PENGARUH MOTIF DAN KEPUASAN TERHADAP

advertisement
PENGARUH MOTIF DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS PENDENGAR
PROGRAM SIARAN OBAT TIDUR RADIO EBS FM SURABAYA
Oleh: Bagus Haryo Permadi (070610117) – BC
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motif dan kepuasan terhadap
loyalitas pendengar program acara Obat Tidur di Radio EBS FM. Motif yang mendasari
khalayak untuk menggunakan media serta kepuasan yang dirasakannya setelah
menggunakan media tersebut nantinya akan berpengaruh pada loyalitas khalayak terhadap
suatu media. Menurut Childers, dkk., (2001) dalam Christodoulides dan Michaelidou
(2010), motif dapat dijadikan dasar yang berguna dalam memahami perilaku konsumen,
seperti kepuasan dan loyalitas. analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa motif informasi dan motif pengalihan merupakan motif pendengar
yang telah dapat dipuaskan oleh program acara Obat Tidur. Sementara motif identitas
personal dan hubungan personal belum terpuaskan. Kondisi berbanding lurus dengan
rendahnya loyalitas pendengar. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa motif dan
kepuasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pendengar.
Kata kunci: Motif, Kepuasan, Loyalitas, Pendengar Radio, Penggunaan Media
PENDAHULUAN
Penelitian ini berfokus pada pengaruh motif dan kepuasan terhadap loyalitas
pendengar program acara Obat Tidur di Radio EBS FM. Kemunculan berbagai TV swasta
baik di tingkat lokal maupun nasional sangat besar pengaruhnya terhadap gerak radio
karena mereka mengusung konsep-konsep yang sebelumnya sudah ada di radio. Kondisi
ini salah satunya tercermin dari jumlah radio swasta anggota Persatuan Radio Swasta
Nasional Indonesia (PRSSNI) yang jumlahnya cenderung mengalami penurunan sejak
tahun 2006. Namun di tengah keterbatasan dan kondisi bisnis radio yang semakin
menurun, para pemilik maupun orang-orang stasiun radio masih tetap percaya bahwa radio
tidak akan mati asalkan harus benar-benar memahami dan mengenali ekspektasi atau apa
yang diinginkan para pendengar.
Pendengar yang benar-benar loyal terhadap sebuah stasiun penyiaran radio akan
cenderung melakukan pilihan sesuai dengan kebutuhan, keinginan, serta selera masingmasing (Rinarsih, 2010). Dari ungkapan tersebut terlihat bahwa loyalitas pendengar
didasari oleh motif pendengar dalam memilihi program siaran yang sesuai dengan
kebutuhan, keinginan dan seleranya. Selain motif pendengar untuk memenuhi
kebutuhannya, loyalitas juga dapat dipengaruhi oleh kepuasan pendengar terhadap
program siaran yang dipilihnya. Kepuasan ini terbentuk karena adanya pemahaman radio
siaran dalam menawarkan program siaran yang dibutuhkan oleh pendengar.
Salah satu radio swasta yang memiliki pendengar cukup besar di Surabaya adalah
radio EBS FM. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Riztanti (2010) diketahui
bahwa karakteristik pendengar radio didominasi oleh anak muda dengan usia 15-24 tahun
dimana EBS menjadi radio yang paling sering didengarkan.
Gambar 1.1 Diagram Perbandingan Pendengar Antar Stasiun Radio di Surabaya
Sumber: Riztanti (2010)
Dalam penelitian Rizanti (2010) lebih lanjut lagi dijelaskan bahwa anak muda memilih
EBS sebagai stasiun radio yang paling sering didengarkan karena memiliki program
musik yang menarik jika dibandingkan stasiun radio lain.
Salah satu program siaran Radio EBS FM yang telah bertahan cukup lama dan
memiliki pendengar setia yang cukup banyak jumlahnya adalah Obat Tidur. Program ini
telah mengudara sejak tahun 2000 dengan perolehan SMS tertinggi dalam satu periode siar
mencapai 524 nomor pengirim SMS (sumber: hasil wawancara penulis). Selama bulan
Agustus 2013, yang merupakan periode terakhir data yang dilaporkan pada saat penelitian,
tercatat terdapat 2.603 SMS yang masuk dan berasal 662 nomor yang berbeda (sumber:
data report SMS EBS FM).
Fitur Curhat EBS Obat Tidur merupakan fitur utama dari EBS Obat Tidur. Fitur
Curhat mengudara setiap hari yang dimulai pukul 23.00 pada program EBS Obat Tidur.
Dalam fitur ini interaksi dilakukan dengan cara penyiar membuka jalur sms untuk
pendengar memberitahukan permasalahan yang sedang dihadapinya. Kemudian dari sms
yang masuk penyiar akan menyaring beberapa sms untuk dibacakan dan ditanggapi sesuai
dengan sudut pandang penyiar. Dalam hal ini kedekatan penyiar dengan pendengar akan
sangat berpengaruh terhadap jumlah sms yang masuk pada 60 menit fitur Curhat
berlangsung.
Fitur Curhat atau curahan hati ini pertama kali mengudara pada tahun 2000 dan
diciptakan oleh Meta Hanindita yang merupakan mantan penyiar Radio EBS FM. Awal
kemunculan fitur ini berawal dari keinginan penyiar untuk lebih mendekatkan diri secara
afektif dengan pendengarnya. Ternyata sejak awal mengudara respon dari pendengar
sangat positif dengan perolehan SMS yang signifikan dengan 524 nomer pengirim sms
sebagai perolehan SMS tertinggi dalam 1 kali periode siar.
Penelitian ini menghubungkan pengaruh dari motif dan kepuasan terhadap loyalitas
pendengar program siaran Obat Tidur di Radio EBS FM tersebut. Motif merupakan suatu
pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan
dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu. Motif memberi tujuan
dan arah pada tingkah laku manusia. Perbuatan dan tingkah laku manusia tentu sesuai
dengan keinginan dan kebutuhannya (Ardianto dan Erdinaya, 2004:87). Sedangkan Kotler
dan Keller (2007:23), mendefinisikan kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau
kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja produk yang dipikirkan
terhadap kinerja yang diharapkan.
Motif yang mendasari khalayak untuk menggunakan media serta kepuasan yang
dirasakannya setelah menggunakan media tersebut nantinya akan berpengaruh pada
loyalitas khalayak terhadap suatu media. Motif dan kepuasan khalayak tersebut dapat
dipaparkan dengan menggunakan teori Uses and Gratifications. Teori ini berpendapat
bahwa media massa tidak memiliki kekuatan untuk mempengaruhi khalayaknya. Inti teori
Uses and Gratifications adalah khalayak pada dasarnya menggunakan media massa
berdasarkan motif-motif tertentu. Media dianggap berusaha memenuhi motif khalayak.
Jika motif ini terpenuhi maka kebutuhan khalayak akan terpenuhi. Pada akhirnya, media
yang mampu memenuhi kebutuhan khalayak disebut media yang efektif (Kriyantono,
2006:204).
Penelitian yang dilakukan oleh Christodoulides dan Michaelidou (2010) terhadap
konsumen virtual merchant atau e-tailer, menemukan bahwa kepuasan dan motif
berpengaruh positif terhadap loyalitas. Sementara hasil penelitian Yoon dan Uysal (2005)
pada para turis di hotel-hotel terkenal di Siprus Utara juga menemukan bahwa kepuasan
dan motivasi berpengaruh terhadap loyalitas. Sesuai dengan hasil penelitian tersebut maka
penelitian ini hendak membuktikan lebih lanjut tentang pengaruh motif dan kepuasan
terhadap loyalitas pada pendengar pogram siaran Obat Tidur di EBS FM Surabaya.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model matematis, teoriteori dan/atau hipótesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah
bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang
fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan
kuantitatif. Penelitian kuantitatif berfokus pada data yang bisa diukur yang kemudian
dianalisis. Dalam metode kuantitatif, peneliti akan cenderung tetap obyektif, karena tujuan
penelitian dengan metode ini hanya mencari pengukuran yang tepat dan analisis konsep
target untuk menjawab pertanyaan yang telah diajukan. Hal ini berbeda dengan metode
kualitatif cenderung subjektif, karena peneliti berupaya memahami perilaku manusia atau
fenomena yang terjadi dan alasan yang melatarbelakangi perilaku atau fenomena tersebut.
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini program radio merupakan sebuah bentuk komunikasi massa
karena radio yang menyiarkan program radio merupakan media massa yang dapat
menyampaikan pesan kepada massa atau orang banyak. Program radio itu sendiri
merupakan sebuah pesan yang disampaikan oleh radio yang berperan sebagai media massa
kepada pendengarnya yang merupakan massa karena pendengar program itu adalah orang
banyak.
Untuk melihat bagaimana suatu program siaran radio dapat memeuhi kebutuhan
atau memberikan kepuasan kepada pendengarnya dapat dianalisis sesui dengan uses and
gratifications theory. Teori ini mengemukakan bahwa pengguna media memainkan peran
aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. (Nurudin, 2007: 192). Teori uses
and gratifications lebih menekankan pada pendekatan manusiawi dalam melihat media
massa. Artinya, manusia itu mempunyai otonomi, wewenang untuk memperlakukan
media. Menurut pendapat teori ini, konsumen media mempunyai kebebasan untuk
memutuskan bagaimana dan lewat media mana mereka menggunakan media dan
bagaimana media itu akan berdampak pada dirinya.
Berdasarkan model uses and gratifications, hubungan antara motif dan kepuasan
pendengar program siaran Obat Tidur EBS FM dapat digambarkan sebagai berikut:
Antesenden
Motif
- Perempuan
- Usia 17 - 24
- Pelajar SMA
dan
mahasiswa
- Informasi
- Identitas
Personal
- Hubungan
Personal
- Pengalihan
Penggunaan Media
- Fitur Curhat
via SMS
program
siaran Obat
Tidur
Efek
- Kepuasan
Informasi
- Kepuasan
Pengalihan
Model Uses And Gratifications Pendengar Obat Tidur
Sumber: diadaptasi dari Rakhmat, (2007:66)
Berdasar temuan penelitian yang telah diulas sebelumnya diketahui bahwa
responden yang menjadi obyek penelitian ini sebagian besar adalah remaja berjenis
kelamin perempuan dengan usia 17 – 24 tahun dengan pendidikan SMA dan mahasiswa.
Remaja putri memang cenderung lebih tertutup dibandingkan remaja putra dan lebih
senang menghabiskan waktu dengan berdiam diri di rumah atau melakukan kegiatan yang
tidak terlalu menghabiskan energi. Sementara anak laki-laki jauh lebih suka menghabiskan
waktunya di luar rumah dengan melakukan aktivitas yang lebih memacu adrenalin, seperti
berolahraga. Terlebih dengan budaya kita yang masih memandang buruk kebiasaan anak
perempuan keluar malam, maka mendengarkan radio merupakan kegiatan yang paling
mungkin untuk dilakukan pada jam-jam siaran Obat Tidur yang mulai mengudara pada
pukul 23.00.
Terkait motif dalam mendengarkan program siaran Obat Tidur, dari temuan
penelitian diketahui bahwa motif tertinggi adalah motif identitas personal dan hubungan
personal. Mayoritas responden berusia antara 17 – 24 tahun yang merupakan usia remaja
menginjak dewasa. Pada masa ini remaja di antaranya mulai mencari identitas diri,
sehingga seseorang yang sedang berada dalam masa remaja akan sangat mudah
terpengaruh oleh berbagai hal di sekelilingnya, baik itu yang positif maupun yang negatif.
Masa remaja pada usia ini termasuk ke dalam tahapan remaja akhir (late adolescent).
Menurut Kartono (2002:36), pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah
mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri dengan
keberanian. Remaja mulai memahami arah hidupnya dan menyadari tujuan hidupnya.
Remaja sudah mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola yang jelas yang baru
ditemukannya.
Pada masa remaja, pencarian identitas dimulai pada akhir masa kanak-kanak,
penyesuaian diri dengan standar kelompok lebih penting daripada bersikap individualistis.
Penyesuaian diri dengan kelompok pada remaja awal masih tetap penting bagi remaja,
namun lambat laun mereka mulai mendambakan identitas diri dengan kata lain ingin
menjadi pribadi yang berbeda dengan orang lain. Dengan semakin mendekatnya usia
kematangan yang sah, para remaja menjadi gelisah untukmeninggalakan steriotip dulu dan
memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa. Oleh karena itu, remaja mulai
memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa dan menganggap
akan memberikan citra yang mereka inginkan. Dengan mengikuti program Obat Tidur
remaja pendengar dapat mendengarkan berbagai permasalahan beserta pendapat dan opini
yang diberikan, sehingga dapat memahami berbagai model perilaku seseorang. Hal ini
kemudian dapat dijadikan sebagai salah satu acuan untuk mengenal dirinya sendiri serta
pola hidup yang diinginkannya.
Sementara itu hubungan personal dicapai dengan mengadakan interaksi sosial dan
persahabatan dengan orang lain. Usaha untuk mengadakan interaksi dan persahabatan
dengan orang lain, berkaitan dengan suatu kebutuhan pada diri tiap-tiap individu untuk
berhubungan dengan orang lain, mencari dan mempertahankan relasi interpersonal.
Kebutuhan ini pada umumnya tercermin pada keinginan berada pada situasi yang
bersahabat dalam interaksi seorang dengan orang lain. Seseorang akan merasa senang,
aman, dan berharga ketika diterima dan memperoleh tempat di dalam kelompok dan
sebaliknya, akan merasa cemas atau kurang berharga ketika dirinya tidak diterima atau
bahkan disisihkan oleh kelompoknya.
Keanggotaan dalam suatu kelompok dan peran dalam kelompok merupakan unsur
yang penting dalam identitas sosial. Menurut teori Erickson dalam Santrock (2007),
kelompok merupakan suatu hal yang penting bagi seorang remaja memiliki teman
dilingkungan sekolah (kelas) dan teman dalam suatu regu atau kelompok. Mereka akan
merasa nyaman ketika berada dengan sahabat karib dan akan merasa kesepian tanpa
sahabat. Pemenuhan peran dalam kelompok sekolah, rumah, dan masyarakat secara umum
merupakan aspek lain dari identitas sosial. Aspek identitas sosial secara terus menerus
akan diperoleh melalui suatu proses dari penerimaan atau penolakan oleh orang lain.
Teman sebaya merupakan suatu keanggotaan dan persabatan yang sangat penting karena
tanpa persahabatan dan keanggotaan dalam kelompok remaja akan mengalami
kegoncangan emosi. Melalui program siaran Obat Tidur pendengar yang mayoritas dari
kalangan remaja ini dapat membentuk atau menjadi anggota suatu kelompok sosial tertentu
dan menjalankan peran-peran sosial di dalamnya.
Namun, dari temuan penelitiaan juga diketahui bahwa meskipun motif identitas dan
hubungan personal merupakan motif yang tertinggi dari para responden penelitian ini,
sayangnya kepuasan atas kedua motif ini justru malah belum dapat dipenuhi dengan
mengikuti program siaran Obat Tidur. Hal ini tentunya patut menjadi perhatian bagi pihak
EBS FM, bila ingin terus meningkatkan loyalitas pendengarnya, khususnya pada program
siaran Obat Tidur.
Selanjutnya, seluruh kegiatan membuat program siaran yang bagus terutama
ditujukan untuk dapat menciptakan pendengar yang loyal kepada sebuah radio. Griffin
(2005:31) mendefinisikan loyalitas berdasarkan perilaku membeli, yaitu pelanggan yang
melakukan pembelian berulang secara teratur dan membeli antar lini produk dan jasa.
Pelanggan juga mereferensikan kepada orang lain dan menunjukkan kekebalan terhadap
tawaran menarik dari pesaing. Dalam hal ini loyalitas pendengar radio di artikan sebagai
kesetian pendengar radio. Loyalitas pendengar merupakan suatu variabel terikat yang
disebabkan oleh kombinasi dari motif dan kepuasan sehingga loyalitas pendengar
merupakan fungsi dari motif dan kepuasan.
Menurut Childers, dkk., (2001) dalam Christodoulides dan Michaelidou (2010),
motif dapat dijadikan dasar yang berguna dalam memahami perilaku konsumen, seperti
kepuasan dan loyalitas. Umumnya, loyalitas diukur berdasarkan pendekatan perilaku
(behavioral approach), pendekatan sikap (attitudinal approach) dan pendekatan komposit
(composite approach) (Jacoby dan Chestnut, 1978 dalam Yoon dan Uysal, 2005). Namun
pendekatan perilaku dan pendekatan sikap saja dianggap belum cukup untuk dapat
menjelaskan loyalitas secara menyeluruh, oleh karena itu banyak peneliti yang
mengabaikan pengunaan pendekatan perilaku atau pendekatan sikap saja, dan
menyarankan integrasi dari keduanya. (Backman dan Crompton, 1991; Iwaskaki dan
Havitz, 1998 dalam Yoon dan Uysal, 2005)). Dengan demikian, untuk mendapatkan
pemahaman menyeluruh atas loyalitas maka perlu untuk menggunakan konstruk motif dan
kepuasan secara bersamaan (Yoon dan Uysal, 2005).
Loyalitas merupakan sikap yang diharapkan timbul dari motif yang dapat
dipuaskan oleh program siaran Obat Tidur.
Dalam hubungannya dengan loyalitas
pendengar, dari temuan penelitian diketahui bahwa tingkat loyalitas pendengar pada
program Obat Tidur ini masih belum terlalu tinggi. Terlebih lagi terdapat salah satu
indikator loyalitas yaitu penolakan terhadap pesaing hanya sebesar 3,47 dari skor jawaban
maksimal 5, yang artinya bahkan belum mencapai setengahnya. Hal ini berarti meskipun
mereka kontinyu mendengarkan acara ini, namun tidak tertutup kemungkinan suatu saat
mereka akan mendengarkan program siaran radio lain bila ada yang lebih menarik.
Rasa puas dan tidak puas pendengar terletak pada hubungan antara harapan
pendengar dengan prestasi yang diterima dari radio. Bila sebuah perusahaan radio tidak
dapat memenuhi harapan pendengar, sehingga pendengar merasa tidak puas, sehingga
dimasa yang akan datang pendengar tidak akan mendengarkan siaran radio kembali. Dilain
pihak apabila sebuah radio melebihi harapan pendengar, akibatnya pendengar akan merasa
puas dan loyal terhadap perusahaan radio tersebut. Loyalitas memiliki dimensi yang
berbeda dengan kepuasan. Kepuasan menunjukkan bagaimana suatu produk memenuhi
tujuan pelanggan. Kepuasan pendengar senantiasa merupakan penyebab utama timbulnya
loyalitas. Loyalitas terjadi karena adanya pengaruh kepuasan/ketidakpuasan dengan
produk tersebut yang berakumulasi secara terus-menerus di samping adanya persepsi
tentang kualitas produk (dalam Boulding, Staelin, dan Zeithaml, 1993).
Motif informasi dan motif pengalihan merupakan motif pendengar yang telah dapat
dipuaskan oleh program acara Obat Tidur. Sementara nilai motif identitas personal dan
hubungan personal, masih jauh lebih tinggi dari kepuasan kedua indikator tersebut. Hal ini
berarti meskipun nilai kepuasannya merupakan yang paling tinggi, namun pada dasarnya
motif atau kebutuhan identitas personal dan hubungan personal ini belum dapat dipuaskan
oleh program acara Obat Tidur EBS FM. Secara keseluruhan nilai kepuasan juga lebih
kecil dibandingkan nilai motif yang menunjukkan bahwa harapan pendengar program
acara Obat Tidur belum dapat terpuaskan, karena nilai kepuasannya masih lebih rendah
dibandingkan nilai motifnya.
Keseluruhan hasil ini menunjukkan bahwa motif tinggi yang tidak dapat terpuaskan
sepenuhnya oleh program siaran Obat Tidur berdampak pada kurangnya loyalitas
pendengar. Kepuasan berhubungan dengan motif/harapan yang dimiliki oleh khalayak
dalam memilih media massa, maupun produknya. Dengan demikian motif yang terpuaskan
akan dapat meningkatkan loyalitas dari seorang pendengar radio. Hasil tersebut didukung
hasil analisis yang menunjukkan bahwa secara simultan dan parsial variabel bebas motif
dan kepuasan berpengaruh terhadap variabel terikat loyalitas pendengar. Hasil analisis juga
menunjukkan bahwa variabel kepuasan memiliki pengaruh lebih besar terhadap loyalitas
pendengar dibandingkan motif. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Christodoulides
dan Michaelidou (2010) serta Yoon dan Uysal (2005) yang menemukan bahwa kepuasan
dan motivasi berpengaruh terhadap loyalitas. Hasil kedua penelitian tersebut juga
menunjukkan bahwa kepuasan berpengaruh lebih besar terhadap loyalitas dibandingkan
dengan motif.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis peneliti tentang pengaruh motif dan kepuasan terhadap
loyalitas pendengar program acara Obat Tidur di Radio EBS FM., sejalan dengan teori
uses and gratification yang menyatakan bahwa khalayak pada dasarnya menggunakan
media massa berdasarkan motif-motif tertentu. Media dianggap berusaha memenuhi motif
khalayak. Jika motif ini terpenuhi maka kebutuhan khalayak akan terpenuhi. Berdasarkan
uraian peneliti di atas bisa disimpulkan bahwa motif dan kepuasan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap loyalitas pendengar.
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala Erdinaya. 2004. Komunikasi Massa Suatu.
Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
Azwar, Saifuddin. 2003. Sikap Manusia: Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Boulding, W., Kaira, A., Staelin, R. and Zeithaml, V.A. 1993. A Dynamic Process Model
Of Service Quality: From Expectations To Behavioral Intentions. Journal of
Marketing Research , Vol. 30, February, pp. 7-27
Bungin, Burhan. 2008. Sosiologi Komunikasi (Teori, Paradigma, dan Discourse.
Teknologi Komunikasi di Masyarakat). Jakarta: Kencana Prenada Media. Group
Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Griffin, Jill. 2005. Customer Loyalty: Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan
Pelanggan. Alih Bahasa: Dwi Kartini Yahya. Jakarta: Erlangga.
Junaidi, Shellyana dan Dharmmesta, Basu Swastha. 2002. Pengaruh Ketidakpuasan
Konsumen, Karakteristik Kategori Produk, dan Kebutuhan Mencari Variasi
terhadap Keputusan Perpindahan Merek. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia,
Vol. 17 (1), h.91-104.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller.2007. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Indeks
(Kelompok Gramedia).
Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Mowen, C. John dan Minor, Michael. 2002. Perilaku Konsumen. Jilid 2. Alih Bahasa: Dwi
Kartini Yahya. Jakarta : Erlangga.
Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Download