A. PENDAIIULUAN

advertisement
STRATEGI KLASTER DALAM PENGEMBANGAN UKM
Lucia Rita Indrardati dan
@
!qI94!!9&g3I!3!]!
ABSTRACT
'
The issue 01, canpetilivenesr day by day has becone the fac s af
attention b! nany ?to1tps, the logicol consequence of the degree of
conpetitiveness has becone lougher especia y in com adity as well as
s;ice marketing, bolh in doneslic as uell as inte ational narket. We can
wihess wtious ;hanges ih wlue, characteristics in ecohomic practice \thich
brihgs about vide i;plication f IJKM. IJKM is economic actot tehich has
sialegic rcle in econin , that is tstly UKM nltst be nonaged and develoPed
accotding to the ptihciple ol proactive fofio\4ihg the edslihE chahges, Clustet concep? as a ne14 policy aPptoach has been applied morc widely, especialt if
it is ielated with lhe rcadiness of a region to enhance its co petitiveness ih
regio alizalion ahcl globalizatio and \shich wi cteate conduclhte
Iacing
'enviinmint
for business actots, including UKM The reliability of industial
cluster has been tested i some countries The applicalion of cluslet syslen
nuch depehds on he efectiveness ofry\alion anohg centrul go','emnent local
go're nen!. hiShq education initilulions and business \'o d withoul
ioaperarion and high conmitnent, he Aevelopneht of nalional induslry wi
come lo slagnanl.
Ket
ords : conpetiti|eness,
cl
ster UKM (Shall-middle businesr'
A. PENDAIIULUAN
Di era globatisasi sekarang ini; isu daya saing kian menjadi sorotan banyak
kalangan. Hal ini tidak hanya menuntut kesiapan setiap negara' namun juga
menu;tut kesiapan getiap daemh untuk mampu bersaing dengar daerah lain,
bahkan dari negara lain. Setiap &erah hanrs mempu meningkatkan potensi
yang dimiliki dan marnpu menguasai pasar dengan didukung oleh ketersediaan
sumber daya manusia yang handal s€rta prasarana dan sarana p€ndukung.
Konsekuensi logis dari pembangunan daemh dalam era globalisasi saat
ini
adalah berhadapannya seluruh daeml di wilayah nasional dengan tingkat
persaingan yang semakin tajam secara langsung dalarn pemasaia. barang dan
297
vol. 23, No. 2, l5 Septenbet 2006 Oahun *e 12) : 297-307
jasa baik di pasar domestik maupun
intemasional. Upaya-upaya untuk
meningkatkan kualitas potensi khususny4 adalah merupakrn suatu keharusan
yang tidat dapat ditunda-tunda lagi pelaksanaannya" dan memerlulGn sumber
daya yang sanga! besar dalam kondisi keterbatasan yang dihadapi dewasa ini.
Pendekatan pokok utama dalam mengatasi hntangan tersebut adalal melalui
pelaksanaan percepatan pengembangan wilayah dengan medgutamakan
peningLatan daya ssing sebagai dasar p€rtlmbuhan daerah.
Daya saing daerah mempunyai arti yang sama dengan daya saing nasional.
Suatu daerah yang mampu bersaing dengan daerah lain dalam memproduksi
dan memasarkan barang dan jasanya disebut mempunyai daya saing tinggi.
Centre for Regional and Urban Studies (CURDS), Inggris, mendefinisikan daya
saing daerah sebagai kemampuan sektor bisnis atau perusahaan pada suatu
daerah dalam menglasilkan pendapatan yang tinggi serta tingkat kekayaan
yang lebih merata untuk penduduknya.
Kecenderungan global yang diikuti dengan berbagai perubahan dalam nilai,
sifat dan praktek ekonomi bukan saja okh pelaku ekonomi tetapi juga oleh
negara dan pemerintahan tentu membawa implikasi yang luas bagi Usaha Kecil
dan Menengah (UKM).
B. Pf,MBAIIASA.II
Peratr Usaha K€cil datr Menengah
UKM tidak bisa dipahami sebagai sektor pinggiran yang keberadaannya
boleh diabaikan. UKM adalah pelaku ekonomi yang secara nyata berperan
strategis dalam ekonomi yang karena itu harus dikelola dan dikembangkan
secara pro akif mengikuti perubahan-perubahan dalam tata ekonomiglobal.
Kedudukan UKM strategis dalam perekonomian nasional kareni 1)
Ragam produk sangat banyalq 2) Menyerap tenaga kerja besar (8,5 juJa), 3)
Jumlal unit usaha yaog besar (3,4 juta), 4) Pengisian wilayah pasar yafi-g luas,
5) sumber p€ndapatan bagi masyaralat luas, 6) Tahan uji terhadap krisis, T)
Sebagian besar mempunyai keuntungan usaha l0 % - 50 % bahlan ada yang
lebih 50 o%. 8) Modal mandiri. 9) perbankan makin mernperhatikan.
:
Ka.akter dar Kondisi Bisnis IJKM
Pemilihan strategi pengembangan usaha UKM yang tepat tidak dapat
dipisahkan dari pemahaman tentang karaker dan kondisi usaha IJKM. Karaker
ussha UKM menrpakan penciri yang melekat yang secara struktural
298
Stfttegi Ktaster datan ... (Lucia Rita Indra'ltati dan Lbrenrino Tosar Laut)
membedakannya dari usaha be$kala besar. Menurut Muharnmad Taufiq (2004)
secara umum i(arakter UKM dapat dikenali sebagai unit usaha yang memiliki
ciri-ciri sebagai berikut : (a) Skal. usaha kecil, mengacu Pada argumentasi
bahwa salah satu sumber keunggulan adalah melalui economies of scale, maka
akan sulit bagi usaia berskala kecil secam individual untuk bersaing dengan
usaha berskala besar dalam suatu aktivitas bisnis yang sama. (b) Padat karya.
' kegiatan produksi yang rnelibatkan banyak tenaga kerja sebagai konsekuensi
daii aktivitas yang menghasilkan produk yang berciri hand made. Produk UKM
.
bersandar pada keahlian dan keteraflpilan tangan ini dembawa
ironiekuensi pada kuralgnya aspek presisi dan kesulitan untuk distandarisasi'
Di samping rnemiliki kelemahan, aktivitas bisnis yang mengandalkan
ketrampiian indivitu tentu juga memiliki keunikan, sehingga mendapat pasar
yang t;rsendiri, Keunikan produk UKM dapat dikembanSron-sebagai sumber
ieunggulan rnenghadapi produk-produk yang berbasis pabrikasi (Produk cetak)
(c) Bi-rlasis sumuer dayr lokal dan sumber daya alam. Orientasi benrsaha
di kulangun UKM pada umumnya adalah lebih kepada upaya melakukan
aktivitas apa yang bisa dilakukan dengan sumberdaya yang ada- ketimbang
rnem produlsi iesualu yang diminta oleh pasat. Dengan kata Iain akivitas usaha
UKM lebih kepada prodrction orierled, memproduksi sebaik mungkin apa
yang bisa dilakukan dengan bertumpu pada ketersediaan sumberdaya yanS ada'
karakter aktivitas bisnis UKM )seperti ini menghasilkan prcduk-produk
unggplan yang kornparatif pada masing-masing wilayah. Kebersinambun-gan
urilia yang berbasis sumberdaya alam tentu sangat rental, manakala UKM
terlibat dalam aktivitas p.oduksi yang mengeksploitasi sumberdaya alam yang
tidak terbaharui. (d) PelAku batryak. Karena hampir tidak ada barrier lo entry
pada aktivitas bisnis UKM, baik dari aspek teknologi, investasi, manajemen'
perlindungan hak intelektual, maka sirngat mudah bagi masyarakat untuk masukte dalam industri yang digeluti oleh UKM. Sebagai konsekuensinya relatif
sangat banyak pelaku bisnis UKM dalam sektor dan kegiatan bisnis tertentu. Di
satu- sisi siruktur usaha seperti ini sangat baik untuk mendorong kompetisi,
tetapi di lain pihak UKM sering dihadapkan Pada kondisi dimana banyak UKM
sebagai produsen menghadapi kekuatan monoPsonis. (e) MeBy€bar' Aktivitas
bisnis UKM dapat dijumpai hampir di seluruh Pelosok tanal air serta di
berbagai sektor. Dengan demikian bila UKM dapat mengembangkan jaringan
yang efeklif, maka konsep global production dapat diPenuhi, kareDa UKM
mampu menghasilkan produk dimana saja dan memasarkan kemaja saja serta
yaig
299
yol. 23, No. 2, 15 Septenbet 2006 ffahun ke t2.) : 297-307
kapan saja. Dengan kata lain produk UKM yang sejenis sanga! mudal
diperoteh masyarak-at dimana saja dan kapan saja.
Karakteristik usaha UKM selain membawa konsekuensi yang melemahkan
daya saingnya juga memberi kekuatan sebagai sumber keunggulannya. Tidak
terkecuali bagi UKM, karakerislik usaha UKM harus dikembanglan agar
mampu mengembangkan daya saingnya melalui cara-cara yang te.integrasi
yaitu : (a) Metrgbrsilkan produk yang memiliki keuniken Upaya ini perll-t
dilakukan agar UKM mampu menghasilkan produk yang memiliki ciri
pembeda dari produk lainnya. Produk yang memiliki ciri yang unik ini
diperlukan untuk memudalkan membangun inage sebagai sumber
keunggulannya. Berbagai akivitas yang dapat dilakukan untuk menghasilkan
produk yang memiliki ciri yang khas adalah melalui inovasi untuk
menghasilkan spesifikasi kualitas dajl tamPilan produk yang kias Strategi yang
terkait dengan upaya ini adalah mengembangkan UKM untuk melakukan
aktivitas usaha yang terspesialisasi. (b) Cosl leode8hip melalui elisiensi.
Untuk memiliki daya saing atas produktyang dihasilkan oleh UKM, maka
struktur pembiayaan dalam proses usaha tjKM harus memungkinkannya untuk
memproduksi balang dan jasa dengan harga yang kompetitif Rekayasa
kelembagaan harus dilakukan, diantaranya melalui mekanisme kolektii agar
usaha LiKM mampu meningkatkan efisiensi melalui econonies of scale d^n
econonies of scope, meskipun skala usaha secara individu dari UKM r€latif
kecildan aktivitasnya sangat terspesialisasi. (c). Respon yang copat terhadap
pasar (quiclc rcsponse). Salah satu fenomena produk yang mengglobal adalah
tife cycle yangsin*^t. Hal ini bolehjadi sebagai akibat dari dinamika interaksi
yang saling berpengaruh dari pola hidup masyarakat, sehingga perubahan yang
cepat te.hadap fungsi, fitur dan model suatu produk menjadi tantangan bagi
semua pelaku bisnis untuk mengantisipasioya guna menjamin eksistensinya.
Sifat bisnis yang fleksibel dari UKM seharusnya menjadi sumber keunggulan
untuk merespon perubahan pasar yang dinamis. (d). Jafingan yang kokoh
Dafam kondisi dimana akivitas bisnis tidak mengen lbatas (botdeiess), maka
perusahaan yang memiliki keunggulan adalah perusahaan yang mampu\
meljawab tantangan, bahwa produknya dapat diproduksi dan dipasarkan
dimana saja dan kapan saja. Kemampuan untuk menghadirkan produk dimana
saja dan kapan saja tentu harus melalli upaya membangun jaringan yang luas
dan kokoh- Bagi usaha besar berkala multinasional membangun jaringan yang
luas dan kokoh. Bagi usaha besar benkala multimasional membangun jadngan
yang luas melintasi batas negam dan budaya bahkan membangun aliansi
300
Strategi
Klalet dalan ... (Lucia Rita Indtawati
strategis dengan pesaingnya bukanlah hal yang
dah Lotentino Togar Laltt)
suli! tetapi tidak
demikian
halnya dengan UKM secara individu sebagai perusahaaa.
Seeam umum permasalahan yang dihadapi oleh UI(M di Indonesia sangat
bervariasi namun demikian pada pokoknya dapat dikelompokkan dalam
masalah-masalah yang berkaitan dengan (Suhisno lwantono, 2002) : (t) akses
\.pasar; (2) kelemaian dalam fendanaan dan akses pada sumber pembiayaan;
(3) kelemaian dalam organisasi dan manajehen ; (4) kelemahan dalam
kapasitas dan p€nguasaan teknologi, serta (5) kelemahan dalam membangun
jaringan usaha.
Banyak upaya yang telah dilakukan dalam pengembangan UKM. Menurut
Mudr4jat Kuncoro (2002) strategi pengembangan / pembinaan yang telah
diupalakan selama ini dapar diklasifikasikan datam : {l) Aspek Manajerial.
yang meliputi peningkatan produktifitas, meningkatkan kemampuan pemasaran
dan pengembangan sumberdaya manusia, (2) Aspek Permodalan yang meliputi
bantuan modal (penyisihan keuntungan BUMN dan kewajiban untuk
menyalurkan kredit bagi usaha kecil) dan kemudahan kredit, (3)
Mengenibangkan program kemitraan dengan usaha besar, (4) Pengembangan
sentra industi kecil dalam kawasan berbentuk Pemukiman Industri Kecil,
Lingkungan Indusri Kecil, (5) Pernbinaan untuk bidang usaha dan daerah
tertentu lewat Kelompok Usaha Bersama.
Hariya saj6, upaya pembinaan lni sering tumpang iindih dan dilaklkan
sendiri-s€ndiri. Perbedaan persepsi ini pada gilirannya menyebabkan
pembinaan UKM masih terkotak-kotah dimana masing-masing instansi
men€kankan pada sektor dan bidangnya sendiri-sendiri. Akibamya terjadilai
dua hal : (l) Ketidak efektifan alah pembinaan, (2) Tiadanya indikator
keberhasilan yang seragam, karena masing-masing berupaya mengejar target
dan sasaran sesuai dengan kiteria yang telah mereka tetapka-n sendiri-sendiri.
Pendekatatr Beru Pengembangrn UKM dengan Klaster Bisnis
Meskipun Indonesia telah lama memiliki program pengembangan usaha
kecil / industri kecil nahun dirasalian masih belum efektif dan be.kelMjutan
(Sustain). Untuk itu sda satu persyamtan p€nting yang selarna ini kita abaikan
yaitu i Focused, Stdegic and Colectiye approach. "Untuk memungkinla!
peirdekatan yang Cost efectbe and Demand driyen maka hanya dapat
dilakukan bila "Cluster oJ Snatt BlrJinesr " dapat beroperasi dalam batas
kawasan tang dekat antara saru dengan lainn5a sena memiliki keterkaitan
).ang
tust s€bapai suatu sistem yang prodr.:kif. Klusrer pudu urnu.ny"rn"*p-uk
i
30t
t/ol. 23, No. 2, 15 Septenber 2006 ('tahun ke 12) : 297-307
kecenderungan spontan dari usaha sejenis untuk melakukan kegiatan yang
saling mendekati. Meskipun terdapat b€rbagai macam bentuk klusler yang
dikembangkan sep€rti Pusat lnkubasi Teknologi, Technological Park'
Lingkungan Industri Kecil, Kawasan Berikat dan lainlain maupun yang
silatnya embrional seperti s€ntra industri.
Saat ini kons€p klaster s€bagai suatu pendekatan kebijakan baru dalarn
pengembangan wilayah telah semakin h.ras digunakan di berbagai negara baik
negara maju maupun negara berkembanS; terutama dikaitkan dengan kesiaPan
suatu wilayah meningkatkan daya saingnya dalam menghadapi regionalisasi
dan globalisasi. Klastir secara signifikan meningkatkan kemampuan ekonomi
daerah untuk membangun kekayaan matarakat. Klaster,rhampu bertindak
sebagai pendorong inovasi, dimana keberadaan unsur_unsur dalam klaster
diperlukan untlk mengubah gagasan menjadi kekayaan.
{
Definisi Klester
Klasler adalah konsentrasi geografis berbagai kegiatan usaha di kawasan
tertentu yang satu sama lain saling ' melengkapi (komplementer)' saling
bergantung dan saling bersaing dalam melakukan aktivitas bisnis. Perusahaanperusahaan atau industri tersebut memiliki persamaart kebutuhan terhadap
ienaga kerja, tektologi dan infra$ruktur. Perusahaan-pelusahaan atau industri
yang temasuk dalam klaster tersebut saling berkompetisi anEr sesama angSota
klaster, membeli baian baku atau beagantung Pdda layanan jasa sesarna angSota
untuk mengoperasikan bisnisnya masing-masing. Industri di sini adalah dalam
pengertian luas, seperti industri berbasis penanian (agroindustri), industri
kerajina!, industri pengolahan, industri teknologi dan informasi, dll
Mudrajat Kunc6ro (2002), Klaster industri Pada dasamya merupakan
kelompok akifitas produksi yang amat .terkonsentrasi secara parsial dan
biasanya berspesialisasi pada hanya satu atau dua industri utama sama. Porter
(2000) rnenganikan klasler sebagai a geographically proximare group of
inlerconnecled enterprises and associaled institulions in a pa icular Jield
linked by monnonality dnd complemenlary" (kelomipok perusahaaa yang saling
terkait b€rsama dengan lembagalembaga penunjangnya, yang memiliki banyak
kesamaan dan saling melengkapi). Melalui pendekatan ini dimungkinkan
dilakukan strategi pengembangan yang komprehensif dan multisektoral.
Artiny4 strategi pengembangan tidak hanya ditekankan pada indushi intinya
saia (core industry), namun juga pada industri terkait (related industries),
industri pendukung (supporting industries) dan jasa-jasa lai-nnya.
'
302
Strctegi Ktafler dolan
..
(Lucia
Rita
Ind'b-atidan LotenrinoTogut LoL!)
.Klaster industri pada intinya adalah mata rantai hubungan antara industri
inti (core indusq*) dengan indunri-indusr.i terkail industri-indusrri pendukung
danjasa-jasa Iainnya. Kata kunci dalam analisis klaster adalah efisiensi kolektif
(collectire efTiciency) dan kerja sama kegiatan ooint action) (Schmitz,_ 2002).
Pada klaster industri ini, industri-indLlstri inti saling berhubungan secara
intensif dan membentuk kemhraan dengan industri pendukung dan industri
terkait dengan didukung oleh jasa-jasa / prasaEns pendukung. Klaster industri
bermanfaat untuk mendorong spesialisasi produk (bahkan proses) dan
mengubah keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif. Klaster
industri )ang lengkap akan membentuk rantai nilai (value chain) antar
perusah:un dengan berbagai besaran. antar industri, sehingga memiliki efek
peningkatan nilai tambai melalui p€ningkatan produktivitas (dikarenakan
poliferasi spesialisasi antar pelaku usaha). Pada a_khirnya klaster ini akan
menciptakan lingkungan yang kondusif untuk para pelaku usaha, termasuk di
dalamnya UKM. dalam meningkatkan daya sainglya.
Rantai nilai yang terjadi antar industri ini pada akhimya akan menembls
batas-batas geografi. Hal ini disebabkan karena terjadi peningkatan
perdagangan antar daerah. Secaa tidak langsung, pengembangan klaster
(cluster upgrading) sebenamya akan mengangkat pembangunan ekonomi
masing-masing daerah dimana indust tersebut berada. Dalarh konteks
pelaksanaan otonomi daerah, konsep pengembangan industri berada. Dalam
konteks pelaksanaan otonomi daerah, konsep pengembangan industri
ini sangatlah tepat, karena memungkinkan daerah
lrntuk merumuskan kebijakan ekonominya secara lebih spesifik dan
efektil Adanya str.tegi (pola) pengembangan klaster industri yang
dengan pendekatan klaster
komprehensif memungkinkan percepatan pertumbuhan ekonomi masingmasing daerah.
303
t/ol. 13. Na. 2, 15 septenber 2006 (rahun ke 12) : 297'347
Sk€me
Kerjrsedt PartDership Adtarr Stakeholder
Pada Kltst€r Iddustri
Matrfaat Klaster lrialustri dalam Ratrgk MedDgkatken Daya Saing
a. Meningkatkan kerjasama antam industri. inti dengan industri pendukung :
. Menjamin ketersediaa! baian baku / bahan setengah jadi dan bahan
penolong dengan harga relatif murah dan mutunya sesuai standar bagi
industri inti.
. Bagi industri pendukung akan lebih mengetahui spesifikasi bahan baku,
. bahan setengahjadi dan bahan penolong yang dibutuhkan oleh industri
inti serta akan lebih menjarnin pemasaran.
b. Meningkatkan kerjasama industri inti, indutri pendukung dan industri
terkait dengan lembaga Litbalg :
. Menjamin ketersediaan teknologi terapan yang lebih efisien dan
mampu menghasilkan produk dengan mutu ydng lebih baik
Strutegi Klaster dalan ... (Ll.rcia Rita lhdtutrati dan Loredino Togar
.
.
c.
M€ningkatkan technical skill SDM industri, yang pada gilirannya akan
meningkatkan efi siensi dan produktivitas.
Lembaga Litbang lebih mengetahui berbagai tekologi terap.in yang
dibutuhkan oleh industri. Selain itu dengan pemanfaatsn teknologi
tempan akan Iebih meningkatkan kinerja lcmbaga Litbang.
Meningkatkan kedasama antara industri inti, indutri pendukung dan
industriterkait dengan lembaga pendidikan :
. Menjamin ketersediaan SLrM yang profesional atau merniliki skill
sesuai yang dibutuhkan oleh industri.
.
d.
La )
Lembaga pendidikan dapat meningkatkan kinerjanya
dan
mengembangkan program pendidikan sesuai yang dibutuhkan dunia
usaha industri serta tamatannya dapat terserap.
Meringkatkan kerjasama industri inti, industri pendukung dan industri
terkait dengan lembaga perbankan :
Menjamin ketersediaan modal yang dibutuhkan industri baik untuk
memberdayakan usahan]'a )'ang sudah dda maupun untuk perluasan
dalam raDgka mencapai skala ekonomis, sehingga akan meoingkatkan
.
.
e.
Bagi lembaga perbankan dapat meningkatkan jumlah nasabahnla )ang
mampu dan dapat
diperca)a. i
Meningkatkan kerjasama industri inti, industri pendukung dan indusrri
terkait dengan lembaga sertifikasi :
. Memudahkan dunia usaha industri untuk mendapaikar senifikat Sistem
Manajemen Mutu dan senifikasi produk !ang sangat dibutuhkan untuk
.
.
I
daya sa'ng.
meningkatkan daya saing.
Lembaga senifikasi dapat lebih meningliatkan kinerjan)a.
Bagi lenaga kerja profesional dapat kemudahan unluk mendapalkan
Senifikat Personel.
Meningkarkan k€rjassma industri inti, indusai pendukung dan industri
terkait dengan instansi p€mbina :
. Instansi Pembina dapat mengetalrui berbagai permasalahan )ang
dihadapi oleh industri inti. indusai pendukung dan industri rerkair
sebagai dasar untuk membuat kebijakan dan pen).usunan progfirm
105
,bl.
23, No. 2, 15 Septenbet 2006 (Tahun
k
12) : 297-307
Studi-studi metrgenai Klaster_klaster UICII
Studistudi riengenai klaster-klaster UKM di Eropa Barat, setidaknya
menunjuklan bahwa ada sejumlal fallor, yang membuat mereka dapat
juga
berkembalg dengan pesat,.antara lain : (l) di dalam sentra terdapat
pemasok bihan talu, alat-alat produksi, mesin dan komponen_komPon€n'
iubkontraklor, dan produsen barang_barang jadi. Selain mengurangi ongkos
oroduksi, saru sama lain saling bersinergi. memperlancar keterkaitan bisnis
antar mereka : (2.) adanla suaru kombinasi antara p€rsaingan yang ketal di satu
Dihak. dan keriasana yang baik di pihak lain, antar sesama pengusaha UKM'
bengan demiiian terciptratah tingkat efisiensi kolektif kollettive eliciencyt
vanp- tineei : (3) di dalam klaster-klaster terdapat pusat-pusat pelayanan,
i".L.u!-ung iit.ai"tan oleh Pemerintah lokal, yang dapai digunakan secara
kolektifoieh-semua pengusaha yang ada di sana ; (4) UKM yang ada di dalam
klaster meniadi sansat flelsibel dalam menghadapi Perubahan-perubahan di
pasar. dimana telah-rercipta nenlork yang baili. sena inovasi_inovasi )ang
cerdas. (Tulus TH Tarnbunan).
C. SIMPULAN
Klaster merupakan pendekatan kelembagaan yang memiliki keunggulan
untuk mensinergijtan berbagai kekuatan dari berbagai sektor' Sistem klaster
rnerupakan ahematif pilihan sebagai model kelembagaan untuk meningkatkan
daya saing dan daya iompatibilitas UKM. Keandalan sistem klaster telah teruji
diieberaia negaia, baik di negara sedang berkembang maupun negara maju
untuk mengembangkan daya saing UKM.
Penera-pan sistim klasler sanga! terganlung kepada efektivilas hubungan
kerja sama pemeiintah pusat. daerah. Perguruan tinggi dan dunia usaha Tanpa
kerja sama dan komitmen yang tinggi, pengembangan industri nasional
mandek.
DAFIAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal lndustri Kecil dan Menengah, 2006' Slrategi Terpadu
Pembinaan dan Pengembangan IKM 2007'2009, http://ikm.dPrin.go.id
306
Strategi Kaster dotanl ... (Lucia Rita lndrala,ati dan Lorentino Togat Lau|
Mudrajat Kuncoro, 2002,A alisis Spasial d(n Regional, Studi Aglomerari dan
Klasler Ind6ti Indonesia,UPP AMP YI<PN, Yogyakarta.
Muhammad Taufiq, 2004, Proyeksi Smta Menjadi Klaster,InfokopNomot 25
'
Tahun XX,2004.
Noer Soetrisno, 2002, Sttutegi Penguatan UXM, lnfokop No.
2l
Tahun 2002,
Jakarta.
Porter, Michaef E.,2000, The Competitive Adrantage of Nation, The Frce
Press, New York.
Sutrisno lwantono,2002, Penikiran tentaig Arch Kebijakan Penerintah dalanl
Pengembangat Usaha Kecil dmr Menengah,lnfokoi No. 2l tahun 2002,
Jakarta.
Tulus TH Tambunan, 2001, Industtialisasi di Negaru Sedang Berkembang
Ghalia, Jakana,
UNCTD, 1999, United Notion Conference oh Ttade ahd Detelopment
Ptoviding Sustanibble Finarrcial and noh Fitwncial Se^'tces lor SME
Der)elopmenlAeneva,
i07
Download