PROPOSAL NASKAH PENELITIAN MODEL TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR INSTALASI SISTEM OPERASI WINDOWS PADA SISWA KELAS X SMA HIKMAH YAPIS JAYAPURA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 OLEH : ABDUL RAJAB NIP. 19780310 200909 1 001 SMA HIKMAH YAPIS JAYAPURA 2016 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran tidak lagi mengutamakan pada penyerapan dan pemahaman melalui transfer informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktivitas peserta didik perlu ditingkatkan melalui peran aktif dan latihan-latihan atau tugas belajar dengan bekerja kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain. Langkah-langkah tersebut memerlukan partisipasi aktif dari siswa. Untuk itu perlu ada model belajar yang melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran. Adapun model yang dimaksud adalah model pembelajaan kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah suatu pengajaran yang melibatkan siswa bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif lebih menekankan interaksi antar siswa. Dari sini siswa akan melakukan komunikasi aktif dengan sesama temannya. Dengan komunikasi tersebut diharapkan siswa dapat menguasai materi pelajaran dengan mudah karena “siswa lebih mudah memahami penjelasan dari kawannya dibanding penjelasan dari guru karena taraf pengetahuan serta pemikiran mereka lebih sepadan. Penelitian juga menunjukkan bahwa pembelajaran sejalan dan kooperatif memiliki dampak yang amat positif terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya. (Nur, 1996: 2). Kembali pada masalah pembelajaran Instalasi Sistem Operasi Windows di SMA Hikmah YAPIS Jayapura khususnya pada Kelas X masih banyak terdapat siswa yang hasil belajarnya rendah dan tidak mengalami ketuntasan dalam hasil belajar. Kondisi seperti tersebut tentunya bukan semata-mata karena daya serap siswa yang rendah, tetapi banyak faktor yang mempengaruhinya. Bisa jadi karena metode pembelajaran yang kurang relevan, model pembelajaran yang kurang menarik, media pembelajaran yang kurang mendukung, atau mungkin karena faktor kesiapan siswa dalam menerima materi pelajaran yang kurang, dan sebagainya. Namun dari beberapa faktor tersebut berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan terdapat kecenderungan yang mengarah pada faktor model pembelajaran yang harus diperbaiki. Berdasarkan paparan tersebut diatas maka peneliti ingin mencoba melakukan penelitian dengan judul “Model Belajar TGT (Team Games Tournament) untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Instalasi Sistem Operasi Windows pada Siswa Kelas X SMA Hikmah YAPIS Jayapura Tahun Pelajaran 2016/2017”. 2 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah : 1. Apakah pembelajaran Instalasi Sistem Operasi Windows dengan penggunaan Model Belajar TGT (Team Games Tournament) dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran? 2. Apakah pembelajaran Instalasi Sistem Operasi Windows dengan penggunaan Model Belajar TGT (Team Games Tournament) dapat meningkatkan ketrampilan proses siswa dalam proses pembelajaran? 3. Apakah pembelajaran Instalasi Sistem Operasi Windows dengan penggunaan Model Belajar TGT (Team Games Tournament) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan, keterampilan proses dan hasil belajar siswa SMA Hikmah YAPIS Jayapura melalui pembelajaran Instalasi Sistem Operasi Windows dengan menggunakan Model Belajar TGT (Team Games Tournament). D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Sekolah sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Instalasi Sistem Operasi Windows melalui penggunaan Model Belajar TGT (Team Games Tournament). 2. Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan model pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi siswa. 3. Siswa, dapat meningkatkan motivasi belajar dan melatih sikap sosial untuk saling peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam mencapai tujuan belajar. E. Batasan Masalah Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah yang meliputi; 1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Kelas X Semester Gasal Tahun Pelajaran 2016/2017. 2. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan pada bulan Juni 2016 sampai dengan September 2016. 3. Materi yang disampaikan adalah Melakukan Instalasi Sistem Operasi Windows. 3 BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A. Kerangka Teoritis 1. Kajian Penelitian Pendukung Penelitian yang dilakukan Wardono, 2005 tentang penerapan pembelajaran kooperatif dengan teams games Turnamen (TGT) memberikan kesimpulan bahwa pembelajaran dengan kooperatif TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Ardan Sirodjuddin, 2007 tentang pembelajaran kimia dengan penggunaan media interaktif memberikan kesimpulan bahwa penggunaan media interaktif dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa. 2. Kajian Teori 2.1. Model Pembelajaran Kooperatif TGT (Team Games Tournament) Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status. Tipe ini melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya,mengandung unsur permainan yang bisa menggairahkan semangat belajar dan mengandung reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. 2.2. Keaktifan dalam Pembelajaran Instalasi Sistem Operasi Windows Menurut Sunaryo dalam Sukestiyarno (2000), untuk mencapai aktivitas maksimal belajar siswa, dalam pembelajaran harus ada komunikasi yang jelas antara guru dengan siswa, sehingga kegiatan belajar oleh siswa dapat berdaya guna dalam mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas siswa dalam pembelajaran bisa positif maupun negatif. Aktivitas siswa yang positif misalnya; mengajukan pendapat atau gagasan, mengerjakan tugas atau soal, komunikasi dengan guru secara aktif dalam pemebelajaran dan komunikasi dengan sesama siswa sehingga dapat memecahkan suatu permasalahan yang sedang dihadapi, sedangkan aktivitas siswa yang negatif, misalnya menganggu sesama siswa pada saat proses belajar mengajar di kelas, melakukan kegiatan lain yang tidak sesuai dengan pelajaran yang sedang 4 diajarkan oleh guru. Aktivitas belajar Instalasi Sistem Operasi Windows adalah proses komunikasi antara siswa dan guru dalam lingkungan kelas baik proses akibat dari hasil interaksi siswa dan guru, siswa dengan siswa sehingga menghasilkan perubahan akademik, sikap, tingkahlaku dan keterampilan yang dapat diamati melalui perhatian siswa, kesungguhan siswa, kedisiplinan siswa, keterampilan bertanya/menjawab siswa. 2.3. Ketrampilan Proses Pembelajaran Instalasi Sistem Operasi Windows Dari pengertian belajar oleh Peaget dalam dalam Sukestiyarno (2000), yaitu belajar untuk memperoleh dan menemukan struktur pemikiran yang lebih umum yang dapat digunakan pada bermacam-macam situasi. Dengan demikian proses belajar merupakan proses seseorang menemukan struktur pemikiran yang lebih umum. Melihat Bruner dalam buku Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama (2004), belajar adalah merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru di luar informasi yang diberikan kepada dirinya. Jadi, proses belajar merupakan proses aktif seseorang untuk menemukan suatu informasi. Menurut Syah dalam Sukestiyarno (2000), dijelaskan keterampilan berproses disini dimaksudkan kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku proses aktif yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan strategi pembelajaran yang disusun untuk mencapai hasil tertentu. Selanjutnya dijelaskan bahwa keterampilan bukan hanya meliputi gerakan motorik saja melainkan juga pengejawantahan fungsi mental yang bersifat kognitif. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan ketrampilan berproses adalah suatu tuntutan proses aktif siswa dalam melakukan suatu kegiatan secara motorik yang merupakan pengejawantahan fungsi mental yang dilakukan oleh siswa dan dirancang secara sistematis strategi pembelajarannya oleh pengajar untuk memperoleh suatu keterampilan tertentu secara optimal. 2.4. Prestasi Belajar Menurut Winkel (1991:42), hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai siswa di mana setiap kegiatan belajar dapat menimbulkan suatu perubahan yang khas.Dalam hal ini hasil belajar meliputi keaktifan, ketrampilan proses, motivasi, juga prestasi belajar. Penilaian hasil belajar adalah 5 kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana proses belajar dan pembelajaran telah berjalan secara efektif. Keefektifan pembelajaran tampak pada kemampuan siswa mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Dari segi guru, penilaian hasil belajar akan memberikan gambaran mengenai keefektifan mengajarnya, apakah pendekatan dan media yang digunakan mampu membantu siswa mencapai tujuan belajar yang ditetapkan. Tes hasil belajar yang dilakukan oleh setiap guru dapat memberikan informasi sampai dimana penguasaan dan kemampuan yang telah dicapai siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut. 2.5. Dasar Kompetensi Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab IX Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 35 ayat 1 dan 2 bahwa Standar Nasional Pendidikan terdiri atas : a. Standar Isi b. Standar Proses c. Standar Kompetensi Lulusan d. Tenaga Kependidikan e. Sarana dan Prasarana f. Pengelolaan g. Pembiayaan, dan h. Penilaian Pendidikan Standar isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Yang termasuk dalam Standar Isi adalah : a. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, b. Standar Kompetensi (SK) c. Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan dasar dan menengah. Dasar kompetensi kejuruan merupakan kelompok mata pelajaran yang terdiri dari beberapa mata pelajaran yang mengandung sejumlah kompetensi yang menjadi dasar untuk kelompok mata pelajaran. Pada Program pembelajaran Teknologi Komunikasi dan Informasi, dasar kompetensi yang diberikan pada siswa adalah Instalasi Sistem Operasi Windows yang terdiri dari : a. Merencanakan kebutuhan dan spesifikasi 6 b. Melakukan keselamatan kerja dalam merakit computer c. Mengatur komponen Personal Komputer menggunakan software (melalui setup BIOS dan aktifasi komponen sistem operasi). d. Melakukan instalasi Sistem Operasi e. Memeriksa hasil Instalasi Sistem Operasi Windows. B. Kerangka Berpikir Pembelajaran materi Instalasi Sistem Operasi Windows adalah diajarkan pada kelas X di semester gasal dengan alokasi waktu 32 x45 menit. Pembelajaran dengan model TGT (Team Games Tournament) dimulai dengan menanamkan kesadaran diri bahwa siswa baik dalam kelompok maupun dalam kelas harus bekerjasama dan berkompetisi untuk mau mengembangkan potensi menambah ketrampilan, melihat kelemahan, mengambil nilai manfaat, dan kesadaran menentukan pendirian untuk menyemangati diri sendiri dan teman. Kegiatan dimulai dengan diberikannya tugas dalam bentuk tugas terstruktur untuk mempelajari materi yang belum diajarkan dikemas dalam CD interaktif. Untuk mengaktifkan siswa diberi tugas membuat rangkuman, membuat pertanyaan dari bahan yang dirasa tidak tahu, mengerjakan soal. Semua bahan ada dalam CD. Untuk menggugah ketrampilan siswa dilakukan review tentang semua tugas yang siswa kerjakan di luar kelas. Untuk lebih menumbuhkan keaktifan dan ketrampilan siswa dilakukan pembelajaran kooperatif dengan turnamen. Apabila keaktifan dan ketrampilan siswa sudah terbentuk dan dapat ditingkatkan akibatnya prestasi belajarnyapun akan meningkat pula. C. Hipotesis Berdasar uraian di atas dengan skenario seperti tersebut di atas dapatlah dimunculkan hipotesis tindakan: Pembelajaran dengan model TGT (Team Games Tournament) pada pembelajaran dasar kompetensi Instalasi Sistem Operasi Windows dapat meningkatkan keaktifan, ketrampilan proses, dan prestasi belajar siswa. 7 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMA Hikmah YAPIS Jayapura tanggal 21 Juni sampai dengan 22 September 2016. B. Subyek Penelitian dan Sumber Data Subyek penelitian adalah siswa kelas X SMA Hikmah Yapis Jayapura pada semester gasal tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 36 orang, terdiri dari 25 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki. Sumber data dalam penelitian ini adalah kelas X SMA Hikmah YAPIS Jayapura pada semester gasal tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 36 orang sebagai subjek penelitian. C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan menggunakan tes, observasi, dan angket. Sedangkan alat pengumpulan data berupa butir soal tes, lembar observasi dan lembar angket. D. Analisis Data Data merupakan ekspresi atau hasil pengamatan/penghitungan/ pengukuran dari suatu variabel. Data dari variabel keaktifan dan variabel ketrampilan proses diambil dengan pengamatan/observasi, sedangkan data dari variabel prestasi belajar diambil dengan tes. Data yang diperoleh diolah dengan analisis deskriptif. E. Indikator Kinerja Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah: 1. Keaktifan siswa adalah 75% 2. Ketrampilan proses siswa adalah 70% 3. Prestasi belajar siswa adalah 75% F. Prosedur Penelitian 1. Prosedur yang Digunakan Berdasarkan diskusi kolaboratif antara peneliti dan guru rekan sejawat mata pelajaran Instalasi Sistem Operasi Windows model belajar yang digunakan adalah model TGT (Team Games Tournament). Prosedur tindakan pembelajaran yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: 8 a. Peneliti dan guru rekan sejawat mata pelajaran Instalasi Sistem Operasi Windows berkolaborasi untuk menyiapkan pokok bahasan yang harus diteliti dan harus dipelajari siswa. b. Secara kolaborasi peneliti dan guru rekan sejawat mata pelajaran Instalasi Sistem Operasi Windows membuat rancangan pembelajaran, media pembelaran, instrumen evaluasi, dan skoring evaluasi. c. Pada pelaksanaan pembelajaran dengan model TGT (Team Games Tournament), siswa diberi pembelajaran yang bentuknya rangsangan untuk berinisiatif diwujudkan dalam bentuk soal. Soal dikompetisikan pada siswa dalam kelompok maupun antar tim. Siswa dibiarkan mengkoordinir sendiri dalam kelompoknya. Selanjutnya guru mengkoordinir kompetisi dengan turnamen antar tim. d. Pada pembelajaran berakhir guru selalu memberi masalah pada siswa berupa soal-soal untuk dikompetisikan antar kelompok mereka sendiri. Seterusnya untuk dibahas pada saat tatap muka berikutnya. 2. Siklus Kegiatan Kegiatan dirancang dengan penelitian tindakan kelas 2 siklus. Kegiatan diterapkan dalam upaya menumbuhkan semangat berkompetisi dan mampu memecahkan masalah yang dihadapi maupun yang dibebankan padanya. Tahapan langkah disusun dalam siklus penelitian. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Siklus 1 Perencanaan a. Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan untuk siklus 1. Penekanan perencanaan disini adalah menyiapkan siswa benar-benar berada pada suasana untuk saling berkompetisi. Persiapan ini akan ditemukan terlebih dahulu antara peneliti, guru rekan sejawat dan siswa di luar jam pelajaran untuk ditanamkan sifat bekerjasama dalam tim dan saling berkompetisi. b. Menyiapkan modul CD Interaktif pembelajaran berupa tugas rumah maupun soal turnamen: Isi program modul ini berupa ringkasan materi dan soal-soal yang dicalonkan dalam turnamen. Soal-soal dikerjakan sebaiknya dalam kelompok. Bahan ini diberikan pada saat tatap muka pada poin a di atas. 9 Pelaksanaan a. Peneliti dan guru rekan sejawat menampung semua permasalahan yang muncul setelah siswa mempelajari modul CD Interaktif yang diberikan sebelumnya. b. Permasalahan dibahas bersama dengan model tanya jawab sambil menjelaskan materi. Apabila permasalahan muncul dari siswa pada suatu kelompok, maka pemecahannya dilakukan dengan model kompetisi untuk tim lain. Bagi mereka yang dapat menyelesaikan masalah dapat poin bintang atas nama kelompok dan atas nama pribadi. c. Untuk memperjelas atau mempertegas materi siswa diberi soal turnamen baru yang tidak jauh tingkat kesulitannya dengan soal sebelumnya. d. Guru memberikan soal turnamen untuk tahap pertama yakni turnamen dalam kelompok. Dalam kegiatan ini di bawah pengawasan dan bimbingan peneliti dan guru rekan sejawat. e. Siswa diberi soal turnamen antar kelompok untuk tahap kedua. Soal dibuat hampir mirip dari soal turnamen tahap pertama. f. Pada suatu penyelesaian suatu masalah soal siswa atau kelompok yang berhasil wajib menjelaskan pada kelompok lain. g. Siswa diberi tes akhis siklus. Pengamatan a. Peneliti dan guru rekan sejawat mengamati apakah jiwa kompetitif sudah dapat dilaksanakan oleh siswa dalam pembelajaran siklus 1. b. Peneliti dan guru rekan sejawat mengamati pada setiap kegiatan yang dilakukan siswa. Dimulai dari permasalahan yang muncul pada awal pelajaran hingga akhir pelajaran. Berikan penilaian untuk masing-masing siswa tentang indikator keaktifan dan ketrampilan proses yang telah disiapkan. c. Peneliti dan guru rekan sejawat mengamati jalannya turnamen tahap pertama. Adakah permasalahan yang dihadapi siswa. Pada bagian-bagian mana mereka mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal. d. Peneliti dan guru rekan sejawat mengamati jalannya turnamen tahap kedua. Dilakukan evaluasi pada individu-individu yang mampu dan tidak mampu menyelesaikan masalahnya. e. Menilai hasi evaluasi siklus 1. 10 Refleksi a. Secara kolaboratif peneliti dan guru rekan sejawat menganalisis hasil pengamatan. Selanjutnya membuat suatu refleksi, membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus 1. b. Mendiskusikan hasil analisis berdasar indikator pengamatan, dan indikator soal evaluasi. Membuat suatu perbaikan tindakan atau rancangan revisi berdasar hasil analisis pencapaian indikator-indikator tersebut. Siklus 2 Perencanaan a. Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan untuk siklus 2 dengan melakukan revisi sesuai hasil reflesi siklus 1. Penekanan perencanaan disini adalah menekankan semangat dalam menyelesaikan masalah sesuai dengan jiwa kompetitif siswa. Dimungkinkan pada siklus 1 siswa masih banyak yang bingung, maka siklus 2 ini lebih intensif dalam kontrol tugas maupun permainan turnamen. b. Menyiapkan modul berupa tugas rumah maupun soal turnamen untuk dilaksanakan pada siklus 2. Pelaksanaan a. Peneliti dan guru rekan sejawat kembali menampung semua permasalahan yang muncul setelah siswa mempelajari modul CD Interaktif yang diberikan sebelumnya. b. Permasalahan dibahas bersama dengan model tanya jawab sambil menjelaskan materi yang sedang dipelajari. Kembali masalah yang muncul berupa soal dikompetisikan pada kelompok lain untuk turnamen tahap 1 dan 2. c. Bersama siswa merangkum materi konsep siklus 2. d. Siswa diberi soal turnamen untuk tahap pertama yakni turnamen dalam kelompok. Dalam kegiatan ini di bawah pengawasan dan bimbingan peneliti dan guru rekan sejawat. Disini kesempatan menjawab soal lebih ditekankan pada tim yang belum aktif. e. Siswa diberi soal turnamen antar kelompok untuk tahap kedua. Teknik yang dilakukan dalam turnamen ini benar-benar harus memperhatikan keaktifan dan 11 ketrampilan prosesnya. Diharapkan pada turnamen ini lebih baik dan lebih aktif dari pada turnamen siklus 1. f. Diakhiri dengan tes akhir siklus 2. Pengamatan a. Peneliti dan guru rekan sejawat mengamati pada setiap kegiatan yang dilakukan siswa. Dimulai dari permasalahan yang muncul pada awal pelajaran hingga akhir pelajaran. Berikan penilaian lagi untuk masing-masing siswa tentang indikator keaktifan dan ketrampilan proses. b. Peneliti dan guru rekan sejawat mengamati jalannya turnamen tahap pertama dan kedua. Peneliti dan guru rekan sejawat membandingkan dengan pelaksanaan pada siklus 1 dan siklus 2. c. Peneliti dan guru rekan sejawat mengamati jalannya turnamen tahap kedua. Dilakukan evaluasi pada individu-individu yang mampu dan tidak mampu menyelesaikan masalahnya. Refleksi a. Secara kolaboratif peneliti dan guru rekan sejawat menganalisis hasil pengamatan. Selanjutnya membuat suatu refleksi, membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus 2. b. Mendiskusikan hasil analisis berdasar indikator pengamatan, dan indikator soal turnamen. Kali ini ditekankan pada refleksi kegiatan dan ketrampilan untuk tiap individu. Apakah tiap individu sudah mulai terbiasa dengan turnamen, dan sudah mulai terlatih memecahkan masalah. 12 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Siklus I Kegiatan dimulai dengan perencanaan dari membuat rencana pembelajaran untuk dirancang 12 jam pelajaran. Menyusun rancangan pembagian kelompok dan pembuatan Modul CD Interaktif pembelajaran. Pada pelaksanaan, diawali dengan pemberian tugas rumah untuk kelompok diambil dari CD Interaktif. Tugasnya merangkum kembali materi, membuat pertanyaan, dan menyelesaiakan soal latihan (semua hal di atas untuk materi baru yang belum diajarkan). Tugas direview pada tatap muka di kelas dengan menyerahkan ke 3 tugas di atas. Guru menampung semua permasalahan yang ada. Selanjutnya diberi soal latihan untuk diturnamenkan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa mulanya siswa merasa protes dengan tugas yang diberikan, mereka merasa kesulitan mempelajari karena materinya belum pernah diajarkan. Akan tetapi memang hal itu yang diinginkan dalam penelitian ini. Siswa dituntut aktif mandiri sebelumnya, mereka bisa bertanya pada siapa saja sebelum bertanya pada guru pada saat tatap muka. Setelah dilakukan review materi mereka merasa lega untuk membahas bersama terhadap soal yang diberikan. Dilanjutkan dengan kompetisi mengerjakan soal. Hasil pengamatan untuk ke tiga variabel lihat tabel 1. Tabel 4.1. Diskripsi pengukuran variabel siklus 1 Jumlah No. Variabel Tuntas Prosentase Tidak Tuntas Tuntas 1 Keaktifan siswa 2 Ketrampilan Proses 3 Prestasi Belajar Tidak Tuntas 13 23 36,11 63,89 8 28 22,22 77,78 10 26 27,78 72,22 Dilakukan refleksi, ternyata pada siklus 1 ini masih banyak siswa belum tuntas dan mengalami masalah. Pada variabel keaktifan ternyata masih cukup besar yang 13 belum mengalami ketuntasan 63,89%. Merupakan bilangan yang cukup tinggi untuk variabel keaktifan. Permasalahan terletak pada partisipasi mengawali pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran. Untuk menaikkan keaktifan ini akan dilakukan penyembuhan dengan lebih mendekatkan tugas pada anak dengan cara wawancara secara informal. Pada variabel ketrampilan proses juga masih banyak yang belum tuntas. Angka 22,22% merupakan angka yang cukup memprihatinkan. Dalam hal ini siswa pada siklus 1 ini masih saling belum percaya diri dan masih bingung mengikuti strategi yang dilaksanakan. Pada variabel hasil belajar menjadi rendah, hal ini sebagai dampak kurangnya keaktifan siswa dalam. Siswa masih banyak yang belum mengetahui sistem pembelajaran yang disosialisasikan. Ada 27,78 % saja yang mendapatkan skor tuntas. Merupakan tugas cukup serius untuk melaksanakan peningkatan skor variabel di siklus berikutnya. Dilihat dari skor rata-rata untuk ketiga variabel tersebut masih di bawah 70%. Jadi pada siklus berikutnya diupayakan diperbaiki cara belajar siswa. Dilakukan refleksi, siswa lebih diberi perhatian. Pada tugas, siswa diminta tetap mengerjakan walaupun masih banyak kesalahan, siswa dapat menulis pertanyaan sebanyak-banyaknya untuk dibahas dalam review tatap muka. Pada permainan turnamen siswa juga diberi kesempatan berani mengemukakan pendapat walau masih banyak kesalahan, yang penting siswa mau berpartisipasi. B. Siklus II Pada tahap perencanaan telah dilakukan perbaikan rencana pembelajaran berdasar hasil refleksi. Materi yang diberikan dirancang untuk 20 jam pelajaran. Pada tahap ini untuk pelaksanaannya lebih memperhatikan penyelesaian tugas terstruktur dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk latihan praktek Instalasi Sistem Operasi Windows dalam kelompoknya. Guru menampung semua permasalahan yang muncul terbaru. Selanjutnya dilaksanakan turnamen. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada diri siswa nampak adanya perbaikan untuk ketiga variabel di atas. Mereka sudah bisa menangkap tugas yang harus dikerjakan, melakukan permainan turnamen. Disini siswa tetap dituntut aktif, bisa bekerja sama dengan baik. Pada kegiatan turnamen siswa nampak terkoordinasi lebih baik dari sebelumnya. Hasil pengamatan ke tiga variabel seperti tabel 2. 14 Tabel 4.2. Diskripsi pengukuran variabel siklus 2 Jumlah No. Variabel Tuntas Prosentase Tidak Tuntas Tuntas 1 Keaktifan siswa 2 Ketrampilan Proses 3 Prestasi Belajar Tidak Tuntas 28 8 77,78 22,22 27 9 75 25 29 7 80,56 19,44 Hasil tersebut menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Ke tiga variabel mencerminkan sudah melebihi skor tuntas. Dengan adanya perhatian lebih khusus terhadap tugas yaitu melalui intensifikasi dengan diskusi pada kelompok masingmasing di luar kelas memberi ekfektifitas baik dari segi waktu maupun dari segi peningkatan skor variabel. 15 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Mata pelajaran Instalasi Sistem Operasi Windows diberikan untuk membekali siswa dalam menghadapi tuntutan dunia. Agar siswa menguasai konsep yang ada maka perlu adanya usaha bagaimana membelajarkan materi tersebut menjadi menyenangkan dan mudah untuk diajarkan. Melalui penelitian, kemudahan tersebut akan mampu diupayakan. Dengan menggunakan model TGT (Team Games Tournament) diharapkan antar siswa dapat melakukan sosialisasi saling membantu. Siswa dibagi dalam kelompok beranggotakan 6 orang. Dengan menerapkan strategi pembelajaran yang mengandalkan pemberian tugas terstruktur untuk materi yang belum diajarkan dapat menggugah siswa aktif mandiri. Kegiatan selanjutnya adalah pada tatap muka di kelas diawali dengan review materi. Untuk menguatkan penangkapan konsep dilakukan permainan turnamen. Hasil yang diperoleh pada siklus 1 hingga siklus 2 untuk masing-masing variabel menunjukkan adanya peningkatan. Jumlah siswa yang mencapai skor tuntas 75% untuk variabel keaktifan siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan berturutturut 36,11%, dan 77,78%; Jumlah siswa yang mencapai skor tuntas 70% untuk variabel pada variabel ketrampilan proses mengalami kenaikan masing-masing 22,22%, dan 75%. Pada variabel prestasi belajar, jumlah siswa yang mencapai tuntas 75% juga mengalami peningkatan masing-masing berturutan dari 27,78%, dan 80,56%. Hal ini menandakan bahwa penelitian ini berhasil sesuai dengan tujuan yang dicapai. B. Saran Guru dalam mengajarkan mata pelajaran Instalasi Sistem Operasi Windows selalu berusaha mencari variasi model belajar yang memberi keaktifan siswa, dan ketrampilan proses siswa. Dengan variasi model belajar niscaya hasil belajar siswapun juga akan mencapai ketuntasan. Siswa hendaknya harus aktif dalam proses pembelajaran. Dengan aktif mandiri akan diperoleh konsep yang benar-benar mendalam. Bagi penentu kebijakan hendaknya bersifat responsif, memberi fasilitas sarana dan prasarana yang cukup untuk membantu guru kreatif melakukan pembelajaran. 16 DAFTAR PUSTAKA Krismanto, AL. 2003. Pembuatan Yogyakarta : PPPG Kimia. Model Pembelajaran Menggunakan Komputer. Rahadi, Aristo. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Ahmad Rohani. (1991) Pengelolaan pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas. (2005). Wawasan pendidikan Bahasa Indonesia. Bahan pelatihan terintegrasi berbasis kompetensi guru SMP Muh. Uzer Usman, (1992). Menjadi guru profesional. Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya PT Nana Sudjana, (1995). Dasar-dasar proses belajar mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. National Council of Teacher of Mathematics. (2000) Principles and standards for school mathematics. Reston: The National Council of Teacher of Mathematics, Inc. Oemar Hamalik. (2003). Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta. P.T. Bumi Aksara. Rochiati Wiriaatmadja. (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Thomas Gordon (1984) Guru yang efektif, cara untuk mengatasi kesulitan dalam kelas. (Terjemahan Mudjito) Jakarta: Rajawali http://www.Intel.com (Diakses, 2013) http://www.amd.com (Diakses, 2013) http://www.bioscentral.com/ (Diakses, 2013) http://www.wikipedia.com (Diakses, 2013) 17