PENGARUH TAYANGAN KOREAN WAVE DI INTERNET TERHADAP PERILAKU KOMUNITAS KOREAN BELOVED ADDICT (KBA) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh: ISNI RAHMAWATI NIM: 109051000174 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 M/1435 H PENGARUH TAYANGAN KOREAN WAVE DI INTERNET TERHADAP PERILAKU KOMUNITAS KOREAN BELOVED ADDICT (KBA) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh: Isni Rahmawati NIM: 109051000174 Pembimbing: Hj. Nunung Khairiyah, MA NIP. 19730252 007012 018 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 M / 1435 H PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul Pengaruh Tayangan Korean Wave di Internet Terhadap Perilaku Komunitas Korean Beloved Addict (KBA) telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 7 mei 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam. Jakarta, 7 Mei 2014 Sidang Munaqasyah Ketua Sekertaris Drs. Jumroni, M.Si Umi Musyarrofah, MA NIP. 19630515 199203 1 006 NIP. 19710816 199703 2 002 Anggota Penguji I Penguji II Ade Masturi, MA Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA NIP. 19750606 200710 1 001 NIP. 19710412 200003 2 001 Pembimbing Hj. Nunung Khairiyah, MA NIP. 19730252 00701 2 018 LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ciputat, 27 April 2014 Isni Rahmawati ABSTRAK Isni Rahmawati Pengaruh Tayangan Korean Wave di Internet Terhadap Perilaku Komunitas Korean Beloved Addict (KBA) Media massa memegang peran penting dalam perkembangan suatu gejala sosial. Perkembangan gejala sosial tersebut juga tidak terlepas dari khalayak yang menggemarinya. Khalayak seakan terbawa pada setiap keindahan yang ditampilkan media. Begitu pun halnya dengan Korean wave, apapun yang ditampilkan media tentang Korean wave terlihat menarik untuk dicoba dan ditiru. Korean wave adalah gelombang budaya, musik, film dan segala sesuatu tentang Korea yang menyebar ke negara-negara lain termasuk Indonesia. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu, Bagaimana pengaruh tayangan Korean wave di internet terhadap perilaku imitasi anggota komunitas Korean Beloved Addict? Apakah faktor dominan yang memunculkan perilaku imitasi anggota komunitas Korean Beloved Addict (KBA) akibat Korean wave? Penelitian ini menggunakan metode analisis data deskriptif kuantitatif dengan jenis penelitian survei. Data yang diperoleh menggunakan kuesioner yang kemudian dilakukan pengujian analisis uji regresi linear berganda, uji korelasi pearson, dan uji T-test dengan menggunakan software SPSS 20.0 for windows release. Berdasarkan hasil penelitian, tayangan Korean wave di internet memiliki hubungan yang positif terhadap perilaku imitasi komunitas Korean Beloved Addict (KBA) meskipun tidak signifikan. Hasil regresi linear berganda menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,658 sedangkan koefisien determinan R Square = 0,433 berarti variabel tayangan Korean wave di internet memengaruhi perilaku imitasi sebesar 43,3% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar model yang digunakan peneliti. Keyword: Media internet, Korean wave, perilaku imitasi i KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah-Nya serta limpahan anugerah yang tak terhitung Peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Tayangan Korean Wave di Internet Terhadap Perilaku Komunitas Korean Beloved Addict (KBA)” dengan baik. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW, yang telah memberikan teladan yang baik kepada seluruh umat manusia. Peneliti ingin berterima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi dan mengajarkan peneliti banyak hal. Ucapan terimakasih tersebut terutama penulis haturkan bagi: 1. Bapak Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Bapak Dr. Suprapto, M.Ed, M.A, selaku Wakil Dekan I, Bapak Drs. Jumroni, M.Si selaku Wakil Dekan II, dan juga Bapak Drs Sunandar, M.Ag selaku Wakil Dekan III. 2. Bapak Rachmat Baihaky, M.A, selaku Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, dan Ibu Hj. Umi Musyarrofah, M.A, selaku Sekertaris Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam. 3. Ibu Hj. Nunung Khairiyah, M.A, selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan masukan-masukan dalam penulisan skripsi ini. ii 4. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah mendidik serta memberikan beragam ilmu yang sangat bermanfaat. Semoga ilmu-ilmu para Dosen dibalas dengan pahala yang tak terhingga. 5. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah membantu peneliti dalam hal administrasi selama perkuliahan dan penelitian skripsi ini. 6. Kepada Ayahanda tercinta Giman Soitomo (Alm) dan Ibunda tercinta Tarti, terima kasih atas dukungan dan kepercayaannya peneliti bisa menyelesaikan skripsi ini dengan semangat. Kiranya peneliti tidak bisa membalas rasa cinta mereka dengan karya apapun, tetapi peneliti yakin dengan selesainya tugas akhir ini bisa membuat mereka bangga terhadap peneliti. 7. Pada kakak-kakak dan keponakan-keponakan yang selalu memberikan warna tersendiri di saat peneliti sedang jenuh. 8. Sahabat yang selalu rela menyempatkan waktu untuk berbagi ilmu dan tidak pernah lelah memberikan semangat selama penyusunan skripsi ini, Fitri Mutiara, Nur Afifah, Revina Septhiani, Putu Ameliana, Azzaningtyas Auliani, Romys Binekasri. 9. Teman-teman angkatan 2009 khususnya KPI E, Hernisya, Ahmad Hudallah Salam, Sita Mawarni, Dwi Pranata, Farwah Assegaf, Yusli Anggriyawan, Lela Muspita, dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu per satu. 10. KKN Cerdas Aktif Sosial 2012, M. Ulul Azmi, Aprilia Safitri, Dhanni Azijaya, M. Khariswan, M. Dermawan, Meta Yunita, Rachmawaty Landjar, dan lainnya. iii 11. Untuk mereka yang senantiasa mendukung serta membantu tetapi tidak bisa disebutkan satu per satu. Pada akhirnya dengan ketidaksempurnaan ini, peneliti berharap semoga karya sederhana ini dapat berguna bagi peneliti dan pembaca. Dan semoga Allah SWT membalas jasa baik yang telah diberikan dari berbagai pihak kepada peneliti selama pembuatan skripsi ini, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Aamiin yarabbal alaamiin. Jakarta, 27 April 2014 Isni Rahmawati iv DAFTAR ISI ABSTRAK ............................................................................................................. i KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii DAFTAR ISI ......................................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix BAB I BAB II PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................. 1 B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah ........................................................ 7 2. Perumusan Masalah ......................................................... 7 C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 7 D. Manfaat Penelitian 1. Segi Akademis ................................................................. 8 2. Segi Praktis ...................................................................... 8 E. Kerangka Pemikiran .................................................................... 8 F. Pengajuan Hipotesis Penelitian ................................................... 9 G. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 10 H. Sistematika Penulisan ................................................................. 10 LANDASAN TEORI A. Komunikasi 1. Komunikasi Massa ......................................................... 13 2. Unsur-Unsur Komunikasi Massa ................................... 13 3. Efek Komunikasi Massa ................................................. 16 B. Konsep Pengaruh ....................................................................... 17 C. Konsep Media Internet 1. Pengertian Media ............................................................ 18 v 2. Pengertian Internet ......................................................... 19 3. Internet Sebagai Media Komunikasi .............................. 21 D. Teori Uses and Effect ................................................................. 23 E. Perilaku ...................................................................................... 25 F. Teori Proses Belajar Sosial ........................................................ 25 G. Perilaku Imitasi H. 1. Pengertian Perilaku Imitasi ............................................ 27 2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku Imitasi ........ 29 3. Indikator Perilaku Imitasi ............................................... 30 Pengertian Akhlak ...................................................................... 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ........................................................................... 33 B. Tempat Dan Waktu Penelitian ................................................... 34 C. Populasi Dan Sampel 1. Populasi .......................................................................... 34 2. Sampel ............................................................................ 34 D. Variabel Penelitian ..................................................................... 36 E. Definisi Operasional ................................................................... 37 F. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 38 G. Etika Penelitian .......................................................................... 40 H. Validitas Dan Reabilitas 1. Validitas .......................................................................... 41 2. Reabilitas ........................................................................ 41 I. Pengolahan Data ......................................................................... 43 J. Metode Analisa Data .................................................................. 44 BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Globalisasi Budaya ......................................................... 50 2. Media dalam Budaya ...................................................... 50 3. Budaya Korean Wave ..................................................... 51 vi BAB V 4. Situs Kshowonline.com .................................................. 52 5. Budaya Korea dalam Pandangan Islam .......................... 52 6. Komunitas Korean Beloved Addict (KBA) ................... 54 B. Analisa Data Lapangan .............................................................. 58 C. Analisa Data Penelitian .............................................................. 63 PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................ 68 B. Saran ........................................................................................... 68 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 70 LAMPIRAN vii DAFTAR TABEL Tabel 1 Kerangka Pemikiran ....................................................................... 8 Tabel 2 Definisi Operasional ..................................................................... 38 Tabel 3 Tingkat reliabel berdasarkan nilai alpha ...................................... 42 Tabel 4 Skala Likert .................................................................................. 44 Tabel 5 Nilai Koefisien ........ .................................................................... 45 Tabel 6 Lamanya Responden Mengakses Korea .................................... 58 Tabel 7 Frekuensi Responden Mengakses Situs Kshowonline.com ......... 58 Tabel 8 Atensi Responden Mengakses Situs Kshowonline.com .............. 59 Tabel 9 Perilaku Imitasi ............................................................................ 59 viii DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Skema Hubungan Variabel Independen dan dependen ................ 37 ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman tidak lepas dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa banyak perubahan kepada masyarakat, baik dalam cara berpikir maupun tingkah laku. Kemajuan yang telah dicapai manusia telah dapat melahirkan media yang sanggup menjangkau seluruh komponen manusia yang heterogen dan lokasi yang berbeda hingga pelosok bumi ini. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan ini adalah realitas yang harus dihadapi oleh manusia. Salah satu penyebabnya adalah jangkauan pemberitaan media yang semakin mendunia. Setiap orang, kini, dapat dengan mudah mengakses informasi yang diinginkan dari berbagai media. Peristiwa yang terjadi di berbagai belahan dunia secara cepat dapat diketahui oleh siapapun dan di mana pun ia berada. Informasi yang ada sangat terbuka dan dapat diakses oleh semua orang serta tidak ada lagi batas waktu dan tempat. Sebagaimana yang dikutip oleh Wawan Kusnadi dalam majalah Analisis yang diterbitkan oleh CSIS, Abdul Muis mengatakan bahwa “Kemajuan teknologi dan informasi melahirkan keanekaragaman saluran (media) yang semakin lama semakin canggih serta dapat memungkinkan dalam berbagai macam kejadian.”1 1 Wawan Kusnadi, Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Media TV, (Jakarta: Rineka Putra, 1996), cet. 1, h. 2. 1 2 Media yang dimaksud adalah media massa yang mempunyai karakteristik dan memiliki kemampuan dalam menarik perhatian khalayaknya secara serempak (simultaneous) dan serentak (instantaneous). Maka sesuai dengan sifatnya yang digunakan sebagai penyampai pesan-pesan komunikasi massa, media massa harus benar-benar mendapatkan perhatian dan pengawasan lebih, karena hal ini bersangkutan dengan khalayak yang akan diterpa media tersebut.2 Perkembangan media massa sebagai sarana informasi di Indonesia, tidak terlepas dari jalannya perkembangan dan perubahan zaman di segala sektor kehidupan masyarakat. Media massa, pada hakikatnya berupaya memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dan kritis dalam menyoroti berbagai persoalan yang terjadi di masyarakat. Media massa tersebut dapat berupa media cetak maupun elektronik. Di mana fungsi dari media massa tersebut yaitu menyampaikan pesan-pesan yang dimiliki media kepada khalayak, baik berupa informasi maupun hiburan semata. Fungsi media massa sebagai informasi bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang segala sesuatu tanpa mengenal adanya jarak, ruang, dan waktu. Media massa menghilangkan batas-batas pemisah antar negara yang memungkinkan terjadinya keseragaman budaya di seluruh dunia. Suatu kebudayaan dalam suatu negara budaya dapat diketahui, disukai bahkan diterapkan oleh masyarakat dari negara lain. 2 Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004), h. 39 3 Salah satu contoh fungsi media massa sebagai media hiburan yang saat ini sedang marak di kalangan masyarakat Indonesia ialah Budaya pop Korea. Budaya pop Korea adalah budaya Korea yang ringan dan dikemas secara menarik yang disebarkan melalui media massa. Hal ini terbukti dengan banyaknya drama Korea (K-drama) dan musik pop Korea (K-pop) yang mulai bermunculan di media massa Indonesia. Perkembangan drama Korea dan musik pop Korea yang sedang melanda Indonesia ini dikenal dengan istilah Korean wave atau Hallyu. Korean wave adalah gelombang budaya, musik, film dan segala sesuatu tentang Korea yang menyebar ke negara-negara lain termasuk Indonesia. Negara yang beribukota di Seoul ini mampu menggebrak dunia di abad ke-21 ini melalui dunia entertainment dengan Korean wave nya.3 Drama Korea (K-drama), musik pop Korea (K-pop), olahraga (Ksports), fashion (K-fashion), seni rupa merupakan produk-produk budaya pop yang ditawarkan oleh Korea Selatan. Keberhasilan merebaknya budaya Korea di beberapa negara di dunia tidak lepas dari peran media massa. Media massa (baik cetak maupun elektronik) memegang peran penting dalam perkembangan Korean wave. Rutinnya media massa memberitakan tentang budaya Korea merupakan salah satu alasan berkembangnya budaya Korea di Indonesia. Televisi merupakan media elektronik yang paling mudah dijangkau dan diminati oleh semua kalangan dan semua umur, dan memberikan pengaruh besar terhadap pengetahuan, motivasi, serta perilaku penontonnya. Kekuatan 3 Mengintip Budaya Korea: Pandangan Generasi Muda Indonesia, (Yogyakarta: INAKOS bekerja sama dengan Pusat Studi Korea Universitas Gajah Mada, 2012), cet. 1, h. 154 4 audiovisual yang dimiliki televisi mampu menyentuh jiwa khalayak, sehingga mereka yang menyaksikan drama Korea seperti terbawa dalam perasaan setiap peran yang ditampilkan dalam drama tersebut. Tidak seperti televisi yang bersifat audiovisual, radio juga mampu menyebarkan budaya Korea di masyarakat. Walaupun hanya berupa suara (audio), radio mampu menyebarkan budaya Korea dengan cara memutar musik pop Korea (K-pop). Seperti yang kita ketahui, boyband dan girlband Korea cukup diminati khalayak di Indonesia. Berkembangnya K-pop di berbagai belahan dunia juga merupakan pencetus lahirnya boyband dan girlband di Indonesia. Media cetak seperti majalah, koran, dan tabloid juga turut berperan dalam perkembangan Korean wave di Indonesia walaupun kemampuannya dalam memengaruhi khalayak tidak sebesar televisi, radio, dan internet. Cara media cetak menyebarkan Korean wave di Indonesia yaitu dengan memberitakan hal baru mengenai artis-artis Korea yang dikemas secara menarik. Media cetak ini membantu memberikan informasi bagi mereka yang wilayahnya tidak terjangkau internet. Media massa elektronik yang juga tidak kalah penting dalam perkembangan Korean wave adalah internet. Melalui internet, informasi mengenai suatu peristiwa tertentu dapat ditransmisikan secara langsung, sehingga membuatnya menjadi suatu peranti meriah yang sangat efektif. Banyak sekali forum yang tersedia untuk tujuan istimewa ini. Hal ini 5 dikarenakan internet sebagai perkakas sempurna untuk menyiagakan dan mengumpulkan sejumlah besar orang secara elektronis.4 Internet melengkapi keingintahuan khalayak yang berlebih mengenai Korean wave. Melalui situs-situs resmi perusahaan entertainment Korea, situs jejaring sosial, serta blog-blog mengenai Korea merupakan sarana paling mudah dan cepat menyebarnya Korean wave secara Internasional. Beragamnya informasi yang disajikan internet mengenai Korean wave menjadikan khalayak aktif dalam mencari informasi yang dibutuhkannya. Antusias khalayak Indonesia yang cukup besar terhadap Korean wave menyebabkan negara yang terkenal dengan sebutan negeri gingseng tersebut semakin gencar dalam menyebarkan virus Korean wave di Indonesia. Seperti gejala sosial lain yang ditampilkan media, Korean wave juga memiliki efek tertentu bagi khalayak. Efek yang ditimbulkan pun berbedabeda pada setiap khalayak. Efek tersebut dapat berupa efek kognitif, efek afektif, ataupun efek behavioral. Efek Korean wave dapat dilihat dari semakin banyak restoran yang menyajikan makanan khas Korea, banyak bermunculannya online shop yang menjual mode baju Korea, dan yang tidak kalah menarik banyak produk kecantikan yang beredar yang menjanjikan kecantikan layaknya orang Korea. Perilaku yang timbul akibat Korean wave pun bermacam-macam dan berbeda-beda pada setiap orang. Perilaku-perilaku tersebut diantaranya yaitu seperti, belajar bahasa Korea Selatan (Hangul), aktif mengikuti festivalfestival Korea Selatan yang diadakan di Indonesia sehingga dapat menambah 4 Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, h. 144 6 pengetahuan budaya, mewarnai rambut seperti idolanya, menyukai kuliner khas Korea Selatan, menggunakan mode baju Korea Selatan, dan masih banyak lagi perilaku yang ditimbulkan Korean wave. Dari kegemaran khalayak pada Korean wave secara tidak langsung mengubah pola perilaku masyarakat Indonesia, khususnya kalangan muda. Kalangan muda mudah terbius dengan apa yang ditampilkan media sehingga apa yang ditampilkan media mengenai Korea Selatan terlihat menarik di mata penikmat Korea. Mahasiswa sebagai bagian dari kalangan muda dan terpelajar pada umumnya dianggap memiliki akses lebih banyak terhadap media dibandingkan masyarakat biasa. Mahasiswa dianggap sebagai khalayak yang cukup aktif menggunakan berbagai media massa. Mahasiswa secara aktif dapat mengakses berbagai hal mengenai Korean wave melalui media massa yang ada. Dari sifat aktif yang dimiliki mahasiswa terhadap penggunaan media massa tersebut, timbul sebuah pertanyaan, apakah mahasiswa yang notabene dapat mengkritisi, memilih dan memilah dapat terpengaruh akan perilaku yang timbul akibat Korean wave? Pertanyaan di atas merupakan alasan mengapa peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Tayangan Korean Wave di Internet Terhadap Perilaku Komunitas Korean Beloved Addict (KBA). 7 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Banyak hal yang dapat diteliti mengenai Korean wave, namun dalam penelitian ini, peneliti membatasi penelitian pada pengaruh situs Kshowonline.com terhadap perilaku imitasi mahasiswa, dan mahasiswa yang dijadikan batasan dalam penelitian ini yaitu sebuah komunitas pecinta Korea yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Korean Beloved Addict (KBA). 2. Perumusan Masalah Dari batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1) Bagaimana pengaruh situs Kshowonline.com terhadap perilaku imitasi anggota komunitas Korean Beloved Addict (KBA)? 2) Apakah faktor dominan yang memunculkan perilaku imitasi anggota komunitas Korean Beloved Addict (KBA) akibat terpaan situs KBS? C. Tujuan Penelitian Sesuai judul pada penelitian ini, maka tujuan dilakukannya penelitian yaitu untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh situs Kshowonline.com terhadap perilaku imitasi anggota komunitas Korean Beloved Addict (KBA) dan mengetahui faktor apa saja yang memengaruhi timbulnya perilaku imitasi. 8 D. Manfaat Penelitian 1. Segi Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan pengetahuan yang memadai kepada pembaca, khususnya dalam mata kuliah Ilmu Komunikasi, yaitu sebagai pembuktian bahwa media massa cukup berperan dalam mengubah perilaku seseorang. 2. Segi Praktis Hasil penelitian ini juga diharapkan sebagai wadah pengevaluasian diri dalam menyikapi permasalahan sosial yang hadir dalam kehidupan sehari-hari, yaitu untuk mengetahui dampak positif dan negatif yang timbul dari sebuah gejala sosial. E. Kerangka Pemikiran Adapun kerangka pemikiran yang digunakan peneliti merumuskan masalah ini adalah sebagai berikut: Tabel 1. Kerangka Pemikiran Tayangan Korean wave di Internet Variabel X Perilaku imitasi Variabel Y dalam 9 Media massa baik cetak maupun elektronik termasuk internet merupakan agen sosialisasi yang mudah digunakan dalam masyarakat saat ini. kebutuhan khalayak akan informasi menjadikan media massa semakin berkembang. Hasil dari terpaan media berdampak pada perubahan kognitif, afektif, dan behavioral khalayaknya. Begitupun dengan Korean wave, salah satu gejala sosial ini juga memiliki dampak bagi khalayak yang menggemarinya, yaitu berupa perilaku imitasi atau meniru. Perilaku imitasi atau meniru tersebut dapat berupa cara berbicara, cara berpakaian, menggunakan asesoris seperti artis idolanya, dan lain-lain. F. Pengajuan Hipotesis Penelitian Untuk melakukan uji hipotesis, ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu merumuskan hipotesis nol (Ho) dan harus disertai pula dengan hipotesis alternatif (Ha).5 Adapun hipotesis penelitian ini adalah: 1. Ho : βo = 0 Tayangan Korean wave di internet tidak berpengaruh terhadap perilaku imitasi anggota komunitas Korean Beloved Addict (KBA). 2. Ha : βo ≠ 0 Tayangan Korean wave di internet berpengaruh terhadap perilaku imitasi anggota komunitas Korean Beloved Addict (KBA). 5 Singgih Santoso, SPSS: Mengolah Data Statistik Secara Profesional, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 1999), Cet. ke-2, h. 22-23 10 G. Tinjauan Pustaka Berdasarkan hasil pengamatan langsung yang telah dilakukan oleh peneliti di perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, peneliti menemukan skripsi yang memiliki kemiripan judul dengan yang akan peneliti teliti, judul skripsi tersebut adalah: 1. Skripsi yang dibuat oleh Nuri Rahma Fajria (107051003387), dengan judul “Pengaruh Tayangan Opera Van Java Terhadap Perilaku Kekerasan di SMA Triguna Utama Ciputat”. Skripsi ini membahas tentang seberapa besar tayangan opera van java memengaruhi perilaku kekerasan remaja. 2. Skripsi yang dibuat oleh Meila Meilani (108051100065), dengan judul “Pemberitaan K-Pop di Media Online detikcom Terhadap Perilaku Komunitas Facebook Asrama EXO”. Skripsi ini membahas tentang kebenaran informasi yang diberitakan detikcom dalam memberitakan K-pop. 3. Skripsi yang dibuat oleh Andri Yanto (108051000046), dengan judul “Pengaruh Facebook Terhadap Keterbukaan Diri Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah”. Skripsi ini membahas tentang tingkat keterbukaan dan kepercayaan mahasiswa terhadap akun pengguna lain di jejaring sosial facebook. H. Sistematika Penulisan Agar penulisan skripsi ini lebih terarah dan sistematis, maka peneliti akan membagi pokok-pokok permasalahan ke dalam lima bab, yaitu sebagai berikut: 11 BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan dan Batasan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Pemikiran, Pengajuan Hipotesis Penelitian, Tinjauan Kepustakaan, dan Sistematika Penelitian. BAB II LANDASAN TEORI Berisi tentang Komunikasi Massa, Pengaruh, Media Internet, Teori Uses and Effect, Perilaku, Teori Proses Belajar Sosial (Social Learning Theory), Perilaku Imitasi. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Berisi tentang Jenis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian, Populasi dan Sampel, Variabel Penelitian, Definisi Operasional, Metode Pengumpulan Data, Etika Penelitian, Validitas dan Reabilitas, Instrumen Penelitian, Pengolahan Data, Metode Analisa Data. BAB IV PENGARUH TAYANGAN KOREAN WAVE DI INTERNET TERHADAP PERILAKU KOMUNITAS KOREAN BELOVED ADDICT (KBA) Berisi tentang budaya Korea, profil komunitas Korean Beloved Addict (KBA), dan analisa terhadap penelitian yang telah dilakukan. 12 BAB V PENUTUP Berisi kesimpulan dan saran-saran. Kemudian bagian terakhir memuat daftar pustaka dan lampiran-lampiran. 13 BAB II LANDASAN TEORI A. Komunikasi 1. Komunikasi Massa Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication). Ia lahir dengan penggunaan alat-alat mekanik yang mampu melipat gandakan pesan-pesan komunikasi. Di Amerika Serikat, komunikasi massa sebagai ilmu, baru lahir pada tahun 1940-an. Ketika itu para ilmuan sosial mulai melakukan pendekatan-pendekatan ilmiah mengenai gejala komunikasi, adapun di Indonesia, gejala komunikasi yang menggunakan media massa baru dipelajari di perguruan tinggi sekitar tahun 1950-an. Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa Inggris, mass communication sebagai kependekan dari mass media communication (komunikasi media massa). Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communication atau communications diartikan sebagai saluran, yaitu media massa (mass media) sebagai kependekan dari media of mass communication.1 2. Unsur-unsur Komunikasi Massa Komunikasi massa terdiri dari unsur : sumber (source), pesan (message), saluran (channel), penerima (receiver), serta efek (effect). 1 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Grasindo, 2004), h. 67-69 13 14 Menurut Lasswell unsur-unsur dalam komunikasi massa adalah sebagai berikut:2 a) Who (Sumber atau Komunikator) Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga atau organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga atau organisasi (institutionalized person). Pengertian institutionalized dalam hal ini ialah stasiun televisi, sedangkan yang dimaksud dengan person adalah redaktur atau kerabat kerja. b) Says What (Pesan) Wright (1977), memberikan karakteristik pesan dalam komunikasi massa sebagai berikut: 1) Publicity Pesan-pesan bersifat terbuka untuk umum atau publik. 2) Rapid Pesan dalam komunikasi massa dapat mencapai pemirsa yang luas dalam waktu yang singkat serta terus-menerus. 3) Transient Pesan dalam komunikasi massa bersifat sementara dan bukan permanent. c) In Which Channel (Saluran atau Media) Unsur ini menyangkut semua peralatan mekanik yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi 2 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, h. 70-80 15 massa, bisa juga disebut sebagai media penunjang untuk menyampaikan pesan. d) To Whom (Penerima) Unsur ini berkaitan dengan sasaran dalam komunikasi massa. Menurut Wright, penerima pesan dalam komunikasi massa memiliki karakteristik seperti: 1) Large (besar) Besarnya mass audience bersifat relatif, menyebar di berbagai lokasi, dan tidak saling berinteraksi satu sama lain secara langsung. 2) Heterogen (beraneka ragam) Sasaran komunikasi massa bersifat heterogen, yaitu sangat beragam dari berbagai lapisan masyarakat. 3) Anonim (tidak saling mengenal) Baik komunikator maupun komunikan dalam komunikasi massa tidak saling mengenal satu sama lain. e) With What Effect (unsur efek atau akibat) Efek merupakan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri pemirsa sebagai akibat dari pesan-pesan media. Ada tiga jenis efek yang dapat timbul dalam diri pemirsa: 1) Efek Kognitif Efek yang dapat mengubah nilai yang saat ini ada dan telah terpelihara di dalam masyarakat. 16 2) Efek Afektif Efek ini merupakan proses yang berhubungan dengan emosi dan perasaan seseorang, seperti ketakutan, kegelisahan, serta moral. 3) Efek Konatif Efek konatif merupakan hasil perluasan efek kognitif dan afektif. 3. Efek Komunikasi Massa Efek atau pengaruh adalah salah satu elemen dalam komunikasi yang sangat penting, untuk mengetahui berhasil atau tidaknya proses komunikasi yang dilakukan. Efek adalah perubahanperubahan yang terjadi di dalam diri audiens akibat keterpaan pesanpesan media.3 David Berlo mengklasifikasikan efek atau perubahan ke dalam tiga kategori yaitu perubahan dalam pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan perilaku nyata (behavior). Ketiga jenis perubahan itu biasanya (tidak selalu) berlangsung secara berurutan. Perubahan perilaku biasanya didahului oleh perubahan sikap, dan perubahan sikap biasanya didahului oleh perubahan pengetahuan. Efek diketahui melalui tanggapan khalayak (response audience) yang digunakan sebagai umpan balik (feed back). Jadi, umpan balik merupakan sarana untuk mengetahui efek.4 3 4 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, h. 70 Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Grasindo, 2000), h. 9. 17 Tentu saja membatasi efek hanya selama berkaitan dengan pesan media, akan mengesampingkan banyak sekali pengaruh media massa. Kita cenderung melihat efek media massa, baik yang berkaitan dengan pesan maupun media itu sendiri. Menurut Steven M. Chaffee, ini pendekatan pertama dalam melihat efek media massa. Pendekatan kedua ialah melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa. Berupa penerimaan informasi, perubahan perasaan atau sikap, dan perubahan perilaku, atau dengan istilah lain, perubahan kognitif, afektif, dan konatif (behavioral). Pendekatan ketiga meninjau satuan observasi yang dikenal efek komunikasi massa-individu, kelompok, organisasi, masyarakat, atau bangsa.5 B. Pengaruh Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.6 Dari pengertian di atas telah dikemukakan sebelumnya bahwa pengaruh adalah merupakan sesuatu daya yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain. Efek komunikasi merupakan setiap perubahan yang terjadi di dalam diri penerima, karena menerima pesan-pesan dari suatu sumber. Perubahan ini meliputi perubahan pengetahuan, perubahan sikap, dan perubahan perilaku nyata. Komunikasi dikatakan efektif apabila ia menghasilkan efek-efek atau 5 Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosda Karya), cet. Ke-21, h. 218. 6 Tim Penyusun Khusus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1988), Edisi pertama, h. 664. 18 perubahan-perubahan sebagai yang diharapkan oleh sumber, seperti pengetahuan, sikap, dan perilaku atau ketiganya. Perubahan-perubahan di pihak penerima ini diketahui dari tanggapan-tanggapan yang diberikan penerima sebagai umpan balik di pihak penerima.7 Pengaruh adalah suatu keadaan ada hubungan timbal balik, atau hubungan sebab akibat antara apa yang memengaruhi dengan apa yang dipengaruhi. Dua hal ini adalah yang akan dihubungkan dan dicari apa ada hal yang menghubungkannya. Di sisi lain pengaruh adalah berupa daya yang bisa memicu sesuatu, menjadikan sesuatu berubah. Maka jika salah satu yang disebut pengaruh tersebut berubah, maka akan ada akibat yang ditimbulkannya. Dari pengertian di atas, diketahui bahwa pengaruh adalah suatu daya yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain. Sehingga dalam penelitian ini, peneliti meneliti mengenai seberapa besar daya yang ada atau ditimbulkan oleh media internet tentang Korean wave terhadap perilaku imitasi anggota komunitas Korean Beloved Addict (KBA). C. Media Internet 1. Pengertian Media Media berasal dari bahasa latin, yaitu medius yang secara harfiahnya berarti „tengah‟, „pengantar‟, atau „perantara‟. Kata tengah itu sendiri berarti berada di antara dua sisi, maka disebut juga sebagai „perantara‟ atau yang mengantarai kedua sisi tersebut. Karena posisinya di tengah ia juga bisa disebut sebagai pengantar atau 7 Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Grasindo, 2002), h. 39 19 penghubung, yakni yang menghantarkan atau menghubungkan atau menyalurkan sesuatu hal dari satu sisi lainnya.8 Dalam perkembangannya, media mengikuti perkembangan teknologi. Dimulai dengan sistem percetakan, kemudian lahir teknologi audiovisual dan sekarang muncul teknologi mikro-prosesor yang melahirkan pemakaian komputer dan layanan interaktif. 2. Pengertian Internet Perubahan terbesar di bidang komunikasi 40 tahun terakhir (sejak munculnya TV) adalah penemuan dan pertumbuhan internet. Internet adalah jaringan komputer dunia yang mengembangkan ARPANET, suatu sistem yang terkait dengan pertahanan-keamanan yang dikembangkan pada tahun 1960-an. Manfaat sistem komunikasi yang berjaringan ini dengan cepat ditangkap oleh para peneliti dan pendidik secara umum. Akhir-akhir ini, melalui komputer di rumah, modem, dan warnet, serta melalui layanan-layanan seperti Web-TV, internet hadir untuk publik. Pada keadaan seperti inipun masih ada beberapa orang yang tak setuju bahwa internet merupakan sebuah media massa baru.9 Lahirnya era komunikasi interaktif ditandai dengan terjadinya diversivikasi teknologi informasi dengan bergabungnya telepon, radio, komputer, dan televisi menjadi satu dan menandai teknologi yang 8 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h. 6 9 Werner J. Severin dan James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa, (Jakarta: Kencana, 2011), cet. ke-5, h. 443 20 disebut dengan internet.10 Internet merupakan salah satu solusi luar biasa yang pernah diciptakan oleh manusia, informasi apapun dan dari manapun memungkinkan untuk didapatkan melalui teknologi ini.11 Internet berasal dari kata Interconnection Networking yang berarti jaringan yang saling berhubungan. Disebut demikian karena internet merupakan jaringan komputer-komputer di seluruh dunia yang saling berhubungan dengan bantuan jalur telekomunikasi.12 Selain itu, internet juga merupakan kumpulan dari manusia-manusia yang secara aktif berpartisipasi sehingga membuat internet menjadi sumber daya informasi yang sangat berharga.13 Quarterman dan Mitchell membagi manfaat internet dalam empat kategori, yaitu:14 1. Internet sebagai media komunikasi, merupakan manfaat internet yang paling banyak digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari seluruh dunia. 2. Media pertukaran data, dengan menggunakan email, newsgroup, FTP dan WWW (World Wide Web – jaringan situs-situs web) para pengguna internet di seluruh dunia dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah. 10 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta: Kencana, 2006), cet. ke-5, h. 113 11 Jack Febrian, Menggunakan Internet, (Bandung: Informatika, 2005), h. 1 12 Ali Akbar, Visual Basic: Net Belajar Praktis Melalui Berbagai Tutorial dan Tips, (Bandung: Informatika, 2005), h. 10 13 Jack Febrian, Menggunakan Internet, h. 22 14 http://journal.unair.ac.id/filerPDF/Jurnal IIK Novianto.pdf diakses pada 20 februari 2014, pukul 21.38 21 3. Media untuk mencari informasi atau data, perkembangan internet yang pesat, menjadikan WWW sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan akurat. 4. Manfaat komunitas, internet membentuk masyarakat baru yang beranggotakan para pengguna internet dari seluruh dunia. Dalam komunitas ini pengguna internet dapat berkomunikasi, mencari informasi, berbelanja, melakukan transaksi bisnis, dan sebagainya. 3. Internet Sebagai Media Komunikasi Pertumbuhan dramatis internet telah mempresentasikan gagasan “mediamorfosis” oleh Roger Fidler yang berarti sebagai perubahan bentuk media komunikasi yang biasanya disebabkan oleh interaksi kompleks dari kebutuhan-kebutuhan penting, tekanantekanan kompetitif dan politis dan inovasi-inovasi sosial dan teknologi.15 Internet telah membentuk ruang dan waktu baru, yang bersifat nirjarak dan nirwaktu, yang disebut cyberspace. Hampir semua media komunikasi saat ini yang kita kenal akhirnya berkonvergensi menyatu membuat internet disebut sebagai multimedia. Sebagian buku mengelompokkan internet yang multimedia sebagai media massa, sebagian lagi mengkategorikannya sebagai media antar pribadi. Kedua pandapat itu sama benarnya, tapi juga sama kelirunya. Karena, kedua pendapat yang bertentangan itu pada dasarnya mengingkari hakikat 15 Werner J. Severin dan James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa, h. 443 22 internet yang multimedia. Artinya, pada tataran tertentu ia adalah media massa, misalnya ketika seseorang berkunjung ke majalah elektronik Tempo Online. Pada tataran lain ia adalah media antar pribadi, ketika seseorang mengirim surat elektronik ke seorang teman, misalnya. Jadi, karena sifatnya yang multimedia, ia bersifat massa tapi juga antar pribadi, tergantung dalam konteks apa kita menggunakan atau mengkajinya.16 Sifat media seperti, kesiapan (mengetahui sesuatu dengan segera), penyediaan stabilitas (mendapatkan berita kapan saja mereka inginkan), mengatasi keterbatasan ruang (memberikan informasi rinci), menaklukan jarak (mendapatkan berita dari tempat yang jauh), memberikan rangkuman berita, memberikan berbagai pilihan (melihat jenis berita tertentu), serta daya akses yang ekonomis merupakan alasan mengapa banyak khalayak yang mengunjungi situs-situs online.17 Profesor Gabriel Weimann, guru besar Ilmu Komunikasi pada Universitas Haifa, Israel mengemukakan bahwa para ilmuwan perlu mencermati secara serius adanya kecenderungan yang kini terjadi di media internet yang dinamakan narrowcasting, yang berbanding terbalik dengan broadcasting. Yang diartikan sebagai penyebaran informasi untuk kalangan terbatas, bukan ditujukan untuk publik 16 D. Vardiansyah, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2004), h. 106 17 Werner J. Severin dan James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa, h. 455 23 sebagaimana peran yang dilakukan dunia penyiaran konvensional (broadcasting).18 Kecenderungan ini memungkinkan munculnya kalangankalangan tertentu dalam dunia maya yang disebut juga komunitas maya (virtual communities). Ruang chatting, e-mail, milis dan kelompok-kelompok diskusi via elektronik adalah contoh baru tempat-tempat yang dipakai oleh komunitas untuk saling berkomunikasi.19 D. Teori Uses and Effect Penggunaan media massa dapat memiliki banyak arti. Berarti „exposure‟ yang semata-mata menunjuk pada tindakan mempersepsi. Dalam konteks lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu proses yang lebih komplek, di mana isi tertentu dikonsumsi dalam kondisi tertentu, untuk memenuhi fungsi tertentu dan terkait harapan-harapan tertentu untuk dapat dipenuhi. Jika dalam uses and gratification penggunaan media pada dasarnya ditentukan oleh kebutuhan dasar individu, sementara pada uses and effect kebutuhan hanya salah satu dari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penggunaan media. Karakteristik individu, harapan dan persepsi terhadap media, dan tingkat akses kepada media, akan membawa individu kepada keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan isi media. 18 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30393/4/Chapter II.pdf (Majalah Dictum, hal 2, Desember 2007), diakses pada 20 Februari 2014 22.42 19 Werner J. Severin dan James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa, h. 447 24 Pemikiran yang pertama kali dikemukakan oleh Sven Windahl ini merupakan sintesis antara pendekatan uses and gratification dan teori tradisional mengenai efek. Konsep „use‟ (penggunaan) merupakan bagian yang sangat penting atau pokok dari pemikiran ini. karena pengetahuan mengenai penggunaan media dan penyebabnya, akan memberikan jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa.20 Model Aliran Satu Tahap (One Step Flow) Model aliran satu tahap merupakan model komunikasi yang berinteraksi langsung dengan audience-nya. Dengan kata lain, pesan-pesan media mengalir tanpa perantara (audience bisa mengakses langsung media tersebut). Media massa bukanlah all powerfull dan tidak semua media massa mempunyai kekuatan yang sama dalam menarik pembacanya melalui isi pesan yang disampaikan. Hal ini disebabkan karena audience menyeleksi setiap pesan yang disampaikan media tersebut. Pesan-pesan yang diterima sangat tergantung pada sistem seleksi yang ada pada masing-masing audience. Tidak semua audience menghasilkan dampak atau efek yang sama setelah menerima pesan-pesan dari media massa tertentu. Oleh karena itu, model aliran satu tahap membantu penelitian ini sebagai langkah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tayangan situs Kshowonline.com terhadap perilaku anggota komunitas Korean Beloved Addict (KBA). 20 5.44 Sasa Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h. 5.43- 25 E. Perilaku Menurut John Watson, perilaku yang terbentuk merupakan hasil suatu pengondisian. Hubungan berantai sederhana antara stimulus dan respon yang membentuk rangkaian kompleks perilaku. Rangkaian kompleks meliputi pemikiran, motivasi, kepribadian, emosi, dan pembelajaran. Teori perilaku adalah teori yang menjelaskan bahwa suatu perilaku tertentu dapat membedakan antara pemimpin dan bukan pemimpin pada orang-orang. Menurut Skinner, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.21 F. Teori Proses Belajar Sosial (Social Learning Theory) Teori yang digagas Albert Bandura, yakni pakar psikologi ini mengemukakan bahwa manusia belajar tidak hanya melalui pengalaman langsung, melainkan juga melalui peniruan (modelling). Bandura berpijak pada pemikiran bahwa perilaku seseorang adalah gabungan hasil faktor-faktor kognissi dan lingkungan.22 Dalam proses belajar sosial (Social Learning Process), Albert Bandura menggagas bahwa media massa merupakan agen sosialisasi utama selain 21 2003) 22 Soekidjo Notoatmodjo, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, (Jakarta: Rineka Cipta, E. B Surbakti, Awas Tayangan Televisi: Tayangan Misteri dan kekerasan Mengancam Anda, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2008), h. 142-143 26 orang tua, keluarga besar, guru, sekolah, sahabat dan seterusnya. Bandura membagi prosesnya ke dalam empat tahapan, yakni:23 a. Proses Perhatian (Attention) Pada tahapan ini seseorang mengamati peristiwa secara langsung atau tidak langsung. Peristiwa atau kejadian dapat saja berupa tindakan tertentu, misalnya pemikiran (abstract modelling) seperti sikap, nilainilai atau pandangan hidup. b. Proses Mengingat (Retention) Dari tahapan perhatian terhadap suatu peristiwa, seseorang akan menyimpan peristiwanya ke dalam memorinya dalam bentuk imajinasi atau lambang secara verbal sehingga menjadi ingatan (memory) yang sewaktu-waktu dapat datang kembali. c. Proses Reproduksi Motoris (Motoris Reproduction) Pada tahapan ini, seseorang akan menyatakan kembali pengalamanpengalaman yang sebelumnya perseptual. Hasil ingatan tadi akan meningkat menjadi bentuk perilaku. d. Proses Motivasional (Motivasional) Suatu motivasi sangat tergantung kepada peneguhan (reinforcement) yang mendorong perilaku seseorang ke arah pemenuhan tujuan tertentu. Perilaku akan terwujud apabila ada nilai peneguhan, misalnya self reinforcement adalah rasa puas diri. 23 Hurley, S dan Nick Charter, Perspectives on Imitation, (Cambridge, MA: MIT press, 2005), h. 36 27 G. Perilaku Imitasi 1. Pengertian Perilaku Imitasi Perilaku mempunyai arti yang lebih kongkret dari pada “jiwa“. Karena lebih kongkret itu, maka perilaku lebih mudah dipelajari dari pada jiwa dan melalui perilaku kita tetap akan dapat mempelajari jiwa. Termasuk dalam perilaku di sini adalah perbuatan-perbuatan yang terbuka (overt) maupun yang tertutup (covert). Perilaku yang terbuka adalah perilaku yang kasat mata, dapat diamati langsung oleh pancaindera, seperti cara berpakaian, atau cara berbicara. Perilaku yang tertutup hanya dapat diketahui secara tidak langsung, misalnya berpikir, sedih, berkhayal, bermimpi, takut, dsb.24 Teori peniruan (modelling theory) hampir sama dengan teori identifikasi, memandang manusia sebagai makhluk yang selalu mengembangkan kemampuan afektifnya. Tetapi berbeda dengan teori identifikasi, teori peniruan menekankan orientasi eksternal dalam pencarian gratifikasi. Di sini, individu dipandang secara otomatis cenderung berempati dengan perasaan orang-orang yang diamatinya dan meniru perilakunya. Kita membandingkan perilaku kita dengan orang yang kita amati, yang berfungsi sebagai model. Komunikasi massa menampilkan berbagai model untuk ditiru oleh khalayaknya. Media cetak mungkin menyajikan pikiran dan gagasan yang lebih jelas dan lebih mudah dimengerti daripada yang dikemukakan orangorang biasa dalam kehidupan sehari-hari. Media piktoral seperti 24 Sarlito Wirawan Sarwono, Teori Psikologi Sosial: Individu dan Teori-teori Psikologi Sosial, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), h. 52 28 televisi, film, dan komik secara dramatis mempertontonkan perilaku fisik yang mudah dicontoh. Teori peniruanlah yang dapat menjelaskan mengapa media massa begitu berperan dalam menyebarkan mode – berpakaian, berbicara, atau berperilaku tertentu lainnya.25 Menurut Gabriel Tarde, perilaku imitasi adalah seluruh kehidupan sosial itu sebenarnya berdasarkan pada faktor imitasi saja. Walaupun pendapat ini berat sebelah, namun peranan imitasi dalam interaksi sosial itu tidak kecil. Gabriel Tarde (1903), juga berpendapat bahwa semua orang memiliki kecenderungan yang kuat untuk menandingi (menyamai atau bahkan melebihi) tindakan orang di sekitarnya. Ia berpendapat bahwa mustahil bagi dua individu yang berinteraksi dalam waktu yang cukup panjang untuk tidak menunjukan peningkatan dalam peniruan perilaku secara timbal balik. Perilaku imitasi itu terjadi karena adanya tokoh idola yang dijadikan sebagai model untuk ditiru. Ketika keterpesonaan sekedar menjadi sarana melepaskan diri dari kenyataan menuju impian yang termanifestasikan pada diri seseorang, maka kita masih berada pada wilayah kewajaran. Tapi, manakala dalam keterpesonaan tersebut, kita menyingkirkan batas antara kenyataan dan impian, dan berupaya mencampuradukan keduanya, itulah awal mala petaka dari sebuah keterpesonaan. 25 216 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h. 29 Proses pengimitasian diri itu sendiri berlangsung lebih dalam, peniruannya tidak cukup sebatas aspek-aspek penampilan simbolis, tapi meliputi totalitas kepribadiannya, termasuk hal-hal yang secara prinsipil perlu dihindari. Meniru perilaku destruktif berupa hedonis (pemuasan diri di luar batas kepatutan), memamerkan kemewahan, merongrong sendi-sendi moralitas, mempertontonkan keberanian yang tidak diperlukan, maupun tindakan yang mengarah kepada keinginan melakukan bunuh diri, merupakan bentuk kekaguman yang membahayakan.26 2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku Imitasi Perilaku merupakan hasil dari faktor kognitif dan lingkungan. Individu belajar bukan saja dari pengalaman langsung, tetapi juga dari peniruan atau peneladanan (modelling). Perilaku akan berpengaruh pada lingkungan dan diri organisme atau person; person akan berpengaruh pada lingkungan atau perilaku; demikian pula sebaliknya, lingkungan akan berpengaruh pada perilaku person atau organisme. Dari formulasi di atas menunjukkan adanya berbagai macam formulasi mengenai perilaku, namun dapatlah dikemukakan bahwa dalam perilaku organisme itu tidak dapat lepas dari pengaruh lingkungan dan organisme itu sendiri.27 26 27 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 52 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi, 2004), h. 10-11 30 3. Indikator Perilaku Imitasi 1. Indikator Motif Meliputi dorongan yang bersifat irasional maupun yang rasional, ikut-ikutan dan uji coba. Pada awalnya dorongan seorang konsumen untuk melakukan tindak pemilihan diantara jenis kegiatan karena rasa senang. 2. Indikator Mode Mencakup kegiatan yang sedang popular dan digemari oleh banyak orang. Adapun kesempatan dari aspek-aspek yang mendasari perilaku seseorang dalam berperilaku adalah pengenalan masalah, pencarian informasi, penilaian alternatif, keputusan untuk melakukan perilaku.28 H. Pengertian Akhlak Dalam Islam, perilaku disebut dengan akhlak. Secara etimologi kata „akhlak‟ berasal dari bahasa Arab jama‟ dari bentuk mufradatnya „Khuluqun‟ yang menurut logat diartikan sebagai budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Sementara secara terminologi, akhlak berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.29 28 http://jurnal-kommas.com/docs/JURNAL paramitha anggun.pdf diakses pada 27 Februari 2014, pukul 20.27 29 http://id.wikipedia.org/wiki/Akhlak. diakses pada 9 Mei 2014, pukul 20.15 31 Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang dapat dinilai baik atau buruk dengan menggunakan ukuran ilmu pengetahuan dan norma agama.30 Akhlak terbagi menjadi dua, yaitu: 1. Akhlak baik atau terpuji (Al-Akhlaqul Mahmudah), yaitu perbuatan yang baik terhadap Tuhan , sesama manusia dan makhluk-makhluk lainnya. 2. Akhlak buruk atau tercela (Al-Akhlaqul Madzmumah), yaitu perbuatan buruk terhadap Tuhan, sesama manusia dan makhlukmakhluk lainnya. Akhlak merupakan etika perilaku manusia, baik terhadap sesama manusia, perilaku manusia dengan Allah SWT, maupun perilaku manusia terhadap lingkungan. Manusia dapat kehilangan arah jika nilai-nilai spiritualnya ditinggalkan. Nilai-nilai spiritual yang dimaksud adalah ajaran agama yang berupa perintah, larangan atau anjuran yang kesemuanya berfungsi untuk membentuk perilaku atau kepribadian manusia dalam kaitannya sebagai hamba Allah serta sebagai masyarakat.31 Di zaman modern saat ini, akhlak Islami terkadang menjadi hal yang hampir terlupakan. Tingkah laku yang dilakukan manusia kini lebih banyak mengedepankan kesenangan semata tanpa memikirkan halal atau haram akibat terbawa arus peradaban modern. Seorang muslim haruslah berperilaku menurut syariat-syariat yang dianjurkan oleh agama. Islam mengatur setiap 30 31 Mahyuddin, Kuliah Akhlak Tasawwuf, (Jakarta: Kalam Mulia, 1999), h. 5 Mahyuddin, Kuliah Akhlak Tasawwuf, h. 39 32 aspek kehidupan, mulai dari hal kecil sampai perkara yang kompleks. Dan setiap manusia yang mengaku beragama Islam, ia terikat sepenuhnya kepada seluruh hukum Islam tanpa terkecuali. Dalam penelitian ini, akhlak Islami yang menjadi perhatian peneliti, yaitu cara berpakaian anggota komunitas Korean Beloved Addict (KBA) Di dalam ajaran Islam, berpakaian tidak hanya sekedar kain penutup badan, tidak hanya sekedar mode atau tren yang mengikuti perkembangan zaman. Islam mengajarkan tata cara berpakaian yang sesuai dengan ajaran agama, baik secara moral, indah dipandang dan nyaman digunakan. Pakaian yang dikenakan oleh seorang muslim haruslah memenuhi syarat tertentu, yakni: menutup aurat, tidak terbuat dari emas atau sutera, tidak menyerupai pakaian wanita untuk laki-laki, tidak menyerupai laki-laki untuk yang perempuan, tidak transparan dan tidak terlalu ketat, dan tidak menyerupai orang-orang kafir.32 32 http://mahabesar.wordpress.com/sdsmpsma/adab-dalam-berpakaian. diakses pada 9 mei 2014, pukul 19.54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam setiap penelitian perlu adanya suatu metode yang digunakan. Hal ini merupakan cara akurat untuk memecahkan masalah serta mempermudah menarik kesimpulan. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang datanya dapat diukur dengan menggunakan rumus statistik untuk analisis data dan dihitung secara langsung. Dengan kata lain, data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka. Angka mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembuatan, penggunaan, dan pemecahan masalah.1 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain deskriptif yaitu mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Sedangkan ciri-ciri penelitian deskriptif secara harfiah adalah penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian.2 1 Muslich, Metode Kuantitatif, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 1993), 2 M. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998), h. 63-64 h. 4 33 34 B. Tempat dan Waktu Penelitian Waktu penelitian ini dilaksanakan dari bulan januari 2014 sampai dengan april 2014, dan adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah sekumpulan elemen atau unsur yang menjadi objek penelitian. Populasi bisa berbentuk lembaga, individu, kelompok, dokumen atau konsep. Sehingga objek-objek ini bisa menjadi sumber data penelitian.3 Populasi menunjukkan pada sekumpulan orang atau objek yang memiiki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu penelitian khusus.4 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah komunitas Korean Beloved Addict (KBA). Berdasarkan data yang ada, komunitas tersebut beranggotakan sebanyak 120 orang. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam penelitian. Sampel juga merupakan sebuah cuplikan yang diambil dari satu populasi dan diteliti secara profesional.5 Untuk menentukan sampel yang diteliti, maka harus dilakukan terlebih dahulu teknik sampling. Teknik 3 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada, Media Group, 2005), cet. Ke-3, h. 99 4 Ahmad Jamili dan Sari Winahjoe, Dasar-dasar Riset Pemasaran, (Yogyakarta: Media Widya Mandala, 1992), cet. Ke-1, h. 73 5 Ahmad Jamili dan Sari Winahjoe, Dasar-dasar Riset Pemasaran, h. 75 35 sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data. Untuk mengetahui jumlah responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini dihitung dengan rumus Slovin. Rumus Slovin untuk menentukan ukuran sampel minimal (n) jika diketahui ukuran populasi (N) pada taraf signifikansi a. Sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan yaitu 5% atau a = 0,05. Adapun rumus Slovin adalah sebagai berikut:6 Keterangan: n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = nilai error sebesar 10% Derajat error yang ditentukan dalam penelitian ini adalah 10%. Jumlah sampel dalam penelitian ini akan ditentukan sebagai berikut: Populasi komunitas Korean Beloved Addict (KBA) adalah 120, maka: 6 156 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 36 Sampel diambil dari total populasi sebagai wakil dari total populasi yang merupakan anggota komunitas yang mengakses situs Kshowonline.com. Teknik sampling merupakan cara yang digunakan dalam pengambilan sampel penelitian. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel dengan metode Probability Sampling (sampling probabilitas) merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Untuk penarikan sampel, peneliti menggunakan sampling acak sederhana (simple random sampling), dikatakan simpel karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.7 D. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu variabel independen (variabel pengaruh) dan variabel dependen (variabel terpengaruh). Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah liputan media internet tentang Korean wave yang meliputi: durasi, frekuensi, dan atensi dalam mengakses internet. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah perilaku imitasi anggota komunitas Korean Beloved Addict (KBA). Bila dilihat dalam skema hubungan variabel independen dan dependen adalah sebagai berikut: 7 Sugiyono, Metode Penelitian, Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Ganesha, 2006), h. 74 37 Gambar 1. Skema hubungan variabel independen dan variabel dependen Variabel Pengaruh Variabel Terpengaruh Tayangan media internet Perilaku imitasi tentang Korean wave Pengaruh terhadap perilaku responden adalah: E. Tinggi Rendah Definisi Operasional Definisi operasional operasional berdasarkan adalah mendefinisikan karakteristik yang variabel diamati, secara sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Definisi operasional bertujuan untuk memberi batasan kepada variabel yang terkait dengan penelitian sehingga variabel dapat diukur sesuai dengan parameter yang dipakai.8 8 Hidayat, Aziz Alimun, Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data, (Jakarta: Salemba Medika, 2007) 38 Tabel 2. Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional 1. V.Independen a. Durasi Alat Ukur Kuesioner Waktu yang dihabiskan untuk mengakses internet tentang Korean wave b. Frekuensi Intensitas mengakses internet Kuesioner tentang Korean wave c. Atensi Perhatian ketika yang diberikan Kuesioner mengakses internet tentang Korean wave 1. V. Dependen Tanggapan atau reaksi Kuesioner a. Perilaku Imitasi individu yang terwujud di gerakan (sikap), tidak saja pada badan atau ucapan. F. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diinginkan dalam penelitian ini, maka peneliti melakukan pengumpulan data primer berupa data-data yang diperoleh dari hasil lapangan atau di lokasi penelitian. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian.9 Untuk memperoleh data yang empiris, peneliti menggunakan teknik-teknik sebagai berikut: 9 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, h. 120 39 a. Kuesioner (angket) Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti.10 Tujuan dari angket adalah untuk mencari informasi yang lengkap tentang suatu masalah tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan sehingga jawaban dari responden merupakan jawaban bagi penelitian. Sedangkan jenis angket yang digunakan oleh peneliti adalah angket tertutup, di mana responden sudah diberi alternatif jawaban oleh peneliti.11 Dan responden tinggal memilih jawaban yang menurutnya sesuai kenyataan yang dialaminya. Angket diberikan kepada mereka yang sesuai kriteria penelitian, yaitu anggota komunitas Korean Beloved Addict (KBA). b. Dokumentasi Yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen berupa bukubuku, buletin, rekaman, majalah atau koran, telusuran website, dan bahan info lainnya yang berkaitan dengan Korean wave. 10 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 67 11 Rachmat Kriyantono, Riset Komunikasi, h. 94 40 G. Etika Penelitian Menurut Hidayat (2008), masalah etika penelitian yang harus diperhatikan oleh peneliti adalah sebagai berikut:12 1. Informasi Consent Informasi Consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan menjadi responden. Tujuan Informasi Consent diberikan agar responden mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika responden bersedia, maka responden harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak responden. 2. Anonimity (Tanpa nama) Untuk menjaga kerahasiaan subjek peneliti tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. Dengan demikian segala informasi yang menyangkut identitas subjek tidak terekspos secara luas. 3. Confidentiality (Kerahasiaan) Manusia sebagai subjek penelitian memiliki privasi dan hak asasi untuk mendapatkan kerahasiaan informasi. Sehingga peneliti perlu merahasiakan berbagai informasi yang menyangkut privasi subjek yang tidak ingin identitas dan segala informasi tentang dirinya diketahui oleh orang lain. Peneliti memberikan kode di setiap lembar kuesioner. 12 Dharma, Kelana Kusuma, Metodologi Penelitian Keperawatan: Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. (Jakarta: Trans Info Media, 2011) Panduan 41 4. Justice (Keadilan) Prinsip keadilan mengandung makna bahwa penelitian memberikan keuntungan dan beban secara merata sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan subjek. H. Validitas dan Reabilitas 1. Validitas Uji validitas adalah akurasi alat ukur terhadap yang diukur walaupun dilakukan berkali-kali dan dimana-mana. Untuk mencapai tingkat validitas instrumen penelitian, maka alat ukur yang dipakai dalam instrumen juga harus memiliki tingkat validitas yang baik.13 Jika seorang peneliti menggunakan kuesioner dalam pengumpulan data, maka kuesioner yang disusunnya harus harus dapat mengukur apa yang diukurnya. Sementara itu, jenis validitas pengukuran dalam penelitian ini terkait dengan validitas konstruksi, yang lebih terarah pada pertanyaan mengenai apa yang sebenarnya diukur oleh pengukur yang ada.14 Pada uji instrumen ini peneliti menggunakan software SPSS 20.0 for Windows Release. 2. Reabilitas Uji reabilitas adalah kesesuaian alat ukur dengan yang diukur, sehingga alat ukur itu dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Jika suatu alat ukur dapat dipakai mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konstan, maka alat pengukur 13 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, h. 97. Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), h. 241 14 42 tersebut dikatakan reliabel atau dapat diandalkan.15 Pada uji instrumen ini peneliti menggunakan Realibility Analysis dengan metode Cronbach Alpha dan menggunakan Software SPSS 20.0 for Windows Release. Dengan metode ini, koefisien keandalan alat ukur dapat dihitung dengan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Keterangan: α : Koefisien Keandalan Alat Ukur Κ : Jumlah Variabel : Koefisien Rata-rata Koefisien Variabel Tabel 3. Tingkat reliabel berdasarkan nilai alpha Alpha Tingkat Reliabilitas 0,00 s.d 0,20 Kurang Reliabel >0,20 s.d 0,40 Agak Reliabel >0,40 s.d 0,60 Cukup Reliabel >0,60 s.d 0,80 Reliabel >0,80 s.d 1,00 Sangat Reliabel Tingkat reliabilitas dengan metode Cronbach Alpha diukur berdasarkan skala alpha 0 sampai dengan 1. Apabila skala tersebut 15 Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, h. 241 43 dikelompokkan ke dalam 5 kelas dengan range atau jarak yang sama, maka ukuran kemantapan alpha diinterpretasikan. I. Pengolahan Data Metode pengolahan data tabulasi dan SPSS. Langkah-langkah pengolahan data secara manual menurut Notoatmodjo (2010), adalah sebagai berikut:16 1. Editing (Penyuntingan Data) Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Kalau ternyata masih ada data atau informasi yang tidak lengkap, dan tidak mungkin dilakukan wawancara ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan. 2. Coding (Membuat lembaran Kode) Setelah semua kuesioner di-edit atau disunting, selanjutnya dilakukan pengkodean atau coding, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. 3. Processing (Memasukkan Data) Jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau software komputer. 4. Cleaning (Pembersihan Data) Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan- 16 2010) Soekidjo Notoatmodjo, Metodologi Penelitian Kesehatan, (Jakarta: Rineka Cipta, 44 kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak-lengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. 5. Tabulasi Yakni membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian. Tabulasi langsung juga merupakan metode yang paling sederhana bila dibandingkan dengan metode yang lain. Tabulasi dilakukan dengan memasukan data dari kuesioner ke dalam kerangka tabel yang telah disiapkan tanpa proses perantara yang lainnya. 6. Komputer Mengolah data dengan komputer, peneliti terlebih dahulu perlu menggunakan program tertentu baik yang sudah tersedia maupun program yang sudah disiapkan secara khusus dapat ditambahkan bahwa dalam ilmu-ilmu sosial banyak sekali digunakan program SPSS (Statistical Program for Social Sciences). J. Metode Analisis Data Analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif yaitu analisis yang dilakukan terhadap data yang berwujud angka dengan cara mengklasifikasikan, mentabulasikan, dan dilakukan dengan menghitung data statistik. Metode analisis kuantitatif ini yang akan peneliti gunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tayangan Korean wave di internet terhadap perilaku imitasi anggota komunitas Korean Beloved Addict (KBA). Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tayangan Korean wave di internet terhadap perilaku imitasi dilakukan dengan skala likert. Skala likert 45 adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Nama skala ini diambil dari nama Rensis Likert, yang menerbitkan suatu laporan yang menjelaskan penggunaannya. Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala likert, responden menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti: 1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Netral 4. Setuju 5. Sangat setuju17 Tabel 4. Skala Likert Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju (STS) (TS) (N) (S) (SS) 1 2 3 4 5 Keuntungan menggunakan skala likert dari tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan yaitu adanya keragaman skor sebagai akibat penggunaan skala 1–5, dengan dimensi yang tercermin dalam daftar pertanyaan memungkinkan responden mengekspresikan tingkat pendapat mereka dalam pengaruh liputan media terhadap perilaku imitasi. Dari segi 17 Rensis Likert. A Technique for the Measurement of Attitudes. (Archives of Psychology 140. 1932). h. 1 - 55 46 statistik, skala dengan lima tingkatan (1-5) lebih tinggi keandalannya dibandingkan dengan dua tingkatan “ya” atau “tidak”. Selanjutnya data yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner, di mana hasil analisisnya akan dipresentasikan dalam tabel dianalisis berdasarkan variabel pengaruh tayangan Korean wave di internet yang selanjutnya dapat dilihat pengaruhnya terhadap perubahan perilaku imitasi anggota komunitas Korean Beloved Addict (KBA). 1. Uji Regresi Linear Berganda Regresi linear berganda untuk mengetahui hubungan yang ada diantara variabel independen dengan variabel dependen. Persamaan umum regresi linear berganda adalah:18 Keterangan: 18 Υ = Variabel Dependen (perubahan perilaku imitasi) α = Konstanta b = Koefisien regresi parsial variabel lama menggemari X = Variabel lama menggemari b = Koefisien regresi parsial variabel frekuensi Ẋ = Variabel frekuensi b = Koefisien regresi parsial variabel durasi Ẋ = Variabel Durasi Singgih Santoso, SPSS: Mengolah Data Statistik Secara Profesional, h. 43. 47 2. Uji Koefisien Korelasi Koefisien korelasi adalah cara untuk menyatakan tingkat asosiasi antara dua variabel (besarnya ukuran korelasi).19 Dalam output SPSS, koefisien korelasi terletak pada tabel Model Summary dan tertulis R. Koefisien adalah persamaan tetap dari garis lurus menurut Pearson dan sifatnya adalah sebagai ekspresi hubungan timbal balik antar dua variabel. Bila tidak ada hubungan timbal balik nilainya nol, bila hubungan itu sempurna nilainya satu (1,0). Nilai positif R menunjukkan bahwa ada kecenderungan untuk nilai tinggi pada kedua variabel.20 Istilah korelasi dikenal sebagai nilai hubungan atau korelasi antara dua atau lebih variabel yang diteliti. Nilai koefisien korelasi digunakan sebagai pedoman untuk menentukan suatu hipotesis dapat diterima atau ditolak dalam suatu penelitian. Nilai koefisien korelasi bergerak dari 0 ≥ 1 atau 1 ≤ 0.21 Kalau dideskripsikan, nilai koefisien korelasi tersebar sebagaimana terlihat pada tabel berikut: Tabel 5. Nilai Koefisien22 Nilai Koefisien 19 Penjelasan +0,70 – ke atas Hubungan positif yang sangat kuat +0,50 − +0,69 Hubungan positif yang mantap +0,30 − +0,49 Hubungan positif yang sedang I Made Putrawan, Pengujian Hipotesis Dalam Penelitian-penelitian Sosial, (Jakarta: Penerbit Rineka Cipta), h. 117 20 I Made Putrawan, Pengujian Hipotesis Dalam Penelitian-penelitian Sosial, h. 117 21 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, h. 184 22 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, h. 184 48 3. +0,10 − +0,39 Hubungan positif yang tidak berarti 0,0 Tidak ada hubungan -0,01 − -0,09 Hubungan negatif tidak berarti -0,10 − -0,29 Hubungan negatif yang rendah -0,30 − -0,49 Hubungan negatif yang sedang -0,50 − -0,69 Hubungan negatif yang mantap -0,70 − -ke atas Hubungan negatif yang sangat kuat Uji T-test T-test bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masingmasing variabel independen secara inidividual terhadap variabel dependen.23 Adapun taraf signifikansinya sebesar α = 1% sampai dengan 10%. Untuk melakukan uji hipotesis, ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan, yaitu merumuskan hipotesis nol (Ho) dan harus disertai pula dengan hipotesis alternatif (Ha). Seperti berikut: a) Variabel lama menggemari (X ): Ho: βo = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara durasi terhadap perilaku imitasi. Ha: βo ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara durasi terhadap perilaku imitasi. 23 Singgih Santoso, SPSS: Mengolah Data Statistik Secara Profesional, h.54 49 b) Variabel Frekuensi (X ): Ho: βo = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara frekuensi mengakses internet tentang Korean wave terhadap perilaku imitasi. Ha: βo ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara frekuensi mengakses internet tentang Korean wave terhadap perilaku imitasi. c) Variabel Durasi (X ): Ho: βo = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara atensi mengakses internet tentang Korean wave terhadap perilaku imitasi. Ha: βo ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara atensi mengakses internet tentang Korean wave terhadap perilaku imitasi. Jika sig t > 0,1, maka artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Jika sig t < 0,1 artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. BAB IV PENGARUH TAYANGAN KOREAN WAVE DI INTERNET TERHADAP PERILAKU KOMUNITAS KOREAN BELOVED ADDICT (KBA) A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Globalisasi Budaya Kebudayaan merupakan sekumpulan keteraturan, norma, institusi sosial, kebiasaan, dan ide-ide yang dimiliki oleh sekumpulan orang yang mengalami perubahan. Secara umum, globalisasi berarti meningkatnya keterkaitan antara orang-orang dan tempat-tempat sebagai akibat dari kemajuan teknologi transportasi, komunikasi, dan informasi yang memunculkan konvergensi politik, ekonomi, dan budaya. Globalisasi dalam kebudayaan dapat berkembang dengan cepat. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh adanya kecepatan da kemudahan dalam memeroleh akses komunikasi dan berita namun hal ini justru menjadi bumerang tersendiri dan menjadi suatu masalah yang paling krusial atau penting dalam globalisasi, yaitu kenyataan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dikuasai oleh negara-negara maju, bukan negara-negara berkembang seperti Indonesia.1 2. Media dalam Budaya Tergesernya budaya setempat dari lingkungannya disebabkan oleh kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang konon katanya lebih atraktif, fleksibel dan mudah dipahami sebagian masyarakat, bahkan 1 Koentjaraningrat, Kebudayan, Mentalitas, dan Kebudayaan, (Jakarta: Rajawali Pres, 1999), h. 46 50 51 masyarakat rendah status sosialnyapun dapat dengan mudah menerapkannya dalam aktifitas kehidupan. Kehadiran media massa sangat erat kaitannya dengan penyebaran budaya, karena melalui media massa lah orang-orang kreatif memiliki tempat yang tepat. 3. Budaya Korean Wave Korea Selatan pada kurun waktu terakhir ini telah berhasil menyebarkan produk budaya populernya ke dunia Internasional. Berbagai produk budaya Korea mulai dari drama, film, lagu, fashion, gaya hidup hingga produk-produk industri, mulai mewarnai kehidupan masyarakat di berbagai belahan dunia. Proses penyebaran budaya Pop Korea dikenal dengan istilah Korean wave atau Hallyu. Proses penyebaran budaya Korea ke dunia Internasional tidak bisa dilepaskan dari keberadaan media masa seperti internet, facebook, twitter, youtube, dan sebagainya, bahkan bisa dikatakan bahwa media masa adalah saluran utama penggerak Korean wave.2 Meningkatnya popularitas budaya populer Korea di dunia Internasional banyak memengaruhi kehidupan masyarakat dunia, tidak terkecuali masyarakat Indonesia. Budaya Korea berkembang begitu pesatnya hingga meluas dan diterima publik dunia. Hallyu atau Korean Wave adalah sebuah istilah yang diberikan untuk tersebarnya budaya Pop Korea atau gelombang Korea secara global di berbagai negara di dunia termasuk negara Indonesia, atau secara singkat mengacu pada globalisasi budaya Korea. Di Indonesia, saat ini, 2 Ardiani Wijayanti, Hallyu: Youngstres Fanaticism of Korean Pop Culture (Study of Hallyu Fans Yogyakarta City), Journal of Sociology, 2012, h. 3 52 fenomena golombang Korea melanda generasi muda terutama remaja Indonesia yang umumnya menyenangi drama atau disebut K-drama dan musik pop korea atau yang lebih dikenal dengan K-Pop (Korean Pop).3 4. Situs Kshowonline.com Perkembangan Korean wave di berbagai negara tidak terlepas dari peran besar internet. Banyak situs-situs resmi Korea yang menyajikan drama, film, variety show, entertainment, maupun lifestyle dalam satu situs yang sama. Salah satu dari sekian banyak situs Korea yang ada di internet yaitu Kshowonline.com. Alasan peneliti memilih situs Kshowonline.com yaitu berdasarkan observasi yang telah dilakukan, di mana situs tersebut merupakan salah satu situs yang sering diakses anggota komunitas Korean Beloved Addict (KBA). 5. Budaya Korea dalam Pandangan Islam Islam mengatur setiap aspek dalam kehidupan mulai dari hal-hal yang remeh hingga perkara yang kompleks. Dari urusan buang air kecil sampai urusan mengatur negara. Dan setiap manusia yang mengaku beragama Islam, ia terikat sepenuhnya kepada seluruh hukum Islam tanpa terkecuali. Dalam hal berpakaian, saat ini, banyak kaum wanita yang berlomba-lomba untuk mengenakan pakaian yang sesuai dengan tren yang sedang terjadi. Mirisnya, tren berpakaian seperti itu juga dikenakan 3 Aulia D Nastiti, “Korean Wave” di Indonesia: Antara Budaya Pop, Internet, dan Fanatisme Pada remaja (Studi Kasus Terhadap Situs Assian Fans Club di Indonesia dalam Perspektif Komunikasi Antar Budaya), Journal of Communication, 2010, h. 2 53 wanita yang mengaku beragama Islam. Hal yang terjadi saat ini pakaian bukan lagi sebagai penutup aurat melainkan hanya sekedar untuk menutupi bagian tubuh. Salah satunya yaitu tren berpakaian ala budaya Korea dengan baju yang serba ketat, tipis dan transparan padahal Islam melarang umatnya untuk memakai pakaian yang ketat dan transparan. Seperti dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-A’raf ayat 26 berikut: سىْآتِكُنْ ۖوَزَِشًا َ ٌََِا بٌٍَِ آدَمَ قَدْ أًَْصَلٌَْا عَلَُْكُنْ لِبَاسًا َُىَاز َالّتَ ْقىَيٰىَلِبَاضُ ذَِٰلكَ ۚخَُْسٌ ذَٰلِكَ هِيْ آََاتِ اللَهِ لَعَلَهُنْ َرَّكَسُوى “Hai, anak Adam! Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” Disebutkan juga dalam Al-Qur’an Surat Al-Ahzab ayat 59 berikut: َََا أََُهَا الٌَبٍُِ قُلْ لِأَ ْشوَاجِكَ وَبٌََاتِكَ وَ ًِسَاءِ الْ ُوؤْهٌُِِيَ َُدًُِْيَ عَلَُْهِيَ هِيْ جَلَابُِبِهِي ۚ ذَٰلِكَ أَدًًَْٰ أَىْ َُعْسَفْيَ فَلَا َُؤْذََْيَ ۗ وَّكَاىَ اللَهُ غَفُىزًا زَحُِوًا “Hai para Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Mengenai bentuk atau model pakaian, Islam tidak memberi batasan, karena hal tersebut berkaitan dengan budaya setempat. Oleh karena itu, kita diperkenankan memakai pakaian dengan model apapun, selama pakaian tersebut memenuhi persyaratan sebagai penutup aurat bukan membalut tubuh. 54 6. Komunitas Korean Beloved Addict (KBA) a) Sekilas Tentang Komunitas Korean Beloved Addict (KBA) KBA atau Korean Beloved Addict yang awalnya bernama Korean Boyband Addict Lovers adalah salah satu kegiatan organisasi yang bergerak di bidang jasa, yang menawarkan jasa perkumpulan mahasiswa/i UIN yang tertarik dengan negara Korea Selatan (Seoul). Organisasi yang berlokasi di Jl. Alle raya 1, Bintaro ini buka setiap hari jumat dan sabtu. Organisasi yang dirintis oleh Rahma Sari dan Itta ini berdiri sejak Desember 2009. Awal mula terbentuknya organisasi perkumpulan Seoul di UIN ini karena ketertarikan mereka akan Korea Selatan, mulai dari kebudayaan, entertainment, sampai gaya hidup. Banyaknya pengetahuan yang mereka miliki tentang Korea Selatan dan koleksi artikel-artikel yang mereka dapatkan dari berbagai media membuat mereka membutuhkan suatu tempat atau wadah untuk mengembangkannya yang merupakan alasan terbentuknya komunitas ini. Banyak keuntungan yang dapat diambil dari terbentuknya komunitas ini. Selain sebagai sarana silaturahni antar sesama pecinta Korea di UIN, komunitas ini juga menjadi tempat untuk berbagi informasi seputar Korea dengan mereka yang kurang informasi karena keterbatasan materi dan lainnya. Saat ini KBA memiliki 400 orang anggota yang tersebar di seluruh Indonesia yang terhubung satu sama lain melalui jejaring sosial 55 facebook, 120 diantaranya merupakan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tersebar di berbagai fakultas. Seperti sebuah organisasi pada umumnya, komunitas Korean Beloved Addict (KBA) juga memiliki struktur kepengurusan yang bertujuan agar komunitas ini lebih terarah dan terorganisir yang setiap bagiannya memiliki tugas masing-masing.4 4 Wawancara langsung dengan Rahma Sari (Ketua Komunitas Korean Beloved Addict) pada tanggal 7 Januari 2014 di Fakultas Sains dan Teknologi UIN Jakarta 56 b) 4.1 4.2 4.3 4.4 Struktur Kepengurusan Komunitas Korean Beloved Addict (KBA) Rahma Sari Siti Novinta Rosanti Arrum Pandan Selasih Ketua K-Pop Ketua Kebudayaan Ketua Drama/Film Awalina Habibah Bendahara Koor. Observasi Koor. Pengembangan KBA Lovers KBA Lovers Koor. Bahasa Koor. Entertainment KBA Lovers KBA Lovers Koor. Kegiatan KBA Lovers 57 c) Logo Komunitas Korean Beloved Addict (KBA) 58 B. Analisa Data Lapangan 1. Durasi Tabel 6. Lamanya Responden Mengakses Korea Frekuensi Persentase (%) 15 menit 7 12,7 Lebih dari 2 jam 48 87,3 Jumlah 55 100 Lamanya responden yang mengakses Kshowonline.com selama lebih dari dua jam sebanyak 48 orang atau sebesar 87,3%. Sedangkan, responden yang mengakses Kshowonline.com hanya 15 menit sebanyak 7 orang atau 12,7%. 2. Frekuensi Tabel 7. Frekuensi Responden Mengakses Internet tentang Korean wave Frekuensi Persentase (%) Saat waktu luang 31 56,4 Setiap hari 24 43,6 Jumlah 55 100 Frekuensi responden yang mengakses internet tentang Korean wave setiap hari sebanyak 24 orang atau 43,6%. Sedangkan, responden yang mengakses internet tentang Korean wave hanya saat waktu luang sebanyak 31 orang atau sebanyak 56,4%. 59 3. Atensi Tabel 8. Atensi Responden Mengakses Situs Kshowonline.com Frekuensi Persentase (%) Biasa Saja 12 21,8 Sangat Serius 43 78,2 Jumlah 55 100 Sebanyak 43 orang atau 78,2% responden memberikan perhatian yang sangat serius ketika mengakses situs Kshowonline.com. Dan sisanya, yaitu 12 orang atau 21,8% hanya memberikan perhatian yang biasa ketika mengakses situs Kshowonline.com. 4. Perilaku Imitasi Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah, peneliti mengklasifikasikan data responden sebagai berikut: Tabel 9. Variabel Perilaku Imitasi No. 1. 2. 3. 4. Pertanyaan Saya mengikuti tren berpakaian STS TS N S SS JML 0 10 - 13 32 232 0 19 - 14 22 204 9 7 - 18 21 200 0 5 - 15 35 245 ala Korea K-pop merubah selera musik saya Saya melakukan perawatan wajah Saya menyisipkan bahasa Korea di setiap pembicaraan saya 60 Saya memiliki buku 5. cerita/komik dengan tulisan 8 9 - 15 23 201 9 14 - 17 16 185 18 2 - 15 20 182 17 8 - 13 17 8 10 - 13 24 200 14 10 - 15 16 174 5 6 - 12 32 225 9 8 - 18 20 197 0 14 - 16 25 217 5 6 - 20 22 207 3 16 - 12 24 203 7 7 - 15 24 201 8 7 - 18 23 209 0 10 - 13 32 232 Korea (Hangul) Saya berlibur ke Korea dan 6. mengunjungi tempat-tempat yang ada di drama Korea 7. Saya tidak suka fashion ala Korea Saya menjaga pola makan agar 8. bentuk tubuh saya seperti artis 170 Korea idola saya 9. 10. 11. Saya mempelajari tulisan Korea Saya mengikuti cara berbicara artis Korea idola saya Saya belajar bahasa Korea dari drama dan lagu-lagu Korea Ketika menggunakan make up 12. saya membuat mata saya agar terlihat sipit Di dunia maya saya memiliki 13. teman yang berkewarganegaraan Korea 14. 15. 16. 17. 18. Saya mencoba memasak berbagai makanan Korea Saya suka meng-cover lagu-lagu K-pop Saya mengikuti dance Korea Saya mencari tahu resep masakan Korea melalui internet Saya selalu menyempatkan waktu luang untuk makan di 61 restoran Korea dengan teman atau keluarga 19. 20. Saya mengikuti les bahasa Korea Saya pernah mengikuti event 10 9 - 13 23 195 4 5 - 13 33 231 5 4 - 15 24 193 3 8 - 13 31 226 10 5 - 17 24 208 8 4 - 18 25 213 6 5 - 12 32 224 13 2 - 19 21 198 0 11 - 13 31 229 10 8 - 13 24 198 2 5 - 14 34 238 5 10 - 15 25 210 budaya Korea Saya menggunakan model 21. pakaian yang digunakan artis Korea Saya menggunakan aksesoris 22. yang banyak digunakan artis Korea Saya chatting dengan orang 23. Korea untuk memperlancar kemampuan bahasa Korea Saya menceritakan ke teman 24. saya hal-hal terbaru yang saya ketahui agar terlihat lebih tahu tentang Korea 25. Saya memiliki pakaian dengan brand dari Korea Pakaian yang saya kenakan 26. setiap hari merupakan fashion Korea 27. 28. 29 30. Saya mengetahui fashion Korea terbaru Saya mewarnai rambut seperti artis Korea idola saya Saya menyukai makananmakanan Korea Dalam keseharian menggunakan make up saya 62 31. Saya menyaksikan konser artis 3 8 - 12 32 227 9 5 - 16 25 208 17 5 - 16 16 171 2 14 - 14 25 211 4 5 - 13 33 231 14 3 - 10 28 200 2 10 - 18 25 219 2 15 - 15 23 207 Korea di Indonesia Saya tahu hal-hal terbaru 32. mengenai Korea melalui teman chatting saya di Korea 33. 34. Saya memiliki hanbok (baju adat Korea) Potongan rambut saya seperti artis Korea Saya pernah mengunjungi 35. festival budaya Korea di Indonesia Ketika ber-make up saya 36. berusaha membuat make up yang semirip mungkin dengan artis Korea idola saya Ketika saya sedang marah/sedih 37. saya segera menonton drama Korea untuk melegakan pikiran saya 38. Ada menu makanan Korea yang tidak saya sukai Dari tabel di atas diketahui bahwa respon anggota komunitas Korean Beloved Addict (KBA) terhadap perilaku imitasi yang menempati rangking pertama yaitu menyisipkan bahasa Korea di setiap pembicaraan. Hal tersebut menunjukkan bahwa bentuk kecintaan responden kepada Korean wave ditunjukkan melalui pengetahuan akan kemampuan berbahasa Korea yang dimiliki. Sedangkan respon anggota komunitas Korean Beloved Addict (KBA) terhadap perilaku imitasi 63 yang menempati rangking terakhir adalah menjaga pola makan agar memiliki tubuh seperti artis Korea idolanya. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengaruh dari kegemaran responden akan Korea tidak sampai taraf merubah bentuk tubuh, tetapi hanya berupa perilaku yang tampak seperti cara berbicara, dan berpakaian. C. Analisa Data Penelitian 1. Uji Validitas Dalam uji instrumen terdapat hasil (lampiran) dan ditemukan jumlah variabel yang valid dari uji validitas, maka uji terhadap 30 responden keseluruhan dianggap valid dan reliabel. Selanjutnya pada uji instrumen tersebut peneliti menggunakan software SPSS 20.0 for windows release. 2. Uji Regresi Linear Berganda Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah dengan menggunakan software SPSS 20.0 for windows, maka didapatkan hasil sebagai berikut: Model Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 17,460 ,672 Durasi -,113 ,563 1 Frekuensi -,056 ,378 Atensi 2,825 ,455 a. Dependent Variable: Perilaku Imitasi T 25,997 -,021 -,200 -,016 -,147 ,657 6,212 Sig. ,000 ,842 ,884 ,000 64 Dari persamaan tersebut dapat diartikan bahwa: a. Koefisien regresi variabel lama menggemari sebesar -0,113, artinya terjadi hubungan negatif antara durasi dengan perilaku imitasi. b. Koefisien regresi variabel frekuensi sebesar -0,056, artinya terjadi hubungan negatif antara frekuensi mengakses situs Kshowonline.com dengan perilaku imitasi. c. Koefisien regresi variabel durasi sebesar 2,825, artinya terjadi hubungan positif antara atensi ketika mengakses situs Kshowonline.com dengan perilaku imitasi. Hal ini menunjukkan bahwa koefisien regresi antara variabel durasi dan variabel frekuensi tidak memengaruhi perubahan perilaku imitasi, sedangkan variabel atensi memengaruhi perubahan perilaku imitasi. Ketika variabel durasi dan variabel frekuensi bersifat negatif, namun jika pada variabel atensi memiliki kecenderungan pada perilaku imitasi, maka akan ada perubahan perilaku imitasi yang terjadi. 3. Uji Koefisien Korelasi (R) Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah dengan menggunakan software SPSS 20.0 for windows, maka didapatkan hasil sebagai berikut: 65 Model R Model Summary R Square Adjusted R Square ,658a 1 ,433 Std. Error of the Estimate ,400 1,38908 a. Predictors: (Constant), atensi, frekuensi, durasi Berdasarkan tabel di atas diperoleh angka R sebesar 0,658. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang mantap antara durasi, frekuensi, dan atensiterhadap perilaku imitasi. Berdarakan tabel di atas juga diperoleh angka R² (R Square) sebesar 0,433 atau (44,3%). Hal ini menunjukkan bahwa prosentase sumbangan pengaruh variabel independen (durasi, frekuensi, dan atensi) sebesar 44,3%. Atau variasi variabel independen yang digunakan mampu menjelaskan sebesar 44,3% variasi variabel dependen (perilaku imitasi). Sedangkan sisanya sebesar 55,7% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. 4. Uji T-test Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah dengan menggunakan software SPSS 20.0 for windows, maka didapatkan hasil sebagai berikut: 66 a) Durasi (X ) Independent Samples Test Levene's Test t-test for Equality of Means for Equality of Variances F Sig. t Df Sig. Mean Std. Error (2Difference Difference tailed) Equal variances assumed Perilaku Equal Imitasi variances not assumed ,082 ,776 ,489 53 ,627 ,357 ,731 ,378 6,912 ,717 ,357 ,944 Berdasarkan nilai signifikannya sebesar 0,627 dimana angka tersebut menunjukkan bahwa variabel durasi (X ) tidak berpengaruh terhadap perilaku imitasi. b) Frekuensi mengakses internet (X ) Independent Samples Test Levene's Test t-test for Equality of Means for Equality of Variances F Sig. t df Sig. Mean Std. Error (2Difference Difference tailed) Equal variances assumed Perilaku Equal Imitasi variances not assumed ,820 ,369 ,014 53 ,989 ,007 ,492 ,014 52,193 ,989 ,007 ,484 67 Berdasarkan nilai signifikannya sebesar 0,989 dimana angka tersebut menunjukkan bahwa variabel frekuensi (X ) tidak berpengaruh terhadap perilaku imitasi. c) Atensi (X ) Independent Samples Test Levene's Test t-test for Equality of Means for Equality of Variances F Sig. t df Sig. Mean Std. Error (2Difference Difference tailed) Equal variances assumed Perilaku Equal Imitasi variances not assumed 7,128 ,010 6,356 53 ,000 -2,829 ,445 42,856 9,575 ,000 -2,829 ,296 Berdasarkan nilai signifikannya sebesar 0,000 dimana angka tersebut menunjukkan bahwa variabel atensi (X ) berpengaruh terhadap perilaku imitasi. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Setelah menganalisis pengaruh liputan media tentang Korean wave terhadap perilaku imitasi komunitas Korean Beloved Addict (KBA) di bab IV, maka kesimpulan yang peneliti peroleh adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh tayangan Korean wave di internet terhadap perilaku komunitas Korean Beloved Addict (KBA) berdasarkan uji koefisien korelasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tayangan Korean wave di internet berpengaruh kuat terhadap perilaku imitasi dengan nilai R sebesar 0,658. 2. Dari penelitian ini juga diperoleh kesimpulan bahwa faktor yang paling dominan dalam memengaruhi perilaku imitasi melalui tayangan Korean wave di internet adalah atensi dalam mengakses internet. Atensi menjadi faktor dominan dengan nilai koefisien regresi sebesar 2,825 secara signifikan (0,001). 5.2 Saran Meninjau dari hasil penelitian yang membuktikan bahwa tayangan Korean wave di internet memiliki pengaruh terhadap perilaku imitasi anggota komunitas Korean Beloved addict (KBA), peneliti memiliki beberapa saran, diantaranya: 1. Masuknya budaya asing, seperti budaya Korea di Indonesia dapat menyebabkan lunturnya nilai kebudayaan Indonesia. Gaya hidup yang cenderung meniru budaya Korea bisa menghilangkan ketertarikan pada 68 69 budaya sendiri. Masyarakat khususnya mahasiswa diharapkan agar tidak terlalu membangga-banggakan budaya Korea, tetapi harusnya ikut melestarikan budaya sendiri di tengah merebaknya budaya Korea. 2. Sebagai umat Islam, kita harus cerdas dalam menghadapi arus budaya asing karena perilaku meniru budaya asing yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam dapat mengikis akhlak dan keimanan jika tidak dapat memfilter atau membatasi dengan mengedepankan nilai-nilai Islam dibandingkan dengan kesenangan belaka. Terutama dalam hal berpakaian, hendaknya sebagai muslim kita harus dapat lebih memilih dan memilah pakaian yang tetap modis namun tanpa meninggalkan syariat Islam, yaitu menutupi aurat. 3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat lebih memfokuskan lagi tema apa yang akan diambil dalam suatu penelitian, sehingga hasil yang didapatkan tidak jauh dari perkiraan peneliti. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti Pengaruh Korean Wave Terhadap Perilaku Imitasi (Penelitian pada media internet), agar terlebih dahulu melakukan observasi dan pendekatan, karena dalam penelitian yang dilakukan peneliti ini masih banyak kekurangan. DAFTAR PUSTAKA A. BUKU Ahmadi, Abu. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta, 2007. Akbar, Ali. Visual Basic: Net Belajar Praktis Melalui Berbagai Tutorial dan Tips. Bandung: Informatika, 2005. Ardianto, Elvinaro dan Erdinaya, Lukiati Komala. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004. Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana, 2006. cet. ke-5 _______________. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada, Media Group. cet. ke-3. 2005 Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Rajawali Pers, 2007. Dharma, Kelana Kusuma. Metodologi Penelitian Keperawatan: Panduan Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta: Trans Info Media, 2011. Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003. Febrian, Jack. Menggunakan Internet. Bandung: Informatika, 2005. Hidayat, Aziz Alimun, Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika, 2007. Herring, Susan C. (ed). Computer-Mediated Communication: linguistic, social and cross-cultural perspectives. Amsterdam: J. Benjamins, 1996. INAKOS bekerja sama dengan Pusat Studi Korea Universitas Gajah Mada. Mengintip Budaya Korea: Pandangan Generasi Muda Indonesia. Yogyakarta: INAKOS bekerja sama dengan Pusat Studi Korea Universitas Gajah Mada, 2012, cet. ke-1. Irianto, Agus. Statistik (Konsep Dasar dan Aplikasinya). Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007. cet. ke-4 Jamili, Ahmad dan Winahjoe, Sari. Dasar-dasar Riset Pemasaran. Yogyakarta: Media Widya Mandala, 1992. cet. ke-1 Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2006. Kusnadi, Wawan. Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Media TV. Jakarta: Rineka Putra, 1996, cet. ke-1. 70 71 Likert, Rensis. A Technique for the Measurement of Attitudes. Archives of Psychology 140. 1932. Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani, Ahmad. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat, 2006. Mardalis. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara, 2006. Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press, 2008. Muslich. Metode Kuantitatif. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 1993. Nazir, Muhammad. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998. Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 2003. ___________________. Metodologi penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007. Putrawan, I Made. Pengujian Hipotesis Dalam Penelitian-penelitian Sosial. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta Rahmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya, cet. ke-21. S, Hurley dan Charter, Nick. Perspectives on Imitation. Cambridge, MA: MIT press, 2005. Santoso, Singgih. SPSS: Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 1999, cet. ke-2 Sarwono, Sarlito Wirawan. Teori Psikologi Sosial: Individu dan Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka, 1997. Severin, Werner J dan James W. Tankard, Jr. Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa. Jakarta: Kencana, 2011. cet. ke-5 Sugiyono. Metode Penelitian, Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Ganesha, 2006. Sujarweni, V. Wiratna. SPSS untuk Paramedis, Yogyakarta: Penerbit Gava Media. 2012. cet. ke-1. Surbakti, E. B. Awas Tayangan Televisi: Tayangan Misteri dan Kekerasan Mengancam Anda. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2008 72 Tim Penyusun Khusus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1988. Edisi pertama Vardiansyah. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2004. Walgito, Bimo. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi, 2004. West, Richard dan Turner, Lynn. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi edisi ketiga. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2008. Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo, 2004. _______. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Grasindo, 2000. B. INTERNET http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30393/4/Chapter II.pdf (Majalah Dictum, hal 2, Desember 2007) http://www.slideshare.net/andreyuda/media-dan-budaya-populer http://journal.unair.ac.id/filerPDF/Jurnal IIK Novianto.pdf http://jurnal-kommas.com/docs/JURNAL paramitha anggun.pdf C. SKRIPSI Wijayanti, Ardiani A. “Hallyu: Youngstres Fanaticism of Korean Pop Culture (Study of Hallyu Fans Yogyakarta City)”. Journal of Sociology, 2012. Nastiti, Aulia. D. ““Korean Wave” di Indonesia: Antara Budaya Pop, Internet, dan Fanatisme Pada Remaja (Studi Kasus Terhadap Situs Assian Fans Club Di Indonesia Dalam Perspektif Komunikasi Antar Budaya)”. Journal of Communication, 2010. LAMPIRAN LAPORAN KEGIATAN PENELITIAN No. Keterangan Periode 1 Observasi awal Desember 2012 2 Penyusunan proposal skripsi 3 Sidang proposal skripsi 4 Penyusunan BAB II 27 Januari 2014 5 Penyusunan BAB III Februari 2014 6 Penyusunan kuesioner 27 Februari 2014 7 Penyebaran kuesioner 15 - 29 Maret 2014 8 Analisis data dan penyusunan laporan 22 - 24 April 2014 Mei 2013 17 Juli 2013 penelitian 9 Penyusunan BAB IV 25 April 2014 10 Penyusunan BAB V 25 April 2014 DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER Dengan ini, saya seorang mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sebagai berikut: Nama : Isni Rahmawati NIM : 109051000174 Program Studi : Komunikasi dan Penyiaran Islam Bermaksud untuk melaksanakan penelitian dengan judul “Pengaruh Liputan Media tentang Korean Wave Terhadap Perilaku Komunitas Korean Beloved Addict (KBA)”. Penelitian tersebut dilakukan dalam rangka karya ilmiah (Skripsi). Sehubungan dengan itu, saya memohon kepada Saudara kiranya berkenan untuk mengisi pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang saya ajukan dengan benar dan dalam keadaan sadar. Atas perhatian dan perkenaan Saudara, saya ucapkan terima kasih. Jakarta, Februari 2014 Isni Rahmawati I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Usia : 3. Jenis Kelamin : 4. Jurusan/Fakultas : 5. Berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk mengakses situs Kshowonline.com? a. Lebih dari 2 jam b. 15 menit 6. Seberapa seringkah Anda mengakses situs Kshowonline.com? a. Setiap hari b. Saat waktu luang 7. Seberapa serius kah perhatian yang Anda berikan ketika mengakses situs Kshowonline.com? a. Sangat Serius b. Biasa Saja II. Petunjuk pengisian a. Pada lembar ini terdapat beberapa pernyataan yang harus anda isi. Kemudian anda diminta untuk menjawab seluruh pernyataan yang ada dengan jujur dan sebenar-benarnya. b. Dalam menjawab pernyataan-pernyataan ini tidak ada jawaban yang salah. Oleh karena itu diminta tidak ada jawaban yang dikosongkan. Pilihlah jawaban dengan memberi tanda ( X ) pada salah satu jawaban yang benar-benar menggambarkan diri anda. Penelitian ini dilakukan dengan skala berikut: STS = Jika Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan TS = Jika Tidak Setuju dengan pernyataan S = Jika Setuju dengan pernyataan SS = Jika Sangat Setuju dengan pernyataan Contoh: No. 1 Pernyataan Saat sedang menghibur diri STS sedih saya dengan cara TS S SS X bernyanyi Jika ingin mengganti jawaban, maka berilah coretan berupa satu garis mendatar pada kolom yang sebelumnya diberi tanda silang (X) dan berilah tanda silang (X) pada kollom lain yang benar-benar menggambarkan diri anda. No. 1 Pernyataan Saat sedang menghibur diri STS sedih saya dengan cara TS S Ӿ X bernyanyi STS = Jika Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan TS = Jika Tidak Setuju dengan pernyataan S = Jika Setuju dengan pernyataan SS = Jika Sangat Setuju dengan pernyataan SS Variabel Perilaku Imitasi No. 1. Pertanyaan Saya mengikuti tren berpakaian ala Korea 2. K-pop merubah selera musik saya 3. Saya melakukan perawatan wajah 4. 5. Saya menyisipkan bahasa Korea di setiap pembicaraan saya Saya memiliki buku cerita/komik dengan tulisan Korea (Hangul) Saya berlibur ke Korea dan 6. mengunjungi tempat-tempat yang ada di drama Korea 7. Saya tidak suka fashion ala Korea Saya menjaga pola makan agar 8. bentuk tubuh saya seperti artis Korea idola saya 9. 10. 11. 12. 13. 14. Saya mempelajari tulisan Korea Saya mengikuti cara berbicara artis Korea idola saya Saya belajar bahasa Korea dari drama dan lagu-lagu Korea Ketika menggunakan make up saya membuat mata saya agar terlihat sipit Di dunia maya saya memiliki teman yang berkewarganegaraan Korea Saya mencoba memasak berbagai makanan Korea STS TS S SS 15. 16. 17. Saya suka meng-cover lagu-lagu Kpop Saya mengikuti dance Korea Saya mencari tahu resep masakan Korea melalui internet Saya selalu menyempatkan waktu 18. luang untuk makan di restoran Korea dengan teman atau keluarga 19. 20. 21. 22. Saya mengikuti les bahasa Korea Saya pernah mengikuti event budaya Korea Saya menggunakan model pakaian yang digunakan artis Korea Saya menggunakan aksesoris yang banyak digunakan artis Korea Saya chatting dengan orang Korea 23. untuk memperlancar kemampuan bahasa Korea Saya menceritakan ke teman saya 24. hal-hal terbaru yang saya ketahui agar terlihat lebih tahu tentang Korea 25. 26. 27. 28. 29 Saya memiliki pakaian dengan brand dari Korea Pakaian yang saya kenakan setiap hari merupakan fashion Korea Saya mengetahui fashion Korea terbaru Saya mewarnai rambut seperti artis Korea idola saya Saya menyukai makanan-makanan Korea 30. 31. Dalam keseharian saya menggunakan make up Saya menyaksikan konser artis Korea di Indonesia Saya tahu hal-hal terbaru mengenai 32. Korea melalui teman chatting saya di Korea 33. 34. 35. Saya memiliki hanbok (baju adat Korea) Potongan rambut saya seperti artis Korea Saya pernah mengunjungi festival budaya Korea di Indonesia Ketika ber-make up saya berusaha 36. membuat make up yang semirip mungkin dengan artis Korea idola saya Ketika saya sedang marah/sedih saya 37. segera menonton drama Korea untuk melegakan pikiran saya 38. Ada menu makanan Korea yang tidak saya sukai TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA UJI VALIDITAS DAN REABILITAS Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N % Valid 30 100,0 a Cases Excluded 0 ,0 Total 30 100,0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Cronbach's N of Alpha Alpha Based Items on Standardize d Items ,870 VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 ,870 38 Item Statistics Mean Std. Deviation ,6667 ,47946 ,3667 ,49013 ,4667 ,50742 ,8333 ,37905 ,4333 ,50401 ,2667 ,44978 ,3333 ,47946 ,2000 ,40684 ,4000 ,49827 ,2333 ,43018 ,6333 ,49013 ,4333 ,50401 ,5333 ,50742 ,5667 ,50401 ,3667 ,49013 ,4667 ,50742 ,5667 ,50401 ,6667 ,47946 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00034 VAR00035 VAR00036 VAR00037 VAR00038 ,4000 ,7000 ,4667 ,6333 ,5333 ,6000 ,6333 ,5000 ,6333 ,4000 ,7667 ,5000 ,6333 ,5333 ,2333 ,4667 ,7000 ,4333 ,6000 ,4333 ,49827 ,46609 ,50742 ,49013 ,50742 ,49827 ,49013 ,50855 ,49013 ,49827 ,43018 ,50855 ,49013 ,50742 ,43018 ,50742 ,46609 ,50401 ,49827 ,50401 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 Summary Item Statistics Mean Minimum Maximum Range Maximum / Varian N of Minimum ce Items Inter-Item Correlations VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 ,150 -,396 ,756 1,151 -1,911 ,029 Item-Total Statistics Scale Scale Corrected Squared Cronbach's Mean if Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item Item Deleted Correlation Correlation Item Deleted Deleted 18,5667 56,047 ,323 . ,868 18,8667 55,568 ,382 . ,867 18,7667 55,289 ,405 . ,866 18,4000 55,559 ,513 . ,865 18,8000 55,545 ,373 . ,867 18,9667 58,102 ,043 . ,873 18,9000 55,748 ,366 . ,867 19,0333 56,447 ,325 . ,868 38 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00034 VAR00035 VAR00036 VAR00037 VAR00038 18,8333 19,0000 18,6000 18,8000 18,7000 18,6667 18,8667 18,7667 18,6667 18,5667 18,8333 18,5333 18,7667 18,6000 18,7000 18,6333 18,6000 18,7333 18,6000 18,8333 18,4667 18,7333 18,6000 18,7000 19,0000 18,7667 18,5333 18,8000 18,6333 18,8000 54,902 56,621 55,834 56,097 55,941 55,264 55,223 55,771 55,195 55,495 55,178 55,844 55,909 55,352 55,528 54,930 55,628 55,789 56,041 55,730 56,051 55,789 55,559 56,286 56,138 56,047 55,775 55,752 54,792 55,752 ,467 ,277 ,345 ,298 ,316 ,411 ,430 ,339 ,421 ,402 ,429 ,364 ,321 ,412 ,372 ,463 ,374 ,336 ,316 ,352 ,367 ,336 ,383 ,270 ,353 ,302 ,374 ,345 ,482 ,345 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ,865 ,869 ,867 ,868 ,868 ,866 ,866 ,867 ,866 ,866 ,866 ,867 ,868 ,866 ,867 ,865 ,867 ,868 ,868 ,867 ,867 ,868 ,867 ,869 ,867 ,868 ,867 ,867 ,864 ,867 UJI UNIVARIAT (DESKRIPSI DATA RESPONDEN) A. VARIABEL INDEPENDEN Statistics Durasi Valid N Missing 55 0 Frequency Valid Durasi Percent < 15 menit > 2 jam 7 48 12,7 87,3 Valid Percent 12,7 87,3 Total 55 100,0 100,0 Statistics Frekuensi Mengakses Valid N Missing 55 0 Frekuensi Mengakses Frequency Percent Valid Percent Waktu Luang Valid Setiap Hari Total Statistics Atensi N Valid Missing Cumulative Percent 12,7 100,0 55 0 Cumulative Percent 31 56,4 56,4 56,4 24 55 43,6 100,0 43,6 100,0 100,0 Atensi Frequency Percent Biasa Saja Sangat Valid Serius Total Valid Cumulative Percent Percent 21,8 21,8 12 21,8 43 78,2 78,2 55 100,0 100,0 100,0 B. VARIABEL DEPENDEN Descriptive Statistics Minimum Maximum N Perilaku Imitasi Valid N (listwise) 55 55 16 24 Mean Std. Deviation 19,55 1,793 UJI NORMALITAS Case Processing Summary Cases Valid Missing N Percent N Percent Perilaku Imitasi 55 100,0% 0 Total N Percent 0,0% 55 100,0% Descriptives Statistic Mean 19,5455 95% Confidence Interval for Mean Perilaku Imitasi Lower Bound Upper Bound 19,0607 20,0302 5% Trimmed Mean Median Variance 19,5101 19,0000 3,215 Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis 1,79318 16,00 24,00 8,00 3,00 ,243 -,572 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic Df Perilaku ,133 55 Imitasi a. Lilliefors Significance Correction Sig. ,017 Std. Error ,24179 ,322 ,634 Shapiro-Wilk Statistic ,959 df Sig. 55 ,059 Variables Entered/Removeda Mode Variables Variables Method l Entered Removed Atensi, 1 Frekuensi, . Enter b Durasi a. Dependent Variable: Perilaku Imitasi b. All requested variables entered. Model Summary Mode R R Square Adjusted R Std. Error of l Square the Estimate a 1 ,658 ,433 ,400 1,38908 a. Predictors: (Constant), Atensi, Frekuensi, Durasi Model 1 Regression Residual Sum of Squares 75,229 98,407 ANOVAa df 3 51 Mean Square 25,076 1,930 F 12,996 Sig. ,000b Total 173,636 54 a. Dependent Variable: Perilaku Imitasi b. Predictors: (Constant), Atensi, Frekuensi, Durasi Model 1 (Constant) Durasi Frekuensi Coefficientsa Unstandardized Standardized t Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 17,460 ,672 25,997 -,113 ,563 -,021 -,200 -,056 ,378 -,016 -,147 Atensi 2,825 a. Dependent Variable: Perilaku Imitasi ,455 ,657 6,212 Sig. ,000 ,842 ,884 ,000 Correlations durasi frekuensi Pearson 1 Correlation Durasi Sig. (2-tailed) N 55 Pearson ,006 Correlation frekuensi Sig. (2-tailed) ,965 N 55 Pearson -,070 Correlation atensi Sig. (2-tailed) ,613 N 55 Pearson -,067 Correlation perilaku imitasi Sig. (2-tailed) ,627 N 55 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). atensi perilaku imitasi ,006 -,070 -,067 ,965 55 ,613 55 ,627 55 1 ,021 -,002 55 ,879 55 ,989 55 ,021 1 ,658** ,879 55 55 ,000 55 -,002 ,658** 1 ,989 55 ,000 55 55