73 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian Sifat Penelitian adalah deskriptif, di mana penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi obyek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu. 126 Sedangkan pendekatan penelitian ini adalah kualitatif, di mana menurut Strauss dan Corbin (2003) penelitian kualitatif dimaksud sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Selanjutnya, dipilihnya penelitian kualitatif karena kemantapan peneliti berdasarkan pengalaman penelitiannya dan metode kualitatif dapat memberikan rincian yang lebih kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode kuantitatif. 127 126 M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Kencana, Jakarta, 2010, Edisi Pertama, Cet Ke-4, hal. 68 127 Purbayu Budi Santosa, Metode Penelitian Kualitatif 74 3.2. Metode Penelitian Metode Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian analisis semiotika. Metode penelitian semiotika adalah sebuah model dalam memahami dunia sebagai sistem hubungan yang memiliki unit dasar yang disebut “tanda” atau dapat dikatakan bahwa semiotika mempelajari keberadaan suatu tanda. Analisis semiotika yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis semiotika budaya (kultural) Roland Barthes. Dalam semiotika budaya Roland Barthes, digunakan konsep sintagmatik dan paradigmatik untuk menjelaskan gejala budaya, seperti sistem busana, menu makan, arsitektur, lukisan, film, iklan, dan karya sastra. Barthes juga mengemukakan konsep mengenai “konotasi” dan “mitos” sehingga dalam penelitian mengenai mitos dan makna dalam sebuah iklan ini akan sangat relevan untuk menggunakan pendekatan teori Roland Barthes. 3.3. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah iklan POND’s Flawless White 7 days to love. 3.4. Teknik Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer Pengamatan atau observasi langsung terhadap iklan POND’s Flawless White 7 days to love. 75 3.4.2. Data Sekunder Studi pustaka dari berbagai buku, kajian literature, baik berupa jurnal, artikel, maupun hasil penelitian sebelumnya. Terakhir adalah penelusuran data lewat internet. 3.5. Unit Analisis Unit Analisis yang akan diamati dalam penelitian ini berupa visual, yang meliputi gambar bergerak (adegan), teks tertulis, warna dominan, setting, kostum dan visual effect. 3.6. Fokus Penelitian Fokus penelitian terletak pada makna-makna (baik berupa makna denotatif maupun konotatif), mitos-mitos seputar kulit putih, dan unsur sinematik yang digunakan dalam iklan untuk menyiratkan makna tertentu. 3.7. Definisi Konsep 3.7.1. Iklan Iklan merupakan bentuk komunikasi massa dalam dunia pemasaran yang memberikan informasi mengenai produk dan jasa. Selain itu iklan juga digunakan untuk membujuk dan mempengaruhi khalayak. Lebih jauh, iklan juga mampu membentuk persepsi khalayak mengenai suatu produk dan jasa. 3.7.2. Mitos Mitos adalah suatu cara yang digunakan masyarakat untuk menyampaikan fenomena-fenomena di sekitar mereka yang belum bisa dijelaskan secara ilmiah. Mitos merupakan pendekatan yang dipakai sejak 76 jaman dahulu untuk menceritakan asal-usul, riwayat ataupun peristiwaperistiwa alam. 3.7.3. Makna Makna adalah pemahaman yang terkandung dalam suatu obyek, peristiwa ataupun kata-kata. Makna dapat berubah, dan suatu obyek tidak pernah memiliki satu makna. Makna terdiri atas makna denotatif , yaitu makna yang berasal dari kamus dan bersifat obyektif sedangkan makna konotatif adalah makna denotatif yang disertai dengan ingatan, pengalaman, dan perasaan sehingga bersifat subjektif. 3.8. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis wacana dengan pendekatan paradigma kritis. Di dalam analisi wacana kritis ini, media ditempatkan sebagai ruang atau forum publik (public forum) yang bebas dan di dalam forum tersebut setiap unsur masyarakat berkompetisi untuk mewacanakan simbol-simbol yang merepresentasikan ideologi mereka masing-masing. Jadi, wacana adalah proses komunikasi, yang menggunakan simbol-simbol, yang berkaitan dengan interpretasi dan peristiwa-peristiwa, di dalam sistem kemasyarakatan yang luas. Melalui pendekatan wacana pesanpesan komunikasi, seperti kata-kata, tulisan, gambar-gambar, dan lain-lain, tidak bersifat netral atau steril. Eksistensinya ditentukan oleh orang-orang yang menggunakannya, konteks peristiwa yang berkenaan dengannya, situasi masyarakat luas yang melatarbelakangi keberadaannya, dan lain-lain. 77 Kesemuanya itu dapat berupa nilai-nilai, ideologi, emosi, kepentingankepentingan, dan lain-lain. Sedangkan paradigma kritis mengandung pandangan tentang dunia, cara pandang untuk menyederhanakan kompleksitas dunia nyata. Paradigma memberi gambaran pada kita mengenai apa yang penting, apa yang dianggap mungkin dan sah untuk dilakukan, apa yang dapat diterima akal sehat. Dalam paradigma kritis bahasa tidak dipahami sebagai medium netral melainkan sebagai representasi yang berperan dalam membentuk subjek tertentu, tematema wacana tertentu, maupun strategi-strategi di dalamnya. Karenanya, analisis isi digunakan untuk menguraikan segala sesuatu yang ada di dalam setiap proses bahasa. Tahap-tahap penelitian dalam analisis wacana adalah memilih suatu fenomena untuk diamati, kemudian menentukan unit analisis yang akan dikaji dan memilih obyek penelitian yang menjadi sasaran analisis. Setelah itu menentukan metode pengolahan data, kemudian mengklasifikasi data. Selanjutnya data dianalisis berdasarkan mitos, makna dan ideologi yang ada.