Bahan Minggu XIII dan XIV Tema : Vektor-4 dan tensor-4 Materi : Berikut ini akan dijabarkan kaedah alih bentuk Lorentz untuk komponen vektor−4, baik dalam bentuk kovarian maupun kontravarian melalui transformasi koordinat−4 (1.3 dimensi ruang dan 1 dimensi waktu) di ruang−waktu Minkowski. Mula−mula diberikan aturan transformasi koordinat untuk vektor dalam ruang sembarang berdimensi N. Selanjutnya diberikan deskripsi ruang−waktu Minkowski yang menjadi wahana teori relativitas khusus Einstein. Diberikan kaitan transformasi koordinat di dalam ruang−waktu tersebut bagi dua kerangka inersial yang salah satunya bergerak dengan kecepatan konstan V terhadap lainnya. Dengan kaitan tersebut selanjutnya melalui kaedah transformasi untuk vektor, nilai−nilai komponen beberapa vektor−4 dihitung dan diperoleh relasi yang mengaitkan besaran−besaran pada kedua kerangka tersebut. Vektor−4 yang dipilih di sini berkaitan berkaitan dengan masalah dalam dinamika relativistik dan elektrodinamika, seperti vektor kecepatan−4, vektor momentum−4, vektor gaya−4, vektor potensial−4 dan vektor kerapatan−4. Kaedah Transformasi untuk Vektor Ditinjau suatu ruang berdimensi N dengan koordinat x N = ( x1 , x 2 ,..., x N ) . Jika dilakukan transformasi ke koordinat ~ x N = (~ x 1, ~ x 2 ,..., ~ xN ) ~ di dalam ruang tersebut, kaedah transformasi yang mengubungkan vektor kontravarian Aν dan A µ ~ serta antara vektor kovarian Aν dan Aµ berturut−turut adalah ~ µ ∂~ xµ ν A = ν A ∂x dengan inversi ∂xν ~ Aν = ~ µ A µ , ∂x serta ~ ∂xν Aµ = ~ µ Aν ∂x dengan inversi Aµ = xµ ~ ∂~ Aµ . ∂xν Tensor merupakan perluasan vektor. Indeks tensor lebih besar dari satu. Banyaknya indeks disebut rank r dengan jumlah komponen N r . Tensor B µν , Cαβγ berturut-turut dinamkana tensor rank−2 kontravarian dan tensor rank−3 kovarian. Karena jumlah rank tensor lebih dari satu maka dimungkinkan terdapat indeks yang terletak di atas dan di bawah. Tensor seperti ini dinamakan µ dinamakan tensor rank−3 campuran. Selain itu tensor campuran (mixed tensor) Sebagai contoh Dαβ dapat pula dikatakan bahwa vektor dan skalar tak lain merupakan tensor rank−1 dan rank−0. Persamaan transformasi untuk tensor kontravarian adalah B µν = ∂x µ ∂xν αβ B . α β α , β =1 ∂x ∂x N ∑ Demikian pula kaedah transformasi persamaan tensor kovarian yaitu Bµν = ∂xα ∂x β ∑ µ ν Bαβ . α , β =1 ∂x ∂x N Sedangkan untuk tensor campuran berlaku kaedah Bνµ ∂x µ ∂x β α = ∑ B . α ν β α , β =1 ∂x ∂x N Persamaan di atas dapat dikembangkan untuk tensor dengan peringkat yang lebih tinggi. Selanjutnya untuk mempersingkat penulisan akan digunakan kesepakatan penjumlahan Einstein meliputi indeks berulang yang menyatakan bahwa jika di dalam sebuah bentuk terdapat sepasang indeks yang sama dengan salah satu terletak di atas dan yang lainnya di bawah, maka penjumlahan harus dilakukan terhadap bentuk tersebut meliputi jangkauan indeks berulang tersebut. Jadi tanda Σ tidak perlu dituliskan. Namun jika bentuk yang memuat indeks berulang tersebut tidak ingin dijumlahkan, hal tersebut harus ditegaskan secara eksplisit. Operasi pada Tensor Operasi yang berlaku pada tensor adalah : 1. Kombinasi linear Berlaku jika tensor-tensor tersebut memiliki jenis yang sama seperti µ µ µ aAαβ + bBαβ = cCαβ . µ Adapun bentuk aAαβ + bBαµν tidak didefinisikan. 2. Perkalian luar Terhadap dua tensor atau lebih yang memiliki indeks yang berbeda, dapat dilakukan perkalian luar seperti β Aαβ Bµν = Cαµν . 3. Kontraksi Proses menyamakan sepasang atau lebih pasangan indeks kovarian dan kontravarian, seperti ,β ) β β Cαµν kontraksi (α → C βµν = C µν disebut kontraksi meliputi indeks (α , β ) . Proses kontraksi menurunkan rank tensor sebanyak 2. 4. Perkalian dalam Proses ini dilakukan terhadap tensor sehingga faktor-faktornya memiliki sepasang indeks sekutu atau lebih seperti Aαβµ Bγα = Cγβµ . 5. Hukum pembagian Ditinjau kasus berikut. Misalkan C = Aµ Bµ merupakan suatu skalar untuk sembarang vektor kontravarian A µ , maka Bµ pasti merupakan suatu vektor kovarian. Sebaliknya jika C merupakan suatu skalar untuk sembarang vektor kovarian Bµ maka A µ pasti merupakan suatu vektor kontravarian. Hal ini dapat diperluas untuk tensor. Ruang− −Waktu Minkowski dan Kaedah Transformasi Lorentz Metrik ruang waktu Minkowski dengan koordinat x µ = ( x 0 , x1 , x 2 , x 3 ) = (ct, x, y, z) = (ct , r ) dapat mengambil bentuk ds 2 = g µν dx µ dxν = −c 2 dt 2 + dx 2 + dy 2 + dz 2 = −c 2 dt 2 + dr 2 dengan g µν = η µν (ηmn = δ mn , η00 = −1, η0 m = ηm0 = 0 ) ~ Ditinjau dua kerangka inersial yakni kerangka K dengan koordinat x µ dan kerangka K dengan koordinat ~ x µ yang bergerak dengan kecepatan konstan V terhadap kerangka K ke arah r// = r.V V V2 Kaitan Lorentz antara koordinat−4 di dalam ruang−waktu Minkowski adalah ~ r// = Γ(r// − Vt ) ~ r⊥ = r⊥ ~ t = Γ (t − r.V / c 2 ) dengan Γ= 1 1− V / c 2 2 . Kalau komponen ruang di atas ingin digabungkan, hasilnya ~ ~ ~ (Γ − 1)(r.V ) Γct r = r// + r⊥ = r + V− V 2 c V yang jika diuraikan ke dalam komponen−komponennya menjadi (Γ − 1) x jV j i ΓV i 0 i i ~ − x ni = x ni + V n x ni i c V2 atau i (Γ − 1)V iV j i ~ x = δ j + V2 j ΓV i 0 x − x c Sedangkan penguraian untuk komponen waktu adalah c~ t = Γ(ct − Vi i x) c atau V ~ x 0 = Γ( x 0 − i x i ) . c ~ Jika dilakukan derivatif parsial koordinat K terhadap K, diperoleh (Γ − 1)V iV j ∂~ xi i δ = + j ∂x j V2 ∂~ xi ΓV i = − c ∂x 0 ΓV ∂~ x0 =− i i c ∂x ∂~ x0 = Γ. ∂x 0 Ditinjau suatu vektor−4 kontravarian di ruang K S µ = ( S 0 , S m ) = ( S 0 , S) ~ dan vektor−4 kontravarian di ruang K ~ ~ ~ ~ ~ S µ = (S 0 , S m ) = (S 0 , S) . Dengan menggunakan kaedah transformasi untuk komponen vektor kontravarian, diperoleh : ΓV S⋅V x 0 ν ∂~ x 0 0 ∂~ x0 n ~ 0 ∂~ S = ν S = 0 S + n S = ΓS 0 − n S n = Γ S 0 − c c ∂x ∂x ∂x dan xm ~ ∂~ xm ∂~ xm ∂~ ΓV m 0 m (Γ − 1)V mVn n S S m = ν Sν = 0 S 0 + n S n = − S + δ n + 2 c ∂x ∂x ∂x V (Γ − 1)S ⋅ V m ΓS 0 m = S + V − V c V2 m yang jika dinyatakan dalam notasi vektor menjadi ~ (Γ − 1)S ⋅ V ΓS 0 S=S+ V V. − c V2 Mengingat bentuk (S ⋅ V )V / V 2 = S // , kaedah untuk komponen vektor S yang sejajar V adalah ( ) ~ ΓS 0 S // = S // + (Γ − 1)S // − V = Γ S // − ( S 0 / c)V . c Sementara itu kaedah untuk komponen vektor S yang tegaklurus V adalah ~ S⊥ = S ⊥ . Selanjutnya ditinjau vektor kecepatan−4 kontravarian : V µ = (γ c, γ v ) sehingga S0 = γc dan S =γv. Untuk komponen ke nol, diperoleh γ v⋅V c γ~ c = Γ γ c + yang memberikan hasil v⋅V γ~ = Γ1 + 2 . γ c Persamaan di atas menghubungkan faktor dilatasi partikel yang bergerak di kedua kerangka. Sedangkan untuk komponen vektor, diperoleh ~ γ~ v = γ v + yang jika disederhanakan menjadi (Γ − 1)γ v ⋅ V Γγ c V− V 2 c V ~ v= v+ (Γ − 1) v ⋅ V V − ΓV V2 v⋅V Γ1 − 2 c Persamaan di atas menghubungkan vektor kecepatan−3 di kedua kerangka acuan. Kaedah untuk v // adalah ~ v −V v // = // v⋅V 1− 2 c Sedangkan untuk v ⊥ adalah ~ v⊥ = v⊥ v⋅V Γ1 − 2 c Berikutnya ditinjau vektor momentum−4 kontravarian yang memiliki komponen : P µ = ( E / c, p ) sehingga S0 = E / c dan S = p. Kaedah transformasi Lorentz untuk energi adalah p⋅V ~ E / c = Γ E / c − c atau ( ) ~ E = Γ E −p⋅V . Adapun kaedah transformasi Lorentz untuk vektor momentum−3 adalah ~ (Γ − 1)p ⋅ V ΓE p=p+ V− 2 V. 2 V c Untuk komponen vektor momentum−3 sejajar dan tegaklurus, kaedahnya adalah ( ~ ΓE p // = p // + (Γ − 1)p // − 2 V = Γ p // − ( E / c 2 ) V c dan ~ p⊥ = p ⊥ Selanjutnya ditinjau vektor gaya−4 kontravarian : ) ( F µ = γ f ⋅ v / c, f ) sehingga S0 = γ f ⋅v dan S = γ f . c Diperoleh ~ γ~ f = γ f + (Γ − 1)γ f ⋅ V Γγ f ⋅ v V− V 2 V c2 yang mana bentuk di atas dapat dituliskan menjadi ~ f+ f = (Γ − 1) f ⋅ V Γf ⋅v V− 2 V 2 V c . v⋅V Γ1 − 2 c Kaedah f untuk komponen sejajar dan tegaklurus berturut−turut adalah Γf ⋅v ~ f // + (Γ − 1) f // − 2 V f // − c f// = = v⋅V 1 − Γ1 − 2 c f ⋅v V c2 . v⋅V c 2 dan ~ f⊥ = f⊥ v⋅V Γ1 − 2 c . ~ Selanjutnya jika ditinjau kasus khusus dengan v = V , atau partikel rehat di K , yang berarti bahwa : 1− V⋅V = Γ − 2 , (f ⋅ V )V = f //V V = f //V 2 , c2 sehingga V2 f // 1 − 2 ~0 ~0 c f⊥ dan f// = = f f = = Γ f⊥ . // ⊥ V2 ΓΓ − 2 1 − 2 c ~ Jadi untuk kerangka rehat partikel di K , kaedah transformasi Lorentz untuk vektor gaya−3 adalah ~0 ~0 ~0 f = f// + f⊥ = f // + Γf ⊥ . Contoh Soal 1. Sebuah atom yang stasioner pada suatu jarak koordinat Schwarzschild r dari pusat ), memancarkan cahaya berfrekuensi ν yang diamati oleh seorang pengamat stasioner pada koordinat R (> r) dari pusat O. Tunjukkan bahwa frekuensi yang diamati adalah ν − δν dengan 1 r δν / ν = m − 1 R sampai dengan orde pertama dalam m. 2. Diketahui Aij adalah suatu tensor kovarian. Jika Bij = A ji , tunjukkan bahwa Bij juga suatu tensor kovarian. 3. Di kerangka K dengan koordinat x µ = ( s, t ) terdapat suatu vektor A µ dengan komponen A1 = 1 dan A 2 = 2. Terdapat kerangka K’ dengan koordinat x' µ = (u , v) dimana hubungan antara koordinatkoordinat tersebut adalah u = s + t dan v = s − t . Jika di K’ terdapat vektor A' µ , carilah komponen vektor tersebut. 4. Jika Ai adalah sebuah vektor kovarian, tunjukkan bahwa Bij = ∂Ai / ∂x j − ∂A j / ∂x i tertansformasi seperti sebuah tensor kovarian. 5. x, y, z adalah koordinat Kartesan datar dalam ruang tiga dimensi. Persamaan parametrik untuk parabolida hiperbolik diberikan dalam bentuk x = u + v , y = u − v , z = uv . Sebuah medan tensor kovarian pada permukaan parabolida hiperbolik tersebut memiliki komponen Auu = u 2 , Auv = Avu = −uv , Avv = v 2 . Tunjukkan bahwa komponen kontravarian medan tensor tersebut bernilai seperempat dari komponen kovarian masing-masing. 6. x, y adalah koordinat Kartesan datar pada bidang Euclidean. u , v adalah koordinat kurvilinear yang didefinisikan oleh x = a cosh u cos v , y = a sinh u sin v . Sebuah vektor kovarian memiliki komponen Ax , A y pada titik ( x, y ) dan komponen kurvilinear Au , Av . Tunjukkan bahwa Ax = 2( Au sinh u cos v − Av cosh u sin v) . a (cosh 2u − cos 2v)