9 BAB II KAJIAN TEORI A. Perancangan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata „perancangan‟ berasal dari kata benda „rancang‟ yang artinya adalah desain, kemudian mendapatkan awalan per- dan akhiran –an. Jadi, kata perancangan dapat diartikan sebagai proses, cara, merencanakan atau mendesain segala sesuatu sebagai bagian dari kerangka kerja. Makna perancangan dilihat dari segi bahasa: 1. Designose, dari Bahasa Latin yang memiliki arti memotong dengan gergaji atau tindakan menakik untuk memberi tanda. Artinya memberi citra pada sebuah objek. 2. Designare, dari bahasa Perancis yang berarti menandai, memisahkan. Yaitu menghilangkan kesimpangsiuran. 3. Design, dari Bahasa Inggris yang artinya memikirkan, menggambar rencana, menyusun bagian-bagian menjadi sesuatu yang baru. Makna dan definisi perancangan yag lain: Menurut Cuningham definisi perancangan/perencanaan adalah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan emformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima dan digunakan dalam penyelesaian. Sedangkan definisi perancangan menurut Al-bahra dalam buku yang berjudul Analisis & Desain Sistem Informasi, menyebutkan bahwa: “perancangan (design) memiliki tujuan 10 untuk mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik.”(2005:39). Proses dalam perancangan, meliputi: 1. Konsep Adalah hasil kerja berupa pemikiran yang menentukan tujuan-tujuan, kelayakan dan segment / audience yang dituju. Konsep bisa didapatkan dari pihak non grafis, antara lain : ekonomi, politik, hukum, budaya, dan lain-lain yang ingin menerjemahkan ke dalam bentuk visual. 2. Media Untuk mencapai kriteria ke sasaran/segmen yang dituju, diperlukan studi kelayakan media yang cocok dan efektif untuk mencapai tujuannya. Media bisa berupa cetak, elektronik, luar ruang, dan lain-lain. 3. Ide/gagasan Untuk mencari ide yang kreatif diperlukan studi banding, literatur, wawasan yang luas, diskusi, wawancara, dan lain-lain. Agar desain bisa efektif diterima audience dan membangkitkan kesan tertentu yang sulit dilupakan. Kadang untuk mendapatkan ide, diperlukan suatu kegilaan, membuat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin, bahkan membenturkan membuat suatu hal yang konflik/paradoks. 11 4. Persiapan data Data bisa berupa data informatif atau data estetis. Data informatif bisa berupa foto atau teks, dan judul. Data estetis bisa berupa bingkai, background, efek grafis, garis atau bidang. 5. Visualisasi a. Pemilihan warna Pemilihan warna dapat ditentukan dari konsep analisa dan strategi yang telah ditentukan sebelumnya. b. Layout yang menarik Layout adalah usaha untuk menyusun, menata unsur-unsur grafis (teks dan gambar) menjadi komunikasi yang efektif. c. Finishing yang rapi dan indah. 6. Produksi Setelah desain selesai, maka desain sebaiknya lebih dahulu diproofing (print preview) sebelum di cetak. Jika warna dan komponen grafis lain tidak ada kesalahan, maka desain anda siap diperbanyak. (https://setiadesain.wordpress.com/page/3/) Jadi dapat disimpulkan dari beberapa pengertian diatas bahwa perancangan adalah proses merencanakan suatu hal yang baru untuk menyelesaikan suatu masalah. Dimana suatu perancangan akan melewati proses penentuan konsep, penempatan media, penentuan ide sesuai data, lalu dieksekusi dalam bentuk visual, terakhir memasuki tahap produksi. 12 B. Visual Branding 1. Visual Kata “Visual” mempunyai makna yang berarti segala hal yang dapat dilihat kasat oleh indra penglihatan (mata). (http://kbbi.web.id/visual). Menurut Budiman Hakim Visual adalah syarat mutlak untuk memperkenalkan sebuah brand pada konsumen. Sedangkan menurut Femi Olivia, Visual merupakan salah satu cara mengorganisasikan pemikiran dan meningkatkan kemampuan berpikir dan komunikasi. Lain lagi dengan Dave Meier yang mengartikan Visual sebagai kegiatan belajar dengan mengamati dan menggambarkan. (Pengertian Visual Menurut Beberapa Ahli, online, http://www.lepank.com/2012/08/pengertian-visual-menurut-beberapaahli.html. Diakses pada tanggal 18 Maret 2016 pukul 11:04 WIB). 2. Branding Menurut Bilson Simamora (2001;149) merek adalah nama, tanda, istilah, simbol, desain atau kombinasinya yang ditujukan untuk mengidentifikasi dan mendiferensiasi (membedakan) barang atau layanan suatu penjual dari barang atau layanan penjual lain. Hampir serupa dengan pendapat Kotler (2009:332) merek (Brand) merupakan nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang atau jasa pesaing. Dengan demikian, sebuah merek adalah produk atau jasa penambah dimensi yang dengan cara tertentu mendifrensiasikannya dari produk atau jasa lain yang 13 dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama. Peranan merek mengidentifikasi sumber atau pembuat produk dan memungkinkan konsumen baik individu atau organisasi untuk menetapkan tanggung jawab pada pembuat atau distributor tertentu. (http://paskaliayulita.blogspot.co.id/2012/04/pengertian-branding.html) Secara garis besar branding dapat diartikan sebagai suatu kegiatan penandaan untuk mengidentifikasikan suatu barang atau jasa. 3. Visual Branding Visual Branding memberikan peranan grafik dalam branding serta bagaimana mereka dapat dipengaruhi untuk membangun sebuah kesan merek yang kuat dan selalu diingat yang membantu perkembangan penghargaan tinggi dan pada akhirnya merek selalu diingat. Secara garis besar Visual Branding dapat dikatakan sebagai disiplin yang esensial yang terlibat dalam menciptakan dan mempertahankan sebuah merek dan mengingatkan sebuah merek melalui media atau komponen visual. Sehingga dalam Visual Branding menyampaikan suatu pesan dengan mengidentifikasikan dan menjaga karakteristik inti desain yang dibuat, serta mewujudkan segala sesuatu untuk kepuasan tujuan dan harapan masyarakat yang akan menggunakan. Visual Branding memberikan pelayanan sebagai sebuah potongan visual yang komprehensif, konsisten, tentang sebuah produk dengan tujuan membuat suatu produk yang benar-benar memenuhi harapan pembeli terhadap 14 produk favorit mereka. Pada dasarnya Visual Branding mempratekkan brand dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penggunaan Visual Branding hal yang paling mendasar, disiplin esensial yang terlibat dalam menciptakan dan dan mempertahankan sebuah merek dan mengingatkan merek secara visual. Penggunaan Visual Branding akan memberikan kesan tunggal untuk menyampaikan sejumlah besar informasi dalam waktu yang singkat, karena dengan memandang sebuah kesan merupakan segalagalanya, dibandingkan dengan membaca atau mendengar sejumlah informasi yang seringkali membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memahami pesan yang disampaikan. Karena membaca dan mendengar merupakan kegiatan yang terus menerus yang membutuhkan waktu dan perhatian, sementara dengan melihat suatu kejadian atau pun suatu keadaan tanpa adanya usaha yang khusus dalam bagian pemirsanya (mencoba untuk tidak melihat sesuatu akan membutuhkan beberapa usaha). Penerapan Visual Branding dapat melalui beberapa saluran komponen yang digunakan. Karena harus memenuhi beberapa kriteria yang sangat penting, seperti aspek-aspek warna, simbol multicultural, serta disesuaikan dengan kelompok target yang beraneka ragam dari bagian kelompok yang memiliki budaya yang sama. Visual Branding tidak hanya memberikan perhatian terhadap persyaratan dan batasan teknis pada media., tetapi juga harus memunculkan sesuatu yang baru dalam kurun waktu yang bersangkutan. Merek apapun berarti bahwa manifestasi visualnya harus berhubungan dengan tantangan tren visual dan mengakomodasi teknologi baru dan kebutuhan media. Aspek-aspek visual branding menjelaskan bagaimana grafik 15 dan unsur-unsur desain bekerja sama untuk menjelaskan merek didalam pasar informasi, sehingga secara tidak langsung mengatur sebuah image brand melalui pengepakan konsistensi komunikasi visual. Dalam penggarapannya, visual branding sangat berpengaruh sekali dalam hal bentuk, warna, dan komposisi yang tentu saja disesuaikan dengan keadaan produknya. Harus dapat mengidentifikasikan unsur dan atribut dasar yang paling sesuai yang dapat mengungkapkan keinginan yang ingin dicapai dari sebuah merek, dan menggunakan kreatifitas untuk menemukan unsurunsur yang unik, efektif dan kombinasi yang fleksibel. (Ayu Anita : 2006) 4. Strategi Visual Branding Marty Neumeier dalam bukunya The Brand Gap membeberkan strategi visual branding menjadi 5 tahap : a. Diferensiasi, untuk berhasil sebuah produk harus mempunyai pembeda yang unik dengan produk lain. Pembeda tersebut bisa berasal dari kategori produknya sendiri, segmentasi, kualitas atau packaging-nya. b. Kolaborasi, brand building tidak bias dikerjakan semuanya oleh produsen. Dan ini harus dipahami, karena beberapa produsen menganggap pekerjaan menangani brand adalah sangat mudah sehingga mereka memilih merekrut beberapa orang untuk menghemat. Akibatnya, brand mereka tidak pernah bisa menjadi top of mind. Dibutuhkan kerjasama dengan agency, institusi terkait, juga dengan konsumen sendiri sebagai target market. Konsumen juga harus didengarkan pendapatnya, tidak sekedar dijejali promosi yang terus 16 menerus yang malah akan menimbulkan antipati. Kolaborasi untuk membesarkan brand bukan pekerjaan yang mudah. Tapi jika berhasil, hasil yang didapatkan juga luar biasa. c. Inovasi, brand yang tidak diremajakan dan direvitalisasi akan lenyap ditelan waktu. Konsumen juga punya sifat bosan, sehingga harus disegarkan pandangan dan ingatannya. Satu hal penting, perubahan yang dilakukan harus sistematis dan tetap menjaga benang merah komunikasinya. d. Evaluasi, tingkat penerimaan target audiens atas sebuah brand harus dilacak dan diketahui. Biasanya kuesioner atau survei dilakukan untuk mendapatkan tingkat akseptabilitas (penerimaan) khalayak. Akan lebih baik jika hasil evaluasi ini bisa digunakan sebagai bahan bagi produsen dan agency untuk menentukan strategi branding tahap berikutnya. Produsen tidak boleh hanya mendasarkan pengetahuan atas kekuatan brand-nya hanya dari liputan berita di media dan jumlah iklan yang ditayangkan, tapi justru yang terpenting dari khalayak sendiri sebagai tester sekaligus target market-nya. e. Manajemen, brand tidak hidup di lembar-lembar iklan atau bersuara di iklan radio. Brand hidup di otak dan hati konsumennya. Juga di budaya perusahaan produsennya. Brand harus tetap hidup dan bergerak seiring jamannya, agar tidak terlindas kerasnya kompetisi. Dari uraian diatas kesimpulan yang dapat saya tarik bahwa visual branding merupakan suatu kegiatan penyampaikan pesan yang berupa meningkatkan karakteristik sebuah merk melalui media atau komponen visual. 17 C. Promosi Setiap kali suatu perusahaan meningkatkan nilai produknya dengan menawarkan pengalaman atau insentif seperti penurunan harga atau memberikan sesuatu secara cuma-cuma, maka perusahaan tersebut melakukan promosi. (Mahmud Machfoedz, 2010: 31). Tujuan utama dari kegiatan promosi adalah agar konsumen mengenal keberadaan produk, karena konsumen tidak akan membeli suatu produk tanpa mengenalnya. Promosi merupakan bagian dari bauran pemasaran (marketing mix), komponen-komponen yang menjadi bauran pemasaran yaitu product, price, place dan promotion. (Sigit Santoso, 2009: 6) 1. Product Produk di sini harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, diantaranya adalah atribut produk, desain kemasan, merek, logo dan antisipasi pasar terhadap produk tersebut. 2. Price Harga produk harus ditentukan agar dapat diraih, dapat bersaing di pasar dengan produk sejenis dan yang paling penting harga tersebut tergantung oleh konsumen. 3. Place Penyebaran produk harus merata sesuai dengan pasar yang ingin dijangkau sehingga konsumen mudah memperolehnya. Maka dari itu para pelaku komunikasi harus pintar dalam pemilihan saluran distribusi produk yang tepat. 18 4. Promotion Suatu bentuk kegiatan yang mengenalkan suatu produk kepada para calon konsumen, dengan tujuan untuk memperoleh kesadaraan dari para calon konsumen akan produk tersebut, biasa disebut dengan istilah lainnya adalah Brand Awareness. Menurut Sigit Santoso strategi promosi yang termasuk didalamnya adalah: Sales Promotion-Publicity-Personal Selling dan Advertising yang juga disebut Bauran Promosi (Promotional Mix). Periklanan merupakan dari terjemahan bahasa Inggris Advertaisin. Advertising sendiri berasal dari bahasa Latin ADVERTERE, artinya mengalihkan perhatian. Dengan demikian periklanan dapat diartikan sebagai sebuah rencana strategi atau taktik untuk memikat calon konsumen serta mengevaluasinya sehingga dapat menganalisis efektivitas komunikasi antara sebuah produk dan calon konsumen. Periklanan merupakan bentuk komunikasi masal yang dilakukan oleh pengiklan untuk mengomunikasikan sesuatu kepada calon konsumen melalui media. (Sigit Santoso 2009: 1) Tujuan sebuah iklan diciptakan untuk mencapai sasaran jangka pendek dan jangka panjang. Dalam situasi yang serba kompetitif seperti sekarang ini beriklan digunakan sebagai : 1. Kompetisi untuk itikad baik (competition for goodwil) Beriklan dapat menciptakan pengakuan terhadap perusahaan sehingga perusahaan lebih mudah menjalankan bisnisnya karena mendapatkan goodwill dari stakholders. 19 2. Kompetisi untuk para distributor dan pengecer (competition for distributors and retailers) Pada dasarnya para distributor dan pengecer lebih tertarik memasarkan sebuah produk/jasa yang memiliki iklan yang baik dalam pemasarannya. Selain medukung pemasaran, iklan juga menaikan citra produk itu sendiri sehingga distributor lebih mudah menjalankan bisnis serta memiliki rasa kebangga terhadap produknya. 3. Kompetisi untuk personel (competition for personel) Iklan dapat menaikan citra perusahaan sehingga para professional, bekerja di sebuah perusahaan yang memilki nama adalah suatu kebanggan tersendiri. Dengan demikian tenaga-tenaga profesional akan datang dengan sendirinya. 4. Kompetisi untuk para penyalur (competition for supplier) Suatu perusahaan yang melaksanakan program periklanan secara serius, jelas dapat menunjukan kepada publik bahwa perusahaan tersebut bonafide. Penyalur manapun pasti akan merasakan kebanggaan juga jika dapat menjadi partner bisnisnya. 5. Kompetisi untuk kepemimpinan (competition for leadership) Kepemimpinan adalah salah satu faktor yang mudah memengaruhi stakteholders. Demikian juga penerimaan konsumen terhadap suatu produk lebih banyak dipengaruhi oleh kedudukan perusahaan tersebut dalam dunia industri. 20 6. Kompetisi benak pikiran (competition for a share of mind) Menancapkan nama di benak konsumen merupakan langkah awal untuk mencapai tujuan pemasaran. Hal ini tentu saja harus dibantu oleh iklan. Sebuah iklan diciptakan melalui proses yang cukup panjang, proses pembuatan iklan harus melewati langkah-langkah dari menentukan segmentasi pasar sampai mengevaluasi setiap langkah yang diambil. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1) Penjelasan Produk Penjelasan-penjelasan yang diperlukan sebuah biro iklan tentang produk/jasa yang akan dilakukan adalah breifing. Breifing mengutarakan secara rinci tentang produk/jasa yang akan diiklankan, keunggulan-keunggulannya, kekuranganya, calon konsumen dan lain sebagainya. 2) Pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan utuk mencari informasi dari beberapa sumber, salah satunya wawancara kepada calon konsumen informasi tersebut berkenaan tentang : a) Tempat Pemasaran Informasi ini menyangkut tentang pemasaran sebuah produk itu sendiri, pesaing juga data produk itu mengalami penurunan atau peningkatan produk tersebut. b) Produk/Jasa dan Perusahaanya Informasi ini tentang perusahaan tersebut, sejarah, program periklanan yang dilakukan serta atribut produknya. 21 3) Sasaran (Who To Say) Tujuan dari pemilihan sasaran untuk menentukan konsumen yang paling prospektif. Data-data ini dilakukan dengan mengambil data demografi dan data psikografi. Data-data ini dapat menentukan calon pembeli yang paling potensial. 4) Memposisikan merek (What To Say) Memposisikan merek berarti menempatkan produk di tempat yang strategis dibenak konsumen istilah ini sering dikenal brand posisioning. Hal ini dilakukan terhadap pikiran calon konsumen, yakni menempatkan suatu produk/jasa pada pikiran calon konsumen sesui dengan keinginan. Dalam pembuatan sebuah iklan dimana iklan itu dapat diterima dan juga dapat mengangkat produk itu maka perlunya strategi dalam pembuatan iklan itu dinamakan dengan strategi kreatif ( M. Suyanto 2004: 13). Strategi kreatif dijabarkan sebagai berikut: a) Pendekatan generik Pendekatan ini berorientiasi pada keunggulan biaya keseluruhan dan diferiensiasi. Keunggulan biaya keseluruhan menonjolkan harga lebih rendah dari pesaing. b) Pendekatan preemtive Pendekatan ini serupa dengan pendekatan generik, tetapi menunjukan superioritasnya strategi ini digunakan oleh perusahaan yang produknya kecil. 22 c) Pendekatan USP (Unique Selling Proposition) Strategi ini berorientasi pada keunggulan atau kelebihan produk yang tidak dimiliki oleh produk saingannya. Kelebihan tersebut juga merupakan sesuatu yang dicari atau dijadikan alasan bagi konsumen untuk menggunakan suatu produk. d) Brand image Strategi Brand Image. Sebuah merek atau produk diproyeksikan pada suatu citra (image) tertentu (melalui periklanan). Gagasannya adalah agar konsumen dapat menikmati keuntungan psikologis dari sebuah produk (selain keuntungan fisikal yang mungkin ada). e) Pendekatan Inherent Drama Strategi Inherent Drama atau strategi karakteristik produk yang membuat konsumen membeli. Iklan didasarkan pada landasan manfaat yang diperoleh konsumen, dengan menekankan pada elemen dramatik yang diekspresikan pada manfaat tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa promosi merupakan suatu kegiatan mengenalkan suatu produk kepada calon konsumen. Kegiatan promosi yang paling banyak digunakan melalui media iklan dan didukung strategi kreatif. D. Media Komunikasi Visual 1. Media Media adalah sarana–sarana untuk menyampaikan iklan kepada masyarakat luas. Media berfungsi sebagai alat bantu visual penyampai iklan dalam kegiatan belajar, yaitu berupa sarana yang cepat memberikan 23 pengalaman visual kepada peserta antara lain untuk mendorong motivasi, memperjelas dan mempermudah konsep – konsep yang abstrak. Setiap pengiklan memiliki tujuan–tujuan khusus yang dapat di capai oleh beberapa media. Titik tolak untuk setiap perencanaan media adalah menganalisis berbagai kekuatan dan kelemahan media dan bagaimana karakteristik – karakteristik ini cocok untuk strategi pengiklan tertentu. (Tri Suryawan : 2010) Media periklanan terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah a. Media Lini Atas ( Above The Line ) Media Lini Atas atau Above The Line Media merupakan jenis - jenis iklan yang disebarkan melalui sarana media komunikasi massa, misalnya surat kabar, majalah, iklan radio, dan televise. Pada umumnya biro bersangkutan mendapat komisi karena pemasangan iklan tersebut. b. Media Lini Bawah ( Below The Line Advertising ) Kegiatan periklanan yang tidak melibatkan pemasangan iklan pada media komunikasi massa serta tidak memberikan komisi kepada perusahaan iklan. Sering kali perusahaan ingin mendapat honorarium khusus dari pengiklan. Pada umumnya, kegiatan periklanan lini bawah ini bersifat penjualan promosi, yaitu kegiatan pemasaran yang dilakukan di tempat penjualan (Point Of Purchase). Media ini bersifat sebagai penunjang, seperti leaflet, brosur, kalender, agenda, souvenir dan lain – lain. c. Through the line media / Ambience media Penempatan iklan pada media-media baru yang bukan merupakan tempat khusus untuk iklan, yang muncul dalam persaingan industri iklan 24 untuk menjangkau kelompok target sasaran dalam sebuah cara yang kurang biasa. Pemilihan media kreatif ini kurang wajar, agak aneh tetapi berdampak besar pada keberhasilan promosi suatu produk. Contoh media ini : penempatan gambar iklan pada toilet, meja restoran, lantai, tempat sampah, dan media lain disetiap tempat umum. Secara garis besar media dapat diartikan sebagai sarana–sarana untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat luas. 2. Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal. (https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi) Pengertian Komunikasi menurut beberapa ahli: Menurut Effendy “Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambanglambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan.” 25 (Effendy, 2000 : 13). Sedangkan menurut Handoko “Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain.” (Handoko, 2002 : 30). Pengertian komunikasi menurut Robbins “Tidak ada kelompok yang dapat eksis tanpa komunikasi : pentransferan makna di antara anggota-anggotanya. Hanya lewat pentransferan makna dari satu orang ke orang lain informasi dan gagasan dapat dihantarkan. Tetapi komunikasi itu lebih dari sekedar menanamkan makna tetapi harus juga dipahami.” (Robbins, 2002 : 310). (http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2007/12/komunikasi-arti-fungsi-dan bentuk.html) Tujuan Komunikasi sendiri menurut Riant Nugroho (2004:72) tujuan komunikasi adalah menciptakan pemahaman bersama atau mengubah persepsi, bahkan perilaku. Sedangkan menurut Katz an Robert Kahn dalam Riant Nugroho (2004) yang merupakan hal utama dari komunikasi adalah pertukaran informasi dan penyampaian makna suatu system social atau organisasi. Akan tetapi komunikasi tidak hanya menyampaikan informasi atau pesan saja, tetapi komunikasi dilakukan seorang dengan pihak lainnya dalam upaya membentuk suatu makna serta mengemban harapan-harapannya (Rosadi Ruslan, 2003:83). Dengan demikian komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan betapa mengkoordinasikan efektifnya usaha-usaha orang-orang untuk bekerja sama mencapai (https://amirlahjeni.wordpress.com/2012/03/30/tujuan-komunikasi/) dan tujuan. 26 Sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain dengan tujuan untuk mengubah persepsi, pemahaman bahkan perilaku lawan bicaranya. 3. Media Komunikasi Media komunikasi adalah wadah atau sarana didalam bidang komunikasi. Media komunikasi juga suatu benda atau alat yang digunakan sebagai perantara untuk berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Media komunikasi sangat berperan dalam mempengaruhi perubahan masyarakat. (http://www.kompasiana.com) Media komunikasi adalah semua sarana yang dipergunakan untuk memproduksi, mereproduksi, mendistribusikan atau menyebarkan dan menyampaikan informasi. Media komunikasi sangat berperan dalam kehidupan masyarakat. Proses pengiriman informasi di zaman keemasan ini sangat canggih. Teknologi telekomunikasi paling dicari untuk menyampaikan atau mengirimkan informasi ataupun berita karena teknologi telekomunikasi semakin berkembang, semakin cepat, tepat, akurat, mudah, murah, efektif dan efisien. Berbagi informasi antar Benua dan Negara di belahan dunia manapun semakin mudah. Fungsi Media Komunikasi diantaranya adalah sebagai berikut: a. Efektifitas: 27 Dengan media komunikasi mempermudah kelancaran penyampaian informasi. b. Efisiensi: Dengan menggunakan media komunikasi mempercepat penyampaian informasi. c. Konkrit: Dengan menggunakan media komunikasi membantu mempercepat isi pesan yang bersifat abstrak. d. Motivatif: Dengan menggunakan media komunikasi lebih semangat melakukan komunikasi. Sedangkan jenis-jenis media komunikasi dibedakan berdasarkan fungsinya: a. Fungsi Produksi Fungsi produksi adalah media komunikasi yang berguna untuk menghasilkan informasi contohnya: Komputer pengolah kata (Word Processor). b. Fungsi Reproduksi Fungsi reproduksi adalah media komunikasi yang kegunaaanya untuk memproduksi ulang dan menggandakan informasi contohnya: Audio tapes recorder dan Video tapes. c. Fungsi Penyampaian Informasi Fungsi Penyampaian informasi adalah media komunikasi yang digunakan untuk komunikasi yang dipergunakan untuk menyebarluaskan dan 28 menyampaikan pesan kepada komunikan yang menjadi sasaran contohnya: Telephone,Faximile dll. (http://www.pengertianku.net/) Kesimpulan yang dapat saya ambil tentang pengertian media komunikasi yaitu Media komunikasi merupakan suatu sarana atau alat yang sangat berperan di dalam kehidupan masyarakat yang digunakan sebagai perantara untuk berkomunikasi satu dengan yang lainnya. 4. Komunikasi Visual Komunikasi visual, sesuai namanya, adalah komunikasi melalui penglihatan. Komunikasi visual merupakan sebuah rangkaian proses penyampaian kehendak atau maksud tertentu kepada pihak lain dengan penggunaan media penggambaran yang hanya terbaca oleh indera penglihatan. Komunikasi visual mengkombinasikan seni, lambang, tipografi, gambar, desain grafis, ilustrasi, dan warna dalam penyampaiannya. Komunikasi visual memiliki beberapa fungsi, diantaranya sebagai sarana informasi dan instruksi, bertujuan menunjukkan hubungan antara suatu hal dengan hal yang lain dalam petunjuk, arah, posisi dan skala, contohnya peta, diagram, simbol dan penunjuk arah. Informasi akan berguna apabila dikomunikasikan kepada orang yang tepat, pada waktu dan tempat yang tepat, dalam bentuk yang dapat dimengerti, dan dipresentasikan secara logis dan konsisten. Sebagai sarana presentasi dan promosi untuk menyampaikan pesan, 29 mendapatkan perhatian (atensi) dari mata (secara visual) dan membuat pesan tersebut dapat diingat. Juga sebagai sarana identifikasi. Komunikasi visual memiliki beberapa teori dasar yang dapat digunakan sebagai patokan dalam menjalankan fungsinya, yaitu teori sensual dan perseptual. Sensasi visual merupakan rangsangan dari dunia luar yang mengaktifkan sel-sel saraf dalam organ indra. Sedagkan persepsi visual adalah kesimpulan yang dibuat dengan menggabungkan semua informasi yang dikumpulkan oleh organ sensual. Sensasi adalah data mentah. Persepsi visual adalah kesimpulan makna setelah rangsangan visual yang diterima. (https://sadidadalila.wordpress.com) Sehingga dapat disimpulkan bahwa media komunikasi visual adalah sarana untuk menyampaikan kehendak atau maksud tertentu kepada pihak lain dengan mengkombinasikan seni, lambang, tipografi, gambar, desain grafis, ilustrasi, dan warna dalam penyampaiannya. E. Kopi Gayo 1. Kopi Kopi adalah minuman hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan dihaluskan menjadi bubuk. Kopi merupakan salah satu komiditas di dunia yang dibudidayakan lebih dari 50 negara. Dua varietas pohon kopi yang dikenal 30 secara umum yaitu Kopi Robusta (Coffea canephora) dan Kopi Arabika (Coffea arabica). Pemrosesan kopi sebelum dapat diminum melalui proses panjang yaitu dari pemanenan biji kopi yang telah matang baik dengan cara mesin maupun dengan tangan kemudian dilakukan pemrosesan biji kopi dan pengeringan sebelum menjadi kopi gelondong. Proses selanjutnya yaitu penyangraian dengan tingkat derajat yang bervariasi. Setelah penyangraian biji kopi digiling atau dihaluskan menjadi bubuk kopi sebelum kopi dapat diminum Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman berkhasiat dan berenergi pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia dibenua Afrika sekitar 3000 tahun (1000 SM) yang lalu. Kopi kemudian terus berkembang hingga saat ini menjadi salah satu minuman paling populer di dunia yang dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat. Indonesia sendiri telah mampu memproduksi lebih dari 400 ribu ton kopi per tahunnya. Di samping rasa dan aromanya yang menarik, kopi juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit kanker, diabetes, batu empedu, dan berbagai penyakit jantung (kardiovaskuler).(https://id.wikipedia.org/wiki/Kopi) 2. Gayo Gayo merupakan sebuah suku bangsa yang mendiami dataran tinggi Gayo di Provinsi Aceh bagian tengah. Berdasarkan sensus 2010 jumlah suku Gayo yang mendiami propinsi Aceh mencapai 322.996 jiwa. Wilayah tradisional suku Gayo meliputi kabupaten Bener Meriah, Aceh 31 Tengah dan Gayo Lues. Selain itu suku Gayo juga mendiami sebagian wilayah di Aceh Timur yaitu di kecamatan Serba Jadi, Peunaron, dan Simpang Jernih. Gambar 2.1 Peta Nangroe Aceh Darussalam Suku Gayo beragama Islam dan mereka dikenal taat dalam agamanya dan mereka menggunakan Bahasa Gayo dalam percakapan sehari-hari mereka. (https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Gayo) Suku Gayo terdiri dari tiga kelompok yaitu Masyarakat Gayo laut yang mendiami daerah Aceh Tengah dan Bener Meriah, Gayo Lues yang mendiami daerah Gayo Lues dan Aceh Tenggara serta Gayo Blang yang mendiami sebagian kecamatan di Aceh Tamiang. Suku Gayo suku tergolong ke dalam ras Proto Melayu yang berasal dari India. Kedatangan bangsa ini diperkirakan datang ke Indonesia sekitar 2000 tahun sebelum masehi. Ciri khas dari bangsa ini adalah berkulit hitam, tubuhnya kecil dan berambut keriting. Dalam perkembangannya ketika terjadi peperangan antara Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Peurlak pada tahun 1271 M serta serangan Kerajaan 32 Majapahit atas Kerajaan Samudera Pasai pada tahun 1350 M mengakibatkan banya orang mengungsi ke pedalaman yang telah dihuni oleh Suku Gayo. Para pengungsi itupun tidak mau kembali dan menjadi masyarakat Suku Gayo sampai akhirnya membentuk Kerajaan Linge atau Kerajaan Lingga. Semakin lama penduduk Linge semakin bertambah banyak kemudian mereka melakukan migrasi ke pemukiman baru. Sebagian besar dari mereka pindah ke dataran tinggi Gayo yang selanjutnya menjadi penduduk asli Gayo. Kata Gayo berasal dari kata Pegayon yang berarti tempat mata air jernih dimana terdapat ikan suci (bersih) dan kepiting. Konon, dahulu serombongan pendatang suku Batak Karo ke datang ke Blangkejeren dengan melintasi sebuah desa bernama Porang. Di perjalanan mereka menjumpai sebuah perkampungan yang terdapat sebuah telaga yang dihuni seekor kepiting besar, kemudian mereka melihat binatang tersebut dan berteriak Gayo Gayo. Dari sinilah daerah tersebut dinamai dengan Gayo. Masyarakat Suku Gayo notabene bermata pencaharian utama sebagai petani dengan hasil utamanya kopi. Selain itu, masyarakat Gayo mengembangkan kerajinan membuat keramik, menganyam, dan menenun serta kerajinan membuat sulaman kerawang Gayo dengan motif yang khas. Masyarakat tradisional Gayo menganut prinsip “keramat mupakat behu berdedele” yang bermakan kemuliaan karena mufakat, berani karena bersama dan “tirus lagu gelngan gelas, bulet lagu umut, rempak lagu re, susun lagu belo” yang bermakna bersatu teguh. 33 Suku Gayo juga memiliki seni tradisi yang sudah terkenal bahkan samapai ke mancanegara yaitu Tari Saman. Selain itu ada pula bentuk kesenian lain seperti tari Bines, tari Guel, tari Munalu,sebuku/pepongoten, guru didong, dan melengkan (seni berpidato berdasarkan adat). (http://www.wacananusantara.org/suku-gayo/) 3. Kopi Gayo Sejarah Kopi Gayo Saat ini di Aceh terdapat dua jenis kopi yang di budidayakan adalah kopi Arabika dan kopi Robusta Dua jenis Kopi Gayo yang sangat terkenal yaitu kopi Gayo (Arabika) dan kopi Ulee Kareeng (Robusta). Untuk kopi jenis Arabika umumnya dibudidayakan di wilayah dataran tinggi “Tanah Gayo”, Aceh Tenggara, dan Gayo Lues, sedangkan di Kabupaten Pidie (terutama wilayah Tangse dan Geumpang) dan Aceh Barat lebih dominan dikembangkan oleh masyarakat disini berupa kopi jenis Robusta. Kopi Arabika agak besar dan berwarna hijau gelap, daunnya berbentuk oval, tinggi pohon mencapai tujuh meter. Namun di perkebunan kopi, tinggi pohon ini dijaga agar berkisar 2-3 meter. Tujuannya agar mudah saat di panen. Pohon Kopi Arabika mulai memproduksi buah pertamanya dalam tiga tahun. Lazimnya dahan tumbuh dari batang dengan panjang sekitar 15 cm. Dedaunan yang diatas lebih muda warnanya karena sinar matahari sedangkan dibawahnya lebih gelap. Tiap batang menampung 10-15 rangkaian bunga kecil yang akan menjadi buah kopi. 34 Dari proses inilah kemudian muncul buah kopi disebut cherry, berbentuk oval, dua buah berdampingan. Kopi Gayo merupakan salah satu komoditi unggulan yang berasal dari Dataran Tinggi Gayo. Perkebunan Kopi yang telah dikembangkan sejak tahun 1908 ini tumbuh subur di Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah. Kedua daerah yang berada di ketinggian 1200 m dari permukaan laut tersebut memiliki perkebunan kopi terluas di Indonesia yaitu dengan luas sekitar 81.000 ha. Masing-masing 42.000 ha berada di Kabupaten Bener Meriah dan selebihnya 39.000 ha di Kabupaten Aceh Tengah. Gayo adalah nama Suku Asli yang mendiami daerah ini. Mayoritas masyarakat Gayo berprofesi sebagai Petani Kopi. Varietas Arabika mendominasi jenis kopi yang dikembangkan oleh para petani Kopi Gayo. Produksi Kopi Arabika yang dihasilkan dari Tanah Gayo merupakan yang terbesar di Asia Kopi Gayo merupakan salah satu kopi khas Nusantara asal Aceh yang cukup banyak digemari oleh berbagai kalangan di dunia. Kopi Gayo memiliki aroma dan rasa yang sangat khas. Kebanyakan kopi yang ada, rasa pahitnya masih tertinggal di lidah kita, namun tidak demikian pada kopi Gayo. Rasa pahit hampir tidak terasa pada kopi ini. Cita rasa kopi Gayo yang asli terdapat pada aroma kopi yang harum dan rasa gurih hampir tidak pahit. Bahkan ada juga yang berpendapat bahwa rasa kopi Gayo melebihi cita rasa kopi Blue Mountain yang berasal dari Jamaika. Kopi Gayo dihasilkan dari perkebunan rakyat di dataran tinggi Gayo, Aceh Tengah. Di daerah tersebut kopi ditanam dengan cara organik tanpa bahan kimia sehingga kopi ini juga dikenal sebagai kopi hijau (ramah lingkungan). Kopi 35 Gayo disebut-sebut sebagai kopi (http://pusatkopigayoaceh.blogspot.com) organik terbaik di dunia.