MODUL PERKULIAHAN Manajemen Kinerja Financial Performance (2) Fakultas Program Studi Tatap Muka Program Pascasarjana Magister Teknik Industri 10 Kode MK Disusun Oleh B2153EL Dr. Sawarni Hasibuan, M.T. Abstract Kompetensi - Able to: explain different types of performance ratio; explain the performance of an organization from financial report; detect opportunity of growth among different organization from their financial performance; describe key success factor of financial performance. Liquidity Ratio Solvability Ratio Activity Ratio Profitability Ratio Market Ratio Pengantar Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu organisasi atau perusahaan dihubungkan dengan visi yang diemban organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional. Menurut Munawir (2000), tujuan penilaian kinerja perusahaan diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih. 2. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. 3. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. 4. Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya termasuk membayar kembali pokok hutangnya tepat pada waktunya serta kemampuan membayar deviden secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan. Kinerja keuangan merupakan capaian kinerja yang diukur secara kuantitatif menggunakan berbagai ukuran kinerja perusahaan melalui berbagai alat analisis laporan keuangan. Kinerja keuangan suatu perusahaan adalah sangat penting dan bersifat strategis dalam kaitannya terhadap perkembangan perusahaan. Hasil analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan akan dapat membantu menganalisis tingkat kesehatan perusahaan. Laporan keuangan (Zaki Baridwan, 2010) adalah ringkasan dari suatu proses pencatatan, transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Setelah laporan keuangan disusun berdasarkan data yang relevan, serta dilakukan dengan prosedur akuntansi dan penilaian yang benar, akan terlihat kondisi keuangan perusahaan 2016 2 Performance Management Dr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, M.T. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id sesungguhnya yang meliputi jumlah harta (kekayaan), kewajiban (hutang) serta modal (ekuitas) dalam neraca yang dimiliki. Kemudian juga akan diketahui jumlah pendapatan yang diterima dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu sehingga akan dapat diketahui bagaimana hasil usaha (laba atau rugi) yang diperoleh. Guna mengetahui tingkat kesehatan keuangan, maka pengukuran kinerja keuangan perlu dilakukan pada tiap akhir periode tertentu, dan ini merupakan salah satu tindakan penting yang harus dilakukan oleh perusahaan guna mengetahui prestasi dan keuntungan yang dicapainya melalui indikator-indikator pengukuran tingkat kesehatan keuangan dengan harapan perusahaan beroperasi secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Untuk mengukur tingkat kesehatan keuangan perusahaan dapat digunakan alat analisis yang disebut analisis rasio keuangan. Untuk melakukan analisis rasio keuangan, diperlukan perhitungan rasio-rasio keuangan yang mencerminkan aspek-aspek tertentu. Rasio-rasio keuangan mungkin dihitung berdasarkan atas angka-angka yang ada dalam neraca saja, dalam laporan rugi-laba saja, atau pada neraca dan laporan rugi-laba. Analisis Rasio Keuangan Salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan adalah dengan menggunakan analisis rasio. Menurut Munawir (2002), analisis rasio merupakan suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam laporan neraca atau laporan laba/rugi baik secara individu atau kombinasi. Sementara menurut James C Van Horne dalam Kasmir (2010), rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi yang diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Dengan menggunakan laporan yang diperbandingkan, termasuk data tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam jumlah nominal, prosentase, atau trendnya, akan dapat membantu menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka ratio tersebut dibandingkan dengan angka ratio pembanding yang digunakan sebagai standard. Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah membantu manajer dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan dengan informasi yang berasal keuangan yang sifatnya terbatas. 2016 3 Performance Management Dr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, M.T. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Keunggulan analisis rasio dibanding dengan teknik analisis lainnya diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Rasio yang merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik akan lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. 2) Rasio merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. 3) Mengetahui posisi perusahaan dibandingkan industri lain. 4) Rasio sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi. 5) Menstandarisir ukuran perusahaan. 6) Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan yang lainnya secara periodik. 7) Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang. Disamping keunggulan yang disebutkan di atas, analisis rasio juga mempunyai beberapa keterbatasan sebagaimana berikut: 1) Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakai. 2) Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan analisis rasio ini seperti : a) bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan banyak mengandung taksiran dan judgment yang dapat dinilai bias atau subyektif. b) nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan (cost) bukan harga pasar. c) klasifikasi dalam laporan keuangan bias berdampak pada angka rasio. 3) Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio. 4) Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron. 5) Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Berdasarkan sumber datanya, angka rasio dapat dibedakan menjadi: 1) Rasio-rasio Neraca (Balance Sheet Ratios) yang tergolong dalam kategori ini adalah semua rasio yang semua datanya diambil atau bersumber pada neraca, misalnya current ratio, acid test ratio 2016 4 Performance Management Dr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, M.T. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2) Rasio-rasio Laporan Laba Rugi (Income Statement Ratios) yaitu angka-angka rasio yang dalam penyusunannya semua datanya diambil dari Laporan Laba Rugi, misalnya gross profit margin, net operating margin, operating ratio dan lain sebagainya 3) Rasio-rasio antar Laporan (Interstatement ratios) ialah semua angka rasio yang penyusunan datanya berdasar dari neraca dan data lainnya dari laporan Laba Rugi, misalnya tingkat perputaran persediaan (inventory turn over), tingkat perputaran piutang (account receivable turn over), sales to inventory, sales to fixed asset dan lain sebagainya. Secara umum jenis-jenis analisis rasio dapat dibedakan ke dalam kategori berikut ini, yaitu: 1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) 2. Rasio Solvabilitas (Solvability Ratio) 3. Rasio Aktivitas (Aktivity Ratio) 4. Rasio Profitabilitas (Provitability Ratio), dan 5. Rasio Pasar (Market Ratio). Rasio Likuiditas Rasio Likuiditas digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam membayar hutang-hutangnya maupun untuk mengecek efisiensi modal kerja. Menurut John J. Wild (2005), likuiditas (liquidity) mengacu pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya (< 1 tahun). Perusahaan yang mampu memenuhi atau membayar kewajiban keuangan tepat pada waktunya disebut likuid, yaitu apabila aktiva lancar lebih besar daripada hutang lancar. Sedangkan perusahaan yang tidak mampu memenuhi atau membayar kewajiban keuangan tepat pada waktunya disebut inlikuid. Untuk menilai posisi keuangan jangka pendek (likuiditas) suatu perusahaan digunakan rasio berikut, yaitu: 1) Rasio lancar (current ratio) Current Ratio merupakan salah satu rasio finansial yang paling umum digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek. Current Ratio yang tinggi menunjukkan kelebihan uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan sekarang atau tingkat likuditas yang rendah daripada aktiva lancar dan sebaliknya. 2016 5 Performance Management Dr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, M.T. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Current Ratio diperoleh dari hasil perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan bahwa nilai nilai kekayaan lancar (yang segera dapat dijadikan uang) ada sekian kalinya hutang jangka pendek. Perhitungan rasio lancar diperlihatkan pada persamaan berikut ini. πΆπ’πππππ‘ πππ‘ππ (CR) = ππ’πππππ‘ ππ π ππ‘π ππ’πππππ‘ ππππππππ‘πππ Semakin besar rasio lancar (CR) semakin besar pula jaminan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Nilai current ratio sebesar 2.0 biasanya dipersepsikan baik, tetapi besar kecilnya nilai current ratio juga tergantung jenis industrinya. Sebagai ilustrasi, nilai current ratio sebesar 1.0 dinilai baik untuk utilitas tetapi tidak baik untuk perusahaan manufaktur. Semakin baik prediksi cash flow perusahaan, nilai current ratio yang dikategorikan baik dapat lebih rendah. Rasio lancar yang tinggi tidak akan bermanfaat bila terdapat persediaan yang banyak dan tidak dapat dicairkan dalam waktu singkat 2) Quick (Acid Test) Ratio Quick (Acid Test) Ratio adalah kemampuan untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid (quick assets). Perhitungan quick ratio adalah sebagai berikut: ππ’πππ (π΄πππ πππ π‘ π ππ‘ππ − π΄ππ ) = ππ’πππππ‘ ππ π ππ‘π − πππ£πππ‘πππ¦ ππ’πππππ‘ ππππππππ‘πππ Semakin besar rasio ATR semakin besar pula jaminan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Nilai ATR yang direkomendasikan adalah > 1.0, tetapi besar kecilnya nilai quick ratio juga dipengaruhi oleh ukuran perusahaan. Nilai quick (acid test ratio) memberikan ukuran yang lebih baik untuk likuiditas keseluruhan perusahaan hanya jika inventori perusahaan tidak mudah dikonversi menjadi cash. Jika inventori cukup likuid, rasio lancar lebih dipilih untuk menunjukkan likuiditas keseluruhan perusahaan. No Credit Internal No Credit Internal/NCI menunjukkan jumlah hari yang dapat dicover oleh likuiditas yang tersedia untuk membiayai modal kerja. Perhitungan NCI adalah sebagai berikut: 2016 6 Performance Management Dr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, M.T. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id ππΆπΌ = πππ‘ππ£π ππππππ − πππ€ππππππ ππππππ ππππ¦π ππππππ π βπππππ (π΅ππ») Dimana: π΅ππ» = πππππ − (πΈπ΅π + π·πππ. ) 365 Satuan NCI adalah hari. 3) Net Working Capital Walaupun secara actual bukan meruakan suatu rasio, net working capital juga umum digunakan untuk mengukur likuiditas keseluruhan perusahaan. Perhitungan net working capital adalah sebagai berikut: πππ‘ π€ππππππ πππππ‘ππ = ππ’πππππ‘ ππ π ππ‘π − ππ’πππππ‘ ππππππππ‘πππ Nilai net working capital tidak tepat jika digunakan untuk membandingkan kinerja perusahaan yang berbeda, tetapi diperlukan untuk pengendalian internal antar periode (time series). Rasio Solvabilitas Rasio Solvabilitas/Rentabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi atau membayar semua kewajiban-kewajiban yang dimiliki oleh perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Perusahaan disebut solvabel apabila mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya. Perusahaan yang tidak mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutanghutangnya disebut insolvabel. Rasio Solvabilitas meliputi: 1) Rasio Hutang terhadap Asset (Debt to Asset Ratio) Debt ratio mengukur proporsi dari total asset perusahaan yang dibiayai dari kreditor atau menggambarkan seberapa besar porsi dana disediakan oleh kreditur untuk investasi aset Rasio ini membandingkan jumlah total hutang dengan aktiva total yang dimiliki perusahaan. Dari rasio ini, dapat digunakan untuk mengetahui beberapa bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang. Perhitungan debt ratio adalah sebagai berikut: 2016 7 Performance Management Dr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, M.T. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id π·πππ‘ πππ‘ππ = π‘ππ‘ππ ππππππππ‘πππ π‘ππ‘ππ ππ π ππ‘π Biasanya, para kreditur lebih menyukai debt ratio (rasio hutang) yang rendah, sebab semakin rendah rasio hutang perusahaan yang diberi kredit akan semakin besar tingkat keamanan yang didapat kreditur pada waktu likuidasi. Jika debt ratio sebesar 0,66 artinya setiap Rp 0,66 hutang dijamin oleh Rp 1 aset. 2) Rasio Hutang terhadap Total Equity (Debt-to-Equity Ratio) Rasio ini sering disebut dengan rasio leverage yang menunjukan berapa bagian modal yang menjadi jaminan hutang. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal untuk menutup hutang perusahaan. Rumusan untuk mencari debt to equity ratio adalah dengan membandingkan total hutang dengan modal sendiri, yaitu: π·πππ‘ − πππ’ππ‘π¦ πππ‘ππ (π·πΈπ ) = π‘ππ‘ππ ππππππππ‘πππ π‘ππ‘ππ πππ’ππ‘π¦ Semakin rendah rasio ini akan semakin aman bagi kreditur jangka panjang. DER dianggap tinggi jika di atas 100%. DER yang tinggi menunjukkan resiko perusahaan yang tinggi karena dominannya sumber dana dari unsur hutang. 3) Rasio Times Interest Earned Rasio Times Interest Earned (TIE) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar beban tetap bunga dengan laba sebelum pajak. Rumus perhitungan rasio TIE adalah sebagai berikut: πππππ πΌππ‘ππππ π‘ πΈπππππ (ππΌπΈ) = πΈππππππ π΅πππππ πΌππ‘ππππ π‘ πππ₯ (πΈπ΅πΌπ) πΌππ‘ππππ π‘ πΈπ΅πΌπ = ππππππ‘ + πππ₯ + πΌππ‘ππππ π‘ Rasio TIE yang tinggi menunjukkan situasi yang aman. Rasio yang rendah memerlukan perhatian manajemen. Satuan TIE adalah kali (times). TIE 2 kali dianggap sangat rendah, TIE 3 kali dianggap rendah. Rasio ini menurut Wild dkk. bukan rasio yang efektif melihat hubungan laba dengan beban tetap. 2016 8 Performance Management Dr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, M.T. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Rasio Aktivitas Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya atau untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan. Efisiensi yang dilakukan misalnya di bidang penjualan, sediaan, penagihan piutang atau efisiensi di bidang lainnya. Penggunaan rasio aktivitas adalah dengan cara membandingkan antara tingkat penjualan dengan investasi dalam aktiva untuk satu periode. Artinya diharapkan ada keseimbangan seperti yang diinginkan antara penjualan dengan aktiva seperti sediaan, piutang, dan aktiva tetap lainnya. Kemampuan manajemen untuk menggunakan dan mengoptimalkan aktiva yang dimiliki merupakan tujuan utama rasio ini. Tujuan penggunaan rasio aktivitas adalah: ο untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode ο untuk menghitung hari rata-rata penagihan piutang ο untuk menghitung berapa hari rata-rata sediaan tersimpan dalam gudang Rasio aktivitas yang dapat digunakan adalah sebagai berikut: 1) Rata-rata umur piutang Rata-rata umum piutang adalah rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama (hari) yang diperlukan untuk melunasi piutang (merubah piutang menjadi kas). Ratarata umur piutang dapat diketahui setelah dilakukan perhitungan terhadap perputaran piutang (turnover receivable/TOR). Rumus untuk mencari receivable turnover adalah: π»πππππππ ππππππππππ (π»πΆπΉ) = π»ππππ πΊππππ π¨ππππππ πΉπππππππππ Average Receivable merupakan piutang awal tahun ditambah akhir tahun dibagi dua. Dari TOR dapat diketahui umur piutang (Account Receivable/AR) menggunakan rumus berikut: π¨ππππππ πΉπππππππππ (π¨πΉ) = πππ ππππ π»πΆπΉ Jika umur piutang 96,8 hari berarti diperlukan waktu 96,8 hari dari piutang menjadi kas. TOR tinggi akan berakibat AR rendah. Nilai TOR idealnya tinggi dan AR rendah (<30 hr). Angka penjualan sebaiknya penjualan kredit 2016 9 Performance Management Dr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, M.T. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2) Perputaran persediaan (Inventory turnover) Inventory turnover merupakan rasio yang digunakan untuk menunjukan berapa kali jumlah barang persediaan diganti dalam satu tahun. Tujuannya untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjual produk maupun untuk melihat berapa lama dana tertanam dalam bentuk persediaan (merubah persediaan menjadi penjualan). Semakin kecil rasio ini, semakin buruk, denikian sebaliknya. Rumus untuk mencari inventory turnover adalah: π°ππππππππ ππππππππ (π»πΆπ°) = π΄π£πππππ πππ£πππ‘πππ¦ = πͺπππ ππ ππππ ππππ π¨ππππππ πππππππππ πππ£πππ‘πππ ππ€ππ − πππ£πππ‘πππ ππβππ 2 Semakin besar nilai rasio inventory turnover maka semakin baik, demikian sebaliknya. Rasio inventory turnover akan bermakna jika dibandingkan dengan perusahaan lain pada industri yang sejenis atau untuk pada perusahaan yang sama pada periode yang berbeda. Umur persediaan (Account Inventory) dihitung dengan membagi 360 hari kerja per tahun dengan inventory turnover dengan rumus berkut: π¨ππππππ π°ππππππππ (π¨π°) = πππ ππππ π»πΆπ° Umur persediaan 91,25 hari berarti diperlukan waktu 91,25 hari dari persediaan menjadi penjualan. Semakin kecil nilai umur persediaan (AI) maka semakin baik, namun jika terlalu kecil dibanding leadtime maka akan menimbulkan bad stock. 3) Perputaran Aktiva Tetap (Fixed asset turnover) Fixed asset turnover adalah rasio untuk mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Rumus untuk mencari fixed asset turnover adalah sebagai berkut: πππππ πππππ ππππππππ (π»πΆππ¨) = 2016 10 Performance Management Dr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, M.T. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id πΊππππ π΅ππ πππππ πππππ Nilai Perputaran aktiva tetap (TOFA) yang besar akan lebih disukai karena merefleksikan efisiensi pemanfaatan fixed asset yang lebih besar. Nilai TOFA sebesar 5,1 kali dalam setahun berarti aktiva tetap mampu menghasilkan penjualan 5 kali. 4) Perputaran Total Aktiva (Total asset turnover) Total asset turnover adalah rasio untuk mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan total aktiva yang dimiliki. Rumus untuk mencari total asset turnover adalah dengan menggunakan rumus berkut: π»ππππ πππππ ππππππππ (π»πΆπ»π¨) = πΊππππ π»ππππ πππππ Perputaran total aktiva (TOTA) 1,3 kali dalam setahun berarti keseluruhan aktiva mampu menghasilkan penjualan 1,3 kali. Rasio Profitabilitas Rasio Rentabilitas atau bisa disebut juga dengan Rasio Profitabilitas digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam memperoleh keuntungan pada tingkat penjualan, asset, dan modal yang ada dalam periode tertentu. Yang termasuk dalam rasio rentabilitas adalah sebagai berikut: 1) Operating Profit Margin (OPM) Profit Margin (PM) merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Cara pengukuran rasio ini adalah dengan membandingkan laba bersih sebelum biaya bunga dan pajak dengan total penjualan. Profit margin sering juga dinyatakan dalam gross profit margin, operating profit margin ataupun pretax profit margin. OPM dihitung dengan menggunakan rumus berikut: πΆππππππππ π·πππππ π΄πππππ (πΆπ·π΄) = πππππππππ ππππππ πππππ 2) Net Profit Margin (NPM) Net Profit Margin (NPM) yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan yang tinggi menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu. Sebaliknya Net PM yang rendah cenderung menunjukkan ketidakefisienan perusahaan. Net PM suatu industri 2016 11 Performance Management Dr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, M.T. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id berbeda dengan industri yang lain. NPM dihitung dengan menggunakan rumus berikut: π΅ππ π·πππππ π΄πππππ (π΅π·π΄) = πππ ππππππ πππππ πππ πππππ 3) Return on Asset (ROA) Return on Aset (ROA) adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. ROA juga sering disebut dengan ROI (return on investment). ROA/ROI adalah salah satu bentuk dari rasio rentabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk memperoleh keuntungan (profit). Dengan demikian rasio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk beroperasi. Return on Investment sering disebut juga sebagai Rentabilitas Ekonomi. ROA dihitung dengan menggunakan rumus berikut: πΉπππππ ππ πππππ πππππ (πΉπΆπ¨) = πππ ππππππ πππππ πππππ πππππ πππππ ROA 6,3% artinya dari setiap Rp 1 aset perusahaan mampu menghasilkan laba Rp 0,063. ROA yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen asset. Laba bersih yang tinggi menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dinyatakan dalam rumus laba bersih + biaya bunga (dikurangi pajak). 4) Return on Equity (ROE) Return on Equity adalah rasio yang membandingkan antara keuntungan (profit) dengan jumlah modal sendiri. Rasio ini menunjukkan kemampuan modal dalam menghasilkan profit. Retun on Equity (ROE) sering disebut juga dengan istilah Rentabilitas Modal Sendiri. ROE dihitung dengan menggunakan rumus berikut: πΉπππππ ππ ππππππ (πΉπΆπ¬) = 2016 12 Performance Management Dr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, M.T. πππ ππππππ πππππ πππππ πππππππππ πππ′ ππππππ Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Rasio Pasar Rasio pasar adalah sekumpulan rasio yang menghubungkan harga saham perusahaan dengan laba dan nilai buku persaham. Rasio ini memberikan kepada manajemen petunjuk mengenai apa yang di pikirkan investor atas kinerja perusahaan dimasa lalu serta prospek dimasa mendatang. Didasarkan pada sudut pandang investor, dikenal beberapa macam rasio pasar yaitu: 1) Price Earning Ratio (PER) Price Earning Ratio (PER) adalah rasio untuk melihat harga saham relatif terhadap earningnya. Rumus untuk menghitung PER adalah sebagai berikut: π·ππππ π¬ππππππ πΉππππ (π·π¬πΉ) = πππππ πππππ πππ ππππππ πππππ πππππππ πππ ππππππ π¬ππππππ πππ πππππ (π¬π·πΊ) = πππππππ πππππ πππππ ππππππ πππππ πππππ ππ Jika diperoleh nilai PER sebesar 10,5 berarti harga pasar per lembar saham mencapai 10,5 kali dari EPS. PER yang tinggi menunjukkan prospek tumbuh perusahaan yang tinggi (kalau terlalu tinggi tidak baik karena mungkin harga saham tidak akan naik lagi dan kemungkinan memperoleh capital gain akan lebih kecil). PER yang rendah menunjukkan prospek tumbuh yang rendah 2) Dividend Yield (DY) Dividend Yield (DY) adalah rasio untuk melihat bagian dari harga pasar saham yang akan diperoleh investor. Rumus untuk menghitung dividend yield adalah sebagai berikut: π«ππππ πππ πππππ (π«π) = π ππππ πππ πππ πππππ πππππ ππππππ πππ πππππ Dividen yield 0.0034% berarti sebanyak 0,0034% dari harga pasar saham akan menjadi bagian investor. Perusahaan dengan prospek tumbuh yang tinggi cenderung punya DY rendah & PER tinggi. 2016 13 Performance Management Dr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, M.T. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 3) Dividen payout ratio (DPR) Rasio pembayaran Dividend (Dividend payout ratio/DPR) adalah rasio untuk melihat bagian EPS yang dibayarkan sebagai dividen kepada investor. Rumus untuk menghitung DPR adalah sebagai berikut: π«ππππ πππ ππππππ πππππ (π«π·πΉ) = π ππππ πππ πππ πππππ πππππππ πππ πππππ Dividen payout ratio (DPR) sebesar 35,3% berarti sebanyak 35,3% dari EPS akan menjadi bagian investor. Perusahaan dengan prospek tumbuh yang tinggi cenderung punya pembayaran dividen rendah 4) Rasio Nilai Pasar/Nilai Buku Rasio harga saham terhadap nilai buku memberikan indikasi lain tentang bagaimana investor memandang perusahaan. Perusahaan dengan tingkat pengembalian atas ekuitas yang relative tinggi biasanya menjual saham beberapa kali lebih tinggi dari nilai bukunya, dibanding dengan perusahaan dengan tingkat pengembalian yang rendah. Untuk menghitung rasio ini, pertama harus dihitung nilai buku per lembar sahamnya. Nilai buku per lembar saham adalah total ekuitas saham biasa dibagi dengan jumlah saham biasa yang beredar. Rasio nilai pasar/buku dihitung dengan rumus harga pasar per lembar saham dibagi dengan nilai bukunya. Berikut rumus perhitungannya: π΅ππππ ππππ πππ πππππ = πππππππ πππππ πππππ ππππππ πππππ πππππ ππ πΉππππ πππππ πππππ πππ πππππ ππππ = πππππ πππππ πππ πππππ πππππ ππππ πππ πππππ Analisa Trend Analisa trend adalah metode sederhana untuk mencatat rasio dan biaya setiap periode waktu untuk evaluasi kinerja keuangan perusahaan. Analisa trend menggunakan perbandingan perhitungan keuangan berapa tahun (umumnya 3 tahun) berdasarkan tahun dasar. Penetapan tahun dasar dapat didasarkan dari (1) tahun paling awal, (2) tahun dengan kinerja paling baik, atau (3) tahun dengan kinerja standar 2016 14 Performance Management Dr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, M.T. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Analisa Rasio Lengkap Sales minus Cost of Good Sold Income Statemen t Operating Expenses minus Net Profit After Tax Divided by Net Profit Margin Sales Interest Expenses Return on Total Asset (ROA) minus Taxes Sales Current Assets + Net Fixed Assets Balance Sheet Current Liabilities + Long Term Debt divided by TotalL Assets Total Asset Turnover Multipkied by TotalLiabili ties plus Stockhold er’ Equity Total Liabilities and Stockholder s’ Equity = Total Assets divided by Return on Total Equity (ROE) Financial Leverage Multiplier (FLM) Stockholde r’ Equity Daftar Pustaka Gitman, L.J. 2004. Principles of Managerial Finance. Harper Collins College Publisher, New York. 2016 15 Performance Management Dr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, M.T. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id