IPM METODE BARU

advertisement
BADAN PUSAT STATISTIK
Jl. Dr. Sutomo 6-8 Jakarta 10710, Telp (021) 3841195, 3842508, 3810291, Faks (021) 3857046, E-mail: [email protected]
www.bps.go.id
INDEKS PEMBANGUNAN
MANUSIA (IPM)
Disampaikan Pada:
Rekonsiliasi IPM Metode Baru
Jakarta, 12-14 Mei 2014
Hotel Novotel Mangga Dua
Subdit Analisis Statistik, Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
http://daps.bps.go.id E-mail: [email protected]
Pokok Bahasan
1
• Overview IPM Metode Baru
2
• Implementasi IPM Metode Baru di Indonesia
3
• Teknis Penghitungan
BADAN PUSAT STATISTIK
www.bps.go.id
Subdit Analisis Statistik, Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
E-mail: [email protected]
BADAN PUSAT STATISTIK
Overview
IPM METODE BARU
www.bps.go.id
Penghitungan IPM di Indonesia
1. Penghitungan IPM di Indonesia:
• Level provinsi
: sejak 1990
• Level kabupaten : sejak 1996
2. Publikasi IPM:
• Sebelum 2004 : setiap 3 tahun
• 2004 – sekarang : tahunan (kebutuhan penghitungan DAU sesuai dengan
UU No. 33 tahun 2004 )
3. Manfaat IPM:
• Instrumen kebijakan fiskal IPM salah satu alokator DAU
• Ukuran kinerja Pemerintah Daerah
4. Sumber data: Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)
BADAN
PUSAT STATISTIK
www.bps.go.id
Subdit Analisis Statistik, Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
E-mail: [email protected]
Alasan Penggunaan IPM Metode Baru
• UNDP sudah merubah metodologi sejak th 2010 dan direvisi
tahun 2011.
• India dan Filipina telah memulai mengaplikasikan metode
baru. India mengaplikasikan metode baru mulai tahun 2011.
• Tersedianya data Angka Harapan Hidup saat lahir (e0 ) hasil
proyeksi SP2010.
• Perubahan weight dalam Susenas: MYS dan EYS.
• Perubahan proksi indikator daya beli.
BADAN
PUSAT STATISTIK
www.bps.go.id
Subdit Analisis Statistik, Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
E-mail: [email protected]
Keunggulan Metode Baru
• Mengunakan indikator yang lebih tepat dan dapat membedakan
dengan baik (diskriminatif).
• PNB menggantikan PDB karena lebih menggambarkan pendapatan
masyarakat pada suatu wilayah.
• Melek huruf tidak digunakan lagi karena tidak dapat membedakan tingkat
pendidikan antardaerah dengan baik (angka melek huruf sebagian daerah
sudah tinggi).
• Capaian yang rendah pada salah satu komponen tidak dapat ditutupi
oleh komponen lain yang capaiannya lebih tinggi.
• Arithmetic mean ๏ƒ  Geometric mean
BADAN
PUSAT STATISTIK
www.bps.go.id
Subdit Analisis Statistik, Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
E-mail: [email protected]
Perbandingan Metode Lama dan Metode Baru
Kesehatan
Pengetahuan
Standar Hidup Layak
METODE BARU
METODE LAMA
DIMENSI
UNDP
BPS
UNDP
BPS*
Angka Harapan Hidup
(e0)
Angka Harapan Hidup
(e0)
Angka Harapan Hidup
(e0)
Angka Harapan Hidup
(e0)
1. Angka Melek Huruf
1. Angka Melek Huruf
1. Expected Years of
Schooling
1. Expected Years of
Schooling
2. Kombinasi APK
2. Mean Years of
Schooling
2. Mean Years of
Schooling
2. Mean Years of
Schooling
PDB per kapita
(PPP US$)
Pengeluaran per kapita
Disesuaikan
PNB per kapita
(PPP US$)
Pengeluaran per kapita
Disesuaikan
Agregasi
Rata-rata Ukur
Rata-rata Hitung
๐‘ฐ๐‘ท๐‘ด =
๐Ÿ
๐‘ฐ
+ ๐‘ฐ๐’‘๐’†๐’๐’ˆ๐’†๐’•๐’‚๐’‰๐’–๐’‚๐’ + ๐‘ฐ๐’…๐’‚๐’š๐’‚ ๐’ƒ๐’†๐’๐’Š
๐Ÿ‘ ๐’Œ๐’†๐’”๐’†๐’‰๐’‚๐’•๐’‚๐’
๐‘ฐ๐‘ท๐‘ด =
๐Ÿ‘
๐‘ฐ๐’Œ๐’†๐’”๐’†๐’‰๐’‚๐’•๐’‚๐’ × ๐‘ฐ๐’‘๐’†๐’๐’ˆ๐’†๐’•๐’‚๐’‰๐’–๐’‚๐’ × ๐‘ฐ๐’…๐’‚๐’š๐’‚ ๐’ƒ๐’†๐’๐’Š
*) akan didiskusikan
BADAN PUSAT STATISTIK
www.bps.go.id
Subdit Analisis Statistik, Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
E-mail: [email protected]
Penentuan Maksimum Minimum
Indikator
Maksimum
UNDP
BPS
UNDP
BPS
Angka Harapan Hidup
Tahun
20
20
83,4
83,4
Expected Years of Schooling
Tahun
0
0
18
18
Mean Years of Schooling
Tahun
0
0
13,1
15
100 (PPP U$)
1.007.436* (IDR)
107.721 (PPP U$)
26.572.352** (IDR)
Pengeluaran per Kapita Disesuaikan
•
Satuan
Minimum
Batas maksimum minimum mengacu pada UNDP kecuali indikator daya beli
Keterangan:
*
Daya beli minimum merupakan garis kemiskinan terendah kabupaten tahun 2010 (data empiris) yaitu di Tolikara-Papua
** Daya beli maksimum merupakan nilai tertinggi kabupaten yang diproyeksikan hingga 2025 (akhir RPJPN) yaitu perkiraan pengeluaran per kapita Jakarta Selatan tahun 2025
BADAN PUSAT STATISTIK
www.bps.go.id
Subdit Analisis Statistik, Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
E-mail: [email protected]
Dampak IPM Metode Baru
Perubahan Peringkat
Perubahan Level IPM
0.697
0.684 0.682 0.692
0.711
Negara
0.728 0.729 0.734
0.620 0.624 0.629
0.575
0.595
0.540
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Metode Lama
Metode Baru
IPM
Metode Lama Rank
(2007)
IPM
Metode Baru
(2007)
Rank
Perubahan Naik/Turun
Thailand
0.783
77
0.676
89
12
Turun
Indonesia
0.734
98
0.595
107
9
Turun
Myanmar
0.586
122
0.464
130
8
Turun
Viet Nam
0.725
103
0.590
110
7
Turun
Philippines
0.751
94
0.636
100
6
Turun
Laos
0.619
117
0.510
122
5
Turun
Cambodia
0.593
121
0.520
119
2
Naik
Brunei
0.920
27
0.853
28
1
Turun
Malaysia
0.829
59
0.753
59
-
Tetap
• Level IPM Indonesia menurun drastis dari level 70-an menjadi 60-an.
Sumber: HDR 2013 (diolah)
BADAN PUSAT STATISTIK
www.bps.go.id
Subdit Analisis Statistik, Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
E-mail: [email protected]
BADAN PUSAT STATISTIK
Implementasi
IPM METODE BARU DI INDONESIA
www.bps.go.id
Implementasi di Indonesia
1. Ketersediaan data
• Angka harapan hidup waktu lahir (SP2010, Proyeksi Penduduk)
• Angka harapan lama bersekolah dan Rata-rata lama sekolah
(Susenas)
• PNB per kapita tidak tersedia pada tingkat provinsi dan
kabupaten/kota, diproksi dengan pengeluaran per kapita
disesuaikan (PPP, IDR) menggunakan data susenas.
2. Penentuan nilai maksimum dan minimum menggunakan Standar
UNDP untuk keterbandingan global, kecuali proksi daya beli.
BADAN
PUSAT STATISTIK
www.bps.go.id
Subdit Analisis Statistik, Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
E-mail: [email protected]
Cakupan Indikator
๏ƒผ Rata-rata lama sekolah (MYS): penduduk usia 25 tahun ke atas.
• Asumsi pada umur 25 tahun proses pendidikan sudah berakhir.
๏ƒผ Rata-rata harapan lama sekolah (EYS): penduduk 7 tahun ke atas.
• Disesuaikan dengan program wajib belajar 9 tahun yang dimulai pada usia
7 tahun.
• Kelemahan tidak meng-cover anak sekolah yang masuk SD pada usia 5
atau 6 tahun.
BADAN
PUSAT STATISTIK
www.bps.go.id
Subdit Analisis Statistik, Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
E-mail: [email protected]
Proksi Standar Hidup Layak
• Standar hidup layak diproksi dengan indikator daya beli yang
disesuaikan.
• Daya beli yang disesuaikan =
๏‚ง Y
= pengeluran per kapita
๏‚ง PPP = paritas daya beli
๐‘— ๐‘ƒ ๐‘–,๐‘—
๐‘„ ๐‘–,๐‘—
๐‘ƒ๐‘ƒ๐‘ƒ๐‘– =
๐‘— ๐‘ƒ ๐‘˜,๐‘— ๐‘„ ๐‘–,๐‘—
BADAN
PUSAT STATISTIK
www.bps.go.id
๐‘Œ
๐‘ƒ๐‘ƒ๐‘ƒ
๐‘ƒ ๐‘–,๐‘— = harga per unit komoditi j yang dikonsumsi di provinsi/ kabupaten i
๐‘ƒ ๐‘˜,๐‘— = harga per unit komoditi j di Jakarta Selatan
๐‘„ ๐‘–,๐‘— = volume komoditi j (unit) yang dikonsumsi di provinsi/ kabupaten i
Subdit Analisis Statistik, Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
E-mail: [email protected]
Penghitungan PPP Metode Baru
Fjk = L jk า‘ Pjk
ะถpij ั‡
ั†
ะทะท ั‡w
ะตi= 1 ะทะธ p ัˆ
ั‡
ั‡ ik
m
L jk =
ik
m
ะต
wik
i= 1
Fjk : Indeks Fisher wilayah j terhadap wilayah rujukan k
Ljk : Indeks Laspeyres wilayah j terhadap wilayah rujukan k
Pjk : Indeks Paasche wilayah j terhadap wilayah rujukan k
- 1
ะถ m ะถp ั† ั†
ั‡
ะทะท ะทะท ik ั‡
ั‡
ั‡
w
ij ั‡
ะทะท ะต ะทะท p ั‡
ั‡ ั‡
i = 1 ะธ ij ัˆ ั‡
ะท
ั‡
ั‡
Pjk = ะทะท
m
ั‡
ั‡
ะทะท
ั‡
w
ะทะท ะต ij ั‡
ั‡
ั‡
ะทะธ i= 1
ั‡
ัˆ
pik
pij
wik
wij
m
: harga komoditas i di wilayah rujukan k
: harga komoditas i di wilayah j
: penimbang pengeluaran komoditas i di wilayah rujukan k
: penimbang pengeluaran komoditas i di wilayah j
: jumlah komoditas
Sumber: Purchasing Power of Currencies, The World Bank 1993
BADAN
PUSAT STATISTIK
www.bps.go.id
Subdit Analisis Statistik, Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
E-mail: [email protected]
Penentuan Komoditas
• Pada metode lama, terdapat 27 komoditas yang digunakan dalam
menghitung PPP.
• Pada metode baru, terpilih 96 komoditas dalam penghitungan PPP,
dengan pertimbangan:
• Share 27 komoditas (metode lama) terus menurun dari 37,52 persen pada th 1996 menjadi
24,66 persen pada th 2012
Makanan: 66
Komoditas
(39,8 %)
BADAN
PUSAT STATISTIK
www.bps.go.id
Nonmakanan:
30 Komoditas
(36,9 %)
96 Komoditas
(76,7 %)
Subdit Analisis Statistik, Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
E-mail: [email protected]
Share Kelompok
Komoditas
Kelompok
BADAN
PUSAT STATISTIK
www.bps.go.id
Makanan
Padi-padian
Umbi-umbian
Ikan/udang/cumi/kerang
Daging
Telur dan susu
Sayur-sayuran
Kacang-kacangan
Buah-buahan
Minyak dan lemak
Bahan minuman
Bumbu-bumbuan
Konsumsi lainnya
Makanan dan minuman jadi
Tembakau dan sirih
Non makanan
Perumahan dan fasilitas rumah tangga
Aneka barang dan jasa
Pakaian, alas kaki,tutup kepala
Barang tahan lama
Pajak, pungutan, asuransi
Keperluan, pesta, upacara/kenduri
Total
Share kelompok
47,29
8,02
0,42
3,95
2,06
2,76
3,56
1,26
2,21
1,79
1,64
0,95
1,00
11,80
5,88
52,71
20,58
18,79
3,76
6,15
1,65
1,78
100,00
Terpilih
Share
39,82
7,89
0,23
2,30
1,69
2,37
2,04
1,17
1,22
1,75
1,47
0,40
0,61
10,94
5,72
33,81
15,74
13,50
3,35
1,22
0,00
0,00
73,63
Jumlah item
66
2
2
7
3
4
7
2
7
3
3
3
1
19
3
30
10
12
4
4
0
0
www.bps.go.id
96
Penyesuaian Penimbang Pada Metode Baru
• Penimbang pada komoditas terpilih dihitung ulang sehingga total penimbang
menjadi 100%. Perubahan penimbang memperhatikan pola konsumsi makanan
dan nonmakan masing-masing wilayah.
• Share total makanan dan nonmakan menjadi dasar penghitungan penimbang
yang telah disesuaikan.
mak *
ij
w
=
wijmak
m
ะต
M
า‘
wijmak
ะต
wijmak
i= 1
nonmak *
ij
w
=
w
n
ะต
wijnonmak
: penimbang makanan yang disesuaikan
wijnonmak * : penimbang nonmakanan yang disesuaikan
i= 1
nonmak
ij
wijmak *
mak
ij
N
า‘
ะต
wijnonmak
w
: penimbang makanan
wijnonmak
: penimbang nonmakanan
m
n
M
N
: jumlah komoditas makanan terpilih
: jumlah komoditas nonmakanan terpilih
: jumlah seluruh komoditas makanan
: jumlah seluruh komoditas nonmakanan
i= 1
i= 1
BADAN
PUSAT STATISTIK
www.bps.go.id
Subdit Analisis Statistik, Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
E-mail: [email protected]
BADAN
PUSAT STATISTIK
www.bps.go.id
Beras
Tepung terigu
Ketela pohon/singkong
Kentang
Tongkol/tuna/cakalang
Kembung
Bandeng
Mujair
Mas
Lele
Ikan segar lainnya
Daging sapi
Daging ayam ras
Daging ayam kampung
Telur ayam ras
Susu kental manis
Susu bubuk
Susu bubuk bayi
Bayam
Kangkung
Kacang panjang
Bawang merah
Bawang putih
Cabe merah
Cabe rawit
Tahu
Tempe
Jeruk
Mangga
Salak
Pisang ambon
Pisang raja
Pisang lainnya
Pepaya
Minyak kelapa
Minyak goreng lainnya
Kelapa
Gula pasir
Teh
Kopi
Garam
Kecap
Penyedap masakan/vetsin
Mie instan
Roti manis/roti lainnya
Kue kering
Kue basah
Makanan gorengan
Gado-gado/ketoprak
Nasi campur/rames
Nasi goreng
Nasi putih
Lontong/ketupat sayur
Soto/gule/sop/rawon/cincang
Sate/tongseng
Mie bakso/mie rebus/mie goreng
Makanan ringan anak
Ikang (goreng/bakar dll)
Ayam/daging (goreng dll)
Makanan jadi lainnya
Air kemasan galon
Minuman jadi lainnya
Es lainnya
Roko kretek filter
Rokok kretek tanpa filter
Rokok putih
Rumah sendiri/bebas sewa
Rumah kontrak
Rumah sewa
Rumah dinas
Listrik
Air PAM
LPG
Minyak tanah
Lainnya(batu baterai,aki,korek,obat nyamuk dll)
Perlengkapan mandi
Barang kecantikan
Perawatan kulit,muka,kuku,rambut
Sabun cuci
Biaya RS Pemerintah
Biaya RS Swasta
Puskesmas/pustu
Praktek dokter/poliklinik
SPP
Bensin
Transportasi/pengangkutan umum
Pos dan Telekomunikasi
Pakaian jadi laki-laki dewasa
Pakaian jadi perempuan dewasa
Pakaian jadi anak-anak
Alas kaki
Minyak Pelumas
Meubelair
Peralatan Rumah Tangga
Perlengkapan perabot rumah tangga
Alat-alat Dapur/Makan
www.bps.go.id
Nonmakanan
Makanan
Komoditas Terpilih
pada Metode Baru
Permasalahan Penghitungan PPP
• Dengan data Susenas, sebagian besar komoditas nonmakanan tidak bisa
digunakan untuk menghitung PPP/unit karena tidak tersedia data kuantitas.
(Kec. Rumah, listrik, air, LPG, minyak tanah, bensin, dan minyak pelumas)
Contoh: pulsa, pakaian jadi, merupakan komoditas yang banyak dikonsumsi tetapi tidak
tersedia data kuantitas.
• Harga beberapa komoditas nonmakanan tidak wajar.
Contoh:
๏‚ง Harga listrik per KWh: Rp 10 dan Rp 356.311
๏‚ง Harga air pam per m3: Rp 26 dan Rp 280.176
๏‚ง Harga LPG per kg: Rp 1.015.039
๏‚ง Harga minyak tanah per liter: Rp 519.682
BADAN
PUSAT STATISTIK
www.bps.go.id
Subdit Analisis Statistik, Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
E-mail: [email protected]
BADAN PUSAT STATISTIK
Teknis
PENGHITUNGAN
www.bps.go.id
Cakupan dan Sumber Data
Sumber
data IPM
Data
pendukung
BADAN
PUSAT STATISTIK
www.bps.go.id
• Susenas KOR
• Susenas Modul Konsumsi
• Proyeksi Penduduk
• Inflasi, PDRB , pertumbuhan ekonomi
dan indikator sosial ekonomi lainnya.
Subdit Analisis Statistik, Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
E-mail: [email protected]
Variabel yang Digunakan dalam Penghitungan
IPM dan Komponennya
๏‚ง Angka Harapan Hidup
๏ƒ  Variabel Anak Lahir Hidup, Anak Masih Hidup
๏‚ง Harapan Lama Sekolah
๏ƒ  Partisipasi sekolah penduduk menurut kelompok umur
๏‚ง Rata-rata Lama Sekolah
๏ƒ  Kombinasi variabel pendidikan:
• Angka Partisipasi Sekolah,
• Jenjang pendidikan yang pernah diduduki,
• Kelas yang sedang dijalani,
• Jenjang pendidikan yang ditamatkan
๏‚ง Daya Beli
๏ƒ  Variabel Pengeluaran konsumsi RT
BADAN
PUSAT STATISTIK
www.bps.go.id
Subdit Analisis Statistik, Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
E-mail: [email protected]
BADAN PUSAT STATISTIK
Angka Harapan Hidup
saat Lahir
www.bps.go.id
Angka Harapan Hidup saat Lahir
• Definisi : rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang
sejak lahir.
• AHH mencerminkan derajat kesehatan suatu masyarakat.
• Dihitung dengan cara tidak langsung dengan paket program Micro Computer
Program for Demographic Analysis (MCPDA) atau Mortpack.
• AHH negara berkembang lebih rendah dibandingkan AHH negara maju karena
AHH dipengaruhi oleh tingkat kematian bayi yang tinggi.
BADAN
PUSAT STATISTIK
www.bps.go.id
Subdit Analisis Statistik, Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
E-mail: [email protected]
BADAN PUSAT STATISTIK
Expected Years of Schooling
dan
Mean Years of Schooling
www.bps.go.id
Expected Years of Schooling (EYS)
• Definisi :
• Lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak
pada umur tertentu di masa mendatang
• Asumsi :
• Kemungkinan anak tersebut akan tetap bersekolah pada umur-umur
berikutnya sama dengan rasio penduduk yang bersekolah per jumlah
penduduk untuk umur yang sama saat ini
• Tujuan :
• untuk mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di berbagai
jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan (dalam tahun)
yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak
BADAN
PUSAT STATISTIK
www.bps.go.id
Subdit Analisis Statistik, Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
E-mail: [email protected]
BADAN PUSAT STATISTIK
Rumus EYS
t
Formula ๏ƒ 
t
i
t
i
E
EYS ๏€ฝ ๏ƒฅ
i๏€ฝa P
t
a
Keterangan:
EYS at
Eit
Pi t
i
Harapan Lama Sekolah pada umur a di tahun t
Partisipasi sekolah penduduk usia i pada tahun t
Populasi penduduk usia i yang bersekolah pada tahun t
Usia (a, a + 1, ..., n)
(Sumber: UNESCO Institute for Statistics)
Teknis Menghitung EYS
• Langkah Pertama
Menghitung jumlah penduduk menurut umur (7th ke atas)
• Langkah Kedua
Menghitung jumlah penduduk yang masih sekolah menurut umur (7th ke atas)
• Langkah ketiga
Menghitung rasio penduduk masih sekolah menurut umur
• Langkah keempat
Menghitung harapan lama sekolah
BADAN
PUSAT STATISTIK
www.bps.go.id
Subdit Analisis Statistik, Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
E-mail: [email protected]
Mean Years of Schooling (MYS)
• Definisi: jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk usia 25 tahun
ke atas dalam menjalani pendidikan formal.
• Sumber Data: Susenas KOR.
• Asumsi: dalam kondisi normal rata-rata lama sekolah suatu wilayah
tidak akan turun
BADAN
PUSAT STATISTIK
www.bps.go.id
Subdit Analisis Statistik, Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
E-mail: [email protected]
Teknis Menghitung MYS
• Langkah Pertama, seleksi
penduduk pada umur 15
tahun ke atas
• Langkah Kedua,
mengelompokkan jenjang
pendidikan yang
pernah/sedang diduduki
BADAN
PUSAT STATISTIK
www.bps.go.id
Jenis Pendidikan
SD/SDLB
Madrasah Ibtidaiyah
Paket A
SMP/SMPLB
Madrasah Tsanawiyah
Paket B
SMA/SMLB
Madrasah Aliyah
SMK
Paket C
Prog. D1/D2
Prog. D3/Sarjana Muda
Prog. D4/S1
Prog. S2/S3
Jenjang
Sekolah Dasar
SMP
SMA
D1/D2
D3
S1
S2/S3
Subdit Analisis Statistik, Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
E-mail: [email protected]
Teknis Menghitung MYS….
• Langkah Ketiga,
mengelompokkan ijazah/STTB
tertinggi yang dimiliki
BADAN
PUSAT STATISTIK
www.bps.go.id
Jenis Pendidikan
Tidak punya ijazah SD
SD/SDLB
Madrasah Ibtidaiyah
Paket A
SMP/SMPLB
Madrasah Tsanawiyah
Paket B
SMA/SMLB
Madrasah Aliyah
SMK
Paket C
Prog. D1/D2
Prog. D3/Sarjana Muda
Prog. D4/S1
Prog. S2/S3
Ijazah
Tidak punya ijazah SD
Sekolah Dasar
SMP
SMA
D1/D2
D3
S1
S2/S3
Subdit Analisis Statistik, Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
E-mail: [email protected]
Teknis Menghitung MYS….
• Langkah Keempat,
mengkonversi tahun lama
sekolah menurut ijasah
terakhir.
• Langkah Kelima,
menghitung lamanya
bersekolah sampai kelas
terakhir.
BADAN
PUSAT STATISTIK
www.bps.go.id
Ijazah
Tidak punya ijazah
Sekolah Dasar
SMP
SMA
D1/D2
D3
S1/D4
S2/S3
Konversi tahun
lama sekolah (th)
0
6
9
12
14
15
16
18
Subdit Analisis Statistik, Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
E-mail: [email protected]
Teknis Menghitung MYS….
• Langkah Keenam, menghitung lamanya bersekolah
Keterangan
Tidak Pernah Sekolah
Masih sekolah di SD s.d. S1
Masih sekolah S2 atau S3
Tidak bersekolah lagi tetapi tidak
tamat di kelas terakhir
Tidak sekolah lagi dan tamat pada
jenjang
BADAN
PUSAT STATISTIK
www.bps.go.id
Lama Sekolah
0
Konversi ijazah terakhir + kelas terakhir - 1
Konversi ijazah terakhir + 1
Ket: Karena di Susenas kode kelas untuk yang sedang kuliah
S2 = 6 dan kuliah S3 = 7 yang tidak menunjukkan kelas
Konversi ijazah terakhir + kelas terakhir - 1
Konversi ijazah terakhir
Subdit Analisis Statistik, Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
E-mail: [email protected]
BADAN PUSAT STATISTIK
Pengeluaran per Kapita Disesuaikan
www.bps.go.id
Teknis Penghitungan Pengeluaran per Kapita
Disesuaikan
Menghitung rata-rata pengeluaran per kapita dari Susenas
Menghitung nilai riil dari rata-rata pengeluaran per kapita
Menghitung PPP
Menghitung pengeluran per kapita disesuaikan
BADAN
PUSAT STATISTIK
www.bps.go.id
Subdit Analisis Statistik, Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
E-mail: [email protected]
Pengeluaran per Kapita Susenas
• Rata-rata pengeluaran per kapita setahun diperoleh dari Susenas
Modul, dihitung dari level provinsi hingga kab/kota.
• Rata-rata pengeluaran per kapita dibuat riil dengan tahun dasar
2012=100
= Rata-rata pengeluaran per kapita per tahun atas dasar harga konstan 2012
= Rata-rata pengeluaran per kapita per tahun pada tahun t
= IHK tahun t dengan tahun dasar 2012
BADAN
PUSAT STATISTIK
www.bps.go.id
Subdit Analisis Statistik, Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
E-mail: [email protected]
Teknis Penghitungan PPP
• Langkah Pertama, menghitung value (rupiah yang dikeluarkan) dan
quantity (jumlah barang yang dikonsumsi) 96 komoditas PPP dari data
Susenas MODUL Konsumsi.
• Langkah Kedua, menghitung quantity komoditi perumahan dari data
Susenas KOR.
• Langkah Ketiga, menghitung harga rata-rata setiap komoditas. Harga yang
tidak terdapat di Susenas diproksi dengan harga dari IHK.
• Langkah Keempat, menghitung relatif harga terhadap Jakarta Selatan.
• Langkah Kelima, menghitung indeks Laspeyres.
• Langkah Keenam, menghitung indeks Paasche.
• Langkah Ketujuh, menghitung indeks Fisher.
BADAN
PUSAT STATISTIK
www.bps.go.id
Subdit Analisis Statistik, Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
E-mail: [email protected]
Penghitungan Indeks Komponen
Metode Lama
๏ถ ๐ผ๐‘˜๐‘’๐‘ ๐‘’โ„Ž๐‘Ž๐‘ก๐‘Ž๐‘› = ๐‘’
๐‘’0 −๐‘’0 ๐‘š๐‘–๐‘›
0 ๐‘š๐‘Ž๐‘˜๐‘  −๐‘’0 ๐‘š๐‘–๐‘›
2
๐ด๐‘€๐ป −๐ด๐‘€๐ป๐‘š๐‘–๐‘›
๐‘š๐‘Ž๐‘˜๐‘  −๐ด๐‘€๐ป๐‘š๐‘–๐‘›
•
๐ผ๐ด๐‘€๐ป = ๐ด๐‘€๐ป
•
๐ผ๐‘€๐‘Œ๐‘† =
•
๐ผ๐ธ๐‘Œ๐‘† = ๐ธ๐‘Œ๐‘†
•
๐ผ๐‘€๐‘Œ๐‘† =๐‘€๐‘Œ๐‘†
1
๏ถ ๐ผ๐‘๐‘’๐‘›๐‘”๐‘’๐‘ก๐‘Žโ„Ž๐‘ข๐‘Ž๐‘› =3 ๐ผ๐ด๐‘€๐ป + 3 ๐ผ๐‘€๐‘Œ๐‘†
๐‘€๐‘Œ๐‘† −๐‘€๐‘Œ๐‘†๐‘š๐‘–๐‘›
๐‘€๐‘Œ๐‘†๐‘š๐‘Ž๐‘˜๐‘  −๐‘€๐‘Œ๐‘†๐‘š๐‘–๐‘›
daya beli−๐‘‘๐‘Ž๐‘ฆ๐‘Ž ๐‘๐‘’๐‘™๐‘–๐‘š๐‘–๐‘›
๐‘š๐‘Ž๐‘˜๐‘  −๐‘‘๐‘Ž๐‘ฆ๐‘Ž ๐‘๐‘’๐‘™๐‘–๐‘š๐‘–๐‘›
๏ถ ๐ผ๐‘‘๐‘Ž๐‘ฆ๐‘Ž ๐‘๐‘’๐‘™๐‘– = ๐‘‘๐‘Ž๐‘ฆ๐‘Ž ๐‘๐‘’๐‘™๐‘–
Metode Baru
๏ถ ๐ผ๐‘˜๐‘’๐‘ ๐‘’โ„Ž๐‘Ž๐‘ก๐‘Ž๐‘› = ๐‘’
๐‘’0 −๐‘’๐‘œ ๐‘š๐‘–๐‘›
๐‘œ ๐‘š๐‘Ž๐‘˜๐‘  −๐‘’๐‘œ ๐‘š๐‘–๐‘›
๐ผ
×๐ผ
๐ธ๐‘Œ๐‘† −๐ธ๐‘Œ๐‘†๐‘š๐‘–๐‘›
๐‘š๐‘Ž๐‘˜๐‘  −๐ธ๐‘Œ๐‘†๐‘š๐‘–๐‘›
− ๐‘š๐‘–๐‘›๐‘–๐‘š๐‘ข๐‘š
๐ธ๐‘Œ๐‘† ๐‘€๐‘Œ๐‘†
๏ถ ๐ผ๐‘๐‘’๐‘›๐‘”๐‘’๐‘ก๐‘Žโ„Ž๐‘ข๐‘Ž๐‘› = ๐‘š๐‘Ž๐‘˜๐‘ ๐‘–๐‘š๐‘ข๐‘š
− ๐‘š๐‘–๐‘›๐‘–๐‘š๐‘ข๐‘š
๐‘€๐‘Œ๐‘† −๐‘€๐‘Œ๐‘†๐‘š๐‘–๐‘›
๐‘š๐‘Ž๐‘˜๐‘  −๐‘€๐‘Œ๐‘†๐‘š๐‘–๐‘›
ln ๐‘‘๐‘Ž๐‘ฆ๐‘Ž ๐‘๐‘’๐‘™๐‘– −ln(๐‘‘๐‘Ž๐‘ฆ๐‘Ž ๐‘๐‘’๐‘™๐‘–๐‘š๐‘–๐‘› )
๐‘š๐‘Ž๐‘˜๐‘  −ln ๐‘‘๐‘Ž๐‘ฆ๐‘Ž ๐‘๐‘’๐‘™๐‘–๐‘š๐‘–๐‘›
๏ถ ๐ผ๐‘‘๐‘Ž๐‘ฆ๐‘Ž ๐‘๐‘’๐‘™๐‘– = ln ๐‘‘๐‘Ž๐‘ฆ๐‘Ž ๐‘๐‘’๐‘™๐‘–
BADAN PUSAT STATISTIK
www.bps.go.id
Subdit Analisis Statistik, Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
E-mail: [email protected]
BADAN PUSAT STATISTIK
Jl. Dr. Sutomo 6-8 Jakarta 10710, Telp (021) 3841195, 3842508, 3810291, Faks (021) 3857046, E-mail: [email protected]
www.bps.go.id
Terima Kasih
Atas Perhatiannya
“Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama dari
pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan rakyatnya
untuk menikmati umur panjang, sehat, dan menjalankan kehidupan yang
produktif. Hal ini tampaknya merupakan suatu kenyataan yang sederhana. Tetapi
hal ini seringkali terlupakan oleh berbagai kesibukan jangka pendek untuk
mengumpulkan harta dan uang.”
(Human Development Report 1990, UNDP)
Subdit Analisis Statistik, Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
http://daps.bps.go.id E-mail: [email protected]
Download