PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL TAHUN 2015 DAN RPJMN 2015 - 2019 Direktur Perlindungan dan Kesejahteraan Masyarakat 7 Mei 2014 1 PENYUSUNAN RPJMN 2015-2019 2 ARAH RPJMN KE-3 SESUAI AMANAT RPJPN 2005-2025 RPJM 3: Pembangunan Keunggulan Kompetitif Perekonomian yang berbasis: 1. SDA yang tersedia 2. SDM yang berkualitas 3. Kemampuan Iptek 3 KERANGKA TEKNOKRATIK RPJMN 2015 – 2019 MENGUATKAN LANDASAN UNTUK KELUAR DARI MIDDLE INCOME TRAP (MIT) Jangka Panjang: KELUAR DARI MIT Tercapai tahun 2030 apabila Ekonomi tumbuh 6-8%/tahun RT-RPJMN sangat penting untuk menguatkan fondasi keluar dari MIT. Tidak boleh meleset masa 5 tahun kedepan. AMANAT RPJP (DALAM RPJMN 3): SDA, SDM, IPTEK. RT-RPJMN: 2015-2019 Bonus Demografi, AEC, Post 2015, Climate Change Polhukam -RB -Tertib hukum -Anti korupsi -Demokrasi -Stabilitas DN Ekonomi -Tranfromasi Struktur -Resiliensi -Infrastruktur -Inovasi Kesra -Mutu SDM -Kemiskinan -Pemerataan -Employment -BPJS Lingkungan -Pengelolaan SDA dan biodiversity -Kelautan -Mitigasi adaptasi PI Daerah -Pemerataan -SPM terpenuhi -Urbanisasi - Pelaksanaan Desentralisasi • Membutuhkan Comprehensif Reform • Not BAU (out the box) • Prinsip berkelanjutan • Terpadu tidak sendirisendiri Delivery Mechanism Kerangka Pendanaan : APBN dan Non-APBN Kerangka Regulasi Kerangka Kelembagaan 4 POLA HUBUNGAN ANTARA RPJPN, RPJMN,DAN RKP RPJM I RPJM II RKP 2014 RPJP 2005-2025 9 BIDANG TANTANGAN INTERNAL EKSTERNAL RPJM IV RPJM III SDA SDM IPTEK TEMA RKP 2015 • Keberlanjutan RKP 2014 • Merespon Tantangan Eksternal-Internal • Diterjemahkan ke dalam isu strategis masingmasing Bidang 2015 Transisi RPJM II III TEMA RKP 2015 RKP 2015 RPJM 3 Perpres (Jan 2015) RPJM 3 Teknokratik (Agt 2014) APBN 2015 ISU STRATEGIS 9 BIDANG PEMB. 2015 Diselaraskan Melalui Proses APBN-P 2015 (Mar-Apr 2015) 5 TEMA, PRIORITAS, DAN ISU STRATEGIS RKP 2015 ARAHAN RPJPN 2005-2025 RPJM 3: Pembangunan Keunggulan Kompetitif yang berbasis: 1. SDA yang tersedia 2. SDM yang berkualitas 3. Kemampuan IPTEK RANCANGAN TEMA RKP 2015 : Melanjutkan Reformasi Pembangunan bagi Peningkatan Daya Saing Nasional PRIORITAS BIDANG RPJPN 2005-2025: Sosial budaya dan kehidupan beragama; Ekonomi; Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; Politik; Pertahanan dan Keamanan; Hukum dan Aparatur; Pembangunan Wilayah dan Tata Ruang; Penyediaan Sarana dan Prasarana; Pengelolaan SDALH. 1. RPJMN 2015-2019 merupakan bagian dari RPJPN 2005-2025 2. RKP 2015 adalah tahun pertama RPJMN 3 dan merupakan transisi dari RPJMN 2 khususnya RKP 2014. Dengan demikian isu strategis RKP 2014 ada yang masih perlu dilanjutkan pada RKP 2015. 3. Tema disusun berdasarkan: tantangan, keberlanjutan, dan mandat RPJPN 2005-2025 dengan penekanan pada tahapan pembangunan periode RPJMN 2015-2019. 4. Tema dijabarkan dalam isu strategis 9 bidang pembangunan RPJPN 20052025 ISU STRATEGIS : Diturunkan dari masing-masing Bidang Pembangunan (fokus, memiliki daya ungkit tinggi, jelas lokasi) 6 6 RANCANGAN ISU STRATEGIS PER BIDANG RKP 2015 NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 ISU STRATEGIS BIDANG PEMBANGUNAN SOSBUD DAN KEHIDUPAN BERAGAMA 1 Sistem Jaminan Sosial Nasional (Demand and Supply) 2 Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi 3 Pengendalian Jumlah Penduduk 4 Sinergi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan 5 Optimalisasi Anggaran Pendidikan BIDANG PEMBANGUNAN EKONOMI* 1 Transformasi Struktur Industri 2 Peningkatan Daya Saing Tenaga Kerja BIDANG PEMBANGUNAN PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA* 1 Perkuatan Sistem Logistik Nasional 2 Peningkatan Rasio Elektrifikasi Nasional 3 Peningkatan Akses Air Minum dan Sanitasi 4 Penataan Perumahan/Permukiman 5 Pembangunan Transportasi Massal Perkotaan BIDANG PEMBANGUNAN PENGELOLAAN SDA DAN LINGKUNGAN HIDUP 1 Perkuatan Ketahanan Pangan 2 Peningkatan Ketahanan Energi BIDANG PEMBANGUNAN IPTEK Peningkatan Kapasitas IPTEK BIDANG PEMBANGUNAN POLITIK Konsolidasi Demokrasi BIDANG PEMBANGUNAN PERTAHANAN DAN KEAMANAN Percepatan Pembangunan MEF dengan Pemberdayaan Industri Pertahanan BIDANG PEMBANGUNAN HUKUM DAN APARATUR 1 Reformasi Birokrasi dan Pelayanan Publik 2 Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi BIDANG PEMBANGUNAN WILAYAH DAN TATA RUANG Pembangunan daerah tertinggal 7 JADWAL RANCANGAN RPJMN 20152019…(1) 2013 No. Kegiatan/bulan Agust Sep Okt 2014 Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust 1 2 3 41 234 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Raker I Penyusunan RPJMN 2015-2019 2 Background study RPJMN 2015-2019 a. Draft Awal Background study b. Hasil Background study 3 Evaluasi RPJMN 4 Penyusunan Konsep Rancangan Teknokratik RPJMN a. Konsultasi Publik b. Rapim Penetapan Konsep Ranc. Teknokratik c. Hasil Konsep Rancangan Teknokratik 5 Sosialisasi Pedoman Penyusunan RPJMN 6 Penyusunan Rancangan Teknokratik Renstra K/L a. Kick of Penyusunan Renstra K/L b. Sosialisasi Pedoman Penyusunan Renstra K/L 7 Sosialisasi Konsep Rancangan Teknokratik RPJMN Kepada masyarakat dan penjaringan aspirasi masyarakat 5-20 Mei Finalisasi RKP 2015 12-19 Mei Masukan Renstra K/L 3 Juni Launching RPJMN Teknokratik dan Pedoman Renstra K/L 8 JADWAL RANCANGAN RPJMN 2015-2019…(2) No. Kegiatan/bulan 2014 2015 Agust Sep Okt Nov Des Jan Feb Maret 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 9 10 11 12 13 14 15 16 18 19 20 21 22 23 Pelantikan Presiden Penyusunan Rancangan Awal RPJMN Penyusunan Rancangan Renstra K/L Sidang Kabinet Rancangan Awal RPJMN Penetapan Rancangan Awal RPJMN Sosialisasi Rancangan awal RPJMN ke K/L Konsultasi Publik Penyusunan Rancangan RPJMN Musrenbang Jangka Menengah Nasional Penyusunan Rancangan Akhir RPJMN Sidang Kabinet Rancangan Akhir RPJMN Penetapan RPJMN 2015-2019 Sosialisasi RPJMN ke K/L dan Pemda Proses Penyesuaian Rancangan Renstra K/L terhadap RPJMN 24 Proses Penyesuaian RPJMD dengan RPJMN (jika diperlukan) 9 PENYUSUNAN RENSTRA K/L 2015-2019 • • • Pimpinan K/L wajib menyusun Renstra K/L (teknokratis) berpedoman RPJMN 2015-2019 (teknokratis). Pimpinan K/L berkoordinasi dg Pemda untuk mengidentifikasi pembagian tugas dalam rangka pencapaian sasaran nasional sesuai dg Rancangan teknokratis Renstra K/L di sektornya. K/L melakukan penyelarasan terhadap rancanagan teknokratis Renstra dg visi, misi, dan program prioritas presiden terpilih, yg selanjutnya menghasilkan rancangan Renstra K/L 20152019 – Menyampaikan rancangan Renstra ke Bappenas paling lambat Nov 2014 untuk penelaahaan, penyesuaian, dan penetapan (3 bulan setelah penetapan RPJMN) – Renstra yang telah ditetapkan dikoordinasikan antara KemenPPN, Kemendagri, Kemenkeu, dan Kemen PAN-RB (kerangka regulasi, pendanaan, dan kelembagaan) – Rencana uji coba pada K/L pilot (PU, Kemenhub, Kementan, Kemenperin, Kemensos, Kemenag, Kemenkes, Kemendikbud, MA, MK, dan KPK) • Sistematika penulisan Renstra: – – – – – Bab I Pendahuluan Bab II Visi, misi, dan tujuan K/L Bab III Strategi dan arah kebijakan Bab IV Penutup Lampiran 10 PERMASALAHAN SAAT INI 11 Triple-track problem: MISKIN – RENTAN – TIMPANG KEMISKINAN BERKURANG KERENTANAN TINGGI KESENJANGAN MENINGKAT Jumlah penduduk miskin terus berkurang, namun semakin rendah tingkat kemiskinan, semakin sulit penanggulangannya. PERMASebagian yang di atas GK masih SALAHAN DALAM rentan jatuh ke kemiskinan. PENANGAN Namun kelompok ini adalah AN embrio kelas menengah KEMISKINIndonesia. AN Rasio Gini yang meningkat dipicu oleh pertumbuhan yang condong kepada kelompok menengah atas dan kaya. 1. Tidak terjadi komplementaritas antar program 2. Belum menggunakan basis data yang sama dalam penetapan sasaran; 3. Terlalu banyak instansi yang menangani penanggulangan kemiskinan sehingga: – Koordinasi sangat sulit – Penanggungjawab utama tidak jelas 4. Keterlibatan dan tanggungjawab pemerintah daerah kurang jelas. PERKEMBANGAN JUMLAH DAN LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK 1.Jumlah penduduk masih bertambah dengan jumlah absolut yang relatif besar sebagai akibat dari momentum kependudukan (tingkat kelahiran yang stagnan) 2.Laju pertumbuhan penduduk relatif masih tinggi dan bervariasi antar provinsi 3.Rendahnya akses dan kualitas layanan KB dan kespro, termasuk kapasitas SDM penyedia layanan, dan tingginya disparitas antarwilayah Sumber: www.bps.go.id dan Bappenas dkk (2013). 13 TINGKAT KEMISKINAN 2004-2014 45 39.30 40 36.15 37.17 35.10 35 34.96 32.53 31.02 30 30.02 29.13 28.07 28.55 25 20 12,5-13,5 15 16.66 15.97 17.75 16.58 10 15.42 11,5-12,5 11.47 14.15 13.33 12.49 11.96 10,5-11,5 5 11.37 9,5 - 10,5 8,0-10,0 0 2004 2005 2006 2007 Jumlah Penduduk Miskin 2008 2009 2010 Persentase Penduduk Miskin 2011 2012 Mar-13 Sep-13 2014 Target Tingkat Kemiskinan • Sejak tahun 2010, penurunan kemiskinan melambat, secara absolut menurun sekitar 1 juta penduduk miskin per tahun. Tingkat kemiskinan pada bulan September 2013 sebesar 11,47% (target APBN 2013 sebesar 9,5%-10,5%). Kenaikan tingkat kemiskinan dari 11,37% pada Maret 2013 ini disebabakan terutama karena tingkat inflasi yang lebih tinggi dari target pada APBN-P. Dampak dirasakan terutama karena kenaikan harga bahan pokok makanan sebagai dampak antara lain karena kenaikan BBM pada bulan Juni 2013 dan perubahan iklim. • Target APBN 2014 sebesar 9,0%-10,5% (Revisi RPJMN 2009-2014: 8,0%-10,0%). 14 14 KINERJA EKONOMI BAIK, NAMUN KEMAKMURAN BELUM MERATA • Kesenjangan meningkat • Tidak ada negara yang maju dengan kesenjangan yang tinggi • Kesenjangan terjadi karena adanya inequality of opportunities. • Inclusive growth: Pertumbuhan ekonomi harus memungkinkan setiap orang berkontribusi dan mendapat manfaat • Opportunity for all (termasuk miskin, berkebutuhan khusus, perempuan) • quality: produktivitas meningkat 15 ISU KESENJANGAN DAN KERENTANAN Kurva pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga, 2003-2010 Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga /Kapita/tahun (%) 8 7 6 5 4 2/3 Rumah Tangga konsumsi terendah tumbuh di bawah rata2 nasional 3 2 1 Growth Incidence 2003 to 2010 0 1 11 21 31 41 51 61 Persentil Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita 71 81 91 Growth in mean Sumber: Susenas, World Bank calculations Semakin banyak penduduk yang berpendapatan menengah, namun rentan terhadap guncangan ekonomi yang dapat dengan sangat mudah membawa mereka ke bawah garis kemiskinan. Sampai dengan persentil 40 dianggap masih rentan. Kesenjangan meningkat karena 2/3 rumah tangga termiskin tumbuh di bawah rata2 nasional. Pertumbuhan lebih besar terdapat pada rumah tangga terkaya. Ketidakmampuan kelompok miskin kronis keluar dari kemiskinan akan memperlebar kesenjangan dan melemahkan pertumbuhan ekonomi yad. 16 ARAH DAN STRATEGI RPJMN 2014-2019 17 SASARAN PENGURANGAN KEMISKINAN RPJMN 2015-2019 RPJPN 2005-2025 MP3KI 2013-2025 Background Study RPJMN 2015 - 2019 Rancangan RPJMN Teknokratis Evaluasi RPJMN 2010 - 2014 RPJMN 2005-2009 RPJMN 2010-2014 RPJMN 2015-2019 RPJMN 2020-2024 2005-2009 2010-2014 2015-2019*** 2020-2024*** Target 8,2 9,0 – 10,5** 6,0 - 8,0 4,0 – 5,0 Realisasi 14,15 - 15,97 11,47* Catatan: * September 2013; ** sesuai revisi APBN 2014 (Target RPJMN 8,0-10,0%); *** sesuai MP3KI dan revisi RKP 2014 18 Klasifikasi Program dan Kegiatan Fase MP3KI AGENDA TRANSFORMASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN MP3KI 2013-2025 DAN RPJMN 2015 – 2019 Keberlanjutan Rekonsiliasi Transformasi & Ekspansi Bantuan & perlindungan sosial Sistem perlindungan sosial yang komprehensif Sistem jaminan sosial Sistem bantuan sosial Pemenuhan kebutuhan dasar & program pro rakyat Peningkatan pelayanan dasar bagi penduduk miskin & rentan Jaminan layanan dasar Infrastruktur dasar terpadu Pengembangan penghidupan penduduk miskin & rentan Kapabilitas & produktivitas Pembangunan partisipatif 2013-2014 Pemberdayaan masyarakat dan UMKM RPJMN 2010 - 2014 2015-2019 2020-2025 RPJMN 2015 - 2019 19 PENDEKATAN UPAYA PENGURANGAN KESENJANGAN K E S E N J AN GA N ANTAR INDIVIDU GINI RASIO PELAYANAN DASAR ANTAR WILAYAH TINGKAT PERKEMBANGAN EKONOMI PDRB SJSN,PKH,BEASISWA, BLT, DLL AMANAT UUD SEMUA WILAYAH SPM ANALISA GAP COSTING SPM - DELIVERY MECHANISM Sektoral (pendidikan,kesehatan, dll) DAK DAU Hibah Daerah (Earmark) WILAYAH STRATEGIS PERCEPATAN MP3EI,KEK,FTZ, KAPET - WILAYAH TERTINGGAL KEBERPIHAKAN Kab. Tertinggal - Lintas Sektor - Pelayanan Dasar - Akses Perekonomian KAWASAN PERBATASAN KESEJAHTERAAN KEAMANAN Darat & Pulau Terluar PERKOTAAN Metropolitan, Besar, Menengah dan Kecil PERDESAAN Desa Maju dan tertinggal Basis Keunggulan Daya Saing Proses nilai tambah Konektivitas Pelayanan Dasar dan Akses Ekonomi di Kecamatan Lokasi Prioritas - SPM Perkotaan - Implementasi UU Desa 20 REGULASI Kebijakan Ekonomi SISDUR PROPOOR KEBIJAKAN DUAL TRACK STRATEGY PERLU DIPERKUAT DENGAN REGULASI, SISDUR, DAN DATA YANG MENUNJANG Non-Miskin FOUR TRACK STRATEGY DUAL TRACK GROWTH WITH EQUITY Miskin Kebijakan Afirmatif DATA REGULASI SISDUR 21 PRASYARAT UTAMA UNTUK SINERGI REGULASI Mekanisme pelaksanaan dan koordinasi antar Kementerian/ Lembaga, Pemerintah Daerah, dan stakeholders lainnya (BUMN, Swasta, NGO/LSM) SISTEM PROSEDUR Landasan hukum yang dapat memberikan kekuatan dan dukungan dalam melaksanakan kebijakan PK • Basis data yang akurat dengan update regular yang dilakukan melalui kelembagaan yang solid • Definisi kemiskinan yang tepat dan dapat mencerminkan taraf kesejahteraan rakyat DATA 22 PERLINDUNGAN SOSIAL YANG KOMPREHENSIF Pengembangan Sistem Perlindungan Sosial Yang Komprehensif Pengembangan Kerangka Regulasi dan Kebijakan Peraturan pelaksanaan yang mengurangi kesenjangan dalam akses layanan publik dan kesempatan ekonomi Peraturan pelaksanaan pendukung implementasi jaminan sosial Penguatan Lembaga Jaminan Sosial Penataan Bantuan Sosial Pengembangan Sistem Pelayanan Sosial Yang terintegratif Penguatan Kelembagaan Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Transformasi program sesuai skema MP3KI (berkelanjutan dan temporer) Pengembangan sistem pelayanan dan rujukan terpadu: BDT dan updatingnya, outreach dan pengaduan Pengembangan sistem pendukung, pengendalian mutu, dan monev SJSN Perbaikan desain dan Sinergi antar program (Contoh: transformasi kepesertaan PKH) Pengembangan sistem pelayanan dan rujukan terpadu: BDT dan updatingnya dan pengaduan Perluasan sosialisasi dan advokasi kepada sektor informal, kelompok tertentu lainnya Efektivitas bantuan sosial (review kriteria dan paket manfaat, monev) Peningkatan kompetensi pekerja sosial & pendamping masyarakat 23 TRANSFORMASI BANTUAN SOSIAL – BERBASIS SIKLUS HIDUP DAN PENINGKATAN KAPASITAS KELUARGA Bantuan pangan Asistensi sosial Lanjut Usia Asistensi sosial Penyandang Disabilitas Asistensi sosial pendidikan dan kesehatan Bantuan Tunai Bersyarat Berbasis Keluarga dengan komponen: - Anak (pendidikan dan kesehatan) - Penyandang disabilitas - Lansia - Bantuan pangan Bansos Reguler Panti Anak, Lansia, disabilitas telantar Bantuan sosial berbasis panti untuk penduduk di luar sistem keluarga (termasuk ABH) Bantuan Korban Bencana Alam dan Sosial: pangan, shelter, UEP. padat karya SINERGI DAN INTEGRASI Sistem Rujukan Terpadu: •Pendataan, updating, & outreaching; •Rujukan program •Pengaduan Bantuan Korban Kekerasan, Trafficking, dsb: pangan, shelter, UEP Bantuan Guncangan Ekonomi (BLSM): bantuan tunai Bantuan penghidupan berkelanjutan Bansos Temporer Potensi Penataan PMKS (1) Permensos 8 tahun 2012 Saran Setelah Penataan 1. Balita telantar 2. Anak telantar (usia 6-17 tahun) 3. Penduduk lanjut usia telantar usia 60 tahun ke atas 1. Penduduk Telantar 4. Anak dengan disabilitas 5. Penduduk dengan disabilitas usia 18 tahun ke atas 2. Penduduk Penyandang Disabilitas 6. Fakir miskin 7. Perempuan rawan sosial ekonomi 3. Fakir Miskin (Penduduk miskin terdata & berdomisili tetap) 8. Gelandangan 9. Pengemis 10. Anak jalanan 11. Pemulung 4. Penduduk Miskin yang Tidak Berdomisili Tetap (Homeless) Potensi Penataan PMKS (2) Permensos 8 tahun 2012 Saran Setelah Penataan 12. Komunitas adat terpencil 5. Masyarakat adat 13. Korban bencana alam 14. Korban bencana sosial 6. Korban bencana 15. Anak yang menjadi korban tindak kekerasan 16. Korban tindak kekerasan (usia 18 tahun ke atas) 17. Wanita tuna susila 18. Korban trafficking 19. Pekerja migran bermasalah 7. Korban kekerasan, eksploitasi dan perdagangan manusia 20. Anak berhadapan dengan hukum 21. Anak memerlukan perlindungan khusus lainnya 22. ODHA 23. Kelompok minoritas 24. BWBLP 25. Keluarga bermasalah sosial psikologis 26. Korban Napza 8. Penduduk termarjinalkan 26 PENATAAN POTENSI SUMBER KESEJAHTERAAN SOSIAL 27 KERANGKA KELEMBAGAAN: SISTEM RUJUKAN DAN PELAYANAN SOSIAL TERPADU • Program Kesejahteraan Sosial yang terfragmentasi diarahkan untuk lebih terpadu. • SISTEM RUJUKAN TERPADU dibangun di setiap daerah untuk meningkatkan integrasi program, dengan fungsi: ⁻ Pemutakhiran basis data terpadu ⁻ Penanganan pengaduan dan pelayanan kesejahteraan sosial • Sistem ini menjadi media penghubung dan koordinasi pelaksanaan untuk K/L terkait di tingkat pusat dan daerah, serta masyarakat dan perusahaan (CSR). Pengembangan sistem dilakukan pada tingkat daerah (kota/kabupaten, di kecamatan untuk daerah yang padat atau dengan geografis yang sulit) Sistem Rujukan melibatkan pekerja sosial dan komponen masyarakat lain. 28 SINERGI LOKASI, TARGET, DAN WAKTU PELAKSANAAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN Komponen Saat ini MP3KI 2013 - 2014 2015 - 2025 A. Mekanisme Ekonomi - Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan inklusif (MP3EI) - Stabilitas Ekonomi Makro Pengendalian inflasi dan kesinambungan fiskal untuk menjaga daya beli masyarakat B. Afirmasi (Keberpihakan) - Program 4 Klaster Belum terpadu lokasi dan waktu • Terpadu lokasi target dan waktu • Sinergi dengan program daerah dan CSR • Konsolidasi program bantuan sosial unified data base - Sistem Jaminan Sosial Sistem dan cakupan terbatas • Sistem diperbaiki (BPJS Kesehatan) dan cakupan diperluas • Sistem semakin lengkap dan universal coverage - Sustainable Livelihood Terbatas dalam meningkatkan daya tahan penduduk miskin • Peningkatan income generating activities (wirausaha, financial inclusion dan supply chain MP3EI) - Dukungan Data belum terpadu • Data sasaran terintegrasi (PPLS), bertahap menuju social security number (e-KTP) 29 29 SINERGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI TINGKAT INDIVIDU/KELUARGA G A R I S Program-program Perlindungan Sosial Sangat Miskin Miskin Moderat K E M I S K I N A Program Keuangan Mikro dan Pengembangan Penghidupan Non Miskin Rentan Tidak Miskin Sejahtera N • Penanganan kemiskinan harus lebih terintegratif dan proporsional. Pemberian bantuan memerlukan syarat sasaran, kriteria, dan mekanisme agar tidak membuat ketergantungan pada negara. • Sinergi di tingkat wilayah dan rumah tangga/keluarga dimungkinkan saat ini dengan adanya Basis Data Terpadu (BDT). 30 KOMPONEN UTAMA DALAM PENDEKATAN GRADUASI MENUJU PENGHIDUPAN YANG BERKELANJUTAN Penghidupan Berkelanjutan Kemiskinan Ekstrim PENDAMPING (COACHING) TABUNGAN TRANSFER ASET PELATIHAN KETRAMPILAN ANALISIS PASAR BANTUAN KONSUMSI/PENDAPATAN PERTARGETAN Mulai Sumber: Graduation model, CGAP Bulan ke-3 Bulan ke-6 Bulan ke-24 Bulan ke-36 SINERGI DAN KOORDINASI LINTAS PROGRAM (PUSAT DAN DAERAH) PROGRAMPROGRAM PUSAT PROGRAMPROGRAM PROVINSI • • • • • • • • • • • • • PROGRAMPROGRAM KAB/KOTA • • • • • • JAMKES, BSM, RASKIN KUBE/UEP/RTLH ASLUT, ASODKB, ASKESOS PNPM: P’desaan, PUAP, KP UMKM Dll. KUBE/UEP/RTLH daerah Jamkesda Beasiswa siswa miskin, Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Koperasi Dll. Berbagai pelat. keterampilan, Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, PRONA, Koperasi, Proyek2 infrastruktur desa, dll • • • • • • • Permasalahan yg sering timbul dalam koordinasi dan sinergi TNP2K: koord TKPKD Bappenas: koord sasaran & program2 pusat K/L: supervisi implementasi Bappeda: koordinasi penentuan sasaran, program & monev Dinas terkait: supervisi implementasi Bappeda: koordinasi penentuan sasaran & program Dinas terkait: supervisi implementasi RTSM /KSM ex PKH Pemda tidak memiliki data peserta by name by address Informasi yang diterima daerah tidak sempurna (sosialisasi lemah) Inclusion/Exclusion error pendataan dan tidak adanya pemutakhiran sehingga tidak sesuai dg kondisi riil Kriteria peserta program pusat berbeda dg target sasaran program daerah Tidak adanya kekuatan hukum untuk mendorong komplementaritas Resertifikasi PKH telah dapat menyelesaikan masalah ini 32 CONTOH INISIATIF KOMPLEMENTARITAS PROGRAM UNTUK MENDUKUNG PESERTA PKH Akselerasi Kemampuan Belajar Pemberantasan Buta Aksara Koperasi Wanita (Kopwan) RTSM - Les bahasa Inggris - Les SD/SMP untuk mata pelajaran UAN Mengajarkan bacatulis ibu-ibu dalam setiap pertemuan kelompok bulanan Mengupayakan bantuan permodalan Kopwan dari Dinas Koperasi Pendirian Fasdik di Tempat Terpencil Pembangunan Fasilitas MCK Kelompok Usaha Bersama (KUBe) Koordinasi dg tokoh masyarakat untuk mengajukan pendirian MTs ke Depag Mengajak mahasiswa untuk membangun fasilitas MCK di desa Mengupayakan RTSM memperoleh pendampingan KUBe Taman Bacaan / Perpustakaan Desa Pelatihan Keterampilan Dukungan Marketing Usaha Bordir Fasilitasi pembangunan taman bacaan desa Memfasilitasi pemberian pelatihan keterampilan pada kelompok RTSM Fasilitasi kemudahan akses pemesanan jasa bordir milik RTSM “Saya sangat bersyukur karena sudah tidak dianggap sebagai orang miskin lagi.... Anak saya sudah SMA dan sekarang saya sudah punya usaha sendiri” Contoh: Ibu Mujali Saodah dari Desa Triwulan Mojokerto, Jawa Timur saat menerima surat graduasi dari PKH. 33 PENUTUP 1. Upaya penurunan kemiskinan dan pengurangan kesenjangan merupakan langkah yang harus dilakukan secara sistemik dan terintegrasi guna mencapai pertumbuhan yang inklusif, berkeadilan dan berkelanjutan. 2. Dalam rancangan RPJMN 2015-2019 mendatang, titikberat pencapaian pertumbuhan yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan difokuskan kepada: (a) Peningkatan kualitas dan perluasan hak dasar terutama pengentasan kemiskinan, pemenuhan lapangan pekerjaan, pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial, dan pengembangan penghidupan berkelanjutan; (b) Peningkatan kapasitas nasional dalam mengelola sumber daya produktif dengan mengedepankan kepentingan nasional dalam memenangkan persaingan global. (c) Peningkatan daya saing sektor riil berbasis usaha mikro, kecil, dan menengah serta keberpihakan kepada koperasi; 3. Peningkatan kesadaran kolektif antar pemangku kepentingan baik di pusat maupun daerah diperlukan agar mampu mereduksi berbagai ketimpangan, termasuk ego sektoral dan wilayah. TERIMA KASIH 34