Tenaga keperawatan

advertisement
KEBIJAKAN DIREKTORAT
KEPERAWATAN TENTANG
KOMITE KEPERAWATAN
Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan
Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik
Departemen Kesehatan RI
Latar Belakang (1)
• Pelayanan keperawatanbagian integral
dari pelayanan kesehatanBio-psikososio-spiritual komprehensifindividu,
keluarga, kelompok, masyarakat sehat
maupun sakit.
• Pelayanan keperawatanbantuan karena
adanya kelemahan fisik, mental,
keterbatasan pengetahuan, kurang
kemampuan untuk melaksanakan
kehidupan sehari-hari secara mandiri.
• Pelayanan keperawatantergantung
manajemen/pengelolaan pelayanan
keperawatan disarana kesehatan.
LATAR BELAKANG (2)
• Manajer Pelayanan Keperawatan :
– Bertanggung jawab mengelola
pelayanan/asuhan klien dan menghasilkan
peningkatan kesehatan klien seefisien dan
seefektif mungkin.
– Dituntut akontabel terhadap pengelolaan
pelayanan keperawatan yang menjadi
tanggung jawab serta kewenangannya.
– Bertanggung jawab memberi pengalaman
belajar yang tepat dan lingkungan belajar
yang kondusif
PENGERTIAN(1)
Komite adalah kelompok diluar struktur organisasi formal
yang secara bersama menggunakan pengetahuan,
keterampilan dan ide. Kelompok terdiri dari beberapa
karakteristik individu terbaik yang akan membuat
kesepakatan
atau
hasil
yang
efektif
dengan
mengkombinasikan ketrampilan dan energi (Swansburg,
1999).
Komite terdiri dari dua jenis
1.Standing Commite adalah penasehat yang berwenang
memberikan masukan secara kontinyu kepada pihak
manajemen maupun organisasi.
2.Ad Hoc Commite adalah kelompok yang dibentuk
dengan tujuan khusus untuk menyelesaikan suatu
kegiatan dan akan dibubarkan setelah tugasnya selesai.
(Swansburg, 1999).
Pengertian (2)
Soeyoga 1997
Komite Keperawatan
• Membahas
pengembangan
mutu
sumber daya keperawatan
• Pembinaan etik profesi
• Penyusunan
standar
pelayanan
keperawatan
• Penelitian keperawatan
Kebijakan Depkes tentang pedoman organisasi RS
terkait dengan komite
(Permenkes RI no 1045/Menkes/PER/2006)
Pasal 19: Komite dengan uraian sbb:
1. Komite adl wadah non-struktural yg terdiri dari
tenaga ahli atau profesi dibentuk untuk
memberikan pertimbangan strategis kepada
pimpinan RS dalam rangka peningkatan dan
pengembangan pelayanan RS
2. Pembentukan komite ditetapkan oleh pimpinan RS
sesuai kebutuhan, sekurang-kurangnya terdiri dari
komite medik serta komite etik dan hukum
3. Komite berada di bawah dan bertanggung jawab
kpd pimpinan RS
4. Komite dipimpin oleh seorang ketua yang
diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan RS
5. Pembentukan dan perubahan jumlah dan jenis
komite ditetapkan oleh pimpinan RS setelah
mendapat persetujuan dari DirJen Bina Yanmed
Depkes RI
Kebijakan Depkes ttg Akreditasi RS
terkait dg pelayanan keperawatan
• Standar 2P1:
a. Struktur organisasi keperawatan
mengacu kepada struktur organisasi
Rumah Sakit yg menggambarkan
secara jelas garis komando, garis
koordinasi, tanggung jawab dan
kewenangan, baik struktural maupun
fungsional
b. Fungsional meliputi:
Komite keperawatan/ka. keperawatan
rawat inap/rawat jalan/gawat darurat/
ka. ruangan
KEBIJAKAN DEPKES DALAM PELAYANAN KESEHATAN TERKAIT PELAYANAN
KEPERAWATAN
• UU No23 Tahun 1992 : Pasal 32
– Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan
dengan pengobatan dan atau perawatan,
– Pengobatan dan atau perawatan dapat dilakukan berdasarkan ilmu
kedokteran dan ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat
dipertanggungjawabkan,
– Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu
kedokteran atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk
itu
• PP No 32 Tahun 1996: Tenaga keperawatan  salah satu dari 7
rumpun tenaga kesehatan
• KepMenKes No 1239 Tahun 2002 tentang Registrasi & Praktik Perawat
– Kewenangan perawat  melaksanakan asuhan keperawatan
– Tindakan medik hanya dapat dilakukan berdasarkan permintaan
tertulis dari dokter (pasal 15)
– Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seseorang/pasien
Perawat berwenang untuk melakukan pelayanan kesehatan diluar
kewenangannya (pasal 20, ayat 1)
GAMBARAN
DIREKTORAT BINA PELAYANAN
KEPERAWATAN
DITJEN PELAYANAN MEDIK
STRUKTUR ORGANISASI
DIT BINA PELAYANAN KEPERAWATAN
DIREKTUR JENDERAL BINA
PELAYANAN MEDIK
DIREKTUR BINA YAN
KEPERAWATAN
SUBDIT BINA
YAN WAT
DASAR
SUBDIT BINA
YAN WAT
SPESIALISTIK
SUBDIT BINA
YAN WAT
INTENSIF
SEKSI STANDARISASI
SEKSI BIM &EV
FUNGSIONAL
SUBDIT BINA
YAN WAT
KELUARGA
SUBDIT BINA
YAN WAT
KEBIDANAN
TUGAS POKOK DAN FUNGSI
DIT BINA PELAYANAN KEPERAWATAN
•
• PERUMUSAN KEBIJAKAN TEKNIS
PENYUSUNAN STANDAR TEKNIS, NORMA, PEDOMAN, KRITERIA,
PROSEDUR
• BIMBINGAN TEKNIS
• EVALUASI
TAHUN 2005-2009 SASARAN PROGRAM UKP
• CAKUPAN RAWAT INAP 1,5 %
• RS MELAKSANAKAN PELAYANAN GAWAT DARURAT 90 %
• RS MELAKSANAKAN PONEK 75 %
• RS TERAKREDITASI 70 %
• RS MELAKSANAKAN PELAYANAN RAWAT INAP GAKIN DI
KELAS III 100 %
KEBIJAKAN PELAKSANAAN
PROGRAM UKP TERKAIT PENANGANAN GAWAT DARURAT DAN
BENCANA
• Upaya kesehatan diarahkan a.l :
– meningkatkan sistem rujukan upaya kes perorangan &
mengembangkan RS Kab/Kota sebagai pusat rujukan “safe
community”
–  mengembangkan& meningkatkan pelayanan obstetrik
neonatal emergency komprehensif di RS Kab/Kota (PONEK)
– Mengembangkan dan menerapkan standar pelayanan
kedokteran, keperawatan dan penunjang medik di sarana
kesehatan
– Mengembangkan jaminan keselamatan pasien ( patient safety)
di Rumah Saki
isu strategis (1)
• Belum semua pelayanan keperawatan di sarana
kesehatan terstandar
• Standar/pedoman pelayanan keperawatan dan
kebidanan belum semua didukung aspek legal
sehingga belum semua diimplementasikan di
sarana kesehatan.
• Keperawatan belum terlibat secara optimal
dalam penetapan kebijakan kesehatan nasional
(Global Pandome Prepadness)
isu strategis (2)
• Dengan dilaksanakan desentralisasi, struktur
organisasi keperawatan di RS bervariasi,
sehingga tidak menjamin adanya keterlibatan
perawat dalam proses pengambilan keputusan.
Sementara itu, tidak adanya vocal point untuk
keperawatan di Dinas Kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota.
• Belum diakomodasikannya jasa pelayanan
keperawatan di RS termasuk pelayanan
keperawatan intensif ke dalam Askeskin (Asuransi
Kesehatan Masyarakat Miskin).
• Perlindungan hukum dan kewenangan perawat
dan bidan belum terumuskan dalam peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi.
isu strategis (3)
• Pelayanan keperawatan di sarana
kesehatan belum didukung dengan
jenjang karir professional, yang jelas dan
terstruktur. Kompetensi tenaga
keperawatan belum memenuhi standar
• Sistem informasi, pelayanan keperawatan
dan kebidanan belum semua
terakomodasi dalam sistem informasi
kesehatan.
• Belum optimal pelayanan keperawatan
dalam pemberdayaan keluarga rawan
kesehatan.
• Masih lemahnya koordinasi keperawatan
dengan unit terkait lainnya
PROFIL TENAGA KEPERAWATAN (1)
• Tenaga keperawatan : 58, 49 % tenaga kesehatan terdiri dari
perawat : 32,8 %, bidan:25,65 %)
• Tenaga keperawatan bekerja di RS  66,39 % (98.906) dari
seluruh tenaga kesehatan
–
–
–
–
–
–
RS Vertikal : 11,75 %
RS Provinsi : 12,94 %
RS Kab/Kota : 24,09 %
RS TNI/POLRI :7,03 %
RS BUMN : 4,26 %
RS Swasta :39,92 %
• Tenaga keperawatan bekerja di RS Pemerintah (Kelas A,B,C,D) :
43,18 % (42.712)
PROFIL TENAGAKEPERAWATAN (2)
• Tenaga keperawatan bekerja di
Puskesmas : 71,77 % ( 105.950)
tenaga kesehatan
• Tenaga keperawatan :
– Pendidikan DIII : 15,76 %
– Pendidikan setara SPK : 84,24 %
PROFIL PERAWAT I/UGD
(Evaluasi di 12 RS 6 Puskesmas pada 6 Provinsi, tahun 2006)
Rumah Sakit :
• Pendidikan Perawat I/UGD RS ( n=429)
•
•
•
•
SPK 23,31%,
D3 Keperawatan 74,59%
D4 Keperawatan 0,47%
S1 Keperawatan 1,63%
• Perawat I/UGD RS mendapat pelatihan
BLS/BTLS/ATLS/PPGD : 37,8%
Puskesmas :
• Pendidikan perawat di pelayanan UGD Puskesmas
(n=81)
• SPK 53,09%
• D3Keperawatan 30,86%
• S1 Keperawatan 2,47%
• Perawat UGD Puskesmas mendapat pelatihan
BLS/BTLS/ATLS/PPGD :19,5%
Permasalahan Keperawatan Saat ini
Pelayanan keperawatan profesional belum berjalan
sepenuhnya
Sistem ketenagaan keperawatan, pengembangan
karir & program pendidikan berlanjut belum
jelas
Praktik keperawatan profesional di rumah sakit
belum terwujud
Pola ketenagaan keperawatan belum jelas
Mutu lulusan belum sesuai dengan tuntutan
pelayanan global
Pendayagunaan perawat belum mantap
Ancaman persaingan perawat asing
Sistem regulasi praktik keperawatan belum jelas
PERMASALAHAN TENAGA KEPERAWATAN (1)
STANDAR TENAGA
PENGADAAN DAN PENYEBARAN
MUTU TENAGA KEPERAWATAN
SISTEM PENGHARGAAN DAN
KESEJAHTERAAN
SISTEM PENGEMBANGAN KARIR
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
REGISTRASI, LISENSI, SERTIFIKASI
PERMASALAHAN (2)
Ratio tenaga keperawatan belum memenuhi ratio yang
diharapkan (2010)
Perawat : penduduk = 1 : 850  diperkirakan 1 : 2850
Bidan : penduduk = 1 : 1000 diperkirakan 1 : 2600
Tenaga keperawatan dalam 3 tahun terakhir tidak pernah
mendapat pelatihan
70,9% tenaga keperawatan selama 3 tahun terakhir tidak
pernah mengikuti pelatihan (Hasil evaluasi WHO-Dit
Yanwat,2000)
Tenaga keperawatan tidak mempunyai uraian tugas
47,4 % tenaga keperawatan tidak memiliki uraian tugas
secara tertulis (Hasil evaluasi WHO-Dit YanWat,2000)
PERMASALAHAN (3)
Tenaga keperawatan lebih banyak melakukan tugas diluar
kewenangannya ( yang diatur dalam Kepmenkes No 1239
Tahun 2001)
39,8 % keperawatan masih melakukan tugas-tugas non
keperawatan (Hasil evaluasi WHO-DitYanwat, 2000)
92,6 % perawat melakukan diagnosis medis (Hasil evaluasi
perawat daerah terpencil,Dit Yanwat-FKMUI, 2005)
97,1 % perawat melakukan tindakanpengobatan (Hasil
evaluasi perawat daerah terpencil,Dit Yanwat-FKMUI, 2005)
78,8 % perawat melakukan tugas kebersihan (Hasil evaluasi
perawat daerah terpencil,Dit Yanwat-FKMUI, 2005)
MISI
:
Memfasilitasi terlaksananya pelayanan
keperawatan bermutu, efisien,
manusiawi, adil dan merata.
Mendorong peningkatan peran LS dan
LP mewujudkan sumberdaya yang
membantu masyarakat miskin dalam
keperawatannya
Meningkatkan dan mengembangkan
sistem rujukan dan jejaring pelayanan
keperawatan
Mendorong terciptanya SDM
keperawatan profesional, akuntable,
ber orientasi pd kebutuhan klien
sebagai individu/keluarga berlandaskan
moral,etik dan hukum
Meningkatkan dan mendorong
pengembangan dan pemanfaatan
pelayanan keperawatan tepat guna.
Mewujudkan tersedianya sumber daya
untuk peningkatan dan pengembangan
pelayanan keperawatan
VISI:
Pelayanan
keperawatan bermutu
mendukung
terwujudnya
pelayanan medik
prima
TUJUAN
Umum:
Meningkatnya upaya kesehatan perorangan yang merata,bermutu, terjangkau,
efektif dan efisien serta dapat dipertanggung jawabkan secara profesional.
KHUSUS:
1. Tersedia tenaga keperawatan profesional
dalam penyelenggaraan upaya kesehatan
perorangan
2. Terselenggara koordinasi,
integrasi,sinkronisasi dan sinergi dalam
manajemen keperawatan perorangan termasuk
sistem rujukan dan SIM/SIK
3. Tersusun kebijakan, standart/pedoman dan
regulasi yang menjamin terwujudnya pelayanan
keperawatan yang bermutu
4. Terselenggaranya pelayanan keperawatan
bermutu dengan IPTEK kesehatan tepat guna.
PROGRAM DIREKTORAT (1)
Peningkatan pelayanan keperawatan di RS Kab/Kota sebagai pusat rujukan
safe community
Pengembangan dan penerapan standar pelayanan keperawatan (termasuk
kebidanan) di semua RS dan sarana kesehatan lainnya.
Pengembangan pelayanan keperawatan/kebidanan dalam mewujudkan “patient
safety” di semua RS
Pengembangan pelayanan keperawatan sebagai bagian integral pelayanan
medik mobilitas berbasis RS
PROGRAM DIREKTORAT (2)
Pengembangan dan peningkatan pelayanan keperawatan/kebidanan dalam rangka
PONEK di RS kabupaten/Kota
Pengembangan dan peningkatan pelayanan keperawatan/kebidanan dalam rangka
program Sayang Ibu dan Sayang Bayi
Pembinaan dan peningkatan kemampuan teknis tenaga keperawatan
Melaksanakan advokasi, sosialisasi dan pembinaan penerapan standar/pedoman
keperawatan
KEGIATAN (1)
Pengembangan dan penerapan standar pelayanan keperawatan dan
kebidanan di sarana kesehatan
Pengembangan dan peningkatan kemampuan teknis dan manajerial
tenaga keperawatan di sarana kesehatan
Pengembangan dan peningkatan kemampuan tenaga keperawatan dalam
penanggulangan gawat darurat termasuk dan bencana
Peningkatan profesionalisme tenaga keperawatan
Pengembangan pelayanan keperawatan mendukung pelayanan mobilitas
berbasis RS
Pengembangan dan peningkatan pelayanan keperawatan dan kebidanan
dalam ponek di RS
KEGIATAN (2)
Pengembangan keperawatan sayang ibu dan
sayang bayi dirumah sakit
Pengembangan dan penerapan akreditasi rumah
sakit dan sarana kesehatan lainnya
Pengembangan jejaring pelayanan rujukan antar
sarana kesehatan serta pengembangan
keperawatan spesialis di rumah sakit
pendidikan dan khusus
Pengembangan SIMRS sampai tingkat Kab/Kota
dengan menggunakan website Ditjen Bina
Yankeperawatan
KEGIATAN-KEGIATAN PRIORITAS 2005-2009
a. Pengembangan, sosialisasi dan penerapan standar/pedoman
pelayanan keperawatan dan kebidanan, antara lain:
- Standar/pedoman pelayanan keperawatan dasar dan keluarga
- Standar/pedoman pelayanan keperawatan di RS
- Standar/pedoman pelayanan kebidanan
- Standar/pedoman pelayanan keperawatan intensif
b. Penerapan sistem pelayanan keperawatan profesional di Rumah Sakit
(MPKP)
c. Peningkatan mutu pelayanan keperawatan intensif di Rumah Sakit
d. Peningkatan kemampuan teknis keperawatan gawat darurat
(emergency nursing: basic 1, basic2)
e. Peningkatan kemampuan teknis tenaga keperawatan dalam PONEK
f. Pemantapan pengelolaan Perkesmas di tingkat provinsi dan
kabupaten/kota
g. Pemantapan pembinaan keluarga rawan kesehatan
Download