STRATEGI KLASTER DALAM PENGEMBANGAN UKM Lucia Rita Indrardati dan @ !qI94!!9&g3I!3!]! ABSTRACT ' The issue 01, canpetilivenesr day by day has becone the fac s af attention b! nany ?to1tps, the logicol consequence of the degree of conpetitiveness has becone lougher especia y in com adity as well as s;ice marketing, bolh in doneslic as uell as inte ational narket. We can wihess wtious ;hanges ih wlue, characteristics in ecohomic practice \thich brihgs about vide i;plication f IJKM. IJKM is economic actot tehich has sialegic rcle in econin , that is tstly UKM nltst be nonaged and develoPed accotding to the ptihciple ol proactive fofio\4ihg the edslihE chahges, Clustet concep? as a ne14 policy aPptoach has been applied morc widely, especialt if it is ielated with lhe rcadiness of a region to enhance its co petitiveness ih regio alizalion ahcl globalizatio and \shich wi cteate conduclhte Iacing 'enviinmint for business actots, including UKM The reliability of industial cluster has been tested i some countries The applicalion of cluslet syslen nuch depehds on he efectiveness ofry\alion anohg centrul go','emnent local go're nen!. hiShq education initilulions and business \'o d withoul ioaperarion and high conmitnent, he Aevelopneht of nalional induslry wi come lo slagnanl. Ket ords : conpetiti|eness, cl ster UKM (Shall-middle businesr' A. PENDAIIULUAN Di era globatisasi sekarang ini; isu daya saing kian menjadi sorotan banyak kalangan. Hal ini tidak hanya menuntut kesiapan setiap negara' namun juga menu;tut kesiapan getiap daemh untuk mampu bersaing dengar daerah lain, bahkan dari negara lain. Setiap &erah hanrs mempu meningkatkan potensi yang dimiliki dan marnpu menguasai pasar dengan didukung oleh ketersediaan sumber daya manusia yang handal s€rta prasarana dan sarana p€ndukung. Konsekuensi logis dari pembangunan daemh dalam era globalisasi saat ini adalah berhadapannya seluruh daeml di wilayah nasional dengan tingkat persaingan yang semakin tajam secara langsung dalarn pemasaia. barang dan 297 vol. 23, No. 2, l5 Septenbet 2006 Oahun *e 12) : 297-307 jasa baik di pasar domestik maupun intemasional. Upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas potensi khususny4 adalah merupakrn suatu keharusan yang tidat dapat ditunda-tunda lagi pelaksanaannya" dan memerlulGn sumber daya yang sanga! besar dalam kondisi keterbatasan yang dihadapi dewasa ini. Pendekatan pokok utama dalam mengatasi hntangan tersebut adalal melalui pelaksanaan percepatan pengembangan wilayah dengan medgutamakan peningLatan daya ssing sebagai dasar p€rtlmbuhan daerah. Daya saing daerah mempunyai arti yang sama dengan daya saing nasional. Suatu daerah yang mampu bersaing dengan daerah lain dalam memproduksi dan memasarkan barang dan jasanya disebut mempunyai daya saing tinggi. Centre for Regional and Urban Studies (CURDS), Inggris, mendefinisikan daya saing daerah sebagai kemampuan sektor bisnis atau perusahaan pada suatu daerah dalam menglasilkan pendapatan yang tinggi serta tingkat kekayaan yang lebih merata untuk penduduknya. Kecenderungan global yang diikuti dengan berbagai perubahan dalam nilai, sifat dan praktek ekonomi bukan saja okh pelaku ekonomi tetapi juga oleh negara dan pemerintahan tentu membawa implikasi yang luas bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM). B. Pf,MBAIIASA.II Peratr Usaha K€cil datr Menengah UKM tidak bisa dipahami sebagai sektor pinggiran yang keberadaannya boleh diabaikan. UKM adalah pelaku ekonomi yang secara nyata berperan strategis dalam ekonomi yang karena itu harus dikelola dan dikembangkan secara pro akif mengikuti perubahan-perubahan dalam tata ekonomiglobal. Kedudukan UKM strategis dalam perekonomian nasional kareni 1) Ragam produk sangat banyalq 2) Menyerap tenaga kerja besar (8,5 juJa), 3) Jumlal unit usaha yaog besar (3,4 juta), 4) Pengisian wilayah pasar yafi-g luas, 5) sumber p€ndapatan bagi masyaralat luas, 6) Tahan uji terhadap krisis, T) Sebagian besar mempunyai keuntungan usaha l0 % - 50 % bahlan ada yang lebih 50 o%. 8) Modal mandiri. 9) perbankan makin mernperhatikan. : Ka.akter dar Kondisi Bisnis IJKM Pemilihan strategi pengembangan usaha UKM yang tepat tidak dapat dipisahkan dari pemahaman tentang karaker dan kondisi usaha IJKM. Karaker ussha UKM menrpakan penciri yang melekat yang secara struktural 298 Stfttegi Ktaster datan ... (Lucia Rita Indra'ltati dan Lbrenrino Tosar Laut) membedakannya dari usaha be$kala besar. Menurut Muharnmad Taufiq (2004) secara umum i(arakter UKM dapat dikenali sebagai unit usaha yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut : (a) Skal. usaha kecil, mengacu Pada argumentasi bahwa salah satu sumber keunggulan adalah melalui economies of scale, maka akan sulit bagi usaia berskala kecil secam individual untuk bersaing dengan usaha berskala besar dalam suatu aktivitas bisnis yang sama. (b) Padat karya. ' kegiatan produksi yang rnelibatkan banyak tenaga kerja sebagai konsekuensi daii aktivitas yang menghasilkan produk yang berciri hand made. Produk UKM . bersandar pada keahlian dan keteraflpilan tangan ini dembawa ironiekuensi pada kuralgnya aspek presisi dan kesulitan untuk distandarisasi' Di samping rnemiliki kelemahan, aktivitas bisnis yang mengandalkan ketrampiian indivitu tentu juga memiliki keunikan, sehingga mendapat pasar yang t;rsendiri, Keunikan produk UKM dapat dikembanSron-sebagai sumber ieunggulan rnenghadapi produk-produk yang berbasis pabrikasi (Produk cetak) (c) Bi-rlasis sumuer dayr lokal dan sumber daya alam. Orientasi benrsaha di kulangun UKM pada umumnya adalah lebih kepada upaya melakukan aktivitas apa yang bisa dilakukan dengan sumberdaya yang ada- ketimbang rnem produlsi iesualu yang diminta oleh pasat. Dengan kata Iain akivitas usaha UKM lebih kepada prodrction orierled, memproduksi sebaik mungkin apa yang bisa dilakukan dengan bertumpu pada ketersediaan sumberdaya yanS ada' karakter aktivitas bisnis UKM )seperti ini menghasilkan prcduk-produk unggplan yang kornparatif pada masing-masing wilayah. Kebersinambun-gan urilia yang berbasis sumberdaya alam tentu sangat rental, manakala UKM terlibat dalam aktivitas p.oduksi yang mengeksploitasi sumberdaya alam yang tidak terbaharui. (d) PelAku batryak. Karena hampir tidak ada barrier lo entry pada aktivitas bisnis UKM, baik dari aspek teknologi, investasi, manajemen' perlindungan hak intelektual, maka sirngat mudah bagi masyarakat untuk masukte dalam industri yang digeluti oleh UKM. Sebagai konsekuensinya relatif sangat banyak pelaku bisnis UKM dalam sektor dan kegiatan bisnis tertentu. Di satu- sisi siruktur usaha seperti ini sangat baik untuk mendorong kompetisi, tetapi di lain pihak UKM sering dihadapkan Pada kondisi dimana banyak UKM sebagai produsen menghadapi kekuatan monoPsonis. (e) MeBy€bar' Aktivitas bisnis UKM dapat dijumpai hampir di seluruh Pelosok tanal air serta di berbagai sektor. Dengan demikian bila UKM dapat mengembangkan jaringan yang efeklif, maka konsep global production dapat diPenuhi, kareDa UKM mampu menghasilkan produk dimana saja dan memasarkan kemaja saja serta yaig 299 yol. 23, No. 2, 15 Septenbet 2006 ffahun ke t2.) : 297-307 kapan saja. Dengan kata lain produk UKM yang sejenis sanga! mudal diperoteh masyarak-at dimana saja dan kapan saja. Karakteristik usaha UKM selain membawa konsekuensi yang melemahkan daya saingnya juga memberi kekuatan sebagai sumber keunggulannya. Tidak terkecuali bagi UKM, karakerislik usaha UKM harus dikembanglan agar mampu mengembangkan daya saingnya melalui cara-cara yang te.integrasi yaitu : (a) Metrgbrsilkan produk yang memiliki keuniken Upaya ini perll-t dilakukan agar UKM mampu menghasilkan produk yang memiliki ciri pembeda dari produk lainnya. Produk yang memiliki ciri yang unik ini diperlukan untuk memudalkan membangun inage sebagai sumber keunggulannya. Berbagai akivitas yang dapat dilakukan untuk menghasilkan produk yang memiliki ciri yang khas adalah melalui inovasi untuk menghasilkan spesifikasi kualitas dajl tamPilan produk yang kias Strategi yang terkait dengan upaya ini adalah mengembangkan UKM untuk melakukan aktivitas usaha yang terspesialisasi. (b) Cosl leode8hip melalui elisiensi. Untuk memiliki daya saing atas produktyang dihasilkan oleh UKM, maka struktur pembiayaan dalam proses usaha tjKM harus memungkinkannya untuk memproduksi balang dan jasa dengan harga yang kompetitif Rekayasa kelembagaan harus dilakukan, diantaranya melalui mekanisme kolektii agar usaha LiKM mampu meningkatkan efisiensi melalui econonies of scale d^n econonies of scope, meskipun skala usaha secara individu dari UKM r€latif kecildan aktivitasnya sangat terspesialisasi. (c). Respon yang copat terhadap pasar (quiclc rcsponse). Salah satu fenomena produk yang mengglobal adalah tife cycle yangsin*^t. Hal ini bolehjadi sebagai akibat dari dinamika interaksi yang saling berpengaruh dari pola hidup masyarakat, sehingga perubahan yang cepat te.hadap fungsi, fitur dan model suatu produk menjadi tantangan bagi semua pelaku bisnis untuk mengantisipasioya guna menjamin eksistensinya. Sifat bisnis yang fleksibel dari UKM seharusnya menjadi sumber keunggulan untuk merespon perubahan pasar yang dinamis. (d). Jafingan yang kokoh Dafam kondisi dimana akivitas bisnis tidak mengen lbatas (botdeiess), maka perusahaan yang memiliki keunggulan adalah perusahaan yang mampu\ meljawab tantangan, bahwa produknya dapat diproduksi dan dipasarkan dimana saja dan kapan saja. Kemampuan untuk menghadirkan produk dimana saja dan kapan saja tentu harus melalli upaya membangun jaringan yang luas dan kokoh- Bagi usaha besar berkala multinasional membangun jaringan yang luas dan kokoh. Bagi usaha besar benkala multimasional membangun jadngan yang luas melintasi batas negam dan budaya bahkan membangun aliansi 300 Strategi Klalet dalan ... (Lucia Rita Indtawati strategis dengan pesaingnya bukanlah hal yang dah Lotentino Togar Laltt) suli! tetapi tidak demikian halnya dengan UKM secara individu sebagai perusahaaa. Seeam umum permasalahan yang dihadapi oleh UI(M di Indonesia sangat bervariasi namun demikian pada pokoknya dapat dikelompokkan dalam masalah-masalah yang berkaitan dengan (Suhisno lwantono, 2002) : (t) akses \.pasar; (2) kelemaian dalam fendanaan dan akses pada sumber pembiayaan; (3) kelemaian dalam organisasi dan manajehen ; (4) kelemahan dalam kapasitas dan p€nguasaan teknologi, serta (5) kelemahan dalam membangun jaringan usaha. Banyak upaya yang telah dilakukan dalam pengembangan UKM. Menurut Mudr4jat Kuncoro (2002) strategi pengembangan / pembinaan yang telah diupalakan selama ini dapar diklasifikasikan datam : {l) Aspek Manajerial. yang meliputi peningkatan produktifitas, meningkatkan kemampuan pemasaran dan pengembangan sumberdaya manusia, (2) Aspek Permodalan yang meliputi bantuan modal (penyisihan keuntungan BUMN dan kewajiban untuk menyalurkan kredit bagi usaha kecil) dan kemudahan kredit, (3) Mengenibangkan program kemitraan dengan usaha besar, (4) Pengembangan sentra industi kecil dalam kawasan berbentuk Pemukiman Industri Kecil, Lingkungan Indusri Kecil, (5) Pernbinaan untuk bidang usaha dan daerah tertentu lewat Kelompok Usaha Bersama. Hariya saj6, upaya pembinaan lni sering tumpang iindih dan dilaklkan sendiri-s€ndiri. Perbedaan persepsi ini pada gilirannya menyebabkan pembinaan UKM masih terkotak-kotah dimana masing-masing instansi men€kankan pada sektor dan bidangnya sendiri-sendiri. Akibamya terjadilai dua hal : (l) Ketidak efektifan alah pembinaan, (2) Tiadanya indikator keberhasilan yang seragam, karena masing-masing berupaya mengejar target dan sasaran sesuai dengan kiteria yang telah mereka tetapka-n sendiri-sendiri. Pendekatatr Beru Pengembangrn UKM dengan Klaster Bisnis Meskipun Indonesia telah lama memiliki program pengembangan usaha kecil / industri kecil nahun dirasalian masih belum efektif dan be.kelMjutan (Sustain). Untuk itu sda satu persyamtan p€nting yang selarna ini kita abaikan yaitu i Focused, Stdegic and Colectiye approach. "Untuk memungkinla! peirdekatan yang Cost efectbe and Demand driyen maka hanya dapat dilakukan bila "Cluster oJ Snatt BlrJinesr " dapat beroperasi dalam batas kawasan tang dekat antara saru dengan lainn5a sena memiliki keterkaitan ).ang tust s€bapai suatu sistem yang prodr.:kif. Klusrer pudu urnu.ny"rn"*p-uk i 30t t/ol. 23, No. 2, 15 Septenber 2006 ('tahun ke 12) : 297-307 kecenderungan spontan dari usaha sejenis untuk melakukan kegiatan yang saling mendekati. Meskipun terdapat b€rbagai macam bentuk klusler yang dikembangkan sep€rti Pusat lnkubasi Teknologi, Technological Park' Lingkungan Industri Kecil, Kawasan Berikat dan lainlain maupun yang silatnya embrional seperti s€ntra industri. Saat ini kons€p klaster s€bagai suatu pendekatan kebijakan baru dalarn pengembangan wilayah telah semakin h.ras digunakan di berbagai negara baik negara maju maupun negara berkembanS; terutama dikaitkan dengan kesiaPan suatu wilayah meningkatkan daya saingnya dalam menghadapi regionalisasi dan globalisasi. Klastir secara signifikan meningkatkan kemampuan ekonomi daerah untuk membangun kekayaan matarakat. Klaster,rhampu bertindak sebagai pendorong inovasi, dimana keberadaan unsur_unsur dalam klaster diperlukan untlk mengubah gagasan menjadi kekayaan. { Definisi Klester Klasler adalah konsentrasi geografis berbagai kegiatan usaha di kawasan tertentu yang satu sama lain saling ' melengkapi (komplementer)' saling bergantung dan saling bersaing dalam melakukan aktivitas bisnis. Perusahaanperusahaan atau industri tersebut memiliki persamaart kebutuhan terhadap ienaga kerja, tektologi dan infra$ruktur. Perusahaan-pelusahaan atau industri yang temasuk dalam klaster tersebut saling berkompetisi anEr sesama angSota klaster, membeli baian baku atau beagantung Pdda layanan jasa sesarna angSota untuk mengoperasikan bisnisnya masing-masing. Industri di sini adalah dalam pengertian luas, seperti industri berbasis penanian (agroindustri), industri kerajina!, industri pengolahan, industri teknologi dan informasi, dll Mudrajat Kunc6ro (2002), Klaster industri Pada dasamya merupakan kelompok akifitas produksi yang amat .terkonsentrasi secara parsial dan biasanya berspesialisasi pada hanya satu atau dua industri utama sama. Porter (2000) rnenganikan klasler sebagai a geographically proximare group of inlerconnecled enterprises and associaled institulions in a pa icular Jield linked by monnonality dnd complemenlary" (kelomipok perusahaaa yang saling terkait b€rsama dengan lembagalembaga penunjangnya, yang memiliki banyak kesamaan dan saling melengkapi). Melalui pendekatan ini dimungkinkan dilakukan strategi pengembangan yang komprehensif dan multisektoral. Artiny4 strategi pengembangan tidak hanya ditekankan pada indushi intinya saia (core industry), namun juga pada industri terkait (related industries), industri pendukung (supporting industries) dan jasa-jasa lai-nnya. ' 302 Strctegi Ktafler dolan .. (Lucia Rita Ind'b-atidan LotenrinoTogut LoL!) .Klaster industri pada intinya adalah mata rantai hubungan antara industri inti (core indusq*) dengan indunri-indusr.i terkail industri-indusrri pendukung danjasa-jasa Iainnya. Kata kunci dalam analisis klaster adalah efisiensi kolektif (collectire efTiciency) dan kerja sama kegiatan ooint action) (Schmitz,_ 2002). Pada klaster industri ini, industri-indLlstri inti saling berhubungan secara intensif dan membentuk kemhraan dengan industri pendukung dan industri terkait dengan didukung oleh jasa-jasa / prasaEns pendukung. Klaster industri bermanfaat untuk mendorong spesialisasi produk (bahkan proses) dan mengubah keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif. Klaster industri )ang lengkap akan membentuk rantai nilai (value chain) antar perusah:un dengan berbagai besaran. antar industri, sehingga memiliki efek peningkatan nilai tambai melalui p€ningkatan produktivitas (dikarenakan poliferasi spesialisasi antar pelaku usaha). Pada a_khirnya klaster ini akan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk para pelaku usaha, termasuk di dalamnya UKM. dalam meningkatkan daya sainglya. Rantai nilai yang terjadi antar industri ini pada akhimya akan menembls batas-batas geografi. Hal ini disebabkan karena terjadi peningkatan perdagangan antar daerah. Secaa tidak langsung, pengembangan klaster (cluster upgrading) sebenamya akan mengangkat pembangunan ekonomi masing-masing daerah dimana indust tersebut berada. Dalarh konteks pelaksanaan otonomi daerah, konsep pengembangan industri berada. Dalam konteks pelaksanaan otonomi daerah, konsep pengembangan industri ini sangatlah tepat, karena memungkinkan daerah lrntuk merumuskan kebijakan ekonominya secara lebih spesifik dan efektil Adanya str.tegi (pola) pengembangan klaster industri yang dengan pendekatan klaster komprehensif memungkinkan percepatan pertumbuhan ekonomi masingmasing daerah. 303 t/ol. 13. Na. 2, 15 septenber 2006 (rahun ke 12) : 297'347 Sk€me Kerjrsedt PartDership Adtarr Stakeholder Pada Kltst€r Iddustri Matrfaat Klaster lrialustri dalam Ratrgk MedDgkatken Daya Saing a. Meningkatkan kerjasama antam industri. inti dengan industri pendukung : . Menjamin ketersediaa! baian baku / bahan setengah jadi dan bahan penolong dengan harga relatif murah dan mutunya sesuai standar bagi industri inti. . Bagi industri pendukung akan lebih mengetahui spesifikasi bahan baku, . bahan setengahjadi dan bahan penolong yang dibutuhkan oleh industri inti serta akan lebih menjarnin pemasaran. b. Meningkatkan kerjasama industri inti, indutri pendukung dan industri terkait dengan lembaga Litbalg : . Menjamin ketersediaan teknologi terapan yang lebih efisien dan mampu menghasilkan produk dengan mutu ydng lebih baik Strutegi Klaster dalan ... (Ll.rcia Rita lhdtutrati dan Loredino Togar . . c. M€ningkatkan technical skill SDM industri, yang pada gilirannya akan meningkatkan efi siensi dan produktivitas. Lembaga Litbang lebih mengetahui berbagai tekologi terap.in yang dibutuhkan oleh industri. Selain itu dengan pemanfaatsn teknologi tempan akan Iebih meningkatkan kinerja lcmbaga Litbang. Meningkatkan kedasama antara industri inti, indutri pendukung dan industriterkait dengan lembaga pendidikan : . Menjamin ketersediaan SLrM yang profesional atau merniliki skill sesuai yang dibutuhkan oleh industri. . d. La ) Lembaga pendidikan dapat meningkatkan kinerjanya dan mengembangkan program pendidikan sesuai yang dibutuhkan dunia usaha industri serta tamatannya dapat terserap. Meringkatkan kerjasama industri inti, industri pendukung dan industri terkait dengan lembaga perbankan : Menjamin ketersediaan modal yang dibutuhkan industri baik untuk memberdayakan usahan]'a )'ang sudah dda maupun untuk perluasan dalam raDgka mencapai skala ekonomis, sehingga akan meoingkatkan . . e. Bagi lembaga perbankan dapat meningkatkan jumlah nasabahnla )ang mampu dan dapat diperca)a. i Meningkatkan kerjasama industri inti, industri pendukung dan indusrri terkait dengan lembaga sertifikasi : . Memudahkan dunia usaha industri untuk mendapaikar senifikat Sistem Manajemen Mutu dan senifikasi produk !ang sangat dibutuhkan untuk . . I daya sa'ng. meningkatkan daya saing. Lembaga senifikasi dapat lebih meningliatkan kinerjan)a. Bagi lenaga kerja profesional dapat kemudahan unluk mendapalkan Senifikat Personel. Meningkarkan k€rjassma industri inti, indusai pendukung dan industri terkait dengan instansi p€mbina : . Instansi Pembina dapat mengetalrui berbagai permasalahan )ang dihadapi oleh industri inti. indusai pendukung dan industri rerkair sebagai dasar untuk membuat kebijakan dan pen).usunan progfirm 105 ,bl. 23, No. 2, 15 Septenbet 2006 (Tahun k 12) : 297-307 Studi-studi metrgenai Klaster_klaster UICII Studistudi riengenai klaster-klaster UKM di Eropa Barat, setidaknya menunjuklan bahwa ada sejumlal fallor, yang membuat mereka dapat juga berkembalg dengan pesat,.antara lain : (l) di dalam sentra terdapat pemasok bihan talu, alat-alat produksi, mesin dan komponen_komPon€n' iubkontraklor, dan produsen barang_barang jadi. Selain mengurangi ongkos oroduksi, saru sama lain saling bersinergi. memperlancar keterkaitan bisnis antar mereka : (2.) adanla suaru kombinasi antara p€rsaingan yang ketal di satu Dihak. dan keriasana yang baik di pihak lain, antar sesama pengusaha UKM' bengan demiiian terciptratah tingkat efisiensi kolektif kollettive eliciencyt vanp- tineei : (3) di dalam klaster-klaster terdapat pusat-pusat pelayanan, i".L.u!-ung iit.ai"tan oleh Pemerintah lokal, yang dapai digunakan secara kolektifoieh-semua pengusaha yang ada di sana ; (4) UKM yang ada di dalam klaster meniadi sansat flelsibel dalam menghadapi Perubahan-perubahan di pasar. dimana telah-rercipta nenlork yang baili. sena inovasi_inovasi )ang cerdas. (Tulus TH Tarnbunan). C. SIMPULAN Klaster merupakan pendekatan kelembagaan yang memiliki keunggulan untuk mensinergijtan berbagai kekuatan dari berbagai sektor' Sistem klaster rnerupakan ahematif pilihan sebagai model kelembagaan untuk meningkatkan daya saing dan daya iompatibilitas UKM. Keandalan sistem klaster telah teruji diieberaia negaia, baik di negara sedang berkembang maupun negara maju untuk mengembangkan daya saing UKM. Penera-pan sistim klasler sanga! terganlung kepada efektivilas hubungan kerja sama pemeiintah pusat. daerah. Perguruan tinggi dan dunia usaha Tanpa kerja sama dan komitmen yang tinggi, pengembangan industri nasional mandek. DAFIAR PUSTAKA Direktorat Jenderal lndustri Kecil dan Menengah, 2006' Slrategi Terpadu Pembinaan dan Pengembangan IKM 2007'2009, http://ikm.dPrin.go.id 306 Strategi Kaster dotanl ... (Lucia Rita lndrala,ati dan Lorentino Togat Lau| Mudrajat Kuncoro, 2002,A alisis Spasial d(n Regional, Studi Aglomerari dan Klasler Ind6ti Indonesia,UPP AMP YI<PN, Yogyakarta. Muhammad Taufiq, 2004, Proyeksi Smta Menjadi Klaster,InfokopNomot 25 ' Tahun XX,2004. Noer Soetrisno, 2002, Sttutegi Penguatan UXM, lnfokop No. 2l Tahun 2002, Jakarta. Porter, Michaef E.,2000, The Competitive Adrantage of Nation, The Frce Press, New York. Sutrisno lwantono,2002, Penikiran tentaig Arch Kebijakan Penerintah dalanl Pengembangat Usaha Kecil dmr Menengah,lnfokoi No. 2l tahun 2002, Jakarta. Tulus TH Tambunan, 2001, Industtialisasi di Negaru Sedang Berkembang Ghalia, Jakana, UNCTD, 1999, United Notion Conference oh Ttade ahd Detelopment Ptoviding Sustanibble Finarrcial and noh Fitwncial Se^'tces lor SME Der)elopmenlAeneva, i07