencapaian tujuan
didik
pembelajaran. Proses pembelajaran
tidak
informasi
dari
melibatkan
melaksanakan
maupun
sekedar
menyerap
pendidik,
tetapi
dalam
potensinya
dalam
tersebut,
berbagai
kegiatan
tindakan
yang
harus
laku
upaya
tertentu
pencapaian
sangat
dalam
tujuan
dipengaruhi
tipe/gaya guru dalam melaksanakan
proses
pembelajaran
(Ballantine,
67
ISSN 2088-9623
E- ISSN 2442-7802
Ali Mashari
1983:189). Guru memiliki posisi dan
pembelajaran
peran
yang
yang
strategis
dalam
diselenggarakannya.
kualitas
proses
pendidik yang kurang memahami
pembelajaran di kelas. Peran tersebut
peserta didik akan menyebabkan
antara lain dapat dilakukan melalui
terjadi praktik-praktik pembelajaran
pengoptimalan segenap kompetensi
yang
pribadi dalam melakukan perubahan
kemungkinan
untuk
proses
pengembangan potensi peserta didik.
pembelajaran yang lebih baik ( G
Akibatnya potensi peserta didik akan
Michael
terabaikan, tersia-siakan dan bahkan
meningkatan
penyelenggaraan
(1993:118). Kepribadian
Sebaliknya,
kurang
memberikan
terhadap
guru yang baik, tercermin dari
mungkin
gayanya
proses
kewibawaan pendidik yang meliputi
pembelajaran yang efektif. Guru
unsur pengakuan, kasih sayang dan
yang efektif antara lain ditandai
kelembutan, pengarahan, penguatan
dengan lima pokok karakter perilaku
dan tindakan tegas yang mendidik
yaitu kejelasan dalam memberikan
serta keteladanan tidak teraplikasikan
materi pelajaran, menguasai teknik
dalam proses pembelajaran.
melaksanakan
penyampaian
kepada
materi,
berorientasi
perkembangan
terdholimi.
Sebab,
Di sekolah, disinyalir masih
siswa,
banyak
proses
memahami dan mengetahui hakekat
pembelajaran (keaktifan siswa), dan
peserta didik secara baik dan benar.
berorientasi pada kesuksesan siswa
Akibatnya
menekankan
Proses
kepada
pembelajaran
harus
pendidik
yang
dalam
pembelajaran,
belum
belum
proses
sepenuhnya
mampu mengembangkan segenap
terlihat adanya internalisasi nilai-
segenap
nilai yang terkandung dalam materi
potensi
Pengembangan
peserta
itu
didik.
mencakup
pelajaran
dalam
usaha
keseluruhan hakekat dan dimensi
pengembangan potensi yang dimiliki
kemanusiaan serta pancadaya yang
peserta
dimiliki
melalui
berbagai dimensi kemanusiaan dan
teraplikasikannya kewibawaan (high-
pancadaya mereka. Kenyataan ini
touch)
dapat terlihat pada adanya perlakuan-
peserta
dalam
didik
setiap
proses
didik
yang
mencakup
Penerapan Kewibawaan dalam proses Pembelajaran
perlakuan yang kurang mendidik dari
Pemahaman
peserta
antara lain, membentak di depan
tercermin
umum, melabeli dengan gelar yang
segenap potensi siswa peserta didik.
buruk, seperti Si Bodoh, Si Tolol dan
Pengembangan
sebagainya. Hasil penelitian yang
keseluruhan dimensi kemanusiaan
dilakukan
siswa
menyimpulkan
bahwa
(1986)
pemberian
yang
tentang
pendidik terhadap peserta didik,
Robinson
didik
guru
68
dalam
kewibawaan
di
memiliki
Pendidikan, 2005).
kuat
terhadap keberhasilan atau kegagalan
mencakup
melalui teraplikasikannya
Pengembangan
yang
akan
pengembangan
itu
label kepada peserta didik di sekolah
pengaruh
benar
Peta
(Pokja
Keilmuan
Sebaliknya, guru yang kurang
peserta didik. Label yang buruk akan
memahami
menyebabkan peserta didik identik
menyebabkan terjadi praktek-praktek
dengan
pembelajaran
label
yang
diberikan.
peserta
didik
yang
akan
kurang
Sedangkan label yang baik akan
memberikan kemungkinan terhadap
meningkatkan harapan yang besar
pengembangan potensi peserta didik.
bagi peserta didik untuk meraih
Akibatnya
keberhasilan.
terabaikan, tersia-siakan dan bahkan
Tindakan-tindakan
pendidik
peserta
mungkin
didik
terdholimi.
akan
Sebab,
yang kurang memahami hakekat
kewibawaan yang meliputi unsur
peserta didik tersebut pada akhirnya,
pengakuan,
mengakibatkan peserta didik merasa
kelembutan, pengarahan, penguatan
kurang
dan tindakan tegas yang mendidik
dihargai.
Hal
itu,
kasih
sayang
menimbulkan kondisi yang kurang
serta
kondusif dalam belajar dan kurang
teraplikasikan
memberikan kemungkinan terhadap
pembelajaran (Prayitno., dkk. 2005).
terkembangkannya seluruh potensi
keteladanan,
dan
Pendidik
dalam
dituntut
untuk
tidak
proses
tanggung
yang dimiliki oleh peserta didik,
jawabnya
melaksanakan
akan tetapi, malahan akan cenderung
proses
mematikannya.
profesional, yaitu praktik pendidikan
pembelajaran
secara
yang didasarkan pada kaidah-kaidah
69
ISSN 2088-9623
E- ISSN 2442-7802
Ali Mashari
keilmuan
pendidikan.
permasalahan
Esensi
peningkatan
profesionalisme pendidikan menurut
kurang mengindahkan kewibawaan
tetapi
pendidik.
pada
aspek
kewiyataana.
Winarno (2005) adalah masalah
akuntabilitas
terfokus
Kelas yang efektif ditunjang
Ia
iklim sekolah yang memfasilitasi
melontarkan sinisme bahwa praktik
tugas pendidik menjadikan semua
pendidikan yang dilaksanakan oleh
ruang
pendidik di sekolah tidak didasari
classrooms. Mohd Ansyar (2005:1)
oleh ilmu pendidikan atau “pentip”
juga
(pendidikan-tanpa-ilmu pendidikan).
diperlukan adanya perbaikan yang
Pendidik
sebagai
effective
mengemukakan
bahwa
leluasa
mendasar pada proses pembelajaran
“mementip” peserta didik dalam
di dalam kelas (classroom change)
proses pembelajaran tanpa dasar
sesuai konsep pembelajaran yang
ilmu pendidikan yang kuat atau
baik. Sehingga banyak kelas harus
bahkan tidak dimiliki sama sekali.
berfungsi sebagai basis pembelajaran
Praktik pendidikan yang demikian
dari pada sebagai arena pengajaran.
ini,
secara
kelas
tentu
saja
mengembangkan
tidak
dapat
potensi
yang
Kenyataan
sering
bahwa
menampilkan
gaya
yang
peserta
didik
dimiliki peserta didik, dan mungkin
kurang
bisa
bahkan
seperti pemarah dan cepat emosional,
dapat
cerewet dan pilih kasih, bertentangan
menimbulkan berbagai permasalahan
dengan kebutuhan peserta didik yang
belajar dan permasalahan umum
sangat
lainnya
pendidik
merapuhkan
mematikannya.
(Ida
dan
“Pentip”
Umami,
2004).
disenangi
pendidik
menginginkan
penampilan
yang
tidak
Kenyataan ini diperkuat oleh hasil
pemarah/emosional, pendidik yang
penelitian Prayitno., dkk (2005) yang
baik,
mengungkapkan
banyaknya
perhatian. Hubungan yang terjadi
permasalahan yang dialami peserta
antara pendidik dengan peserta didik
didik
dalam
terkait
dengan
proses
ramah,
pintar
proses
pembelajaran yang kurang efektif
hendaknya
disebabkan
gaya/penampilan
pembelajaran
yang
dan
penuh
pembelajaran
terhindar
pendidik
dari
yang
Penerapan Kewibawaan dalam proses Pembelajaran
cenderung
memposisikan
peserta
kondusif
untuk
70
mengoptimalkan
didik pada kedudukan yang inferior,
pembelajaran, sehingga tujuan yang
pasif,
pada
telah ditetapkan akan sulit untuk
permusuhan dan pelecehan terhadap
dicapai. Hal ini semua tidak serasi
kemanusiaan
dengan penerapan ilmu pendidikan
lebih
dimiliki
menunjukkan
dan
peserta
potensi
didik.
yang
Kondisi
yang
konter
negatif dalam hubungan pendidik
upaya
dengan
pembelajaran
peserta
didik
bersifat
kontraproduktif terhadap motivasi
untuk
mendorong
peserta
didik
produktif
untuk
terhadap
mengoptimalkan
dan
meminimalkan
pengajaran.
Berdasarkan
fenomena
belajar dengan lebih giat dan lebih
sebagaimana dipaparkan di atas,
berhasil
tujuan
dirasakan mendesak adanya usaha
Sebaliknya
yang mengarah kepada perbaikan
dalam
mencapai
pembelajaran.
pembelajaran yang cenderung kurang
penerapan
mengaplikasikan
touch
proses pembelajaran dalam upaya
kurang
pencapaian tujuan pendidikan akan
bergairah mengikuti pelajaran dalam
dapat diwujudkan seirama dengan
perwujudan sikap acuh tak acuh
segenap
terhadap
mau
peserta didik yang dikenal baik oleh
yang
pendidik.
membuat
high
peserta
didik
pendidik,
memperhatikan
tidak
pelajaran
disampaikan pendidik, mengantuk,
melamun,
atau
bahkan
sengaja
kewibawaan
potensi
dalam
yang
Berdasarkan
dimiliki
paparan
latar
belakang masalah di atas, maka
menciptakan suasana yang kurang
masalah
kondusif dalam proses pembelajaran
bagaimana
seperti sengaja mengganggu teman,
kewibawaan
dalam
proses
mengejek pendidik, keluar pada
pembelajaran.
Secara
umum
waktu
penelitian
bertujuan
untuk
pendidik
sebagainya.
mengajar
Kondisi
dan
sebagaimana
penelitian
adalah
profil
ini
penerapan
memperoleh gambaran berkenaan
digambarkan ini tentu saja tidak akan
dengan
penerapam
mendukung terciptanya situasi bagi
dalam proses pembelajaran melalui
terwujudnya lingkungan belajar yang
penerapan
high
kewibawaan
touch
menurut
71
ISSN 2088-9623
E- ISSN 2442-7802
Ali Mashari
pendidik dan peserta didik serta
peserta didik dan aplikasinya dalam
perbedaannya antar variabel, yaitu
proses
variabel kelas, sekolah dan jenis
penerapan
kelamin,
sumbangan
setiap proses pembelajaran tersebut
pendidik
tentang
pemahaman
high
melalui
touch,
sehingga
didik
diwarnai dengan penghargaan yang
terhadap aplikasi penerapan high
tinggi terhadap peserta didik sesuai
touch dalam proses pembelajaran
dengan hakekat kemanusiaannya.
dan
profil
peserta
pembelajaran
aplikasi
pemahaman
pendidik tentang peserta didik dalam
proses
pembelajaran
melalui
penerapan high touch.
dalam
bagi
Penelitian
ini
bersifat
deskriptif karena menggambarkan
Hasil penelitian ini diharapkan
bermanfaat
METODE
kepala
meningkatkan
kondisi
pemahaman
pendidik
sekolah
terhadap peserta didik. Di samping
kualitas
itu
penelitian
ini
juga
bersifat
pendidik dalam proses pembelajaran,
korelasional
terutama
hubungan antara pemahaman guru
berkenaan
pemahaman
tentang
dengan
pendidik/pendidik
hakekat
sehingga
peserta
proses
didik,
pembelajaran
terhadap
karena
peserta
melihat
didik
dengan
implikasi pemahaman tersebut dalam
proses pembelajaran.
tersebut menumbuhkan suasana yang
Populasi dalam penelitian ini
memungkinkan peserta didik untuk
adalah seluruh guru dan siswa Kelas
dapat
segenap
1 dan Kelas 2 IPA dan IPS SMA
dimensi kemanusiaan dan pancadaya
Negeri Kota Padang. Sampel diambil
sesuai dengan harkat dan martabat
dengan
kemanusiaannya.
random sampling. Penarikan sampel
mengembangkan
Hasil
penelitian
juga
dalam
teknik
stratified
penelitian
ini
cluster
dilakukan
diharapkan bermanfaat bagi pendidik
melalui dua tahap. Tahap pertama
dalam
adalah
meningkatkan
pengetahuan,
sikap
keterampilan,
berkenaan
pemahamannya
wawasan,
tentang
dan
mengidentifikasi
berdasarkan
strata
sampel
sekolah
dan
dengan
dilanjutkan dengan tahap kedua yaitu
hakekat
penentuan sampel berdasarkan kelas,
Penerapan Kewibawaan dalam proses Pembelajaran
dengan mengikuti
langkah
yang
dikemukakan oleh Cochran (1977).
Sampel penelitian ini adalah
SMA
Negeri 1 Padang untuk
kategori/kelompok
tinggi, SMA
Instrumen
penelitian
72
ini
adalah angket dan dokumentasi.
Angket
digunakan
mengumpulkan
berkenaan
untuk
data
dengan
primer
pemahaman
Negeri 5 Padang untuk kelompok
pendidik tentang peserta didik dan
sedang dan SMA Negeri 13 Padang
implikasinya
untuk kelompok rendah. Sedangkan
pembelajaran. Angket penelitian ini
guru diambil 8 orang dari masing-
disusun
masing kelas yang menjadi sampel
differensial. Sedangkan dokumentasi
penelitian
digunakan untuk memperoleh data
yang
keseluruhannya
terhadap
dalam
bentuk
proses
semantik
berjumlah 72 0rang.
skunder
Variabel dalam penelitian ini ada dua
pelaksanaan proses pembelajaran di
yaitu
sekolah
variabel
pendidik
laten
tentang
pemahaman
peserta
didik
berkaitan
dengan
Pengumpulan data dilakukan
dengan lima observable variabels
langsung
yakni: manusia sebagai makhluk
terhadap seluruh sampel yang telah
yang
yang
ditentukan dalam penelitian ini. Data
tertinggi derajatnya, makhluk yang
penelitian diperoleh melalui angket
bertaqwa, makhluk menjadi khalifah
yang kemudian dianalisis dengan
di bumi dan makhluk pemilik hak
prosentase, korelasi dan t tes. Untuk
asasi manusia (HAM) dan variabel
mengetahui
laten implikasi pemahaman guru
responden
terhadap
variabel
sempurna,
proses
makluk
pembelajaran
oleh
peneliti
tingkat
pada
sendiri
pencapaian
masing-masing
digunakan + 2 SD untuk
melalui penerapan high touch dengan
kategori baik, + 1 SD untuk kategori
enam
yakni
cukup, mean untuk kategori sedang, -
dan
1 SD untuk kategori kurang dan - 2
observable variabels
pengakuan,
kasih
sayang
kelembutan,
penguatan,
tindakan
tegas yang mendidik, pengarahan
dan keteladanan.
SD, untuk kategori cukup.
ISSN 2088-9623
E- ISSN 2442-7802
Ali Mashari
73
HASIL DAN PEMBAHASAN
pendapat guru lebih tinggi dari
Gambaran
pendapat siswa. Pendapat peserta
Data
Temuan
didik yang lebih tinggi dari pendapat
Penelitian
Profil aplikasi kewibawaan (high
siswa mencakup lima aspek high
touch) berbeda antara apa yang
touch mencakup: pengakuan, kasih
nyatakan oleh guru dengan apa yang
sayang dan kelembutan, penguatan,
dinyatakan oleh siswa. Data hasil
tindakan tegas yang mendidik serta
temuan penelitian tentang Profil
pengarhan. Sedangkan pada aspek
aplikasi
keteladanan ternyata rata-rata skor
pemahaman
pendidik
tentang peserta didik dalam proses
pendapat siswa lebih tinggi.
pembelajaran melalui penerapan high
touch
tergambar
pada
Data temuan hasil penelitian
Grafik
sebagai berikut:
sebagaimana
terangkum
dalam
Grafik
atas
dapat
di
juga
dikemukakan bahwa apabila dilihat
dari
3.8
3.7
R3.6
a3.5
t 3.4
a
3.3
r 3.2
a3.1
t 3
a2.9
2.8
2.7
ketercapaian
skor
rata-rata
(mean) yang diperoleh baik oleh
3.66
3.46
guru maupun oleh siswa terlihat
3.54
3.45
3.37
3.31
3.3
3.18
3.15
3.18
3.08
3.11
bahwa skor rata-rata pendidik lebih
tinggi dari peserta didik. Hal ini
dapat
PengakuanKas & KelemPenguatan Tingasdik PengarahanKeteladanan
Pendidik
Peserta
Didik
secara
dimaknai
umum
bahwa
pendidik
mengemukakan
pendapat yang lebih baik tentang
aplikasi kewibawaan dalam proses
Grafik
1.
Kewibawaan
Pembelajaran
Profil
Aplikasi
dalam Proses
pembelajaran dari pada apa yang
dikatakan siswa. Namun demikian,
secara statistik uji beda ini tidak
Berdasarkan data yang tertera
dapat dilakukan (misalnya dengan uji
dalam Grafik tentang profil aplikasi
t) karena dikhawatirkan terjadi bias.
kewibawaan
proses
Hal ini sangat dimungkinkan terjadi
dapat
karena dalam menilai diri sendiri
pembelajaran
dalam
di
atas
dikemukakan bahwa secara umum
Penerapan Kewibawaan dalam proses Pembelajaran
bisa saja pendidik bersikap kurang
berkembang
objektif.
maksimal, maka peserta didik harus
ditinjau
Berdasarkan
paparan
hasil
penelitian di atas secara umum dapat
bahwa penerapan
serasi
kedudukannya
makhluk yang
PEMBAHASAN
dikemukakan
secara
74
individu
dan
sebagai
utuh. Utuh sebagai
(pribadi)
dan
dalam
kaitannya dengan masyarakat.
Tuntutan
akan
pentingnya
kewibawaan masih perlu untuk terus
penerapan
ditingkatkan. Kondisi ini haruslah
terhadap siswa
menjadi perhatian dari semua pihak
dengan tuntutan yang digariskan oleh
terkait
kode etik guru
sekolah
terutama pihak pimpinan
maupun
bersangkutan
guru
untuk
mengembangkan
lebih
kewibawaan
yang antara lain
menghendaki guru berupaya untuk
dapat
memperoleh
lanjut
peserta
pembelajaran.
pembinaan.
penting
informasi
didik
melakukan
ini
ini juga searah
yang
penerapan kewibawaan dalam proses
Hal
guru
tentang
sebagai
bimbingan
Selain
itu,
bagan
dan
guru
mengingat kewibawaan merupakan
menciptakan suasana sekolah sebaik-
instrumental dasar bagi guru dalam
baiknya yang menunjang berhasilnya
melaksanakan
tugas
proses pembelajaran.
tanggungjawabnya
dalam
dan
proses
pembelajaran.
Kewibawaan
penerapannya
sangat
dan
diperlukan
Tugas dan tanggungjawab guru
dalam pengembangan proses karena
yang berat menghendaki adanya
itu merupakan salah satu unsur dari
pemahaman
yang
baik
terhadap
kompetensi paedagogik sebagaimana
tentang
kewibawaan
dan
termuat dalam Stándar pendidikan
proses
Nasional. Pemahaman guru tentang
penerapannya
dalam
pembelajaran.
Guru
memiliki
tanggungjawab
mengembangkan
didik
agar
potensi
mampu
kewibawaan
dan
penerapannya
dalam
secara positip diharapkan membawa
peserta
pengaruh/dampak yang besar dalam
kreatif
dan
dinamis. Agar potensi tersebut dapat
pengembangan
interaksi
proses pembelajaran.
dalam
75
ISSN 2088-9623
E- ISSN 2442-7802
Ali Mashari
Hasil penelitian berkenaan
dengan
kewibawaan
penerapannya
dalam
aspek kedirian/kemanusiaan peserta
dan
didik. Kewibawaan meliputi: (1)
proses
pengakuan, (2) kasih sayang dan
pembelajaran ini juga menghendaki
kelembutan,
adanya
pengarahan (5) tindakan tegas yang
peningkatan
pemahaman
guru kearah yang lebih baik. Hal ini
(3)
penguatan,
(4)
mendidik, dan 6) keteladanan.
disebabkan karena tujuan pendidikan
Secara umum guru diharapkan
itu akan mudah tercapai bila dalam
menciptakan kondisi yang baik, yang
proses
guru
memungkinkan setiap peserta didik
yang
dapat
pembelajaran,
menerapkan
kewibawaan
teraktualisasi
dalam
tugasnya
pelaksanaan
menjankan
proses
pembelajaran.
mengembangkan
kreativitasnya. Proses pembelajaran
pada
hakekatnya
mengembangkan
untuk
aktivitas
dan
Berdasarkan temuan penelitian
creativitas peserta didik, melalui
di atas, juga dapat dikemukakan
berbagai interaksi dan pengalaman
bahwa secara umum guru sudah
belajar.
menerapkan kewibawaan walaupun
pelaksanaannya
belum atau kurang optimal. Padahal
kurang menyadari
seharusnya guru dapat menerapkan
banyak kegiatan pembelajaran yang
kewibawaan
dilaksanakan
dengan
lebih
baik
Namur
dalam
seringkali
bahwa masih
justru
menghambat
dalam proses pembelajaran, karena
aktivitas dan kreativitas
kewibawaan
didik.
merupakan
alat
guru
peserta
pendidikan. Kewibawaan merupakan
“alat pendidikan” yang diaplikasikan
KESIMPULAN
oleh pendidik untuk menjangkau (to
Dari
touch) kedirian peserta didik dalam
hubungan pendidikan. Kewibawaan
ini mengarah kepada kondisi hightouch, dalam arti perlakuan pendidik
menyentuh
secara
positif,
konstruktif, dan komprehensif aspek-
diungkapkan
hasil
penelitian
bahwa
penerapan
kewibawaan oleh guru dalam proses
pembelajaran masih belum optimal
dan perlu untuk terus ditingkatkan ke
arah
yang
lebih
baik.
Ada
penrbedaan pendapat yang cukup
Penerapan Kewibawaan dalam proses Pembelajaran
signifikan terkait dengan penerapan
kewibawaan antara guru dengan
siswa terkait dengan penerapan enam
observable
variabels
pengakuan,
kasih
kelembutan,
penguatan,
yakni
sayang
Mohd. Ansyar. 1989. Dasar-Dasar
Pengembangan Kurikulum.
Jakarta: Depdikbud Dirjen
Dikti.
Pokja
dan
tindakan
tegas yang mendidik, pengarahan
dan
keteladanan
pembelajaran.
pendapat
Secara
guru
dibandingkan
dalam
lebih
dengan
proses
umum
tinggi
76
Pengembangan
Peta
Keilmuan
Pendidikan.
(2005). Peta Keilmuan
Pendidikan.
Jakarta:
Depdiknas Dirjen Dikti
Prayitno. 2005. Sosok Keilmuan Ilmu
Pendidikan.
Padang:
Fakultas Ilmu Pendidikan
UNP.
pendapat
siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Ballantine, Jeanne H. (1983). The
Sociology of Education, A
Systematic Analysis. New
Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Cohran, William G. (1991). Teknik
Penarikan
Sampel
(penerjemah: Rudiansyah).
Jakarta: UI Press
Covey, Stephen R. (1997). Principle
Centered
Leadership.
Jakarta: Bina Rupa Aksara.
G Michael. 1993. The New Meaning
of Educational Change.
NewYork:
Teacher
College Press
Ida Umami.. 2004.. Persepsi Peserta
didik tentang Konsep dan
Kegiatan Bimbingan dan
Konseling. Padang Skolar
Jurnal Pendidikan Volume
5, No. 2, Desember 2004.:
PPS UNP.
Robinson, Philip. (1986). Beberapa
Prespektif
Sosiologi
Pendidikan, (penerjemah:
Hasan Basri.
Jakarta:
Rajawali
Winarno
Surachmad.
2005.
Pendidikan Tanpa Ilmu
Pendidikan.
Makalah
Disampaikan pada Seminar
Internasional Pendidikan
dan Pertemuan FIP-JIP.
Download