Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika (Heny Ekawati H.) 47 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA PADA MATERI GERAK LURUS YANG BERORIENTASI PADA PEMBELAJARAN AKTIF DENGAN STRATEGI TURNAMEN BELAJAR DI SMA NEGERI 3 LAMONGAN Heny Ekawati Haryono FKIP Universitas Islam Darul Ulum Lamongan Abstract : This study was aimed to develop a learning device oriented active learning strategies learning tournament on the material straight motion for class X SMA. The development of this learning device refered to a development model suggested by Thiagrajan, Semmel ie 4D models with each step included in the revision activity. Activities revision aimed to produce a decent learning device in terms of validation and implementation. The purpose of this study to describe the application of the device was seen from the results of learning activities, learning outcomes mastery, student responses, and also obstacles during the learning process. Based on the results of the analysis can be concluded that learning-oriented devices on active learning to learn tournament strategy developed could be said to be feasible in terms of validation and implementation. The results of feasibility validation device consisted of a syllabus, lesson plans, worksheets, Student Book and Instrument Ratings. The validation of the results showed that the learning device deserves to be tested on a limited basis to determine the feasibility of implementation. Limited trial conducted at SMA Negeri 3 Lamongan X-7. The result of the application of the device during the tests showed the implementation of RPP by 96%, achieving the students’ learning outcomes classical completeness of 87.5% and students’ responses indicated a positive result 88% agree with the activities and learning devices with active learning orientation. Keywords: Learning Tool, Active Learning, Tournament Learning, Motion straight PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat untuk mencapai tujuan pembangunan. Untuk mencapai tujuan pendidikan pemerintah mengadakan berbagai perbaikan dan peningkatan kualitas dibidang pendidikan. Salah satu upaya pemerintah adalah dengan mengembangkan dan menyempurnakan kurikulum yang digunakan di sekolah. Perubahan kurikulum dari KBK (KurikulumBerbasisKompetensi) menjadi KTSP (Kurikulum Tingkat 48 Satuan Pendidikan) diharapkan dapat meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan.Pengembangan Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. KTSP dikembangkan mengacu pada SI (Standar Isi) dan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Pengembangan kurikulum dimaksudkan untuk menyesuaikan program pendidikan pada satuan pendidikan dengan kondisi dan kekhasan potensi yang ada di suatu daerah. Selain adanya perubahan kurikulum, perlu diterapkan pengembangan perangkat pembelajaran, strategi pengajaran, model pengajaran, teknik pengajaran yang sesuai dengan konsep yang diajarkan. Hal tersebut bertujuan agar materi yang diajarkan oleh guru dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Siswa mempunyai peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan, yaitu dengan mengubah pola belajarm siswa yang awalnya bersikap pasif saat ini dituntut untuk lebih aktif dalam mengikuti pelajaran. Pembelajaran sendiri adalah system interaksi peserta didik dengan pendidik pada suatu lingkungan belajar, hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003, jadi Saintis, Vol. 8, No. 1, April 2016 dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah hubungan timbale balik antara guru dengan siswa untuk melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar yang kreatif dan aktif. Guru yang memiliki kompetensi akan lebih mampu untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, aktif dan menyenangkan sehingga materi yang dipelajari dapat dipahami secara maksimal oleh siswa. Salah satu kompetensi guru yang menunjang keberhasilan proses belajar mengajar di kelasa dalah memahami berbagai model pembelajaran dan mampu mengembangkan perangkat pembelajaran serta mampu menggunakannya dengan baik. Sesuai dengan karakteristik materi gerak lurus yang mengandung pengetahuan deklaratif berupa konsep abstrak dan pengetahuan prosedural, maka materi gerak lurus memerlukan cara pembelajaran yang cermat, agar konsep yang ada bisa diterima dengan baik oleh siswa dan kegiatan belajar mengajar mencapai keberhasilan. Pengajaran dapat efektif dan berhasil, jika guru meliki metode pembelajaran yang bervariasi, misalnya menggunakan diskusi dan proyek kelompok kecil, presentasi dan debat dalam kelas, dan studi kasus. Semua itu tercakup dalam pembelajaran aktif (active learning) terutama dalam strategi turnamen belajar (learning tournament). (Silberman, 2006). Pembelajaran aktif dengan strategi turnamen belajar dilakukan dengan permainan yang bersifat kompetisi tim dan penggabungan kelompok belajar serta kerja sama. Kompetisi atau persaingan dapat Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika (Heny Ekawati H.) diterapkan dalam proses belajar mengajar dalam bentuk persaingan kelompok, juga persaingan dalam bentuk individu. Menurut Sudjana (2008:168) bahwa kerja sama dan persaingan dapat digunakan sebagai variasi dalam kegiatan belajar siswa sehingga menunjang motivasi dan perhatian belajar. Perangkat pembelajaran yang diterapkan peneliti adalah perangkat pembelajaran yang memuat informasi yang dibutuhkan oleh guru, khususnya strategi dan metode pembelajaran.. Dengan alasan inilah, maka peneliti akan mengembangkan Perangkat pembelajaran yang akan melengkapi kekurangan yang ada pada perangkat pembelajaran yang telah ada, dengan menerapkan pembelajaran aktif strategi turnamen belajar sebagai salah satu alternatif dalam mengatasi permasalahan penyampaian materi gerak lurus. Pengembangan perangkat ini akan diujicobakan di SMA Negeri 3 Lamongan. Dengan mengembangkan perangkat pembelajaran ini diharapkan dapoat terwujud Perangkat pembelajaran yang berkualitas. Rumusan Masalah Dari uraian di atas, dapat dibuat rumusan masalah yaitu : “Bagaimanakah kualitas dan hasil uji coba perangkat pembelajaran fisika pada materi gerak lurus yang berorientasi pada pembelajaran aktif dengan strategi turnamen belajar di SMA Negeri 3 Lamongan ?“ Berdasarkan rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan dalam sub rumusan masalah sebagai berikut: 49 1. Bagaimanakah validitas kelayakan perangkat pembelajaran fisika pada materi gerak lurus yang berorientasi pada pembelajaran aktif dengan strategi turnamen belajar ? 2. Bagaimana keterbacaan perangkat pembelajaran fisika yang dikembangkan ? 3. Bagaimana keterlaksanaan dan pengelolaan pembelajaran fisika dengan menggunakan perangkat pembelajaran fisika pada materi gerak lurus yang berorientasi pada pembelajaran aktif dengan strategi turnamen belajar ? 4. Bagaimana aktivitas siswa terhadap pembelajaran fisika dengan menggunakan perangkat pembelajaran fisika pada materi gerak lurus yang berorientasi pada pembelajaran aktif dengan strategi turnamen belajar? 5. Bagaimana ketuntasan hasil belajar siswa dengan menggunakan perangkat yang dikembangkan? 6. Bagaimana respon siswa terhadap perangkat yang dikembangkan ? Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui : 1. Kualitas perangkat pembelajaran fisika pada materi gerak lurus yang berorientasi pada pembelajaran aktif dengan strategi turnamen belajar meliputi : a. Validitas kelayakan perangkat pembelajaran fisika pada materi gerak lurus yang berorientasi pada pembelajaran 50 aktif dengan strategi turnamen belajar. b. Keterbacaan perangkat pembelajaran fisika yang dikembangkan. 2. Hasil uji coba perangkat pembelajaran fisika pada materi gerak lurus yang berorientasi pada pembelajaran aktif dengan strategi turnamen belajar di SMA Negeri 3 Lamongan yang meliputi: a. Keterlaksanaan dan pengelolaan pembelajaran fisika dengan menggunakan perangkat pembelajaran fisika pada materi gerak lurus yang berorientasi pada pembelajaran aktif dengan strategi turnamen belajar. b. Aktivitas guru dan siswa pada pembelajaran fisika dengan menggunakan perangkat pembelajaran fisika pada materi gerak lurus yang berorientasi pada pembelajaran aktif dengan strategi turnamen belajar. c. Ketuntasan hasil belajar siswa dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. d. Respon siswa terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan Manfaat Hasil Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain adalah terbuatnya perangkat pembelajaran yang berkualitas,yang dapat di gunakan di sekolah. DASAR TEORI A. Perangkat Pembelajaran Saintis, Vol. 8, No. 1, April 2016 Perangkat pembelajaran yang diperlukan meliputi antara lain : Silabus,Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Buku Siswa , Lembar Kerja Siswa (LKS),serta media pembelajaran (Ibrahim, 2011). 1. Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan (Mulyasa, 2006). 2. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP perlu dikembangkan untuk mengkoordinasi komponen pembelajaran yakni kompetensi dasar, materi standar, indicator hasil belajar, dan penilaian. Kompetensi belajar berfungsi untuk mengembangkan potensi peserta didik ; Materi standar berfungsi untuk memberikan makna terhadap kompetensi dasar ; indikator hasil belajar berfungsi menunjukkan keberhasilan pembentukan kompetensi peserta didik,sedangkan penilaian berfungsi mengukur Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika (Heny Ekawati H.) pembentukan kompetensi dan menentukan tindakan yang harus dilakukan apabila kompetensi dasar belum terbentuk atau belum tercapai (Mulyasa, 2006). 3. Buku Siswa Buku siswa merupakan salah satu dari bentuk bahan ajar, bahan ajar sendiri dapat di artikan sebagai segala bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dengan bahan ajar, siswa dapat mempelajari suatu kompetensi dasar secara runtut dan sistematis, sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu ( Madjid, 2007). Buku ajar merupakan sumber belajar dan perangkat pembelajaran yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran , buku ajar adalah salah satu sumber yang berisi materi suatu pokok bahasan atau sub pokok bahasan berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang sesuai kurikulum yang berlaku ( Mulyasa, 2006). 4. Lembar Kerja Siswa (LKS) Lembar Kerja Siswa (LKS) adlah lembaran - lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh pesreta didik. Lembar Kegiatan biasanya berupa petunjuk, dan langkahlangkah untuk menyelesaikan suatu tugas serta jelas 51 kompetensi dasar yang akan dicapainya. Tugas – tugas yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa teoritis dan tugas – tugaas praktis. Tugas teoritis misalnya tugas membaca sebuahartikel tertentu kemudian membuat resume untuk dipresentasikan. Sedangkan tugas praktis dapat berupa kerja laboratorium atau kerja lapangan (Depdiknas,2004). Sedangkan menurut Hainur ( 1996) Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan panduan untuk menuntun siswa melakukan kegiatan yang terprogram. Jadi, LKS adalah suatu lembaran – lembaran berisi tugas dengan suatu panduan dalam melakukan kegiatan yang terprogram untuk siswa agar kompetensi dasar dapat tercapai. 5. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau penghantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media Pembelajaran sebagai alat bantumengajar merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri karena gurulah yang menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa (Sadiman, 1993). B. Pembelajaran Aktif (Active Learning) Pembelajaran aktif (active learning) merupakan sebuah 52 kesatuan sumber kumpulan strategistrategi pembelajaran yang komprehensif yang meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik aktif sejak awal melalui aktifitas-aktifitas yang membangun kerja kelompok. Pembelajaran aktif diperlukan untuk mempelajari sesuatu dengan baik, belajar aktif membantu untuk mendengarkannya, melihatnya, mengajukan pertanyaan tentang pelajaran tertentu, dan mendiskusikannya. Yang paling penting, siswa mampu memecahkan masalah sendiri, menemukan contohcontoh, mencoba keterampilanketerampilan, dan melakukan tugastugas yang tergantung pada pengetahuan yang telah mereka miliki atau yang harus mereka capai. (Silberman, 2006). Dalam proses pembelajaran aktif ada beberapa hal yang harus diketahui (Silberman, 2006) : 1. Pembelajaran aktif bukan hanya bermain dan bersenangsenang, kendatipun kegiatan ini menyenangkan dan tetap mendatangkan manfaat. Pembelajaran aktif memberi siswa tantangan yang menuntut kerja keras. 2. Pembelajaran aktif memfokuskan pada banyak aktifitas siswa, yang mencerminkan pengetahuan yang telah mereka pelajari. 3. Pembelajaran aktif membutuhkan waktu lebih banyak, bila dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, tetapi tidak banyak cara yang dapat Saintis, Vol. 8, No. 1, April 2016 digunakan untuk menghindari pembuangan waktu. 4. Pembelajaran aktif dapat meningkatkan motivasi siswa untuk mempelajari topik yang tidak menarik. Pembelajaran aktif menggunakan kelompok belajar, sehingga dapat memahami beberapa pelajaran untuk mengajarkan siswa bagaimana untuk dapat kelompok, menetapkan aturan dasar kelompok, melatih kemampuan atau keahlian kelompok. Menurut Umi Macmudah (2008:64) pembelajaran aktif (Active learning) merupakan segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi sesama siswa maupun siswa dengan pengajar dalam pross pembelajaran. Pembelajaran aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu, pembelajaran aktif juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Menurut Bonwell dalam Umi Machmudin (2008:64) pembelajaran aktif memiliki karakteristik sebagai berikut: a) Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan ketrampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahahas. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika (Heny Ekawati H.) b) Siswa tidak hanya mendengarkan pelajaran secara pasif, tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran. c) Penekanan pada eksplorasi nilainilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pelajaran. d) Siswa lebih banyak dituntut berpikir kritis, menganalisa dan melakukan evaluasi. e) Umpan balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran. Dalam strategi active learning setiap materi pelajaran yang baru harus dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang sebelumnya. Materi pelajaran yang baru disediakan secara aktif dengan pengetahuan yang sudah ada. Agar murid dapat belajar secara aktif guru perlu menciptakan strategi yang tepat guna hingga sedemikian rupa, sehingga peserta didik mempunyai motivasi tinggi untuk belajar (Mulyasa, 2007:241) Beberapa hasil penelitian yang ada menganjurkan agar anak didik tidak hanya sekedar mendengarkan saja di dalam kelas. Mereka perlu membaca, menulis, berdiskusi atau bersama-sama dengan anggota kelas yang lain dalam memecahkan masalah. Yang paling penting adalah bagaimana membuat anak didik menjadi aktif, sehingga mampu pula mengerjakan tugas-tugas yang menggunakan kemampuan berpikir yang lebih tinggi, seperti menganalisis, membuat sisntesis dan mengevaluasi. Dalam konteks ini, maka menghadirkan strategi-strategi yang berhubungan dengan belajar aktif 53 sangat diperlukan, dalam arti kata menggunakan strategi active learning di kelas menjadi sangat penting karena memiliki pengaruh yang besar terhadap belajar siswa. Secara umum dengan melakukan pembelajaran secara aktif akan diperoleh hal-hal sebagai berikut: a) Siswa termotivasi karena lebih mudah belajar disaat enjoy. b) Berlangsung dalam lingkungan yang tenang, karena percobaan dan kegagalan diterima. c) Adanya partisipasi dari semua kelompok. d) Tiap orang bertanggungjawab atas pembelajarannya masing-masing. e) Fleksibel dan relevan f) Sesuatu yang didapat menjadi bertambah. g) Setiap siswa berusaha menyatakan pemikiran. Dari uaraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa secara penuh dalam proses belajar mengajar. Siswa mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimilikinya, sehingga semua siswa dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. C. Turnamen Belajar (Learning Tournament) Teknik ini merupakan versi sederhana dari ”Turnamen permainan tim” yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan rekanrekannya. Teknik turnamen belajar 54 meggabungkan kelompok belajar dan kompetisi tim, dan bisa digunakan untuk meningkatkan pembelajaran beragam fakta, konsep dan ketrampilan. Kompetisi dapat dilakukan dengan menggunakan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan semangat anak didik untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang serta dapat menarik perhatian anak didik dan dapat mengendalikan gairah belajar mereka (Djamarah, 2006: 185). Kompetisi yang dimaksud bukan kompetisi untuk saling menjatuhkan dan yang lain direndahkan, tetapi kompetisi yang dimaksud adalah kompetisi dalam kelompok belajar agar mencapai hasil yang lebih tinggi tanpa menjatuhkan orang atau siswa Prosedur Turnamen belajar 1. Guru memerintahkan setiap kelompok berdiskusi membuat rangkuman tentang materi yang akan diturnamenkan pada selembar kertas yang sudah disiapkan oleh guru. 2. Guru memerintahkan kepada satu siswa dari tiap kelompok untuk maju ke depan kelas dengan membawa catatan yang sudah didikusikan dengan kelompoknya. 3. Guru membacakan sebuah soal. 4. Siswa tadi menjawab soal yang diajukan guru dengan menulis jawaban soal pada selembar kertas karton, sementara anggota tim yang lain juga melakukan hal yang sama dengan berembug dalam timnya untuk menuliskan jawaban pada kertas karton 5. Guru mengecek jawaban siswa yang ada di depan kelas dengan Saintis, Vol. 8, No. 1, April 2016 menyuruh mengangkat kertas karton yang berisi jawaban dari soal yang telah dibacakan, (mengecek jawaban benar/salah) 6. Guru memerintahkan kelompok siswa yang telah menjawab pertanyaan di depan kelas tadi (mendapat nomor paling kecil dalam tim) untuk kembali kepada timnya. 7. Guru memerintahkan siswa berikutnya (yang mendapat nomor urut setelah siswa pertama) untuk maju ke depan kelas melaksanakan seperti yang telah dilakukan oleh siswa sebelumnya, demikian seterusnya sampai soal yang disediakan guru telah habis 8. Guru mengumumkan pemenang tim. Dengan catatan setiap siswa dalam anggota kelompok akan mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan dari guru. Guru memberi nomor pada setiap anggota tim sebagai nama kelompok. D. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran menurut Thiagarajan Model pengembangan perangkat seperti yang disarankan oleh Thiagarajan, Semmel (1974) adalah model 4-D ( Define, Design, Develop,and Diseminate ) diadaptasikan menjadi model 4-P (Pendefinisian, Perancangan, Pengembangan, dan Penyebaran). 1. Tahap pendefinisian (Define) Tahap pendefinisian adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran, tahap Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika (Heny Ekawati H.) ini dilakukan dengan menganalisis kompetensi dasar dalam batasan materi yang akan dikembangkan perangkatnya. Ada 5 langkah pokok didalam tahap ini, yaitu (a) Analisis ujung depan, (b) Analisis siswa, (c) Analisis tugas, Analisis konsep, dan Perumusan Kompetensi Dasar. 2. 3. Tahap Perancangan ( Design ) Pada tahap ini dilakukan perancangan prototype perangkat pembelajaran. Di dalam tahapan ini dilakukan penyusunan tes, pemilihan media yang sesuai tujuan untuk menyampaikan materi pelajaran , dan pemilihan format. Hasil dari tahap ini berupa rancangan awal perangkat. Tergantung pada kebutuhan, komponen perangkat sangat beragam, antara lain berupa Silabus, Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran, Buku Siswa, Lembar Kerja Siswa, Lembar Evaluasi, dan Media Pembelajaran. Tahap Pengembangan ( Develop ) Tahap pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan para pakar. Tahapan ini meliputi validasi perangkat oleh pakar diikuti dengan revisi, simulasin untuk mengecek keterlaksanaan perangkat, kegiatan mengoperasionalkan RP apakah keterlaksanaan perangkat, kecocokan waktu, kerja alat dan sebagainya. Serta, ujicoba terbatas dengan siswa yang 55 sesungguhnya, selanjutnya adalah ujicoba lanjut dengan jumlah siswa yang sesuai dengan kelas sesungguhnya. 4. Tahap Diseminasi ( Disseminate ) Ttahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada kelas lain, tujuannya untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat dalam KBM. Hasil Penelitian Yang Relevan 1. Penelitian Farisa (2005) bahwa Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika berbahasa inggris pada materi pokok alat optic yang berorientasi pada pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) layak digunakan. 2. Penelitian Dyah (2005) bahwa pembelajaran aktif dengan strategi Tournamen belajar mampu menuntaskan hasil belajar . HIPOTESIS Pengembangan perangkat pembelajaran fisiska yang berorientasi pada pembelajaran aktif dengan strategi turnamen belajar layak digunakan pada materi gerak lurus untuk siswa kelas X SMA NEGERI 3 LAMONGAN METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan, karena mengembangkan perangkat pembelajaran fisika SMA pada materi gerak lurus yang mengacu pada model pengembangan 56 perangkat 4-P (Pendefinisian, Perancagan, Pengembangan, Penyebaran) yang dikembangkan Thiagarajan. Penelitian ini akan dilakukan di SMA N 3 Lamongan di kelas X Sedangkan sasaran kompetensi dasar yang akan dikembangkan adalah Menganalisis pengaruh gerak lurus terhadap suatu zat 1. Variabel Penelitian Variabel yang dianalisis dari pengembangan perangkat pembelajaran ini adalah: Kelayakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan a. Keterbacaan buku siswa b. Keterlaksanaan RPP c. Respon siswa d. Ketuntasan belajar siswa 2. Definisi Operasional Variabel Untuk menghindari pemahaman konsep, maka perlu disajikan definisi operasional dari beberapa variable yang digunakan dalam penelitian ini. Definisi operasional variable tersebut adalah sebagai berikut: a. Kelayakan perangkat pembelajaran yaitu penilaian terhadap tiap komponen perangkat pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan hasil validasi. b. Keterbacaan buku siswa adalah kemampuan siswa dalam membaca, yang dihitung dengan cara membandingkan banyaknya kalimat yang terbaca dengan seluruh kalimat dikalikan seratus persen. Saintis, Vol. 8, No. 1, April 2016 c. Keterlaksanaan RPP, yaitu presentase keterlaksanaan langkah-langkah pada pembelajaran yang telah dirancang. d. Ketuntasan belajar siswa: skor yang diperoleh siswa apabila daya serapnya mencapai ≥ 72 % dari indikator yang ditentukan. e. Respon siswa adalah tanggapan terhadap kegiatan pembelajaran dan media yang telah dikembangkan. 3. Desain Penelitian Penelitian pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan model 4-P (Pendefinisian, Perancagan, Pengembangan, Penyebaran) yang didasarkan: Perangkat pembelajaran model 4-P (Pendefinisian, Perancagan, Pengembangan, Penyebaran) lebih runtun Adanya tahap validasi dan ujicoba yang menjadikan draft yang dihasilkan lebih sempurna (Ibrahim,2001). Rancangan penelitian menggunakan model 4-P terdiri dari empat tahapan yaitu Pendefinisian (Define), Perancangan (Design), Pengembangan (Develop), dan Penyebaran (Disseminate). Namun pada penelitian ini hanya sampai pada tahap Pengembangan saja. a. Pendefinisian (Define) Tahap pendefinisian adalah tahap yang bertujuan menetapkan serta Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika (Heny Ekawati H.) mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. b. Perancangan (Design) Tahapan ini bertujuan mendesain awal perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan diantaranya silabus, rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP), buku siswa, lembar kerja siswa (LKS). Tahapan proses perancangan meliputi: 1) Penyusunan Silabus Silabus dikembangkan sesuai dengan karakteristik sekolah. 2) Penyusunan RPP Penyusunan RPP disesuaikan dengan kurikulum yang telah ada. 3) Penyusunan Buku Siswa Rancangan awal dalam dalam penelitian ini mengacu pada kegiatan menulis, menelaah, dan mengedit buku siswa dengan susunan isi sebagai berikut: a) Bagian awal yang terdiri dari b) Bagian Isi c) Bagian Penutup c. Pengembangan (Develop) Tahap pengembangan dilakukan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran aktif dengan strategi turnamen belajar agar menjadi perangkat yang lebih baik melalui revisi dan umpan balik berdasarkan masukan dari ahli materi. 57 Yang dilakukan dalam tahap ini adalah telaah I oleh ahli materi, revisi I, telaah II yang disertai dengan validasi, revisi II, dan ujicoba. 1) Telaah Tahap ini dilakukan untuk untuk mengetahui kelayakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan kebenaran isi dan format serta keterlaksanaan dan keterbacaan buku siswa. Pada tahap ini melibatkan validator, yaitu: dosen, guru, dan siswa. Telaah dilakukan dua kali. Telaah I belum menggunakan lembar penilaian validasi, sehingga hasil yang didapatkan hanya berupa saran-saran dari para validator (dosen) yang selanjutnya digunakan sebagai bahan revisi perangkat pembelajaran. Sedangkan pada telaah II telah menggunakan lembar penilaian validasi yang disertai saran yang dilakukan oleh dosen, dan guru. Berdasarkan penilaian dan saran dari validator, didapatkan hasil kelayakan perangkat yang selanjutnya dilakukan revisi kembali untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang siap diujicobakan pada siswa. 2) Revisi 58 Saintis, Vol. 8, No. 1, April 2016 Tahap revisi ini dilakukan dalam dua kali, yang terdiri dari revisi I dan revisi II. Revisi I dilakukan terhadap masukan pada draft I sehingga menghasilkan draft II. Revisi II dilakukan terhadap draft II atas masukan dari validator dan uji coba, sehingga menghasilkan draft III. Draft III merupakan naskah akhir perangkat pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran aktif dengan strategi turnamen belajar. 3) Ujicoba Tahap ujicoba dilakukan terhadap draft II. Proses berlangsungnya ujicoba ini diamati dengan menggunakan lembar keterlaksanaan pembelajaran oleh validator (guru dan pengamat), serta angket respon siswa. Pada tahap uji coba ini dilakukan dengan menggunakan rancangan penelitian “One Shot Case Study’ untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa dengan menggunakan pola sebagai berikut: X O Keterangan: X = Treatment (perlakuan), yaitu perangkat pembelajaran yang dikembangkan O = Tes, digunakan untuk mengetahui penguasaan materi setelah pembelajaran. HASIL PENELITIAN a. Hasil Pengembangan Perangkat Pembelajaran Pengembangan perangkat pembelajaran fisika yang berorientasi pada pembelajaran aktif dengan strategi turnamen belajar diawali dengan menjabarkan standar isi yang kemudian dijabarkan menjadi indicator. Indicator yang telah dikembangkan akan dijabarkan menjadi tujuan pembelajaran, sehingga dari penjabaran tujuan pembelajaran ini dapat dilakukan penyusunan tes evaluasi, yang kemudian dilanjutkan dengan pemilihan materi. Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah pada materi gerak lurus. Uji coba perangkat pembelajaran dilaksanakan pada semester genap di SMA Negeri 3 Lamongan, sedangkan subjek penelitian ini adalah kelas X-7. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi Silabus, RPP, Buku Siswa, LKS dan Tes hasiL Belajar. b. Hasil Validasi Pengembangan Perangkat Pembelajaran Hasil validasi pengembangan perangkat pembelajaran diperoleh data meliputi hasil validasi perangkat pembelajaran ( Silabus, RPP, Buku Siswa, LKS dan Tes hasiL Belajar ). Hasil validasi ini dilakukan untuk mengetahui validitas kelayakan perangkat pembelajaran yang telah Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika (Heny Ekawati H.) dikembangkan. Validasi terhadap perangkat pembelajaran yang telah dibuat, dilakukan oleh pakar di bidang pendidikan, materi, serta evaluasi. Validasi pada perangkat pembelajaran Silabus, RPP, Buku Siswa, dan LKS dari pakar dilakukan sebanyak dua kali. Hasil validasi tiap-tiap perangkat pembelajaran dapat dideskripsikan sebagai berikut : a. Validasi Silabus Hasil validasi secara umum yaitu berupa perbaikan penyesuaian kegiatan pembelajaran dengan indicator. Sedangkan hasil validasi final berdasarkan analisis terhadap kelayakan silabus menunjukkan bahwa secar umum layak digunakan dengan kategori baik. Hasil ini ditunjukkan dengan skor yang diperoleh untuk validitas silabus sebesar 3. b. Validasi RPP Pada RPP yang dikembangkan, hasil validasi yang diperoleh sebelum menggunakan lembar penilaian adalah perbaikan kesesuaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan, yang sesuai dengan tujuan –tujuan pembelajaran, dan memperhatikan ulang komponenkomponen dalam strategi turnamen belajar, pada langkah-langkah pembelajaran yang ada pada RPP. Sedangkan hasil validasi final dengan menggunakan lembar penilaian diperoleh skor 3, yang menunjukkan bahwa RPP yang dikembangkan layak digunakan dengan kategori baik. c. Validasi Buku siswa Pada buku siswa, validitas diperoleh dengan validasi oleh ahli 59 materi, dan keterbacaan buku siswa tersebut oleh siswa. Pada validasi ahli materi, sebelum menggunakan lembar penilaian dipeoleh perbaikan berupa penambahan materi dan motivasi awal. Sedangkan hasil validasi setelah menggunakan lembar penilaian diperoleh hasil bahwa buku siswa layak digunakan dengan kategori baik dengan skor 3. d. Validasi LKS Pada validasi yang dilakukan pada LKS, diperoleh perbaikkan untuk memperjelas prosedur kerja yang menunjukkan pembelajarn aktif dengan strategi turnamen belajar. Sedangkan validasu final diperoleh skor 3,25. Yang menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan telah layak digunakan dengan kategori baik. c. Penyajian Data Hasil Uji Coba Perangkat Pembelajaran a. Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) pada hakekatnya merupakan perencanaan jangka pendek untuk meperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran ( Mulyasa, 2006 ) RPP disusun untuk satu kali pertemuaan dengan waktu pembelajaran selama 45 Menit. RPP yang dimaksud adalah RPP yang berorientasi pada pembelajaran aktif dengan strategi turnamen belajar . Menurut Schroeder dalam Silberman (2009) metode pembelajaran dalam pembelajaran aktif 60 Saintis, Vol. 8, No. 1, April 2016 b. Aktivitas guru dan siswa Presentase Aktivitas guru kegiatan belajar mengajar N Aktivitas Guru o 1 Menyampaikan tujuan pembelajaran 2 Memotivasi siswa 3 Menyampaikan informasi tentang materi 4 Mengorganisasi dalam kelompok-kelompok belajar 5 Membimbing siswa mengerjakan LKS dan melakukan percobaan 6 Melakukan dan mendorong dilakukannya keterampilan kooperatif 7 Mengawasi setiap kelompok secara bergantian 8 9 Memberikan umpan balik Melakukan perilaku yang tidak relevan dengan tidak KBM Total selama % 4,17 4,17 29,16 4,17 14,58 12,50 22,92 4,17 menyampaikan informasi tentang materi dengan presentase sebesar 29,16%. Aktivitas Siswa selama kegiatan belajar mengajar No Aktivitas Siswa % Mendengarkan 1 penjelasan 23,56 guru/siswa Melakukan 2 24,04 percobaan Mengajukan 3 4,81 pertanyaan Menjawab 4 20,67 pertanyaan Mengemukakan 5 2,40 pendapat/ide Mengerjakan tes 6 19,71 hasil belajar Berperilaku yang tidak 7 4,81 relevan dengan KBM Total 100 4,17 100 Dalam hal ini aktivitas guru yang paling dominan selama pembelajaran adalah Dari grafik dapat dianalisis bahwa aktivitas siswa yang paling dominan adalah melakukan percobaan Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika (Heny Ekawati H.) c. Ketuntasan hasil belajar siswa Hasil belajar siswa digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan. Hasil belajar ini diukur dengan memberikan tes tertulis. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data penelitian pengembangan perangkat pembelajaran yang berorientasi pada Active Learning , maka dilakukan pembahasan sebagai berikut : 1. Hasil Validasi Pengembangan Perangkat pembelajaran Berdasarkan hasil analisis kelayakan perangkat pembelajaran yang berorientasi pada Active Learning pada materi gerak lurus menunjukkkan bahwa perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan telah layak digunakan dengan kategori baik. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata pada silabus, RPP, buku siswa dan LKS sebesar 3,06. Sedangkan untuk tes hasil belajar dinyatakan layak. Penilaian validasi tertinggi terdapat pada silabus dengan skor 3,25. Sedangkan untuk penilaian keterbacaan buku siswa yang dilakukan oleh siswa diperoleh presentase keterbacaan sebesar 67,56 %. Hasil ini menunjukkan bahwa buku siswa yang dikembangkan telah terbaca dengan baik oleh siswa. 2. Hasil Uji Coba Perangkat Pembelajaran 61 a. Pengamatan Keterlaksanaan dan Pengelolaaan Pembelajaran Fisika Dari analisis hasil pengamatan keterlaksanaan RPP menunjukkan presentase keterlaksanaan sebesar 96 %. Sedangkan untuk pengelolaan pembelajaran , hasil analisis menunjukkkan bahwa secar umum guru telah mengelola pembelajaran dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari skor masing-masing tahap pembelajaran. Untuk tahap pendahuluan dengan memberikan motivasi awal kepada siswa serta menyampaikan tujuan pembelajaran telah dilakukan dengan sangat baik dengan skor masing-masing 3,67. Begitu juga untuk tahap kegiatan inti, skor yang diperoleh sebesar 3,26 skor tersebut juga menunjukkan kalau guru sudah baik dalam mengelola tahap kegiatan inti. Sedangkan pada kegiatan penutup skor yang diperoleh hanya sebesar 3,03. b. Pengamatan aktivitas guru dan siswa Dalam hal ini aktivitas guru yang paling dominan selama pembelajaran fisika dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah menyampaikan informasi tentang materi dengna nilai rata- rata sebesar 24,20 %.hal tersebut dilakukan guru dalam usaha untuk menjelaskan materi. Dengan menggunakan buku siswa yang digunakan, proses komunikasi antara guru dengan 62 Saintis, Vol. 8, No. 1, April 2016 siswa dalam proses belajar mengajar memerlukan media sebagai alat bantu mengajar. Sedangkan aktivitas siswa yang dominan selama kegiatan pembelajaran adalah melakukan percobaan sebesar 24,04 %. Hal ini berarti guru telah berhasil membuat siswa lebih sibuk dengan kegiatan yang relevan dalam kegiatan belajar mengajar. Bervariasinya cara yang digunakan guru dalam proses pembelajaran telah mampu membuat siswa tidak melakukan hal-hal yang tidak relevan dengan kegiata belajar mengajar. c. Ketuntasan hasil belajar siswa Berdasarkan evaluasi hasil belajar siswa pada kelas X-7 adalah sebesar 87,5 %. Factor yang menyebabkan tidak tuntasnya hasil belajar siswa adalah dikarenakan siswa tidak mampu memahami konsep dengan pengetahuan yang mereka gali sendiri karena tidak semua siswa menyukai pembelajaran secara kelompok karena setiap anak adalah unik sehingga gaya belajar yang dimiliki oleh anak berbeda-beda. Ketidak tuntasan hasil belajar tersebut dimungkinkan bahwa anak tersebut lebih menyukai belajar dengan kesendirian, belajar dengan music ataupun belajar dengan bergerak sehingga mereka tidak mampu memahami konsep lewat pembelajaran dengan kelompok dan juga dipengaruhi oleh kemampuan siswa itu sendiri. Selain pelaksanaan pembelajaran, ketuntasan hasil belajar ini, juga dipengaruhi oleh baik tidaknya perangkat pembelajaran yang dikembangkan . perangkat pembelajaran berorientasi pada pembelajaran aktif siswa diajak menyelesaikan masalah dengan menggunakan pengetahuan yang telah mereka pelajari ( Silberman, 2009 ). Dengan demikian siswa tidak bosan karena hanya mendegar ceramah saja, dalam pembelajaran aktif ini siswa dikondisiskan dalam sikap mencari bukan sekedar menerima. Berdasarkan hasil pembelajaran yang dipandu dengan perangkat berorientasi pembelajaran aktif strategi turnamen belajar maka didapatkan bahwa turnamen belajar yang dilaksanakan menunjukkan hasil yang baik. Pada setiap pertemuan secara umum setiap kelompok berhasil mencapai nilai yang terus mengalami kenaikan. Pembelajaran aktif dengan strategi turnamen belajar membuat siswa lebih termotivasi dalam belajar sehingga membantu siswa menguasai konsep yang diajarkan. Hal ini karena pembelajaran yang dilakukan tidak seperti biasanya, tetapi dengan permainan turnamen belajar, diskusi dan juga pelatihan pemupukan rasa tanggung jawab bersama dalam kelompok. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Schroeder dan koleganya (1993) dalam Silberman (2000) bahwa siswa sekolah menengah lebih suka kegiatan belajar yang aktif Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika (Heny Ekawati H.) dari pada kegiatan yang reflektif abstrak dengan rasio lima banding satu. Berdasarkan analisis data dan pembahasan di atas, diperoleh bahwa menggunakan pembelajaran aktif strategi turnamen belajar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. d. Respon Siswa terhadap pembelajaran aktif Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran aktif siswa diberikan lembar respon siswa saat pembelajaran telah berakhir. Tanggapan siswa disajikan pada tabel. Berdasarkan tabel diketahui bahwa sebagian besar siswa memberikan tanggapan atau respon yang positif terhadap beberapa aspek yang berkaitan dengan perangkat yang dikembangkan oleh peneliti maupun selama kegiatan pembelajaran berlangsung. KESIMPULAN Dari analisis dan penelitian , dapat disimpulkan bahwa : 1. Hasil telaah kelayakan Perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi silabus, RPP, buku siswa, dan silabus diperoleh kategori baik pada setiap perangkat dengan rata-rata 3,25 , sebagai perangkat pembelajaran yang layak digunakan. 2. Hasil keterbacaan buku siswa diperoleh kategori baik dengan presentase rata- rata sebesar 67,56 %. 3. Pada hasil keterlaksanaan pembelajaran diperoleh rata-rata keterlaksanaan sebesar 96 % pada satu kali pertemuan. Untuk 4. 5. 6. 7. 63 pengelolaan pembelajaran, guru mendapat hasil dengan kategori sangat baik pada tahap persiapan, pendahuluan, dan mendapatkan kategori baik pada kegiatan inti, penutup, pengelolaan waktu , suasana kelas, dan penggunaan bahasa yang dilakukan oleh siswa. Aktivitas guru yang paling menonjol adalah menyampaikan informasi tentang materi dengan presentase sebesar 29,16 %. Aktivitas siswa yang paling menonjol adalah melakukan percobaan sebesar 24,04 % Ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal sebesar 87,5%. Secara umum siswa menunjukkan respon positif terhadap pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang dikemnbangkan. Hambatan yang ditemui peneliti ketika melakukan ujicoba perangkat ini adalah belum diajarkannya materi gerak lurus oleh guru pengajar sebelumnya, serta kurangnya kegiatan praktikum yang dilakukan oleh siswa, sehinggasiswa kurang terampil dalam menggunakan alat dan melakukan praktikum. SARAN Dari pengalaman yang dialami dalam penelitian ini, peneliti menyarankan sebaiknya siswa lebih dibiasakan dengan kegiatan praktikum serta memperbaiki pengelolaan waktu agar pembelajaran dapat dilakukan lebih efektif dan maksimal. 64 Saintis, Vol. 8, No. 1, April 2016 DAFTAR PUSTAKA Achmadi, HainurRasid. 1996. Telaah Kurikulum Fisika SMU. Surabaya: University Press IKIP Surabaya Amri, Sofan & Iif Khoiru Ahmadi. 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif Dalam Kelas. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta Depdiknas. 2006. Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, dan Panduan Penyusunan KTSP. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan. Djamarah, S. F dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar edisi revisi. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Ibrahim, Muslimin. 2001. Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Dirjen, Dikdasmen, Depdiknas. Jihad, Asep dan Haris, Abdul. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo Machmudah, Umi dan Rosyidi A. W. 2008. Active Learning dalam pembelaran Bahasa Arab. Malang: UIN-MALANG PRES. Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Silberman, Melvin L. 2006. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Edisi Revisi. Bandung: Nusa Media. Sudjana, Nana. 2001. Penelitian dan penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algesindo.