MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN Rosyeni Rasyid Abel Tasman Analisis Laporan Keuangan Setiap periode (misal setahun) perusahaan umumnya menyusun laporan tahunan (annual report) yang berisi: Perkembangan historis dan rencana ke depan Ikhtisar laporan keuangan Laporan keuangan menjawab kebutuhan informasi tentang kondisi dan kinerja keuangan perusahaan selama suatu periode tertentu. Melalui analisis laporan keuangan manajemen bisa melakukan evaluasi dan menentukan langkah-langkah untuk perbaikan kinerja perusahaan SIAPA SAJA PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN? Ada dua kelompok besar pengguna laporan keuangan: 1. Pengguna internal (internal users): para manajer, CEO, CFO maupun auditor internal dalam perusahaan 2. Penggguna eksternal (external users): Kreditor (bank maupun bondholders), pemegang saham (stockholders) - baik existing maupun potential stockholders, analis merger dan akuisisi, dewan direksi, pemerintah, wakil tenaga kerja, pemasok, konsumen EMPAT JENIS LAPORAN KEUANGAN Ada empat jenis laporan keuangan utama perusahaan: 1. Neraca (balance sheets) 2. Laporan laba rugi(income statement) 3. Laporan perubahan ekuitas (statement of equity): 4. Laporan arus kas (cash flow statement): ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Bagaimana cara menganalisis laporan keuangan?: A. Analisis berdasarkan data akuntansi: 1. Analisis rasio keuangan (financial rasio analysis) - trend & benchmark. 2. Analisis Du Pont Chart 3. Analisis indeks 5. Analisis common size 6. Analisis sumber dan penggunaan Dana B. Analisis kinerja perusahaan: 1. MVA dan EVA ANALISIS RASIO Analisis rasio merupakan analisis yang menghubungkan unsur-unsur neraca dan laba rugi satu dengan yang lainnya, yang dapat memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan dan penilaian posisinya pada saat ini Analisis rasio keuangan dilakukan dengan menggunakan berbagai rasio keuangan yang bisa dikelompokkan dalam 1. Rasio likuiditas. 2. Rasio Hutang/leverage 3. Rasio aktivitas 4. Rasio profitabilitas. 5. Rasio nilai pasar. RASIO LIKUIDITAS Rasio likuiditas (Liquidity Ratio) memperlihatkan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban jangka pendeknya. oleh sebab itu item yang digunakan hanya kewajiban jangka pendek dan sebagai penjaminnya digunakan aktiva lancar. Rasio likuiditas terdiri atas 1. Current Ratio 2. Quick Ratio/ Acid Test Ratio 3. Cash Ratio Current Ratio Current ratio yang disebut juga dengan rasio lancar memperlihatkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan seluruh aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus : Aktiva Lancar Current rasio (CR) = Hutang lancar Rp. 24.400 Current rasio (CR) 2002 = Rp. 8.800 = 2,77 Rp. 28.000 Current rasio (CR) 2003 = Rp. 12.000 = 2,33 Quick Ratio Rasio ini memperlihatkan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar selain persediaan yang dimilikinya. Dari komponen aktiva lancar persediaan dianggap aset yang paling lama bisa diuangkan (paling tidak likuid). Hal ini berkaitan dengan panjangnya siklus yang diperlukan untuk merubah persediaan menjadi kas, yaitu melalui penjualan kredit, dan ditambah dengan ketidakpastian nilai persediaan. Dengan alasan inilah persediaan tidak dimasukkan dalam memperhitungkan quick rasio. Quick Ratio Aktiva Lancar - Persediaan Quick Ratio (QR) = Hutang lancar Rp.24.400 - Rp.8.600 QR 2002 = = 1,79 Rp.8.800 Rp.28.000 - Rp.12.000 QR 2003 = = 1,33 Rp.12.000 Cash ratio Rasio kas memperlihatkan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan kas dan efek yang bisa diuangkan dengan segera. Berikut rumus dan perhitungannya untuk PT. Antah Berantah ditahun 2002 dan 2003 Kas + Efek Cash Rasio = Hutang lancar Rp.2.200 + Rp. 0 Cash Ratio 2002 = = 0,25 Rp.8.800 Rp.2.000 - Rp.0 Cash Ratio 2003 = = 0,17 Rp.12.000 Rasio hutang/Leverage Rasio Leverage menunjukkan proporsi penggunaan hutang dalam perusahaan untuk membiayai investasinya. Rasio ini terkadang disebut juga dengan rasio solvabilitas, yaitu rasio yang memperlihatkan kemampuan perusahaan melunasi seluruh kewajibannya pada saat perusahaan dilikuidasi Beberapa rasio leverage: Debt ratio, Debt to Equity Ratio (DER), Time Interest Earned (TIE) Debt Ratio Rasio ini memperlihatkan proporsi penggunaan hutang untuk membiayai investasi pada keseluruhan aktiva yang dimiliki perusahan. Total Hutang Debt Ratio = Total Aktiva Rp. 32.000 Debt Ratio 2002 = = 0,48 Rp.67.200 Rp. 44.000 Debt Ratio 2002 = = 0,55 Rp.80.000 Debt Equity Ratio (DER) Rasio ini memperlihatkan proporsi penggunaan hutang dibandingkan modal sendiri untuk membiayai investasinya Debt Equity Ratio Total Hutang Total Modal sendiri Rp.32.000 DER 2002 0,91 Rp. 35.200 Rp.44.000 DER 2003 1,22 Rp. 36.000 Long Term Debt to Equity Ratio Rasio ini memperlihatkan proporsi penggunaan hutang jangka panjang dibandingkan modal sendiri untuk membiayai investasinya Long Term Debt to Equity Ratio Total Hutang Jangka Panjang Total Modal sendiri Rp.23.200 LTDER 2002 0,66 Rp. 35.200 Rp.32.000 LTDER 2003 0,89 Rp. 36.000 Time Interest Earned (TIE) Time Interest Earned (TIE) ratio memperlihatkan kemampuan laba operasi atau laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) perusahaan dalam membayar bunga hutang perusahaan. Laba operasi TIE ratio = Beban Bunga Rp. 10.560 TIE Ratio 2002 = = 5,62 Rp.1.880 Rp. 10.640 TIE Ratio 2003 = = 4,03 Rp.2.640 Rasio Aktivitas Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi dan efektifitas investasi pada aktiva Beberapa rasio aktivitas:Total Asset Turn Over, Receivable Turn Over, Average Collection Period, Inventory Turn Over, Average Day’s Inventory, Fixed Asset Turn Over. Total Asset Turn Over (TATO) TATO atau rasio perputaran total aktiva menunjukkan efektifitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba Penjualan bersih TATO ratio = (Rata-rata)Total Aktiva Rp.114.000 TATO ratio 2002 = = 1,70 x Rp.67.200 Rp.120.000 TATO ratio 2002 = = 1,63 x Rp.73.600 Receivable Turn Over (RTO) dan Average Collection Period (ACP) Rasio RTO atau rasio perputaran piutang digunakan untuk mengukur efektifitas dan efisiensi dana dalam piutang. Yaitu kemampuan dana yang diinvestasikan dalam bentuk piutang berputar selama satu periode yang lazimnya satu tahun. Perputaran ini nantinya terkait dengan seberapa cepat piutang dilunasi oleh pelanggan, yaitu dengan rasio Average collection period (ACP) atau Day’s sales out standing. Semakin cepat perputaran piutang, semakin cepat penerimaan piutang dari pelanggan. Kondisi ini menunjukkan semakin efisien dan efektif dana yang tertanam dalam bentuk piutang. Receivable Turn Over (RTO) dan Average Collection Period (ACP) Penjualan kredit RTO ratio = (Rata-rata)Piutang 360 hari ACP ratio = Perputaran piutang Receivable Turn Over (RTO) dan Average Collection Period (ACP) Rp. 114.000 RTO ratio 2002 = = 8,38 x Rp. 13.600 360 hari ACP ratio 2002 = = 43 hari 8,38 x Rp. 120.000 RTO ratio 2003 = = 8,7 x Rp. 13.800 360 hari ACP ratio 2003 = = 42 hari 8,7 x Inventory Turn Over (RTO) dan Average Day’s Inventory (ADI) Rasio Inventory Turn Over (ITO) atau rasio perputaran persediaan digunakan untuk mengukur efektifitas dan efisensi dana yang tertaman dalam persediaan. Yaitu kemampuan dana yang diinvestasikan dalam bentuk persediaan berputar selama satu periode, yang lazimnya satu tahun. Perputaran ini nantinya akan terkait dengan berapa lama rata-rata persediaan tersimpan dalam gudang sebelum terjual (Average Day’s Inventory/ ADI). Inventory Turn Over (RTO) dan Average Day’s Inventory (ADI) Berikut cara penghitungan kedua rasio ini: Harga pokok penjualan ITO ratio = (Rata-rata) persediaan 360 hari ADI ratio = ITO Inventory Turn Over (RTO) dan Average Day’s Inventory (ADI) Rp.76.300 ITO ratio 2002 = = 8,87 x Rp. 8.600 360 hari ADI ratio 2002 = = 41 hari 8,87 x Rp.82.600 ITO ratio 2003 = = 8,79 x Rp. 9.400 360 hari ADI ratio 2003 = = 41 hari 8,79 x Fixed Asset Turn Over (FATO) Rasio Fixed asset turn over (FATO) atau rasio perputaran aktiva tetap digunakan untuk mengukur efektifitas dan efisiensi dana yang tertanam dalam aktiva tetap. Penjualan FATO ratio = (Rata-rata) Aktiva Tetap bersih Rp.114.000 FATO ratio 2002 = =2.66x Rp.42.800 Rp.120.000 FATO ratio 2002 = =2,53x Rp.47.400 Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Bisa dihubungkan dengan penjualan, total aktiva, maupun dengan modal sendiri Beberapa rasio profitabilitas: Gross profit margin, Operating profit margin, net profit margin, Return on Asset, Return on Investmen, Return on equity/Nethworth Semakin besar rasio ini, berarti semakin baik kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Gross profit margin (GPM) Gross profit margin atau margin laba kotor menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba kotor dari penjualan perusahaan Laba kotor Gross Profit Margin Penjualan Rp. 37.700 Gross Profit Margin 2002 33,07% Rp. 114.000 Rp. 37.400 Gross Profit Margin 2003 31,17% Rp. 120.000 Operating Profit Margin (OPM) Operating profit margin (OPM) atau margin laba operasi menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba operasi dari penjualan perusahaan Laba Operasi (EBIT) Operating Profit Margin Penjualan Operating Profit Margin 2002 Rp. 10.560 9,26% Rp. 114.000 Operating Profit Margin 2003 Rp. 10.640 8,87% Rp. 120.000 Net Profit Margin (NPM) Net profit margin (NPM) atau margin laba bersih menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih dari penjualan perusahaan Net Profit Margin Laba Bersih (EAT) Penjualan Rp. 5.200 Net Profit Margin 2002 4,56% Rp. 114.000 Rp. 4.800 Net Profit Margin 2003 4% Rp. 120.000 Return On Asset (ROA) ROA yang sering juga disebut dengan rentabilitas ekonomi, menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba operasi dari aktiva yang digunakan. Laba Operasi (EBIT) Return on Asset (ROA) (Rata - rata) Total Aktiva Rp. 10.560 ROA 2002 15,71% Rp. 67.200 Rp. 10.640 ROA 2003 14,4% Rp. 73.600 Return On Investment (ROI) ROI menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan. Laba Bersih (EAT) Return on investment (ROI) (Rata - rata) Total Aktiva Rp. 5.200 ROI 2002 7,74% Rp. 67.200 Rp. 4.800 ROI 2003 6,5% Rp. 73.600 Return On Equity (ROE) ROE menunjukkan kemampuan dana yang berasal dari modal sendiri untuk menghasilkan laba bersih Laba Bersih (EAT) Return on Equity (ROE) (Rata - rata) Modal Sendiri ROE 2002 Rp. 5.200 14,78% Rp. 35.200 Rp. 4.800 ROE 2003 13,5% Rp. 35.600 Rasio Nilai Pasar Rasio nilai pasar memperlihatkan nilai perusahaan dimata investor. Beberapa rasio nilai pasar - Price earning ratio (PER): Pada pasar modal efisien rasio ini mencerminkan pertumbuhan laba perusahaan - Market to book value: menunjukkan penilaian pasar terhadap manajemen dan organisasi dari perusahaan Harga Pasar per lembar saham Price Earning Ratio Laba Perlembar Saham (EPS) Harga Pasar perlembar Saham Market to Book Value Nilai buku per lembar saham Rasio Nilai Pasar Informasi tambahan: harga pasar perlembar saham PT. Antah Berantah pada akhir tahun 2002 dan 2003 berturut-turut Rp.4.500 dan Rp.4.100 Rp. 4.500 PER 2002 Rp. 8,65x Rp. 520 Rp. 4.100 PER 2003 Rp. 8,54x Rp. 480 Rasio Nilai Pasar Nilai buku per lembar saham merupakan modal sendiri/jumlah saham beredar, sehingga nilai buku tahun 2002 Rp.3.520 (Rp 35.200.000/10.000 lbr) dan tahun 2003 Rp.3.600 (Rp.36.000.000/10.000 lbr) Rp. 4.500 Market to Book Value 2002 Rp. 1,28x Rp. 3,520 Rp. 4.100 Market to Book Value 2003 Rp. 1,14x Rp. 3.600 TREND ANALYSIS Trend analysis adalah cara analisis rasio keuangan dengan membandingkan rasio-rasio yang sama pada dua atau lebih periode berurutan (trend analysis). Cara seperti ini berguna untuk melihat tren perkembangan rasio perusahaan selama beberapa periode berurutan, untuk melihat apakah terjadi kecenderungan membaik ataukah menurun pada berbagai rasio tersebut. TREND ANALYSIS: CONTOH ROE 40% PT A 30% 20% 10% 98 99 00 01 02 03 TAHUN BENCHMARK ANALYSIS Benchmark analysis adalah analisis rasio keuangan dengan membandingkan rasio-rasio keuangan perusahaan dengan suatu ukuran rasio pembanding (rasio industri ataupun rasio perusahaan yang sama dalam industri dan atau perbandingan terhadap perusahaan yang menjadi market leader dalam suatu industri). Metoda seperti ini berguna untuk melihat perbandingan posisi perusahaan relatif terhadap industri ataupun pesaingnya (atau market leader-nya) - apakah lebih baik, rata-rata atau lebih buruk. BENCHMARK ANALYSIS: CONTOH ROE 40% 30% PT A 20% PT B 10% 98 99 00 01 02 03 TAHUN DU PONT CHART Return on Equity (ROE) Return on Investment (ROI) Net Profit Margin X X Asset/Equity Total Asset turnover Laba bersih : Penjualan Penjualan : Total aset Penjualan - Total biaya Aset lancar + Aset tetap Biaya operasi Biaya Bunga Kas & surat berharga Biaya Depresiasi Beban pajak Piutang Persediaan Latihan : Evaluasi kinerja keuangan PT ABC Neraca PT. ABC per 31 Desember 2007 dan 2008 (Jutaan Rupiah) Aktiva 2007 2008 Passiva Kas sekuritas Piutang Dagang Persediaan Aktiva Lancar Aktiva Tetap (Bruto) Akumulasi Penyusutan Aktiva tetap netto Total Aktiva 22 10 170 117 319 700 (100) 600 919 25 15 176 112 328 700 (150) 550 878 Hutang Dagang Hutang wesel Hutang upah Hutang Pajak Hutang lancar Hutang jangka panjang Modal Saham Laba Ditahan Modal sendiri Total Passiva 2007 91 40 30 120 281 200 300 138 438 919 2008 89 20 32 120 261 100 300 217 517 878 LAPORAN LABA RUGI Laporan Laba Rugi PT. ABC 1 jan sd 31 Desember2008 (dalam Jutaan Rupiah) Penjualan bersih Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Biaya Operasi tunai Laba Operasi (EBIT) Biaya Bunga (I) Laba sebelum Pajak Pajak (T) Laba Bersih (EAT) Jumlah Rp. 2.200 1.500 700 400 300 56 244 78 166 Latihan : Evaluasi kinerja keuangan PT.A Neraca PT. A per 31 Desember 2007 dan 2008 (Jutaan Rupiah) Aktiva 2008 2007 Passiva Kas 408 670 Hutang Dagang sekuritas 165 142 Hutang wesel Piutang Dagang 4353 4233 Hutang Pajak Persediaan 2623 2201 Hutang lancar Aktiva Lancar 7539 7246 Hutang jangka panjang Aktiva Tetap (Bruto) 6713 6437 Modal Saham Akumulasi Penyusutan (1554) (1429) Agio saham Aktiva tetap netto 5159 5008 Laba Ditahan Modal sendiri Total Aktiva 12698 12254 Total Passiva 2008 2007 708 1452 1240 3400 4945 60 805 3488 4353 646 1000 1139 2785 5512 61 801 3057 3957 12698 12254 LAPORAN LABA RUGI Laporan Laba Rugi PT. A 1 jan sd 31 Des 2007 dan 2008 (dalam Jutaan Rupiah) Penjualan bersih Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Biaya Operasi tunai Laba Operasi (EBIT) Biaya Bunga (I) Laba sebelum Pajak Pajak (T) Laba Bersih (EAT) Tahun 2008 Tahun 2007 Rp 16.405 10.492 5.913 4.440 1.473 303 1.170 368 802 Rp 15.296 9.717 5.579 4.080 1.499 307 1.192 385 807