Jika sudah bertemu dengan Pangeran Champa di situlah Sam Po Kong Cheng Ho akan menemukan jalannya untuk mendapatkan ketenangan hati yang menuju pada apa yang dinamakan Tuhan Allah itu. Sebab kata Dewa Kiem Tian Bie, Pangeran dari Champa itulah yang akan memberikan petunjuk. Sesudah bertemu dengan Pangeran dari Champa akan berguru kepada Raja Majapahit yang terkenal di pelbagai penjuru. Perahu Cheng Ho di Teluk Siam kemudian menyusuri Sungai Mekong untuk menuju ke Champa. Sampai di istana Champa ia diterima oleh Raja Champa, dan Raja Yunan sudah kelihatan lanjut usianya. Raja Yunan mendengarkan keadaan Kerajaan Tiongkok Raya setelah dikuasai oleh Keluarga Maharaja Ming. Cheng Ho menceritakan dari awal hingga akhir keadaan Kerajaan Tiongkok Raya, sampai Sam Po Kong Cheng Ho meninggalkan Tiongkok. Maka kata Raja Yunan kepada Cheng Ho, "Cheng Ho, saya memuji kepadamu. Tetapi apakah kamu rela Dinasti Ho tidak akan menduduki takhta Tiongkok lagi? Kamu adalah termasuk Dinasti Ho. Apakah kamu tidak ingin menyambung dinastimu ?" "Ampun Tuanku, apabila hamba mau, lambat laun bisa menduduki takhta Kerajaan Tiongkok Raya. Sebab hamba sudah akan diambil menantu oleh Maharaja Ming Cheng Chu. Tetapi karena hamba belum merasa mampu untuk menjadi maharaja atau raja, hamba mengelak, sengaja akan mencari ilmu dan akan pergi ke Majapahit untuk belajar ilmu ketatanegaraan kepada Gajah Mada yang sangat terkenal itu." "Jadi, kamu akan diambil menantu Maharaja Ming Cheng Chu ?" "Daulat Tuanku. Hamba dan Putri Mahkota sudah sepakat akan melaksanakan perkawinan setelah tercapai citacita hamba. Rupanya Maharaja Ming sangat tertarik kepada 44