Jurnal Darul Azhar Vol 1, No.1 Februari-Juli 2016: 46-50 PENGARUH PREEKLAMSI TERHADAP KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH PADA BAYI DI RSUD dr. H. ANDI ABDURRAHMAN NOOR KABUPATEN TANAH BUMBU Eriyani Lidia Widia Tuti Meihartati RINGKASAN Preeklamsi merupakan kehamilan yang akut dan dapat terjadi ante, intra, dan postpartum. Preeklamsi adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria dan edema yang timbul karena kehamilan. Kelainan pembuluh darah plasenta pada ibu preeklamsi/eklamsi dapat menyebabkan hipoksia kronis dan gangguan pertumbuhan janin yang dapat berakhir pada berat badan lahir rendah (BBLR). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh preeklamsi terhadap kejadian BBLR pada bayi. Metode penelitian ini adalah penelitian analitik. Desain penelitian adalah case control. Pengambilan data menggunakan data sekunder (rekam medik). Penelitian ini dilakukan di di RSUD. dr. H. Andi Abduramnan Noor Tanah Bumbu bulan Mei 2014 sampai dengan April 2015. Hasil uji statistik menggunakan uji chi square di dapatkan nilai p=0,002 <0,05. Ibu yang mengalami preeklamsi akan memiliki resiko melahirkan bayi dengan BBLR dengan nilai OR=2.286. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh preeklamsi terhadap kejadian BBLR. Kata kunci : Preeklamsi, BBLR ABSTRACT Preeclampsia is a pregnancy that is acute and can occur ante , intra and postpartum. Preeclampsia is a disease with signs of hypertension , proteinuria and edema arising from pregnancy. Abnormalities in the maternal placental blood vessels in preeclampsia / eclampsia can lead to chronic hypoxia and Janian growth disorders that can end up in low birth weight (LBW). The aim of this study to determine the effect of preeclampsia on the of low birth weight occurance in infants. This research method was analytical research . The research design is case control . Retrieving data using secondary data ( medical records ) . This research was conducted in at hospitals . dr . H. Andi Abduramnan Noor Tanah Bumbu in May 2014 until April 2015 . The Results of statistical test using chi square test in get p = 0.002 < 0.05 . Mothers who experience preeclampsia will have the risk of having a baby with low birth weight with OR = 2,286 . The conclusion from this study is that there preeclampsia influence on the incidence of low birth weight . Keywords : Preeclampsia , Low Birth Weight PENDAHULUAN Angka kematian bayi (Infant Mortality Rate) merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam mendeskripsikan tingkat pembangunan manusia di sebuah negara dari sisi kesehatan masyarakat. Oleh sebab itu, salah satu target pencapaian MDG’s pada tahun 2015 adalah menurunya angka kematian bayi menjadi 23/1.000 kelahiran hidup dan 32/1.000 kelahiran hidup untuk angka kematian balita. Akan tetapi sampai saat ini angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi (Kepmenkes RI, 2011). Preeklamsi merupakan komplikasi kehamilan yang menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas bagi ibu dan bayinya. Preeklamsi dapat mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan janin dalam kandungan dan kelahiran mati. Preeklamsi pada ibu akan menyebabkan pembuluh darah yang memasok plasenta berdiameter terlalu sempit sehingga tidak dapat mempertahankan pertumbuhan selama trimester kedua dan ketiga kehamilan. Kegagalan pembuluh arteri spiralis meternal untuk berdilatasi akan menggangu perkembangan janin dan menimbulkan iskemia plasenta. Kelainan pembuluh darah plasenta pada ibu preeklamsi/eklamsi dapat menyebabkan hipoksia kronis dan gangguan pertumbuhan janin yang dapat berakhir pada berat badan lahir rendah/BBLR (Prawiroharjo S, 2010). BBLR merupakan masalah kesehatan yang sering dialami pada sebagian besar masyarakat. Setiap tahun diperkirakan kejadian BBLR mencapai 20 juta di seluruh dunia baik yang disebabkan oleh kelahiran 46 Jurnal Darul Azhar Vol 1, No.1 Februari-Juli 2016: 46-50 sebelum waktunya maupun perkembangan janin terhambat saat dalam kandungan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya BBLR, salah satunya faktor dari ibu seperti umur, status gizi, paritas, pnyulit selama hamil misalnya preeklamsi/eklamsi (IDAI, 2012). Prevelensi bayi berat lahir rendah (BBLR) menurut WHO pada tahun 2013 diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3 % -38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosial ekonomi rendah. Secara statistic menunjukkan 90 % kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematianya 35 kali lebih tinggi dibandingkan pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas dan morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberi dampak jangka panjang terhadap kehidupanya di masa depan, sedangkan angka kejadian preeklampsi sebesar 5-15% dari seluruh kehamilan di dunia. Angka kejadian ini lebih banyak terjadi di negara berkembang dibanding pada negara maju, hal ini disebabkan oleh karena di negara maju perawatan perinatalnya lebih baik (WHO, 2013). Berdasarkan Profil Kesehatan angka kematian bayi di tahun 2009 berada di kisaran 30/1.000 kelahiran hidup, menduduki peringkat 10 dari 18 negara di ASEAN dan SEARO (SDKI, 2011). Angka kejadian BBLR di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain yaitu berkisar antara 9– 30% dan hasil studi di 7 daerah multicenter didapatkan angka BBLR berkisar 2,1–17,2%. Secara nasional berdasarkan SDKI angka BBLR sekitar 7,5%. Hasil Riskesdas 2010 masih dijumpai 11,1% bayi lahir dengan berat badan < 2500 gram (WHO, 2013). Hasil Riskesdas angka kejadian BBLR di daerah Kalimantan sangat bervariasi, daerah Kalimantan timur angka kejadian BBLR sebesar 10,8, Kalimantan Barat 13,7, Kalimantan Tengah sebesar 14,4. Menurut Dinas Kesehatan Kusan Hulu Utara di daerah Kalimantan Selatan kematian bayi yang disebabkan oleh BBLR menempati peringkat pertama. Pada tahun 2010 kematian bayi karena BBLR di Provinsi tersebut sebesar 20,47%. Dari profil Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2013 kejadian BBLR sebesar 10,1 (Riskesdas, 2013). Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti selama dua hari, dari hari rabu dan kamis pada bulan April 2015 di RSUD H. Dr. Andi Abdurrahman Noor, didapatkan data ibu yang mengalami preeklamsi sebanyak 112, sedangkan data bayi yang mengalami BBLR sebanyak 101, preeklamsi/eklamsi sebanyak 55 (54%). Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Preeklamsi terhadap kejadian BBLR di RSUD dr.H. Andi Abdurrahman Noor Tanah Bumbu 2015. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian analitik yaitu penelitian yang menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Case Control, dengan mengguakan pendekatan retrospective. Populasi penelitian sebanyak 267, sampel dibagi menjadi dua yaitu kelompok kasus seluruh bayi baru lahir dengan BBLR 101 Bayi (total sampling), kelompok kontrol seluruh bayi baru lahir dengan BBLN sebanyak 166 yang di pilih (total sampling). Variabel bebas dari penelitian ini adalah preeklamsi dan variabel terikat kejadian BBLR. Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil data sekundr yaitu dari buku register jumlah ibu bersalin dengan preeklamsi, dan jumlah bayi yang mengalami BBLR mulai bulan Mei 2014 sampai April 2015 di RSUD H. Andi Abdurrahman Noor Tanah Bumbu tahun 2015. HASI DAN PEMBAHASAN Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan kejadian preeklamsi di Ruang Bersalin RSUD dr. H.Andi Andi Abdurrahman Noor Tanah Bumbu No Kategori Preeklamsi Frekuensi (orang) Persentase (%) 1. Ya 112 42 2. Tidak 155 58 Total 267 100 Sumber : Registrasi ruang bersalin RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor Tanah Bumbu Berdasarkan tabel 1 , diperoleh bahwa ibu bersalin di ruang bersalin RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor Tanah Bumbu hampir setengahnya dari responden (42%) yang mengalami preeklamsi, sedangkan sebagian besar dari responden (58%) yang tidak mengalami preeklamsi. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kejadian Berat Badan pada Bayi di Ruamg Perinatologi RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor Tanah Bumbu 47 Jurnal Darul Azhar Vol 1, No.1 Februari-Juli 2016: 46-50 Sumber : Registrasi ruang bersalin RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor Tanah Bumbu Berdasarkan tabel 2 , diperoleh bahwa bayi baru lahir di RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor Tanah Bumbu sebagian besar dari responden (62%) terdapat bayi yang lahir dengan berat badan lahir normal (BBLN), hampir setengahnya dari responden (38%) bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pengaruh Preeklamsi Terhadap Kejadian BBLR pada Bayi RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor Tanah Bumbu Bulan Mei 2014 sampai April 2015 N Kat Berat badan Bayi o egor BB ( BB (% i To L % L ) pree N tal ) R kla msi 1 Ya 57 5 55 49 11 . 1 2 2 Tida 10 7 46 30 15 . k 9 0 5 Tota 16 6 10 38 26 l 6 2 1 7 Sumber : Hasil uji Statistik (% ) O R CI 95 % 10 0 10 0 10 0 2. 2 8 6 1.3 79 3.7 92 Hasil analisis pengaruh preeklamsi terhadap kejadian BBLR diperoleh bahwa ibu yang tidak mengalami preeklamsi sebagian besar (70%) melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal, sedangkan ibu yang mengalami preeklamsi memiliki bayi dengan berat badan lahir normal dan berat badan lahir rendah yang cenderung seimbang yaitu sebagian besar (51%) dan (49%). Hasil uji statistic chi- square diperoleh nilai P value 0.002 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh preeklamsi terhadap kejadian BBLR pada bayi. Nilai OR=2.286 yang berarti ibu yang mengalami preeklamsi 2 kali lebih berisiko memiliki bayi dengan BBLR dan nilai CI 95% = 1.379 – 3.792 % yang berarti ibu yang mengalami preeklamsi paling kecil kemungkinan 1 kali lipat berisiko memiliki bayi BBLR, sedangkan paling besar kemungkinan 3 kali lipat berisiko memiliki bayi BBLR. PEMBAHASAN Hasil analisis pengaruh preeklamsi terhadap kejadian BBLR diperoleh bahwa ibu yang tidak mengalami preeklamsi sebagian besar (70%) melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal, sedangkan ibu yang mengalami preeklamsi memiliki P. val ue 0.0 02 No Kategori Berat Badan Frekuensi (orang) Persentase (%) 1. BBLN 166 62 2. BBLR 101 38 Total 267 100 bayi dengan berat badan lahir normal dan berat badan lahir rendah yang cenderung seimbang yaitu sebagian besar (51%) dan (49%). Hasil uji statistic chi- square diperoleh nilai P value 0.002 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh preeklamsi terhadap kejadian BBLR pada bayi. Nilai OR=2.286 yang berarti ibu yang mengalami preeklamsi 2 kali lebih berisiko memiliki bayi dengan BBLR dan nilai CI 95% = 1.379 – 3.792 % yang berarti ibu yang mengalami preeklamsi paling kecil kemungkinan 1 kali lipat berisiko memiliki bayi BBLR, sedangkan paling besar kemungkinan 3 kali lipat berisiko memiliki bayi BBLR. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Kusumawati L (2012) yang berjudul hubungan antara preeklamsi/eklamsi dengan kejadian berat badan lahir rendah di RSUD Dr.Soedarsoh Pontianak yang menyatakan pada hasil penelitiannya bahwa terdapat hubungan antara preeklamsi/eklamsi dengan kejadian BBLR, dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa ibu yang mengalami preeklamsi berisiko 4,164 memiliki bayi dengan BBLR. Begitu pula dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Ariani R (2009) yang berjudul hubungan antara preeklamsi dengan berat bayi lahir rendah di RSUP H. Adam Malik Medan, yang pada hasil penelitiannya menyatakan bahwa terdapat 51,9 ibu primigravida yang mengalami preeklamsi melahirkan bayi BBLR dan sebanyak 41,9 tidak melahirkan bayi dengan BBLR terdapat hubungan antara preeklamsi dengan berat bayi lahir rendah. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Burak Z A (2009) dengan judul Preeclampsia is an independent risk factor for spontaneous intestinal perforation in very preterm infants, yang pada hasil penelitianya menyatakan bahwa dari 22 bayi yang lahir dari ibu preeklamsi 6,2 % terdiagnosa BBLR , yang memiliki OR 13,5 dengan nilai CI 95%= 2.82-65.1 Demikian pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Asih Y (2005) yang berjudul hubungan antara preeklamsi pada primigravida dengan berat badan lahir rendah di RSUD Cilacap dari hasil uji 48 Jurnal Darul Azhar Vol 1, No.1 Februari-Juli 2016: 46-50 statistik diperoleh P value 0,05, jadi terdapat hubungan antara preeklamsi pada primigravida dengan kejadian berat badan lahir rendah. Dari keempat keaslian penelitian tersebut, seluruhnya menunjukkan bahwa ibu yang mengalami preeklamsi berisiko melahirkan bayi BBLR, jadi dari penelitian yang telah dilakukan kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang erat. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah peneliti lakukan diduga semakin berat ibu mengalami preeklamsi maka akan berdampak berat juga terhadap bayi yang di lahirkan yaitu BBLR, sesuai dengan teori yang menyatakan pada preeklamsi/eklamsi terjadi penurunan prefusi utero plasenta, hipovolemi, vasospasme, dan kerusakan sel endotel pembuluh darah plasenta. Kelainan pembuluh darah plasenta pada ibu preeklamsi/eklamsi dapat menyebabkan hipoksia kronis dan gangguan pertumbuhan janin yang dapat berakhir pada berat badan lahir rendah (BBLR). Dari hasil uji statistik didapatkan ibu yang mengalami preeklamsi memiliki 2 kali lipat berisiko melahirkan bayi dengan BBLR. IMPLIKASI Terdapat pengaruh preeklamsi terhadap kejadian BBLR di RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor Tanah Bumbu diduga Terdapat pengaruh preeklamsi terhadap kejadian BBLR yang bermakna dimana nilai P value 0,002, dan di dapatkan ibu yang mengalami preeklamsi memiliki risiko 2 kali lipat melahirkan bayi dengan BBLR Diakses pada tanggal 24 April 2015, dari http://pubmed.com Chesley dan Copper. (2005). Genetics of Hypertension in Pregnancy. Possible Single Gene Control of Preeclamsia and Eclampsia in The Descendents of Eclamptic Woman. Br J Obstet Gynecol Cunningham. (2006). Obstetri Williams, Edisi 21 (Andry Hartono & Joko Suyono, Penerjemah). EGC: Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2006). Profil Kesehatan Indonesia 2006. Jakarta . (2010). Perawatan Bayi Baru Lahir Rendah (BBLR). Jakarta . (2011). Modul Manajemen Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) untuk Bidan Desa. Jakarta Dinas Kesehatan Kabupaten Kusan Hulu Utara. (2010). Profil Kesehatan Kabupaten Kusan Hulu Sungai Utara Tahun 2010. Amuntai Dewi, Vivian Nanny. (2013). Asuhan Kebidanan Neonatus. Salemba Medika: Jakarta IDAI. (2012). Perawatan Metode Kanguru (PMK) Meningkatkan Pemberian ASI. Jakarta SARAN Feryanto. (2013). Asuhan Kebidanan Patologis. Salemba Medika:Jakarta Diharapkan dapat dijadikan masukan dalam pelayaanan kebidanan dan meningkatkan pelayanan kebidanan yang telah di dapatkan sehingga tercapai pelayanan yang efektif dalam mencapai tujuan asuhan kebidanan. Fathoni, Abduhahmant. (2006). Metodologi Penelitian dan teknik Penyususnan Skripsi. Adi Mahastya:Jakarta DAFTAR PUSTAKA Ariani, Rizka. (2009). Hubungan Preeklampsia Dengan Berat Bayi Lahir Rendah di RSUP H. Adam Malik Medan, KTI. Universitas Sumatra Utara : Medan Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta: Jakarta Asih, Yuni. (2005). Hubungan antara preeklamsi pada primigravida dengan berat badan lahir rendah di RSUD Cilacap, Skripsi. Universitas jendral soedirman: Cilacap Burak, Zekai Tahir. (2009). Preeclampsia is an independent risk factor for spontaneous intestinal perforation in very preterm infants. Hartanto, Hanif. (2005). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Pustaka Harapan:Jakarta Hidayat, Achmad Alimul Aziz. (2011). Metodologi Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Salemba Medika:Jakarta Kosim, Muhammad Soleh. (2008). Buku Neonatologi Edisi Pertama. IDAI:Jakarta Ajar Keputusan Mentri Kesehatan Rakyat Indonesia. (2011). Riset Kesehatan Dasar, Badan Penelitian dan Pengembangan kesehatan. Jakarta . (2011). Profil Kesehatan Indonesia 2011. Jakarta Kusumawati, Lisa. (2012). Hubungn antara preeklamsi/eklamsi dengan kejadian berat 49 Jurnal Darul Azhar Vol 1, No.1 Februari-Juli 2016: 46-50 badan lahir di RSUD Dr. Soedarsoh Pontianak, Skripsi. Universitas Tanjungpura:Pontianak Lily, Yulaikah. (2008). Kehamilan. EGC:Jakarta Manuaba, Ida Gede Bagus. (2009). Pengantar Kuliah Obstetri. EGC:Jakarta . (2010). Ilmu Kabidanan Penyakit Kandungan. EGC:Jakarta Nasir & Abduh Muhith. (2011). Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan Konsep Pembuatan Karya Tulis dan Thesis untuk Mahasiswa Kesehatan. Nuha Medika:Yogyakarta Notoadmojo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta:Jakarta Riyanto, Agus. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Nuha Medika:Jakarta Rochjati. (2005). Skrining Antenatal pada Ibu Hamil. Pusat Penerbitan dan Percetakaan:Surabaya RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor. 2015. Profil RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor Tahun 2015. Kabupaten Tanah Bumbu Rukiyah, Ai Yeye. (2010). Asuhan Kebidanan IV Patologi Kebidanan. TIM:Jakarta Saifuddin, Abdul Bahri. (2006). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo:Jakarta Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi tesis dan Instrumen. Salemba Medika:Jakarta Suryono dan Maker Dewi Anggraeni. (2013). Metodologi Penelitian Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam biang Kesehatan. Nuha Medika:Yogyakarta Prawiroharjo, Sarwono. (2006). Asuhan Kebidanan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo:Jakarta Sugiono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. ALFABET:Bandung . (2010). Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo:Jakarta Rekam Medik RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor Tanah Bumbu. (2015). Laporan Jumlah Ibu Bersalin Bulan Mei 2014-April 2015. Kabupaten Tanah Bumbu Rekam Medik RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor Tanah Bumbu. (2015). Laporan Jumlah Bayi Bulan Mei 2014-April 2015. Kabupaten Tanah Bumbu Rinkesdas. (2013). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta Wibowo, Adik. (2014). Metodologi Penelitian Praktis Bidang Kesehatan. Rajawali Pers:Jakarta Wijayarini. (2007). Safe Motherhood Penanganan Eklampsia. EGC:Jakarta Wiknojosastro. (2005). Asuhan Kebidanan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo:Jakarta . (2008). Buku Acuan Persalinan Normal . JNPK-KR:Jakarta World Health Organization (WHO). (2013). WHO, UNICEF, UNFPA, The World Bank.Trends in maternal mortality: 1990 to 2013. Geneva: World Health Organization 50