Status Kualitas Lingkungan Sumatera Utara Pesisir No Isu Lingkungan Tekanan Tahun 2012 1 isu yang relevan dengan Pesisir : Habitat ekosistem pesisir dan laut mengalami degradasi, 1. Degradasi habitat wilayah demikian juga habitat ekosistem di wilayah pesisir pesisir (mangrove, terumbu karang dan pantai dan laut. Khususnya di wilayah padat kegiatan berpasir) Pantai Timur pulau 2. Alih fungsi hutan Sumatera. Rusaknya habitat mangrove menjadi perkebunan kelapa sawit, ekosistem pesisir seperti devorestasi hutan mangrove, kawasan industri dan terumbu karang dan padang pemukiman lamun telah mengakibatkan 3. Pencemaran wilayah berkurangnya pesisir dan laut oleh limbah industri dan rumah keanekaragaman hayati (biodiversity). tangga 4. Sedimentasi yang uckup tinggi di wilayah pesisir Terjadinya alih fungsi timur Sumatera Utara kawasan hutan mangrove menyebutkan perubahan peruntukan, yakni pemukiman, kawasan wisata pantai, tambak bahkan perkebunan kelapa sawit serta tumpang tindih dalam pemanfaatannya yang tidak terarah. Terjadinya biogeofisik sumber daya pesisir dan laut pada ekosistem mangrove telah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan. Luas hutan mangrove di 12 Kabupaten yang ada di wilayah pesisir Sumatera Utara seluas 86.750,30 Ha dengan presentase tutupan 26,12 %. Tahun 2013 Respon Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi kerusakan mangrove tersebut adalah dengan melakukan penanaman pohon bakau, penetapan Perda Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, serta penguatan kelembagaan UPT Kajian Pengelolaan Pesisir dan Laut, memiliki peran melakukan analisis dan pemetaan terhadap sumber daya pesisir dan laut serta pengembangan kapasitas sumber daya manusia pesisir dan laut di Sumatera Utara. No Isu Lingkungan Tekanan Respon 1 Isu yang relevan dengan wilayah Habitat ekosistem pesisir dan Upaya pengelolaan yang pesisir yaitu : laut mengalami degradasi, dilakukan untuk mengatasi demikian juga habitat kerusakan mangrove tersebut 1. Degradasi Habitat Wilayah ekosistem di wilayah pesisir adalah dengan melakukan Pesisir (Mangrove, dan laut. Rusaknya habitat penanaman pohon bakau. pesisir telah Terumbu Karang, dan ekosistem mengakibatkan berkurangnya Pantai Berpasir) hayati 2. Alih Fungsi Hutan keanekaragaman Mangrove menjadi (biodiversity). Erosi pantai perkebunan kelapa sawit, yang terjadi perencanaan tata Kawasan Indsutri, dan ruang dan pengembangan wilayah yang kurang tepat, Pemukiman 3. Pencemaran Wilayah dan pengambilan pasir laut Pesisir dan Laut oleh serta kegiatan-kegiatan lain bertujuan untuk Limbah Indsutri dan yang memanfaatkan pantai dan Rumah Tangga 4. Sedimentasi yang cukup perairannya. Laju sedimentasi tinggi di wilayah Pesisir yang merusak perairan pesisir juga terus meningkat, muara Timur Sumatera Utara sungai mengalami pendangkalan yang cepat, konisi kawasan pesisir dan laut juga bearada paa kondisi yang sangat memprihatinkan. Hutan No Isu Lingkungan Tahun 2012 1 Tekanan Sekitar 100.000 Ha hutan di Sumatera Utara diperkirakan Isu yang relevan dengan lahan dan rusak setiap tahun, sebagian besar akibat kegiatan hutan yaitu : perambahan ilegal, sisanya karena pengalihan lahan menjadi areal perkebunan 1. Masih ditemuinya lahan dan pembangunan kritis yang cukup luas di infrastruktur jalan. Kerusakan terbesar sekitar beberapa daerah 2. Konversi lahan pertanian 40% dari total kerusakan produktif menjadi kawasan hutan terjadi di kawasan terbangun/non pertanian Pantai Barat yang meliputi 3. Alih fungsi lahan dan/atau Kabupaten Tapsel, Padang Lawas, Humbang pemanfaatan kawasan Respon Upaya pengelolaan yang dilakukan berkaitan dengan lahan dan hutan adalah penghijauan, reboisasi, perbaikan fisik kehutanan dan penataan ruang. Revisi RTRW Sumatera Utara 2010-2030 dalam tahap pengesahan di legislatif. No Isu Lingkungan Tekanan Respon hutan untuk kegiatan non Hasundutan, Pakpak Barat kehutanan hingga Kabupaten Dairi. 4. Kepunahan gajah sumatera dan satwa lain di Sumatera Ruang terbuka hijau 5. Kurangnya ruang terbuka diperkotaan sangat minim, hijau di perkotaan contohnya Kota Medan saat ini hanya memiliki RTH seluas 22,1 Ha yang tersebar di 146 taman di seluruh kota. Angka itu tak sebanding dengan luas Kota Medan yang mencapai 26.510 Ha. Kota Medan yang memiliki luas 26 ribu Ha lebih dengan jumlah penduduk 2,01 juta jiwa saat malam hari dan 2,5 juta jiwa saat siang hari setidaknya membutuhkan 4 juta batang pohon penghijauan. Tahun 2013 1 Isu yang relevan dengan lahan dan Kebutuhan lahan Upaya pengelolaan yang hutan : untuk kegiatan dilakukan brkaitan dengan nonpertanian lahan dan hutan adalah cenderung terus Penghijauan, Reboisasi, 1. Masih ditemuinya lahan meningkat seiring Perbaikan fisik kehutanan, kritis yang cukup luas di dengan peningkatan dan penataan ruang. beberapa daerah jumlah penduduk dan 2. Konversi lahan pertanian perkembangan produktif menjadi kawasan struktur terbangun/non pertanian perekekonomian. 3. Alih fungsi lahan dan/atau Beberapa kasus pemanfaatan kawasan menunjukkan jka di hutan untuk kegiatan non suatu lokasi terjadi kehutanan alih fungsi lahan, 4. Kepunahan gajah sumatra maka dalam waktu dan satwa lain di Sumatera yang tidak lama lahan Utara di sekitarnya juga 5. Kurangnya ruang terbuka beralih fungsi secara hijau di Perkotaan progresif. Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan sangat minim, contohnya Kota Medan saat ini hanya memiliki RTH seluas 22,1 hektar yang No Isu Lingkungan Tekanan tersebar di 146 taman si seluruh kota. Angka itu tak sebanding dengan luas Kota Medan yang mencapai 26.510 hektar. Tingginya laju konversi atau pengalihan fungsi kawasan hutan menjadi perkebunan kelapa sawit dapat memicu kepunahan Gajah Sumatera dan satwa lain. Respon No Isu Lingkungan Tekanan Tahun 2012 1 Isu yang relevan dengan kualitas Pencemaran air sungai Deli air yaitu: dan Belawan diakibatkan oleh kegiatan Industri, lingkungan pemukiman, 1. Penurunan kualitas air pasar, rumah sakit dan Sungai Deli dan Sungai berbagai kegiatan lain di Belawan di Kabupaten Karo, Deli Serdang, dan sepanjang sungai tersebut. Berdasarkan data yang Kota Medan 2. Status cemar sedang pada diperoleh diprediksi 70% pencemaran diakibatkan oleh beberapa sungai di limbah padat dan cair. Sumatera Utara yaitu sungai Deli, Belawan dan Limbah pada atau sampah yang dihasilkan di Kota asahan Medan 1.235 ton per hari. 3. Penurunan debit sungai 4. Sedimentasi pada beberapa Limbah cair yang sungai di Sumatera Utara menyumbang sungai Deli yaitu di sungai Asahan dan berasal dari 24 jenis industri skala menengah dan 40 skala sungai Deli industri kecil, 4 hotel dan 1 5. Daya dukung dan daya rumah sakit. tampung danau Toba Respon Air Dari hasil pengamatan dan analisis air sungai Deli menunjukan nilai DO, COD, Upaya yang akan dilakukan oleh BLH Provinsi Sumatera Utara untuk meningkatkan kualitas air sungai Deli dan sungai Belawan adalah dengan penguatan kelembagaan instansi lingkungan hidup melalui penguatan kelembagaan UPT Pengelolaan Sungai Deli dan Sungai Belawan yang memiliki peranan melakukan korrdinasi terhadap stakeholder sepanjang sungai Deli dan pemantauan rutin terhadap parameter air Sungai Deli. No Isu Lingkungan Tekanan BOD dan TSS di Kecamatan Belawan sudah melewati Baku Mutu kelas 2 yang mengacu kepada PP Nomor 82 Tahun 2001. Di sungai Belawan parameter yang melampaui baku mutu air kelas 3 adalah DO, NH3N, CD, Pb, Cu, Mn dan Zn. Respon Tahun 2013 1 Isu yang relevan dengan kualitas Tingkat pencemaran air Upaya yang akan dilakukan air, yaitu : sungai di Sumatera Utara oleh BLH Provinsi Sumatera diindikasi dengan status mutu Utara untuk meningkatkan 1. Penurunan kualitas air air sungai dengan status kualitas air Sungai Deli dan Belawan adalah Sungai Deli dan Sungai cemar berat, sedang, dan Sungai penguatan Belawan di Kabupaten ringan. Pencemaran air sungai dengan instansi Karo, Deli Serdang, dan Deli dan Belawan diakibatkan kelembagaan oleh kegiatan indsutri, lingkungan hidup melalui Kota Medan pemukiman, penguatan kelembagaan UPT 2. Status cemar sedang pada lingkungan beberapa sungai di pasar, rumah sakit, dan Pengelolaan Sungai Deli dan Belawan yang Sumatera Utara, yaitu berbagai kegiatan lain di Sungai memiliki peranan melakukan Sungai Deli, Sungai, sepanjang sungai tersebut. koordinasi terhadap Belawan, dan Sungai stakeholder sepanjang Sungai Asahan Deli dan pemantauan rutin 3. Penurunan debit sungai parameter kualitas air Sungai 4. Sedimentasi pada beberapa Deli. sungai di Sumatera Utara, yaitu Sungai Asahan dan Sungai Deli 5. Daya dukung dan daya tampung Danau Toba Udara No Isu Lingkungan Tekanan Respon Lainnya No Isu Lingkungan Tahun 2012 Tekanan Respon No Isu Lingkungan 1 Isu yang relevan dengan iklim yaitu : 1. Peningkatan suhu udara 2. curah hujan yang berfluktuasi Tahun 2013 1 Isu yang relevan dengan iklim, yaitu : 1. Peningkatan suhu udara 2. Curah hujan yang berfluktuasi Tekanan Respon Beberapa wilayah di Rencana Aksi daerah (RAD) Sumatera Utara termasuk Sumatera Utara sperti yang kota Medan sudah diamanatkan dalam Perpres mengalami perubahan cuaca Nomor 61 Tahun 2011 yang cukup ekstrem. Di Kota tentang rencana Aksi Medan terjadi fluktuasi cuaca Nasional penurunan Emisi yang tidak dapat diduga Gas Rumah Kaca telah sebelumnya, misalnya pada dituangkan dalam Peraturan pagi hari cuaca terik dan Gubernur Nomor 36 Tahun siang hari berubah mendung 2012. Upaya mitigasi dan dan turun hujan deras. adaptasi perubahan iklim Dampak cuaca ekstrem yang sektor transportasi di terjadi ini mempengaruhi refleksikan dengan lahirnya sektor pertanian. Hal ini Perda Pengendalian diidentifikasi munculnya Pencemaran Udara yang telah hama wereng. Tentu saja mendapatkan pengesahan berdampak kepada tanaman dari DPRD Sumatera Utara, padi, umbi-umbian, kacang- yang dipriioritaskan terhadap kacangan, jagung, kedelai, sumber bergerak dengan palawija serta holtikultura kebijakan retribusi kendaraan seperti sayur, buah-buahan, bermotor melalui perhitungan bunga-bungaan dan ilmiah dalam naska akademik biofarmaka. sehingga direncanakan menjadi pendapatan asli daerah yang diarahkan Berdasarkan pemantauan dalam tahun 2011, terdapat pengelolaan lingkungan 113,4 hektar area pertanian di hidup di Sumatera Utara. Sumatera Utara yang mengalami serangan hama akibat cuaca ekstrem tersebut. Daerah yang mengalami serangan hama itu adalah Kabupaten Labuhan Batu (105 Ha), Langkat (0,4 Ha) dan Labuhan Batu Utara (8 Ha). Beberapa wilayah di Upaya mitigasi dan adaptasi Sumatera Utara termasuk perubahan iklim sektor Kota Medan sudah transportasi direfleksikan mengalami perubahan cuaca dengan lahirnya Perda yang cukup Pengendalian Pencemaran ekstrem. Dampak cuaca Udara yang telah mendapat Ekstrem yang terjadi ini pengesahan dari DPRD mempengaruhi sektor Sumatera Utara, yang pertanian. Hal ini dipriotaskan trhadap sumber diidentifikasi dari munculnya bergerak dengan kebijakan No Isu Lingkungan Tekanan Respon hama wereng. Tentu saja retribusi kendaraan bermotor berdampak kepada tanaman melalui perhitungan ilmiah padi, umbi-umbian, kacang- dalam naskah akademik kacangan, jagung, kedelai, sehingga direncanakan palawija serta holtikultura menjadi pendapatan asli seperti sayur, buah-buahan, daerah yang diarahkan bunga-bungaan, dan pengelolaan lingkungan biofarmaka. hidup di Sumatera Utara. Tahun 2013 1 Isu relevan dengan bencana alam, Bencana alam di Sumatera yaitu : Utara umumnya terdiri dari banjir, longsor, gempa, dan 1. Banjir yang terjadi di kekeringan. Hal tersebut juga dengan beberapa daerah seperti berkaitan Kabupaten Mandailing bencana iklim. Natal 2. Longsor di daerah pegunungan 3. Terjadinya bencana longsor akibat penambangan emas ilegal di Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013 1 Isu yang relevan persampahan, yaitu : dengan Pengelolaan sampah di Sumatera Utara masih menjadi polemik yang 1. Belum adanya pengelolaan memerlukan pemikiran yang sampah yang disesuaikan sering melalui kebijakan dengan peraturan yang nasional dan regional. Hal ini teridentifikasi melalui berlaku pencemaran 2. Belum terimplementasinya permasalahan konsep pengelolaan akibat dari pembuangan sampah di kawasan perkotaan sampah 3R tertutama Kota Medan, adalah hal yang angat penting untuk diatasi. seperti yang telah disebutkan diatas bahwa Provinsi Sumatera Utara telah melakukan perhitungan karakteristik sampah untuk menjadi dasar pertimbangan kebijakan penentuan teknologi yang sesuai dalam pengolahan sampah di Sumatera Utara.