FRASA NOMINA PADA SISTIM BAHASA ANTAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH II SURAKARTA Endang Fauziati abstract The English of Senior High Schhol students in Indonesia is quite interesting to study because it contanis a significant number of errors, especially in the writing of a noun phrase. This phenomenon shows that the English used contains Interlanguage. Selinker states that Interlanguage has its own linguistic system. This study aims to describe and explain the linguistic system of noun phrase in the leaners’ interlanguage as well as factors that contribute to the formation of the noun phrase. The subjects of this study were 40 students of SMA Muhammadiyah Surakarta II Class X. The data were collected through elicitation technique, the students were asked to write free composition. Data were analyzed using framework of error analysis which includes four stages: elicitation, identification, description and explanation or interpretation. The results of the data analysis indicate seven noun phrase patterns as follows: (1) the use of mother tongue (Indonesian), (2) the use of combination of Indonesian and English, (3) the use of cognate, (4) the use of the Arabic already naturalized into Indonesian, (5) the existence of miscollocation, (6) the use of false friend, and (7) the use of infinitive verbs instead of Verb-ing. With regards to factors that contribute to the formation of the noun phrase, the results show that these are due to the following factors: (1) muilingualism of the English learners, (2) the gap between the Indonesian vocabulary repertoire and English, (3) the utilization of the previous lerned languages (Indonesia, Arabic) in their English expressions, and (4) the lack of control of the structure of the English noun phrase. Keywords: noun phrases, noun phrase patterns, factors which contribute to the formation of noun phrases sebuah bahasa yang masih diwarnai oleh PENDAHULUAN Bahasa Inggrisnya siswa SMA di bahasa asli penutur (Indonesia) dan bahasa Indonesia cukup menarik untuk dikaji asing (Inggris). Fenomena semacam ini karena tentunya sangat menarik untuk dikaji. ditemukan kesalahan yang signifikan, utamanya dalam penulisan frasa nomina. Fenomena semacam ini Di dalam menuliskan frasa nomina, pembelajar sering membuat kesalahan. menunjukkan bahwa bahasa Inggris yang Konstruksi frasa nominanya berbeda dari digunakan masih mengandung bahasa antar konstruksi frasa nomina bahasa sasaran (interlanguage). Fenomena semacam ini (Inggris). menunjukkan bahwa bahasa Inggris yang merupakan bukti bahwa mereka masih digunakan masih dalam level interlanguage, dalam Kesalahan taraf ‘learning’ semacam atau itu belum menguasai kaidah BIng sepenuhnya. Dalam Endang Fauziati Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016 185 kajian bahasa antar, kesalahan semacam ini tidak lagi dipandang hanya Berikut beberapa contoh kalimat sebagai yang mengandung frasa nomina yang dapat penyimpangan, melainkan menjadi sumber dikategorikan sebagai bahasa antar: (1) My kajian untuk melihat proses pembelajar mother bought some traditional sofenir for bahasa asing. the wedding party; (2) I and my friend Selinker (1997) menyodorkan istilah bought tiket movie in the locket for the bahasa antar atau bahasa antar untuk football match; (3) My mother usually go by mengacu pada sistem kebahasaan macam a Cetral taksi to campus. Contoh kalimat itu, yaitu sistem kebahasaan yang berbeda tersebut menggambarkan bahwa penulisnya dari bahasa natif siswa maupun bahasa menghadapi berbagai kesulitan baik dalam sasaran. Sistem bahasa antar dibentuk dari grammar maupun kosa kata saat mereka kedua sistem bahasa tersebut. Hipotesa mengekspresikan ide dalam Bahasa Inggris. Selinker (1977; 1997) mengatakan bahwa Konstruksi frasa nomina dalam kalimat bahasa antar merupakan bahasa natural yang diatas dapat dikategorikan sebagai bahasa sistematis dalam perkembangannya. Bahasa antar, yang merupakan kaombinasi dari antar merefleksikan usaha pemelajar untuk sistem Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. mengkonstruk sebuah sistem linguistic yang Persoalan semacam inilah yang akan terus menerus berkembang kearah bahasa dikaji dalam penelitian ini. Kajian ini sasaran. Bahasa antar berevolusi sepanjang menggunakan perspektif bahasa antar atau proses interlanguage study pemelajaran dimana pemelajar untuk menjelaskan menggunakan berbagai strategi internal fenomena yang ada. (mekanisme kognitif) untuk memahami merupakan kajian bahasanya pemelajar input bahasa dan mengontrol outputnya. Bahasa asing yang sekarang ini banyak Strategi internal inilah yang menjadi fokus dibahasa dalam literarur Second language pandangan Selinker tentang bahasa antar. Acquisition. Selinker berpendapat bahwa bahasa antar pertamakali diciptakan oleh Selinker (1972) merupakan produk interaksi antara dua guna memberikan perhatian khusus pada sistem linguistik: bahasa ibu dan bahasa fakta bahwa sistem kebahasaan pembelajar target. Oleh karenya dia memiliki fitur dari bahasa ke-dua bukan merupakan sistem keduanya. kebahasaan bahasa ibu maupun bahasa ke- Terminilogi Bahasa antar interlanguage dua. Sistem kebahasaan ini memilki elemen 186 Endang Fauziati Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016 yang dapat ditelusur kedalam kedua sistem juga didukung oleh Sharwood Smith (1994: kebahasaan tersebut. kita dapat 7) yang secara eksplisit mendifinisikan kontinum antara bahasa antar sebagai “perilaku berbahasa sistem bahasa ibu (yang merupakan bekal yang sistematis dari pembelajar bahasa ke- awal pemelajar) dan bahasa sasaran (yang dua, atau bahasa selain dari bahasa ibu”. merupakan bahasa yang sedang dipelajari) Lebih lanjut dia mengatakan bahwa kata dapat dikatakan bahwa pada suatu periode “bahasa” dalam bahasa antar menunjukkan perkembangan pada sistem yang mandiri sedangkan kata menggambarkan Bila satu bahasa sasaran tertentu pembelajar menggunakan sebuah bahasa “antar” antar (interlanguage ). merupakan versi pada tahapan intermedisi Hipotesa Selinker mengisaratkan bahwa ini (1997) pada aperkembangan kebahasaan bahasa mengatakan bahwa bahasa antar merupakan asing pemelajar. Faktanya bahwa bahasa bahasa versi natural yang sistematis dalam ini bersifat idiosinkratik (unik); perkembangannya. Bahasa antar berbeda dari bahasa ibu dan bahasa target. merefleksikan pembelajar untuk Sebagai sistem kebahasaan yang mandiri, mengkonstruk sebuah sistem linguistik yang bahasa antar memiliki karakteristik yang terus menerus berkembang kearah bahasa berbeda dari bahasa natural lainnya. usaha sasaran. Bahasa antar berevolusi sepanjang proses pemelajaran dimana Beberapa ahli di bidang linguistik pemelajar terapan seperti Adjemian (1976), Selinker menggunakan berbagai strategi internal (1977; 1997), dan Saville-Troike (2006) (mekanisme kognitif) untuk memahami sependapat bahwa sebagai sebuah sistem input bahasa dan mengontrol outputnya. kebahasaan, bahasa antar memiliki ciri khas Strategi internal inilah yang menjadi fokus utama yang berbeda dari sistem kebahasaan pandangan Selinker tentang bahasa antar. lain yaitu: (1) sistematis, (2) permeabel, (3) Selinker berpendapat bahwa bahasa antar dinamis. merupakan produk interaksi antara dua Sitem bahasa natar bersifat sistem linguistik: bahasa ibu dan bahasa sistematis. Sebagai bahasa yang natural target. Oleh karenya dia memiliki fitur dari bahasa antar memiliki sistem kabahasaannya keduanya. sendiri. Artinya bahwa bahasa antar bukan Pengakuan antar sekedar kumpulan random sebuah unit merupakan kaidah bahasa yang sistematis bahasa melainkan unit yang sistematis. Endang Fauziati bahwa bahasa Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016 187 Saville-Troike bahwa (2006: “pada 41) tahapan menyatakan perkembangan dengan menyederhanakan, menambahkanm mengurangi, memposisikan secara tertentu, bahasa antar diatur oleh kaidah keliru, atau menggeneralisasikan. Kedua bahasa yang merupakan tatabaha internal proses ini merefleksikan dasar permeabilitas pemelajar. Tatabahasa ini ditemukan dengan sistem cara menganalisis bahasa yang digunakan merupakan properti pembelajar dimiliki oleh sistem bahasa antar). bahasa ke-dua pada masa tersebut”. bahasa antar. Permeabilitas yang unik (hanya Bahasa antar bersifat dinamis dalam Walaupun pembelajar arti bahwa “sistem kebahasaan dalam minda menyimpang dari tatabahasa bahasa sasaran, pemelajar selalu berubah sehingga sistem tidak berarti dia tidak memiliki sistem. tersebut bersifat sementara” (Saville-Troike Kesalahannya berpola; beberapa kesalahan 2006: 41). Sistem bahasa antar bersifat regular merupakan bukti adanya pengaruh tidak/belum sempurna dan selalu dalam dari bahasa ibu sedangkan lainnya dapat kondisi labil. Karena alas an inilah Corder dirunut ke bahasa sasaran. Struktur internal (1982) menamainya sebagai “kompetensi bahasa antar dapat diamati secara linguistik transisi”. Hal ini mengindikasikan adanya sebagaimana bahasa natural lainnya. Dengan pendapat bahwa pengetahuan pemelajar demikian kita mengetahui tentang sistem tentang sistem kebahasaan BT sedang kebahasaan pembelajar dengan menganalisis berkembang dan bersifat dinamis. Sistem ini bahasa antar Pembelajar. selalu berubah sepanjang pengetahuan baru Ciri bahasanya khas adalah ditambahkan dan dimodifikasi disesuaikan permeabilitas. Menurut Yip (1995: 12), dengan pengetahuan yang sudah dimiliki. permeabilitas mengacu pada "kerentanan Sementara itu, Namser (1977) menjuluki bahasa antar terhadap intervensi syitem bahasa kebahasaan B2." system”, sistem kebahasaan yang mendekati pemelajar sistem kebahasaan bahasa sasaran. Dalam berada pada satu situasi yang tidak dapat hal ini, pemelajar dipandang melakukan dihindari sehingga harus menggunakan B1. kemajuan dalam satu skala dari pengetahuan demikian juga pada satu kondisi tertentu nol menuju ke level yang terus mendekati pemelajar mungkin mengaplikasikan sistem kompetensi kebahasaan B2 secara keliru, misalnya sebagaimana digambarkan dibawah ini. baik kedua B1 maupun Intervensi tersebut terjadi saat 188 Endang Fauziati antar sebagai linguistik “approximative pembicara natif Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016 merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa di a b pengetahuan Nol c Hongkong. kompetensi pembicara natif menunjukkan ada perbedaan dan persamaan Hasil análisis kontrastive anatara frasa nomina Bahasa Cina dan Dalam hal ini, peneliti tertarik untuk Bahasa Inggris, khusunya dalam hal melakukan penelitian untuk menggali sistim number, case, dan gender. Hasil penelitian interlanguage pembelajar bahasa Inggris, juga khususnya penggunaan frasa benda. umumnya mengalami kesulitan tentang frasa Penelitian tentang dilakukan oleh sebelumnya. tentang frasa nomina beberapa bahwa pasa siswa telah nomina yang meliputi struktur topik-komen, peneliti pemilihan relative pronoun dalam relative Penelitian Keizar (2007) nomina bahasa Inggris frasa menunjukkan clauses, resumptive pronoun. Frugard (2013) meneliti frasa mencoba menggali tipologi frsa nomina nomina Bahasa Inggris dikaitkan dengan dalam bahasa Inggris. Frasa nomina diakui pengaruh bahasa ibu (Norwegia) dengan merupakan menggunakan konstruksi yang kompleks kerangka acceptability sehingga para pembelajar Bahasa Inggris judgment. Hasil penelitian menunjukkan cenderung bahwa mengalami kesulitan dalam pengaruh bahasa ibu nampak penggunaanya. Penelitian linguistik korpus signifikan pada Bahasa Inggrisnya siswa ini bertujuan untuk mengungkap tipologi SMA dan tidak signifikan pada Bahasa yang lengkap yang akan dibuat sebagai Inggrisnya mahasiswa. monogram sehingga dapat dijadikan buku Penelitian tentang frasa nomina dalam petunjuk bagi para pembelajar bahasa bahasa antar siswa di Indonesia belum Inggris. hasil banyak dilakukan. Oleh karenya penelitian penelitian ini sekarang dapat diakses di ICE- ini terfokus pada pola frasa nomina Bahasa GB corpus of British English. Inggris Korpus frasa nomina Chan (2008) meneliti frasa nomina Bahasa yang terdapat Inggris siswa. pada komposisi Usaha untuk Bahasa Cina dan Bahasa Inggris dengan mengungkap menggunakan kerangka análisis kontrastif. konstribusi yang signifikan khususnya bagi Tujuan para pembelajar Bahasa Inggris. Mereka akhir penelitian ini adalah hal ini akan memberi memberikan guide line bagi para pembelajar akan Bahasa Inggris, mengingat frasa nomina kecenderungan bentuk bentuk frasa nomina Endang Fauziati lebih menyadarai tentang Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016 189 yang masih pada tataran bahasa antar classroom second language acquisition. sehinnga dapat dijadikan umpan balik Metode kualitatif dalam penelitian ini negative bertujuan (negative feedback) dalam untuk memaparkan dan pembelajaranan bahasa Inggris, khususnya menjelaskan konstrusi frasa nomina dalam terkait dengan frasa nomina. bahasa antar siswa yang dilakukan secara Dari paparan singkat diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk induktif. Yaitu dengan mengumpukan data kemudian diambil kesimpulan yang memaparkan konstruksi frasa nomina pada merupakan asumsi yang menjelaskan data sistim bahasa antar pembelajar Bahasa tersebut (Sugiono, 2006). Inggris dan berkontribusi menjelaskan pada faktor yang pembentukan frasa Subyek Penelitian nomina pada sistim bahasa antar pembelajar Subyek dalam penelitian ini adalah bahasa Ingris. Dengan demikian, hasil siswa temuan ini dapat memberikan kontribusi angkatan Tahun 2013. Subyek penelitian teoritis pada bidang kajian pemerolehan berjumlah 40 mahasiswa. Semua mahasiswa bahasa language adalah bilingual Indonesia dan Jawa dan acquisition), khususnya berkaitan dengan telah mempelajari bahasa Inggris selama sistim bahasa antar pembelajar Indonesia kurang lebih tuju tahun lewat pendidikan yang mempelajari Bahasa Inggris sebagai formal di SMP dan SMA. Usia mahasiswa bahasa asing. rata-rata 16 tahun (masa paska pubertas). kedua/asing (second SMA Muhammadiyah Surakarta Subyek penelitian ini bersifat homogin METODE PENELITIAN dalam hal kewarganegaraan, latar belakang Pendekatan Penelitian bahasa, level pendidikan, level kemampuan Penelitian ini menggunakan berbahasa Inggris, dan usia. pendekatan deskriptif interpretatif (Ellis, 2006). Model penelitian ini biasa digunakan Data dan Sumber Data bahasa Data primer berupa kalimat yang kedua/asing di dalam konteks ruang kelas. mengandung kesalahan frasa nomina yang Ellis (2006) menyebutnya dengan istilah dikumpulkan dari karangan siswa. Ada instructed acquisition sejumlah 40 karangan mahasiswa yang menyebutnya kurang lebih terdiri dari 250 sampai 300 dalam penelitian sedang 190 second Chaudrón Endang Fauziati pemerolehan language (1990) Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016 kata. Data sekunder berupa informasi tentang proses pemerolehan bahasa asing, TEMUAN mereka DAN PEMBAHASAN bagaimana pembelajar membuat kesalahan bagaimana PENELITIAN Pada bab ini dipaparkan temuan memperoleh penelitian yang merupakan jawaban dari pengetahuan aspek-aspek gramatika (the pertanyaan penelitian yang telah dipaparkan making of grammatical errors and the pada acquisistion of grammatical items). meliputi: (1) Pola Frasa Nomina Pada Sistim bab pertama. Temuan tersebut Bahasa Antar pembelajar; (2) memaparkan pola yang paling dominan; (3) menjelaskan Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah system dokumentasi. Siswa diberi tugas untuk faktor yang berkontribusi pada pembentukan Pola Frasa Nomina Pada Sistim Bahasa Antar pembelajar bahasa Ingris. mengarang bebas. Dari karangan bebas tersebut dikumpulkan kalimat kalimat yang 1. Pola Frasa Nomina Pada Sistim Bahasa salah (bahasa antar) yang mengadung frasa Antar Pembelajar nomina yang salah. Observasi kelas dan Hasil análisis data menunujukkan 7 pola interview juga digunakan untuk menjaring frasa benda yang digunakan oleh para siswa informasi dalam bahasa antar mereka. Ke tuju pola tentang proses pemerolehan frasa bahasa kedua. benda tersebut adalaha: (1) Penggunaan Bahasa Ibu (Indonesia) dalam Frasa Nomina, (2) kombinasi antra bahasa Teknik Analisis Data Sebagaimana disebutkan diatas bahwa Indonesia dan bahasa Inngris, (3) penelitian kualitatif interpretatif. Dengan Pemanfaatan Bentuk Cognate (Cognate demikian, teknik analisis datanya juga terdiri Switch), (4) Pemanfatan Bahasa Arab yang dari analisis deskriptif kualitatif. Analisis sudah Dinaturalisasi ke Bahasa Indonesia, kualitatif digunakan untuk menganalisis data (5) Kesalahan Frasa berupa Kolokasi, (6) kualitatif pola Penggunaan Kosa Kata Yang Merupakan kesalahan dalam frasa nomina. Ada tiga False Friend, dan (7) Penggunaan V-infinitif prosedur utama Menggantikan V-ing. guna menginvestigasi yang digunakan yaitu identifikasi, deskrisi, dan eksplanasi. Endang Fauziati Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016 191 a. Penggunaan Bahasa Ibu (Indonesia) pindah kode atau code switching (Gardner- dalam Frasa Nomina pada Bahasa Chloros, 2010) dari bahasa Inggris ke dalam Antar Bahasa Indonesia di dalam bahasa antar Hipotesa Selinker (1977; 1997) mengatakan bahwa bahasa antar merupakan bahasa natural yang perkembangannya. sistimatis dalam Sridhar (1990) mengatakan bahwa bahasa antar merupakan representasi sistim kebahasaan pembelajar pada satu kurun periode tertentu. Sistim ini merupakan sistim representasi kebahasaan perkembangan pembelajar. Dalam perkembangannya, bahasa antar banyak dipengaruhi oleh bahasa ibu maupun bahasa sasaran (bahasa yang sedang dipelajari). Hasil penelitian mengungkapkan bahsa pengaruh atau interferensi bahasa ibu pada frasa nomina pembelajar. dalam Pembelajar bahasa bahasa antar Inggris menggunakan kosa kata Bahasa Indonesia utamanya untuk menggantikan istilah khusus atau cultural bound words atau specific terminology yang tidak memiliki padanan langsung dalam bahasa Inggris, seperti kata jamuran, karawitan, lontong sayur, dll. Mereka menggunakan leksikon bahasa Indonesia merupakan istilah karena khusus. memang Sebenarnya istilah dapat dicari padanannya dalam bahasa Inggris dengan cara menerjemahkan secara idiomatik. Dengan demikian, terjadi 192 Endang Fauziati sebagaimana dalam contoh berikut: (1) Before going to school I usually breakfast with lontong sayur. (2) We watch wayang kulit performance at Sri Wedari Solo. (3) We have two Pembina Pramuka, a gentleman and a lady. (4) And then went the waduk Cengklik in Colomadu. b. Kombinasi Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris Dalam penulisan frasa benda para siswa juga menggunakan kombinasi dari dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Atau dalam istilah kajian sosiolinguistik terjadi alaih kode atau code switching dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia dalam kasus ini umumnya berkenaan dengan istilah istilah yang terkait dengan budaya (seperti uduk, pramuka, dalang) sehingga siswa tidak dapat menemukan padanannya dalan bahasa Inggris seperti nasi uduk diterjemahkan menjadi rice uduk. Berikut beberapa contoh lainnya: (1) Our activities on Sundays are singing, dancing, and doing karawitan. (2) Then I breakfast with rice uduk Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016 (3) Name of the famous dalang is Ki (2) Enthus Sudarsono. I and my friend bought tiket movie in the locket for the football match. (4) We practice our Pramuka activity every (3) Sunday at 3 o’clock. My mother usually go by a Cetral taksi to campus. (4) game. c. Penggunaan Bentuk Cognate (Cognate (5) Switch) Hasil analisis juga menunjukkan bahwa frasa nomina dalam bahasa antar pembelajar juga memanfaatkan Bahasa Inggris yang I also played football and played voly The punishment is the pinalty kick and corner kick (6) We went to a Padang restoran near the school for lunch. berupa cognate. Cognates merupakan kosa kata yang nampak serupa baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Inggris dan d. Penggunaan Bahasa Arab yang sudah Dinaturalisasi ke Bahasa Indonesia maknanyapun identik (Odlin, 1989) seperti contoh cognate berikut ini: Bahasa Arab yang sudah dinaturalisasikan ke dalam Bahasa Indonesia juga ditemukan dalam frasa Bahasa Indonesia Bahasa Inggris restoran restourant Pinalti Penalty Pembelajar bahasa Inggris menggunakan Tiket Ticket kosa kata bahasa Arab utamanya untuk Gitar guitar menggantikan istilah khusus atau cultural voli volley Pengaruh cognate dalam bahasa antar pembelajar ini dikarenakan mereka mengangggap tulisan cognate tersebut juga identik dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris padahal tidak demikian. Berikut contoh pengaruh cognate dalam bahasa antar pembelajar: (1) Pemanfaatan My mother bought some traditional sofenir for the wedding party. nomina bahasa antar pembelajara. bound words atau specific terminology yang berkenaan dengan praktik keagamaan (dalam hal ini agama Islam), seperti kata sholat, shubuh, dhuhur, Islam, Idul fitri, Romadhon, dll. Mereka menggunakan leksikon bahasa Arab karena memang merupakan istilah khusus praktik keagamaan. Sebenarnya istilah dapat dicari padanannya dalam bahasa Inggris dengan cara menerjemahkan secara idiomatik. Dengan demikian, terjadi pindah kode atau code switching dari bahasa Inggris Endang Fauziati Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016 193 ke dalam bahasa Arab di dalam bahasa antar kedalam bahasa antar yang berupa kolokasi mereka. Interferensi leksikal yang berupa yang tidak tepat (miscollocation), yaitu code switching (Gardner-Chloros, 2010) ke ketidak cocokan dalam sistem penjajaran dalam bahasa Arab ini dapat dilihat dalam kata dengan kata lainya. Dalam bahasa contoh kalimat berikut: Indonesia, misalnya kalimat “cuaca terasa (1) In the morning I usually do shubuh dingin” dapat diterima namun dalam bahasa praying at 04.30 a.m. Inggrus kalimat the weather felt cold tidak We do dhuhur praying in school dapat diterima. Kata weather tidak dapat together with my or teachers berkolokasi dengan kata felt, karena cuaca During Idul Fitri my parents and I tidak dapat merasakan. Manusialah yang visit my grand mother at Kampung. dapat merasakan cuaca panas atau dingin. We have tarawih prayer at Ramadlon Maka dalam bahasa Inggris kalimat tersebut moth dapat We have tarawih prayer at Ramadlon memperlihatkan banyak kalimat yang dapat moth dakategorikan (6) We are Islam religion sebagaimana dilustrasikan pada kalimat (7) Before doing sholat we take wudhu berikut: with clean water (1) (2) (3) (4) (5) berbunyi I felt sebagai cold. Data miscollocation, The Garuda Sport Store is completed store in my town. (2) e. Kesalahan Frasa berupa Kolokasi Kolokasi mengacu pada kelompok atau kombinasi dua kata atau lebih yang make different clothes (3) umum digunakan bersama sama (Beare, 2014). Misalnya, kata cantik dapat dengan kata bakso. Sedangkan kata bakso dapat berkolokasi dengan kata Most of the instructors are own teachers and not from other school. (4) berkolokaso dengan kata putrid. Tetapi kata cantik tidak dapat (tidak layak) berkolokasi Mr. Abraham is a clever tailor. He can There is a tight cooperation here among the students. (5) She collects foreign stamps for her hobby. enak. Kebenaran atau kelayakan kolokasi hanya dapat ditentukan oleh penutur natif bahasa tersebut. Penggunaan tata bahasa Indonesia 194 Endang Fauziati Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016 f. Penggunaan Kosa Kata Yang menyanyi. Dalam data ditemukan beberapa frasa nomina yang merupakan kombinasi Merupakan False Friend False friends adalah kosa kata yang dari Verb infinitive dan memiliki keserupaan dengan kosa kata lain. sebagaimana contoh berikut. Keserupaan ini bisa adanya keserupaan (1) ortografi atau tulisan (misalnya, than dan a car. driving license (2) The cry boy needs help. dalam bahasa Inggris dua kata tersebut tidak persis sama), atau keserupaan bunyi crying boy (3) My hobby is fly kite on Sunday. (misalnya, bunyi [tu] dalam two, too, to). Berdasarkan hasil analisis, misalnya siswa flying kite (4) Collect stamp is my friend’s hobby. menuliskan legend telling yang seharusnya story telling. Berikut beberapa contoh yang collecting stampt (5) My hobby is read a novel too lainnya. (1) reading a novel I join Englisg competition on Legend telling. 2. a story tellling (2) Every Saturday I have to submit the Guna yang memaparkan berkontribusi Berkontribusi pada faktor pembentukan yang frasa a report writting benda, peneliti akan menggunakan kerangka My mother is a very clever tailor. linguistic dan sosiolinguistik. Hasil analisis Skillful tailor (4) Faktor-Faktor dalam pembementukan Frasa Nomina statement writing to the teacher (3) benda I have to get the drive license to drive then), atau keserupaan arti (misalnya, desk, table dalam Bahasa Indonesia berarti meja, kata I always go to school climb on a bus. menjukkan beberapa berkontribusi pada factor pembentukan yang frasa nomina pada bahasa antar siswa SMA g. Penggunaan V-infinitif Menggantikan berikut: (1) Kedwibahasaan Pembelajar Bahasa Inggris, (2) Adanya Gap V-ing Salah satu pola frasa nomina adalah kombinasi sebagai benda, dan Bahasa Inggris, (3) Terbawanya Bahasa misalnya singing bird yang berarti burung Ibu dan Bahasa yang pernah dipelajarinya penyanyi Verb-ing atau Endang Fauziati dan burung kata antara khazanah Kosakata Bahasa Indonesia yang sedang Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016 195 pada Bahasa Sasaran, (4) kurang menguasai untuk mengekspresikan ide ide yang terkait struktur frasa nomina bahasa Inggris. dengan budaya misalnya dalam frasa doing karawitan, rice uduk, famous dalang, dan a. Multibahasawan Pembelajar Bahasa pramuka activity. Sedangkan Bahasa Arab Inggris digunakan untuk mengekspresikan ide ide Kedwibahasaan (multibahasawan) peserta yang terkait dengan syari’at islam seperti tutur dalam hal ini para pembelajar bahasa berdoa dan sholat, sebagaimana dalam frasa Inggris merupakan salah satu factor yang shubuh praying, dhuhur praying, Idul Fitri berkontribusi my, tarawih prayer, Ramadlon moth, Islam pada pembentukan frasa nomina dalam bahasa antar siswa. Dikatakan religion, dan doing sholat. demikian karena di dalam diri para penutur yang dwibahasawan itulah tempat terjadinya b. kontak atau persentuhan bahasa, sehingga Kosakata Bahasa Indonesia dan Bahasa dalam penggunaan Bahasa Inggris, bahasa Inggris Adanya Gap antara khazanah bahasa lian yang dikuasai siswa juga akan Khazanah kosakata Bahasa Indonesia muncul atau digunakan. Berkenaan dengan lazimnya hanya terbatas pada pegungkapan penelitian ini, kontak yang terjadi adalah berbagai segi kehidupan yang terdapat di antara Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan dalam Bahasa Arab. Bahasa Indonesia merupakan demikian bahasa Inggris Inggris. Dalam kasus ini faktor keterbatasan merupakan bahasa yang sekarang sedang kosakata Bahasa Inggris yang dimiliki oleh dipelajari sebagai mata pelajaran wajib di penulis sekolah, dan Bahasa Arab merupakan bahasa menggunakan bahasa Indonesia dalam frasa yang lazim dipelajari ummat Muslim di nomina ini. Khususnya terkait dengan istilah Indonesia. Ummat Muslim di Indonesia istilah yang terkait dengan budaya seperti berdoa, sholat dak prilaku syar’i lainnya kata wayang, dalang, karawitan, uduk. nasinol siswa, Bahasa masyarakat juga yang halnya bersangkutan, dengan menyebabkannya Bahasa memmilih menggunakan bahasa Arab. Hasil analisis data para siswa memanfaatkan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dalam menuliskan frasa nomina Bahasa Inggris. Bahasa Indonesia digunakan 196 Endang Fauziati Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016 c. Terbawanya Bahasa Ibu dan Bahasa berpindah kode dari bahasa Inggris ke yang pernah dipelajarinya pada Bahasa bahasa Indonesia. Berkaitan dengan budaya, bahasa Sasaran Terbawanya kebiasaan dalam bahasa ibu biasanya memiliki konsentrasi kosa katanya (Bahasa Indonesia) dan bahasa yang pernah sendiri bergantung pada budaya, lokasi dipelajari sebelumya yaitu Bahasa Arab pada geografis, dan pandangan masyarakatnya bahasa sasaran (Bahasa Inggris). Proses ini (Larson, 1984: 95). Bahasa Inggris tentunya sering disebut sebagai transfer bahasa ibu tidak identik dengan bahasa Indonesia dalam (Coder, 1992). Hal ini terjadi karena hal tersebut. Konsekwensinya adalah banyak kurangnya kontrol bahasa, juga karena kosakata Indonesia yang tidak memiliki kurangnya bahasa pandanan langsung dalam bahasa Inggris. sasaran. Dalam penggunaan bahasa Inggris Dan untuk menjembatani gap semacam itu, tiba-tiba yang muncul dalam benaknya para adalah unsur-unsur bahasa Indonesia yang menggunakan sudah sengat dikenalnya dan juga sangat dengan bahasa ke dua yaitu alih kode dikuasainya. (Gardner-Chloros, penguasaan Hal itu terhadap karena tingkat pembelajar bahasa strategi Inggris telah berkomunikasi 2010). Sayangnya penguasaan bahasa oleh dwibahasawan tidak mereka tidak memberikan keterangan atau seimbang. anotasi Perbedaan tingkat penguasaan bahasa pada kata yang tidak dapat diterjemahkan tersebut. Dengan demikian itu telah menyebabkan penulis mengalami kalimat-kalimat kesulitan difahami oleh mereka yang juga menguasai dalam menggunakan bahasa di Inggris yang kurang dikuasainya. Hal itu bahasa Indonesia. mengakibatkan dwibahasawan meminjam Kedua, Hasil atas hanya dapat penelitian juga unsur-unsur bahasa yang lebih dikuasainya, menunjukkan bahwa banyak unsur pinjaman yang dalam hal ini bahasa Indonesia. Indo Pembelajar bahasa Inggris nampaknya seringkali menghadapi menyampaikan idenya kesulitan untuk dalam bahasa pada pembelajar tataran bahasa gramatikal. Para Inggristeks telah menggunakan pengetahuan ketatabahasaan Indonesianya untuk menyampaikan ide Inggris, terutama dengan kosa kata yang dalam bahasa Inggris. Dengan kata lain berkaitan dengan budaya lokal. Untuk mereka memanfaatkan pengalaman mereka mengatasi hal ini mereka secara sadar berbahasa Endang Fauziati Indonesia untuk Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016 197 mengorganisasikan data bahasa target dalam Penggunaan Bahasa Ibu (Indonesia) dalam grammar. Frasa Nomina, (2) kombinasi antra bahasa Indonesia d. Kurang Penguasaan Struktur Frasa frasa nomina bahasa Inngris, (3) Pemanfaatan Bentuk Cognate (Cognate Switch), (4) Pemanfatan Bahasa Arab yang Nomina Bahasa Inggris Penggunaan dan dalam sudah Dinaturalisasi ke Bahasa Indonesia, bahasa antar pembelajar mencerminkan (5) Kesalahan Frasa berupa Kolokasi, (6) bahwa pembelajar masih belum menguasai Penggunaan Kosa Kata Yang Merupakan struktur frasa nomina. Misalnya salah satu False Friend, dan (7) Penggunaan V-infinitif frsan nomina merupakan kombinasi kata Menggantikan V. kerja atau verba dan kata benda atau Dalam pembentukan frasa nomina nomina. Kata kerja yang digunakan sebagai bahasa Inggris, kata keterangan hanya dalam bentuk Verb- memanfaatkan dua bahasa lain yang telah ing (swimming pool), Verb-to infinitif (book lebih dulu dipelajarinya, yaitu Bahasa to read), dan Verb- ed (Verb past participle Indonesia written record). Pola semacam ini masih Indonesia digunakan belum dikuasai oleh pembelajar. mengekspresikan ide dan pembalajar Bahasa ide Arab. telah Bahasa untuk yang terkait dengan budaya misalnya dalam frasa doing KESIMPULAN DAN SARAN karawitan, rice uduk, famous dalang, dan Kesimpulan pramuka activity. Sedangkan Bahasa Arab Penelitian untuk digunakan untuk mengekspresikan ide ide mengakaji pola frasa nomina dalam bahasa yang terkait dengan syari’at islam seperti antar pembelajar bahasa Inggris. Penelitian berdoa dan sholat, sebagaimana dalam frasa ini berfokus pada permeabilitas bahasa yang shubuh praying, dhuhur praying, Idul Fitri secara my, tarawih prayer, Ramadlon moth, Islam rinci ini dapat bertujuan dipaparkan sebagai berikut: (1) pola frasa nomina dalam bahasa religion, dan doing sholat. antar dan (2) faktor yang berkontribusi pada Kaitannya dengan faktor yang berkontribusi terbentuknya pola frasa nomina pada bahasa dalam pembentukan frasa nomina dalam antar pembelajar. bahasa antar pembelajara dapat disimpulkan Menurut pola frasa nomina ditemukan ada 4 faktor, yaitu: (1) Kedwibahasaan 7 (tuju) pola frasa nomina yaitu: (1) Pembelajar Bahasa Inggris, (2) Adanya Gap 198 Endang Fauziati Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016 antara khazanah Kosakata Bahasa Indonesia Bahasa antar mengandung banyak dan Bahasa Inggris, (3) Terbawanya Bahasa penyimpangan dari bahasa sasaran oleh Ibu dan Bahasa yang pernah dipelajarinya karenanya guru harus meilki sikap positif pada Bahasa Sasaran, (4) kurang menguasai dalam memandang situasi ini; (2) Guru struktur frasa nomina bahasa Inggris. pengamu bahasa Inggris memahami bahwa bahasa antar bersifat sementara; dengan memahami tipe tipe frasa nomina para guru Saran Uraian diatas menunjukkan bahwa bisa menggunakannya sebagai negative frasa banyak feedback pada proses pembelajaran. Para penyimpangan dari bahasa sasaran oleh siswa tidak hanya diberi input atau contoh karenanya disarankan sebagai berikut: (1) bahasa Inggris yang benar tapi juga harus Guru pengampu Bahasa Inggris seyogyanya diberi contoh contoh yang salah. Bahasa sangat antar semacam ini sangat umum dan pola nomina memahami masih kondisi pembelajar bahasa Inggris. bahasanya memilki kesamaan antar para pembelajar bahasa Inggris. DAFTAR PUSTAKA Adjemian, C. 1976. “On the Nature of Interlanguage System.” Language Learning. 26: 297— 320. Beare, Kenneth. 2014. “What is Collocation?” retrieved from http:esl.about.com/od/intermediatecollocation/f/What is Collocation Chan. Alice Y.W. 2008. Noun Phrases in Chinese and English: A Study of English Srtuctural Problems Encoutered by Chinese ESL Students in Hong Kong. Chaudron, Craig. 1990. Second Language Classroom: Research on Teaching and Learning. New York: Cambridge University Press. Corder, S. P. 1982. Error Analysis and Interlanguage. London: Oxford University Press. Corder, S. P. 1992. “A Role for Mother Tongue” In S. Gass and L. Selinker (Eds.) Language Transfer in Language Learning (18—31). Amsterdam: John Benjamin. Ellis, Rod. 2006. Second Language Acquisition. Cambridge: C U P. Endang Fauziati Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016 199 Frugard, Ingrid. 2013. “Acceptability Judgments of English Noun Phrases bu Norwegian L1 Stydents of NTNU Institute of Literature. Retrieved from https://www.ntnu.edu/documents/153402/35615795/Ingrid_Frugaard_Master. Gardner-Chloros, Penelope. 2010. "Contact and Code-Switching." The Handbook of Language Contact, ed. by Raymond Hickey. Malden, MA. Blackwell. James, Carl. 1998. Errors in Language Learning and Use: Exploring Error Analysis. London: Longman. Keizer, E. 2007. The English Noun Phrase: The Nature of Linguistic Categorization, Studies in Engkish Language. Cambridge: CUP. Odlin, T. Language Transfer [M]. Cambridge: CUP, 1989. Saville-Troike, Muriel. 2006. Introducing Second Language Acquisition. Cambridge: C.U.P. Selinker, Larry. 1977. “Interlanguage.” In Jack C. Richards (Ed.) Error Analysis: Perspectives on Second Language Acquisition. London: Longman. Selinker, Larry. 1997. Rediscovering Interlanguage. London: Longman. Sugiono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R and D. Bandung: Alfabeda 200 Endang Fauziati Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016