STRATEGI KOMUNIKASI BIDANG HUMAS KEPOLISIAN DAERAH SULAWESI SELATAN DALAM MENGELOLA CITRA POSITIF POLISI DI MASYARAKAT OLEH : AMALIA MEGAWATI ARKAM DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017 1 2 STRATEGI KOMUNIKASI BIDANG HUMAS KEPOLISIAN DAERAH SULAWESI SELATAN DALAM MENGELOLA CITRA POSITIF POLISI DI MASYARAKAT OLEH : AMALIA MEGAWATI ARKAM E31113023 Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Departemen Ilmu Komunikasi DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017 3 4 KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Wr. Wb Puji syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat merampungkan skripsi yang berjudul “Strategi Komunikasi Bidang Humas Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan Dalam Megelola Citra Positif Polisi di Masyarakat” ini dapat terselesaikan guna memenuhi syarat dalam menyelesaikan studi pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin. Terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua, Ayahanda Armin Anwar dan Ibunda Kasmawati atas jasa-jasa, kesabaran, serta pengorbanan dan ketulusan telah membimbing dan membesarkan serta senantiasa berdoa untuk keselamatan dan keberhasilan penulis, juga kepada saudara-saudara tersayang dan terkasih Muslim Khadavi, Tarisa Rahmadani, dan Salwa Aziza atas segala pengertian dan semangat yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan kesulitan serta hambatan, tetapi dengan bantuan, dukungan, motivasi, dan doa dari berbagai pihak, baik saat menempuh pendidikan, penelitian maupun saat penulisan skripsi ini, hal itu dapat teratasi. Untuk itu perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : v vi 1. Terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak Dr. Hasrullah, MA. Sebagai pembimbing akademik sekaligus pembimbing I dan Bapak Dr. Moeh. Iqbal Sultan, M.Si. selaku pembimbing II yang telah banyak membantu, membimbing, dan mendukung penulis selama ini hingga terselesaikannya skripsi ini. 2. Terima kasih kepada Bapak Dr. Moeh. Iqbal Sultan, M.Si. selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi dan Bapak Subhan Amir, M.Si. selaku Sekertaris Departemen Ilmu Komunikasi atas semua kebijakan yang telah diberikan. 3. Terima kasih kepada bapak Drs.Mursalim, M.Si dan seluruh dosendosen Departemen Ilmu Komunikasi atas didikan dan bimbingan ilmu yang telah diberikan. 4. Terima kasih kepada para pegawai Departemen Ilmu Komunikasi dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah membantu pengurusan berkas untuk penyelesaian skripsi ini. 5. Terima kasih kepada Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan para staff special untuk bu Rosdiana, atas bantuannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 6. Kepada keluarga besarku BRITICAL 13 dan KOSMIK, terima kasih sudah mau menemani dalam suka maupun duka selama ini. 7. Kepada gadis-gadis Foundation 05 kuu Hajra, Shiela, Feby, Nadil, dan Safirah terima kasih atas doa, motivasi, dukungan, dan kasih sayangnya, love you girls. vi vii 8. Kepada keluarga Cendana kuuu Febby, Jabal, Hajra, Ayi, Ucan, Ajeng, Cibi, Nana, Ozzy, Imul, Wulan, Meisye, Rini, Dwiky, dan Dayat terima kasihh guys kalian is the best 9. Kepada gadis-gadis manjakuu hahaa Bonce, Ode, Nadya, Kiki, Endah, Wiwi, dan Eka, terima kasih atas support dan kasih sayangnya 10. Kepada geng Pabundukang tersayang, Kak Cici, Ago, Kak inri, Ekin, Kak Ambar, Aldy, dan Kak Ikhsan, terima kasih atas supportnya. Dan terima kasih kepada pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya yang telah banyak memberikan bantuan dalam rangka penyelesaian skripsi ini. Semoga segala bantuan, dukungan dan doa yang telah diberikan kepada penilis di balas oleh Allah dengan pahala yang berlimpah. Amin Ya Rabbal Alamin. Wassalamu Alaikum Wr. Wb Makassar, 13 Februari 2017 Penulis, vii viii ABSTRAK AMALIA MEGAWATI ARKAM. Strategi Komunikasi Bidang Humas Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dalam Mengelola Citra Positif Polisi di Masyarakat (Dibimbing oleh Hasrullah dan Moeh. Iqbal Sultan) Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui strategi komunikasi Bidang Humas Polda Sulsel dalam mengelola citra positif polisi di masyarakat; (2) Untuk mengetahui Bidang Polda Sulsel dalam mengidentifikasi faktor pendukung dalam mengelola citra positif polisi di masyarakat. Tipe penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yakni dengan menyajikan data dalam bentuk deskripsi berupa naratif, kata-kata, ungkapan, pendapat dan gagasan yang dikumpulkan oleh peneliti dari berbagai sumber. Peneliti memperoleh data berdasarkan wawancara mendalam dengan para narasumber yang berkompeten menjawab rumusan masalah, dengan menggunakan teknik penarikan informan secara purposive. dan melalui studi pustaka berdasarkan data-data yang terima dari staf bidang humas Polda Sulsel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam mengelola citra positif polisi dimasyarakat, Bidang Humas Polda Sulsel melakukannya melalui media massa dan aneka kegiatan, dengan merumuskan strategi komunikasi berupa klarifikasi segera dengan pihak media, menjalin relasi yang kuat dengan pihak media massa, mengoptimalkan sebaran pesan-pesan positif mengenai kinerja kepolisian dimedia sosial, dan secara rutin menghadiri acara-acara publik. Adapun faktor-faktor pendukung dalam pengelolaan citra positif polisi yakni sarana-prasana, anggaran, SDM, Kerjasama dengan polres jajaran, pembentukan link, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. viii ix DAFTAR ISI HALAMAN DEPAN ……………………………………………………………...i HALAMAN DALAM ……………………….…….……………..………………ii HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .............................................................. iii HALAMAN PENERIMAAN TIM EVALUASI…………………………………iv KATA PENGANTAR ......................................................................................... v ABSTRAK ....................................................................................................... viii DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii BAB 1 ................................................................................................................. 1 PENDAHULUAN ............................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................... 7 C. Tujuan dan Kegunaan ............................................................................... 7 D. Kerangka Konseptual ............................................................................... 9 E. Definisi Konsep ...................................................................................... 16 F. Metode Penelitian ................................................................................... 17 BAB II ............................................................................................................... 20 TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 21 A. Strategi Komunikasi ................................. Error! Bookmark not defined. B. Humas .................................................................................................... 31 1. Tugas dan Fungsi Humas Pemerintah ............................................ 34 2. Tugas dan Fungsi Humas Kepolisian Negara Republik Indonesia .. 36 ix x C. Citra ....................................................................................................... 38 1. Jenis – jenis Citra .......................................................................... 39 2. Eksistensi Humas dan Pencitraan ................................................... 40 D. Pendekatan Teori .................................................................................... 42 1. Teori Impression Management: Presentasi Organisasi Membangun Citra Positif. .................................................................................. 43 2. Teori Image Restoration: Memperbaiki Citra dan Reputasi. ........... 45 BAB III.............................................................................................................. 48 GAMBARAN UMUM ...................................................................................... 48 A. Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan ....................................................... 48 B. Makna dan Arti Lambang Polda Sulsel ................................................... 50 C. Visi dan Misi Polda Sulsel ...................................................................... 51 D. Bidang Humas Polda Sulsel .................................................................... 52 E. Visi dan Misi Bidang Humas Polda Sulsel .............................................. 52 F. Fungsi dan Tugas Bidang Humas Polda Sulsel ....................................... 55 G. Struktur Organisasi Bidang Humas Polda Sulsel ..................................... 56 BAB IV ............................................................................................................. 62 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..... Error! Bookmark not defined. A. Hasil Penelitian ...................................................................................... 62 1. Strategi komunikasi Bidang Humas Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dalam mengelola citra positif polisi di masyarakat .................................. 62 2. Faktor Pendukung Bidang Humas Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dalam mengelola citra positif polisi di masyarakat .................................. 77 B. Pembahasan.............................................. Error! Bookmark not defined. BAB V............................................................................................................... 88 PENUTUP ......................................................................................................... 88 x xi A. Simpulan ................................................................................................ 88 B. Saran ...................................................................................................... 91 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 92 LAMPIRAN ...................................................................................................... 95 PEDOMAN WAWANCARA ..................................................................... 95 TAMPILAN MAJALAH TRIBRATANEWS Humas Polda Sulsel ............. 97 DOKUMENTASI ....................................................................................... 98 xi 1 DAFTAR GAMBAR GAMBAR 1.1 (makassar.tribunnews.com Selasa, 18 Oktober 2016)…….… 5 GAMBAR 1.2 Model Komunikasi Untuk Pencitraan ……………………… 10 GAMBAR 1.3 Model Pembentukan Citra …………………………….……. 12 GAMBAR 1.4 Skema Kerangka Konseptual…………...…………………… 15 GAMBAR 1.5 Logo Polda Sulsel ………………………………………...… 45 GAMBAR 1.6 Struktur Organisasi Bidhumas Polda Sulsel ……………...… 55 GAMBAR 1.7 Daftar Susunan Personel Bidhumas Polda Sulsel ……….…. 56 GAMBAR 1.8 Manajemen Media Polda Sulsel ……………………………. 68 xii 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan Humas di Indonesia sudah semakin meningkat, hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya lembaga-lembaga serta perusahaan, yang menempatkan struktur humas sebagai bagian terpenting dalam struktur organisasinya. Hal ini membuktikan bahwa bidang humas telah diakui keberadaannya. Mengingat bahwa peran humas dapat dikatakan sebagai jembatan yang menghubungkan lembaga dengan publiknya, terutama tercapainya mutual understanding (saling pengertian) antara lembaga dengan publiknya. Melihat hal itu, peran dan fungsi humas dalam suatu lembaga atau perusahaan semakin di perlukan. Untuk itu, seorang praktisi Humas haruslah memiliki kemampuan dalam mengelola informasi yang dapat menguntungkan bagi lembaga/organisasi. Memahami mengenai peran humas sebagai penghubung antara lembaga dengan publiknya, makamembentuk goodwill (itikad baik), tolerance (toleransi), mutual symbiosis (saling kerjasama), mutual confidence (saling mempercayai), mutual understanding (saling pengertian), mutual appreciation (saling menghargai), adalah fungsi Humas sebagai penghubung antara lembaga dengan pihak pers dan berbagai pihak dari luar atau kalangan terkait seperti para stakeholdersehingga 1 memperoleh opini publik yang 2 menguntungkan dan citra positif berdasarkan prinsip-prinsip hubungan yang harmonis dimata pubik. Bagi sebuah lembaga atau perusahaan, citra yang baik merupakan tujuan utama yang hendak di wujudkan oleh praktisi Humas, mengingat citra yang tidak dapat di ukur secara matematis (abstrak) tetapi wujudnya dapat di rasakan dari cerminan pemikiran, emosi dan persepsi individu dari hasil penilaian baik atau buruknya suatu lembaga atau perusahaan. Menurut Sutisna (2001) mengemukakan bahwa, image adalah realitas, seperti yang di kemukakan Bernstein dalam Gronroos. Oleh karena itu, program pengembangan dan perbaikan citra harus didasarkan pada realitas. Jika citra tidak sesuai dengan realitas dan kinerja kita tidak baik, itu adalah kesalahan kita dalam berkomunikasi. Jika citra sesuai dengan realitas dan merefleksikan kinerja kita yang buruk, itu berarti kesalahan kita dalam mengelola organisasi (Ardianto, 2011:99) Tingkat kepercayaan publik dapat dilihat dari seberapa besar peran humas dalam meningkatkan kepercayaan publiknya. Di era persaingan ini, bukan hanya publik yang butuh lembaga atau perusahaan, tetapi lembaga atau perusahaan lah yang butuh publik. Mengingat tugas utama praktisi Humas Pemerintah yang lebih menekankan pada publik service atau demi meningkatkan pelayanan umum. Lalu, untuk mewujudkan hal tersebut, maka lembaga atau perusahaan memerlukan strategi komunikasi humas yang tepat. 3 Lembaga Kepolisian Republik Indonesia merupakan lembaga pemerintah yang bersentuhan langsung dengan ruang lingkup masyarakat. Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) adalah Kepolisian Nasional di Indonesia, yang bertanggung jawab langsung di bawah presiden. Polri mengemban tugas-tugaskepolisian diseluruh wilayah Indonesia yaitu memelihara keamanan, dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat membuktikan bahwa kepolisian haruslah menciptakan kepercayaan dimata masyarakat. Peran kepolisian sebagai salah satu pilar keamanan di Negeri ini menjadikan beban tugas dan peran Kepolisian menjadi perhatian masyarakat. Perkembangan masyarakat yang berubah seiring dengan adanya perubahan sosial dibidang politik, ekonomi, budaya serta perubahan status sosial menjadikan peran polri dalam menjalankan tugas juga di pengaruhi oleh faktor tersebut. Maka semakin besarlah peran dan tugas poliri di tengah masyarakat. Untuk itu keberadaan humas kepolisian diharapkan dapat membantu dan berperan aktif dalam menjalankan serta mensosialisasikan kebijakan serta peraturan yang berhubungan dengan masyarakat. Sulawesi Selatan, merupakan provinsi yang terletak di bagian selatan pulau sulawesi. Provinsi yang terkenal dengan suku bangsa nya yang beragam ini membuat masyarakatnya pun memilki karekateristik dan adat istiadat yang berbeda-beda di setiap kabupatennya. Sikap serta karakteristik masyarakat di 4 Sulawesi Selatan yang berani serta jujur membuat provinsi ini memilki masyarakat yang mandiri. Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan disingkat Polda Sulsel adalah pelaksana tugas Kepolisian RI di wilayah ProvinsiSulawesi Selatan. Saat ini, Polda Sulawesi Selatan di pimpin oleh seorang kepala kepolisian daerah yang berpangkat bintang dua (Inspektur Jenderal Polisi) bernama Inspektur Jenderal Polisi Drs. Muktiono yang sebelumnya dipimpin oleh Inspektur Jenderal PolisiAnton Charliyan. Irjen Pol Anton Charliyan menjabat sebagai Kapolda Sulsel sejak 21 April 2016 sampai 12 Desember 2016, beliau pernah mengatakan kepada awak media usai acara serah terima jabatan yang dilakukan di Rupatama Mabes Polri, Irjen Pol Anton Charliyan mengatakan bahwa dia punya inovasi sendiri dalam memimpin Polda Sulsel kedepannya. Dia juga mengatakan bahwa polisi harus bisa hadir di tengah masyarakat dan mengedepankan pola polisi sahabat masyarakat, selain itu dia juga ingin membuat program-program inovasi yang bermanfaat di masyarakat Sulawesi selatan. Zero pungli dan Optimalisasi pelayanan yang primaadalah program lainnya yang diharapkan dapat terwujud. (Tribunnews.com, Kamis, 21 April 2016) Telah berkembang opini di masyarakat mengenai kinerja polisi saat ini, yang di nilai masih kurang baik. Banyaknya penyalahgunaan wewenang, korupsi, serta maraknya isu pungutan liar yang menjerat oknum-oknum polisi menjadikan tugas dari kepolisian daerah Sulawesi Selatan untuk 5 menyelesaikan masalah ini adalah tugas utama guna membentuk kembali citra positif polisi. GAMBAR 1.1 (makassar.tribunnews.com Selasa, 18 Oktober 2016) Mantan Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol. Frans Barung Mangerang mengatakan dalam wawancara nya dengan sejumlah media bahwa saat ini “Polda Sulsel terbanyak ketiga dengan Sembilan oknum dari empat kasus yang berbeda. Ini di catat dalam bulan ini dan masih terus berjalan”. Tercatat bahwa saat ini Kepolisian Daerah Sulsel masuk dalam peringkat tiga besar kasus pungutan liat yang terjadi didalam institusi Polri. Fakta ini merupakan hal yang tidak baik untukintitusi polri khususnya untuk kepolisian daerah Sulawesi Selatan. (makassar.tribunnews.com Selasa, 18 Oktober 2016). 6 Di era reformasi ini masyarakat menuntut segala sesuatu serba transparan, selain isu-isu diatas banyak dari prestasi polisi yang harus di pandang lebih oleh masyarakat seperti berhasil nya kepolisian daerah Sulsel dalam mengawal aksi damai 4 november 2016, selain itu polda sulsel juga berhasil mengamankan perayaan hari natal dan tahun baru 2017, sebelumnya Kapolda Sulsel Irjen Pol Muktiono mengatakan bahwa akan menerjunkan sekitar 5300 personel untuk mengamankan perayaan hari Natal dan Tahun Baru 2017, pengamanan ketat akan dilakukan jajarannya menjelang Natal dan Tahun Baru, hal itu terkait aksi-aksi terorisme yang telah terjadi di berbagai daerah di Indonesia (http://tribratanewsmakassar.com/news/kegiatan-polri/.html). Bidang Humas Polda Sulsel sebagaimana yang di maksud dalam Pasal 9 huruf g yang merupakan unsur pengawas dan pembantu pimpinan yang berada di bawah Kapolda. Bidang Humas bertugas melaksanakan kegiatan Hubungan Masyarakat (Humas) melalui pengelolaan dan penyampaian pemberitaan atau informasi dan dokumentasi serta kerja sama dan kemitraan dengan media massa, dan melaksanakan aneka kegiatan. (Peraturan Kapolri nomor 22 th. 2010 tgl 28 september 2010 tentang Susunan organisasi dan tata kerja pada tingkatan kepolisian daerah) Berdasarkan pemahaman mengenai tugas Bidang Humas Polda Sulsel maka diperlukan pengelolaan informasi yang positif ke publik melalui media dan aneka kegiatan yang melibatkan publik dan stakeholder. Untuk itu keberadaan Bidang Humas Polda Sulsel dalam merumuskan strategi 7 komunikasi yang efektif adalah kunci keberhasilan untuk dapat mengelola citra positif di mata masyarakat. Oleh sebab itu, penulis sangat tertarik untuk mengidentifikasi bagaimana Strategi Komunikasi BidangHumas Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dalam Mengelola Citra Positif Polisi di Masyarakat. B. Rumusan Masalah Mengelola citra positif dimata masyarakat perlu dilakukan oleh setiap lembaga pemerintahan, khususnya dalam hal ini adalah lembaga Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan sehingga masyarakat dapat membangun kepercayaan penuh. Untuk itu pada penelitian ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana strategi komunikasi Bidang Humas Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dalam mengelola citra positif polisi di masyarakat ? 2. Bagaimana Bidang Humas Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dalam mengidentifikasi faktor pendukung dalam mengelola citra positif polisi di masyarakat C. Tujuan dan Kegunaan 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan uraian rumusan masalah yang telah di kemukakan, maka penelitian ini bertujuan : a. Untuk mengetahui strategi komunikasi Bidang Humas Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dalam mengelola citra positif polisi di masyarakat 8 b. Untuk mengetahui Bidang Humas Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dalam mengidentifikasi faktor pendukung dalam mengelola citra positif polisi di masyarakat 2. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dalam penulisan karya ilmiah ini bermanfaat untuk : a. Secara Teoritis 1) Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi ilmiah bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang studi Ilmu Komunikasi. Terutama dalam kajian Komunikasi Publik Relation / Humas, spesialisasi strategi komunikasi Humas dalam mengelolah citra positif di masyarakat. 2) Hasil penelitain ini bisa menjadi bahan bacaan atau referensi bagi semua pihak yang membutuhkan pustaka mengenai strategi Humas dalam meningkatkan citra di masyarakat. b. Secara Praktis 1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi penting khususnya bagi lembaga yang berkaitan dengan strategi kehumasan. 2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kehumasan suatu lembaga. 9 D. Kerangka Konseptual Strategi merupakan pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurung waktu tertentu. Didalam strategi yang baik terdapat koordinasi kerja tim, yang dapat mengidentifikansi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsipprinsip pelaksanaan gagasan secara rasioanl, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. Marthin – Anderson (1968) mengatakan bahwa strategi adalah seni dimana melibatkan kemampuan inteligensi/pikiran untuk membawa semua sumber daya yang tersedia dalam mencapai tujuan dengan memperoleh keuntungan yang maksimal dan efisien. (Cangara, 2014:64) Dalam pembentukan strategi korporat, suatu strategi dipengaruhi oleh unsur-unsur tertentu yang berkaitan dengan lingkungan, kondisi, visi atau arah, tujuan dan sasaran dari suatu pola yang menjadi dasar budaya perusahaan atau organisasi yang bersangkutan, yaitu : 1. Secara macro, lingkungan perusahaan atau lembaga tersebut akan dipengaruhi oleh unsur-unsur kebijakan umum (public policy), budaya (culture) yang dianut, system perekonomian dan teknologi yang dikuasai oleh organisasi bersangkutan. 2. Secara micro, tergantung dari misi perusahaan atau lembaga, sumber yang dimiliki (sumber daya manusia dan sumber daya guna lainnya yang dikuasai), system pengorganisasian, dan rencana atau program dalam 10 jangka pendek atau jangka panjang, serta tujuan dan sasarannya yang hendak di capai. Memahami mengenai strategi komunikasi, tentu saja tidak lepas dari bagaimana system perencanaan yang dilakukan berdasarkan visi misi dan tujuan suatu lembaga / organisasi tersebut yaitu untuk mewujudkan citra yang baik dimata publiknya. Oleh karena itu, perusahaan/lembaga dapat menerapkan Model Komunikasi untuk Pencitraan, model ini merupakan hasil kajian dari para pemerhati komunikasi, yang terdiri dari enam langkah perencanaan komunikasi. 11 Langkah-langkah perencanaan komunikasi dalam model ini terdiri atas enam langkah, yakni : 1. Masalah Lembaga (Institusional Problem) : permasalahan yang dapat menimbulkan citra yang negatif dimata masyarakat. 2. Masalah Komunikasi (Communication Problem) : permasalahan dalam suatu lembaga dapat menimbulkan permasalahan komunikasi dimata masayarakat. 3. Penerapan Strategi Komunikasi (Defining Communication Strategi) : penerapan strategi komunikasi yang tepat, dapat menjadi solusi untuk dapat mengembalikan citra suatu perusahaan/lembaga. 4. Perencanaan kegiatan atau Perencanaan Operational (Planning Activities/operational planning) : Ditahap ini sudah ditetapkan sumber daya apa yang akan digerakkan, seperti tenaga, dana dan fasilitas apa yang akan di gunakan. 5. Pelaksanaan (Implementation) : menjalankan strategi atau perencanaan yang telah dibuat. 6. Evaluasi (Evaluation) : penilaian yang dilakukan untuk mengukur seberapa besar dampak yang terjadi setelah melaksanakan suatu perencanaan. Merujuk pada model perencanaan komunikasi diatas, penulis berharap untuk dapat mengetahui apakah strategi yang digunakan tepat dan dapat mengubah pandangan positif masyarakat mengenai kinerja kepolisian Sulawesi Selatan. 12 Humas dituntut untuk berfikir strategic keras untuk memunculkan suatu kebutuhan model strategi yang lebih terstruktur dan sistematis sehingga akan membantu dalam menganalisa permasalahan serta merumuskan sesuatu strategi yang baik dan juga mampu memerikan hasil yang memuaskan. Citra positif adalah tujuan utama, dan sekaligus merupakan hasil yang hendak di capai dalam dunia Humas. Citra muncul karena adanya penilaian baik atau buruk, seperti penerimaan dan tanggapan baik positif maupun negatif yang khususnya datang dari publik dan masyarakat luas pada umumnya. Citra menurut Kotler (1995) secara luas mendefinisikan citra sebagai jumlah dari keyakinan-keyakinan, gambaran-gambaran, dan kesankesan yang di punyai seseorang pada suatu objek. Objek yang di maksud bisa berupa orang, organisasi, kelompok orang atau yang lain yang dia ketahui. Jika objek itu berupa organisasi, berarti seluruh keyakinan, gambaran, dan kesan atas organisasi dari sesorang. (Ardianto, 2008:131) Citra yang baik merupakan asset dari suatu organisasi, lombaga, atau perusahaan, karena citra mempunyai dampak yang cukup besar terhadap persepsi publik dan masyarakat umum. Citra yang positif lebih memudahkan bagi organisasi untuk berkomunikasi secara efektif. Beda hal nya dengan citra negatif yang tentu saja memiliki dampak yang sama, tetapi dengan arah sebaliknya. Menurut John S. Nimpoeno, proses pembentukan citra dapat di gambarkan sebagai berikut : 13 GAMBAR 1.3 Model Pembentukan Citra Sumber : Soemirat dan Ardianto (2008:115) Humas/PR digambarkan sebagai input-output, proses intern dalam model ini adalah pembentukan citra. Stimulus adalah input yang diberikan, sedangkan output adalah respon atau perilaku tertentu. Model pembentukan citra diatas menggambarkan bagaimana stimulus berasal dari luar organisasi dan mempengaruhi respon, apakah diterima atau tidak. Citra itu sendiri di gambaran melalui persepsi, kognisi, motivasi, dan sikap, dan dapat diartikan sebagai citra individu terhadap rangsangan. Begitu pula dengan Humas dalam hubungannya dengan publik, haruslah senantiasa mengorganisasikan pesan agar stimulus yang ada pada publik akan diterima dengan baik dalam hal ini mencapai citra yang baik. Pemahaman mengenai pengelolaan citra positif perlu dipahami dengan baik oleh praktisi Humas. 14 Teori Memperbaiki Citra dan Reputasi (Image Restoration Theory) yang kemukakan oleh Willian Benoit pada tahun 1995 membahas mengenai respons individu atau organisasi saat citra positif dan reputasinya terancam. Teori ini juga biasa disebut sebagai teori image repair karena membahas mengenai upaya memperbaiki dan merestorasi citra dan reputasi yang buruk. Teori ini dibangun berdasarkan pendekatan retorika, karena di pandang sebagai penggunaan strategi simbolis untuk menjaga dan merestorasi reputasi dan memengaruhi persepsi stakeholder terhadap krisis dari organisasi itu sendiri. Teori ini berangkat dari dua asumsi, pertama komunikasi yaitu aktifitas yang digunakan untuk mencapai tujuan (a goal-oriented activity) dan kedua tujuan pokok komunikasi yaitu memelihara citra positif dan reputasi positif. Kedua asumsi ini mendasari setiap strategi komunikasi yang digunakan mengatasi krisis, khususnya saat organisasi berupada memperbaiki citra positifnya. (Kriyantono, 2014:227-228) Strategi komunikasi yang baik dalam suatu lembaga/organisasi sangat diperlukan guna menciptakan citra positif di mata publik dan masyarakat umum. Mengelola citra positif tentu saja tidak mudah bagi seorang praktisi Humas. Oleh karena itu, adanya pemahaman yang mempuni mengenai bagaimana citra itu terbentuk perlu di imbangi dengan bagaimana suatu organisasi atau lembaga mengelola citra tersebut. Untuk itu, adanya teori pengelolaan kesan, dapat membantu memahami lebih dalam mengenai jalannya penelitian ini. Adanya perencanaan yang tepat, dan menejemen pengelolaan informasi yang tepat dapat menjadikan strategi komunikasi 15 dalam Humas dapat berjalan dengan baik pula. Humas Polda Sulawesi Selatan sebagai salah satu lembaga kepolisian yang melaksanakan tugas di wilayah Sulawesi Selatan, tentunya memiliki strategi yang mempuni dalam mengelola citra positif dimasyarakat serta adanya faktor pendukung dalam peningkatan citra positif polisi di masyakarat akan membentuk kepercayaan yang lebih di mata masyarakat. Untuk lebih jelasnya berikut kerangka konseptual yang akan di jalankan peneliti sesuai dengan latar belakang masalah yang di hadapi. Strategi Komunikasi : Model Komunikasi untuk Pencitraan 1. Masalah Lembaga 2. Masalah Komunikasi Pengelolaan Citra Positif 3. Penerapan Strategi Citra Positif Polisi di Masyarakat Komunikasi 4. Perencanaan kegiatan atau Perencanaan Operational Faktor Pendukung dalam mengelola Citra Positif 5. Pelaksanaan 6. Evaluasi GAMBAR 1.4 SKEMA KERANGKA KONSEPTUAL 16 E. Definisi Konsep Agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu pemberian batasan-batasan sebagai berikut: 1. Humas adalah salah satu bagian organisasi yang memiliki fungsi menjalin hubungan, interaksi dan kerja sama dengan pihak masyarakat yang berkaitan dengan lembaga/organisasi tersebut. 2. Strategi Komunikasi adalah wujuddari perencanaan (communication planning) dan pengelolaan (communications management) untuk mencapai tujuan suatu lembaga/organisasi. 3. Citra merupakan hal yang tidak dapat di ukur secara matematis (abstrak) tetapi wujudnya dapat di rasakan dari cerminan pemikiran, emosi dan persepsi individu dari hasil penilaian baik atau buruknya suatu lembaga atau perusahaan. 4. Citra positif dimasyarakat yang di maksud penulis adalah mengenai pandangan positif yang ada di masyarakat mengenai kinerja polisi dalam hal ini adalah kepolisian daerah Sulawesi Selatan yang di lihat dari bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan oleh Bidang Humas Polda SulSel. 5. Pengelolaan citra positif yang dimaksud ialah bagian dari terbentuknya sistem pengelolaan informasi yang baik oleh suatu lembaga, kemudian informasi tersebut di sebarkan kepada masyarakat dengan tujuan dapat menjaga citra positif di masyarakat. 17 6. Adapun faktor pendukung dalam mengelola citra positif adalah dalam hal ini bagaimana suatu lembaga mengidentifikasi faktor apa saja yang menjadi dukungan suatu lembaga untuk dapat mengelola citra positifnya di mata masyarakat. F. Metode Penelitian Dalam setiap penelitian ilmiah, untuk lebih terarah dan rasional, diperlukan suatu metode yang sesuai dengan objek yang dikaji, karena metode merupakan cara bertindak agar penelitian berjalan terarah dan mencapai hasil yang memuaskan. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian yang tepat dan relevan sebagaimana penelitian yang dilaksanakan yakni : 1. Waktu dan Objek Penelitian Penelitian ini direncanakan selama 2bulan yaitu mulai bulan Desember 2016 sampai dengan bulan Januari 2017. Penelitian ini dilakukan pada Bidang Humas Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan (POLDA SulSel). 2. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang di gunakan adalah metode pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan secara mendalam dan terperinci terhadap suatu lembaga, perusahaan, atau gejala tertentu dengan pengamatan objektif dalam hal ini adalah strategi humas Polda Sulsel dalam mengelola citra positif polisi di masyarakat. Penelitian ini di 18 golongkan sebagai penelitian deskriptif yaitu dengan menggambarkan dan menyajikan fakta secara sistematik tentang keadaan objek yang sebenarnya mengenai bagaimana strategi komunikasi Humas Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dalam mengelola citra positif di masyarakat. 3. Teknik Pengumpulan Data a. Data Primer 1) Wawancara Mendalam Peneliti akan memperoleh data yang dibutuhkan dengan cara melakukan wawancara secara langsung dengan sumber data, sehingga data yang akan diperoleh lebih akurat dan tepat. Dengan melakukan teknik wawancara mendalam ini, peneliti dapat memperoleh gambaran yang jelas mengenai strategi komunikasi Humas Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dalam mengelola citra positif di masyarakat. b. Data Sekunder 1) Studi Kepustakaan, yaitu dengan mencari, membaca, dan mempelajari literature-literatur, buku-buku, majalah-majalah,hasil penelitian, situs internet, maupun sumber lainnya yang berhubungan dengan masalah yang akan di bahas peneliti guna melengkapi serta mendukung kepenulisan penelitian ini hingga selesai. 4. Narasumber / Informan 19 Dalam menentukan siapa narasumber/informan yang akan di wawancarai, peneliti menggunakan teknik Purposive. Peneliti memilih informan menurut kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Kriteria ini harus sesuai dengan topic penelitian. Untuk itu, peneliti akan memperoleh data dari beberapa narasumber, yaitu : a. Kabid Humas Polda Sulsel KOMBES POL Dicky Sondani, S.I.K., M.H. b. Kasubbid Penerangan Masyarakat AKBP HJ. Andi Masmini c. Kasubbid Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi AKBP Sabrin Soleman d. Kepala Urusan Penerangn Umum Kompol Edy Anwar 5. Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Miles dan Huberman (1984) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Setelah data terkumpul dan memadai, maka tahap selanjutnya adalah mengelola dan menganalisa data. Karena penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif maka data akan diolah menjadi data 20 kualitatif dengan proses interpretasi data. Tahap analisis data ini penulis membaca data melalui proses pengkodingan data sehingga mempunyai makna. Proses pengkodingan ini mencakup proses mengatur data, mengorganisasikan data kedalam suatu pola kategori. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dengan menggambarkan hasil temuan dilaporan hasil penelitian mengenai Strategi Komunikasi Humas Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan. Penulis mencoba memaparkan data yang diperoleh dari berbagai sumber, wawancara, observasi dan studi pustaka. 48 BAB III GAMBARAN UMUM A. Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan disingkat Polda Sulsel adalah pelaksana tugas Kepolisian RI di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Polda ini tergolong polda tipe A, karena ini dipimpin oleh seorang kepala kepolisian daerah yang berpangkat bintang dua (Inspektur Jenderal Polisi). Dahulu Polda ini bernama Komando Daerah Kepolisian (Komdak atau Kodak) XVIII/Sulawesi Selatan dan Tenggara, lalu menjadi Polda Sulselra hingga 1996 setelah itu menjadi Polda Sulselbar yang membawahi wilayah Sulawesi Barat karena di provinsi itu belum terbentuk secara otonomi kepolisian daerah. Sampai bulan Juni 2016, Kapolri Jenderal Pol. Badrodin Haiti resmi mengangkat Kapolda Sulbar yang menandakan resminya berdiri Polda Sulbar dan terpisah dari Polda Sulsel. Polda Sulsel bertanggung jawab terhadap stabilitas keamanan pada wilayah Sulawesi Selatan. Provinsi Sulawesi Selatan terletak di 0°12' - 8° Lintang Selatan dan 116°48' - 122°36' Bujur Timur. Luas wilayahnya 45.764,53 km². Provinsi ini berbatasan dengan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat di utara, Teluk Bone dan Sulawesi Tenggara di timur, Selat Makassar di barat dan Laut Flores di selatan.Sulawesi Selatan terdiri dari suku : Bugis, Makassar, Mandar, Toraja, Duri, Pattinjo, Bone, Maiwa, Endekan, Pattae dan 48 49 Kajang/Konjo. Provinsi ini berperan sebagai pintu gerbang dan pusat pelayanan kawasan timur Indonesia. Saat ini Polda Sulsel dipimpin oleh Inspektur Jenderal Polisi Drs. Muktiono. Polda Sulsel membawahi seluruh Polwil dan Polres di wilayah Sulawesi Selatan. Memelihara keamanan dan ketertiban, menegakkan hukum, memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat merupakan tugas utama Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan. Adapun daftar polres yang ada di wilayah Sulawesi Selatan ini : 1. Polrestabes Makassar 13. Polres Bulukumba 2. Polres Pangkep 14. Polres Soppeng 3. Polres Pinrang 15. Polres Pare-pare 4. Polres Maros 16. Polres Bone 5. Polres Pelabuhan Makassar 17. Polres Baru 6. Polres Sidrap 18. Polres Makassar Timur 7. Polres Gowa 19. Polres Takalar 8. Polres Makassar Barat 20. Polres Jeneponto 9. Polres Sinjai 21. Polres Palopo 10. Polres Enrekang 22. Polres Luwu Utara 11. Polres Bantaeng 23. Polres Luwu Timur 12. Polres Luwu 24. Polres Majene 50 B. Makna dan Arti Lambang Polda Sulsel GAMBAR 1.5 Logo Polda Sulsel Bintang Bersudut Lima melambangkan Pancasila. Perahu Phinisi melambangkan jiwa masyarakat Sulawesi Selatan berjiwa pelaut yang gagah dan berani serta melambangkan kebesaran jiwa dan kemampuan suatu bangsa. Padi dan Kapas melambangkan kemakmuran masyarakat Sulawesi Selatan akan pangan dan sandang. Warna melambangkan Hitam melambangkan keberanian dan kekekalan. kebenaran. Warna Warna Kuning Merah Emas melambangkan kecintaan terhadap tugas demi kebesaran bangsa dan negara. Warna Biru melambangkan kesetiaan terhadap tugas. Warna Putih melambangkan kesucian yang berarti Polri dalam menjalankan tugas senantiasa berdasarkan kesucian. Warna Biru Muda Kehijauan melambangkan harapan dan kesuburan terhadap perkembangan Polri dari masa ke masa. 51 C. Visi dan Misi Polda Sulsel 1. Visi Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat dan menegakkan hukum serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat di wilayah Polda Sulsel dengan mewujudkan tampilan Polisi yang profesional, bermoral dan modern dengan melaksanakan program dan kegiatan serta dukungan anggaran yang telah disusun dalam Rencana Kerja dan Anggaran satker jajaran Polda Sulsel, sehingga dapat mewujudkan situasi Kamtibmas yang kondusif di wilayah hukum Polda Sulsel. 2. Misi a. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat serta penegakan hukum sehingga masyarakat dapat terbebas dari gangguan fisik maupun psikis. b. Menekan terjadinya gangguan Kamtibmas melalui kegiatankegiatan preemptif, preventif dan penegakan hukum secara profesional dan proporsional dengan menjunjung tinggi supremasi hukum dan hak asasi manusia untuk mewujudkan kepastian hukum dan rasa keadilan. c. Memelihara Kamtibmas dengan tetap memperhatikan normanorma dan nilai-nilai yang berlaku dalam bingkai masyarakat demokratis. 52 d. Mengembangkan dan memberdayakan serta memelihara materiil logistik kesatuan dalam menunjang kelancaran pelaksanaan pembinaan kekuatan, penggunaan kekuatan operasional kepolisian. e. Melaksanakan Tupoksi Kepolisian oleh personel Polri yang mahir, terpuji dan patuh hukum sehingga dapat mewujudkan Polri yang dapat dipercaya (Trust Building) oleh masyarakat. f. Melakukan upaya perpolisian masyarakat melalui aktivitas nyata mendatangi, berkomunikasi, saling berbagi informasi dan berupaya menyelesaikan permasalahan sejak dini. D. Bidang Humas Polda Sulsel Bidang Humas Polda Sulsel merupakan salah satu bidang pada institusi Polri di Polda Sulawesi Selatan yang menerapkan metode komunikasi untuk menciptakan pengelolaan dan penyampaian pemberitaan atau informasi kepada masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada bidang humas lebih diarahkan pada pembentukan opini positif dan citra yang baik bagi instansi Polri. Saat ini Bidang Humas Polda Sulsel dipimpin oleh Kombes. Pol. Dicky Sondani, S.IK., M.H. E. Visi dan Misi Bidang Humas Polda Sulsel 1. Visi Terselenggarakannya pemberian informasi dan komunikasi melalui Mass Media secara terbuka dan transparan dalam mewujudkan pelayanan 53 prima dibidang kehumasan sehingga menciptakan opini masyarakat yang positif terhadap Polda Sulsel. 2. Misi a. Menindak lanjuti Restra Polda Sulsel, Reformasi Birokrasi Polri dan Program Quick Wins, sebagai akselerasi pencapaian Trust Building, melalui internalisasi, sosialisasi/promosi kebijakan-kebijakan kepada publik guna memperoleh legitimasi dan dukungan serta partisipasi masyarakat; b. Menjawab keingintahuan masyarakat baik secara perorangan maupun komunitas atas kinerja Kepolisian dan menyentuh sampai ke data / informasi yang spesifik, baik dalam bidang pembinaan maupun operasional Polri; c. Mewujudkan personil Bid Humas Polda Sulsel yang mampu memberikan pelayanan jasa Kepolisian kepada masyarakat secara transparan, akuntabel, mudah dan murah serta humanis khususnya dalam pelayanan informasi publik terkait dengan keberadaan dan kinerja kepolisian; d. Membuka akses informasi dalam rangka memberi kemudahan bagi warga masyarakat ketika ingin mendapat layanan jasa kepolisian, dalam arti memberi kepastian kemana, dimana dan kepada siapa mereka bisa memperoleh layanan kepolisian yang diinginkan sesuai standar pelayanan (sehingga terhindar dari kesan warga dipersulit oleh polisi ketika mereka menginginkan jasa layanan kepolisian); 54 e. Menerapkan standar pelayanan yang jelas dharapkan akan melahirkan kepastian hukum baik bagi masyarakat maupun Polri selaku petugas yang melayani data / informasi, serta merupakan upaya untuk mencegah timbulnya resiko hukum atas kewajiban Polri dalam pelayanan Publik; f. Mewujudkan humas Polda Sulsel sebagai satuan pengelola informasi publik, gudang data / informasi, yang harus ditangani oleh satuan khusus, serta didukung oleh Sumber Daya Manusia yang memiliki kompetensi di bidang pengelolaan informasi dan dokumentasi; g. Meningkatkan kesiapan Bid Humas Polda Sulsel atas kewajiban memberikan pelayanan informasi publik dengan diberlakukannya UU KIP sehingga Humas Polri sebagai Front Office perlu segera diwujudkan. Karena itu diperlukan dukungan SDM, sarana dan prasarana berbasis ICT, system dan metode serta anggaran yang memadai; h. Mewujudkan fungsi Kehumasan sebagai corong lembaga, fasilitator, pelayan informasi publik yang menindak lanjuti pengaduan publik, menyediakan informasi tentang kebijakan, program, produk dan jasa lembaga, menciptakan iklim hubungan internal dan eksternal yang kondusif dan dinamis, serta menjadi penghubung lembaga dengan pemangku kepentingan. 55 F. Fungsi dan Tugas Bidang Humas Polda Sulsel Peraturan Kapolri nomor 22 th. 2010 tgl 28 september 2010 tentang Susunan organisasi dan tata kerja pada tingkatan kepolisian daerah : Bidang Humas Pasal 71 (1) Bidhumas sebagaimana dimaksud Pasal 9 huruf g merupakan unsur pengawas dan pembantu yang berada dibawah Kapolda (2) Bidhumas bertugas melaksanakan kegiatan Hubungan Masyarakat (Humas) melalui pengelolaan dan penyampaian pemberitaan atau informasi dan dokumentasi serta kerja sama dan kemitraan dengan media massa, dan melaksanakan aneka kegiatan tugas Bidhumas. (3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidhumas menyelenggarakan fungsi : a. Pembinaan terhadap kegiatan Humas yang dilaksanakan dilingkungan Polda; b. Penerangan umum dan satuan yang meliputi pengelolaan dan penyampaian informasi serta kerja sama dan kemitraan dengan media massa berikut kompenennya; c. Pengumpulan dan pengelahan data, serta penyajian informasi dan dokumentasi kegiatan yang berkaitan dengan penyampaian berita dilingkungan Polda; d. Peliputan, pemantauan, produksi, dan dokumentasi informasi yang berkaitan dengan tugas Polri; e. Perencanaan dan pengadministrasian umu, penatausahaan urusan dalam, dan pengurusan personel dan logistik dilingkungan Bidhumas; dan 56 f. Pemantauan dan evaluasi kegiatan program Bidhumas. G. Struktur Organisasi Bidang Humas Polda Sulsel Pasal 72 Bidhumas dipimpin oleh Kabid Humas yang bertanggung jawab kepada Kapolda, dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari berada dibawah kendali Wakapolda. Pasal 73 Bidhumas terdiri dari : a. SubbidangPerencanaan dan Administrasi (Subbagrenmin) ; b. Subbidang Penerangan Masyarakat (Subbidpenmas) ; dan c. Subbidang pengelolaan informasi dan Dokumentasi (Subid PID). Pasal 74 (1) Subbagrenmin sebagaimana dimaksud dalam pasal 73 huruf a bertugas menyusun perencanaan program kerja dan anggaran, manajemen Sarpras, personel, dan kinerja, pelayanan ketatausahaan dan urusan dalam serta membantu administrasi keuangan dilingkungan Bidhumas. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana pada ayat (1), Subbagrenmin menyelenggarakan fungsi : a. Pemberian bantuan dalam penyusunan perencanaan jangka sedang dan jangka pendek, antara lain Renstra, Rancangan Renja, Renja, kebutuhan sarana prasarana, personil dan anggaran; b. Pemeliharaan perawatan dan administrasi personil; 57 c. Pengelolaan Sarpras dan pemberian bantuan penyusunan laporan SIMAK-BMN ; d. Pemberian bantuan administrasi keuangan; e. Pengelolaan dan pelayanan ketatausahaan dan urusan dalam; dan f. Pemberian bantuan dalam penyusunan LRA dan pembuatan laporan akuntabilitas kinerja Satkel meliputi analisis target pencapaian kinerja, program, dan anggaran. (3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Subbudrenmin dibantu oleh : a. Urren, yang bertugas memberikan bantuan dalam menyusun Renstra, Rancangan Renja, Renja, RKA-KL, DIPA, Penetapan Kinerja, KAK atau TOR, RAB, dan LAKIP Satker, serta pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program bidang Humas dilingkungan Polda; b. Urmin, yang bertugas menyelenggarakan kegiatan administrasi umum personel dan materi logistik; dan c. Urtu, yang bertugas menyelenggarakan kegiatan ketatausahaan dan urusan dalam. Pasal 75 (1) Subbidpenmas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 huruf b bertugas menyelenggarakan penerangan umum dan penerangan satuan yang meliputi pengelolaan dan penyampaian informasi termasuk kerja sama dan kemitraan dengan media massa berikut komponennya. 58 (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Subbidoenmas menyelenggarakan fungsi : a. Penerangan umum dan satuan, pengelolaan, dan penyampaian informasi dilingkungan Polda; dan b. Perencanaan dan pelaksanaan kerja sama serta kemitraan dengan media massa berikut komponenenya. (3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) , Subbidpenmas dibantu oleh : a. Uurusan Penerangan Umum (Urpenum), yang bertugas (Urpensat), yang bertugas menyelenggarakan penerangan umu; b. Urusan Penerangan Satuan menyelenggarakan penerangan satuan; dan c. Urusan Kemitraan (Urmitra), yang bertugas menyelenggarakan kerja sama dan kemitraan dengan media massa berikut komponennya. Pasal 76 (1) Subbid PID sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 huruf c bertugas melaksanakan pengumoulan dan pengelolaan data, serta penyajian informasi dan dokumentasi, dan melakukan aneka kegiatan tugas Bidhumas. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaiman dimaksud ayat (1), Subbid PID menyelenggarakan fungsi : a. Pengumpulan dan pengolahan data, serta penyajian informasi dan dokumetasi; 59 b. Penganalisisan dan pengevaluasian kegiatan tugas Subbid PID; c. Peliputan informasi yang berkaitan dengan pemberitaan kegiatan Polda; d. Pemproduksian dan pendokumentasian informasi berkaitan dengan kegiatan Polda; dan e. Pemantauan hasil peliputan dan penyajian informasi kegiatan Polda. (3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Subbid PID dibantu oleh : a. Urusan Pengumpulan dan Pengolahan Informasi dan Dokumentasi (Urpullahinfodok), bertugas menyelenggarakan pengumpulan dan pengolahan data, serta penyajian informasi dan dokemnetasi; b. Urusan Peliputan, Produksi, dan Dokementasi (Urlipprodok), yang bertugas melaksanakan peliputan, produksi, dan dokumentasi; dan Urusan Monitoring (Urmonior), yang bertugas menyelenggarakan monitoring 60 STRUKTUR ORGANISASI BIDANG HUMAS POLDA SULSEL GAMBAR 1.6 Struktur Organisasi Bidhumas Polda Sulsel Sumber : Peraturan Kapolri nomor 22 th. 2010 tgl 28 09 2010 61 DAFTAR SUSUNAN PERSONEL BIDANG HUMAS POLDA SULSEL GAMBAR 1.7 Daftar Susunan Personel Bidhumas Polda Sulsel Sumber : Peraturan Kapolri nomor 22 th. 2010 tgl 28 09 2010 88 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil wawancara dan uraian diatas maka penulis menarik kesimpulan bahwa dalam dalam melakukan pengelolaan citra positif polisi di Masyarakat, Bidang Humas Polda Sulsel : 1. Menerapkan strategi komunikasi berdasarkan model perencanaan komunikasi untuk pencitraan yang terdiri dari enam langkah yaitu : a. Masalah Lembaga Bahwa dalam mengidentifikasi permasalahan yang melibatkan kinerja kepolisian daerah Sulawesi Selatan, bidang humas Polda Sulsel mengidentifikasi permasalahan tersebut dengan cara mengumpukan informasi melalui berbagai link, baik itu dari lingkungan Polda Sulsel maupun dari Polres Jajaran. b. Masalah Komunikasi Dalam meluruskan masalah yang menjerat personil polisi adalah dengan melalukan klarifikasi dan penjesan kepada media. Perlu diketahui bahwa dalam melakukan klarifikasi, bidang humas polda Sulsel hanya memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang dianggap umum yang tidak menggaggu proses penyidikan. c. Penerapan Strategi Komunikasi 88 89 Bahwa dalam penerapan strategi komunikasi. Bidang humas Polda Sulsel melakukan upaya-upaya yaitu menjalin hubungan yang baik dengan para wartawan media massa baik itu cetak, elektronik dan online. Selain itu, Bidang Humas Polda Sulsel selalu mengingatkan kepada para personil kepolisian untuk aktif dalam menyebarkan pesan-pesan positif di media sosial masing-masing. Rutin mendatangi acara-acara yang lakukan oleh pihak pemerintah daerah, maupun para stakeholder merupakan strategi dalam mengelola citra positif polisi dimata masyarakat. d. Perencanaan kegiatan atau Perencanaan Operational Kegiatan Coffee morning bersama pejabat tinggi Polda Sulsel dan para wartawan media massa baik cetak, elektronik, maupun online adalah salah satu kegiatan yang Bidang Humas Polda Sulsel lakukan yang bertujuan untuk membangun relasi yang baik sehingga dapat tercipta kesan yang baik pula. Dan melakukan video conference dengan Polres jajaran merupakan kegiatan yang akan rutin di lakukan Bidang Humas Polda dalam mengkoordinasi informasi yang ada di daerah Polres jajaran. e. Pelaksanaan Dalam melakukan kegiatan Coffee Morning, diharapkan para wartawan dapat memberitakan hal-hal positif mengenai kinerja kepolisian. Ini sejalan dengan apa yang di harapkan Bidang Humas Polda Sulsel untuk para personil kepolisin lainnya, untuk 90 selalu menyebarluaskan pesan-pesan yang bersifat positif kepada masyarakat melalui akun sosial media masing-masing. f. Evaluasi Evaluasi yang dilakukan Bidang Humas Polda Sulsel dalam pelaksanaan strategi komunikasi adalah dengan rutin untuk membuat klipping dari surat kabar yang memuat berita tentang kinerja kepolisian. Selain itu Bidang Humas Polda Sulsel khususnya Bagian Penerangan Informasi dan Dokumentasi memiliki alur dalam mengevaluasi informasi yang bersifat negatif dan positif. Berdasarkan uraian diatas, maka strategi komunikasi yang di tetapkan Bidang Humas Polda Sulsel dalam mengelola cira positif polisi dimasyarakat adalah dengan cara melakukan klarifikasi segera dengan pihak media mengenai permasalahan tersebut, menjalin kerjasama dan relasi yang kuat dengan pihak media massa melalui aneka kegiatan, pengoptimalan sebaran pesan-pesan positif mengenai kinerja kepolisian dimedia sosial, dan secara rutin menghadiri acara-acara publik. 2. Menetapkan ada enam faktor pendukung yang diidentifikasi Bidang Humas Polda Sulsel sebagai pendukung dalam melakukan strategi Komunikasi : a. Sarana prasarana b. Anggaran c. SDM (Sumber Daya Manusia) 91 d. Kerjasama dengan Polres Jajaran e. Pembentukan link f. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat, antara lain : 1. Bidang Humas Polda Sulsel sebaiknya mengaupdate kembali website resmi Polda Sulsel (Sulsel.Polri.go.id), karena dengan pengoptimalisasian website, dapat membantu masyarakat dalam mencari informasi mengenai Polda Sulsel. 2. Perlu adanya pelatihan dan pengembangan kemampuan kehumasan untuk para personil dibidang humas Polda Sulsel untuk mendukung fungsi manajemen Polda Sulsel. Karena belum maksimalnya pemberdayaan fungsi Humas di jajaran Polda Sulsel sebab pada dasarnya orang yang ditunjuk untuk melaksanakan fungsi Humas ini tidak memiliki kemampuan yang mempuni dalam melaksanakan fungsi humas. 3. Diperlukan peralatan yang berbasis teknologi untuk menunjang kerja kehumasan. Peralatan yang ada, tidak dibarengi dengan berkembangnya teknologi saat ini. 92 DAFTAR PUSTAKA Anggoro, L. 2008. Teori & Profesi Kehumasan, Strategi Menjadi Humas Profesional. Jakarta: Bumi Aksara. Ardianto, E. 2011. Metodologi Penelitian untuk Publik Relations Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. ----------. 2008. Publik Relations ; Pendekatan Praktis untuk menjadi Komunikator, Orator, Presenter, dan juru Kampanya Handal. Bandung: Widya Padjadjaran. Artis. (2011). Strategi Komunikasi Publik Relations. Jurnal Sosial Budaya, Vol. 8 No. 02 Bahar, A. 2013. Pengabdian Sang Jenderal Mudji Waluyo. Jakarta: Solusi Publishing. Butterick, K. 2012. Pengantar Publik Relations Teori dan Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persana. Cangara, H. 2014. Perencanaan & Strategi Komunikasi (Edisi Revisi). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. ----------. 2012. Pengantar RajaGrafindo Persada. Ilmu Komunikasi (ke-13). Jakarta: PT. Cultip, S., Center, A., & Broom, G. 2011. Effective Publik Relations (Edisi Ke-9). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Daniel, P. (2007). The Community Partner Editorial : A Publik Relations Strategi. FBI Law Enforcement Bulletin; september 2007, page 22. Effendy, O. U. 2002. Hubungan Masyarakat. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Jalaluddin, R 2013. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Khodarahmi, E. (2009). Strategic Publik Relations. Disaster Prevention and Management. Emeral Group Publishing Limited Vol. 18 No. 5 page : 529 - 534 Kriyantono, R. 2010. Teknik Praktis Riset Komunikasi (Edisi 1). Jakarta: Kencana. 93 ----------. 2014. Teori Publik Relations Perspektif Barat & Lokal Aplikasi Penelitian dan Praktik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Meleong, Lexy J. 1991. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Moore, F. 2005. HUMAS Membangun Citra dengan Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Morissan. 2008. Manajemen Publik Relations: Strategi Menjadi Humas Profesional (Edisi 1). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Purnamasari, R. I. I. (2007). Peran humas polri dalam meningkatkan citra kepolisian. Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana. Putra, B. (2016). Peranan_Kepolisian_Di_Masyarakat.. Retrieved from https://undip.academia.edu/bataraputra Ruslan, R. (2012). Manajemen Publik Relation & Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Soemirat, S., & Elvinaro Ardianto. (2008). Dasar-Dasar Publik Relations. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Afriadi, R. (2010). Strategi Humas Polda Daerah Istimewa Yogyakarta Untuk Membentuk Citra Positif Polisi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Yogyakarta. Lainnya : Peraturan Kapolri nomor 22 th. 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada tingkatan Kepolisian Daerah. Jakarta. 28 Septermber 2010 Felisiani, T. (2016). Irjen Anton Charliyan Akan Buat Polisi Santri dan Zero Pungli Di Sulselbar. (http://www.tribunnews.com/nasional/2016/04/21/ irjen-anton-charliyan-akan-buat-polisi-santri-dan-zero-pungli-disulselbar diakses 9 November 2016 pukul 20.05). Netral, Harian. (2014). Pengertian Strategi Menurut Para Ahli. (http://hariannetral.com/2014/12/pengertian-strategi-menurut-beberapaahli.html. diakses 06 Januari 2017 pukul 21.35) Lobubun, D. A. (2016). Polda Sulsel Peringkat Ke-3 Soal Pungli. (http://makassar.tribunnews.com/2016/10/17/polda-sulsel-peringkat-ke3-soal-pungli diakses 9 November 2016 pukul 21.25) 94 Kementrian Dalam Negeri. 2011. Peraturan Menteri Pedoman Pelaksanaan Tugas Kehumasan Dilingkungan Kementrian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah (http://www.kemendagri.go.id/produkhukum/archieve/peraturan-menteri/tahun/2011/000006 diakses 06 Januari 2017). Rancangan Postur Humas Polri 2010-2025 (2009) (http://sitipolpekalongankota.blogspot.co.id/2009/11/rancangan-posturhumas-polri-2010-2025.html diakses: 06 Januari 2017). Sugita, W. (2016) Sejarah Perkembangan Publik Relations, 2013. (http://wayansugita63.blogspot.co.id/2013/10/sejarah-perkembanganpublik-relations_20.html diakses 30 Desember 2016 pukul 16.25). Taufiq. (2016). Rekernis Humas Polda Sulsel 2016, Kabid Humas Ajak Personil Humas Bentuk Opini Positif Polri. (http://tribratanewsmakassar.com /category/ceremonial diakses 15 november 2016 pukul 21.27). Wikipedia. (2016). Kepolisian Negara Republik Indonesia. (https://id.wikipedia.org/wiki/Kepolisian_Negara_Republik_Indonesia diakses 8 november 2016 pukul 19.35). Wikipedia. (2016). Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan. (https://id.wikipedia.org/wiki/Kepolisian_Daerah_Sulawesi_Selatan diakses 8 november 2016 pukul 20.09) 95 LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA A. Strategi komunikasi Bidang Humas Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dalam mengelola citra positif polisi di masyarakat. Kabid Humas Polda Sulsel 1. Apa program utama yang sedang dilaksanakan Bidang Humas Polda Sulsel ? 2. Bagaimana bapak melihat respon masyarakat terhadap kinerja kepolisian ? 3. Apa upaya yang bapak lakukan dalam mengatasi pemberitaan mengenai masalah kinerja kepolisian ? 4. Bentuk komunikasi apa yang dilakukan Humas Polda dalam membangun kepercayaan dimata masyarakat ? 5. Apa upaya yang bpk lakukan untuk menjalin hubungan baik dengan pihak media ? Kasubbid Penerangan Masyarakat 1. Bagaimana Humas Polda dalam mengindentifikasi permasalahan yang muncul dimedia terkait kinerja kepolisian ? 2. Apa upaya yang dilakukan Humas Polda dalam menangani permasalahan yang menjerat personil kepolisian ? 96 3. Bagaimana Bidang Humas Polda dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat terkait kinerja kepolisian yang dianggap buruk ? 4. Bagaimana humas polda dalam menjalin relasi/hubungan dengan pihak media, pemerintah, dan internal kepolisian daerah Sulsel? 5. Apakah pernah Bidang Humas Polda Sulsel mengalami hubungan yang renggang dengan para wartawan ? 6. Kegiatan apa saja yang dilakukan humas polda dalam membangun hubungan baik dengan pihak media? Kasubbid Penerangan Informasi dan Dokumentasi 1. Bagaimana Humas Polda dalam mengindentifikasi permasalahan yang muncul dimedia terkait kinerja kepolisian ? 2. Apa upaya yang dilakukan Humas Polda dalam menangani permasalahan yang menjerat personil kepolisian ? 3. Untuk melihat bagaimana respon yang beredar di masyarakat, apa yang dilakukan Bidang Humas Polda dalam mengevaluasi kinerjanya ? Kepala Urusan Penerangan Umum 1. Apa upaya yang dilakukan Humas Polda dalam menyampaikan dan mengelola informasi kepada masyarakat ? 2. Bagaimana bapak melihat respon masyarakat terhadap kinerja kepolisian ? 97 TAMPILAN MAJALAH TRIBRATANEWS Humas Polda Sulsel 98 DOKUMENTASI Wawancara bersama Kasubbid Penerangan Informasi dan Dokumentasi AKBP Sabrin Soleman Wawancara bersama Kepala Urusan Penerangan Umum Kompol Edy Anwar Pengambilan data yang terkait dengan strategi komunikasi bidang humas Polda Sulsel