BAB II KAJIAN TEORI A. Perancangan

advertisement
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Perancangan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata „perancangan‟ berasal dari
kata benda „rancang‟ yang artinya adalah desain, kemudian mendapatkan awalan
per- dan akhiran –an. Jadi, kata perancangan dapat diartikan sebagai proses, cara,
merencanakan atau mendesain segala sesuatu sebagai bagian dari kerangka kerja.
Makna perancangan dilihat dari segi bahasa:
1. Designose, dari Bahasa Latin yang memiliki arti memotong dengan gergaji
atau tindakan menakik untuk memberi tanda. Artinya memberi citra pada
sebuah objek.
2. Designare, dari bahasa Perancis yang berarti menandai, memisahkan. Yaitu
menghilangkan kesimpangsiuran.
3. Design, dari Bahasa Inggris yang artinya memikirkan, menggambar rencana,
menyusun bagian-bagian menjadi sesuatu yang baru.
Makna dan definisi perancangan yag lain:
Menurut Cuningham definisi perancangan/perencanaan adalah menyeleksi
dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa yang
akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan emformulasi hasil yang
diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang
dapat diterima dan digunakan dalam penyelesaian. Sedangkan definisi
perancangan menurut Al-bahra dalam buku yang berjudul Analisis & Desain
Sistem Informasi, menyebutkan bahwa: “perancangan (design) memiliki tujuan
10
untuk mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang
dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang
terbaik.”(2005:39).
Proses dalam perancangan, meliputi:
1. Konsep
Adalah hasil kerja berupa pemikiran yang menentukan tujuan-tujuan,
kelayakan dan segment / audience yang dituju. Konsep bisa didapatkan dari
pihak non grafis, antara lain : ekonomi, politik, hukum, budaya, dan lain-lain
yang ingin menerjemahkan ke dalam bentuk visual.
2. Media
Untuk mencapai kriteria ke sasaran/segmen yang dituju, diperlukan studi
kelayakan media yang cocok dan efektif untuk mencapai tujuannya. Media
bisa berupa cetak, elektronik, luar ruang, dan lain-lain.
3.
Ide/gagasan
Untuk mencari ide yang kreatif diperlukan studi banding, literatur,
wawasan yang luas, diskusi, wawancara, dan lain-lain. Agar desain bisa
efektif diterima audience dan membangkitkan kesan tertentu yang sulit
dilupakan. Kadang untuk mendapatkan ide, diperlukan suatu kegilaan,
membuat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin, bahkan membenturkan
membuat suatu hal yang konflik/paradoks.
11
4. Persiapan data
Data bisa berupa data informatif atau data estetis. Data informatif bisa
berupa foto atau teks, dan judul. Data estetis bisa berupa bingkai,
background, efek grafis, garis atau bidang.
5.
Visualisasi
a.
Pemilihan warna
Pemilihan warna dapat ditentukan dari konsep analisa dan strategi yang
telah ditentukan sebelumnya.
b.
Layout yang menarik
Layout adalah usaha untuk menyusun, menata unsur-unsur grafis (teks
dan gambar) menjadi komunikasi yang efektif.
c.
Finishing yang rapi dan indah.
6. Produksi
Setelah desain selesai, maka desain sebaiknya lebih dahulu diproofing
(print preview) sebelum di cetak. Jika warna dan komponen grafis lain tidak
ada
kesalahan,
maka
desain
anda
siap
diperbanyak.
(https://setiadesain.wordpress.com/page/3/)
Jadi dapat disimpulkan dari beberapa pengertian
diatas bahwa
perancangan adalah proses merencanakan suatu hal yang baru untuk
menyelesaikan suatu masalah. Dimana suatu perancangan akan melewati proses
penentuan konsep, penempatan media, penentuan ide sesuai data, lalu dieksekusi
dalam bentuk visual, terakhir memasuki tahap produksi.
12
B. Visual Branding
1. Visual
Kata “Visual” mempunyai makna yang berarti segala hal yang dapat
dilihat kasat oleh indra penglihatan (mata). (http://kbbi.web.id/visual).
Menurut Budiman Hakim Visual adalah syarat mutlak untuk
memperkenalkan sebuah brand pada konsumen. Sedangkan menurut Femi
Olivia, Visual merupakan salah satu cara mengorganisasikan pemikiran dan
meningkatkan kemampuan berpikir dan komunikasi. Lain lagi dengan Dave
Meier yang mengartikan Visual sebagai kegiatan belajar dengan mengamati
dan menggambarkan. (Pengertian Visual Menurut Beberapa Ahli, online,
http://www.lepank.com/2012/08/pengertian-visual-menurut-beberapaahli.html. Diakses pada tanggal 18 Maret 2016 pukul 11:04 WIB).
2. Branding
Menurut Bilson Simamora (2001;149) merek adalah nama, tanda,
istilah,
simbol,
desain
atau
kombinasinya
yang
ditujukan
untuk mengidentifikasi dan mendiferensiasi (membedakan) barang atau
layanan suatu penjual dari barang atau layanan penjual lain. Hampir serupa
dengan pendapat Kotler (2009:332) merek (Brand) merupakan nama, istilah,
tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang
dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa atau kelompok
penjual dan untuk membedakannya dari barang atau jasa pesaing. Dengan
demikian, sebuah merek adalah produk atau jasa penambah dimensi yang
dengan cara tertentu mendifrensiasikannya dari produk atau jasa lain yang
13
dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama. Peranan merek
mengidentifikasi sumber atau pembuat produk dan memungkinkan konsumen
baik individu atau organisasi untuk menetapkan tanggung jawab pada pembuat
atau distributor tertentu.
(http://paskaliayulita.blogspot.co.id/2012/04/pengertian-branding.html)
Secara garis besar branding dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
penandaan untuk mengidentifikasikan suatu barang atau jasa.
3. Visual Branding
Visual Branding memberikan peranan grafik dalam branding serta
bagaimana mereka dapat dipengaruhi untuk membangun sebuah kesan merek
yang kuat dan selalu diingat yang membantu perkembangan penghargaan
tinggi dan pada akhirnya merek selalu diingat.
Secara garis besar Visual Branding dapat dikatakan sebagai disiplin
yang esensial yang terlibat dalam menciptakan dan mempertahankan sebuah
merek dan mengingatkan sebuah merek melalui media atau komponen visual.
Sehingga dalam Visual Branding menyampaikan suatu pesan dengan
mengidentifikasikan dan menjaga karakteristik inti desain yang dibuat, serta
mewujudkan segala sesuatu untuk kepuasan tujuan dan harapan masyarakat
yang akan menggunakan.
Visual Branding memberikan pelayanan sebagai sebuah potongan
visual yang komprehensif, konsisten, tentang sebuah produk dengan tujuan
membuat suatu produk yang benar-benar memenuhi harapan pembeli terhadap
14
produk favorit mereka. Pada dasarnya Visual Branding mempratekkan brand
dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam penggunaan Visual Branding hal yang paling mendasar, disiplin
esensial yang terlibat dalam menciptakan dan dan mempertahankan sebuah
merek dan mengingatkan merek secara visual. Penggunaan Visual Branding
akan memberikan kesan tunggal untuk menyampaikan sejumlah besar
informasi dalam waktu yang singkat, karena dengan memandang sebuah kesan
merupakan segalagalanya, dibandingkan dengan membaca atau mendengar
sejumlah informasi yang seringkali membutuhkan waktu yang cukup lama
untuk memahami pesan yang disampaikan. Karena membaca dan mendengar
merupakan kegiatan yang terus menerus yang membutuhkan waktu dan
perhatian, sementara dengan melihat suatu kejadian atau pun suatu keadaan
tanpa adanya usaha yang khusus dalam bagian pemirsanya (mencoba untuk
tidak melihat sesuatu akan membutuhkan beberapa usaha).
Penerapan Visual Branding dapat melalui beberapa saluran komponen
yang digunakan. Karena harus memenuhi beberapa kriteria yang sangat
penting, seperti aspek-aspek warna, simbol multicultural, serta disesuaikan
dengan kelompok target yang beraneka ragam dari bagian kelompok yang
memiliki budaya yang sama. Visual Branding tidak hanya memberikan
perhatian terhadap persyaratan dan batasan teknis pada media., tetapi juga
harus memunculkan sesuatu yang baru dalam kurun waktu yang bersangkutan.
Merek apapun berarti bahwa manifestasi visualnya harus berhubungan
dengan tantangan tren visual dan mengakomodasi teknologi baru dan
kebutuhan media. Aspek-aspek visual branding menjelaskan bagaimana grafik
15
dan unsur-unsur desain bekerja sama untuk menjelaskan merek didalam pasar
informasi, sehingga secara tidak langsung mengatur sebuah image brand
melalui pengepakan konsistensi komunikasi visual.
Dalam penggarapannya, visual branding sangat berpengaruh sekali
dalam hal bentuk, warna, dan komposisi yang tentu saja disesuaikan dengan
keadaan produknya. Harus dapat mengidentifikasikan unsur dan atribut dasar
yang paling sesuai yang dapat mengungkapkan keinginan yang ingin dicapai
dari sebuah merek, dan menggunakan kreatifitas untuk menemukan unsurunsur yang unik, efektif dan kombinasi yang fleksibel. (Ayu Anita : 2006)
4. Strategi Visual Branding
Marty Neumeier dalam bukunya The Brand Gap membeberkan strategi
visual branding menjadi 5 tahap :
a.
Diferensiasi, untuk berhasil sebuah produk harus mempunyai pembeda
yang unik dengan produk lain. Pembeda tersebut bisa berasal dari
kategori produknya sendiri, segmentasi, kualitas atau packaging-nya.
b.
Kolaborasi, brand building tidak bias dikerjakan semuanya oleh
produsen. Dan ini harus dipahami, karena beberapa produsen
menganggap pekerjaan menangani brand adalah sangat mudah
sehingga mereka memilih merekrut beberapa orang untuk menghemat.
Akibatnya, brand mereka tidak pernah bisa menjadi top of mind.
Dibutuhkan kerjasama dengan agency, institusi terkait, juga dengan
konsumen sendiri sebagai target market. Konsumen juga harus
didengarkan pendapatnya, tidak sekedar dijejali promosi yang terus
16
menerus yang malah akan menimbulkan antipati. Kolaborasi untuk
membesarkan brand bukan pekerjaan yang mudah. Tapi jika berhasil,
hasil yang didapatkan juga luar biasa.
c.
Inovasi, brand yang tidak diremajakan dan direvitalisasi akan lenyap
ditelan waktu. Konsumen juga punya sifat bosan, sehingga harus
disegarkan pandangan dan ingatannya. Satu hal penting, perubahan
yang dilakukan harus sistematis dan tetap menjaga benang merah
komunikasinya.
d.
Evaluasi, tingkat penerimaan target audiens atas sebuah brand harus
dilacak dan diketahui. Biasanya kuesioner atau survei dilakukan untuk
mendapatkan tingkat akseptabilitas (penerimaan) khalayak. Akan lebih
baik jika hasil evaluasi ini bisa digunakan sebagai bahan bagi produsen
dan agency untuk menentukan strategi branding tahap berikutnya.
Produsen tidak boleh hanya mendasarkan pengetahuan atas kekuatan
brand-nya hanya dari liputan berita di media dan jumlah iklan yang
ditayangkan, tapi justru yang terpenting dari khalayak sendiri sebagai
tester sekaligus target market-nya.
e.
Manajemen, brand tidak hidup di lembar-lembar iklan atau bersuara di
iklan radio. Brand hidup di otak dan hati konsumennya. Juga di budaya
perusahaan produsennya. Brand harus tetap hidup dan bergerak seiring
jamannya, agar tidak terlindas kerasnya kompetisi.
Dari uraian diatas kesimpulan yang dapat saya tarik bahwa visual
branding merupakan suatu kegiatan penyampaikan pesan yang berupa
meningkatkan karakteristik sebuah merk melalui media atau komponen visual.
17
C. Promosi
Setiap kali suatu perusahaan meningkatkan nilai produknya dengan
menawarkan pengalaman atau insentif seperti penurunan harga atau memberikan
sesuatu secara cuma-cuma, maka perusahaan tersebut melakukan promosi.
(Mahmud Machfoedz, 2010: 31). Tujuan utama dari kegiatan promosi adalah agar
konsumen mengenal keberadaan produk, karena konsumen tidak akan membeli
suatu produk tanpa mengenalnya.
Promosi merupakan bagian dari bauran pemasaran (marketing mix),
komponen-komponen yang menjadi bauran pemasaran yaitu product, price, place
dan promotion. (Sigit Santoso, 2009: 6)
1.
Product
Produk di sini harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan konsumen, diantaranya adalah atribut produk, desain kemasan,
merek, logo dan antisipasi pasar terhadap produk tersebut.
2.
Price
Harga produk harus ditentukan agar dapat diraih, dapat bersaing di
pasar dengan produk sejenis dan yang paling penting harga tersebut
tergantung oleh konsumen.
3.
Place
Penyebaran produk harus merata sesuai dengan pasar yang ingin
dijangkau sehingga konsumen mudah memperolehnya. Maka dari itu para
pelaku komunikasi harus pintar dalam pemilihan saluran distribusi produk
yang tepat.
18
4.
Promotion
Suatu bentuk kegiatan yang mengenalkan suatu produk kepada para
calon konsumen, dengan tujuan untuk memperoleh kesadaraan dari para
calon konsumen akan produk tersebut, biasa disebut dengan istilah lainnya
adalah Brand Awareness.
Menurut Sigit Santoso strategi promosi yang termasuk didalamnya adalah:
Sales Promotion-Publicity-Personal Selling dan Advertising yang juga disebut
Bauran Promosi (Promotional Mix).
Periklanan merupakan dari terjemahan bahasa Inggris Advertaisin.
Advertising sendiri berasal dari bahasa Latin ADVERTERE, artinya mengalihkan
perhatian. Dengan demikian periklanan dapat diartikan sebagai sebuah rencana
strategi atau taktik untuk memikat calon konsumen serta mengevaluasinya
sehingga dapat menganalisis efektivitas komunikasi antara sebuah produk dan
calon konsumen.
Periklanan merupakan bentuk komunikasi masal yang dilakukan oleh
pengiklan untuk mengomunikasikan sesuatu kepada calon konsumen melalui
media. (Sigit Santoso 2009: 1)
Tujuan sebuah iklan diciptakan untuk mencapai sasaran jangka pendek dan
jangka panjang. Dalam situasi yang serba kompetitif seperti sekarang ini beriklan
digunakan sebagai :
1.
Kompetisi untuk itikad baik (competition for goodwil)
Beriklan dapat menciptakan pengakuan terhadap perusahaan sehingga
perusahaan lebih
mudah menjalankan bisnisnya karena mendapatkan
goodwill dari stakholders.
19
2.
Kompetisi untuk para distributor dan pengecer (competition for distributors
and retailers)
Pada dasarnya para distributor dan pengecer lebih tertarik memasarkan
sebuah produk/jasa yang memiliki iklan yang baik dalam pemasarannya.
Selain medukung pemasaran, iklan juga menaikan citra produk itu sendiri
sehingga distributor lebih mudah menjalankan bisnis serta memiliki rasa
kebangga terhadap produknya.
3.
Kompetisi untuk personel (competition for personel)
Iklan dapat menaikan citra perusahaan sehingga para professional, bekerja
di sebuah perusahaan yang memilki nama adalah suatu kebanggan
tersendiri. Dengan demikian tenaga-tenaga profesional akan datang dengan
sendirinya.
4.
Kompetisi untuk para penyalur (competition for supplier)
Suatu perusahaan yang melaksanakan program periklanan secara serius,
jelas dapat menunjukan kepada publik bahwa perusahaan tersebut bonafide.
Penyalur manapun pasti akan merasakan kebanggaan juga jika dapat
menjadi partner bisnisnya.
5.
Kompetisi untuk kepemimpinan (competition for leadership)
Kepemimpinan adalah salah satu faktor yang mudah memengaruhi
stakteholders. Demikian juga penerimaan konsumen terhadap suatu produk
lebih banyak dipengaruhi oleh kedudukan perusahaan tersebut dalam dunia
industri.
20
6.
Kompetisi benak pikiran (competition for a share of mind)
Menancapkan nama di benak konsumen merupakan langkah awal untuk
mencapai tujuan pemasaran. Hal ini tentu saja harus dibantu oleh iklan.
Sebuah iklan diciptakan melalui proses yang cukup panjang, proses
pembuatan iklan harus melewati langkah-langkah dari menentukan segmentasi
pasar sampai mengevaluasi setiap langkah yang diambil.
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1)
Penjelasan Produk
Penjelasan-penjelasan yang diperlukan sebuah biro iklan tentang
produk/jasa
yang
akan
dilakukan
adalah
breifing.
Breifing
mengutarakan secara rinci tentang produk/jasa yang akan diiklankan,
keunggulan-keunggulannya, kekuranganya, calon konsumen dan lain
sebagainya.
2)
Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan utuk mencari informasi dari beberapa
sumber, salah satunya wawancara kepada calon konsumen informasi
tersebut berkenaan tentang :
a) Tempat Pemasaran
Informasi ini menyangkut tentang pemasaran sebuah produk itu
sendiri, pesaing juga data produk itu mengalami penurunan atau
peningkatan produk tersebut.
b) Produk/Jasa dan Perusahaanya
Informasi ini tentang perusahaan tersebut, sejarah, program
periklanan yang dilakukan serta atribut produknya.
21
3)
Sasaran (Who To Say)
Tujuan dari pemilihan sasaran untuk menentukan konsumen yang
paling prospektif. Data-data ini dilakukan dengan mengambil data
demografi dan data psikografi. Data-data ini dapat menentukan calon
pembeli yang paling potensial.
4)
Memposisikan merek (What To Say)
Memposisikan merek berarti menempatkan produk di tempat yang
strategis dibenak konsumen istilah ini sering dikenal brand
posisioning. Hal ini dilakukan terhadap pikiran calon konsumen, yakni
menempatkan suatu produk/jasa pada pikiran calon konsumen sesui
dengan keinginan.
Dalam pembuatan sebuah iklan dimana iklan itu dapat diterima dan juga
dapat mengangkat produk itu maka perlunya strategi dalam pembuatan iklan itu
dinamakan dengan strategi kreatif ( M. Suyanto 2004: 13).
Strategi kreatif dijabarkan sebagai berikut:
a) Pendekatan generik
Pendekatan ini berorientiasi pada keunggulan biaya keseluruhan
dan diferiensiasi. Keunggulan biaya keseluruhan menonjolkan harga
lebih rendah dari pesaing.
b) Pendekatan preemtive
Pendekatan
ini
serupa
dengan
pendekatan
generik,
tetapi
menunjukan superioritasnya strategi ini digunakan oleh perusahaan yang
produknya kecil.
22
c) Pendekatan USP (Unique Selling Proposition)
Strategi ini berorientasi pada keunggulan atau kelebihan produk
yang tidak dimiliki oleh produk saingannya. Kelebihan tersebut juga
merupakan sesuatu yang dicari atau dijadikan alasan bagi konsumen
untuk menggunakan suatu produk.
d) Brand image
Strategi Brand Image. Sebuah merek atau produk diproyeksikan
pada suatu citra (image) tertentu (melalui periklanan). Gagasannya
adalah agar konsumen dapat menikmati keuntungan psikologis dari
sebuah produk (selain keuntungan fisikal yang mungkin ada).
e) Pendekatan Inherent Drama
Strategi
Inherent Drama atau strategi karakteristik produk
yang membuat konsumen membeli. Iklan didasarkan pada landasan
manfaat yang diperoleh konsumen, dengan menekankan pada elemen
dramatik yang diekspresikan pada manfaat tersebut.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa promosi merupakan suatu kegiatan
mengenalkan suatu produk kepada calon konsumen. Kegiatan promosi yang
paling banyak digunakan melalui media iklan dan didukung strategi kreatif.
D. Media Komunikasi Visual
1. Media
Media adalah sarana–sarana untuk menyampaikan iklan kepada
masyarakat luas. Media berfungsi sebagai alat bantu visual penyampai iklan
dalam kegiatan belajar, yaitu berupa sarana yang cepat memberikan
23
pengalaman visual kepada peserta antara lain untuk mendorong motivasi,
memperjelas dan mempermudah konsep – konsep yang abstrak. Setiap
pengiklan memiliki tujuan–tujuan khusus yang dapat di capai oleh beberapa
media. Titik tolak untuk setiap perencanaan media adalah menganalisis
berbagai kekuatan dan kelemahan media dan bagaimana karakteristik –
karakteristik ini cocok untuk strategi pengiklan tertentu. (Tri Suryawan : 2010)
Media periklanan terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah
a. Media Lini Atas ( Above The Line )
Media Lini Atas atau Above The Line Media merupakan jenis - jenis
iklan yang disebarkan melalui sarana media komunikasi massa, misalnya
surat kabar, majalah, iklan radio, dan televise. Pada umumnya biro
bersangkutan mendapat komisi karena pemasangan iklan tersebut.
b. Media Lini Bawah ( Below The Line Advertising )
Kegiatan periklanan yang tidak melibatkan pemasangan iklan pada
media komunikasi massa serta tidak memberikan komisi kepada
perusahaan iklan. Sering kali perusahaan ingin mendapat honorarium
khusus dari pengiklan. Pada umumnya, kegiatan periklanan lini bawah ini
bersifat penjualan promosi, yaitu kegiatan pemasaran yang dilakukan di
tempat penjualan (Point Of Purchase). Media ini bersifat sebagai
penunjang, seperti leaflet, brosur, kalender, agenda, souvenir dan lain –
lain.
c. Through the line media / Ambience media
Penempatan iklan pada media-media baru yang bukan merupakan
tempat khusus untuk iklan, yang muncul dalam persaingan industri iklan
24
untuk menjangkau kelompok target sasaran dalam sebuah cara yang
kurang biasa. Pemilihan media kreatif ini kurang wajar, agak aneh tetapi
berdampak besar pada keberhasilan promosi suatu produk. Contoh media
ini : penempatan gambar iklan pada toilet, meja restoran, lantai, tempat
sampah, dan media lain disetiap tempat umum.
Secara garis besar media dapat diartikan sebagai sarana–sarana untuk
menyampaikan informasi kepada masyarakat luas.
2. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide,
gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi
dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah
pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya,
komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan,
menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala,
mengangkat
bahu.
Cara
seperti
ini
disebut
komunikasi
nonverbal.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi)
Pengertian
Komunikasi
menurut
beberapa
ahli:
Menurut Effendy “Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau
perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambanglambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu
komunikasi menggunakan media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah
laku seorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan.”
25
(Effendy, 2000 : 13). Sedangkan menurut Handoko “Komunikasi adalah proses
pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke
orang lain.” (Handoko, 2002 : 30). Pengertian komunikasi menurut Robbins
“Tidak ada kelompok yang dapat eksis tanpa komunikasi : pentransferan
makna di antara anggota-anggotanya. Hanya lewat pentransferan makna dari
satu orang ke orang lain informasi dan gagasan dapat dihantarkan. Tetapi
komunikasi itu lebih dari sekedar menanamkan makna tetapi harus juga
dipahami.” (Robbins, 2002 : 310).
(http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2007/12/komunikasi-arti-fungsi-dan
bentuk.html)
Tujuan Komunikasi sendiri menurut Riant Nugroho (2004:72) tujuan
komunikasi adalah menciptakan pemahaman bersama atau mengubah persepsi,
bahkan perilaku. Sedangkan menurut Katz an Robert Kahn dalam Riant
Nugroho (2004) yang merupakan hal utama dari komunikasi adalah pertukaran
informasi dan penyampaian makna suatu system social atau organisasi. Akan
tetapi komunikasi tidak hanya menyampaikan informasi atau pesan saja, tetapi
komunikasi dilakukan seorang dengan pihak lainnya dalam upaya membentuk
suatu makna serta mengemban harapan-harapannya (Rosadi Ruslan, 2003:83).
Dengan demikian komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam
menentukan
betapa
mengkoordinasikan
efektifnya
usaha-usaha
orang-orang
untuk
bekerja
sama
mencapai
(https://amirlahjeni.wordpress.com/2012/03/30/tujuan-komunikasi/)
dan
tujuan.
26
Sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses
penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain
dengan tujuan untuk mengubah persepsi, pemahaman bahkan perilaku lawan
bicaranya.
3. Media Komunikasi
Media komunikasi adalah wadah atau sarana didalam bidang
komunikasi. Media komunikasi juga suatu benda atau alat yang digunakan
sebagai perantara untuk berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Media
komunikasi
sangat
berperan
dalam
mempengaruhi
perubahan
masyarakat. (http://www.kompasiana.com)
Media komunikasi adalah semua sarana yang dipergunakan untuk
memproduksi, mereproduksi, mendistribusikan atau menyebarkan
dan
menyampaikan informasi. Media komunikasi sangat berperan dalam kehidupan
masyarakat. Proses pengiriman informasi di zaman keemasan ini sangat
canggih. Teknologi telekomunikasi paling dicari untuk menyampaikan atau
mengirimkan informasi ataupun berita karena teknologi telekomunikasi
semakin berkembang, semakin cepat, tepat, akurat, mudah, murah, efektif dan
efisien. Berbagi informasi antar Benua dan Negara di belahan dunia manapun
semakin mudah.
Fungsi Media Komunikasi diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Efektifitas:
27
Dengan media komunikasi mempermudah kelancaran penyampaian
informasi.
b. Efisiensi:
Dengan menggunakan media komunikasi mempercepat penyampaian
informasi.
c. Konkrit:
Dengan menggunakan media komunikasi membantu mempercepat isi
pesan yang bersifat abstrak.
d. Motivatif:
Dengan menggunakan media komunikasi lebih semangat melakukan
komunikasi.
Sedangkan
jenis-jenis
media
komunikasi
dibedakan
berdasarkan
fungsinya:
a. Fungsi Produksi
Fungsi produksi adalah media komunikasi yang berguna untuk
menghasilkan informasi contohnya: Komputer pengolah kata (Word
Processor).
b. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi adalah media komunikasi yang kegunaaanya untuk
memproduksi ulang dan menggandakan informasi contohnya: Audio tapes
recorder dan Video tapes.
c. Fungsi Penyampaian Informasi
Fungsi Penyampaian informasi adalah media komunikasi yang digunakan
untuk komunikasi yang dipergunakan untuk menyebarluaskan dan
28
menyampaikan pesan kepada komunikan yang menjadi sasaran contohnya:
Telephone,Faximile dll.
(http://www.pengertianku.net/)
Kesimpulan yang dapat saya ambil tentang pengertian media
komunikasi yaitu Media komunikasi merupakan suatu sarana atau alat yang
sangat berperan di dalam kehidupan masyarakat yang digunakan sebagai
perantara untuk berkomunikasi satu dengan yang lainnya.
4. Komunikasi Visual
Komunikasi visual, sesuai namanya, adalah komunikasi melalui
penglihatan. Komunikasi
visual
merupakan sebuah rangkaian proses
penyampaian kehendak atau maksud tertentu kepada pihak lain dengan
penggunaan media penggambaran yang hanya terbaca oleh indera penglihatan.
Komunikasi visual mengkombinasikan seni, lambang, tipografi, gambar,
desain grafis, ilustrasi, dan warna dalam penyampaiannya.
Komunikasi visual memiliki beberapa fungsi, diantaranya sebagai
sarana informasi dan instruksi, bertujuan menunjukkan hubungan antara suatu
hal dengan hal yang lain dalam petunjuk, arah, posisi dan skala, contohnya
peta, diagram, simbol dan penunjuk arah. Informasi akan berguna apabila
dikomunikasikan kepada orang yang tepat, pada waktu dan tempat yang tepat,
dalam bentuk yang dapat dimengerti, dan dipresentasikan secara logis dan
konsisten. Sebagai sarana presentasi dan promosi untuk menyampaikan pesan,
29
mendapatkan perhatian (atensi) dari mata (secara visual) dan membuat pesan
tersebut dapat diingat. Juga sebagai sarana identifikasi.
Komunikasi visual memiliki beberapa teori dasar yang dapat digunakan
sebagai patokan dalam menjalankan fungsinya, yaitu teori sensual dan
perseptual. Sensasi visual merupakan rangsangan dari dunia luar yang
mengaktifkan sel-sel saraf dalam organ indra. Sedagkan persepsi visual adalah
kesimpulan yang dibuat dengan menggabungkan semua informasi yang
dikumpulkan oleh organ sensual. Sensasi adalah data mentah. Persepsi visual
adalah kesimpulan makna setelah rangsangan visual yang diterima.
(https://sadidadalila.wordpress.com)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa media komunikasi visual adalah
sarana untuk menyampaikan kehendak atau maksud tertentu kepada pihak lain
dengan mengkombinasikan seni, lambang, tipografi, gambar, desain grafis,
ilustrasi, dan warna dalam penyampaiannya.
E. Kopi Gayo
1. Kopi
Kopi adalah minuman hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan
dihaluskan menjadi bubuk. Kopi merupakan salah satu komiditas di dunia yang
dibudidayakan lebih dari 50 negara. Dua varietas pohon kopi yang dikenal
30
secara umum yaitu Kopi Robusta (Coffea canephora) dan Kopi Arabika
(Coffea arabica).
Pemrosesan kopi sebelum dapat diminum melalui proses panjang yaitu
dari pemanenan biji kopi yang telah matang baik dengan cara mesin maupun
dengan tangan kemudian dilakukan pemrosesan biji kopi dan pengeringan
sebelum menjadi kopi gelondong. Proses selanjutnya yaitu penyangraian
dengan tingkat derajat yang bervariasi. Setelah penyangraian biji kopi digiling
atau dihaluskan menjadi bubuk kopi sebelum kopi dapat diminum
Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman berkhasiat
dan
berenergi
pertama
kali
ditemukan
oleh
Bangsa Etiopia dibenua Afrika sekitar 3000 tahun (1000 SM) yang lalu. Kopi
kemudian terus berkembang hingga saat ini menjadi salah satu minuman paling
populer di dunia yang dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat.
Indonesia sendiri telah mampu memproduksi lebih dari 400 ribu ton kopi
per tahunnya. Di samping rasa dan aromanya yang menarik, kopi juga dapat
menurunkan risiko terkena penyakit kanker, diabetes, batu empedu, dan
berbagai penyakit jantung (kardiovaskuler).(https://id.wikipedia.org/wiki/Kopi)
2. Gayo
Gayo merupakan sebuah suku bangsa yang mendiami dataran tinggi
Gayo di Provinsi Aceh bagian tengah. Berdasarkan sensus 2010 jumlah suku
Gayo yang mendiami propinsi Aceh mencapai 322.996 jiwa. Wilayah
tradisional
suku
Gayo
meliputi
kabupaten
Bener
Meriah, Aceh
31
Tengah dan Gayo Lues. Selain itu suku Gayo juga mendiami sebagian wilayah
di Aceh Timur yaitu di kecamatan Serba Jadi, Peunaron, dan Simpang Jernih.
Gambar 2.1 Peta Nangroe Aceh Darussalam
Suku Gayo beragama Islam dan mereka dikenal taat dalam agamanya
dan mereka menggunakan Bahasa Gayo dalam percakapan sehari-hari mereka.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Gayo)
Suku Gayo terdiri dari tiga kelompok yaitu Masyarakat Gayo laut yang
mendiami daerah Aceh Tengah dan Bener Meriah, Gayo Lues yang mendiami
daerah Gayo Lues dan Aceh Tenggara serta Gayo Blang yang mendiami
sebagian kecamatan di Aceh Tamiang.
Suku Gayo suku tergolong ke dalam ras Proto Melayu yang berasal dari
India. Kedatangan bangsa ini diperkirakan datang ke Indonesia sekitar 2000
tahun sebelum masehi. Ciri khas dari bangsa ini adalah berkulit hitam,
tubuhnya kecil dan berambut keriting.
Dalam perkembangannya ketika terjadi peperangan antara Kerajaan
Sriwijaya dan Kerajaan Peurlak pada tahun 1271 M serta serangan Kerajaan
32
Majapahit atas Kerajaan Samudera Pasai pada tahun 1350 M mengakibatkan
banya orang mengungsi ke pedalaman yang telah dihuni oleh Suku Gayo. Para
pengungsi itupun tidak mau kembali dan menjadi masyarakat Suku Gayo
sampai akhirnya membentuk Kerajaan Linge atau Kerajaan Lingga. Semakin
lama penduduk Linge semakin bertambah banyak kemudian mereka
melakukan migrasi ke pemukiman baru. Sebagian besar dari mereka pindah ke
dataran tinggi Gayo yang selanjutnya menjadi penduduk asli Gayo.
Kata Gayo berasal dari kata Pegayon yang berarti tempat mata air
jernih dimana terdapat ikan suci (bersih) dan kepiting. Konon, dahulu
serombongan pendatang suku Batak Karo ke datang ke Blangkejeren dengan
melintasi sebuah desa bernama Porang. Di perjalanan mereka menjumpai
sebuah perkampungan yang terdapat sebuah telaga yang dihuni seekor kepiting
besar, kemudian mereka melihat binatang tersebut dan berteriak Gayo
Gayo. Dari sinilah daerah tersebut dinamai dengan Gayo.
Masyarakat Suku Gayo notabene bermata pencaharian utama sebagai
petani
dengan
hasil
utamanya
kopi.
Selain
itu,
masyarakat
Gayo
mengembangkan kerajinan membuat keramik, menganyam, dan menenun serta
kerajinan membuat sulaman kerawang Gayo dengan motif yang khas.
Masyarakat tradisional Gayo menganut prinsip “keramat mupakat behu
berdedele” yang bermakan kemuliaan karena mufakat, berani karena bersama
dan “tirus lagu gelngan gelas, bulet lagu umut, rempak lagu re, susun lagu
belo” yang bermakna bersatu teguh.
33
Suku Gayo juga memiliki seni tradisi yang sudah terkenal bahkan
samapai ke mancanegara yaitu Tari Saman. Selain itu ada pula bentuk kesenian
lain seperti tari Bines, tari Guel, tari Munalu,sebuku/pepongoten, guru didong,
dan melengkan (seni
berpidato
berdasarkan
adat).
(http://www.wacananusantara.org/suku-gayo/)
3. Kopi Gayo
Sejarah Kopi Gayo
Saat ini di Aceh terdapat dua jenis kopi yang di budidayakan
adalah kopi Arabika dan kopi Robusta Dua jenis Kopi Gayo yang sangat
terkenal yaitu kopi Gayo (Arabika) dan kopi Ulee Kareeng (Robusta). Untuk
kopi jenis Arabika umumnya dibudidayakan di wilayah dataran tinggi “Tanah
Gayo”, Aceh Tenggara, dan Gayo Lues, sedangkan di Kabupaten Pidie
(terutama wilayah Tangse dan Geumpang) dan Aceh Barat lebih dominan
dikembangkan oleh masyarakat disini berupa kopi jenis Robusta. Kopi Arabika
agak besar dan berwarna hijau gelap, daunnya berbentuk oval, tinggi pohon
mencapai tujuh meter. Namun di perkebunan kopi, tinggi pohon ini dijaga agar
berkisar 2-3 meter. Tujuannya agar mudah saat di panen. Pohon Kopi
Arabika mulai memproduksi buah pertamanya dalam tiga tahun. Lazimnya
dahan tumbuh dari batang dengan panjang sekitar 15 cm. Dedaunan yang
diatas lebih muda warnanya karena sinar matahari sedangkan dibawahnya lebih
gelap. Tiap batang menampung 10-15 rangkaian bunga kecil yang akan
menjadi buah kopi.
34
Dari proses inilah kemudian muncul buah kopi disebut cherry,
berbentuk oval, dua buah berdampingan. Kopi Gayo merupakan salah satu
komoditi unggulan yang berasal dari Dataran Tinggi Gayo. Perkebunan Kopi
yang telah dikembangkan sejak tahun 1908 ini tumbuh subur di Kabupaten
Bener Meriah dan Aceh Tengah. Kedua daerah yang berada di ketinggian 1200
m dari permukaan laut tersebut memiliki perkebunan kopi terluas di Indonesia
yaitu dengan luas sekitar 81.000 ha. Masing-masing 42.000 ha berada di
Kabupaten Bener Meriah dan selebihnya 39.000 ha di Kabupaten Aceh
Tengah. Gayo adalah nama Suku Asli yang mendiami daerah ini. Mayoritas
masyarakat Gayo berprofesi sebagai Petani Kopi.
Varietas Arabika mendominasi jenis kopi yang dikembangkan oleh para
petani Kopi Gayo. Produksi Kopi Arabika yang dihasilkan dari Tanah Gayo
merupakan yang terbesar di Asia Kopi Gayo merupakan salah satu kopi khas
Nusantara asal Aceh yang cukup banyak digemari oleh berbagai kalangan di
dunia. Kopi Gayo memiliki aroma dan rasa yang sangat khas. Kebanyakan
kopi yang ada, rasa pahitnya masih tertinggal di lidah kita, namun tidak
demikian pada kopi Gayo. Rasa pahit hampir tidak terasa pada kopi ini. Cita
rasa kopi Gayo yang asli terdapat pada aroma kopi yang harum dan rasa gurih
hampir tidak pahit. Bahkan ada juga yang berpendapat bahwa rasa kopi
Gayo melebihi cita rasa kopi Blue Mountain yang berasal dari Jamaika. Kopi
Gayo dihasilkan dari perkebunan rakyat di dataran tinggi Gayo, Aceh Tengah.
Di daerah tersebut kopi ditanam dengan cara organik tanpa bahan kimia
sehingga kopi ini juga dikenal sebagai kopi hijau (ramah lingkungan). Kopi
35
Gayo
disebut-sebut
sebagai
kopi
(http://pusatkopigayoaceh.blogspot.com)
organik
terbaik
di
dunia.
Download