BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Teori Dasar 2.1.1 Definisi komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa Latin communicatio yang berarti ‘pemberitahuan’ atau ‘pertukaran pikiran ’ . Jadi , secara garis besar ,suatu proses komunikasi haruslah terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan) . Proses komunikasi dapat diartikan sebagai ‘transfer informasi’ atau pesan (message) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima sebagai komunikan. Dalam proses komunikasi tersebut bertujuan untuk mencapai saling pengertian (mutuan understanding) antara kedua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi. Dalam proses komunikasi , komunikator mengirimkan pesan / informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi . Adapun beberapa definisi komunikasi dari pakar , sebagai berikut : 1. Komunikasi adalah proses yng menggambarkan siapa mengatakan apa dengan cara apa , kepada siapa dengan efek apa ( Laswell) 2. Komunikasi merupakan rangkaian proses pengalihan informasi dari satu orang kepada orang lain dengan maksud tertentu . 3. Komunikasi adalah proses yang melibatkan seseorang untuk menggunakan tanda-tanda (alamiah atau universal berupa simbol – 12 13 simbol berdasarkan perjanjian manusia ) verbal atau nonverbal yang didasari atau tidak disadari bertujuan untuk mempengaruhi sikap orang lain. 4. Komunikasi adalah proses di mana seseorang individu atau komunikator mengoperkan stimulan biasanya dengan lambanglambang bahasa ( verbal maupun non-verbal ) untuk megubah tingkah laku orang lain . (Carl I. Hovland). 5. Komunikasi adalah penyebaran informasi , ide-ide sebagai sikap atau emosi dari seseorang kepada orang lain terutama melalui simbolsimbol (Theodorson dan Thedorson ). 6. Komunikasi adalah seni menyampaikan informasi , ide dan sikap seseorang kepada orang lain (Edwin Emery) . 7. Komunikasi adalah suatu proses interaksi yang mempunyai arti antara sesama manusia (Delton E, Mc Farland) 8. Komunikasi adalah proses sosial , dalam arti pelempran pesan /lambang yang mana mau tidak mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk perilaku manusia dan adat kebiasaan . (William Albig). 9. Komunikasi berarti suatu mekanisme suatu hubungan antarmanusia dilakukan dengan mengartikan simbol secara lisan dan membacanya melalui ruang dan menyimpan dalam waktu (Charles H. Cooley). 14 10. Komunikasi merupakan proses pengalihan suatu maksud dari sumber kepada penerima , proses tersebut merupakan suatu seri aktivitas, rangkaian atau tahap-tahap yang memudahkan peralihan maksud tersebut (A.Winnet) . 11. Komunikasi merupakan interaksi antarpribadi yang menggunakan sistem simbol lingustik , seperti sistem simbol verbal (kata-kata) dan nonverbal. Sistem ini dapat disosialisasikan secara langsung / tatap muka atau melalui media lain (tulisan , oral, dan visual) (Karlfried Knapp). Dari beberapa definisi tersebut, maka dapat kita golongkan ada tiga pengertian utama komunikasi , yaitu pengertian secara etimologis , terminologis , dan paradigmatis. 1. Secara etimologis , komunikasi dipelajari menurut asal-usul kata , yaitu komunikasi berasal dari bahasa Latin ‘communicatio’ dan perkataan ini bersumber pada kata ‘communis’ yang berarti sama makna mengenai sesuatu hal yang dikomunikasikan. 2. Secara terminologis , komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. 3. Secara paradigmatis , komunikasi berarti pola yang meliputi sejumlah komponen berkorelasi satu sama lain secara fungsional untuk mencapai suatu tujuan tertentu . contohnya adalah ceramah , kuliah, dakwah , diplomasi , dan sebagainya. Demikian pula 15 pemberitahuan surat kabar dan majalah , penyiaran radio dan televisi atau pertunjukan film di gedung bioskop , dan lain-lain. 2.1.2 Proses Komunikasi Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai dari saat menciptakan informasi sampai dipahami oleh komunikan . Komunikasi adalah sebuah proses , sebuah kegiatan yang berlangsung kontiniu . Dalam aplikasinya , langkah – langkah dalam proses komunikasi adalah sebagai berikut : Gambar 1 Proses komunikasi 1.Langkah pertama , ide / gagasan diciptakan oleh sumber / komunikator. 2. Langkah kedua , ide yang diciptakan tersebut kemudian dialihbentukan menjadi lambang-lambang komunikasi yang mempunyai makna dan dapat dikirman. 3. Langkah ketiga , pesan yang telah di-encoding tersebut selanjutnya dikirimkan melalui saluran / media yang sesuai dengan karakteristik lambang –lambang komunikasi ditujukan kepada komunikan. 16 4. Langkah keempat , penerima menafsirkan isi pesan sesuai dengan persepsinya untuk mengartikan maksud pesan tersebut. 5. Langkah kelima , apabila pesan tersebut telah berhasil di –decoring , khalayak akan mengirim kembali pesan tersebut ke komunikator. Dengan demikian , sejak ide itu diciptakan sampai dengan dipahaminya pesan komunikasi yang menimbulkan umpan balik merupakan suatu proses komunikasi. Lima tahap terjadinya proses komunikasi memiliki 5 unsur komunikasi. Wilbur Schramm mengatakan bahwa untuk terjadinya proses komunikasi paling sedikit harus memiliki 3 unsur komunikasi , yaitu komunikator , pesan, dan komunikan . Harold D Laswell memperkenalkan 5 formula komunikasi untuk terjadinya suatu proses komunikasi, yaitu • Who, yakni berkenan dengan siapa yang mengatakan. • Says What , yakni berkenaan dengan saluran apa. • In Which Channel , yakni berkenaan dengan saluran apa. • To Whom , yakni berkenaan dengan ditujukan kepada siapa. • With What Effect , yakni berkenaan dengan pengaruh apa. Berdasarkan formula Laswell , maka terdapat lima komponen komunikasi agar dapat terjadi proses komunikasi , yaitu • KOMUNIKATOR • PESAN 17 • MEDIA • KOMUNIKAN • PENGARUH Esensi dalam proses komunikasi adalah untuk memperoleh kesamaan makna di antara orang yang terlibat dalam proses komunikasi antarmanusia. Melalui proses ini, individu menyesuaikan dirinya dengan orang lain melalui proses yang disebut pengiriman (transmitting) dan penerimaan (receiving ) . Dalam model transaksional , bukan sekedar seseorang berbuat sesuatu kepada orang lain, melainkan perbedaan antara sumber dan penerima yang berubah ubah dapat mempengaruhi proses komunikasi . Sumber asal dapat mempengaruhi sumber. Sebagai contoh, pengaruh pemikiran khalayak terhadap program mempengaruhi programer televisi dalam merancang acara televisi . 2.1.3. Efek Komunikasi Setiap komunikasi pasti memiliki efek . Dalam konsep komunikasi paradigmatis disebutkan bahwa komunikasi merupakan sebuah pola yang meliputi sejumlah komponen (unsur ) serta memiliki dampak-dampa tertentu . Adapun pola-pola komunikasi memiliki dampak, anatar lain penyuluhan , penerangan , propaganda, kampanye , pendidikan , acara radio/ televisi , pemutaran film /video , dan diplomasi. 18 Pada dasarnya komunikasi memiliki 3 dampak , yaitu 1. Memberikan informasi , meningkatkan pengetahuan , menambah wawasan. Tujuan ini sering disebut tujuan kognitif. 2. Menumbuhkan perasaan tertentu , menyampaikan pikiran , ide atau pendapat. Tujuan ini sering disebut tujuan afektif. 3. Mengubah sikap, prilaku dan perbuatan . Tujuan ini sering disebut tujuan konatif atau psikomotorik. Untuk mencapai tujuan tersebut , maka diperlukan pola komunikasi yang sesuai dengan yang menjadi tujuan komunikasi. Seperti yang dijelaskan berikut ini. No Dampak 01 Kognitif 02 Afektif Pola Komunikasi Fungsi 1. kesadaran Menjelaskan tentang sesuatu hal agar 2. pengetahuan sesuatu 3. dipahami. pengamatan itu dapat dimengerti dan 1. Perasaan / emosi Menumbuhkan perasaan tertentu agar 2. Sikap mudah dihayati 3. Perbuatan 03 Psikomotor 1. Prilaku Menimbulkan perubahan sikap, agar 2. tindakan berperilaku langsung 3. aksi sesuai dengan diinginkan oleh komunikator. yang 19 Tabel 1 Pola Komunikasi (Marhaeni Fajar, 2009 : 38) 2.1.4 Karakteristik komunikasi Karakteristik saluran komunikasi dibagi menjadi tiga , yaitu : 1. Media Cetak Dengan adanya teknologi komunikasi baru , publikasi cetak masih menjadi media utama untuk komunikasi internal di kebanyakan organisasi. Bayangkan bagaimana persaingan menarik perhatian pada publikasi ini harus diatasi saat publikasi itu sampai dirumah karyawan dan keluarganya Terdiri dari : majalah , koran , surat , newsletter. 2. Media elektronik Menyediakan informasi dalam bentuk Audible , Visual , dan Audio Visual terdiri dari : radio , televisi , satelit, display, video , telekonferensi, hotline , dan internet 3. Komunikasi tatap muka Komunikasi langsung dengan personal , teman , keluarga , mitra kerja , dll. (Marhaeni Fajar , 2009 : 59) 2.1.5 Hambatan Komunikasi 1. Hambatan dari proses komunikasi a. Hambatan dari pengirim pesan 20 b. Hambatan dalam penyandian / simbol. c. Hambatan media d. Hambatan dalam bahasa sandi. e. Hambatan dari penerima pesan. f. Hambatan dalam memberikan balikan. 2. Hambatan fisik Hambatan fisik dapat menggangu komunikasi yang efektif , cuaca gangguan alat komunikasi , dan lain-lain. Misalnya : a) Gangguan kesehatan b) Gangguan alat komunikasi c) Kelainan pada bentuk tubuh 3 Hambatan Semantik Kata –kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda , tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima , dengan kata lain bahasa yang digunakan berbeda. 4. Hambatan Psikologis Hambatan yang berasal dari sikap dan perbuatan yang tidak mendukung proses komunikasi , seperti trauma , dll. (Marhaeni Fajar , 2009 : 62) 2.2 Komunikasi Massa 21 2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (Rakhmat , 2003 :188), yakni : Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah : radio siaran , dan televisi – keduanya dikenal sebagai media elektronik ; surat kabar dan film sebagai media komunikasi massa adalah film bioskop. Hal tersebut didukung oleh Gerbner (Rakhmat , 2003: 188) bahwa komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Ahli komunikasi lainnya , Joseph A. Devito merumuskan definisi komunikasi massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang pengertian massa serta tentang media yang digunakannya. Ia mengemukakan definisinya dalam dua item , yakni :” Pertama , komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa , kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang menonton televisi , tetapi ini berarti bahwa khalayak Maka dari itu , komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar , heterogen , dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. ( Rakhmat , 2003: 189) 22 2.2.2 Fungsi Komunikasi Massa Komunikasi massa memiliki beberapa fungsi, yaitu: (Nurudin, 2007: 66-90) 1. Informasi. Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi informasi ini adalah berita-berita yang disajikan. Fakta-fakta yang dicari wartawan di lapangan kemudian dituangkannya dalam tulisan juga merupakan informasi. Dalam istilah jurnalistik, fakta-fakta tersebut bisa diringkas dalam istilah 5W + 1H. Fungsi pers adalah melaporkan peristiwa di dalam masyarakat yang lebih kompleks dan memberikan makna terhadap peristiwa-peristiwa tersebut. 2. Hiburan Fungsi hiburan untuk media elektronik menduduki posisi yang paling tinggi dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain, karena masyarakat menjadikan televisi sebagai media hiburan. Selain itu, Charles R.Wright membuat tabel untuk memperjelas fungsi hiburan: Masyarakat Individu Subkelompok tertentu Fungsi Pelepasan lelah Pelepasan lelah Memperluas bagi kelompok- kekuasaan, kelompok mengendalikan massa bidang kehidupan Kebudayaan 23 Disfungsi Mengalihkan Meningkatkan kepastian, Memperlemah publik memperendah cita rasa, estetik “budaya menghindarkan memungkinkan pelarian / pop” aksi sosial pengasingan diri Tabel 2 Fungsi Hiburan 3. Persuasi Fungsi persuasif komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan fungsi informasi dan hiburan. Banyak hal yang dibaca, didengar, dan dilihat khalayak penuh dengan kepentingan persuasif. Menurut Josep A. Devito (1997) fungsi persuasi dianggap sebagai fungsi paling penting dari komunikasi massa. Persuasi bisa daang dari berbagai macam bentuk: a. Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang. b. Mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang. c. Menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu. d. Memperkenalkan etika, atau menawarkan sistem nilai tertentu. Media massa juga mampu menggerakkan seseorag untuk berbuat sesuatu hal dan tidak berbuat hal lain. Selain itu, media massa dalam beberapa kasus dapat menunjukkan sebuah etika, dimana menunjukkan etika yang baik dan mana yang tidak baik. 4. Transmisi Budaya Transmisi budaya merupakan salah satu fungsi komunikasi massa yang paling luas, meskipun paling sedikit dibicarakan. Transmisi budaya tidak dapat dielakkan selalu hadir dalam berbagai bentuk komunikasi yang mempunyai 24 dampak pada penerimaan individu. Transmisi budaya mengambil tempat dalam dua tingkatan, kontemporer dan historis. Dalam tingkatan kontemporer, media massa memperkuat konsensus nilai masyarakat, dengan selalu memperkenalkan bibit perubahan secara terus-menerus. 5. Mendorong Kohesi Sosial Di dalam fungsi ini, media massa mendorong masyarakat untuk bersatu, dimana media massa merangsang masyarakat untuk memikirkan dirinya bahwa bercerai-berai bukan keadaan yang baik bagi kehidupan mereka. Media massa yang memberitakan arti pentingnya kerukunan hidup umat beragama, sama saja media massa itu mendorong kohesi sosial. Paul Lazarfeld dan Robert K. Merton mengatakan bahwa media juga mempunyai fungsi narcotising dysfunction (racun pembius), yaitu dimana media massa tidak dikelola secara bijak atau bahkan hanya mengejar keuntungan materi bisa menjadi “racun” bagi masyarakat. 6. Pengawasan Menurut Laswel, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan yang artinya, menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran infromasi mengenai kejadian-kejadian yang ada di sekitar kita. Fungsi pengawasan dibagi menjadi dua, yaitu pengawasan peringatan dan pengawasan instrumental. 7. Korelasi Fungsi korelasi yang dimaksud adalah fungsi yang menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya. Erat kaitannya dengan fungsi ini adalah peran media massa sebagai penghubung antara berbagai komponen masyarakat. Sebuah berita disajikan oleh seorang reporter akan menghubungkan antara narasumber dengan pembaca surat kabar. Menurut 25 Charles R. Wright fungsi korelasi juga termasuk menginterpretasikan pesan yang menyangkut lingkungan dan tingkah laku tertentu dalam mereaksi kejadiankejadian. 8. Pewarisan Sosial Menurut fungsi ini, media massa berfungsi sebagai seorang pendidik, baik yang menyangkut pendidikan formal maupun informal yang mencoba meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata, dan etika dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Jay Black dan Frederick C. Whitney mengatakan fungsi pewarisan sosial dengan transmisi budaya. Menurut mereka, transmisi budaya media massa bisa memperkuat kesepakatan nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat. Selain itu, media juga berperan untuk selalu memperkenalkan ide-ide perubahan yang perlu dilakukan masyarakat secara terus-menerus. 9. Melawan Kekuasaan dan Kekuatan Represif Komunikasi massa bisa menjadi sebuah alat untuk melawan kebebasan dan kekuatan represif. Komunikasi massa berperan memberikan informasi, tetapi informasi yang diungkapkan mempunyai motif-motif tertentu untuk melawan kemapanan. Diakui bahwa komunikasi massa juga bisa berperan untuk memperkuat kekuasaan, tetapi bisa juga sebaliknya. 10. Menggugat Hubungan Trikotomi Hubungan trikotomi adalah hubungan yang bertolak belakang antara tiga pihak. Dalam kajian komunikasi hubungan trikotomi melibatkan pemerintah, pers, dan masyarakat, dimana ketiga pihak tersebut dianggap tidak pernah mencapai sepakat karena perbedaan kepentingan masing-masing. Pemerintah 26 memiliki posisi yang paling berkuasa dan menentukan atas masyarakat dan pers. Hubungan trikotomi tersebut tidak bersifat demokratis. Di dalam fungsi ini, komunikasi massa melalui media massa memiliki tugas penting untuk mengubah hubungan trikotomi yang tidak adil. 2.2.3 Efek Komunikasi Massa Efek diartikan sebagai semua jenis perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah menerima sesuatu pesan komunikasi dari suatu sumber. Perubahan yang dimaksud dapat meliputi perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku nyata. Jenis dan sifat efek komunikasi massa terhadap khalayak ditentukan oleh bekerjanya sejumlah faktor. Faktor-fakor tersebut, menurut Wilbur Schramm adalah pesan, situasi, kepribadian audiens serta kelompok, ketika audiens menjadi anggotanya. Menurut Bernard Berelson faktor-faktor itu berupa jenis saluran komunikasi, persoalannya, orang yang menjadi sasaran serta kondisi ketika komunikasi itu berlangsung menurut Wiryanto di Teori Komunikasi Massa . Dan menurut Keith R. Stamm dan John E. Bowes, efek komunikasi massa dibagi menjadi dua bagian dasar: (Nurudin, 2007: 206-213). 1. Efek Primer Efek primer meliputi terpaan, perhatian, dan pemahaman. Secara sederhana, efek primer terjadi jika ada orang yang mengatakan telah terjadi proses komunikasi terhadap objek yang dilihatnya. Ketika sebuah pesan diterima oleh audience dan menyita perhatiannya, terkadang masih sulit untuk dimengerti. Sebagaimana komunikator dalam komunikasi antarpersona, ia dapat langsung mengetahui bahwa pesannya tidak bisa dimengerti. Tetapi, dalam komunikasi 27 massa serimg kali komunikator tidak mengetahui apakah pesannya bisa dimengerti atau tidak. Hal ini disebabkan umpan balik dalam komunikasi massa sangat terbatas dan tidak ada cara praktis untuk mengecek apakah pesan yang disiarkan bisa dipahami. Untuk mengurangi dampak ketidakpahaman, komunikator dalam komunikasi massa terkadang melakukan berbagai cara untuk memahamkan pesan-pesannya. Bentuk penelitian yang dilakukan agar pesan-pesan yang disampaikan saluran komunikasi massa bisa dipahami adalah dengan menggunakan “formula menarik” yang bisa digunakan unuk meramalkan seberapa jauh pemahaman audience terhadap suatu pesan. 2. Efek Sekunder Efek sekunder meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan pengetahuan dan sikap), dan perubahan perilaku (menerima dan memilih). Menurut pendapat Swanson (1979) ide dasar yang melatarbelakangi efek ini adalah bahwa “audience” aktif di dalam memanfaatkan media massa. Dimana individu menggunakan isi media untuk memenuhi tujuan mereka di dalam usaha menikmati media massa. Tujuan tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan individu masing-masing. Jika kebutuhan sudah memenuhi saluran komunikasi massa, berarti individu mencapai tingkat “kepuasan” (Keith R.Stamm dan John E. Bowes, 1990). Menurut John R. Bittner (1996), fokus utama efek ini adalah tidak hanya bagaimana media mempengaruhi audience, tetapi juga bagaimana audience mereaksi pesan-pesan media yang sampai pada dirinya. Media yang mampu digunakan untuk komunikasi massa, yaitu media massa, baik yang berupa media cetak, audio, audio visual, film dan media luar 28 ruang. Media adalah kata yang berasal dari bahasa latin medius, yang berarti perantara. Media massa adalah media yang mampu meraih banyak pembaca atau penonton tanpa mengetahui identitasnya (Rosmawaty, 2010: 123-128). 1. Media Cetak Media cetak adalah suatu media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media ini terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar, atau foto, dalam tata warna dan halaman putih. Fungsi utamanya, adalah memberi informasi dan menghibur. Media cetak adalah suatu dokumen atas segala hal yang dikatakan orang lain dan rekaman peristiwa yang ditangkap oleh sang jurnalis dan diubah dalam bentuk kata-kata, gambar, foto dsb. 2. Media televisi Mulai dikenal di Indonesia pada tahun 1962, ketika Presiden Soekarno menginstruksikan kepada Direktorat Perfilman Negara dan Direktur Teknik Jawatan Radio untuk mendukung penyelenggaraan Asian Games IV di Jakarta. 3. Media Radio Menurut David Lerner, The Passing of The Traditional Society, karena media radio dalam perkembangannya sangat akrab dengan masyarakat tradisional dan kaum muda. Media radio memiliki kemampuan sebagai berikut: a. Mampu menjangkau khalayak sasaran yang besar pada waktu yang bersamaan. b. Mampu menjangkau individu atau kelompok masyarakat yang hidup terpencil dan terpencar-pencar seperti kehidupan masyarakat agraris pada umumnya. 29 c. Cepat menyampaikan pesan sehingga dapat memberikan informasi mutakhir yang berguna. d. Mengatasi berbagai kendala geografis. e. Mudah dimengerti , tidak memerlukan kemampuan membaca. f. Tidak memerlukan konsentrasi yang tinggi ,dapat didengar sambil lalu. 2.3 Teori Teori Khusus 2.3.1 Uses and Gratification Theory (Teori Kegunaan dan Gratifikasi) Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Herbert Blumer dan Eliha Katz, dimana teori ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif dalam memilih dan menggunakan media. Dengan kata lain, pengguna media memainkan peran aktif dalam memilih dan menggunakan media, dimana pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya (Nurudin, 2007: 191-192). Teori uses and gratifications lebih menekankan pada pendekatan manusiawi dalam melihat media massa, dimana manusia mempunyai otonomi, wewenang untuk memperlakukan media. Teoretikus kegunaan dan gratifikasi menganggap orang aktif karena mereka mampu untuk mempelajari dan mengevaluasi berbagai jenis media untuk mencapai tujuan komunikasi. Teori kegunaan dan gratifikasi memberikan sebuah kerangka untuk memahami kapan dan bagaimana konsumen media individu menjadi lebih atau kurang aktif dan konsekuensi dari keterlibatan yang meningkat atau menurun. 30 Banyak asumsi kegunaan dan gratifikasi secara jelas dinyatakan oleh para pencetus pendekatan ini (katz, blumler, & guretvitch, 1974). Mereka menyatakan bahwa terdapat lima asumsi dasar teori ini: (West & Turner, 2008: 104) ‐ Khalayak aktif dan pengguna medianya berorientasi pada tujuan ‐ Inisiatif dalam menghubungkan kepuasan kebutuhan pada pilihan media tertentu terdapat pada anggota khalayak. ‐ Media berkompetisi dengan sumber lainnya untuk kepuasan kebutuhan ‐ Orang mempunyai cukup kesadaran diri akan penggunaan media mereka, minat, dan motif sehingga dapat memberikan sebuah gambaran yang akurat mengenai kegunaan tersebut kepada para peneliti. ‐ Penilaian mengenai nilai isi media hanya dapat dinilai oleh khalayak. Teori uses and gratification seperti dirintis oleh Jack M. Leod dan Lee B. Becker (1981:69) memberikan penekanan pada kecenderungan audien yang aktif dalam mengkonsumsi media, yakni bahwa the person follows his/her interests, choosing media content according to needs and synthesize content to satisfy rhose/those needs (Pawito, 2007: 207). Teori ini merupakan kebalikan dari teori peluru, dimana dalam teori peluru media sangat aktif dan all powerfull, sementara audience berada di pihak yang pasif. Teori uses and gratifications lebih menekankan pada pendekatan manusiawi dalam melihat media massa, dimana manusia mempunyai otonomi, wewenang untuk memperlakukan media (Nurudin, 2007: 192). Teori ini mendasarkan asumsinya pada gagasan bahwa konsumen atau audiens media bersifat aktif. Hal ini berarti adanya sifat sukarela sera pilihan 31 selektif audiens terhadap proses komunikasi. Jay G. Blumler (1979) mengemukakan sejumlah gagasan menggunakan media, yang mencakup: (Morrison, Wardhani, Hamid, 2010: 80-81) 1. Kegunaan: media memiliki kegunaan dan orang dapat memanfaatkan kegunaan media. 2. Kehendak: motivasi menentukan konsumsi media, dimana ketika orang membutuhkan hiburan dari televisi maka mereka mencari program komedi. 3. Seleksi: penggunaan media oleh audiens mencerminkan ketertarikan atau preferensinya. 4. Tidak terpengaruh hingga terpengaruh: audiens menciptakan makna terhadap isi media yang akan mempengaruhi apa yang mereka pikirkan dan kerjakan, namun mereka juga secara aktif sering menghindar terhadap jenis pengaruh media tertentu. Schramm berusaha menegaskan bahwa audiens media massa menilai tingkat hasil (level of reward) atau kepuasan (gratification) yang mereka harapkan dari media dan pesan yang disampaikan dengan cara membandingkannya dengan banyaknya pengorbanan yang harus diberikan untuk mendapatkan hasil (Morrison, Wardhani, Hamid, 2010: 83). Teori uses and gratifications mendapat pijakan yang semakin kokoh dengan munculnya teori hierarki kebutuhan dan motivasi dari Abraham Maslow (1970). 32 Gambar 2 Uses and Gratification Model Sumber: Richard West & Lynn H. Turner, 2004: 394 Teori hierarki kebutuhan dan motivasi menyatakan bahwa orang akan selalu berupaya secara aktif untuk memuaskan hierarki kebutuhannya, dan orang yang berhasil mencapai satu tingkatan pada hierarki akan berupaya mencapai tingkatan yang lebih tinggi. Berdasarkan gagasan Maslow, bahwa manusia secara aktif mencari segala hal yang dapat memenuhi kebutuhannya sangat sesuai dengan gagasan dari Katz, Blumler, dan Gurevitch mengenai bagaiman orang mengonsumsi komunikasi massa. Manusia dapat dan secara aktif ikut serta dalam proses komunikasi massa (Morrison, Wardhani, Hamid , 2010: 83-84). Teori uses and gratifications beroperasi dalam beberapa cara yang bisa dilihat dalam bagan dibawah ini. Sumber pemuasan kebutuhan yang berhubungan dengan non media: 1. Keluarga, temanteman 2. Komunikasi interpersonal 33 Gambar 3 Teori Uses and Gratification Kebutuhan kognitif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan, dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, juga memuaskan rasa penasaran kita dan dorongan untuk penyelidikan kita. Kebutuhan afektif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan, dan emosional. Kebutuhan pribadi secara integratif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Kebutuhan sosial secara integratif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan 34 peneguhan kontak dengan keluarga , teman , dan dunia. Hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi. Sementara itu, kebutuhan pelepasan adalah kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan , ketegangan , dan hasrat akan keanekaragaman . (Nurudin, 2007: 194-195). 2.3.2 Konsep Minat Banyak pendapat yang menyebutkan bahwa keputusan seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu didasarkan kepada minat orang tersebut. Hardjana mengartikan minat sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Menurut Hardjana , Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan suatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat Menurut Hafied Cangara (2002: 65) , minat berarti perhatian , kesukaan , hasrat terhadap suatu keinginan. Menurut Effendy dalam buku Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi (2000:13) , minat adalah kelanjutan perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya hasrat untuk melakukan tindakan yang diharapkan. Sedangkan menurut Kamus Basar Bahasa Indonesia ( 1998:583), minat diartikan sebagai perhatian , ketertarikan , kecenderungan hati , yang dimiliki oleh individu secara mendalam untuk mendapat sesuatu yang diinginkan dengan cara membayar pengorbanan atau pengorbanan lainnya. Minat bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir, minat merupakan suatu hasil belajar, mempengaruhi proses belajar selanjutnya, serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Proses belajar dipengaruhi oleh minat karena dengan 35 adanya minat, seseorang akan memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tertentu. Perhatian yang lebih besar ini membuat seseorang lebih giat dan mudah untuk mempelajari sesuatu. Minat merupakan motivator yang kuat untuk melakukan suatu aktivitas (Sandjaja, 2004:2). Minat merupakan suatu keadaan dalam diri individu yang mampu mengarahkan perhatiannya untuk objek tertentu , yang dianggap penting yang mampu mendorong mereka untuk cenderung mencari objek yang disenangi tersebut. Adapun ciri-ciri minat dapat dilihat dari : 1. Minat timbul dari perhatian terhadap suatu objek 2. Setiap orang mempunyai kesukaan terhadap objek yang diminati 3. Minat memunculkan kecenderungan hati untuk melakukan suatu kegiatan. Minat berkembang karena 3 aspek yaitu : 1. Efek kognitif yaitu berhubungan dengan pikiran atau penalaran , sehingga khalayak yang semula tidak tahu , yang tadinya tidak mengerti yang tadinya bingung menjadi merasa jelas. 2. Efek afektif yaitu berkaitan dengan perasaan . akibat dari membaca surat kabar, mendengarkan radio , menonton televisi atau bioskop dapat menimbulkan perasaan tertentu pada khalayak. 3. Efek behavioral , efek yang dihasilkan dalam perilaku seseorang yaitu memiliki kemampuan yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. 36 Ketiga kondisi tersebut adalah proses timbulnya minat terhadap stimulus. Tetapi kondisi tersebut belum sampai pada tahap timbulnya minat terhadap objek. Objek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah program acara Masterchef US . Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa minat merupakan keadaan dalam diri seseorang yang mempunyai perhatian terhadap suatu objek dan menyukai objek tersebut sehingga cenderung selalu mencari objek yang disukainya. 2.3.2.1 Faktor Timbulnya Minat Berdasarkan teori ”Acceptance Rejection” yang dikemukakan Fryer, bahwa keberadaan minat itu berdasarkan pada orientasi suka dan tidak sukanya individu terhadap objek, subjek atau aktivitas. Orientasi ini pada gilirannya akan mempengaruhi penerimaan individu. Jika individu suka terhadap objek,subjek atau aktivitas tersebut, maka individu akan menerimanya. Jika individu tidak suka kepada objek, subjek atau aktivitas tersebut, maka ia akan menolaknya. Penentuan minat ini didasarkan pada reaksi individu (menolak menerima). Jika ia menerima berarti ia berminat, dan jika menolak berarti ia tidak berminat (Sarwono S.W, 2003: 71). Faktor timbulnya minat, menurut Crow and Crow (1982), terdiri dari tiga faktor (Sarwono S.W, 2003: 76) : a. Faktor dorongan dari dalam, yaitu rasa ingin tahu atau dorongan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Dorongan ini dapat membuat seseorang berminat untuk mempelajari ilmu mekanik, melakukan penelitian ilmiah, atau aktifitas lain yang menantang. 37 b. Faktor motif sosial, yakni minat dalam upaya mengembangkan diri dari dan dalam ilmu pengetahuan, yang mungkin diilhami oleh hasrat untuk mendapatkan kemampuan dalam bekerja, atau adanya hasrat untuk memperoleh penghargaan dari keluarga atau teman. c. Faktor emosional, yakni minat yang berkaitan dengan perasaan dan emosi. Misalnya, keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan dapat meningkatkan minat, sedangkan kegagalan dapat menghilangkan minat seseorang. 2.3.2.2 Aspek – Aspek atau Kategori Minat Taksonomi afektif Bloom ini meliputi lima kategori (Atkinson,Hilgard, Pengantar Psikologi, 2000) : 1. Penerimaan (receiving) yang terdiri dari sub-kesadaran kemauan untuk menerima perhatian yang terpilih. Di dalam penelitian ini adalah bagaimana penonton menerima isi program yang berupa presenter, tokoh, alur cerita dan musik/sound effect 2. Menanggapi (responding) yang terdiri dari sub-kategori persetujuan untuk menanggapi kemauan dan kepuasan. 3. Penilaian (valuing) yang terdiri dari sub-kategori penerimaan, pemilihan dan komitmen terhadap nilai – nilai tertentu. 4. Organisasi (organization) yang terdiri dari sub-kategori penggambaran dan pengorganisasian terhadap nilai. 5. Pencirian (characterization) yang terdiri dari sub-kategori pencirian dan pemasyarakatan nilai. 38 Di dalam penelitian, dimensi yang digunakan adalah minat.