pembangunan industri manufaktur ict dalam negeri

advertisement
PEMBANGUNAN INDUSTRI
MANUFAKTUR ICT DALAM NEGERI
Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi
DISAMPAIKAN PADA :
RAKORNAS TELEMATIKA DAN MEDIA 2002
KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI
23 JUNI 2008
LATAR BELAKANG
1. Pembangunan infrastruktur telekomunikasi belum
memberikan dampak positif terhadap
pengembangan industri manufaktur telekomunikasi.
3. Dari belanja modal sekitar 40 trilyun dalam kurun
2004-2005 dan terus meningkat setiap tahun,
kontribusi industri manufaktur nasional hanya 3%,
dan hanya 0,1-0,7% dari jumlah tersebut yang
produk asli nasional.
5. Industri nasional menemui berbagai masalah, a.l:
- Belum ada kebijakan yg ramah investasi
(insentip pajak,
bea masuk komponen,dll)
- Kemampuan pendanaan R&D terbatas.
- Technology follower dan tidak memiliki produk unggulan.
Program Dukungan Penelitian dan Pengembangan Produk Telekomunikasi
KONDISI INDUSTRI MANUFACTURE
DAN JASA TELEKOMUNIKASI
• INDUSTRI MANUFACTURE :
– Pertumbuhan negatip dari 22.997 (1996) menjadi 21.146 (2002).
– Khusus industri ICT, lebih dari 50 % berada dalam keadaan
terpuruk.
– Hanya menyerap 3 % dari capex infrastruktur.
• INDUSTRI JASA TELEKOMUNIKASI
– Berkembang pesat setelah kompetisi dibuka.
– Belanja (Capex) infrastruktur naik hingga lebih dari 40 T
(2004) dan belanja Opex 57 T pada 2006.
– Kebutuhan perangkat ICT khususnya CPE semakin
meningkat.
STATUS INDUSTRI DALAM NEGERI (IDN)
Dampak Persaingan Terbuka thd Industri
Perangkat Nasional
KRI
SIS
Industri Jasa
Industri Perangkat
70
80
90
98
INTI
RFC
LEN
02
Berapa yang
Survive ?
Diperkirakan ± 50% dalam status ??
beralih bidang
shrinking
“tiarap”
fading-out
CMI
EN
CITRA
NUSA
BAKRIE
HARRIF
TELNIC
•
•
•
•
Today
QUASAR
TKD
CLARISENSE
Industri ICT Indonesia masih berada dalam tingkat
pertumbuhan
CAGR: 29%
Sumber: PT Telkom, diskusi Panel
Industri Telekomunikasi, 9 April 2007
KENDALA PENGEMBANGAN IDN
• Regulasi dan insentif :
– Regulasi hanya menyentuh sektor jasa belum
manufacture.
– Tidak ada insentip yang mendorong inovasi
manufakture IDN seperti pajak impor, kemudahan
bahan baku, dll.
– Lemahnya koordinasi antar Departemen terkait
dengan pengembangan IDN.
• Pengaruh globalisasi : produk lokal tidak dapat bersaing
dengan asing, sementara itu operator telco yang menjadi
pasar IDN sahamnya didominasi asing.
• Kemampuan pendanaan yang terbatas (khususnya untuk
R&D) dan tidak memiliki produk andalan.
Momentum Emas
Time-to-market
Lembaga Penelitian: LIPI,
BPPT, Balai Elektronika, dll
Universitas: ITB, STTT, UI,
UGM, ITS, dll
Industri: Inti, Hariff, CMI,
SKP, dll
TUJUAN DAN SASARAN
PENGEMBANGAN IDN
• Membangkitkan potensi industri
manufacture dan aplikasi ICT Indonesia.
• Menyerap potensi tenaga kerja Indonesia
dibidang ICT sebanyak mungkin.
• Menumbuh-kembangkan potensi inovasi
dan nilai tambah industri manufactur dan
aplikasi.
• Mengurangi larinya “devisa” untuk
pembelian barang/ jasa manufacture dan
aplikasi.
MENDORONG INOVASI
Lembaga Inovasi dan R&D Nasional
Mitra Global
Pemerintah
Fokus Penelitian
Services






Wireless Broadband Service
RFID based service
3G /4G Service
Internet Telephony (VoIP)
Home Network Service
Rural Area Service
Infrastruktur





Infrastrutur NGN
Infrastruktur Telekomunikasi untuk
Rural Area
Digital Broadcasting
Infrastruktur 3G
Broadband Wireless Access
Terminal
Access



Pengembangan Handset
PBX
Set-top Box
Pendukung



Power System
Antena
Tower
Industri Jasa
Nasional dan
Asing
Kemitraan
Kemitraan
Kontrol
Kemitraan
Kemitraan
Inovasi
Perguruan
Tinggi &
Lembaga
Riset
Alih
Pengetahuan/
Edukasi Pasar
Lembaga
R&D
Telekomunikasi
Nasional
Kemitraan
Inkubasi
Industri/
Entrepreneur
Teknologi
Telekomunikasi
Promosi/
Edukasi Pasar
Konsumen
(Masyarakat)
Produk
Telekomunikasi
INSTRUMEN KEBIJAKAN
SDM
Industri
PENGEMBANGAN INDUSTRI
R&D
Mekanisme Pendanaan
R&D
Lembaga R &D
Telekomunikasi Nasional
Penentuan Fokus
Penelitian
Keperpihakan pada Industri
Lokal
Meningkatkan Kapasitas
Perguruan Tinggi Sebagai
Penyedia Tenaga
Profesional
Mendorong Klaster Industri
Telekomunikasi
Pembentukan Pusat -pusat
inkubasi
Mengembangkan Standar
Kompetensi dan Sertifikasi
Pengembangan standar
berbasis Industri Dalam
Negeri
Meningkatakan Kerjasama
Internasional dalam
Program Pendidikan dan
Pelatihan Teknologi
Telekomunikasi
Ekonomi
Mendorong
Peningkatan Investasi
Perbankkan
Perpajakan
Prioritas Pengembangan
(Road Map Industri )
Pembentukan dan Sinergi
pusat inovasi dan R &D
Pembuatan Test Bed
Center (Play Ground )
Pemanfaatan Teknologi Telekomunikasi
Road Map Teknologi Telekomunikasi Nasional
Sosialisasi Road Map Teknologi Telekomunikasi Nasional
Edukasi Perkembangan dan Pemanfaatan Teknologi Telekomunikasi
KEBIJAKAN
PROGRAM KEBIJAKAN
• Menciptakan pasar dan Market proteksi :
– Kewajiban penggunaan sebesar 35 % Capex dan 50 %
Opex operator untuk produksi dalam negeri.
– Meningkatkan kandungan lokal dan mengarahkan
operator BWA 2,3 GHz untuk menggunakan produksi
dalam negeri.
– Bersama-sama dengan Depperin, mengupayakan R&D
diperhitungkan dalam TKDN.
– Melalui Depperin, mengusulkan untuk pembebasan bea
masuk atas impor bahan baku / komponen untuk
pembuatan peralatan atau jaringan telekomunikasi.
• Meningkatkan Kompetensi : Melaksanakan program R
& D untuk mengembangkan produk unggulan (Wimax).
• Insentip TKDN 100 % bagi investasi Asing yang
membuat Industri Manufaktur Telekomunikasi di dalam
negeri.
• Optimalisasi instrumen standarisasi dan sertifikasi
untuk mengembangkan IDN.
Download