BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan memiliki peranan yang strategis, yaitu sebagai penunjang kelancaran sistem pembayaran, pelaksanaan kebijakan moneter dan pencapaian stabilitas sistem keuangan. Selain berfungsi sebagai intermediator finansial, perbankan juga merupakan entitas bisnis yang mempunyai tujuan untuk mencari profit dengan cara mengelola dana masyarakat, sehingga dapat dikatakan bahwa industri ini memiliki keunikan tersendiri. Industri perbankan juga mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam beberapa tahun belakangan ini karena pengaruh dari kemajuan teknologi dan sistem informasi. Hal tersebut tentu saja berpengaruh pada peta persaingan dalam industri perbankan, terlebih lagi dengan diterbitkannya peraturan Bank Indonesia PBI No.14/26/PBI/2012 perihal Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti, mengakibatkan jenis kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh bank serta perluasan jaringan kantor dibatasi oleh besarnya modal inti yang dimiliki. Ruang gerak dan persaingan usaha menjadi lebih semakin ketat dan sulit. Ketatnya persaingan usaha dibidang perbankan ini diiringi pula dengan persaingan untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas baik dan berkomitmen terhadap perusahaan. Hal ini karena sumber daya manusia merupakan aset, yang memiliki peranan penting dalam proses tumbuh kembang suatu 1 perusahaan. Perpindahan karyawan dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain dan terkadang membawa serta kelompoknya, menjadi hal yang sering kali terjadi. Fenomena tersebut menimbulkan dampak negatif bagi perusahaan karena kehilangan karyawan yang sudah memiliki pengalaman dan keterampilan dibidangnya serta menimbulkan biaya tambahan. Turnover karyawan akan menimbulkan dampak biaya bagi organisasi, antara lain: 1) biaya rekrutmen karyawan, 2) biaya seleksi karyawan baru, 3) biaya tambahan untuk meng-cover pekerjaan saat posisi tersebut masih kosong, 4) administrasi untuk proses rekrutmen dan seleksi, dan 5) training pengenalan untuk karyawan baru (Keni, Muthuveloo, Ping, & Rahman; 2013). Besarnya pengaruh atau efek dari turnover yang harus ditanggung oleh perusahaan, maka banyak penelitian yang sudah dilakukan terkait dengan turnover dan turnover intention (Porter, et al., 1974; Bluedorn, 1978; Mobley, et al., 1979; Tett & Meyer, 1993; Shaw, et al., 1998; Keni, et al., 2013). Kreitner dan Kinicki (2007) menjelaskan bahwa munculnya sebuah perilaku diawali dengan adanya intensi terlebih dahulu. Intensi adalah niat atau keinginan yang timbul pada individu untuk melakukan suatu tindakan. Turnover, sebagai sebuah perilaku yang muncul karena didahului adanya intensi, adalah perilaku atau tindakan berhenti bekerja dari organisasi sebagai sebuah perilaku yang terencana. Jadi, dapat diartikan bahwa intensi turnover yang terjadi pada karyawan adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti bekerja dari pekerjaannya dengan harapan mendapatkan pekerjaan lain yang lebih baik dan sesuai dengan keinginannya. Besar atau kecil sebuah organisasi tidak menjadi sebuah jaminan, karena permasalahan turnover 2 intention diantara karyawan pasti ada, dan selalu menjadi fokus utama perusahaan untuk mengurangi atau menghilangkannya (Keni, et al. ; 2013) Mobley, Griffieth, Hand dan Meglino (1979) menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi turnover dan banyak penelitian yang sudah dilakukan untuk menguji hubungan tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi turnover antara lain faktor usia, masa kerja, jenis kelamin, tanggung jawab dikeluarga, pendidikan, kepribadian. Kemudian, beberapa faktor lain yang mempengaruhi turnover intention adalah kepuasan kerja, promosi, fungsi supervisi, keterikatan dengan kelompok, team work, kepuasan dengan rekan kerja, faktor organisasi dan lingkungan bekerja, kejelasan pekerjaan yang dilakukan, organisasional komitmen, faktor daya tarik eksternal, dan lain-lain. Salah satu studi meta analisis menunjukkan bahwa turnover intention dipengaruhi beberapa faktor, terutama adalah kepuasan kerja dan komitmen organisasi (Tett & Meyer, 1993). Jackson, Meyer dan Wang (2013) menjelaskan bahwa komitmen dapat mengikat individu dengan organisasi dan mengurangi kecenderungan turnover karyawan. Komitmen pada dasarnya dapat terwujud dalam berbagai bentuk, tidak hanya terhadap organisasi tetapi juga dapat berupa komitmen terhadap profesi, komitmen terhadap lingkungan kerja, dan lainnya. Karyawan yang berkomitmen akan merasa bahwa dirinya adalah bagian penting dari perusahaan, sehingga akan mendukung setiap kebijakan yang ditetapkan. Sebagaimana dijelaskan oleh Mowday, Porter dan Steers (1982) dalam Allen dan Meyer (1990), yang menyebutkan bahwa komitmen dikonseptualkan dan diukur dengan berbagai cara, yang paling lazim adalah hubungannya dengan turnover, karyawan yang berkomitmen adalah karyawan 3 yang paling kecil kemungkinannya meninggalkan organisasi. Pada penelitian ini, pembahasan mengenai komitmen akan secara spesifik dikaitkan dengan komitmen organisasional dan yang akan diukur adalah pengaruh terhadap keinginan untuk keluar dari organisasi. Batemen and Strasser (1984) menyebutkan penelitian tentang komitmen organisasional dilakukan karena komitmen organisasional sangat berkaitan dengan a) tingkah laku karyawan dan efektifitas performa, b) konstruksi atitudinal, afektif dan kognitif seperti kepuasan kerja, c) karaketeristik pekerjaan dan peranan karyawan, seperti tanggungjawab, dan d) karakteristik personal karyawan seperti usia dan ketahanan kerja. Keni et al. (2013) menjelaskan bahwa dibandingkan dengan industri lainnya, industri perbankan dikenal memiliki beban kerja yang tinggi dan jadwal waktu kerja yang ketat untuk dipatuhi oleh karyawannya, sehingga kedua hal itu seringkali dianggap sebagai pemicu utama terhadap peningkatan turnover rate di industri ini. Tingkat turnover yang tinggi dibidang financial service, khususnya dikalangan bank swasta memberikan dampak yang sangat besar terhadap produktifitas, kualitas dan profitabilitas karena seringkali melibatkan pengetahuan atau aset intelektual yang berpindah dari perusahaan (Keni, et al., 2013). Turnover dalam industri perbankan juga biasanya melibatkan semua kalangan atau tingkatan jabatan karyawan, dari tingkat staff sampai dengan tingkat manajemen. Permasalahan turnover terjadi salah satunya di Bank Sinarmas, yaitu terjadi peningkatan jumlah karyawan yang mengundurkan diri selama beberapa tahun terakhir. Tabel 1.1 dan tabel 1.2, menunjukkan bahwa persentase turnover karyawan di Bank Sinarmas selama periode tahun 2012 sampai dengan 2014 4 melebihi 10% dari total karyawan, dan lebih dari 60% karyawan yang mengundurkan diri sudah berstatus sebagai karyawan tetap. Dengan demikian, mengetahui turnover intention karyawan existing saat ini menjadi penting dan menguji apakah terdapat pengaruh antara komitmen organisasional terhadap turnover intention menjadi hal yang perlu dilakukan. Tabel 1. 1 Komposisi karyawan tahun 2012 sd. 2014 Keterangan Karyawan Tetap Karyawan Kontrak Karyawan Outsourcing Total Karyawan Total Karyawan Mengundurkan Diri 2012 Jumlah % 1855 36% 1722 33% 1593 31% 5170 100% 708 14% 2013 Jumlah 2153 1446 1602 5201 1067 % 41% 28% 31% 100% 21% 2014 Jumlah 2391 2387 1643 6421 1228 % 37% 37% 26% 100% 19% Tabel 1. 2 Rincian Karyawan yang Mengundurkan Diri tahun 2012 sd. 2014 Keterangan Karyawan Tetap Karyawan Tidak Tetap Total Karyawan Mengundurkan Diri 2012 Jumlah % 472 67% 238 33% 708 100% 2013 Jumlah % 677 63% 390 34% 1067 100% 2014 Jumlah % 859 70% 369 30% 1228 100% Berdasarkan sumber data internal perusahaan, tercatat sampai dengan 31 Desember 2014, Bank Sinarmas memiliki 382 kantor yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, terdiri dari kantor cabang, kantor capem dan kantor kas. Pembukaan kantor dalam jumlah besar dengan waktu yang cukup singkat, menyebabkan kebutuhan akan karyawan pun meningkat sehingga proses rekrutmen karyawan baru terus menerus dilakukan. Sejak tahun 2007, Bank Sinarmas secara terus menerus melakukan perekrutan calon karyawan dan setelah melewati dua kali masa kontrak kerja serta memiliki hasil penilaian performa kerja yang baik, maka 5 akan diangkat sebagai karyawan tetap. Selain itu, Bank Sinarmas juga melakukan rekrutmen calon karyawan secara khusus untuk program pendidikan internal management trainee. Setelah lulus dari program pendidikan internal, para calon karyawan diangkat sebagai karyawan tetap dan terikat dalam kontrak selama 2 sampai dengan 3 tahun. Sampai dengan 31 Desember 2014, Bank Sinarmas memiliki 6421 karyawan yang terdiri dari karyawan tetap, karyawan kontrak, dan karyawan outsource. Dengan jumlah karyawan yang lebih dari 6000 orang, Bank Sinarmas masih harus terus melakukan penambahan jumlah karyawan dan mempertahankan keberadaan karyawan saat ini untuk mempertahankan stabilitas aktivitas ooperasional perusahaan. 1.2 Rumusan Permasalahan Tabel 1.1 dan tabel 1.2 menunjukkan bahwa jumlah karyawan yang mengundurkan diri dalam tiga tahun terakhir melebihi 10% dari total karyawan, dan mayoritas adalah karyawan tetap yang masih berusia muda, usia produktif yang dapat diberdayakan oleh perusahaan. Permasalahan ini merupakan isu strategi bagi Bank Sinarmas, karena implementasi arah kebijakan dan strategi perusahaan sangat bergantung pada jumlah dan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Perusahaan akan mengalami kesulitan dalam proses tumbuh kembang secara stabil apabila selalu terjadi pergantian karyawan, khususnya yang berstatus sebagai karyawan tetap. Peneliti tertarik untuk mengetahui apakah keinginan karyawan untuk keluar dari perusahaan dipengaruhi oleh faktor komitmen organisasional, 6 khususnya komponen komitmen organisasional yang dirumuskan oleh Allen dan Meyer (1990) yaitu komitmen afektif, komitmen kontinuan dan komitmen normatif. Selain itu peneliti juga tertarik untuk mengetahui kecenderungan para karyawan yang saat ini masih bekerja di Bank Sinarmas, apakah memiliki keinginan atau kecenderungan yang kuat untuk keluar dari perusahaan. Kemudian, Sebagaimana telah dikemukakan dalam beberapa penelitian sebelumnya (Porter et al., 1973; Marsh & Mannari, 1977; Tett & Meyer, 1993), bahwa pendeteksian sedini mungkin atas intensi karyawan untuk keluar dari perusahaan akan lebih bermanfaat, daripada baru melakukan tindakan ketika permasalahan turnover sudah terjadi di dalam perusahaan. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijelaskan, maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah komitmen afektif berpengaruh negatif pada turnover intention? 2. Apakah komitmen kontinuan berpengaruh negatif pada turnover intention? 3. Apakah komitmen normatif berpengaruh negatif pada turnover intention? 1.4 Tujuan Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk: 1. Menguji dan menganalisis pengaruh negatif komitmen afektif pada turnover intention. 7 2. Menguji dan menganalisis pengaruh negatif komitmen kontinuan pada turnover intention. 3. Menguji dan menganalisis pengaruh negatif komitmen normatif pada turnover intention. 1.5 Manfaat Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada beberapa pihak, sebagai berikut: 1. Untuk manajemen perusahaan, dapat memberikan informasi mengenai informasi mengenai pengaruh komitmen organisasional terhadap turnover intention, serta informasi turnover intention pada existing karyawan saat ini. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai rujukan untuk mengatasi permasalahan peningkatan jumlah karyawan yang mengundurkan diri. Selain itu, dapat dijadikan sumber referensi dalam penyusunan strategi Bank khususnya yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya manusia. 2. Untuk kalangan akademisi, hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan literatur dalam penelitian yang berkaitan dengan organizational behavior khususnya mengenai komitmen organisasional dan turnover intention. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini terbatas dilakukan terhadap karyawan di Bank Sinarmas dan proses pemilihan sampel dilakukan secara non probability - purposive sampling), 8 dengan beberapa kriteria yaitu status kekaryawanan dan masa kerja. Selain itu, dengan tujuan mempermudah proses pengumpulan data kesesuaian informasi, maka lokasi kerja karyawan selaku responden penelitian juga dibatasi, yaitu hanya karyawan yang bekerja di kantor pusat Jakarta. Proses pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan instrumen kuesioner berkaitan dengan komitmen organisasional dan turnover intention. Untuk variabel komitmen organisasional, menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh Allen dan Mayer (1990), dan untuk variabel turnover intention menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh Wayne, Shore dan Liden (1997). 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada penelitian ini terdari dari lima bab, yang masing-masing memuat informasi sebagai berikut: Pada Bab I diuraikan perihal latar belakang, rumusan permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II menjelaskan perihal tinjauan pustaka dan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang digunakan sebagai referensi dalam penelitian ini, antara lain mengenai turnover intention dan komitmen organisasional beserta komponennya yang dikembangkan oleh Allen dan Meyer. Bab III adalah penjelasan tentang metode yang digunakan untuk melaksanakan penelitian ini, antara lain perihal desain penelitian, definisi 9 istilah/operasional, populasi, sampel, alat analisis, instrumen penelitian, sumber dan metode pengumpulan data, dan metode yang digunakan untuk analisis data. Pembahasan dari hasil pengolahan dan analisis data sesuai dengan metode penelitian yang telah ditetapkan, serta penjelasan lainnya yang mendukung proses pengambilan kesimpulan diuraikan pada Bab IV. Bagian terakhir dari tesis adalah Bab V yang menguraikan simpulan penelitian, keterbatasan yang ada dalam penelitian ini, dan saran bagi perusahaan yang menjadi tempat penelitian. 10