BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Pada dasarnya geometri proyektif dapat dianggap sebagai perluasan dari Geometri Euclid, perbedaannya adalah secara intuisi bidang Proyektif mempunyai titik lebih banyak daripada bidang Euclid dan teorema terpisah namun serupa di Geometri Euclid dapat dibahas bersama dalam kerangka kerja Geometri Proyektif. Misalnya, garis sejajar dan garis berpotongan tidak perlu diperlakukan sebagai kasus yang terpisah karena dua garis sejajar dalam Geometri Proyektif juga memiiliki titik potong. Titik potong dua garis sejajar adalah di sebuah titik di tak hingga yang selanjutnya disebut titik ideal atau titik hilang. Salah satu keistimewaan geometri proyektif adalah prinsip dualitas yang dimilikinya. Karena dualitas merupakan dasar geometri proyektif, dualitas ini mencakup seluruh subjek, termasuk misalnya dual definisi, sehingga ketika didefinisikan segitiga, segiempat lengkap, dan sebagainya, maka juga harus ditetapkan nama untuk dual dari konfigurasi ini. Misal jika didefinisikan: himpunan titik dikatakan kolinear jika titik-titik tersebut termuat pada garis yang sama, maka harus didefinisikan konsep ganda untuk himpunan garis yang melalui satu titik yang sama. Kemudian dalam prinsip dualitas, tidak ada hubungan logis antara teorema dan dualnya, dalam arti bahwa tidak selalu teorema yang satu merupakan konvers, invers, atau kontraposisi dari yang lain. Secara umum, tidak ada keistimewaan khusus antara sepasang teorema dual, tetapi pada pembahasan ini ditemukan bahwa teorema yang satu adalah kebalikan dari yang lain. Dalam kasus seperti itu, tentu saja bukti yang terpisah dari teorema kebalikan tidak akan diperlukan, karena mengikuti prinsip dualitas. Empat teorema utama yang dibahas dalam geometri proyektif adalah Teorema Dua Segitiga Desargues, Teorema Pappus, Teorema Pascal yang merupakan generalisasi dari Teorema Pappus, dan Teorema Brianchon. Seperti 86 87 yang telah diketahui bahwa secara umum, semua proposisi dalam Geometri ini terjadi dalam pasangan dual dan dalam pembahasannya ditemukan bahwa Teorema Pascal dan Teorema Brianchon saling dual. Kemudian dengan teoremateorema tersebut beserta pembahasannya, dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah konstruksi. Selain dibahas geometri proyektif secara aksiomatis, pada bab sebelumnya diperkenalkan sedikit dualitas antara titik dan garis yang dinyatakan dalam bentuk aljabar melalui sistem koordinat homogen dan diperoleh dual sebagai berikut: 1. Titik mempunyai koordinat 1. Garis homogen 2. Bentuk umum persamaan titik: tidak semuanya nol 3. Persamaan garis yang melalui dengan yang tidak semuanya nol 3. Persamaan titik yang berada pada titik ideal 4. Garis koordinat homogen 2. Bentuk umum persamaan garis: dengan mempunyai garis ideal sejajar dengan 4. Titik yang berada pada koordinat koordinat sumbu- 5. Titik potong dari dua garis berbeda dan sumbu- 5. Sebuah garis yang menghubungkan dua titik berbeda mempunyai koordinat homogen dan mempunyai koordinat homogen dengan tidak semua determinan bernilai nol. dengan tidak semua determinan bernilai nol. Koordinat homogen juga dapat digunakan untuk menentukan pasangan harmonis titik maupun pasangan harmonis garis. 88 1. Pasangan harmonis titik Misalkan dan maka jika ada µ sedemikian sehingga 2. Pasangan harmonis garis Misalkan persamaan-persamaan garis homogen sebagai berikut: maka jika ada µ sedemikian sehingga ditulis dalam koordinat