BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Komunikasi adalah

advertisement
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komunikasi
Komunikasi adalah proses dimana individu berhubungan dengan
orang-orang lain di dalam kelompok, organisasi, dan masyarakat. Hubungan
ini bertujuan untuk menciptakan dan menggunakan informasi yang
bersumber dari lingkungannya itu demi memahami kemanusiaan bersama.
Komunikasi penting bagi manusia, sebab tanpa komunikasi tidak akan terjadi
interaksi dan tidak ada terjadi saling tukar pengetahuan dan pengalaman.
Komunikasi merupakan perekat yang menyatukan manusia yang bekerja
sama untuk mencapai sebuah tujuan bersama.1
Komunikasi adalah penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang
kepada orang lain, proses penyampaian itu berlangsung pada umumnya
menggunakan bahasa, dalam situasi tertentu digunakan juga lambanglambang lain. Untuk efektifitasnya komunikasi, seringkali berbagai lambang
dipadukan, misalnya televisi dan film menggunakan paduan bahasa dengan
gambar serta warna, demikian pula surat kabar, majalah, buku, poster dan
sarana komunikasi lainnya. Berdasarkan uraian tersebut, kamunikasi adalah
proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seeeorang kepada orang lain
dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna sama bagi kedua
belah pihak. Dalam situasi tertentu, komunikasi menggunakan media tertentu
untuk mencapai sasaran yang jauh tempatnya dan atau banyak jumlahnya.
1
Frank M. Corrado, Berkomunikasi Dengan Karyawan, PPM, Jakarta, 2004, hal. 11
9
Untuk situasi tertentu, komunikasi dimaksudkan atau ditujukan untuk
merubah sikap, pendapat atau tingkah laku seseorang atau sejumlah orang,
sehingga ada efek tertentu yang diharapkan.
Dengan demikian Komunikasi merupakan salah satu aktivitas yang
sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan berkomunikasi manusia
dapat saling berhubungan satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari.
Pentingnya komunikasi tidak dapat dipungkiri lagi karena dengan
komunikasi suatu organisasi dapat mencapai segala visi dan misinya dengan
lancar dan berhasil.
2.1.1. Pengertian Komunikasi
Kata Komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal
dari kata Latin communis yang berarti sama, communico, communication,
atau communicare yang berarti “membuat sama”.
Komunikasi yang
efektifitas adalah komunikasi yang dipahami dan dimengerti oleh orang yang
menerima pesan, sehingga apa yang dipahami dan dimengerti oleh orang
yang menerima pesan, sehingga apa yang dimaksud oleh sipengirim dapat
ditangkap jelas oleh penerima pesan.
Beberapa definisi mengenai komunikasi, antara lain:2
1. Komunikasi merupakan proses yang menjadi dasar pertama memahami
hakikat manusia, dikatakan sebagai proses karena ada aktivitas yang
melibatkan peranan banyak elemen atau tahapan yang meskipun terpisah,
namun semua tahapan ini saling terkait sepanjang waktu. Contoh dalam
2
Liliweri, Alo, Komunikasi “Serba Ada Serba Makna”, Kencana, Jakarta, 2011, hal. 35
10
suatu percakapan yang sederhana saja selalu ada langkah seperti
penciptaan pesan, pengiriman, penerimaan dan interpretasi terhadap pesan
(Ruben & Stewart, 1998).
2. Komunikasi merupakan sesuatu yang sangat esensial bagi individu, relasi,
kelompok, organisasi dan masyarakat, dia merupakan garis yang
menghubungkan manusia dengan dunia, bagaimana manusia membuat
pesan tentang dan kepada dunia, komunikasi sebagai sarana manusia untuk
mengekspreasikan diri dan mempengaruhi orang lain. Karena itu, jika
manusia tidak berkomunikasi maka dia tidak dapat menciptakan dan
memelihara relasi dengan sesama dalam kelompok, organisasi dan
masyarakat, komunikasi memungkinkan manusia mengkoordinasikan
semua kebutuhannya dengan dan bersama orang lain (Ruben & Stewart,
1998).
3. Komunikasi meliputi respons terhadap pesan yang diterima lalu
menciptakan pesan baru , karena setiap orang berinteraksi dengan orang
lain melalui proses penciptaan dan interpretasi pesan yang dikemas dalam
bentuk symbol atau kumpulan symbol bermakna yang sangat berguna
( Ruben & Stewart, 1998).
4. Komunikasi meliputi proses adaptasi terhadap orang lain lingkungan.
Melalui proses itu manusia menciptakan dan menginterpretasi pesan tidak
hanya sebagai individu, tetapi kelompok, relasi dengan sesama, atau
organisasi sebagai wujud relasi dengan lingkungan yang menjadi
kepentingannya dengan manusia (Ruben & Stewart, 1998).
11
5. Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi yang dikemas dalam
system simbol bersama.
6. Komunikasi dapat didefinisikan sebagai pertukaran ide-ide, komunikasi
merupakan transmisi informasi yang dihasilkan oleh pengiriman stimulus
dari suatu sumber yang direspons penerima.
Komunikasi berdasarkan simbol/lambang dalam penyampaian pesan: 3
a. Kamunikasi verbal : Komunikasi verbal adalah komunikasi yang
menggunakan bahasa atau kata-kata,
b. Komunikasi non verbal : Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang
tidak menggunakan kata atau bahasa, melainkan menggunakan gambar,
bahasa tubuh atau symbol-simbol non verbal lainnya.
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang dilakukan dengan
menggunakan bahasa, baik berupa bahasa lisan maupun bahasa tulisan.
Komunikasi lisan merupakan komunikasi verbal yang paling banyak
digunakan dalam kegiatan sehari-hari, baik dalam urusan pribadi maupun
bisnis. Secara umum bahasa lisan lebih mudah dilakukan daripada komunikasi
tertulis, karena sejak lahir setiap orang sudah berlatih dan terbiasa berbicara.
Dalam praktek komunikasi lisan dapat berupa pemberian instruksi, pujian,
teguran, negosiasi, penjelasan, laporan lisan, ,pembicaraan untuk mendapatkan
persetujuan atas suatu kebijakan yang diambil.
3
Zuhdi, Umar Farouk, Komunikasi Bisnis “Pemahaman Secara Mudah”, Wahana Totalita
Publisher, Yogyakarta, 2010, hal. 34
12
Komunikasi verbal dan non verbal digunakan secara simultan atau
bersamaan secara alamiah dalam komunikasi lisan. Oleh karena itu
komunikasi non verbal seringkali dilakukan secara reflek atau tanpa disadari
ketika seseorang berbicara. Sebagai contoh, ketika pimpinan kantor memarahi
seorang karyawan, maka akan terlihat wajah pimpinan memerah, matanya
terbelak dengan sorot mata yang tajam, tangannya bergetar, suaranya
meninggi dan sebagainya. Kemarahan pimpinan tidak hanya tercermin dalam
kata-kata, tetapi juga tercermin dalam segenap tubuhnya. Bahasa tubuhnya itu
semakin memastikan seberapa besar tingkat kemarahannya.
Kamunikasi
verbal yang dibarengi dengan komunikasi non verbal dapat meningkatkan
efektifitas komunikasi. Bahasa tubuh antara lain : kontak tubuh, gerak isyarat,
postur tubuh, anggukan/gelengan kepala, mimik wajah dan gerakan mata.
2.1.2. Tujuan Komunikasi
Komunikasi manusia, misalnya komunikasi antar personal yang
melibatkan pengirim dan penerima, hanya bisa dinyatakan atau dirasakan oleh
dua pihak yang berkomunikasi. Kualitas hidup setiap manusia sangat
tergantung pada mutu dan ketrampilan komunikasi dengan diri sendiri
maupun dengan orang lain. Kita juga perlu berkomunikasi dengan orang lain
supaya mereka mengirimkan pesan-pesan yang dapat melintasi ruang dan
waktu, memberi tanggapan, menjual ide-ide atau mendapat informasi dan
menghubungkan diri kita dengan orang lain
13
Tujuan dasar komunikasi adalah untuk mencapai persamaan persepsi
antara komunikator dengan komuniken.4 Menyamakan persepsi terhadap suatu
pesan bukanlah pekerjaan mudah, hal ini disebabkan oleh latar belakang sosial
budaya, tingkat pendidikan, kepribadian, dan sebagainya. Bahkan ketika
tujuan tersebut tercapai, maka persepsi yang ada dalam pikiran komunikator
dan komuniken kemungkinan tidak seratus persen sama. Namum demikian hal
tersebut telah memungkinkan terjadinya saling pengertian antara komunikator
dengan komuniken atau mutual understanding. Untuk itu dalam melakukan
komunikasi sangat penting untuk memperhatikan faktor psikologis, mengingat
pikiran dan perasaan atau emosi manusia sangat berpengaruh dalam proses
komunikasi. Dalam komunikasi yang efektif, selain target atau tujuan
komunikasi itu dapat tercapai, harus pula dibarengi dengan adanya kepuasaan
psikologis yang dirasakan oleh komunikator dan komuniken.
2.1.3. Fungsi Komunikasi
Komunikasi memainkan peranan yang integral dari banyak aspek dalam
kehidupan manusia, sebagian besar waktu hidup untuk berkomunikasi.
Komunikasi dapat memuaskan kehidupan manakalah semua kebutuhan fisik,
identitas, diri, kebutuhan sosial dan lain-lain dapat tercapai.
Adapun fungsi-fungsi dasar komunikasi, antara lain :
1. Pendidikan dan Pengajaran : Fungsi pendidikan dan pengajaran
sebenarnya sudah dikenal sejak awal kehidupan manusia, kedua fungsi ini
dimulai dari dalam rumah, misalnya pendidikan nilai dan norma budaya,
4
Zuhdi, Umar Farouk, ibid , hal. 7
14
budi pekerti, dan sopan santun (fungsi pengajaran) oleh orang tua dan
anggota keluarga lain. Pendidikan dan pengajaran dilaksanakan melalui
pendidikan formal di sekolah dan pendidikan nonformal dalam
masyarakat. Komunikasi menjadi sarana penyediaan pengetahuan,
keahlian, dan ketrampilan untuk memperlancar peranan manusia dan
memberikan peluang bagi orang lain untuk berpartisipasi aktif dalam
kehidupan bermasyarakat.
2. Informasi : Kualitas kehidupan akan menjadi miskin apabila tanpa
informasi. Setiap orang dan sekelompok orang membutuhkan informasi
untuk meningkatkan kualitas hidup mereka, informasi ini dapat diperoleh
dari komunikasi melalui media massa. Mereka yang memiliki kekayaan
informasi akan menjadi tempat bertanya bagi orang lain disekitarnya. Ada
pepatah mengatakan bahwa siapa yang menguasai informasi, maka dialah
yang menguasai dunia dan komunikasi menyediakan informasi tentang
keadaan dan perkembangan lingkungan sekelilingnya.
3. Hiburan : Untuk memecahkan masalah dalam kehidupan yang rutin,
maka manusia harus mengalihkan perhatiannya dari situasi stress kesituasi
yang lebih santai dan menyenangkan.
Hiburan merupakan salah satu
kebutuhan penting bagi semua orang. Komunikasi menyediakan hiburan
yang tiada habis-habisnya, misalnya melalui film, televisi, radio, drama,
musik, literatur, komedi, dan permainan.
4. Diskusi : Kehidupan manusia penuh dengan pelbagai pandangan dan
pendapat yang berbeda-beda, untuk menyatukan perbedaan itu dibutuhkan
debat dan diskusi antarpersonal maupun dalam kelompok. Melalui diskusi
15
dan debat akan ditemukan kesatuan pendapat sambil tetap menghargai
perbedaan yang dimiliki orang lain. Komunikasi merupakan sarana yang
baik bagi penyaluran bakat untuk berdebat dan berdiskusi tentang gagasan
baru yang lebih kreatif dalam membangun kehidupan bangsa.
5. Persuasi : Persuasi mendorong untuk terus berkomunikasi dalam rangka
penyatuan pandangan yang berbeda dalam rangka pembuatan keputusan
personal maupun kelompok atau organisasi. Komunikasi memungkinkan
para pengirim pesan bertindak sebagai seorang persuader terhadap
penerima pesan yang diharapkan akan berubah pikiran dan perilakunya.
6. Promosi Kebudayaan : Komunikasi juga menyediakan kemungkinan
atau peluang untuk memperkenalkan, menjaga, dan melestarikan tradisi
budaya suatu masyarakat.
Komunikasi membuat manusia dapat
menyampaikan dan menumbuhkembangkan kreativitasnya dalam rangka
pengembangan kebudayaan.
7. Integrasi : Melalui komunikasi, maka sejumlah orang yang melintasi
ruang dan waktu di muka bumi ini dapat dintegrasikan, artinya dengan
komunikasi makin banyak orang saling mengenal dan mengetahui keadaan
masing-masing. Suatu bangsa yang besar dapat dintegrasikan melalui
komunikasi, misalnya komunikasi melalui media massa.5
2.1.4. Komunikasi Organisasi.
Organisasi pada intinya adalah system pembagian kerja melalui hierarki
dalam mencapai tujuan bersama. Organisasi menetapkan peran (role) kepada
5
Liliweri, Alo, op.cit, hal. 136
16
setiap orang yang menjadi anggotanya, peran-peran itu dioperasionalisasikan
ke dalam tugas (task) dan fungsi (function).6
fungsi yang beranekaragam
dengan
jabatan
yang
Operasionalisasi tugas dan
dan bertingkat-tingkat tersebut disesuaikan
bersifat
struktural
dan
fungsional,
sekaligus
menunjukkan tinggi-rendahnya kedudukan serta besar-kecilnya kewenangan.
Semua peran tersebut tidak dapat dilaksanakan sendiri, tetapi harus bersamasama dengan orang lain yang mempunyai kedudukan dan kewenangan yang
lebih tinggi, setingkat maupun yang lebih rendah.
Komunikasi organisasi dipahami sebagai jaringan kerja yang dirancang
dalam suatu system dan proses untuk mengalihkan informasi dari
seseorang/kelompok
orang
kepada
seseorang/kelompok
orang
demi
tercapainya tujuan organisasi. Jaringan komunikasi merupakan pola hubungan
antar manusia yang bersifat formal. Keformalan itu meliputi adanya jaminan
formalitas dalam unsur-unsur komunikasi dan proses kerja unsur-unsur
tersebut. Unsur-unsur dalam komunikasi organisasi meliputi:7
1. Kesengajaan, karena pertukaran pesan dalam komunikasi organisasi
dilakukan melalui suatu hubungan formal dan informal (bukan hubungan
sosial), yang disengaja berdasarkan penggarisan organisasi,
2. Pertukaran, karena meliputi paling tidak dua atau lebih orang, yakni pihak
pengirim dan penerima. Masing-masing pihak secara bergantian menjadi
penerima atau pengirim pesan.
6
7
Soedarsono Dewi K, Sistem Manajemen Komunikasi “Teori, Model, dan Aplikasi”, Simbiosa
Rekatama Media, Bandung, 2009, hal.40
Soedarsono Dewi K, ibid, hal.41.
17
3. Gagasan, pendapat, informasi, dan instruksi. Isi pesan berupa buah pikiran
dan harapan yang disampaikan sesuai dengan kondisi individu dan
lingkungannya.
4. Personal dan impersonal, karena menggunakan saluran langsung seperti
tatap muka atau melalui saluran tidak langsung melalui media massa
(televisi, radio, surat kabar dan lain-lain) kepada sejumlah orang secara
serentak.
5. Simbol dan tanda. Simbol mungkin positif dan abstrak, tanda mungkin
berbentuk verbal dan nonverbal. Keduanya dapat disandi menjadi pesan
untuk dipertukarkan. Kuncinya adalah bagaimana memakna pesan-pesan
tersebut.
6. Mencapai tujuan organisasi merupakan salah satu karakteristik, tujuan atau
harapan organisasi yang bersifat formal dan sangat ditentukan oleh
pimpinan.
Mengaplikasikan jaringan kerja komunikasi dalam beberapa bentuk struktur,
yaitu :8
1. Struktur Lingkaran : tidak memiliki pemimpin, semua anggota posisinya
sama.
Mereka memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk
mempengaruhi kelompok. Setiap anggota bisa berkomunikasi dengan dua
anggota lain di sisinya.
2. Struktur Roda : memiliki pemimpin yang jelas, posisinya di pusat. Orang
ini merupakan satu-satunya yang dapat mengirim dan menerima pesan dari
8
Soedarsono Dewi K, ibid, hal.58-59
18
semua anggota. Oleh karena itu, jika seorang anggota ingin berkomunikasi
dengan anggota lain, maka pesannya harus disampaikan melalui
pemimpinnya.
3.
Struktur Y, relative kurang tersentralisasi dibanding dengan struktur roda,
tetapi lebih tersentralisasi dibanding dengan pola lainnya.
4.
Struktur Rantai, sama dengan struktur lingkaran kecuali bahwa anggota
yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja.
Orang yang berada di posisi tengah lebih berperan sebagai pemimpin dari
pada mereka yang berada di posisi lain.
5.
Struktur Semua Saluran : atau pola bintang hampir sama dengan stuktur
lingkaran, dalam arti semua anggota adalah sama dan semua memiliki
kekuatan yang sama untuk mempengaruhi anggota lainnya. Akan tetapi,
dalam struktur ini semua saluran, setiap anggota bisa berkomunikasi
dengan setiap anggota lainnya.
Dalam hal jaringan kerja dalam komunikasi formal adalah desain system
melalui manajemen untuk menetapkan siapa dan kepada siapa yang
melaksanakan pekerjaan. Seluruh proses kegiatan dilakukan sesuai dengan
hierarki (jenjang) dalam struktur organisai yang disebut sebagai kegiatan
komunikasi keatas dan kebawah (vertikal dan diagonal) dan komunikasi ke
samping (horizontal), yaitu :
1. Komunikasi ke atas, dimana aliran pesan dikirim dari tingkat hierarki yang
lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi;
19
2. Komunikasi ke bawah, merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hierarki
yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah atau aliran pesan yang
diinformasikan kepada bawahan langsung.
3. Komunikasi ke samping/mendatar, merupakan pesan yang dikirim dari dan
ke tingkat hierarki (jenjang) yang sama atau aliran informasi ditempatkan
pada level yang sama dalam hierarki yang sama dan ikatan sosial yang
setara.
Komunikasi dari atas ke bawah, dari bawah ke atas dan komunikasi horizontal
bertujuan sebagai berikut:9
Komunikasi dari atas ke bawah :
1.
Memberikan pengarahan atau instruksi kerja tertentu,
2.
Memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan,
3.
Memberikan informasi tentang prosedur dan praktik organisasional,
4.
Memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada karyawan,
5.
Menyajikan informasi tentang aspek ideologi yang dapat membantu
karyawan,
6.
Menanamkan pengertian tentang tujuan organisasi.
Komunikasi dari bawah ke atas :
1. Melengkapi informasi yang diperlukan oleh manajemen untuk pengambilan
keputusan.
2. Membantu mengurangi tekanan dan frustasi karyawan akibat suasana kerja.
3. Meningkatkan kesadaran partisipasi karyawan dalam organisasi.
9
Kusumaastuti, Yatri Indah, Komunikasi Bisnis, IPB Press, Bogor, 2009, hal.17-18
20
4. Melaporkan prestasi/kinerja karyawan kepada manajemen.
Komunikasi horizontal :
1. Koordinasi antar bagian.
2. Menyelesaikan masalah pada bagian/divisi tertentu.
3. Menyelesaikan konflik.
4. Berbagi informasi.
Komunikasi atasan kepada bawahan menunjukkan arus pesan yang
mengalir dari para atasan atau para pimpinan kepada bawahannya. Sasaran
komunikasi atasan kepada bawahan dapat ditentukan oleh saluran media yang
dipergunakan.
Apabila menggunakan perintah atau instruksi (baik lisan
maupun tertulis), maka sasarannya adalah agar perintah tersebut dapat diterima
dan dimengerti dengan baik oleh para karyawan, sehingga perintah kemudian
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Namun apabila komunikasi yang
dipergunakan itu adalah sarana bimbingan, maka diharapkan pengarahan itu
dapat diterima dengan baik, sehingga dapat membangkitkan motivasi kerja
karyawan.
2.1.5. Komunikasi Bisnis.
Komunikasi Bisnis adalah pertukaran gagasan, pendapat, informasi,
instruksi yang memiliki tujuan tertentu yang disajikan secara personal atau
inpersonal melalui symbol-simbol atau sinyal-sinyal untuk mencapai tujuan
21
organisasi.10
Komunikasi bisnis memiliki karakteristik yang khas bila
dibandingkan dengan bentuk komunikasi lainnya, yaitu :
a. Komunikasi bisnis berorientasi pada tujuan tertentu, pada umumnya tujuan
praktis yang cenderung persuasive dalam upaya mencapai keuntungan.
b. Keberhasilan komunikasi bisnis merupakan tanggung jawab komunikator.
c. Pesan-pesan bisnis mencerminkan siapa komunikator dan organisasinya
(perusahaan), serta bagaimana komunikator dapat memberikan pelayanan
dan manfaat bagi khalaknya.
Seorang pengusaha maupun manajer sangat membutuhkan keterampilan
dalam komunikasi bisnis. Kompetensi komunikasi bisnis semakin dibutuhkan
dalam menghadapi berbagai stakeholders dan situasi yang berkembang dan
selalu berubah, seperti dinamika organisasi perusahaan yang semakin besar dan
kompleks termasuk meningkatnya spesialisasi dalam organisasi, perubahan
pada struktur organisasi, desentralisasi, internasionalisasi, dan sebagainya.
Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, peluang untuk
mengembangkan kegiatan usaha pun meningkat. Berbagai cara menjalin relasi
bisnis, pemasaran produk dan sebagainya dapat memanfaatkan teknologi
tersebut. Melalui
e-bisnis, transaksi bisnis dapat dilakukan melintasi batas
waktu yang bersamaan. Aktivitas e-bisnis merupakan tantangan bagi para
manajer untuk mengkomunikasikan bisnisnya kepada masyarakat dengan
menggunakan teknologi mutakhir.
10
Kusumaastuti, Yanti Indah, Ibid, hal. 2
22
2.1.6. Komunikasi Kepemimpinan
Komunikasi sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, dengan
komunikasi yang baik dan terarah, maka akan tercapai sebuah kesuksesan, baik
dalam pekerjaan maupun dalam pergaulan. Tidak ada orang, organisasi atau
perusahaan yang dapat eksis atau terkenal tanpa adanya komunikasi. Oleh
sebab itu komunikasi sangat dibutuhkan dalam kepemimpinan, pemasaran atau
pengembangan perusahaan.
Komunikasi merupakan hal yang penting dan harus terjadi antara atasan
dan bawahan, maupun sesama karyawan dalam suatu perusahaan. Komunikasi
yang baik dan efektif dapat membuat kinerja karyawan menjadi lebih baik.
Pada dasarnya karyawan sebagai sumber daya manusia yang membutuhkan
sesuatu untuk dapat memacu keinginan mereka untuk dapat bekerja dengan
giat, sehingga mereka mampu meningkatkan kreativitas dan semangat kerja
sesuai dengan batas kemampuan yang dimilikinya.
Kepemimpinan
merupakan
hal
yang
berhubungan
dengan
menggerakkan, memberikan tuntunan, membina, menunjukkan jalan, memberi
concoh ketauladanan, mengambil resiko, mempengaruhi atau meyakinkan
orang lain. Seorang pemimpin adalah seseorang yang secara efektif dapat
berkomunikasi dengan bawahannya. Organisasi yang berhasil memiliki sebuah
ciri utama yang membedakannya dengan organisasi lain yang tidak berhasil,
yaitu kepemimpinan yang dinamis dan efektif.
Dengan memperhatikan uraian tersebut, maka komunikasi dalam
kepemimpinan sangat diperlukan, baik dalam rangka pembinaan kepada
bawahan maupun dengan mitra kerja dan pelanggan. Komunikasi yang efektif
23
dan berjalan baik akan meningkatkan produktivitas karyawan dan akan
membina hubungan yang baik dengan mitra kerja dan para pelanggan.
2.1.7. Public Relations.
Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana,
baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua
khalaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan
pada saling pengertian.11
2.1.7.1. Tujuan Public Relations.
.Ada beberapa tujuan public relations dalam sebuah perusahaan, antara lain :12
1. Untuk mengubah citra umum di mata khlayak sehubungan dengan adanya
kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan. Contoh suatu
perusahaan yang semula hanya menangani transportasi truk, tetapi
kemudian mulai menjual mesin pemanas ruangan.
2. Untuk meningkatkan bobot kualitas para calon pegawai.
3. Untuk menyebarluaskan cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan
kepada masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan.
4. Untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas, serta
membuka pasar-pasar ekspor baru.
5. Untuk mempersiapkan penerbitan saham tambahan atau karena adanya
perusahaan yang akan go public.
11
Jefkins, Frank, Public Relations, disempurnakan oleh Daniel Yadin, Erlangga, Jakarta, 2004,
hal.10.
12
Jefkins, Frank, Ibid, hal. 63
24
6. Untuk memperbaiki hubungan antara perusahaan itu dengan khalaknya,
sehubungan dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan
kecaman, kesangsian, atau salah paham di kalangan khalayak terhadap niat
baik perusahaan.
7. Untuk mendidik para pengguna atau konsumen agar mereka lebih efektif
dan mengerti dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan.
8. Untuk meyakinkan khalayak bahwa perusahaan mampu bertahan atau
bangkit kembali setelah terjadinya suatu krisis.
9. Untuk meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam
menghadapi risiko pengambil-alihan (take-over).
10. Untuk menciptakan identitas perusahaan yang baru.
11. Untuk menyebarluaskan informasi mengenai akativitas dan partisipasi para
pimpinan perusahaan dalam kehidupan sosial sehari-hari.
12. Untuk mendukung keterlibatan perusahaan
sebagai
sponsor dari
penyelenggaraan suatu acara.
13. Untuk memastikan bahwa para politisi benar-benar memahami kegiatankegiatan atau produk perusahaan yang positif, agar perusahaan yang
bersangkutan terhindar dari peraturan, undang-undang, dan kebijakan
pemerintah yang merugikan.
14. Untuk menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan
perusahaan.
25
2.1.7.2 .Fungsi Public Relations
Fungsi
utama
public
relations
adalah
menumbuhkan
dan
mengembangkan hubungan baik antara lembaga atau organisasi dengan
publik, intern maupun ekstern dalam rangka menanamkan pengertian,
menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim
pendapat umum (opini publik) yang menguntungkan organisasi.
Secara garis besas fungsi public relations adalah13:
a. Memelihara komunikasi yang harmonis antara perusahaan dengan
publiknya (maintain good communication).
b. Melayani kepentingan public dengan baik (serve public’s interst).
c. Memelihara perilaku dan moralitas perusahaan dengan baik (maintain good
morals and manners).
Selain itu kontribusi public relations kepada jangka panjang perusahaan
sebagai berikut:14
1. Menyampaikan fakta dan opini, baik yang beredar di dalam maupun di luar
perusahaan.
2. Menelusuri dokumen resmi perusahaan dan mempelajari perubahan yang
terjadi secara historis. Perubahan ini pada umumnya disertai dengan
perubahan sikap perusahaan terhadap publiknya dan sebaliknya.
3. Melakukan analisa SWOT, adalah singkatan dari Strengths (kekuatan),
Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman).
Misalnya menyangkut masa depan industri yang ditekuninya, citra yang
13
14
Kriyantono, Rachmat, op.cit, hal.21.
Kasali, Rhenald, Manajemen Public Relations “Konsep dan Aplikasinya di Indonesia”, Grafiti,
Jakarta, 2008.
26
dimiliki perusahaan, kultur yang dimiliki serta potensi lain yang dimiliki
perusahaan.
Batasan praktik public relations, yaitu 15:
1. Praktik Public Relations mencakup :
a. Segala sesuatu untuk mengembangkan saling pengertian (mutual
understanding) antara organisasi dan publik, baik di dalam dan di luar
organisasi.
b. Menutup
dan
menghilangkan
sumber-sumber
penyebab
kesalahpahaman.
c. Memperluas pengaruh organisasi melalui publisitas, periklanan,
ekshibisi, film, dan lainnya.
2. Public Relations bukan :
a. Penghambat antara kebenaran dan public.
b. Propaganda.
c. Publisitas yang ditujukan langsung untuk menjual, wakaupun kegiatan
public relations dapat sangat membantu upaya-upaya pemasaran dan
penjualan.
d. Sekedar
hanya
kegiatan
press-relations,
walau
press-relations
merupakan bagian yang penting dalam program public relations.
e. Iklan gratis.
f. Upaya-upaya penuh tipu daya.
15
Kriyantono, Rachmat, op.cit, hal. 39
27
2.1.8 Persepsi
Dalam kehidupan dan komunikasi sehari-hari betapa sering kita
menampilkan persepsi terhadap realitas dunia, karena persepsi merupakan
suatu cara untuk membuat dunia fisik dan sosial menjadi masuk akal. Menurut
Rakhmat Jalaludin, persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau
hubungan-hubungan yang diperoleh lalu menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan. Persepsi memberikan makna pada stimuli inderawi
(sensory stimuli)16 .
Sedangkan menurut Gamble, persepsi merupakan proses seleksi,
pengaturan
dan
penginterpretasian
data
sensor
dengan
cara
yang
memungkinkan kita mengerti dunia kita.17
Jadi dengan mempersepsi setiap individu memandang dunia berkaitan
dengan apa yang dia butuhkan, apa yang dia nilai, apakah sesuai dengan
keyakinan dan budayanya. Semua kebutuhan yang ingin dipenuhi ini membuat
persepsi individu menjalani suatu proses personal yang rumit, karena apa dia
persepsikan itu sangat tergantung dari sejauh mana pengaruh beragam faktor
pembentuk persepsi, antara lain masa lalu individu. Pengalaman masa lalu
tersebut rupanya telah membekas lalu membentuknya untuk memandang
sesuatu, memandang seseorang atau suatu peristiwa dengan cara-cara tertentu.
Oleh karena itu setiap individu dapat melihat suatu objek yang sama namun
dengan cara yang berbeda.
16
17
Rakhmat Jalaludin, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2003, hal 51.
Samovar, Larry A, & Richard E. Porter, Komunikasi Lintas Budaya, Salemba Humanika, Jakarta,
2010, hal.222
28
Persepsi setiap orang berbeda-beda sesuai dengan makna yang dia
berikan kepada “sesuatu” , kepada seseorang atau kepada peristiwa, semua
manusia tidak dapat mengelak persepsi yang mempengaruhi komunikasi. Jika
seorang pengirim membagi informasi dengan maksud tertentu kepada
penerima, maka suka atau tidak suka penerima akan menerima informasi yang
dimaksudkan pengirim.
Adalah sangat penting bagi setiap individu melihat kebelakang,
kepengalaman masa lalu sehingga dia dapat membandingkan persepsi terkini,
meneliti kembali pelbagai faktor denominator yang mempengarui persepsi ini.
Hal ini berarti seorang pengirim akan mengecek setiap makna/persepsi
terhadap pesan yang dia kirimkan, agar pesan yang diterima penerima
mempunyai persepsi yang sama dengan maksud pengirim. Perbedaan persepsi
diantara pengirim dan penerima ketika berkomunikasi dapat ditekan hanya
jika individu mampu melihat dirinya sendiri, dan melihat orang lain
sebagaimana apa adanya.
Ada 3 tahap utama dalam proses persepsi, yaitu : individu
memperhatikan dan membuat seleksi, individu mengorganisasikan objek yang
ditangkap indera dan individu membuat interpretasi.18
1). Seleksi merupakan suatu poses melalui otak memilih dan lebih memberi
perhatian pada stimuli atau informasi penting yang oleh pancaindra. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan seleksi, antara lain oleh
faktor psikologis dan faktor situasi.
18
Liliweri, Alo, op.cit, hal 157
29
2). Organisasi dalam persepsi berarti suatu proses yang dilakukan oleh otak
untuk menentukan pola-pola dari stimuli yang di lengkapi oleh organ indra
organisasi stimuli. Setelah menseleksi informasi dan mengorganisasikan
menjadi pola-pola tertentu, selanjutnya otak menggunakan informasi
tersebut untuk menjelaskan dan membuat keputusan mengenai objek di
luar dirinya,
3). Tahap akhir persepsi ini disebut interprestasi, otak menggunakan informasi
tersebut untuk menjelaskan dan membuat keputusan mengenai objek yang
ada.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengatasi kesalahan persepsi,
antara lain :
1. Berinteraksi dengan individu
2. Menghindari kesimpulan yang terlalu dini dan hindari perbedaan penilaian.
3. Bertanya untuk mendapatkan informasi dan merangsang partisipan untuk
mendengarkan dengan penuh perhatian
4. Menolong orang agar mereka dapat menyampaikan ide-idenya secara baik.
5. Mengembangkan keterampilan, terutama memberikan umpan balik secara
verbal
6. Meningkatkan kesadaran dan kemampuan untuk berkomunikasi dengan
pesan-pesan nonverbal.
7. Mengamati perbedaan individu ketika menerima pesan secara langsung.
8. Berusaha mencapai pengertian yang lebih baik tentang apa yang terjadi
disaat mengalami stress waktu berkomunikasi.
30
2.2. Kepemimpinan.
2.2.1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan mempunyai hubungan yang erat dengan kerja sama
antara seseorang dengan kelompok manusia lainnya yang mempunyai tujuan
yang sama yang telah ditetapkan sebelumnya. Kepemimpinan adalah setiap
tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi
dan memberi arah kepada individua atau kelompok lain yang tergabung dalam
wadah tertentu untuk mencapai
sebelumnya.19
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
Kepemimpinan adalah keseluruhan aktivitas dalam rangka
mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama untuk mencapai suatu
tujuan yang memang diinginkan bersama,20
Dari uraian tersebut diatas dapat ditarik suatu kesimpulan, bawah
kepemimpinan dalam suatu organisasi merupakan suatu faktor yang
menentukan atas berhasil tidaknya suatu organisasi, sebab seorang pimpinan
harus mampu mempengaruh dan mengarahkan dan memotivasi bawahannya
untuk pencapaian organisasi. Seorang pimpinan tanpa kemampuan memimpin,
lebih-lebih dalam hal manajemen sumber daya manusia, maka tidak mungkin
seorang pemimpin berhasil baik dalam melaksanakan tanggung jawabnya.
Kepemimpinan yang efektif harus memberikan pengarahan terhadap
usaha-usaha semua pekerjaan (pegawai) dalam mencapai tujuan-tujuan
organisasi, tanpa kepemimpinan atau bimbingan, maka hubungan antara tujuan
perseorangan dan tujuan organisasi mungkin menjadi lemah.
19
20
Danim, Sudarman, op.cit, hal. 56
Martoyo Susilo, Manajemen Sumber Daya Manusia, BPFE, Yogyakarta, 2000, hal. 176
31
Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas, bahwa
kepemimpinan itu sangat diperlukan bila suatu organisasi ingin sukses.
Terlebih jika pegawai yang baik selalu ingin tahu bagaimana mereka dapat
memberikan sumbangan dalam pencapaian tujuan organisasi, atau paling tidak
gairah dan semangat kerja para pegawai memerlukan kepemimpinan sebagai
dasar motivasi eksternal untuk mempertahankan tujuan-tujuan yang sesuai
dengan apa yang menjadi tujuan organisasi. Organisasi perusahaan berhasil
memiliki satu sifat umum yang menyebabkan organisasi tersebut dapat
dibedakan dengan organisasi yang tidak berhasil. Sifat dan ciri umum tersebut
adalah kepemimpinan yang efektif.
2.2.2. Sifat-Sifat Kepemimpinan.
Sifat - sifat kepemimpinan, sebagai berikut 21 :
a. Penuh energi (energic) : Untuk tercapainya kepemimpinan yang baik
diperlukan energi yang baik pula, jasmani maupun rohani. Seorang
pemimpin harus sanggup bekerja dalam jangka panjang dan dalam jangka
waktu tidak tertentu. Sewaktu-waktu dibutuhkan tenaganya, ia harus
sanggup melaksanakannya, mengingat kedudukan dan fungsinya.
b. Stabilitas Emosi : Seorang pemimpin yang efektif harus melepaskan diri
dari purbasangka, kecurigaan atau berapriori jelek terhadap bawahanbawahannya dan tidak boleh cepat naik pitam. Sebaliknya ia harus tegas,
konsekuen dan konsisten dalam tindakan-tindakannya, percaya diri sendiri
dan memiliki jiwa sosial terhadap bawahannya.
21
Martoyo, Susilo, ibid, hal 182
32
c. Memiliki Pengetahuan Tentang Hubungan Antara Manusia (Human
Relation) Seorang pemimpin adalah memimpin dan memajukan orang
bawahannya, maka seorang pemimpin harus mengetahui benar tentang halikhwal manusia dan hubungan antara manusia tersebut. Seorang pemimpin
harus mengetahui banyak tentang sifat-sifat orang, bagaimana mereka
mengadakan reaksi terhadap sesuatu tindakan atau situasi yang bermacammacam, apa dan bagaimana kemampuan yang dimiliki untuk melaksanakan
tugas yang dibebankan kepadanya.
d. Motivasi Pribadi : Keinginan untuk dapat memimpin harus datang dan
dorongan batin pribadinya sendiri, dan bukan paksaan dari luar dirinya.
Kekuatan dari luar hanya bersifat menstimulir saja terhadap keinginankeinginan untuk menjadi pemimpin. Hal ini dapat tercermin dalam
keteguhan pendiriannya, kemauan yang keras dalam bekerja, kegembiraan
(antusiasme) dalam bekerja dan penerapan sifat-sifat pribadi yang baik
dalam pekerjaannya.
e. Kemahiran Mengadakan Komunikasi : Seorang pemimpin harus mampu
dan cakap dalam mengutarakan gagasan baik secara lisan maupun tulisan.
Hal ini sangat penting bagi pemimpin untuk dapat mendorong maju
bawahan, memberikan atau menerima informasi bagi kemajuan organisasi
dan kepentingan bersama.
f. Kecakapan Mengajar : Mengajar adalah jalan yang terbaik untuk
memajukan
orang-orang
ataupun
menyadarkan
orang-orang
atas
33
pentingnya tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Pemimpin harus
mampu memberikan petunjuk-petunjuk, mengoreksi kesalahan-kesalahan
yang terjadi, mengajukan saran-saran, dan menerima saran-saran. Seorang
pemimpin yang baik pada dasarnya adalah seorang guru yang baik.
g. Kecakapan Sosial : Seorang pemimpin harus mengetahui benar tentang
manusia
atau
masyarakat,
kemampuan-kemampuannya
maupun
kelemahan-kelemahannya. Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan
bekerja sama dengan orang-orang dengan berbagai ragam sifat-sifatnya.
Seorang pemimpin harus pandai mengadakan pendekatan terhadap orangorang dan menghargai pendapat-pendapat atau pandangan orang lain.
h Kemampuan Teknis : Meskipun dikatakan bahwa makin tinggi tingkat
kepemimpinan seseorang, makin kurang diperlukan kemampuan teknis,
karena lebih mengutamakan “managerial skill”nya, namun sebenarnya
kemampuan teknis ini masih diperlukan. Dengan dimilikinya kemampuan
teknis, seorang pemimpin akan lebih mudah mengadakan koreksi bila
terjadi suatu kesalahan pelaksananaan tugas dari bawahannya.
Dari uraian sifat-sifat kepemimpinan tersebut diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa seorang pemimpin harus energi, dapat mengendalikan
emosi,
mempunyai pengetahuan tentang hubungan antar manusia,
termotivasi dari dalam diri sendiri, mampu berkomunikasi, mempunyai
kecapakan untuk memberikan pengajaran/contoh yang baik kepada
bawahan dan mampu bekerja sama dengan orang lain.
34
2.2.3. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan dibagi dalam 6 (enam) tipe, sebagai berikut: 22
1. Tipe Pribadi :
Kepemimpinannya didasarkan pada kontak pribadi
secara langsung dengan bawahannya. Tipe ini sifatnya umum dan
sangat efektif dan secara relatif sederhana pelaksanaannya.
2. Tipe Nonpribadi :
Pimpinan dengan tipe ini memberikan cermin
kurang adanya kontak pribadi pemimpin yang bersangkutan dengan
bawahan-bawahannya. Ini berarti bahwa hubungan pemimpin dengan
bawahannya hanya melalui sarana atau media tertentu, seperti :
rencana-rencana, instruksi, sumpah-sumpah, janji dan lain-lain.
Hubungan tersebut bersifat tidak langsung (nonpribadi), biasanya
hubungan yang demikian tidak dinamis.
3. Tipe Otoriter : Pemimpin tipe ini menganggap kepemimpinannya
merupakan hak pribadinya dan berpendapat bahwa ia dapat menentukan
apa saja dalam organisasi, tanpa mengadakan konsultasi dengan
bawahannya yang melaksanakan.
4. Tipe Demokratis : Pemimpin tipe ini menitikberatkan pada partisipasi
kelompok dengan memanfaatkan pandangan-pandangan atau pendapat
kelompok. Inisiatif dari kelompok sangat dianjurkan oleh pimpinan dari
tipe ini. Kegagalan dari tipe ini, apabila anggota kelompok tidak cakap
dan kurang tergerak untuk bekerja sama.
22
Martoyo, Susilo, ibid, hal. 184-185
35
5. Tipe Paternalistis : Tipe pemimpin ini terlalu ke-“bapak”an., sehingga
melindungi dan membimbing, sehingga agak sentimentil dan kebebasan
kelompok tidak berkembang. Kelemahan dari tipe pemimpin
ini
biasanya tidak langsung dalam melaksanakan kepemimpinannya.
6. Tipe Indigenous/pembawaan : Pemimpin tipe ini dalam organisasiorganisasi kemasyarakatan yang bersifat informil, dimana interaksi antar
orang dalam organisasi tersebut ditentukan oleh keaslian sifat dan
pembawaan pimpinan.
Beberapa hal yang mempengaruhi gaya kepemimpinan sebagai berikut :23
1. Kekuasaan Posisi (Position Power) : Seberapa jauh kekuasaan posisi,
yang dibedakan dari sumber kuasa lainnya, seperti kuasa karismatis
atau keahlian, memungkinkan pemimpin menimbulkan kepatuhan dari
anggota kelompok terhadap pengarahan : dalam hubungannya dengan
manajer, kekuasaan ini berasal dari wewenang organisasi.
Seorang
pemimpin yang memiliki kekuasaan posisi yang jelas dan cukup dapat
lebih
mudah
memperoleh
kepengikutan
dibandingkan
dengan
pemimpin yang tidak memiliki kekuasaan sedemikian itu.
2. Struktur Tugas : Sejauh mana kejelasan tugas dan orang yang
bertanggung jawab melaksanakannya, sebagai kebalikan dari situasi
dimana tugas-tugas tidak jelas dan tidak terstruktur. Apabila tugas jelas,
23
Koontz, Haarold/O’Donnell, Cyril/Weihrich, Manajemen, terjemahan Gunawan Hutahuruk,
Erlangga, Jakarta, 2000, hal.159
36
kualitas prestasi dapat dikendalikan dengan mudah dan anggota
kelompok dapat lebih pasti memikul tanggung jawab untuk berprestasi
dibandingkan dengan apabila tugas tidak jelas.
3. Hubungan Pemimpin – Anggota : Dimensi ini dipandang sebagai hal
yang paling penting ditinjau dari sudut pemimpin, karena kuasa posisi
dan struktur tugas boleh jadi sebagian besar dikendalikan oleh
perusahaan.
kelompok
Dimensi ini berkaitan dengah sejahu mana anggota
menyukai
dan
mempercayai
pemimpin
serta
mau
mengikutinya.
Pendapat lain tentang gaya kepemimpinan, sebagai berikut :24
1. Gaya Otokratis : menggambarkan pemimpin yang biasanya
cenderung memusatkan wewenang, mendiktekan metode kerja,
membuat keputusan unilateral dan membatasi partisipasi karyawan.
2. Gaya Demokratis : menggambarkan pemimpin yang cenderung
melibatkan karyawan dalam mengambil keputusan, mendelegasikan
kewenangan, mendorong partisipasi dalam memutuskan metode dan
sasaran kerja, dan menggunakan umpan balik sebagai peluang untuk
melatih karyawan.
3. Gaya Laissez Faire : menggambarkan pemimpin yang pada umumnya
memberi kelompok kebebasan penuh untuk membuat keputusan dan
menyelesaikan pekerjaan dengan cara apa saja yang dianggap sesuai.
24
Robbin Stepen P, dan Coulter,Mary, Manajemen, Terjemahan T. Hermaya, Harry Slamet, PT
Indeks, Jakarta, 2005, hal. 130
37
2.2.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepemimpinan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi situasi kepemimpinan
sebagaimana yang diungkapkan oleh Follett : yaitu pemimpin, pengikut
atau bawahan dan situasi. Ketiga faktor tersebut saling berhubungan dan
berinteraksi, dan para pemimpin seharusnya berorientasi pada kelompok,
bukan berorientasi pada kekuasaan25. Pemimpin dan anggota kelompok,
saling mempengaruhi dan mempengaruhi efektivitas kelompok secara
keseluruhan.
kepribadian, pengalaman masa lampau dan harapan
pemimpin, akan mempengaruhi pilihan gaya kepemimpinannya
Permimpin yang ideal harus memiliki kelebihan dibandingkan
dengan kelompok yang dipimpinnya, sekaligus ada kesadaran di dalam dirinya
bahwa dia memiliki kelemahan dan kelebihan dalam menggerakkan kelompok
atau orang. Seseorang yang menjalankan fungsi kepemimpinan setidaknya
harus memiliki persyaratan atau sifat-sifat sebagai berikut :26
1. Bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memiliki inteligensi yang tinggi.
3. Memiliki fisik yang kuat.
4. Berpengetahuan yang luas.
5. Percaya diri.
6. Dapat menjadi anggota kelompok.
7. Adil dan bijaksana.
25
26
Handoko, T, Hani, Manajemen, BPFE, Yogyakarta, 2000, hal.307
Danim, Sudarwan, op.cit, hal 61
38
8. Tegas dan berinisiatif
9. Berkapasitas membuat keputusan.
10. Memiliki kestabilan emosi.
11. Sehat jasmani dan rohani.
12. Bersifat prospektif.
2.2.5. Kepemiminan dan Motivasi
Kepemimpinan dan motivasi merupakan dua hal yang berbeda, meski
memiliki hubungan dalam konteks kerja dan interaksi antar manusia. Keith
Davis mengemukakan bahwa tanpa kepemimpinan, organisasi hanya
merupakan kelompok manusia yang kacau, tidak teratur, dan tidak akan dapat
melahirkan perilaku bertujuan.27 Kepemimpinan adalah faktor manusiawi
yang mengikat suatu kelompok bersama dan memberinya motivasi menuju
tujuan-tujuan tertentu, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Hal ini berarti antara kepemimpinan dengan motivasi memiliki ikatan yang
kuat.
Dari rumusan tersebut diatas, keterkaitan antara kepemimpinan dengan
motivasi dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Tanpa kepemimpinan organisasi tidak lain adalah sekelompok manusia
yang kacau. Manusia organisasional, baik dalam kapasitas masing-masing
dan terutama sebagai anggota kelompok, dituntut dapat memacu upaya
pencapaian tujuan organisasi yang sekaligus bagian dari tujuan dirinya.
Kehadiran pemimpin memungkinkan manusia organisasional dimotivasi
27
Danim, Sudarwan, ibid, hal 18
39
untuk dapat bekerja secara efektif dan efisien. Kelompok dengan system
yang kurang padu dapat menurunkan produktivitas organisasi. Untuk itu
manusia organisasi perlu diarahkan dan dimotivasi oleh pemimpinnya agar
dapat bekerja secara efektif dan efisien.
b. Kepemimpinan mengandung arti kemampuan memotivasi. Kompetensi
bawahan antara lain tercermin dari motivasi kerjanya. Dia bekerja
disebabkan oleh dua kemungkinan, yaitu benar-benar terpanggil untuk
berbuat atau karena diharuskan untuk melakukan tugas-tugas itu. Banyak
factor yang mempengaruhi motivasi manusia dalam bekerja, antara lain
bahwa manusia mempunyai seperangkat kebutuhan, mulai dari kebutuhan
yang paling dasar sampai kepada taraf kebutuhan yang paling tinggi. Salah
satu faktor yang mempengruhi motivasi kerja seseorang adalah gaya
kepemimpinan.
Dengan demikian, kepemimpinan dapat pula berarti
kemampuan memberi motivasi kepada bawahan.
2.2.6. Kualitas Pemimpin Yang Diharapkan
Pemimpin yang baik adalah yang berkualitas, yang bukan diklaim
oleh seorang pimpinan atau oleh seseorang yang akan dipromosikan atau
mempromosikan diri duduk pada posisi itu, melainkan kualitas atas dasar
pengakuan dari bawahan atau masyarakat.
Ada lima karakteristik yang harus dipenuhi oleh pimpinan:28
1. Bawahan menginginkan agar pemimpinnya mempunyai tujuan yang jelas
dan konsisten, bukan pemimpin yang selalu mengikuti arah angin,
28
Danim, Sudarwan, ibid, hal.65-66.
40
2. Bawahan menginginkan pemimpinnya membuat rencana yang baik dan
dapat dijangkau, bukan rencana yang muluk-muluk yang bersifat utopia,
mimpi atau mengharapkan wangsit,
3. Bawahan
menginginkan
pemimpin
yang
secara
terus
menerus
menginformasikan kemajuan perusahaan atau organisasi kepadanya.
4. Bawahan menghendaki agar pemimpinnya memperlakukan mereka
sebagai manusia dan bukan seperti robot,
5. Bawahan menuntut pemimpin yang mampu membawa kemajuan
organisasi secara arif dan bijaksana.
Keberhasilan atau kegagalan seorang pemimpin tidak hanya
ditentukan oleh dirinya sendiri, akan tetapi juga ditentukan oleh akumulasi
subsistem yang terlibat, yaitu pemimpin dengan seperangkat potensinya,
karakteristik
bawahan,
karakteristik
situasi,
dan
kondisi
di
luar
organisasinya. Keberhasilan organisasi mengandung arti keberhasilan
pemimpin organisasi itu dan juga keberhasilan individu atau kelompok yang
dipimpinnya. Tidak banyak perubahan yang dapat diraih oleh pemimpin
sendiri dan tidak pula akan banyak hasil yang dapat dicapai oleh bawahan
yang
bekerja
sendiri-sendiri.
Hubungan
sinergis
antar
karyawan
memunculkan kekuatan lebih dibandingkan dengan manakala mereka bekerja
sendiri-sendiri. Keberhasilan organisasi tergantung kepada kelompok yang
anggotanya satu sama lain saling mengisi. Pemimpin yang baik mengetahui
kebutuhan bawahan, tanpa itu semua., tidak ada kemajuan berarti yang akan
didapat.
41
2. 3. Motivasi
2.3.1. Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan masalah yang sangat penting dalam setiap usaha
sekelompok orang yang bekerjasama dalam pencapaian suatu tujuan tertentu.
Motivasi merupakan sumber potensi yang besar dalam meningkatkan kinerja
pegawai. Hal tersebut secara tidak langsung kemampuan pegawai akan dapat
dipergunakan secara lebih efisien menuju kearah pencapaian kepuasan kerja,
yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja pegawai.
Motivasi sebagai suatu kondisi yang menggerakkan manusia kearah
suatu tujuan tertentu. Motivasi dapat pula dikatakan sebagai energy untuk
membangkitkan dorongan dalam diri.29 Motivasi sebagai suatu keadaan di
dalam diri seseorang yang mendorong, mengaktifkan atau menggerakkan, dan
mengarahkan atau menyalurkan perilaku ke arah tujuan. Dengan kata lain
“motivasi” adalah istilah umum
yang mencakup keseluruhan golongan
dorongan, keinginan, kebutuhan dan daya yang sejenis. Para manajer
memotivasi bawahan, berarti mereka melakukan hal-hal yang diharapkan
dapat memuaskan dorongan dan keinginan tersebut, sehingga menimbulkan
dorongan bagi bawahan untuk bertindak sesuai dengan yang diinginkan.
Motivasi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer dalam
memberikan inspirasi, semangat dan dorongan kepada orang lain, dalam hal
ini karyawannya untuk mengambil tindakan-tindakan. Pemberian dorongan
29
Mangkunegara, A.A.Anwar Prabu, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2000, hal. 93
42
ini bertujuan untuk menggiatkan orang-orang atau karyawan agar mereka
bersemangat dan dapat mencapai hasil sebagaimana dikehendaki dari orangorang tersebut.
Untuk dapat memahami motivasi secara lebih mendalam, maka harus
dipahami pula bahwa di dalam organisasi publik, akan terjadi interaksi dan
aktivitas, baik yang bersifat positif maupun negatif dalam hubungannya
dengan pelaksanaan tugas, sebagai berikut :
a. Interaksi kerja sama antara pimpinan dan bawahan kolega maupun dengan
atasan pimpinan itu sendiri.
b. Dalam proses interaksi tersebut terjadi perilaku bawahan yang harus
diperhatikan, diarahkan, dibina, dikembangkan, tetapi kemungkinan juga
dipaksakan agar perilaku tersebut sesuai dengan organisasi yang
bersangkutan.
c. Perilaku yang ditampilkan oleh para bawahan berjalan sesuai dengan
sistem nilai dan aturan atau bertentangan,
d. Dorongan perilaku yang berbeda-beda dapat terjadi, karena keinginan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan yang berbeda-beda pula.
Dengan demikian motivasi yang diharapkan dari pegawai adalah fungsi
dari motivasi dan kemampuan tersebut dapat mempengaruhi kinerja pegawai.
Apabila motivasi tinggi dengan didukung oleh kemampuan yang tinggi,
maka kinerja pegawai juga tinggi dan sebaliknya. Akan muncul permasalahan
jika motivasi tinggi, tetapi tanpa didukung oleh kemampuan yang cukup.
43
Apabila hal ini terjadi, maka pegawai tersebut harus ditingkatkan
kemampuannya, baik melalui jalur kursus, pendidikan atau pelatihan. Namun
jika terjadi pegawai memiliki kemampuan yang cukup tinggi, tetapi tidak
mempunyai motivasi yang tinggi, maka dapat diselesaikan dengan pemberian
insentif atau penghargaan. Dengan pemberian insentif, diharapkan pegawai
tersebut akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya.
Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena
kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda. Hal tersebut dapat
berbeda, karena setiap orang anggota organisasi adalah sesuatu yang unik
secara biologis maupun psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar
yang berbeda pada setiap individu dalam organisasi.
Dari beberapa pengertian motivasi diatas, maka dapatlah disimpulkan
bahwa, motivasi adalah suatu kondisi atas keadaan individu yang menjadi
sumber yang mempengaruhi, mendorong, menentukan tingkat usaha
terciptanya/terpenuhinya kebutuhan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
2.3.2. Teori Motivasi
Ada beberapa teori motivasi, antara lain Teori Kepuasan (Content
Theories) : Teori kepuasan berorientasi pada faktor dalam diri individu yang
menguatkan,
mengarahkan,
mendukung,
dan
menghentikan
Pendukung teori kepuasan sebagai berikut : 30
30
Siswanto, H.B, Pengantar Manajemen, Bumi Aksaea, Jakarta, 2005, hal.128
perilaku.
44
a. Teori Hierarki Kebutuhan menurut Abraham Maslow : Menurut
Maslow
(1954) bahwa kebutuhan individu dapat disusun dalam suatu
hierarki. Hierarki kebutuhan yang paling tinggi adalah kebutuhan fisiologis
(physiological needs), karena kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang
paling kuat sampai kebutuhan tersebut terpuaskan. Sedangkan hierarki
kebutuhan yang paling rendah adalah kebutuhan aktualisasi diri (self
actualization needs).
Hierarki kebutuhan tersebut secara lengkap meliputi lima hal, yaitu :
1). Kebutuhan fisiologis (physiological needs) : Kepuasan kebutuhan
fisiologis biasanya dikaitkan dengan uang. Hal ini berarti bahwa orang
tidak tertarik pada uang semata, tetapi sebagai alat yang dapat dipakai
untuk memuaskan kebutuhan lain.
Termasuk dalam kebutuhan
fisiologis adalah makan, minum, pakaian, tempat tinggal, dan
kesehatan.
2). Kebutuhan keselamatan atau keamanan (safethy or secccurity needs) :
Kebutuhan keselamatan atau keamanan dapat timbul secara sadar atau
tidak sadar. Orientasi ketidaksadaran yang kuat kepada keamanan
sering dikembangkan sejak masa kanak-kanak. Termasuk kebutuhan
ini adalah kebebasan dari intimidasi baik kejadian atau lingkungan.
3). Kebutuhan sosial atau afiliasi (sosial or affiliation needs) : Termasuk
kebutuhan ini adalah kebutuhan akan teman, afiliasi, interaksi dan
cinta.
45
4). Kebutuhan penghargaan atau
rekognisi (esteems or recognation
needs) : Motif utama yang berhubungan dengan kebutuhan
penghargaan dan rekognisi, sebagai berikut :
a). Prestise (prestige) : Prestise dilukiskan sebagai sekumpulan definisi
yang tidak tertulis dari berbagai perbuatan yang diharapkan
individu tampil di muka orang lain, yaitu sampai berapa tinggi ia
dihargai atau tidak dihargai, secara formal atau tidak formal
dengan tulus hati.
b). Kekuasaan (power) :
Kekuasaan yaitu kemampuan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain agar sesuai dengan maksudnya.
Kekuasaan ini dapat timbul karena posisi maupun kekuasaan yang
mempribadi
(personal
power).
Seseorang
yang
dapat
mempengaruhi orang lain karena posisinya dalam organisasi
dinamakan
kekuasaan
posisi.
Adapun
seseorang
yang
mengandalkan pengaruhnya dari kekuatan kepribadian dan
perilakunya disebut kekuasaan mempribadi. Termasuk dalam
kebutuhan penghargaan dan rekognisi adalah kebutuhan akan
penghargaan diri dan penghargaan dari orang lain.
5). Kebutuhan akitualisasi diri (self actualization needs): Kebutuhan
untuk memenuhi diri sendiri dengan penggunaan kemampuan
maksimum, keterampilan dan potensi.
46
b. Teori Dua Faktor menurut Frederick Herzberg
Dua faktor mengenai motivasi yang dikembangkan oleh Frederick
Herzberg (1959) adalah faktor yang membuat individu merasa tidak puas
(dissatisfied) dan faktor yang membuat individu merasa puas (satisfied).
Kesimpulan khusus yang dihasilkan Herzberg dari penelitiannya adalah :
Pertama ; terdapatnya serangkaian kondisi ekstrinsik, keadaan pekerjaan
yang menyebabkan rasa tidak puas di antara para bawahan apabila kondisi
tersebut tidak ada.
Apabila kondisi tersebut ada, hal itu tidak perlu
memotivasi bawahan. Kondisi tersebut adalah faktor-faktor yang membuat
individu merasa tidak puas karena
faktor tersebut diperlukan untuk
mempertahankan hierarki yang paling rendah, yaitu tingkat tidak adanya
ketidakpuasaan.
Kedua ; serangkaian kondisi intrinsik kepuasan pekerjaan yang apabila
terdapat dalam pekerjaan akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat
sehingga dapat menghasilkan kinerja pekerjaan yang baik. Apabila kondisi
tersebut tidak ada, kondisi tersebut ternyata tidak menimbulkan rasa
ketidakpuasan yang berlebihan.
satisfied 31.
31
Siswanto, H.B, ibid, hal 129
Serangkaian faktor tersebut disebut
47
c. Teori kebutuhan menurut McClelland :
Ada tiga kebutuhan
yang
dikemukakan oleh McClelland
:
kebutuhan akan kinerja (needs for achievement), kebutuhan akan afiliasi
( needs for affiliation), kebutuhan akan kekuasaaan ( needs for power) 32.
1). Kebutuhan untuk berprestasi (needs for achievement) : Orang yang
mempunyai prestasi yang tinggi, secara umum
memiliki ciri-ciri:
bersemangat sekali apabila unggul, menentukan tujuan secara realistik,
mau bertanggung jawab sendiri mengenai hasilnya, memilih tugas
menantang dan menunjukan perilaku yang berinisiatif dari yang lain,
menghendaki umpan balik konkrit terhadap prestasi mereka.
2). Kebutuhan akan afiliasi (needs for affiliation) : Orang yang motivasi
yang tinggi pada umumnya berciri ; bersifat sosial, suka berinteraksi,
bersikap merasa ikut memiliki (bergabung dalam kelompok), mereka
menginginkan kepercayaan yang lebih jelas dan tegas, cenderung
mencoba untuk mendapatkan saling pengertian bersama, bersedia
berkonsultasi, menyenangi saling adanya hubungan persahabatan.
3). Kebutuhan akan kekuasaan (needs for power) : Ada dua macam
kekuasaan, yaitu (1) kekuasaan menurut selera tertentu dengan
membesar-besarkan
diri,
meremehkan
pengikut,
memperlakukan
bawahan sebagai budak, bersifat mengancam dan (2) kekuasaan yang
disosialisasikan ;
dipakai demi kepentingan pengikut, merumuskan
tujuan yang menguntungkan kelompok, mengilhami mereka untuk soal32
Siswanto, H.B, ibid, hal.130
48
soal kecil demi kebaikan, konsultasi bawahan dan atasan untuk mencapai
sasaran atau tujuan, bersifat sebagai katalisator.
Apabila kebutuhan individu terasa sangat mendesak, kebutuhan
tersebut akan memotivasi individu yang bersangkutan untuk berusaha keras
memenuhi kebutuhannya. Misalnya apabila individu memiliki kebutuhan
akan kinerja yang tinggi, maka kebutuhan tersebut mendorong individu
yang bersangkutan untuk menetapkan tujuan yang penuh tantangan, bekerja
keras untuk merealisasikan tujuan tersebut, serta mengaplikasikan
keterampilan dan kemampuannya yang diperlukan untuk mencapainya.
Saran khusus yang diberikan McClelland mengenai pengembangan
kebutuhan akan kinerja yang positif tinggi, ketika tidak ada ketakutan akan
sukses, sebagai berikut :
1). Individu mengatur tugas sedemikian rupa, sehingga mereka
menerima
umpan balik secara berkala atas hasil karyanya. Hal ini akan
memberikan informasi untuk mengadakan modifikasi atau koreksi.
2). Individu hendaknya mencari model kinerja yang baik, pahlawan kinerja,
individu yang berhasil, dan pemenang serta menggunakan mereka
sebagai teladan.
3). Individu hendaknya memodifikasi citra diri mereka sendiri, individu
yang memiliki kebutuhan akan kinerja tinggi menyenangi dirinya sendiri
dan berusaha mencari tantangan dan tanggung jawab yang sepadan.
49
4). Individu hendaknya mengendalikan imajinasi, berfikir secara realistis
dan positif mengenai cara mereka merealisasikan tujuan yang
diharapkan.
2.3.3. Prinsip-Prinsip dalam Motivasi Kerja Pegawai.
Ada
beberapa prinsip dalam
memotivasi kerja pegawai, : prinsip
partisipasi, prinsip komunikasi, prinsip mengakui andil bawahan, prinsip
pendelegasian wewenang, dan prinsip memberi perhatian33.
1. Prinsip partisipasi :
Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu
diberikan kesempatan ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang
akan dicapai oleh pemimpin,
2. Prinsip komunikasi : pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang
berhubungan dengan usaha pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas,
pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
3. Prinsip mengakui andil bawahan : pemimpin mengakui bahwa bawahan
(pegawai) mempunyai andil di dalam usaha pencapaian tujuan. Dengan
pengakuan tersebut, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
4. Prinsip pendelegasian wewenang : Pemimpin yang memberikan otoritas
atau wewenang kepada pegawai bawahan untuk sewaktu-waktu dapat
mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang dilakukannya, akan membuat
pegawai yang bersangkutan menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan
yang diharapkan oleh pimpinan.
33
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, PT.
Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, hal. 100-101
50
5. Prinsip memberi perhatian : Pemimpin memberikan perhatian terhadap
apa yang diinginkan pegawai bawahan, akan memotivasi pegawai bekerja
apa yang diharapkan oleh pimpinan.
Upaya merangsang efektivitas kelompok akan dapat dicapai jika setiap
anggota mampu mengerjakan tugas kelompok secara bersama-sama. Perilaku
pimpinan dan anggota kelompok yang mempunyai pengaruh terhadap
produktivitas di dalam kelompok itu, pada intinya merupakan aksentuasi dari
motivasi yang ditimbulkan oleh hubungan sinergis diantara sesama mereka.
Tugas pemimpin adalah menggerakkan anggota supaya menerima tujuan
kelompok sebagai tujuan dirinya.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencapai hal tersebut,antara lain
1. Membuat kondisi saling membutuhkan diantara anggota kelompok di dalam
menjalankan fungsinya,
2. Penerapan metode pembuatan keputusan kelompok,yaitu mengundang peran
serta anggota kelompok di dalam proses pembuatan keputusan-keputusan.
Cara ini cukup efektif,
karena setiap anggota merasa bahwa keputusan
kelompok merupakan keputusannya sendiri, dan merasa menjadi lebih serius
menghadapi keinginan yang dirasakan sebagai milik sendiri.
Keterbatasan partisipasi anggota dalam proses pembuatan keputusan
disebabkan adanya kepentingan anggota. Ada lima faktor penentu yang diduga
kuat mempengaruhi tingkat partisipasi anggota kelompok, yaitu: 34
a. Perasaan berpartisipasi,
34
Danim, Sudarwan, op.cit, hal.142
51
b. Sikap pada pekerjaan,
c. Kebutuhan akan kebebasan,
d. Kepatuhan,
e. Penampilan kerja.
Sangat mungkin tidak semua faktor penentu tersebut diatas mempunyai
korelasi positif dengan partisipasi anggota kelompok, dalam arti menunjang
tujuan kelompok. Kebutuhan akan kebebasan, misalnya diduga kuat berkorelasi
positif dengan rendahnya kepatuhan.
Sebaliknya sangat mungkin tidak ada
hubungan antara penampilan dengan rendahnya kebutuhan akan kebebasan dan
tingginya kepatuhan. Kepatuhan dimaksud adalah kepatuhan progresif, bukan
kepatuhan semu.
Salah satu bentuk kepatuhan adalah rasa malu melanggar
aturan organisasi, melaksanakan tugas sesuai dengan format dan situasi apa pun
adalah ciri lain dari kepatuhan itu.
2.3.4. Bentuk Motivasi Kerja.
Semua orang pada hakekatnya ingin bekerja dalam mencukupi kebutuhan
hidupnya. Pekerjaan menjadi kebutuhan primer yang menjadikan awal dari nasib
kesejahteraan hidup seseorang. Setiap orang menginginkan pekerjaan yang tidak
berat, mudah dan diberi imbalan gaji yang cukup besar. Kebanyakan orang
tentulah menginginkan semua itu.
Ada orang yang gaji dari hasil pekerjaannya cukup besar, namun ia merasa tak
pernah cukup dengan semua yang ia peroleh, sehingga masih terjebak dengan
kasus-kasus yang kurang baik dan sering dijadikan alasan sebagai minimnya gaji
yang ia terima. Namun sebaliknya ada seorang yang bekerja dengan susah payah,
52
terkadang hasilnya sangat-sangat kecil setiap harinya, tetapi orang tersebut tak
pernah mengeluh, ia begitu menikmati pekerjaannya. Hidupnya pun tampak
tenang-tenang saja dan dia merasa cukup nyaman dengan pekerjaan dan gaji yang
ia terima.
Ada beberapa macam bentuk-bentuk motivasi kerja yang akan sangat bermanfaat
bagi keberhasilan dan kebahagiaan bekerja seseorang;
1.
Bekerjalah dengan cara yang baik, tidak membohongi orang lain, terlebih
mengambil bagian dari yang bukan menjadi hak kita.
Bekerjalah untuk
meraih keberkahan sebab keberkahan akan berbuah kebahagiaan. Meskipun
kita memiliki penghasilan yang cukup besar, namun apabila hasil tersebut kita
peroleh dari cara-cara yang tidak halal, maka pada gilirannya jangankan
untuk meraih keberkahan dan kebahagiaan, yang ada justru hasil dari
pekerjaan kita akan berbuah bencana. Tak hanya di dunia, bahkan hingga
kelak di akhirat.
2.
Bekerjalah dengan cara yang baik dan ahsan; sempurnakanlah setiap
pekerjaan kita dengan baik. Karena dengan cara tersebut akan melahirkan
hasil yang maksimal dari pekerjaan yang kita lakukan. Tak hanya itu, orang
lain pun akan senang dengan hasil pekerjaan kita.
3.
Orang-orang yang biasa menyempurnakan pekerjaan mereka dengan baik
akan disukai oleh para konsumen, atasan dan orang-orang di sekitarnya. Jika
ia berada di kantor maka kemungkinan ia untuk naik pangkat pun akan
semakin besar. Orang akan percaya dengan kualitas pekerjaannya.
53
Download