pengembangan perangkat pembelajaran fisika pada materi gerak

advertisement
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika (Heny Ekawati H.)
47
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA
PADA MATERI GERAK LURUS YANG BERORIENTASI
PADA PEMBELAJARAN AKTIF DENGAN STRATEGI
TURNAMEN BELAJAR DI SMA NEGERI 3 LAMONGAN
Heny Ekawati Haryono
FKIP Universitas Islam Darul Ulum Lamongan
Abstract : This study was aimed to develop a learning device oriented
active learning strategies learning tournament on the material straight
motion for class X SMA. The development of this learning device
refered to a development model suggested by Thiagrajan, Semmel ie 4D models with each step included in the revision activity. Activities
revision aimed to produce a decent learning device in terms of
validation and implementation. The purpose of this study to describe
the application of the device was seen from the results of learning
activities, learning outcomes mastery, student responses, and also
obstacles during the learning process. Based on the results of the
analysis can be concluded that learning-oriented devices on active
learning to learn tournament strategy developed could be said to be
feasible in terms of validation and implementation. The results of
feasibility validation device consisted of a syllabus, lesson plans,
worksheets, Student Book and Instrument Ratings. The validation of
the results showed that the learning device deserves to be tested on a
limited basis to determine the feasibility of implementation. Limited
trial conducted at SMA Negeri 3 Lamongan X-7. The result of the
application of the device during the tests showed the implementation of
RPP by 96%, achieving the students’ learning outcomes classical
completeness of 87.5% and students’ responses indicated a positive
result 88% agree with the activities and learning devices with active
learning orientation.
Keywords: Learning Tool, Active Learning, Tournament Learning,
Motion straight
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Peningkatan kualitas sumber
daya manusia merupakan syarat
untuk
mencapai
tujuan
pembangunan. Untuk mencapai
tujuan
pendidikan
pemerintah
mengadakan berbagai perbaikan dan
peningkatan
kualitas
dibidang
pendidikan. Salah satu upaya
pemerintah
adalah
dengan
mengembangkan
dan
menyempurnakan kurikulum yang
digunakan di sekolah.
Perubahan kurikulum dari
KBK
(KurikulumBerbasisKompetensi)
menjadi KTSP (Kurikulum Tingkat
48
Satuan Pendidikan) diharapkan dapat
meningkatkan mutu dan kualitas
pendidikan.Pengembangan
Kurikulum
Tingkat
SatuanPendidikan (KTSP) yang
beragam mengacu pada standar
nasional
pendidikan
untuk
menjamin
pencapaian
tujuan
pendidikan
nasional.
KTSP
dikembangkan mengacu pada SI
(Standar Isi) dan SKL (Standar
Kompetensi
Lulusan)
dan
berpedoman
pada
panduan
penyusunan kurikulum yang disusun
oleh BSNP. Kurikulum pada semua
jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan
peserta didik.
Pengembangan
kurikulum
dimaksudkan untuk menyesuaikan
program pendidikan pada satuan
pendidikan dengan kondisi dan
kekhasan potensi yang ada di suatu
daerah. Selain adanya perubahan
kurikulum,
perlu
diterapkan
pengembangan
perangkat
pembelajaran, strategi pengajaran,
model pengajaran, teknik pengajaran
yang sesuai dengan konsep yang
diajarkan. Hal tersebut bertujuan
agar materi yang diajarkan oleh guru
dapat dengan mudah dipahami oleh
siswa. Siswa mempunyai peran
penting dalam peningkatan mutu
pendidikan, yaitu dengan mengubah
pola belajarm siswa yang awalnya
bersikap pasif saat ini dituntut untuk
lebih
aktif
dalam
mengikuti
pelajaran.
Pembelajaran sendiri adalah
system interaksi peserta didik dengan
pendidik pada suatu lingkungan
belajar, hal tersebut sesuai dengan
Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional nomor 20 tahun 2003, jadi
Saintis, Vol. 8, No. 1, April 2016
dapat
disimpulkan
bahwa
pembelajaran
adalah
hubungan
timbale balik antara guru dengan
siswa untuk melaksanakan proses
kegiatan belajar mengajar yang
kreatif
dan aktif. Guru yang
memiliki kompetensi akan lebih
mampu
untuk
menciptakan
lingkungan belajar yang efektif, aktif
dan menyenangkan sehingga materi
yang dipelajari dapat dipahami
secara maksimal oleh siswa. Salah
satu
kompetensi
guru
yang
menunjang keberhasilan proses
belajar mengajar di kelasa dalah
memahami
berbagai
model
pembelajaran
dan
mampu
mengembangkan
perangkat
pembelajaran
serta
mampu
menggunakannya dengan baik.
Sesuai dengan karakteristik
materi gerak lurus yang mengandung
pengetahuan
deklaratif
berupa
konsep abstrak dan pengetahuan
prosedural, maka materi gerak lurus
memerlukan
cara pembelajaran
yang cermat, agar konsep yang ada
bisa diterima dengan baik oleh siswa
dan kegiatan belajar mengajar
mencapai keberhasilan. Pengajaran
dapat efektif dan berhasil, jika guru
meliki metode pembelajaran yang
bervariasi, misalnya menggunakan
diskusi dan proyek kelompok kecil,
presentasi dan debat dalam kelas,
dan studi kasus. Semua itu tercakup
dalam
pembelajaran aktif (active
learning) terutama dalam strategi
turnamen
belajar
(learning
tournament). (Silberman, 2006).
Pembelajaran aktif dengan
strategi turnamen belajar dilakukan
dengan permainan yang bersifat
kompetisi tim dan penggabungan
kelompok belajar serta kerja sama.
Kompetisi atau persaingan dapat
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika (Heny Ekawati H.)
diterapkan dalam proses belajar
mengajar dalam bentuk persaingan
kelompok, juga persaingan dalam
bentuk individu. Menurut Sudjana
(2008:168) bahwa kerja sama dan
persaingan dapat digunakan sebagai
variasi dalam kegiatan belajar siswa
sehingga menunjang motivasi dan
perhatian
belajar.
Perangkat
pembelajaran
yang
diterapkan
peneliti
adalah
perangkat
pembelajaran
yang
memuat
informasi
yang dibutuhkan oleh
guru, khususnya
strategi dan
metode pembelajaran..
Dengan alasan inilah, maka
peneliti
akan
mengembangkan
Perangkat pembelajaran yang akan
melengkapi kekurangan yang ada
pada perangkat pembelajaran yang
telah ada, dengan menerapkan
pembelajaran
aktif
strategi
turnamen belajar sebagai salah satu
alternatif
dalam
mengatasi
permasalahan penyampaian materi
gerak
lurus.
Pengembangan
perangkat ini akan diujicobakan di
SMA Negeri 3 Lamongan. Dengan
mengembangkan
perangkat
pembelajaran ini diharapkan dapoat
terwujud Perangkat pembelajaran
yang berkualitas.
Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, dapat
dibuat rumusan masalah yaitu :
“Bagaimanakah kualitas dan hasil
uji coba perangkat pembelajaran
fisika pada materi gerak lurus yang
berorientasi pada pembelajaran aktif
dengan strategi turnamen belajar di
SMA Negeri 3 Lamongan ?“
Berdasarkan
rumusan
masalah tersebut dapat dijabarkan
dalam sub rumusan masalah sebagai
berikut:
49
1. Bagaimanakah
validitas
kelayakan
perangkat
pembelajaran fisika pada materi
gerak lurus yang berorientasi
pada pembelajaran aktif dengan
strategi turnamen belajar ?
2. Bagaimana
keterbacaan
perangkat pembelajaran fisika
yang dikembangkan ?
3. Bagaimana keterlaksanaan dan
pengelolaan pembelajaran fisika
dengan menggunakan perangkat
pembelajaran fisika pada materi
gerak lurus yang berorientasi
pada pembelajaran aktif dengan
strategi turnamen belajar ?
4. Bagaimana
aktivitas
siswa
terhadap pembelajaran fisika
dengan menggunakan perangkat
pembelajaran fisika pada materi
gerak lurus yang berorientasi
pada pembelajaran aktif dengan
strategi turnamen belajar?
5. Bagaimana ketuntasan hasil
belajar
siswa
dengan
menggunakan perangkat yang
dikembangkan?
6. Bagaimana
respon
siswa
terhadap
perangkat
yang
dikembangkan ?
Tujuan Penelitian
Sesuai
dengan
rumusan
masalah yang ada, maka tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui :
1. Kualitas perangkat pembelajaran
fisika pada materi gerak lurus
yang
berorientasi
pada
pembelajaran
aktif
dengan
strategi
turnamen
belajar
meliputi :
a. Validitas kelayakan perangkat
pembelajaran
fisika
pada
materi gerak lurus yang
berorientasi pada pembelajaran
50
aktif dengan strategi turnamen
belajar.
b. Keterbacaan
perangkat
pembelajaran
fisika yang
dikembangkan.
2. Hasil
uji
coba
perangkat
pembelajaran fisika pada materi
gerak lurus yang berorientasi
pada pembelajaran aktif dengan
strategi turnamen belajar di
SMA Negeri 3 Lamongan yang
meliputi:
a. Keterlaksanaan
dan
pengelolaan
pembelajaran
fisika dengan menggunakan
perangkat pembelajaran fisika
pada materi gerak lurus yang
berorientasi pada pembelajaran
aktif dengan strategi turnamen
belajar.
b. Aktivitas guru dan siswa pada
pembelajaran fisika dengan
menggunakan
perangkat
pembelajaran
fisika
pada
materi gerak lurus yang
berorientasi pada pembelajaran
aktif dengan strategi turnamen
belajar.
c. Ketuntasan hasil belajar siswa
dengan
menggunakan
perangkat pembelajaran yang
dikembangkan.
d. Respon
siswa
terhadap
perangkat pembelajaran yang
dikembangkan
Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari
penelitian ini antara lain adalah
terbuatnya perangkat pembelajaran
yang berkualitas,yang dapat di
gunakan di sekolah.
DASAR TEORI
A. Perangkat Pembelajaran
Saintis, Vol. 8, No. 1, April 2016
Perangkat
pembelajaran
yang diperlukan meliputi antara lain :
Silabus,Rancangan
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), Buku Siswa ,
Lembar Kerja Siswa (LKS),serta
media pembelajaran (Ibrahim, 2011).
1. Silabus
Silabus adalah rencana
pembelajaran
pada
suatu
kelompok mata pelajaran dengan
tema tertentu, yang mencakup
standar kompetensi, kompetensi
dasar, materi
pembelajaran,
indikator, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber belajar yang
dikembangkan oleh setiap satuan
pendidikan (Mulyasa, 2006).
2. Rancangan
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
adalah
rencana yang menggambarkan
prosedur
dan
manajemen
pembelajaran untuk mencapai
satu atau lebih kompetensi dasar
yang ditetapkan dalam Standar
isi dan dijabarkan dalam silabus.
RPP perlu dikembangkan
untuk mengkoordinasi komponen
pembelajaran yakni kompetensi
dasar, materi standar, indicator
hasil belajar, dan penilaian.
Kompetensi belajar berfungsi
untuk mengembangkan potensi
peserta didik ; Materi standar
berfungsi untuk memberikan
makna terhadap kompetensi
dasar ; indikator hasil belajar
berfungsi
menunjukkan
keberhasilan
pembentukan
kompetensi
peserta
didik,sedangkan
penilaian
berfungsi
mengukur
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika (Heny Ekawati H.)
pembentukan kompetensi dan
menentukan tindakan yang harus
dilakukan apabila kompetensi
dasar belum terbentuk atau
belum tercapai (Mulyasa, 2006).
3. Buku Siswa
Buku siswa merupakan
salah satu dari bentuk bahan ajar,
bahan ajar sendiri dapat di
artikan sebagai segala bahan
yang digunakan untuk membantu
guru atau instruktur dalam
melaksanakan kegiatan belajar
mengajar. Dengan bahan ajar,
siswa dapat mempelajari suatu
kompetensi dasar secara runtut
dan sistematis, sehingga secara
akumulatif mampu menguasai
semua kompetensi secara utuh
dan terpadu
( Madjid,
2007).
Buku ajar merupakan
sumber belajar dan perangkat
pembelajaran
yang
sangat
penting
dalam
proses
pembelajaran. Dalam proses
pembelajaran , buku ajar adalah
salah satu sumber yang berisi
materi suatu pokok bahasan atau
sub pokok bahasan berdasarkan
standar
kompetensi
dan
kompetensi dasar yang sesuai
kurikulum yang berlaku (
Mulyasa, 2006).
4. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar
Kerja
Siswa
(LKS) adlah lembaran - lembaran
berisi
tugas
yang
harus
dikerjakan oleh pesreta didik.
Lembar
Kegiatan
biasanya
berupa petunjuk, dan langkahlangkah untuk menyelesaikan
suatu
tugas
serta
jelas
51
kompetensi dasar yang akan
dicapainya. Tugas – tugas yang
diberikan kepada peserta didik
dapat berupa teoritis dan tugas –
tugaas praktis. Tugas teoritis
misalnya tugas
membaca
sebuahartikel tertentu kemudian
membuat
resume
untuk
dipresentasikan. Sedangkan tugas
praktis dapat berupa kerja
laboratorium atau kerja lapangan
(Depdiknas,2004).
Sedangkan menurut Hainur
( 1996) Lembar Kerja Siswa
(LKS) merupakan panduan untuk
menuntun siswa melakukan
kegiatan yang terprogram.
Jadi, LKS adalah suatu
lembaran – lembaran berisi tugas
dengan suatu panduan dalam
melakukan
kegiatan
yang
terprogram untuk siswa agar
kompetensi dasar dapat tercapai.
5. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari
bahasa latin dan merupakan
bentuk jamak dari kata medium
yang secara harfiah berarti
perantara atau penghantar pesan
dari pengirim ke penerima pesan.
Media Pembelajaran sebagai alat
bantumengajar merupakan suatu
kenyataan yang tidak dapat
dipungkiri karena gurulah yang
menghendakinya
untuk
membantu tugas guru dalam
menyampaikan
materi
pembelajaran
kepada
siswa
(Sadiman, 1993).
B. Pembelajaran Aktif (Active
Learning)
Pembelajaran aktif (active
learning)
merupakan
sebuah
52
kesatuan sumber kumpulan strategistrategi
pembelajaran
yang
komprehensif
yang meliputi
berbagai cara
untuk membuat
peserta didik aktif sejak awal
melalui aktifitas-aktifitas
yang
membangun
kerja
kelompok.
Pembelajaran aktif diperlukan untuk
mempelajari sesuatu dengan baik,
belajar aktif membantu untuk
mendengarkannya,
melihatnya,
mengajukan pertanyaan tentang
pelajaran
tertentu,
dan
mendiskusikannya. Yang paling
penting, siswa mampu memecahkan
masalah sendiri, menemukan contohcontoh, mencoba keterampilanketerampilan, dan melakukan tugastugas
yang
tergantung
pada
pengetahuan yang telah mereka
miliki atau yang harus mereka capai.
(Silberman, 2006).
Dalam
proses
pembelajaran aktif ada beberapa hal
yang harus diketahui (Silberman,
2006) :
1.
Pembelajaran aktif bukan
hanya bermain dan bersenangsenang, kendatipun kegiatan
ini menyenangkan dan tetap
mendatangkan
manfaat.
Pembelajaran aktif memberi
siswa
tantangan
yang
menuntut kerja keras.
2.
Pembelajaran
aktif
memfokuskan pada banyak
aktifitas
siswa,
yang
mencerminkan pengetahuan
yang telah mereka pelajari.
3.
Pembelajaran
aktif
membutuhkan waktu lebih
banyak, bila dibandingkan
dengan
pembelajaran
konvensional, tetapi tidak
banyak cara yang dapat
Saintis, Vol. 8, No. 1, April 2016
digunakan untuk menghindari
pembuangan waktu.
4.
Pembelajaran aktif dapat
meningkatkan motivasi siswa
untuk mempelajari topik yang
tidak menarik.
Pembelajaran
aktif
menggunakan kelompok belajar,
sehingga dapat memahami beberapa
pelajaran untuk mengajarkan siswa
bagaimana untuk dapat kelompok,
menetapkan aturan dasar kelompok,
melatih kemampuan atau keahlian
kelompok.
Menurut Umi Macmudah
(2008:64) pembelajaran aktif (Active
learning) merupakan segala bentuk
pembelajaran yang memungkinkan
siswa berperan secara aktif dalam
proses pembelajaran itu sendiri baik
dalam bentuk interaksi sesama siswa
maupun siswa dengan pengajar
dalam pross pembelajaran.
Pembelajaran aktif dimaksudkan
untuk mengoptimalkan penggunaan
semua potensi yang dimiliki oleh
anak didik, sehingga semua anak
didik dapat mencapai hasil belajar
yang memuaskan sesuai dengan
karakteristik pribadi yang mereka
miliki. Di samping itu, pembelajaran
aktif juga dimaksudkan untuk
menjaga perhatian siswa didik agar
tetap
tertuju
pada
proses
pembelajaran.
Menurut Bonwell dalam
Umi
Machmudin
(2008:64)
pembelajaran
aktif
memiliki
karakteristik sebagai berikut:
a) Penekanan proses pembelajaran
bukan
pada
penyampaian
informasi
oleh
pengajar
melainkan pada pengembangan
ketrampilan pemikiran analitis
dan kritis terhadap topik atau
permasalahan yang dibahahas.
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika (Heny Ekawati H.)
b) Siswa tidak hanya mendengarkan
pelajaran secara pasif, tetapi
mengerjakan
sesuatu yang
berkaitan dengan
materi
pelajaran.
c) Penekanan pada eksplorasi nilainilai dan sikap-sikap berkenaan
dengan materi pelajaran.
d) Siswa lebih banyak dituntut
berpikir kritis, menganalisa dan
melakukan evaluasi.
e) Umpan balik yang lebih cepat
akan
terjadi
pada
proses
pembelajaran.
Dalam strategi active
learning
setiap materi pelajaran
yang baru harus dikaitkan dengan
berbagai
pengetahuan
dan
pengalaman
yang
sebelumnya.
Materi
pelajaran
yang
baru
disediakan secara aktif
dengan
pengetahuan yang sudah ada. Agar
murid dapat belajar secara aktif guru
perlu menciptakan strategi yang
tepat guna hingga sedemikian rupa,
sehingga peserta didik mempunyai
motivasi
tinggi untuk belajar
(Mulyasa, 2007:241)
Beberapa hasil penelitian
yang ada menganjurkan agar anak
didik
tidak
hanya sekedar
mendengarkan saja di dalam kelas.
Mereka perlu membaca, menulis,
berdiskusi
atau bersama-sama
dengan anggota kelas yang lain
dalam memecahkan masalah. Yang
paling penting adalah bagaimana
membuat anak didik menjadi aktif,
sehingga mampu pula mengerjakan
tugas-tugas
yang menggunakan
kemampuan berpikir yang lebih
tinggi,
seperti
menganalisis,
membuat sisntesis dan mengevaluasi.
Dalam
konteks
ini,
maka
menghadirkan strategi-strategi yang
berhubungan dengan belajar aktif
53
sangat diperlukan, dalam arti kata
menggunakan
strategi
active
learning di kelas menjadi sangat
penting karena memiliki pengaruh
yang besar terhadap belajar siswa.
Secara umum dengan
melakukan pembelajaran
secara
aktif akan diperoleh hal-hal sebagai
berikut:
a) Siswa termotivasi
karena
lebih mudah belajar disaat
enjoy.
b) Berlangsung
dalam
lingkungan
yang tenang,
karena
percobaan
dan
kegagalan diterima.
c) Adanya partisipasi dari semua
kelompok.
d) Tiap orang bertanggungjawab
atas
pembelajarannya
masing-masing.
e) Fleksibel dan relevan
f) Sesuatu yang didapat menjadi
bertambah.
g) Setiap
siswa
berusaha
menyatakan pemikiran.
Dari uaraian diatas, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran
aktif
merupakan
strategi
pembelajaran yang melibatkan siswa
secara penuh dalam proses belajar
mengajar. Siswa mengoptimalkan
penggunaan semua potensi yang
dimilikinya, sehingga semua siswa
dapat mencapai hasil belajar yang
memuaskan
sesuai
dengan
karakteristik pribadi yang mereka
miliki.
C. Turnamen Belajar (Learning
Tournament)
Teknik ini merupakan versi
sederhana
dari
”Turnamen
permainan tim” yang dikembangkan
oleh Robert Slavin dan rekanrekannya. Teknik turnamen belajar
54
meggabungkan kelompok belajar
dan kompetisi tim, dan bisa
digunakan untuk meningkatkan
pembelajaran beragam fakta, konsep
dan ketrampilan. Kompetisi dapat
dilakukan dengan menggunakan
kata-kata, tindakan, cara kerja atau
bahan-bahan yang menantang akan
meningkatkan semangat anak didik
untuk belajar sehingga mengurangi
kemungkinan munculnya tingkah
laku yang menyimpang serta dapat
menarik perhatian anak didik dan
dapat mengendalikan gairah belajar
mereka (Djamarah, 2006: 185).
Kompetisi yang dimaksud bukan
kompetisi untuk saling menjatuhkan
dan yang lain direndahkan, tetapi
kompetisi yang dimaksud adalah
kompetisi dalam kelompok belajar
agar mencapai hasil yang lebih tinggi
tanpa menjatuhkan orang atau siswa
Prosedur Turnamen belajar
1. Guru memerintahkan setiap
kelompok berdiskusi membuat
rangkuman tentang materi yang
akan
diturnamenkan
pada
selembar kertas yang sudah
disiapkan oleh guru.
2. Guru memerintahkan kepada satu
siswa
dari tiap
kelompok
untuk maju ke depan kelas
dengan membawa catatan yang
sudah
didikusikan
dengan
kelompoknya.
3. Guru membacakan sebuah soal.
4. Siswa tadi menjawab soal yang
diajukan guru dengan menulis
jawaban soal pada selembar
kertas karton, sementara anggota
tim yang lain juga melakukan
hal yang sama dengan berembug
dalam timnya untuk menuliskan
jawaban pada kertas karton
5. Guru mengecek jawaban siswa
yang ada di depan kelas dengan
Saintis, Vol. 8, No. 1, April 2016
menyuruh mengangkat kertas
karton yang berisi jawaban dari
soal yang telah
dibacakan,
(mengecek jawaban benar/salah)
6. Guru memerintahkan kelompok
siswa yang telah menjawab
pertanyaan di depan kelas tadi
(mendapat nomor paling kecil
dalam tim) untuk kembali kepada
timnya.
7. Guru
memerintahkan
siswa
berikutnya
(yang
mendapat
nomor urut setelah siswa
pertama) untuk maju ke depan
kelas melaksanakan seperti yang
telah dilakukan oleh siswa
sebelumnya, demikian seterusnya
sampai soal yang disediakan guru
telah habis
8. Guru mengumumkan pemenang
tim. Dengan catatan setiap siswa
dalam anggota kelompok akan
mendapat
giliran
untuk
menjawab pertanyaan dari guru.
Guru memberi nomor pada setiap
anggota tim sebagai nama
kelompok.
D.
Model
Pengembangan
Perangkat Pembelajaran menurut
Thiagarajan
Model
pengembangan
perangkat seperti yang disarankan
oleh Thiagarajan, Semmel (1974)
adalah model 4-D ( Define, Design,
Develop,and
Diseminate
)
diadaptasikan menjadi model 4-P
(Pendefinisian,
Perancangan,
Pengembangan, dan Penyebaran).
1.
Tahap pendefinisian (Define)
Tahap pendefinisian adalah
menetapkan dan mendefinisikan
syarat-syarat pembelajaran, tahap
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika (Heny Ekawati H.)
ini
dilakukan
dengan
menganalisis kompetensi dasar
dalam batasan materi yang akan
dikembangkan
perangkatnya.
Ada 5 langkah pokok didalam
tahap ini, yaitu (a) Analisis ujung
depan, (b) Analisis siswa, (c)
Analisis tugas, Analisis konsep,
dan Perumusan Kompetensi
Dasar.
2.
3.
Tahap Perancangan ( Design )
Pada tahap ini dilakukan
perancangan prototype perangkat
pembelajaran. Di dalam tahapan
ini dilakukan penyusunan tes,
pemilihan media yang sesuai
tujuan untuk menyampaikan
materi pelajaran , dan pemilihan
format. Hasil dari tahap ini
berupa
rancangan
awal
perangkat. Tergantung pada
kebutuhan, komponen perangkat
sangat beragam, antara lain
berupa
Silabus,
Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran, Buku
Siswa, Lembar Kerja Siswa,
Lembar Evaluasi, dan Media
Pembelajaran.
Tahap
Pengembangan
(
Develop )
Tahap pengembangan ini
bertujuan untuk menghasilkan
perangkat pembelajaran yang
sudah
direvisi
berdasarkan
masukan para pakar. Tahapan ini
meliputi validasi perangkat oleh
pakar diikuti dengan revisi,
simulasin
untuk
mengecek
keterlaksanaan
perangkat,
kegiatan mengoperasionalkan RP
apakah keterlaksanaan perangkat,
kecocokan waktu, kerja alat dan
sebagainya.
Serta,
ujicoba
terbatas dengan siswa yang
55
sesungguhnya,
selanjutnya
adalah ujicoba lanjut dengan
jumlah siswa yang sesuai dengan
kelas sesungguhnya.
4.
Tahap
Diseminasi
(
Disseminate )
Ttahap
penggunaan
perangkat
yang
telah
dikembangkan pada kelas lain,
tujuannya
untuk
menguji
efektivitas penggunaan perangkat
dalam KBM.
Hasil Penelitian Yang Relevan
1. Penelitian Farisa (2005)
bahwa
Pengembangan
Perangkat
Pembelajaran
Fisika berbahasa inggris pada
materi pokok alat optic yang
berorientasi pada pendekatan
Contextual Teaching and
Learning
(CTL)
layak
digunakan.
2. Penelitian
Dyah
(2005)
bahwa pembelajaran aktif
dengan strategi Tournamen
belajar mampu menuntaskan
hasil belajar .
HIPOTESIS
Pengembangan
perangkat
pembelajaran
fisiska
yang
berorientasi pada pembelajaran aktif
dengan strategi turnamen belajar
layak digunakan pada materi gerak
lurus untuk siswa kelas X SMA
NEGERI 3 LAMONGAN
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis
penelitian pengembangan, karena
mengembangkan
perangkat
pembelajaran fisika SMA pada
materi gerak lurus yang mengacu
pada
model
pengembangan
56
perangkat
4-P
(Pendefinisian,
Perancagan,
Pengembangan,
Penyebaran) yang dikembangkan
Thiagarajan. Penelitian ini akan
dilakukan di SMA N 3 Lamongan
di kelas X Sedangkan sasaran
kompetensi dasar yang akan
dikembangkan adalah Menganalisis
pengaruh gerak lurus terhadap suatu
zat
1. Variabel Penelitian
Variabel yang dianalisis
dari pengembangan perangkat
pembelajaran ini adalah:
Kelayakan
perangkat
pembelajaran
yang
dikembangkan
a. Keterbacaan buku siswa
b. Keterlaksanaan RPP
c. Respon siswa
d. Ketuntasan belajar siswa
2. Definisi Operasional Variabel
Untuk
menghindari
pemahaman konsep, maka perlu
disajikan definisi operasional
dari beberapa variable yang
digunakan dalam penelitian ini.
Definisi operasional variable
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Kelayakan
perangkat
pembelajaran yaitu penilaian
terhadap tiap komponen
perangkat pembelajaran yang
dikembangkan berdasarkan
hasil validasi.
b. Keterbacaan buku siswa
adalah kemampuan siswa
dalam
membaca,
yang
dihitung
dengan
cara
membandingkan banyaknya
kalimat yang terbaca dengan
seluruh kalimat dikalikan
seratus persen.
Saintis, Vol. 8, No. 1, April 2016
c. Keterlaksanaan RPP, yaitu
presentase
keterlaksanaan
langkah-langkah
pada
pembelajaran yang telah
dirancang.
d. Ketuntasan belajar siswa:
skor yang diperoleh siswa
apabila
daya
serapnya
mencapai ≥ 72 % dari
indikator yang ditentukan.
e. Respon
siswa
adalah
tanggapan terhadap kegiatan
pembelajaran dan media yang
telah dikembangkan.
3. Desain Penelitian
Penelitian pengembangan
perangkat pembelajaran ini
menggunakan
model
4-P
(Pendefinisian,
Perancagan,
Pengembangan,
Penyebaran)
yang didasarkan:
 Perangkat
pembelajaran
model 4-P (Pendefinisian,
Perancagan, Pengembangan,
Penyebaran) lebih runtun
 Adanya tahap validasi dan
ujicoba yang menjadikan
draft yang dihasilkan lebih
sempurna (Ibrahim,2001).
Rancangan
penelitian
menggunakan model 4-P terdiri
dari empat tahapan yaitu
Pendefinisian
(Define),
Perancangan
(Design),
Pengembangan (Develop), dan
Penyebaran
(Disseminate).
Namun pada penelitian ini
hanya sampai pada tahap
Pengembangan saja.
a. Pendefinisian (Define)
Tahap
pendefinisian
adalah tahap yang bertujuan
menetapkan
serta
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika (Heny Ekawati H.)
mendefinisikan syarat-syarat
pembelajaran.
b. Perancangan (Design)
Tahapan ini bertujuan
mendesain awal perangkat
pembelajaran yang akan
dikembangkan diantaranya
silabus,
rancangan
pelaksanaan
pembelajaran
(RPP), buku siswa, lembar
kerja siswa (LKS). Tahapan
proses perancangan meliputi:
1) Penyusunan Silabus
Silabus
dikembangkan
sesuai
dengan
karakteristik sekolah.
2) Penyusunan RPP
Penyusunan
RPP
disesuaikan
dengan
kurikulum yang telah ada.
3) Penyusunan Buku Siswa
Rancangan awal dalam
dalam
penelitian
ini
mengacu pada kegiatan
menulis, menelaah, dan
mengedit buku siswa
dengan
susunan
isi
sebagai berikut:
a) Bagian awal yang
terdiri dari
b) Bagian Isi
c) Bagian Penutup
c. Pengembangan (Develop)
Tahap
pengembangan
dilakukan
untuk
mengembangkan perangkat
pembelajaran
yang
berorientasi
pada
pembelajaran aktif dengan
strategi turnamen belajar agar
menjadi perangkat yang lebih
baik melalui revisi dan
umpan balik berdasarkan
masukan dari ahli materi.
57
Yang dilakukan dalam tahap
ini adalah telaah I oleh ahli
materi, revisi I, telaah II yang
disertai dengan validasi,
revisi II, dan ujicoba.
1) Telaah
Tahap ini dilakukan
untuk untuk mengetahui
kelayakan
perangkat
pembelajaran
yang
dikembangkan
berdasarkan kebenaran isi
dan
format
serta
keterlaksanaan
dan
keterbacaan buku siswa.
Pada tahap ini melibatkan
validator, yaitu: dosen,
guru, dan siswa.
Telaah
dilakukan
dua kali. Telaah I belum
menggunakan
lembar
penilaian
validasi,
sehingga
hasil
yang
didapatkan hanya berupa
saran-saran dari para
validator (dosen) yang
selanjutnya
digunakan
sebagai bahan revisi
perangkat pembelajaran.
Sedangkan pada telaah II
telah
menggunakan
lembar penilaian validasi
yang disertai saran yang
dilakukan oleh dosen, dan
guru.
Berdasarkan
penilaian dan saran dari
validator,
didapatkan
hasil kelayakan perangkat
yang
selanjutnya
dilakukan revisi kembali
untuk
menghasilkan
perangkat pembelajaran
yang siap diujicobakan
pada siswa.
2) Revisi
58
Saintis, Vol. 8, No. 1, April 2016
Tahap revisi ini
dilakukan dalam dua kali,
yang terdiri dari revisi I
dan revisi II. Revisi I
dilakukan
terhadap
masukan pada draft I
sehingga menghasilkan
draft
II.
Revisi
II
dilakukan terhadap draft
II atas masukan dari
validator dan uji coba,
sehingga menghasilkan
draft III. Draft III
merupakan naskah akhir
perangkat pembelajaran
yang berorientasi pada
pembelajaran
aktif
dengan strategi turnamen
belajar.
3) Ujicoba
Tahap
ujicoba
dilakukan terhadap draft
II. Proses berlangsungnya
ujicoba
ini
diamati
dengan
menggunakan
lembar
keterlaksanaan
pembelajaran
oleh
validator
(guru
dan
pengamat), serta angket
respon siswa.
Pada tahap uji coba
ini dilakukan dengan
menggunakan rancangan
penelitian “One Shot
Case
Study’
untuk
mengetahui
ketuntasan
hasil belajar siswa dengan
menggunakan
pola
sebagai berikut:
X
O
Keterangan:
X
=
Treatment
(perlakuan),
yaitu
perangkat pembelajaran
yang dikembangkan
O = Tes, digunakan untuk
mengetahui penguasaan
materi
setelah
pembelajaran.
HASIL PENELITIAN
a. Hasil
Pengembangan
Perangkat Pembelajaran
Pengembangan
perangkat
pembelajaran
fisika
yang
berorientasi pada pembelajaran aktif
dengan strategi turnamen belajar
diawali dengan menjabarkan standar
isi yang kemudian dijabarkan
menjadi indicator. Indicator yang
telah
dikembangkan
akan
dijabarkan
menjadi
tujuan
pembelajaran,
sehingga
dari
penjabaran tujuan pembelajaran ini
dapat dilakukan penyusunan tes
evaluasi,
yang
kemudian
dilanjutkan
dengan
pemilihan
materi. Materi yang dipilih dalam
penelitian ini adalah pada materi
gerak lurus. Uji coba perangkat
pembelajaran dilaksanakan pada
semester genap di SMA Negeri 3
Lamongan,
sedangkan
subjek
penelitian ini adalah kelas X-7.
Perangkat
pembelajaran
yang
dikembangkan meliputi Silabus,
RPP, Buku Siswa, LKS dan Tes
hasiL Belajar.
b. Hasil Validasi Pengembangan
Perangkat Pembelajaran
Hasil validasi pengembangan
perangkat pembelajaran diperoleh
data
meliputi
hasil
validasi
perangkat pembelajaran ( Silabus,
RPP, Buku Siswa, LKS dan Tes
hasiL Belajar ). Hasil validasi ini
dilakukan
untuk
mengetahui
validitas
kelayakan
perangkat
pembelajaran
yang
telah
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika (Heny Ekawati H.)
dikembangkan. Validasi terhadap
perangkat pembelajaran yang telah
dibuat, dilakukan oleh pakar di
bidang pendidikan, materi, serta
evaluasi. Validasi pada perangkat
pembelajaran Silabus, RPP, Buku
Siswa, dan LKS dari pakar
dilakukan sebanyak dua kali.
Hasil
validasi
tiap-tiap
perangkat
pembelajaran
dapat
dideskripsikan sebagai berikut :
a. Validasi Silabus
Hasil validasi secara umum
yaitu berupa perbaikan penyesuaian
kegiatan pembelajaran dengan
indicator. Sedangkan hasil validasi
final berdasarkan analisis terhadap
kelayakan silabus menunjukkan
bahwa secar umum layak digunakan
dengan kategori baik. Hasil ini
ditunjukkan dengan skor yang
diperoleh untuk validitas silabus
sebesar 3.
b. Validasi RPP
Pada RPP yang dikembangkan,
hasil validasi yang diperoleh
sebelum menggunakan lembar
penilaian
adalah
perbaikan
kesesuaian kegiatan pembelajaran
yang dilakukan, yang sesuai dengan
tujuan –tujuan pembelajaran, dan
memperhatikan ulang komponenkomponen dalam strategi turnamen
belajar,
pada
langkah-langkah
pembelajaran yang ada pada RPP.
Sedangkan hasil validasi final
dengan
menggunakan
lembar
penilaian diperoleh skor 3, yang
menunjukkan bahwa RPP yang
dikembangkan layak digunakan
dengan kategori baik.
c. Validasi Buku siswa
Pada buku siswa, validitas
diperoleh dengan validasi oleh ahli
59
materi, dan keterbacaan buku siswa
tersebut oleh siswa. Pada validasi
ahli materi, sebelum menggunakan
lembar penilaian dipeoleh perbaikan
berupa penambahan materi dan
motivasi awal. Sedangkan hasil
validasi
setelah menggunakan
lembar penilaian diperoleh hasil
bahwa buku siswa layak digunakan
dengan kategori baik dengan skor 3.
d. Validasi LKS
Pada validasi yang dilakukan
pada LKS, diperoleh perbaikkan
untuk memperjelas prosedur kerja
yang menunjukkan pembelajarn
aktif dengan strategi turnamen
belajar. Sedangkan validasu final
diperoleh
skor
3,25.
Yang
menunjukkan bahwa LKS yang
dikembangkan
telah
layak
digunakan dengan kategori baik.
c. Penyajian Data Hasil Uji Coba
Perangkat Pembelajaran
a. Hasil
Pelaksanaan
Pembelajaran
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran ( RPP ) pada
hakekatnya
merupakan
perencanaan jangka pendek
untuk
meperkirakan
atau
memproyeksikan apa yang akan
dilakukan dalam pembelajaran
( Mulyasa, 2006 )
RPP disusun untuk satu kali
pertemuaan
dengan
waktu
pembelajaran selama 45 Menit.
RPP yang dimaksud adalah RPP
yang
berorientasi
pada
pembelajaran
aktif
dengan
strategi turnamen belajar .
Menurut
Schroeder
dalam
Silberman
(2009)
metode
pembelajaran
dalam
pembelajaran aktif
60
Saintis, Vol. 8, No. 1, April 2016
b. Aktivitas guru dan siswa
Presentase Aktivitas guru
kegiatan belajar mengajar
N
Aktivitas Guru
o
1 Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2 Memotivasi siswa
3 Menyampaikan
informasi tentang
materi
4 Mengorganisasi dalam
kelompok-kelompok
belajar
5 Membimbing siswa
mengerjakan LKS dan
melakukan percobaan
6 Melakukan dan
mendorong
dilakukannya
keterampilan kooperatif
7 Mengawasi setiap
kelompok secara
bergantian
8
9
Memberikan umpan
balik
Melakukan perilaku
yang tidak relevan
dengan tidak KBM
Total
selama
%
4,17
4,17
29,16
4,17
14,58
12,50
22,92
4,17
menyampaikan informasi tentang
materi dengan presentase sebesar
29,16%.
Aktivitas Siswa selama kegiatan
belajar mengajar
No Aktivitas Siswa
%
Mendengarkan
1 penjelasan
23,56
guru/siswa
Melakukan
2
24,04
percobaan
Mengajukan
3
4,81
pertanyaan
Menjawab
4
20,67
pertanyaan
Mengemukakan
5
2,40
pendapat/ide
Mengerjakan tes
6
19,71
hasil belajar
Berperilaku
yang tidak
7
4,81
relevan dengan
KBM
Total
100
4,17
100
Dalam hal ini aktivitas guru yang
paling
dominan
selama
pembelajaran
adalah
Dari grafik dapat dianalisis
bahwa aktivitas siswa yang
paling
dominan
adalah
melakukan percobaan
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika (Heny Ekawati H.)
c. Ketuntasan hasil belajar
siswa
Hasil belajar siswa digunakan
untuk mengukur tingkat
pemahaman siswa terhadap
materi yang diberikan. Hasil
belajar ini diukur dengan
memberikan tes tertulis.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis data
penelitian
pengembangan
perangkat
pembelajaran
yang
berorientasi pada Active Learning ,
maka
dilakukan
pembahasan
sebagai berikut :
1. Hasil Validasi Pengembangan
Perangkat pembelajaran
Berdasarkan hasil analisis
kelayakan perangkat pembelajaran
yang berorientasi pada Active
Learning pada materi gerak lurus
menunjukkkan bahwa perangkat
pembelajaran
yang
telah
dikembangkan
telah
layak
digunakan dengan kategori baik.
Hal tersebut dapat dilihat dari nilai
rata-rata pada silabus, RPP, buku
siswa dan LKS sebesar 3,06.
Sedangkan untuk tes hasil belajar
dinyatakan
layak.
Penilaian
validasi tertinggi terdapat pada
silabus dengan skor 3,25.
Sedangkan untuk penilaian
keterbacaan buku siswa yang
dilakukan oleh siswa diperoleh
presentase keterbacaan sebesar
67,56 %. Hasil ini menunjukkan
bahwa
buku
siswa
yang
dikembangkan
telah
terbaca
dengan baik oleh siswa.
2. Hasil Uji Coba Perangkat
Pembelajaran
61
a. Pengamatan Keterlaksanaan
dan
Pengelolaaan
Pembelajaran Fisika
Dari
analisis
hasil
pengamatan keterlaksanaan RPP
menunjukkan
presentase
keterlaksanaan sebesar 96 %.
Sedangkan untuk pengelolaan
pembelajaran , hasil analisis
menunjukkkan bahwa secar
umum guru telah mengelola
pembelajaran dengan baik. Hal
tersebut dapat dilihat dari skor
masing-masing
tahap
pembelajaran.
Untuk tahap pendahuluan
dengan memberikan motivasi
awal
kepada
siswa
serta
menyampaikan
tujuan
pembelajaran telah dilakukan
dengan sangat baik dengan skor
masing-masing 3,67. Begitu juga
untuk tahap kegiatan inti, skor
yang diperoleh sebesar 3,26 skor
tersebut juga menunjukkan kalau
guru sudah baik dalam mengelola
tahap kegiatan inti. Sedangkan
pada kegiatan penutup skor yang
diperoleh hanya sebesar 3,03.
b. Pengamatan aktivitas guru dan
siswa
Dalam hal ini aktivitas guru
yang paling dominan selama
pembelajaran
fisika
dengan
menggunakan
perangkat
pembelajaran
yang
dikembangkan
adalah
menyampaikan informasi tentang
materi dengna nilai rata- rata
sebesar 24,20 %.hal tersebut
dilakukan guru dalam usaha
untuk
menjelaskan
materi.
Dengan menggunakan buku
siswa yang digunakan, proses
komunikasi antara guru dengan
62
Saintis, Vol. 8, No. 1, April 2016
siswa dalam proses belajar
mengajar memerlukan media
sebagai alat bantu mengajar.
Sedangkan aktivitas siswa
yang dominan selama kegiatan
pembelajaran adalah melakukan
percobaan sebesar 24,04 %. Hal
ini berarti guru telah berhasil
membuat siswa lebih sibuk
dengan kegiatan yang relevan
dalam kegiatan belajar mengajar.
Bervariasinya
cara yang
digunakan guru dalam proses
pembelajaran
telah mampu
membuat siswa tidak melakukan
hal-hal yang tidak relevan
dengan kegiata belajar mengajar.
c. Ketuntasan hasil belajar siswa
Berdasarkan evaluasi hasil
belajar siswa pada kelas X-7
adalah sebesar 87,5 %. Factor
yang
menyebabkan
tidak
tuntasnya hasil belajar siswa
adalah dikarenakan siswa tidak
mampu
memahami
konsep
dengan
pengetahuan
yang
mereka gali sendiri karena tidak
semua
siswa
menyukai
pembelajaran secara kelompok
karena setiap anak adalah unik
sehingga gaya belajar yang
dimiliki oleh anak berbeda-beda.
Ketidak tuntasan hasil belajar
tersebut dimungkinkan bahwa
anak tersebut lebih menyukai
belajar
dengan
kesendirian,
belajar dengan music ataupun
belajar dengan bergerak sehingga
mereka tidak mampu memahami
konsep
lewat
pembelajaran
dengan kelompok dan juga
dipengaruhi oleh kemampuan
siswa itu sendiri.
Selain
pelaksanaan
pembelajaran, ketuntasan hasil
belajar ini, juga dipengaruhi oleh
baik
tidaknya
perangkat
pembelajaran
yang
dikembangkan
.
perangkat
pembelajaran berorientasi pada
pembelajaran aktif siswa diajak
menyelesaikan masalah dengan
menggunakan pengetahuan yang
telah
mereka
pelajari
( Silberman, 2009 ). Dengan
demikian siswa tidak bosan
karena hanya mendegar ceramah
saja, dalam pembelajaran aktif ini
siswa dikondisiskan dalam sikap
mencari
bukan
sekedar
menerima.
Berdasarkan
hasil
pembelajaran
yang dipandu
dengan perangkat berorientasi
pembelajaran aktif
strategi
turnamen
belajar
maka
didapatkan bahwa turnamen
belajar
yang
dilaksanakan
menunjukkan hasil yang baik.
Pada setiap pertemuan secara
umum setiap kelompok berhasil
mencapai nilai
yang terus
mengalami
kenaikan.
Pembelajaran
aktif
dengan
strategi
turnamen
belajar
membuat siswa lebih termotivasi
dalam
belajar
sehingga
membantu siswa
menguasai
konsep yang diajarkan. Hal ini
karena pembelajaran
yang
dilakukan tidak seperti biasanya,
tetapi
dengan
permainan
turnamen belajar, diskusi dan
juga pelatihan pemupukan rasa
tanggung jawab bersama dalam
kelompok. Hal ini sesuai dengan
yang
diungkapkan
oleh
Schroeder dan koleganya (1993)
dalam Silberman (2000) bahwa
siswa sekolah menengah lebih
suka kegiatan belajar yang aktif
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika (Heny Ekawati H.)
dari pada kegiatan yang reflektif
abstrak dengan rasio lima
banding satu.
Berdasarkan analisis data dan
pembahasan di atas, diperoleh
bahwa
menggunakan
pembelajaran
aktif
strategi
turnamen
belajar
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
d. Respon
Siswa
terhadap
pembelajaran aktif
Untuk mengetahui respon
siswa terhadap pembelajaran
aktif siswa diberikan lembar
respon siswa saat pembelajaran
telah berakhir. Tanggapan siswa
disajikan pada tabel. Berdasarkan
tabel diketahui bahwa sebagian
besar
siswa
memberikan
tanggapan atau respon yang
positif terhadap beberapa aspek
yang berkaitan dengan perangkat
yang dikembangkan oleh peneliti
maupun
selama
kegiatan
pembelajaran berlangsung.
KESIMPULAN
Dari analisis dan penelitian , dapat
disimpulkan bahwa :
1. Hasil telaah kelayakan Perangkat
pembelajaran yang dikembangkan
meliputi silabus, RPP, buku siswa,
dan silabus diperoleh kategori
baik pada setiap perangkat dengan
rata-rata 3,25 , sebagai perangkat
pembelajaran
yang
layak
digunakan.
2. Hasil keterbacaan buku siswa
diperoleh kategori baik dengan
presentase rata- rata sebesar 67,56
%.
3. Pada
hasil
keterlaksanaan
pembelajaran diperoleh rata-rata
keterlaksanaan sebesar 96 % pada
satu kali pertemuan. Untuk
4.
5.
6.
7.
63
pengelolaan pembelajaran, guru
mendapat hasil dengan kategori
sangat baik pada tahap persiapan,
pendahuluan, dan mendapatkan
kategori baik pada kegiatan inti,
penutup, pengelolaan waktu ,
suasana kelas, dan penggunaan
bahasa yang dilakukan oleh siswa.
Aktivitas guru yang paling
menonjol adalah menyampaikan
informasi tentang materi dengan
presentase sebesar 29,16 %.
Aktivitas siswa yang paling
menonjol
adalah
melakukan
percobaan sebesar 24,04 %
Ketuntasan hasil belajar siswa
secara klasikal sebesar 87,5%.
Secara umum siswa menunjukkan
respon
positif
terhadap
pembelajaran
dengan
menggunakan
perangkat
pembelajaran
yang
dikemnbangkan.
Hambatan yang ditemui peneliti
ketika
melakukan
ujicoba
perangkat ini adalah
belum
diajarkannya materi gerak lurus
oleh guru pengajar sebelumnya,
serta
kurangnya
kegiatan
praktikum yang dilakukan oleh
siswa, sehinggasiswa kurang
terampil dalam menggunakan alat
dan melakukan praktikum.
SARAN
Dari pengalaman yang dialami dalam
penelitian ini, peneliti menyarankan
sebaiknya siswa lebih dibiasakan
dengan kegiatan praktikum serta
memperbaiki pengelolaan waktu agar
pembelajaran dapat dilakukan lebih
efektif dan maksimal.
64
Saintis, Vol. 8, No. 1, April 2016
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, HainurRasid. 1996.
Telaah Kurikulum Fisika
SMU. Surabaya: University
Press IKIP Surabaya
Amri, Sofan & Iif Khoiru
Ahmadi. 2010. Proses
Pembelajaran Kreatif dan
Inovatif Dalam Kelas.
Jakarta: PT. Prestasi
Pustakaraya.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian. Jakarta : PT.
Rineka Cipta
Depdiknas. 2006. Standar Isi,
Standar Kompetensi Lulusan,
dan Panduan Penyusunan
KTSP.
Jakarta:
Badan
Standar Nasional Pendidikan.
Djamarah, S. F dan Aswan Zain.
2006.
Strategi
Belajar
Mengajar
edisi
revisi.
Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum
dan Pengajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.
Ibrahim,
Muslimin.
2001.
Pengembangan
Perangkat
Pembelajaran.
Dirjen,
Dikdasmen, Depdiknas.
Jihad, Asep dan Haris, Abdul. 2008.
Evaluasi
Pembelajaran.
Yogyakarta: Multi Presindo
Machmudah, Umi dan Rosyidi A. W.
2008. Active Learning dalam
pembelaran Bahasa Arab.
Malang:
UIN-MALANG
PRES.
Mulyasa, E. 2007. Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan.
Bandung:
Remaja
Rosdakarya.
Silberman, Melvin L. 2006. Active
Learning 101 Cara Belajar
Siswa Aktif. Edisi Revisi.
Bandung: Nusa Media.
Sudjana, Nana. 2001. Penelitian dan
penilaian
Pendidikan.
Bandung : Sinar Baru
Algesindo.
Download