1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan hidup adalah, kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain (UU No.32 tahun 2009). Lingkungan hidup terdiri dari lingkungan abiotik, lingkungan biotik, dan lingkungan sosial. Tiga komponen tersebut terjadi interaksi dan menghasilkan hubungan yang dinamis, sehingga setiap perubahan yang terjadi pada salah satu komponen lingkungan akan mempengaruhi komponen lingkungan lainnya. Setiap kegiatan penambangan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan, baik bersifat positif maupun negatif. Dampak positif kegiatan penambangan antara lain memberi nilai tambah secara nyata bagi pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan asli daerah, meningkatkan kesempatan kerja, meningkatkan perekonomian sektor dan sub sektor lain di sekitarnya. Kegiatan penambangan yang tidak mempertimbangkan keseimbangan dan daya dukung lingkungan, serta tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Dampak negatif akibat dari kegiatan 2 penambangan antara lain : perubahan morfologi, perubahan iklim mikro yang disebabkan perubahan kecepatan angin, gangguan habitat biologi berupa flora dan fauna, penurunan produktivitas tanah, akibat tanah menjadi tandus atau gundul, meningkatkan intensitas erosi di daerah perbukitan, kerusakan jalan yang dilalui kendaraan pengangkut bahan tambang, dan mengganggu kondisi air tanah. Eksploitasi bahan galian di Desa Siderejo dilakukan secara terus-menerus dalam jumlah yang sangat besar ( 41,25 ton/hari). Hasil tambang digunakan untuk pembuatan genteng, gerabah dan batu bata. Eksploitasi tersebut menyebabkan berkurangnya sumberdaya bahan galian dan kerusakan lingkungan. Kondisi pasca tambang bahan galian golongan C di Desa Sidorejo menyebabkan kerusakan lingkungan yaitu, mengubah morfologi dan hilangnya vegetasi. Setiap kegiatan pertambangan mempunyai kewajiban untuk mereklamasi lahan penambangan, baik selama maupun setelah kegiatan penambangan selesai. Perusahaan penambangan besar pada umumnya telah melaksanakan reklamasi sesuai dengan rencana yang tercantum dalam dokumen AMDAL, sedangkan perusahaan penambangan yang berskala lebih kecil, termasuk penambangan lempung di Desa Sidorejo, sama sekali tidak melaksanakan kewajiban reklamasi. Bekas penambangan lempung ditinggalkan dan diterlantarkan. Bekas penambangan ini secara individu umumnya tidak terlalu luas namun secara keseluruhan merusak lingkungan dan sulit dalam perencanaan pemanfaatan lahan secara optimum. 3 Salah satu upaya untuk mengurangi dampak negatif yang timbul dapat dilakukan reklamasi lahan bekas tambang. Hal ini juga sesuai dengan Undangundang No. 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan, Peraturan Pemerintah RI No. 76 Tahun 2008 tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, KepMen Pertambangan dan Energi No. 1211. K/008/M.PE/1995 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Perusakan dan Pencemaran Lingkungan pada Kegiatan Pertambangan Umum, Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2008 tentang Reklamasi Dan Penutupan Tambang, Perda Kabupaten Sleman No. 16 Tahun 1996 tentang Usaha Pertambangan Bahan Galian Golongan C. Aturan-aturan mengenai reklamasi ini ditujukan agar pembukaan lahan untuk pertambangan dilakukan seoptimal mungkin, dan setelah digunakan segera dipulihkan fungsi lahannya. Disamping itu reklamasi harus dilaksanakan secepatnya sesuai dengan kemajuan tambang, dan merupakan bagian dari skenario pemanfaatan lahan pascatambang (Iskandar, 2008). 1.2 Permasalahan Penelitian Desa Sidorejo kaya akan bahan galian lempung, dengan kandungan kaolin, sehingga Desa Sidorejo merupakan sentra industri kecil untuk pembuatan genteng dan batubata. Kegiatan penambangan lempung di Desa Sidorejo sejak tahun 1958 hingga sekarang. Penambangan lempung dilakukan secara tradisional dengan menggunakan cangkul dan sekop. Kegiatan penambangan dilakukan saat ada permintaan lempung sebagai bahan baku. Penambangan lempung secara tradisional tanpa pengelolaan lahan pasca tambang 4 mempengaruhi kondisi morfologi, hidrologi, vegetasi, sosial dan ekonomi penduduk. Secara garis besar dari berbagai permasalahan yang terjadi di daerah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut ini: 1. Berapakah besar tingkat kerusakan lingkungan oleh kegiatan penambangan lempung didaerah penelitian. 2. Bagaimanakah land improvement di lahan bekas tambang lempung sesuai dengan tingkat kerusakan. 3. Bagaimanakah arahan rekayasa yang cocok dalam upaya land improvement supaya dapat dimanfaatkan kembali sesuai dengan potensinya. 4. Bagaimanakah pengaruh aktivitas penambangan terhadap kondisi sosial ekonomi. 1.3 Keaslian Penelitian Penelitian mengenai kerusakan lahan pada bekas penambangan telah banyak dilakukan antara lain dilakukan oleh Sitorus (2008), Yudhistira (2011), Najib (2011) dan Widodo (2011). Telaah pustaka mengenai hasil – hasil penelitian sebelumnya dengan perbedaan tempat, tujuan, metode dan hasil disajikan pada Tabel 1.1. Masing-masing penelitian memiliki ciri tersendiri dan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti pada dasarnya berbeda dari penelitian – penelitian terdahulu. Beberapa penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan reklamasi tambang adalah sebagai berikut : 1. Sitorus dan L.Nubaiti, (2008), melakukan penelitian dengan judul ”Karakteristik dan Rehabilitasi Lahan Pasca Penambangan Timah di Pulau 5 Bangka dan Singkep.” Tujuan penelitian adalah, mempelajari karakteristik dan perubahan alami sifat fisik dan kimia tanah serta vegetasi alami pada empat tingkat umur tailing setelah penambangan, mempelajari teknik rehabilitasi lahan pasca tambang timah untuk tanaman kehutanan, mempelajari pengaruh pemberian amelioran terhadap sifat fisik, kimia dan kadar logam berat. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode analisis vegetasi dengan pengulangan sebanyak lima kali. Data yang diperlukan dalam penelitian yaitu, sifat fisik, kimia dan kadar logam berat tanah serta vegetasi alami. Cara mendapatkan data dalam penelitian yaitu, dengan pengambilan sampel tailing dan tanah asli. Cara analisis data dalam penelitian dengan cara analisis sidik ragam (ANOVA). Hasil dari penelitian antara lain: penambangan timah menyebabkan penurunan kualitas tanah dan jumlah jenis vegetasi alami. Tailing pasca penambangan timah di Sungai Lita pada empat tingkat umur tailing mempunyai sifat fisik dan kimia tanah yang buruk. 2. Yudhistira, Hidayat dan Hadiyarto, (2011), melakukan penelitian dengan judul ”Kajian Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Kegiatan Penambangan Pasir di Desa Keningar Daerah Kawasan Gunung Merapi.” Tujuan penelitian adalah: mengkaji tingkat kerusakan lingkungan yang terjadi di lokasi penambangan pasir, mengkaji dampak kerusakan lingkungan yang terjadi akibat penambangan pasir, dan mengajukan usulan pengelolaan lokasi penambangan pasir. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah survei lapangan dan selanjutannya di teliti di 6 laboratorium. Pengambilan sampel dengan metode puposive sampling. Data yang diperlukan dalam penelitian yaitu, indek erosivitas hujan, faktor erodibilitas tanah, panjang lereng, dan kemiringan lereng. Cara mendapatkan data dengan pengambilan sampel di lapangan dan studi pustaka. Cara analisis data dalam penelitian dengan pendekatan analisis kuantitatif. Hasil dari penelitian yaitu, tingkat erosi yang ada di daerah penelitian termasuk kategori tinggi. Faktor penyebab tingginya tingkat bahaya erosi adalah karena penambangan pasir yang tidak mengindahkan konservasi tanah dan lahan serta faktor geografis dan geologis daerah penelitian. Kegiatan penambangan pasir menimbulkan dampak fisik dan dampak sosial ekonomi. Pelaksanaan pengelolaan penambangan pasir berwawasan lingkungan dengan tujuan akhir penambangan yaitu, mengatasi kerusakan lingkungan, mengendalikan laju erosi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 3. Najib, (2011), melakukan penelitian dengan judul ”Studi Kerusakan Lingkungan Akibat Penambangan Bahan Galian Golongan C Wilayah Sungai di Kabupaten Pekalongan.” Tujuan dari penelitian adalah mengetahui seberapa besar kerusakan lahan yang sudah terjadi di wilayah sungai Kabupaten Pekalongan. Metode yang digunakan adalah pengukuran dilapangan. Data yang diperlukan dalam penelitian yaitu, teknik penambangan, kecepatan penambangan, kedalaman tebing galian, luas lubang galian, perbedaan relief dasar galian, sifat batuan penyusun tebing galian, kemiringan tebing galian, pengelolaan top soil, overburden, 7 tingkat erosi, tutupan vegetasi dan upaya reklamasi. Hasil dari penelitian yaitu, kerusakan lahan ringan sebagian besar terjadi di daerah alur sungai. Kerusakan lahan berat terjadi di Sastrodirjan, Dororejo dan Krompeng. Kerusakan lahan berat pada penambangan daratan terjadi di wilayah Pododadi dan Kaligawe. 4. Widodo (2011) melakukan penelitian dengan judul ”Kajian Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang Skala Kecil Untuk Pertanian (Studi Kasus : KUD Mandiri Panca Usaha, Kertajaya, Simpenan, Sukabumi).” Tujuan dari penelitian adalah: mengetahui sifat fisik dan kimia tanah serta kondisi kesuburan tanah pasca penambangan, reklamasi dengan budidaya tanaman jagung, cabe merah dan kacang tanah. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah: pengukuran lapangan dan laboratorium. Data yang diperlukan tektur tanah, pH, bahan organik, susunan kation, KTK, dan kejenuhan basa. Cara mendapatkan data dengan pengambilan sampel di lapangan. Cara analisis data dalam penelitian dengan analisis uji laboratorium sifat fisik dan kimia tanah. Hasil dari penelitian yaitu sifat tanah agak masam karena bijih emas yang berupa urat mengandung mineral-mineral sulfida. Kandungan unsur hara karbon (C) dan kandungan unsur hara nitrogen (N) termasuk kategori sedang, serta kandungan unsur fosfor (P), nilai kejenuhan basa (KB) termasuk kategori rendah. Nilai tukar kation (NTK) dari unsur-unsur kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K) dan natruim (Na) kategori rendah. Lahan terganggu di wilayah bekas kegiatan tambang KUD Mandiri Panca Usaha tidak dapat langsung 8 digunakan sebagai lahan pertanian, dengan cara dilakukan pengolahan dan pengaturan pH tanah serta pemupukan sebelum ditanami dengan tanaman jagung, cabe merah dan kacang tanah. Banyak hasil penelitian yang dilakukan mengenai pertambangan bahan galian golongan C, akan tetapi penekanan pembahasan sangat bervariasi diantaranya bahan tambang, kondisi lingkungan yang berbeda dan metode penelitian. Pembahasan penelitian mengenai penambangan galian golongan C telah banyak dibahas, seperti pasir, sirtu, gamping, akan tetapi jarang sekali pembahasan mengenai penambangan lempung. Kondisi lingkungan fisik yang berbeda disetiap daerah, dengan demikian tujuan yang akan dicapai setiap daerah juga berbeda. Metode penelitian, penelitian terdahulu menggunakan metode survei atau penelitian lapangan dan laboratorium, tetapi dalam penelitian ini selain metode survei, analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis spasial yang digambarkan kedalam bentuk peta tingkat kerusakan lingkungan. 9 Tabel 1.1 Beberapa hasil penelitian yang pernah dilakukan No. (a) 1. 2. Penulis (b) Sitorus, S., E. Kusumastuti, dan L. Nurbaiti (2008) Yudhistira, Hidayat, W.K, Hadiyarto, A. (2011) Judul (c) Karakteristik dan Rehabilitasi Lahan Pasca Penambangan Timah di Pulau Bangka dan Singkep Kajian Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Kegiatan Penambangan Pasir di Desa Keningar Daerah Kawasan Gunung Merapi Tujuan (d) 1. Mempelajari karakteristik dan perubahan alami sifat fisik dan kimia tanah serta vegetasi alami pada empat tingkat umur tailing setelah penambangan; 2. Mempelajari teknik rehabilitasi lahan pasca tambang timah untuk tanaman kehutanan, 3. Mempelajari pengaruh pemberian amelioran terhadap sifat fisik, kimia, dan kadar logam berat tanah 1. Mengkaji tingkat kerusakan lingkungan yang terjadi di lokasi penambangan pasir, 2. Mengkaji dampak kerusakan lingkungan yang terjadi akibat penambangan pasir, 3. Mengajukan usulan pengelolaan lokasi penambangan pasir 1. 2. 3. 4. Metode (e) Metode : analisis vegetasi dengan pengulangan sebanyak lima kali Data yang diperlukan : sifat fisik, kimia, dan kadar logam berat tanah serta vegetasi alami Cara mendapatkan data : Pengambilan sampel di lokasi tailing dan tanah asli Cara analisis data yaitu : Analisis Sidik Ragam (ANOVA) 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. Survei lapangan dan laboratorium. Pengambilan sampel purposive sampling metode. Data yang diperlukan : Indek erosivitas hujan, faktor erodibilitas tanah, faktor panjang lereng, faktor kemiringan lereng, Cara mendapatkan data : Pengambilan sampel dilapangan, studi pustaka Cara analisis data : Pendekatan analisis kuantitatif 1. 2. 3. Hasil (f) Penambangan timah menyebabkan penurunan kualitas tanah dan jumlah jenis vegetasi alami. Tailing pasca penambangan timah di Sungai Liat Bangka pada empat tingkat umur tailing mempunyai sifat fisik dan kimia tanah yang buruk. Teknik rehabilitasi lahan dengan menggunakan kombinasi antara media tanam pupuk kandang, inokulan cendawan mikoriza arbuskula dan lamtoro (Leucaena lecocephala) merupakan teknik yang terbaik dalam merehabilitasi lahan pasca tambang timah. Semua kadar logam berat tanah setelah panen dipengaruhi secara nyata oleh meningkatnya proporsi amelioran. Tingkat erosi yang ada didaerah penelitian termasuk kategori ringan. Faktor penyebab tingginya tingkat bahaya erosi adalah karena penambangan pasir yang tidak megindahkan konservasi tanah dan lahan serta faktor geografis dan geologis daerah penelitian. Kegiatan penambangan pasir di daerah penelitian menimbulkan dampak fisik dan dampak social ekonomi. Pelaksanaan pengelolaan penambangan pasir yang berwawasan lingkungan dengan tujuan akhir penambangan yaitu mengatasi kerusakan lingkungan, mengendalikan laju erosi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 10 (a) 3. (b) Najib (2011) (c) Studi Kerusakan Lingkungan Akibat Penambangan BGGC Wilayah Sungai di Kabupaten Pekalongan (d) Mengetahui seberapa besar kesrusakan lahan yang sudah terjadi di wilayah sungai di Kabupaten Pekalongan 1. 2. 3. 4. Widodo (2011) Kajian Pemanfaatan Lahan 1. Mengetahui sifat fisik dan Bekas Tambang Skala Kecil kimia tanah serta kondisi Untuk Pertanian. Studi kesuburan tanah pasca Kasus: KUD Mandiri Panca penambangan Usaha, Kertajaya, Simpenan, 2. Reklamasi dengan Sukabumi budidaya tanaman jagung, cabe merah dan kacang tanah 1. 2. 3. 4. (e) Metode yang digunakan terdiri dari beberapa tahap yaitu : tahapan pengukuran, analisa dan pengolahan data serta penyusunan data. Data yang diperlukan : Teknik penambangan, kecepatan penambangan, kedalaman tebing galian, luas lubang galian, perbedaan relief dasar galian, sifat batuan penyusun tebing galian, kemiringan tebing galian, pengeloaan top soli, overburden, tingkat erosi, tutupan vegetasi dan upaya reklamasi . cara mendapatkan data : pengukuran langsung dilapangan Metode yang digunakan : penelitian lapangan dan laboratorium Data yang diperlukan : tekstur, pH, bahan organik, susunan kation, KTK, dan kejenuhan basa Cara mendapatkan data : Pengambilan sampel di lapangan Cara analisis data : Analisis laboratorium sifat fisik dan kimia tanah (f) Kerusakan lahan akibat penambangan bahan galian golongan C di Kabupaten Pekalongan bervariasi. Kerusakan lahan ringan sebagian besar terjadi di daerah alur sungai. Pada daerah sempadan bervariasi dari kerusakan ringan hingga berat. Kerusakan lahan yang berat terjadi di Sastrodirjan (Kecamatan Wonopringgo), Dororejo (Kecamatan Doro) dan Krompeng (Talun). Di bagian wilayah penambangan daratan / deposit bar, kerusakan lahan juga bervariasi dari rusak ringan hingga berat. Kerusakan berat terjadi di wilayah pododadi (Kecamatan Karanganyar), sastrodirjan (Kecamatan Wonopriggo) dan Kaligawe (Kecamatan Karangdadap). Tekstur tanah pada lahan bekas tambang yaitu lempung berpasir. Sifat tanah agak asam karena bijih emas yang berupa urat mengandung mineral-mineral sulfida. Kandungan unsur hara karbon (C) dan kandungan unsure hara nitrogen (N) termasuk kategori sedang, serta kandungan unsur fosfor (P), nilai kejenuhan basa (KB) termasuk kategori rendah. Sedangkan nilai tukar kation (NTK) dari unsur-unsur kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K) dan natruim (Na) kategori rendah. Lahan terganggu di wilayah bekas kegiatan tambang KUD Mandiri Panca Usaha tidak dapat langsung digunakan sebagai lahan pertanian, terlebih dahulu dilakukan pengolahan dan pengaturan pH tanah serta pemupukan sebelum ditanami dengan tanaman jagung, cabe merah dan kacang tanah. 11 (a) 5. (b) Anafiati, I., (2013) (c) Kajian Kerusakan Lingkungan Akibat Penambangan Lempung di Desa Sidorejo Kecamatan Godean Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Sumber : Telaah Pustaka (2013) (d) 1. Menganalisis tingkat kerusakan lingkungan oleh kegiatan penambangan lempung 2. menganalisis land improvement/ perbaikan lahan di lahan bekas tambang lempung. 3. Menyusun arahan teknik penambangan dan arahan reklamasi yang cocok dalam upaya land improvement tersebut supaya dapat dimanfaatkan kembali sesuai dengan potensinya. 4. Menganalisis faktorfaktor sosial yang mempengaruhi aktivitas penambangan. 1. 2. 3. 4. (e) Metode yang digunakan adalah metode survei dan pengharkatan Data yang di perlukan : Batas tepi galian, batas kedalaman galian, relief dasar galian, batas kemiringan lereng, tinggi dinding galian, kedalaman muka airtanah, keterdapatan mataair, kondisi jalan, kecepatan penambangan, tutupan vegetasi, tingkat erosi, upaya reklamasi, lama menambang, pendapatan penambang dan tingkat pendidikan. Cara mendapatkan data : Pengukuran di lapangan dan data sekunder Cara analisis data : Analisis empiris, spasial, dan deskriptif 1. 2. 3. 4. (f) Tingkat kerusakan lingkungan akibat penambangan lempung di daerah penelitian termasuk kategori kerusakan sedang dan berat. Perbaikan lahan di bekas tambang lempung yaitu dengan prioritas reklamasi. Tingkat kerusakan berat maka mendapat prioritas reklamasi 1dan tingkat kerusakan sedang mendapat prioritas reklamasi 2. Arahan teknik penambangan dengan pola terasering. Arahan reklamasi dengan kombinasi rekalamsi teknik dan vegetative. Faktor-faktor social yang mempengaruhi kegiatan penambangan yaitu lama menambang, pendapatan penambang dan tingkat pendidikan. 12 1.4 Tujuan Penelitian Dari permasalahan yang telah dirumuskan, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menganalisis tingkat kerusakan lingkungan oleh kegiatan penambangan lempung 2. Menganalisis land improvement/perbaikan lahan di lahan bekas tambang lempung. 3. Menyusun arahan teknik penambangan dan arahan reklamasi yang cocok dalam upaya land improvement agar lahan bekas penambangan dapat dimanfaatkan kembali sesuai dengan potensinya. 4. Menganalisis faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi aktivitas penambangan. 1.5 Manfaat penelitian 1. Dapat memperkaya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya ilmu lingkungan dalam kaitannya dengan kerusakan lingkungan akibat kegiatan penambangan.. 2. Memberikan informasi kepada pemerintah tentang kajian kerusakan lingkungan akibat penambangan lempung di Desa Sidorejo Kecamatan Godean Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap kondisi lingkungan fisik, lingkungan biotik dan lingkungan social, sehingga dalam membuat kebijakan mengenai reklamasi dan untuk mempertimbangkan 13 hasil yang diperoleh serta dapat dijadikan pertimbangan untuk mengatasi masalah lingkungan yang terjadi di Desa Sidorejo.