5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perairan Sungai Sungai adalah suatu perairan yang airnya berasal dari mata air, air hujan, air permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Aliran air atau gerakan air secara horisontal secara terus menerus inilah yang disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). Sungai dapat dibagi menjadi beberapa zona. Pembagian zona sungai itu ada dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu : 1. Berdasar sifat dasar sungai, yaitu : hulu (upstream), tengah sungai (middle stream), dan hilir (down stream). Pembagian itu untuk kepentingan penggunaan air sungai. 2. Berdasar sifat yang menunjuk habitat ikan dan hewan air, yaitu : hulu (upstream), jangkauan air (riffles), kedung (pools), genangan (flows), aliran kembali (back water), dan daerah banjir (floodwaters) (Brotowidjoyo et al., 1995). Secara alami sungai mengalami perubahan secara gradual dari hulu kehilir dari aspek-aspek fisika kimia dan kondisi vegetasinya sehingga pada tiap segmen sungai akan terdapat karakteristik habitat yang berbeda. Secara alami keberadaan dan distribusi ikan sungai dipengaruhi oleh aktivitas manusia disungai terutama yang dapat menyebabkan perubahan fisika kimia air, populasi dan pemasukan spesies baru kebadan air sungai (Setijanto dan Sulistyo, 2008). 5 Profil Reproduksi Ikan…, Soviana Nurul Fadlilah, FKIP UMP, 2017 6 Penyebaran suatu jenis ikan erat sekali kaitannya dengan faktor lingkungan. Untuk hidup subur dan berkembang biak, ikan harus dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan ikan meliputi : oksigen terlarut, suhu, cahaya, arus, makanan, kedalaman, dan pH air (Djuhanda, 1981). 2.2. Kualitas Perairan Sungai 2.2.1. Parameter Fisika Perairan Parameter fisika adalah salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur kadar kualitas air yang berhubungan dengan fisika seperti suhu, kecepatan arus dan kecerahan. a. Suhu Suhu selalu berubah-ubah bergantung pada kondisi alam dan dapat berpengaruh besar dalam penyebaran dan metabolisme tubuh suatu organisme. Proses metabolisme tubuh dapat terjadi hanya dalam kisaran suhu tertentu yang selanjutnya berpengaruh terhadap pertumbuhannya. Suhu penting pula terhadap arah ruaya dan pergerakan ikan (Anwar, 2008). b. Kecepatan Arus Arus dari sungai berubah dari deras pada bagian hulu dan menjadi lambat pada bagian hilir. Perubahan ini juga bisa diikuti dengan berubahnya keadaan spesies-spesies ikan yang menghuninya (Odum, 1996). Kecepatan arus ditentukan oleh kemiringan, kedalaman dan substrat dasarnya. Sungai dengan Profil Reproduksi Ikan…, Soviana Nurul Fadlilah, FKIP UMP, 2017 7 kecepatan arus lebih dari 100 cm/s termasuk sungai dengan kecepatan arus sangat cepat sedangkan kecepatan arus sungai yang sangat lambat adalah kurang dari 10 cm/s. Kecepatan arus antara 10-25 cm/s termasuk sungai dengan kecepatan arus lambat, kecepatan arus antara 25-100 cm/s termasuk sungai dengan kecepatan arus antara 50-100 cm/s termasuk sungai dengan kecepatan arus cepat (Setijanto dan Sulistyo, 2008). c. Kecerahan Cahaya merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan ikan dan berperan secara langsung maupun tidak langsung. Cahaya dibutuhkan ikan untuk mengejar mangsa, menghindarkan diri dari predator dan dalam perjalanan menuju suatu tempat. Hanya beberapa spesies ikan yang beradaptasi untuk hidup ditempat yang gelap. Selain penting dalam membantu penglihatan, cahaya juga penting dalam metabolisme ikan dan pematangan gonad. Ikan yang mendiami daerah air yang dalam, pada siang hari akan bergerak menuju ke daerah yang lebih dangkal untuk mencari makanan dengan adanya rangsangan cahaya (Anwar, 2008). 2.2.2. Parameter Kimia Perairan Parameter kimia adalah parameter yang sangat penting untuk menentukan air tersebut dikatakan baik atau tidak dalam kehidupan ikan. Profil Reproduksi Ikan…, Soviana Nurul Fadlilah, FKIP UMP, 2017 8 a. pH air pH air merupakan ukuran konsentrasi ion hidrogen yang menunjukkan suasana asam suatu perairan. Air dikatakan basa apabila pH > 7 dan dikatakan asam bila pH < 7. Secara alamiah pH perairan dipengaruhi oleh konsentrasi karbondioksida dan senyawa yang bersifat asam. Organisme air dapat hidup dalam suatu perairan yang mempunyai nilai pH netral dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai basa lemah. Nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisme air pada umumnya berkisar tujuh (Anwar, 2008). b. Disolved Oxygen (oksigen terlarut) Oksigen terlarut adalah parameter kimia yang menunjukkan banyaknya oksigen terlarut dalam air. Disolved Oxygen dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menentukan mutu air bagi organisme perairan (Brotowidjoyo et al., 1995). Perubahan konsentrasi oksigen terlarut dapat menimbulkan efek langsung yang berakibat pada kematian organisme perairan. Sedangkan pengaruh tidak langsung adalah dapat meningkatkan toksisitas bahan pencemar yang pada akhirnya dapat membahayakan organisme itu sendiri. Hal ini disebabkan karena oksigen terlarut digunakan untuk proses metabolisme dalam tubuh (Anwar, 2008). Profil Reproduksi Ikan…, Soviana Nurul Fadlilah, FKIP UMP, 2017 9 2.2.3. Parameter Biologi Parameter biologi adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui kepadatan biota di dalam air. Biota tersebut dapat berupa plankton, benthos, perifiton, bakteri maupun biota jenis lainnya. Tetapi dalam dunia perikanan biota yang sering diukur adalah jenis plankton. Plankton adalah organisme yang hidup melayang atau mengambang di dalam air. Kemampuan geraknya kalaupun ada, sangat terbatas hingga organisme tersebut selalu terbawa oleh arus. Plankton dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu fitoplankton terdiri dari tumbuhan laut yang bebas melayang dan hanyut dalam laut serta mampu berfotosintesis, dan zooplankton ialah hewan-hewan laut yang planktonik (Nybakken, 1992). Fitoplankton yang subur umumnya terdapat diperairan sekitar muara sungai atau diperairan lepas pantai dimana terjadi air naik (upwelling). Di kedua lokasi itu terjadi proses penyuburan karena masuknya zat hara ke dalam lingkungan tersebut. Di depan muara sungai banyak zat hara datang dari daratan dan di alirkan oleh sungai ke laut, sedangkan di daerah air naik zat hara yang kaya terangkat dari lapisan lebih dalam kea rah permukaan (Nontji, 1993). 2.3. Profil Reproduksi Ikan Keberhasilan suatu spesies ikan ditentukan oleh kemampuan ikan tersebut untuk bereproduksi dalam kondisi lingkungan yang berubah-ubah dan kemampuan untuk mempertahankan populasinya. Setiap spesies ikan mempunyai strategi reproduksi yang tersendiri sehingga dapat melakukan Profil Reproduksi Ikan…, Soviana Nurul Fadlilah, FKIP UMP, 2017 10 reproduksinya dengan sukses. Jenis kelamin dan tingkat kematangan seksual ikan merupakan pengetahuan dasar biologi reproduksi suatu jenis ikan, untuk mengetahui ukuran atau umur ikan serta siklus pertumbuhan ovarium sampai selesai memijah (Pralampita et al., 2002). Reproduksi adalah kemampuan individu untuk menghasilkan keturunan sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya. Berdasarkan strategi reproduksi yang dimiliki oleh ikan maka dikenal tipe reproduksi seksual dengan fertilisasi internal yang dilakukan dengan menempatkan sperma dalam tubuh betina sehingga mengurangi kemungkinan kekeringan sperma dan telur sehingga fertilisasi dapat berlangsung, sedangkan reproduksi seksual dengan fertilisasi eksternal merupakan penggabungan dua gamet (sperma dan telur) dari luar tubuh masing-masing induk secara terkoordinasi (Fujaya, 2004). 2.3.1. Fekunditas Fekunditas adalah jumlah telur yang telah matang dalam suatu ovarium sebelum dikeluarkan pada waktu memijah. Fekunditas yang seperti ini dinamakan fekunditas mutlak (fekunditas individu), sedangkan fekunditas relatif adalah jumlah telur per satuan berat dan panjang ikan (Effendie, 2002). Effendie (2002) menyatakan bahwa, untuk spesies tertentu pada umur yang berbeda-beda memperlihatkan fekunditas yang bervariasi sehubungan dengan persediaan makanan tahunan. Pengaruh ini terjadi juga untuk individu yang berukuran sama dan dapat pula untuk populasi secara keseluruhan. Sebagian dari pengaruh tadi mempengaruhi telur dan persediaan telur. Profil Reproduksi Ikan…, Soviana Nurul Fadlilah, FKIP UMP, 2017 11 2.3.2. Tingkat Kematangan Gonad (TKG) Tingkat perkembangan kematangan gonad gonad sebelum dan adalah tahap sesudah ikan tertentu memijah. Berdasarkan ciri-ciri morfologinya dapat dilakukan pengamatan untuk mengetahui tingkat kematangan gonad suatu spesies ikan. Tanda morfologis utama untuk mengetahui kematangan gonad adalah berdasarkan berat gonadnya, sedangkan berat gonad ikan tergantung pada ukuran, umur, dan tingkat pertumbuhan gonadnya (Effendie, 1979). Tiap-tiap spesies ikan pada waktu pertama kali gonadnya menjadi masak tidak sama ukurannya. Demikian pula ikan yang sama spesiesnya. Lebih-lebih bila ikan yang sama spesiesnya itu tersebar pada lintang yang perbedaannya lebih dari lima derajat, maka terdapat perbedaan ukuran dan umur ketika mencapai kematangan gonad untuk pertama kalinya (Effendie, 1979). Pengamatan kematangan gonad dilakukan dengan dua cara yaitu, dengan cara histologi dilakukan di laboratorium, yang kedua dengan cara pengamatan morfologi yang dapat dilakukan di laboratorium dan dapat pula dilakukan di lapangan. Dari penelitian secara histologi akan diketahui anatomi perkembangan gonad tadi lebih jelas dan mendetail. Sedangkan hasil pengamatan secara morfologi tidak akan sedetail cara histologi, namun cara morfologi ini banyak dilakukan para peneliti. Dasar yang dipakai untuk menentukan Profil Reproduksi Ikan…, Soviana Nurul Fadlilah, FKIP UMP, 2017 12 tingkat kematangan gonad dengan cara morfologi ialah bentuk, ukuran panjang dan berat, warna dan perkembangan isi gonad yang dapat dilihat. Perkembangan gonad ikan betina lebih banyak diperhatikan dari pada ikan jantan karena perkembangan diameter telur yang terdapat dalam gonad lebih mudah dilihat dari pada sperma yang terdapat di dalam testis (Effendie, 2002). 2.3.3. Indeks Kematangan Gonad (IKG) Indeks kematangan gonad adalah tahapan kematangan gonad, sehingga terjadi perubahan-perubahan dalam gonad. Pada ikan betina umumnya ada penambahan berat gonad 10 – 25 %. Pada ikan jantan penambahan gonad 5 – 10 %. Pembagian TKG ada beberapa versi oleh masing-masing ahli, antara lain berdasarkan struktur, ukuran, dan warna gonad. Struktur gonad sepasang tersusun bilateral kiri dan kanan, ukuran gonad sesuai dengan bobot tubuh ikan, warna gonad pada jantan gonad berwana putih dan betina berwarna kuning (Effendie,1979). Perkembangan gonad ikan merupakan salah satu bagian dari siklus reproduksi yaitu pematangan gonad, perkawinan dan pemijahan, pembuahan dan awal perkembangan serta penetasan (Fujaya, 2002). Perubahan yang terjadi pada gonad, secara kuantitatif dapat dinyatakan dengan satuan indeks yang dinamakan Indeks Kematangan Gonad (IKG). IKG merupakan satuan nilai dalam persen sebagai hasil dari perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan Profil Reproduksi Ikan…, Soviana Nurul Fadlilah, FKIP UMP, 2017 13 termasuk dikalikan dengan 100 %. Effendie (1979) menyatakan bahwa ikan dengan IKG mulai dari 19% keatas sudah sanggup mengeluarkan telurnya dianggap telah matang gonad. Secara umum nilai IKG meningkat sejalan dengan perkembangan gonad ikan, nilai tertinggi dicapai pada saat mencapai TKG IV, kemudian menurun setelah ikan melakukan pemijahan TKG V. Bobot gonad dan IKG ikan mencapai maksimal pada TKG IV. Pada TKG yang sama IKG ikan jantan dan betina berbeda hal ini disebabkan oleh ukuran gonad jantan berbeda lebih kecil dengan ikan betina (Nasution, 2004). 2.3.4. Rasio kelamin Rasio kelamin merupakan perbandingan jumlah ikan jantan dengan jumlah ikan betina dalam suatu populasi dimana perbandingan 1:1 yaitu 50% jantan dan 50% betina merupakan kondisi ideal untuk mempertahankan spesies. Namun pada kenyataanya di alam perbandingan rasio kelamin tidaklah mutlak, hal ini dipengaruhi oleh pola distribusi yang disebabkan oleh ketersediaan makanan, kepadatan populasi, dan keseimbangan rantai makanan (Effendie, 1979). Perbandingan jenis kelamin dapat digunakan untuk menduga keseimbangan populasi antara jenis kelamin jantan dan betina. Sifat seksual primer pada ikan ditandai dengan adanya organ yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi, yaitu ovarium dan pembuluhnya pada ikan betina, pada ikan jantan testis dengan pembuluhnya (Effendie, 1979). Profil Reproduksi Ikan…, Soviana Nurul Fadlilah, FKIP UMP, 2017