FILSAFAT NILAI

advertisement
FILSAFAT NILAI
• Filasafat nilai mempelajari estetika dan etika
yang berhubungan dengan eksistensi manusia
secara fisik dan nonfiksik
• Etika standar ukurannya berdasarkan
kesepakatan universal, misalnya kejujuran,
keadilan, keikhlasan, dll.
• Estetika standar ukurannya relatif-subjektif,
misalnya bentuk, warna, dan gaya
• Alat ukur estetika, sering dilupakan, adalah akal
dan pikiran sebagai pertimbangan atas apa
yang dipilih, mengapa harus memilih, dan resiko
apa yang diterima karena memilih.
JENIS MAKNA ETIKA
• Bertens membedakan tiga macam makna etika:
1. nilai dan norma yang menjadi pegangan
individu atau kelompok dalam mengatur
tingkah laku;
2. kumpulan asas atau nilai moral (kode
etik);
3. nilai merupakan ilmu tentang yang baik dan
yang buruk.
NILAI OBJEKTIF
• Nilai objektif memandang nilai itu ada
meskipun tidak ada yang menilainya.
• Memandang nilai telah ada sebelum
adanya manusia.
• Baik/buruk, benar/salah bukan hasil
persepsi/tafsir manusia, tetapi sebagai
sesuatu yang ada dan menentukan hidup
manusia.
NILAI SUBJEKTIF
• Nilai sangat tergantung pada
penilai/pengamat atau inheren subjek
penilai.
• Sesuatu bernilai tidak teletak pada
objeknya, melainkan terletak pada
personal sebagi penikmatnya.
NILAI DAN KUALITAS
• Segala sesuatu memiliki kualitas.
• Kualitas merupakan sifat, penentu tinggi
rendahnyaderajat serta penentu berharga
atau tidaknya sesuatu.
• Frondizi membedakan kualitas primer dan
kualitas sekunder.
KONSEP NILAI
• Nilai tidak menambah/memberi eksistensi objek.
• Nilai bukan keniscayaan bagi esensi objek.
• Nilai bukan benda atau unsur benda, melainkan
sifat/kualitas yang dimiliki objek tertentu yang
dikatakan “baik”.
• Nilai bukan kualitas primer dan bukan kualitas
sekunder.
• Nilai bersifat parasitis, karena nilai hanya
“kemungkinan” nilai tidak mempunyai eksistensi.
POLARITAS DAN HIERARKI NILAI
• Nilai menampilkan diri dalam aspek positif
dan negatif.
• Nilai tersusun secara hierarkis.
NICHOLAS RESCHER
MEMBEDAKAN 6 KLASISFIKASI
NILAI
1 Pengakuan subjek tentang nilai yang harus dimiliki
individu/kelompok.
2 Objek yang dipersoalkan, yaitu cara mengevaluasi
berpedoman pada sifat yang nilai.
3. Keuntungan yang diperoleh.
4. Tujuan yang dicapai.
5. Hubungan antara pengemban nilai dan keuntungan:
a. nilai berorientasi pada diri sendiri
b. nilai berorientasi pad diri orang lain
6. Hubungan yang dihasilkan nilai degan hal lain yang lebih
baik
MAX SCHELLER MEMBEDAKAN
EMPAT HIERARKI
1.
2.
3.
4.
Nilai kenikmatan
Nilai kehidupan
Nilai kejiwaan
Nilai kerohanian/moralitas
NOTONAGORO MEMBAGI TIGA
HIERARKI NILAI
1. Material
2. Vital
3. Kerohanian:
a. kebenaran
b. estetik
c. etik
d. religius
KAELAN (P-4) MEMBAGI TIGA
HIERARKI
1. Nilai dasar (ontologis)
2. Nilai instrumental
3. Nilai praksis
NILAI INSTRINSIK DAN NILAI
EKSTRINSIK
• Nilai instrinsik adalah sifat baik benda atau
hal sebagai tujuan.
• Nilai ekstrinsik adalah sifat baik hal/benda
untuk hal/benda lainnya (sebagai
instrumen).
KLASIFIKASI KONSEP NILAI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Wujud potensi dalam diri untuk penyempernaan. (SP)
Wujud kapasitas dan kualitas keyakinan di luar dirinya. (AP)
Wujud kata benda abstrak untuk menilai jiwa. (P)
Wujud motivasi untuk bertingkah laku. (SP)
Wujud keyakinan sebagai pembimbing perilaku dalam hati. (SP)
Wujud ide sebagai ideologi dalam hidup. (AP)
Wujud sikap sebagai penggerak aktivitas. (SP)
Wujud sikap sebagai pertimbangan. (SP)
Wujud sesuatu bermanfaat jasmani dan rohani. (P)
Wujud objek yang dikehendaki. (AP)
Wujud kualitas sebagai apresiasi. (AP)
HUSSERL MEMBEDAKAN
ANTARA NILAI DAN OBJEK IDEAL
1. Objek ideal itu bersifat ideal, sedangkan
nilai itu tidak riil.
2. Keindahan adalah nilai, sedangkan ide
tentang keindahan adalah objek ideal.
3. Keindahan ditangkap melalui emosi, ide
tentang keindahan ditangkap melalui
intelektual.
4. Nilai itu tidak ada, objek ideal itu ada.
MAKNA NILAI BAGI MANUSIA
• Tidak mempersoalkan dari mana nilai tersebut.
• Lebih menekankan pentingnya nilai bagi manusia dalam
kehidupan bermasyarakat.
• Nilai harus diyakini dan harus diaplikasikan dalam
perbuatan.
• Setiap individu harus memahami nilai dan kebernilaian
dirinya sehingga dapat menempatkan dirinya dalam
pergaulan masyarakat.
• Setiap individu harus memahami nilai dan kebernilaian
orang lain dalam kehidupan bemasyarakat.
PROBLEMATIKA PEMBINAAN
NILAI MORAL
• Pengaruh kehidupan keluarga dalam pembinaan nilai
moral
• Pengaruh teman sebaya terhadap pembinaan nilai moral
• Pengaruh figur otoritas terhadap perkembangan nilai
moral individu
• Pengaruh media komunikasi terhadap perkembagan
nilai moral
• Pengaruh berpikir terhadap perkembagan nilai moral
• Pengaruh informasi terhadap perkembangan nilai moral
MANUSIA DAN HUKUM
• Hukum yang utama adalah untuk
ketertiban (order) dalam masyarakat.
• Ketertiban adalah tujuan pokok dan
pertama dari segala hukum, … ketertiban
adalah fakta objektif yang berlaku dalam
masyarakat. (Mochtar Kusumaatmadja)
• Hukum sebagai kaidah sosial tidak lepas
dari nilai yang berlaku dalam masyrakat.
HUBUNGAN HUKUM DAN
MORAL
• Hukum tidak berarti tanpa dijiwai
moralitas.
• Moral juga membutuhkan hukum, moral
tanpa hukum hanya angan-angan saja.
PERBEDAAN HUKUM DAN
MORAL
• Hukum terkodifikasi secara objektif, sedangkan
moral tidak terkodifikasi bersifat subjektif.
• Hukum mengatur tingkah laku manusia secara
lahiriah, sedangkan moral menyangkut sikap
batin seseorang.
• Sanksi hukum dapat dipaksakan bagi pelanggar,
sanksi moral tidak dapat dipaksakan, sanksi
moral adalah hati nurani yang tidak tenang.
• Hukum adalah kehendak masyarakat (negara),
moral didasarkan norma-norma moral yang
mengatasi individu dan masyarakat (negara).
Download