pajak penghasilan uu no. 7 tahun 1983 sebagaimana

advertisement
PAJAK PENGHASILAN
(UU NO. 7 TAHUN 1983
SEBAGAIMANA DIUBAH TERAKHIR
UU NO. 36 TAHUN 2008)
PAJAK PENGHASILAN (PPh)
(Pasal 1)
Pajak yang dikenakan terhadap subyek
pajak atas penghasilan yang diterimanya
atau diperolehnya dalam tahun pajak
DASAR HUKUM
UU NO. 7 TAHUN 1983
UU NO. 7 TAHUN 1991
UU NO. 10 TAHUN 1994
UU N0. 17 TAHUN 2000
UU NO. 36 TAHUN 2008
PERATURAN PEMERINTAH
KEPUTUSAN PRESIDEN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
PERATURAN DIRJEN PAJAK
SURAT EDARAN DIRJEN PAJAK
SUBYEK PAJAK
Pasal 2 ayat (1)
•ORANG PRIBADI
•WARISAN YANG BELUM TERBAGI
BADAN
BENTUK USAHA TETAP (BUT)
SUBJEK PAJAK
SUBJEK
PAJAK
DALAM NEGERI
LUAR NEGERI
SUBYEK PAJAK DALAM NEGERI
Pasal 2 ayat 3
a.
orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di
Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di
Indonesia;
b. orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau orang
pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus
delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas)
bulan.
Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia
Warisan yang belum terbagi
menggantikan yang berhak.
sebagai
satu
kesatuan,
BENTUK USAHA TETAP
Pasal 2 ayat (5)
BENTUK USAHA YANG
DIPERGUNAKAN OLEH
ORANG PRIBADI
SEBAGAI
SUBYEK PAJAK LN
BADAN
SEBAGAI
SUBYEK PAJAK LN
UNTUK MENJALANKAN USAHA ATAU MELAKUKAN
KEGIATAN DI INDONESIA
BENTUK USAHA TETAP
Pasal 2 ayat 5
DAPAT
BERUPA
•
•
•
•
•
•
•
•
Tempat kedudukan manajemen;
Cabang perusahaan;
Kantor perwakilan;
Gedung kantor, Pabrik , Bengkel
Pertambangan dan penggalian sumber alam
Perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, atau kehutanan;
Proyek konstruksi, instalasi, atau proyek perakitan
Pemberian jasa dilakukan lebih dari 60 (enam puluh) hari dalam jangka
waktu 12 (dua belas) bulan
• Agen yang kedudukannya tidak bebas
• Agen yang menerima premi asuransi atau menanggung risiko di Indonesia
KEWAJIBAN PAJAK SUBJEKTIF
Pasal 2A ayat (1),(2),(3),(4) dan (5)
SUBJEK PAJAK
DALAM NEGERI
ORANG PRIBADI
SUBJEK PAJAK
LUAR NEGERI
SELAIN BUT
MULAI :
- SAAT DILAHIRKAN
- SAAT BERADA ATAU
BERNIAT TINGGAL
DI INDONESIA
BERAKHIR :
- SAAT MENINGGAL
- MENINGGALKAN
INDONESIA UNTUK
SELAMANYA.
MULAI :
SAAT MENERIMA
/MEMPEROLEH
PENGHASILAN DARI
INDONESIA
BERAKHIR :
SAAT TIDAK LAGI
MENERIMA/MEMPEROLEH
PENGHASILAN
DARI INDONESIA
BADAN
BUT
MULAI :
SAAT DIDIRIKAN/
BERKEDUDUKAN
DI INDONESIA
BERAKHIR :
SAAT DIBUBARKAN
ATAU TIDAK LAGI
BERKEDUDUKAN
DI INDONESIA.
WARISAN
YG BELUM
TERBAGI
MULAI :
SAAT MELAKUKAN
USAHA/KEGIATAN
MELALUI BUT DI
INDONESIA
BERAKHIR :
SAAT TDK LAGI MENJALANKAN
USAHA/KEGIATAN MELALUI
BUT DI INDONESIA.
MULAI :
SAAT TIMBULNYA
WARISAN
BERAKHIR :
SAAT
WARISAN
SELESAI
DIBAGIKAN
TIDAK TERMASUK SUBYEK PAJAK
Pasal 3
BADAN PERWAKILAN NEGARA ASING
PEJABAT-PEJABAT PERWAKILAN DIPLOMATIK DAN KONSULAT ATAU
PEJABAT-PEJABAT LAIN DARI NEGARA ASING, DAN ORANG-ORANG
YANG DIPERBANTUKAN KEPADA MEREKA YANG BEKERJA PADA DAN
BERTEMPAT TINGGAL BERSAMA-SAMA DENGAN SYARAT TERTENTU
ORGANISASI INTERNASIONAL YANG DITETAPKAN OLEH MENTERI
KEUANGAN DENGAN SYARAT TERTENTU
PEJABAT PERWAKILAN ORGANISASI INTERNASIONAL YANG
DITETAPKAN OLEH MENTERI KEUANGAN DENGAN SYARAT TERTENTU
OBJEK PAJAK
Pasal 4 ayat (1)
PENGHASILAN
SETIAP TAMBAHAN KEMAMPUAN EKONOMIS YANG :
- Diterima atau diperoleh Wajib Pajak,
- Berasal dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia,
- Dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan Wajib Pajak,
DENGAN NAMA DAN DALAM
BENTUK APAPUN
KELOMPOK PENGHASILAN
1. penghasilan dari pekerjaan dalam
hubungan kerja dan pekerjaan bebas
2. penghasilan dari usaha dan kegiatan
3. penghasilan dari modal, yang berupa harta
gerak ataupun harta tak gerak
4. penghasilan dari usaha dan kegiatan
OBYEK PAJAK PENGHASILAN
Pasal 4
1. Penggantian atau imbalan sehubungan pekerjaan atau jasa, kecuali
ditentukan lain oleh UU.Gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus,
gratifikasi, uang pensiun, dan imbalan sehubungan dengan pekerjaan yg lain.
2. Hadiah dari undian, atau pekerjaan, atau kegiatan dan penghargaan
3. Laba Usaha
4. Keuntungan penjualan atau pengalihan harta, termasuk pengalihan harta
perseroan kpd persero dan sebaliknya, dari likuidasi, penggabungan,
peleburan, penukaran, pemecahan,& pengambilalihan usaha, dan dari hibah,
bantuan atau sumbanagan selain kepada badan keagamaan, pendidikan,
sosial, pengusaha kecil,dan koperasi
5. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang dibebankan sebagai biaya
6.Bunga, termasuk premium, diskonto, & jaminan karena pengembalian utang
OBYEK PAJAK PENGHASILAN…………….
7. Deviden dengan nama dan bentuk apapun, termasuk deviden dari
perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil
usaha koperasi
8. Royalti
9. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan
harta
10. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala
11. Keuntungan dari pembebasan utang, kecuali sampai jumlah tertentu
yang ditetapkan Peraturan Pemerintah
12. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing
13. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva
OBYEK PAJAK PENGHASILAN………………….
14. Premi asuransi, termasuk premi reasuransi
15. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggota yang
terdiri dari wajib pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas.
16. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum
dikenakan pajak.
17. Penghasilan dari usaha berbasis syariah
( lihat PP 25 Tahun 2009)
18. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam UU KUP
(lihat SE 04/PJ42/2002)
19.Surplus Bank Indonesia
Penghasilan Final
Pasal 4 Ayat (2)
1.Penghasilan dari transaksi penjualan saham di bursa efek (Tarif transaksi
0,03% final)Lihat : PP No. 41/1994 jo PP No. 14/1997, KMK 282/ KMK.04/1997,
SE -15/PJ.42/1997
2.Penghasilan dari hadiah undian (tarif 25 % final Lihat : PP No. 132/2000 ; KEP
395/PJ/2001; SE-19/PJ43/2001
3. Penghasilan dari transaksi pengalihan hak atas tanah atau bangunan (bagi WP
OP dan Badan tarif 5 % final dari jumlah bruto pengalihan ; WP yg usaha
pokok pengalihan tanah atas RS dan RSS tarif 1 % final)
Lihat : PP No. 48/1994 Jo PP No. 27/1997 Jo PP No. 79/1999, KMK 566/
KMK.04/1999 , PMK 243/PMK.03/2008
4. Penghasilan dari bunga deposito dan tabungan serta diskonto Sertifikat Bank
Indonesia(tarif 20% final, besar tabungan minimal Rp.7.500.000,00)
Lihat : PP No. 131/2000 , KMK 51/KMK.04/2000
5. Penghasilan dari persewaan tanah dan atau bangunan (untuk WP Orang
Pribadi, tarif 10% final dan untuk WP Badan 6% final)
Lihat : PP No. 29/1996 Jo PP No 5/2002, Kep-227/PJ/2002
6. Penghasilan berupa bunga dan diskonto obligasi yang dijual di pasar modal
( tarif 15 % final WPDN, 20 % final WPLN, kecuali dana pensiun danbank) Lihat
: PP No. 139/2000 Jo PP No. 6/2002, KMK 558 /KMK.04/2000
Penghasilan Final………….
7. Bunga simpanan anggota koperasi (s/d Rp 240.000 tarif = 0 % ,
>
Rp. 240.000 tarif 10 % final)
PP 15/2009 ; PMK 112/2010
8. Penghasilan dari usaha jasa konstruksi bagi pengusaha kecil yang nilai
pengadaannya kurang dari Rp 1 Milyar
PP No. 140/2000, KMK 559/KMK.04/2000
9. Uang pesangon
PP No. 149/2000
10. Uang Tebusan Pensiun, Tunjangan Hari Tua, Tabungan Hari Tua yang
dibayar sekaligus PP No. 149/2000
11. Honorarium, uang sidang, uang hadir, uang lembur, imbalan prestasi kerja
dan penghasilan lain selain penghasilan terkait gaji yang dibebankan
kepada keuangan negara dan daerah (Tarif 0 % final bagi PNS golru I dan
II , Tantama dan Bintara bagi TNI/Polri ; 5% final bagi PNS golru III dan
Perwira Pertama bagi TNI/Polri; 15% bagi PNS golru IV dan Pamen dan
Pati bagi TNI/Polri (PP 80 Tahun 2010), Permenku 262/PMK.03/2010
12. Penghasilan penyalur/dealer/agen produk Pertamina dan Premix
SK. MenKeu No. 450 /KMK.04/1997 dan SK. MenKeu No. 54/KMK.04/1997
Penghasilan Final………….
12. Penghasilan atas industri rokok.
SK. MenKeu No. 450 /KMK.04/1997 & SK. MenKeu No. 549/KMK.04/1997
13. Bunga simpanan anggota koperasi.
SK. MenKeu No. 605 /KMK.04/1994
14. Penghasilan Wajib pajak di bidang usaha pelayaran Dalam Negeri
SK. MenKeu No. 416 /KMK.04/1996
15. Penghasilan Wajib pajak di bidang usaha pelayaran/ penerbangan Luar
Negeri
SK. MenKeu No. 417 /KMK.04/1996
Bukan Penghasilan (Bukan Obyek Pajak)
1. a. Bantuan atau sumbangan termasuk zakat yang diterima oleh Badan Amil
Zakat atau Lembaga Amil Zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah
b. Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah garis keturunan lurus
satu derajat, dan oleh badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan
sosial termasuk yayasan atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang
ditetapkan menteri keuangan,sepanjang tidak ada hubungan usaha, pekerjaan,
kepemilikan, atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan
2. Warisan
3. harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai
pengganti
saham atau sebagai pengganti penyertaan modal
4. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang
diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan atau kenikmatan dari WP
atau Pemerintah
5. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan
dengan asuransi kesehatan, asuransi jiwa, asuransi dwi guna, dan asuransi
bea siswa
Bukan Penghasilan (Bukan Obyek Pajak)…….
6. Deviden ayau bagian laba yang diterima oleh atau diperoleh perseroan
terbatas sebagai WP dalam negeri,koperasi, BUMN, BUMD dari
penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan atau bertempat
kedudukan di Indonesia dengan syarat:deviden berasal dari cadangan
laba yang ditahan bagi PT, BUMN, BUMD yang menerima
deviden,kepemilikan sahamnya paling rendah 25%
7. Iuran yang diterima atau diperoleh dari dana pensiun yang
pendiriannya telah disahkan oleh menteri keuangan, baik yang dibayar
pemberi kerja maupun oleh pegawai
8. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun dalam
bidang tertentu yang ditetapkan oleh Keputusan Menteri Keuangan
9. Bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan komanditer yang
modalnya tidak terdiri dari saham, persekutuan, perkumpulan, firma,
dan kongsi
Bukan Penghasilan (Bukan Obyek Pajak)………
10. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa
bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha
di Indonesia, dengan syarat :merupakan perusahaan kecil, menengah atau
menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang ditetapkan oleh
Keputusan Menteri Keuangan; dan sahamnya tidak diperdagangkan di bursa
efek di Indonesia
11. Beasiswa yang memnuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya diatur
dengan Peraturan Menteri Keuangan
12. Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang
bergerak dalam bidang pendidikan dan atau bidang penelitian dan
pengembangan yang terdaftar pada instansi yang membidanginya , yang
ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatannya
13. Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial kepada wajib pajak tertentu yang ketentuannya diatur dengan
Peraturan Menteri Keuangan
14. Penerimaan Dana Jaminan Penyelesaian Transaksi Bursa dan PT Kliring
Penjaminan Efek Indonesia yang berasal dari Anggota Kliring (lihat Kep
Dirjen Pajak No. Kep-390/PJ/2002)
PTKP
2000 - 2003
2004-2005
2006-2008
2009 - 2013
WAJIB PAJAK
Rp.2.880.000 Rp.12.000.000
Rp. 13.200.000
Rp.15.840.000
Kawin
Rp.1.440.000 Rp. 1.200.000
Rp. 1.200.000
Rp. 1.320.000
Rp.1.440.000 Rp. 1.200.000
Rp. 1.200.000
Rp. 1.320.000
Rp.2.880.000 Rp. 12000.000
Rp. 13.200.000
Rp.15.840.000
Tanggungan
max 3 orang @
Tambahan Istri
bekerja
(1)
(2)
(3)
(1) PMK No, 162 Tahun 2012 Tentang PTKP
(2) UU No. 17 Tahun 2000
(3) Kepmenku no. 564/KMK.03/2004
(4) Permenku np. 137/PMK 03/2005 dan Perjak np. 15/PJ/2006
(5) UU No. 36 Tahun 2008 dan Permenku no 254.PMK 03/2008
(4)
PTKP
2013 - sekarang
WAJIB PAJAK
Rp.24.300. 000
Kawin
Rp. 2.025.000
Tanggungan max 3 orang @
Rp. 2.025.000
Tambahan Istri bekerja
Rp.24.300.000
(5)
BESARNYA
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
(PTKP)
Pasal 7 ayat (1), (2) dan (3)
Rp 24.300.000,00
UNTUK DIRI WAJIB PAJAK
Rp 2.025.000,00
TAMBAHAN UNTUK WAJIB PAJAK KAWIN
Rp 2.025.000,00
TAMBAHAN UNTUK SETIAP ANGGOTA KELUARGA
SEDARAH SEMENDA DALAM GARIS KETURUNAN LURUS
SERTA ANAK ANGKAT YG MENJADI TANGGUNGAN
SEPENUHNYA MAKSIMAL 3
Rp 24.300.000,00
TAMBAHAN UNTUK SEORANG ISTERI YG
PENGHASILANNYA DIGABUNG DENGAN
PENGHASILAN SUAMI
PENERAPAN PTKP DITENTUKAN OLEH KEADAAN PADA AWAL TAHUN PAJAK
ATAU AWAL BAGIAN TAHUN PAJAK
CONTOH PENERAPAN PTKP
TUAN ARIEF SEORANG PEGAWAI MEMPUNYAI SEORANG ISTRI DAN 2 ANAK.
Bila istri menerima/memperoleh penghasilan yg sudah dipotong PPh psl 21 dan
pekerjaannya tsb tdk ada hubungannya dgn pekerjaan/usaha Suami/anggota
keluarga lainnya.
BESARNYA PTKP YG DIBERIKAN :
- WP SENDIRI
Rp 24.300.000
- STATUS KAWIN
Rp 2.025.000
- ANAK (2x Rp 2.025.000)
Rp 4.050.000
JUMLAH PTKP
Rp 30.375.000
UTK ISTRI SDH DIBERIKAN PTKP, SAAT PEMOTONGAN PPh 21 OLEH PEMBERI KERJA
SEBESAR
Rp 15.840.000,Bila penghasilan
istri “a” tsb tidak semata-mata diterima atau diperoleh dari satu pemberi kerja
yg telah dipotong pajak berdasarkan ketentuan pasal 21, dan pekerjaan tsb
ada hubungannya dengan usaha atau pekerjaan bebas suami atau anggota
keluarga lainnya, maka penghasilan istri Tuan Arief digabung dgn penghasilan
Tuan Arief
BESARNYA PTKP YANG DIBERIKAN :
- WP SENDIRI
- STATUS KAWIN
- ISTRI BERUSAHA
- ANAK (2x Rp 2.025.000)
JUMLAH PTKP
Rp 24.300.000
Rp 2.025.000
Rp 24.300.000
Rp 4.050.000
Rp 54.675.000
28
TARIF UNTUK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
Pasal 17 ayat (1) a UU No.36/2008 ( UU PPh)
NO
Lapisan Penghasilan
Tarif
1.
S.d. Rp 50.000.000,-
5%
2.
Di atas Rp50.000.000,- s.d. Rp 250.000.000
15%
3.
Di atas Rp250.000.000,- s.d.Rp500.000.000,-
25%
4.
Di atas Rp500.000.000,-
30%
TARIF UNTUK WAJIB PAJAK BADAN
Pasal 17 ayat (1) a UU No. 17/2000 ( UU PPh)
Lapisan Penghasilan
NO
Tarif
1.
S.d. Rp 50.000.000,-
10 %
2.
Di atas Rp50.000.000,- s.d. Rp 100.000.000
15%
3.
Di atas Rp.100.000.000
30%
TARIF UNTUK WAJIB PAJAK BADAN
Pasal 17 ayat (1) a UU No.36/2008 ( UU PPh)
Berlaku 1 januari 2009
Tahun
Tarif
2009
28%
2010
25%
CONTOH 1
PENERAPAN TARIF PPh
BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
JUMLAH PKP
Rp 590.000.000
PPh TERUTANG :
5% X Rp 50.000.000 = Rp 2.500.000
15% X Rp 200.000.000 = Rp 30.000.000
25% X Rp 250.000.000 = Rp 62.500.000
30% X Rp 90.000.000 = Rp 27.000.000
Rp. 122.000.000,00
31
CONTOH 2
PENERAPAN TARIF PPh
BAGI WAJIB PAJAK BADAN
JUMLAH PKP
Rp 800.000.000
PPh TERUTANG : 25% X Rp.800.000= Rp.200.000.000
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21
PENGHASILAN BRUTO
PEGAWAI TETAP DAN
PEGAWAI TIDAK TETAP**)
PENERIMA PENSIUN
GAJI, TUNJANGAN
TERKAIT DGN GAJI
UANG PENSIUN
BULANAN,TUNJANGAN
DIKURANGI:
- BIAYA JABATAN, 5% DARI
PENGH. BRUTO MAKS
Rp 6.000.000,-/ THN ATAU
Rp 500.000,-/BLN (HANYA UTK
PEGAWAI TETAP)
- IURAN YG TERIKAT DGN
PENGHASILAN TETAP
DIKURANGI:
BIAYA PENSIUN, 5% DARI
PENGH.BRUTO MAKSIMAL
Rp 2.400.000,00/THN ATAU
Rp 200.000,00
PENGHASILAN
NETO
TARIF PS.17 UU PPh
*YANG
PENGHASILAN
NYA DIBAYAR
SECARA
BULANAN
JIKA WP TDK MEMILIKI NPWP MAKA
TARIFNYA 20% LEBIH TINGGI
DIKURANGI
BUKAN PEGAWAI
HONORARIUM,
KOMISI DAN FEE DGN
SYARAT PUNYA NPWP &
HANYA MENERIMA
PENGHASILAN DARI 1
PEMBERI KERJA
D
I
K
U
R
A
N
G
I
PESERTA
KEGIATAN
UANG SAKU,
UANG
REPRESENTASI,
UANG RAPAT,
HONORARIUM,
HADIAH DAN
PENGHARGAAN
PTKP
PENGHASILAN KENA PAJAK
(dibulatkan ke bawah hingga ribuan penuh)
PENGHASILAN ATAU KERUGIAN
BAGI WANITA KAWIN
Pasal 8 ayat (1)
PENGHASILAN ATAU KERUGIAN BAGI WANITA
YANG TELAH KAWIN
DIANGGAP SEBAGAI PENGHASILAN ATAU KERUGIAN SUAMINYA
KECUALI
1. PENGHASILAN TSB SEMATA-MATA DITERIMA ATAU DIPEROLEH DARI SATU
PEMBERI KERJA YG TELAH DIPOTONG PPh PASAL 21,
DAN
2. PEKERJAAN TSB TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN USAHA ATAU
PEKERJAAN BEBAS SUAMI ATAU ANGGOTA KELUARGA LAINNYA
SUAMI-ISTRI DIKENAKAN PAJAK
SECARA TERPISAH
Pasal 8 ayat (2) dan (3)
HIDUP BERPISAH
MENGADAKAN PERJANJIAN
PEMISAHAN HARTA DAN
PENGHASILAN SECARATERTULIS
PENGHITUNGAN PAJAKNYA
BERDASAR
PENGHITUNGAN PKP DAN
PENGENAAN PAJAKNYA
DILAKUKAN SENDIRISENDIRI
- Penghasilan Neto suami isteri
digabung
- Besarnya pajak yg harus dilunasi oleh
masing-masing suami-isteri, sebanding
dgn Penghasilan Neto
35
PENGHASILAN ANAK YANG
BELUM DEWASA
Pasal 8 ayat (4)
DIGABUNG DENGAN
PENGHASILAN ORANG TUANYA
KECUALI
PENGHASILAN
DARI PEKERJAAN YANG TIDAK ADA
HUBUNGANNYA
DENGAN USAHA
ORANG YANG MEMPUNYAI
HUBUNGAN ISTIMEWA
36
PENGGUNAAN
NORMA PENGHITUNGAN
Pasal 14 ayat (2), (3) dan (4)
Norma Penghitungan
Penghasilan Neto
HANYA WAJIB PAJAK
ORANG PRIBADI
SYARAT
• Peredaran bruto dalam satu tahun kurang dari Rp 4.800.000.000,00
• Memberitahukan kepada Dirjen Pajak dalam jangka waktu 3 bulan pertama dari
Tahun Pajak ybs. Apabila tidak memberitahukan, dianggap memilih Pembukuan
•Wajib menyelenggarakan Pencatatan
PENGGUNAAN
NORMA PENGHITUNGAN
Pasal 14 ayat (5)
WAJIB PAJAK
WAJIB PEMBUKUAN
TAPI TDK BERSEDIA
MEMPERLIHATKAN
PEMBUKUAN
/PENCATATAN
DIANGGAP
MENYELENGGARAKAN
PEMBUKUAN , TAPI TIDAK
ATAU TIDAK SEPENUHNYA
MELAKSANAKAN
PEMBUKUAN
INGIN
MENGGUNAKAN
NPPN,
TETAPI TIDAK
MELAKSANAKAN
PENCATATAN
PENGHASILAN NETO
DIHITUNG
MENGGUNAKAN NPPN
ATAU
CARA LAIN YANG DITETAPKAN KEPMENKEU
38
CONTOH PERHITUNGAN PPh BAGI WAJIB PAJAK
ORANG PRIBADI DN
1.
Pegawai tetap - bekerja sejak awal tahun
Gaji per bulan
Tunjangan Keluarga
Penghasilan Bruto Sebulan
Penghsilan disetahunkan (12 bulan)
12.500.000
750.000
13.250.000
x
Pengurangan :
- Biaya Jabatan (5%xRp.159.000.000)
13.250.000
159.000.000
7.950.000
6.000.000
151.050.000
Dikurangi : PTKP
- Diri WP
- Status kawin (satu istri)
- Tanggungan 3 anak (3 X 1.320.000)
15.840.000
1.320.000
3.960.000
21.120.000
129.930.000
Penghasilan kena pajak (PTKP)
PPh Pasal 21 terutang setahun:
5% x
15% x
Jumlah PPh terutang setahun
50.000.000
79.930.000
2.500.000
11.989.500
14.489.500
39
Latihan Soal
Berikut ini merupakan data wajib pajak:
Nama
: Drs. Sutardjo
Alamat
: Jl. Tidak Berujung No. 1 Yogyakarta
NPWP
: 06.999.657.0.541.000
Telepon
: 0274-7353000
Gaji per bulan : Rp. 4.000.000,00
Tn. Sutardjo tersebut memiliki satu orang istri yang tidak bekerja dan 3
orang anak yang masih sekolah.
Pertanyaan:
Hitunglah berapa PTKP Tn. Sutardjo tersebut!
Hitunglah pajak terutang Tn. Sutardjo!
Pajak Penghasilan
40
Soal 1
Abdul Syukur sudah 5 tahun disebuah perusahaan dia menduduki jabatan
kepala Bagian Keuangan dengan gaji pokok Rp. 5.000.000,- dan
tunjangan jabatan Rp. 7.500.000,-, tunjangan kesehatan 2%, tunjangan
hari tua 5% semua dari gaji pokok. Sedangkan premi asuransi kecelakaan
Rp. 5.000.000/th menjadi tanggungan perusahaan, biaya jabatan 5%
(tidak lebih besar Rp.500.000/bln). Abdul Syukur belum menikah namun
mengadopsi anak berumur 10 Th.
Hitunglah PPh Pasal 21 Terutang Tn. Abdul Syukur!
Pajak Penghasilan
41
Soal 2
Tn. Faisal Bakrie berstatus kawin dan memiliki tiga orang anak masih sekolah,
bekerja sebagai karyawan memiliki penghasilan sebagai berikut :
- Gaji Sebulan
Rp. 4.000.000,00
- Tunjangan
Rp. 1.700.000,00
- Honorarium dan imbalan lain sebulan
Rp.
900.000,00
- Premi asuransi kematian dan
Kecelakaan kerja dari pemberi kerja
4 % dari gaji pokok
- Bonus akhir tahun 2010
2 kali gaji pokok
-Tunjangan Hari raya tahun 2010
6 kali gaji pokok
Hitunglah PPh Pasal 21 Terutang Tn. Faisal Bakrie Tahun 2010!
Pajak Penghasilan
42
Soal 3
Tuan Arief (K/1) bekerja pada PT Surabaya dengan mendapat gaji
sebesar Rp.10.000.000,00 per bulan. PT Surabaya masuk program
Jamsostek membayar iuran Jamsostek tiap bulan berupa Premi
Jaminan Kecelakaan Kerja sebesar Rp 25.000,00 dan Premi Jaminan
Kematian Rp. 20.000,00. PT Surabaya masuk program Pensiun, iuran
pensiun yang dibayar karyawan perbulan Rp. 20.000,00 dan Iuran
Tunjangan Hari Tua per bulan Rp. 15.000
Hitung Tunjangan PPh atas Tuan Arief
Soal 4
Bambang pegawai pada perusahaan PT Prima Mandiri, menikah
mempunyai dua orang anak, memperoleh gaji sebulan Rp.
11.000.000,00 dan tunjangan jabatan sebulan Rp 3.000.000,00. PT
Prima Mandiri mengikuti program Jamsostek, premi Jaminan
Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi
kerja dengan jumlah masing-masing 0,50% dan 0,30% dari gaji. PT
Prima Mandiri menanggung iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan
sebesar 3,70% dari gaji sedangkan Bambang membayar iuran
Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari gaji setiap bulan.
Disamping itu PT Prima Mandiri juga mengikuti program pensiun untuk
pegawainya melalui PT Tapen. PT Prima Mandiri membayar iuran
pensiun untuk Bambang ke dana pensiun, yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan, setiap bulan sebesar Rp. 70.000,00,
sedangkan Bambang membayar iuran pensiun sebesar Rp. 50.000,00
Pembayaran iuran jaminan hari tua dan iuran pensiun yang dibayar
karyawan melalui mekanisme pemotongan dari gaji tidap bulan
Berapa PPh terutangg Tn. Bambang?
Soal 5
Tn. Abdullah menikah dan mulai bekerja 1 Juni 2010 dan penghasilan digabung
dengan Istri. Penghasilan tahun 2010 adalah sebagai berikut:
Gaji
Tn. Abdullah
Rp. 17.500.000,-
Gaji Istri
Rp.12.500.000,-
Tunjangan Jabatan
Rp. 8.000.000,-
Tunjangan Transport
Rp. 3.600.000,-
Uang Lembur dan Pulsa
Rp. 5.000.000,-
Premi Kecelakaan Kerja
Rp.
52.500,-
Bonus
Rp.
2.500.000,-
Dipotong Iuran JHT
Rp.
350.000,-
PPh Pasal 21 yang dipotong sebesar
Rp.
1.475.000,-
Hitunglah PPh Pasal 21 TerutangPajak
Tn.Penghasilan
Abdullah Tahun 2010!
45
Pajak Penghasilan
46
Download