Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017 PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG FENOMENA LGBT (LESBIAN, GAY, BISEKSUAL, TRANSGENDER) DI KABUPATEN BENGKULU SELATAN TAHUN 2016 Firman Hayadi Akademi Kebidanan Manna Abstrak: Fenomena LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) selalu menjadi persoalan isu kemarjinalanyang tidak pernah usai dibicarakan. Bahkan sampai saat ini mereka masih dianggap menyimpang dan tidak mengikuti normanorma lurus dalam masyarakat. LGBT yang merupakan suatu fenomena nyata yang terjadi didalam masyarakat, dengan banyak terjadinya pro kontra (Hartono 2009). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat tentang fenomena LGBT ditinjau dari aspek sosial budaya, agama dan kesehatan reproduksi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Unit analisis yang digunakan adalah orang memiliki potensi dengan penelitian ini yaitu kelompok waria dan sebagai triangulasi data diambil dari tokoh masyarakat dan tokoh agama. Pengambilan sampel dilakukan dengan Purposive sampling berjumlah 4 orang. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam menggunakan tape recorder. Hasil penelitian yang diperoleh dari ke-4 informan mengenai LGBT dari aspek sosial budaya yaitu LGBT tidak bisa diterima dalam masyarakat karena dianggap komunitas yang menyimpang dan penerimaan kaum LGBT tergantung caranya bersosialisasi; dari aspek agama LGBT dilarang berkembang atau bahkan haram hukumnya, sedangkan jika dilihat dari aspek kesehatan reproduksi, kebiasaan yang dianut kaum LGBT bisa menyebabkan kerusakan atau disfungsi alat reproduksi. Simpulanya adalah menurut informan baik dari aspek sosial budaya, agama dan kesehatan reproduksi ada kesamaan pendapat yaitu persepsi yang negatif atau bahkan menentang terhadap komunitas LGBT, karena menganggap kelompok tersebut sebagai suatu penyimpangan. Kata Kunci : Persepsi, LGBT PENDAHULUAN fantasi-fantasi seksual yang ditujukan Penyimpangan diartikan sebagai seksual pada pecapaian orgasme melalui ketidakwajaran relasi seksual di luar hubungan seksual (sexual perversion) mencakup perilaku-perilaku kelamin atau heteroseksual. penyimpangan seksual 36 Perilaku merupakan Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017 sebuah relasi hubungan heteroseksual pemberitaan maupun aktivitas dari yang anggota LGBT sendiri. Kemudian pada umumnya bersifat kompulsif dan menetap. Oleh karena diangkatnya itu, disfungsi seksual serta hubungan LGBT dalam media populer sehingga seks yang menyimpang merupakan masyarakat semakin familiar. Hal satu aspek dari gangguan kepribadian tersebut turut dan merupakan penyakit neurotis pembahasan LGBT (Kartika, 2014). (Koeswinarno, 2013). Fenomena LGBT (Lesbian, wacana Penelitian atau sosok meramaikan sekarang dilakukan ini oleh Gay, Biseksual, dan Transgender) Alfred C. Kinsey pada tahun 1948 selalu menemukan bahwa 10 % laki-laki menjadi kemarjinalan(remaja persoalan isu jalanan, gay, adalah homoseksual, sedangkan waria dan PSK) yang tidak pernah wanita sebesar 5 %. Kinsey juga usai dibicarakan. Bahkan sampai saat menemukan bahwa 37 % dari semua ini orang mereka masih dianggap yang melaporkan suatu menyimpang dan tidak mengikuti pengalaman homoseksual pada suatu norma-norma lurus dalam masyarakat saat dalam kehidupannya, termasuk yang aktivitas seksual remaja ((Triningsih menganggap homoseksual perilaku merupakan dalam Hartono, 2009). penyimpangan seksual yang terkesan Penelitian lain juga masih dalam wilayah abu-abu dan menunjukkan bahwa hubungan anak tidak bisa diterima sepenuhnya dalam laki-laki dan laki-laki lain di negara kultur Peru dengan angka 10-60%, di Brazil masyarakat (Koeswinarno, 2013). 5-13%, di Amerika 10-14%, di Studi-studi akademis mengenai Botzwana 15%, dan di Thailand 6- fenomena LGBT atau Lesbian, Gay, 16%. Beberapa laki-laki menyadari Biseksual dan Transgender telah bahwa dirinya Homoseksual atau semakin ramai. Hal tersebut dipicu Gay. Mereka melakukan hubungan oleh seksual banyaknya fenomena 37 jangka panjang dengan Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan wanita dan Volume 14, Juli 2017 kadang-kadang bahwa LGBT memiliki hak yang melakukan hubungan seks dengan sama dalam masyarakat. Hal itu juga pria dan sering tanpa diketahui disebabkan pasangan wanitanya. Dalam kasus memiliki bakat atau kelebihan yang ini, mungkin positif dimasyarakat. Tetapi tidak karena dapat dipungkiri ada juga sebagian memang hanya pria saja yang tersedia masyarakat yang kontra akan LGBT sebagai pasangan seks (Triningsih bahkan dalam Hartono, 2009). LGBT hubungan dilakukan Hasil seks antara pria, temuan dialog yang para LGBT mendiskriminasikan dan Diskriminasi yang kaum komunitasnya. yang dilakukan paling akhir adalah meneliti kapasitas masyarakat membuat kaum LGBT organisasi-organisasi menjadi kaum minoritas (Hartono, LGBT di Indonesia. Jumlah organisasi yang 2009). ada di Indonesia relatif besar, terdiri Berdasarkan hasil survei dari: dua jaringan nasional dan 119 pendahuluan yang peneliti lakukan organisasi yang didirikan di 28 pada 3 orang masyarakat, 1 orang provinsi dari keseluruhan 34 provinsi menyatakan baru mendengar kata di Indonesia, beragam dari segi LGBT dan 2 orang lainnya sudah komposisi, usia. mendengar LGBT belum terlalu lama berperan dan sedikit banyak sudah mengetahui ukuran Organisasi-organisasi dan ini aktif di bidang kesehatan, publikasi tentang dan penyelenggaraan kegiatan sosial kaum ini sebagai kelompok kecil dan dalam masyarakat namun harus tetap pendidikan (Laporan LGBT Indonesia, 2014) dan menganggap diawasi perkembangannya, karena LGBT yang merupakan suatu dianggap tidak baik di masyarakat. fenomena nyata yang terjadi didalam masyarakat, LGBT dengan Masih adanya pandangan buruk banyak masyarakat membuat komunitas terjadinya pro kontra. Masyarakat LGBT mesti sedikit mlipir alias yang pro akan LGBT menganggap menyingkir atau menepi. Mereka 38 Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan kemudian tidak bebas memilih Volume 14, Juli 2017 HASIL kawan, juga tidak leluasa berekspresi Karakteristik sebagai bagian masyarakat, akibatnya informan: LGBT ini harus berhati-hati jika ingin 1. Informan 1 (Ketua RT), umur 39 berekspresi. Berdasarkan uraian dari masing-masing tahun, jenis kelamin laki-laki, tersebut dan adanya kaitan anatara pendidikan terakhir S-2. LGBT dengan kesehatan reproduksi, 2. Informan 2 (Pemangku Adat), maka peneliti ingin membahas lebih umur 53 tahun, jenis kelamin laki- mendalam laki, pendidikan terakhir D-3. mengenai persepsi masyarakat tentang fenomena LGBT 3. Informan 3 (Tokoh Agama), khususnya di Kabupaten Bengkulu umur 52 tahun, jenis kelamin laki- Selatan tahun 2016. laki, pendidikan terakhir S-1. 4. Informan 4 (Waria), umur 42 METODE tahun, jenis kelamin laki-laki, Penelitian ini merupakan jenis pendidikan terakhir SLTA. penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Unit analisis penelitian ini Persepsi tentang LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) adalah kelompok waria dan sebagai triangulasi data yaitu: tokoh a. Sosial Budaya masyarakat, tokoh agama. Dari Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan menjabarkan dari aspek sosial budaya yang unit-unit, menyebutkan bahwa masyarakat melakukan sintesis, menyusun ke (Informan 1,2 dan 3) sangat tidak dalam pola, memilih mana yang penting untuk dipelajari, penelitian diperoleh pendapat tentang LGBT data, ke dalam hasil setuju dengan adanya komunitas dan LGBT karena dianggap sebagai membuat kesimpulan yang dapat komunitas yang menyimpang. diceritakan kepada orang lain. 39 Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Pertanyaan 1: Bagaimana pendapat Bapak tentang LGBT dari aspek sosial budaya Kita? dapat Volume 14, Juli 2017 saja lingkungan diterima dalam masyarakat dalam porsi yang wajar asalkan mereka ”...LGBT sangat bertentangan dengan masyarakat kita, karena ini merupakan permasalahan yang aneh. Masyarakat pasti tidak menyenangi hal seperti itu, sebab masyarakat kita masih merupakan lingkungan beragama. Sama halnya pada zaman nabi Luth, kelompok ini harus dihancurkan karena melakukan hubungan sejenis. Dalam masyarakat, kelompok ini tidak akan mendapat tempat karena mereka merupakan kelompok yang menyimpang...”. (Informan 1) memiliki perilaku yang baik dalam bersosialisasi. ”...Ini tinggal tergantung pada pelaku LGBT itu sendiri. Mampu atau tidak dia bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Apakah ada kegiatan positif yang mereka lakukan karena pada umumnya kelompok tersebut mempunyai keahlian yang kadang melebihi orang normal. Mereka memiliki daya seni yang tinggi misalnya dalam dunia kecantikan, busana ataupun tari. Namun jika kelompok tersebut bisa dirangkul, pasti akan memperoleh poin tersendiri di masyarakat...”. (Informan 4) ”...LGBT merupakan hubungan yang sangat menyimpang. Yang namanya kodrat harus dihargai. Perempuan tetap perempuan dan laki-lakipun tetaplah seorang lakilaki.Tidak bisa perempuan mau jadi laki-laki dan sebaliknya. Hal inilah yang membuat penolakan masyarakat akan adanya penyimpangan seperti LGBT ini.Mana ada masyarakat, khususnya orang tua menginginkan anaknya bergaul dengan kelompok-kelompok seperti itu..” (Informan 2) b. Agama Dari aspek agama diperoleh pendapat bahwa LGBT dilarang berkembang atau bahkan haram hukumnya (Informan 1,2 dan 3), sedangkan menurut Informan 4, perbedaan secara agama tidak ada, namun kelakuan komunitas LGBT yang membuat Sedangkan menganggap informan komunitas 4 mereka keluar dari norma agama. LGBT 40 Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Pertanyaan 2: Bagaimana pendapat Bapak tentang LGBT dari aspek Agama? Volume 14, Juli 2017 kemauan sendiri, namun hormon tersebut sudah ada sejak lahir lahir. Jadi perbedaan secara agama tidak ada, namun kelakuan mereka yang membuat mereka keluar dari norma agama...”. (Informan 4) ”...Saya rasa setiap agama tidak menginginkan umatnya berperilaku menyimpang, walaupun ada saja negara tertentu yang melegalkan pernikahan sesama jenis. Pergaulan yang salah akan mendatangkan kemudaratan bagi keluarga, masyarakat ataupun umat. Dan LGBT ini salah satu kemudaratan yang harusnya dimusnahkan...”. (Informan 1) c. Kesehatan Reproduksi Dilihat dari aspek kesehatan reproduksi diperoleh pendapat bahwa kebiasaan yang dianut LGBT bisa mempengaruhi kerusakan atau disfungsi alat reproduksi. ”...Kelompok LGBT ini sangat menyimpang. Jika diingatkan tentang permasalahan ini, kita akan kembali teringat pada umat Nabi Luth. Nauzubilahiminzalik. Jangan sampai terjadi lagi. Kita selaku warga negara, warga yang baik harus bisa membatasi pergaulan. Kita harus bisa membentengi keluarga kita dengan keimanan supaya tidak ikut terjerumus...”. (Informan 2) Pertanyaan 3: Bagaimana pendapat Bapak tentang LGBT dari aspek kesehatan reproduksi? ”...Dunia kesehatan hanya mengenal jenis kelamin perempuan atau laki-laki. Tidak ada dalam dunia kesehatan adanya perpaduan antara keduanya. Jikapun ada hanya berupa kelebihan hormon...”. (Informan 1) ”...Suka sesama jenis jelas merupakan suatu penyimpangan. Perempuan dengan perempuan, laki-laki dengan laki-laki. Mau menghasilkan apa hubungan seperti ini kalau bukan menghasilkan suatu penyakit karena sudah menyimpang dari kodrat yang diberikan Allah SWT...”. (Informan 2) ”...Secara agama, permasalahan LGBT tidak bisa diangkat secara gamblang karena masalah ini berkaitan dengan perasaan. Sehingga kita harus berhati-hati menanyakan hal tersebut kepada masing masing kelompok (Lesbi, Gay). Kita tidak bisa membandingkan dengan orang normal lainnya karena hal tersebut bukan timbul karena 41 Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan ”...Jika ditinjau dari kesehatan reproduksi bisa mempengaruhi bisa juga tidak. Saya akan menjawab bisa karena dapat merusak alat kelamin, namun bila dilihat dari hormon tidak berpengaruh...”. (Informan 4) yang terjadi pada homoseksual terkait dengan interpretasi mereka terhadap nilai-nilai spiritual (kejiwaan, rohani, batin, mental, moral) yang diyakini ketika memiliki orientasi seksual yang dianggap PEMBAHASAN “berbeda dan menyimpang” dengan norma yang 1. Persepsi Masyarakat tentang Fenomena LGBT ditinjau dari Aspek Sosial Budaya Berdasarkan Volume 14, Juli 2017 berlaku di Indonesia baik itu budaya, hukum, dan agama. Pada penelitian ini seorang hasil informan (Informan 4) ditinjau dari aspek sosial budaya menganggap komunitas LGBT menunjukkan hasil bahwa ada sebagai suatu kesamaan pendapat yaitu persepsi masyarakat yang yang bahkan dijauhi atau disingkirkan karena komunitas disisi lainperan mereka dalam menganggap kehidupan sehari-hari tidak selalu wawancara yang negatif menentang LGBT, dilakukan atau terhadap karena kelompok tersebut sebagai suatu negatif. penyimpangan. menganggap kelompok tidak Informan komunitas harus tersebut LGBT dapat dirangkul untuk menjadi Hasil penelitian ini sejalan yang lebih baik. Karena setiap manusia dikemukakan Olong (2007) bahwa akan ada perubahan walaupun persepsi dalam rentang waktu yang tidak dengan pendapat terhadap seksualitas iman dan singkat. kemudian menjadi menarik ditengah Dalam kaitannya dengan hanya hukum positif, baik di Indonesia sekedar konsensus. Begitu juga maupun di negara-negara lain, fakta yang masyarakat bukan lagi praktek homoseksual mengalami 42 Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan pro dan kontra. di menjadi opini publik melahirkan seksual pandangan LGBT itu mengganggu antara sesama jenis diatur dalam dan membahayakan apalagi jika Pasal 292 Kitab Undang-Undang mereka dalam lingkungan terdekat Hukum Pidana (KUHP). Pasal 292 kita. Dengan anggapan utama gay KUHP mengatur bahwa orang dapat dewasa yang melakukan perbuatan sengaja cabul dengan orang lain yang masih sama jenis kelaminnya dengan dia terhadap persoalan LGBT. Indonesia, Khusus Volume 14, Juli 2017 hubungan yang diketahuinya atau sepatutnya menular, serta menularkan. ada mispersepsi dengan Artinya, publik 2. Persepsi Masyarakat tentang Fenomena LGBT ditinjau dari Aspek Agama harus di duganya belum dewasa, diancam dengan pidana penjara Berdasarkan aspek agama, paling lama 5 tahun. persepsi masyarakat batasan usia, jenis kelamin, status fenomena LGBT sosial maupun pekerjaan bahkan hasil agama. kesamaan berkembang atau bahkan haram status di masyarakat, seketika hukumnya (Informan 1,2 dan 3), memori mengenai isu LGBT di sedangkan menurut Informan 4, masyarakat perbedaan secara agama tidak ada, LGBT tidak Berdasarkan mengenal muncul. Terkadang bahwa tentang menunjukkan LGBT dilarang bercerita namun kelakuan komunitas LGBT mengenai hal tersebut sering kali yang membuat mereka keluar dari disertai norma agama. saat beberapa opini orang sinis tentang tak Dari semua agama yang yang ada di dunia, hampir seluruhnya ditujukan pada anggota LGBT. tidak sepakat dengan perilaku Hal-hal seperti ini, opini pribadi LGBT ini. LGBT dari pandangan akan ketidaksukaan pada LGBT ajaran secara umum, kemudian bergulir dalam Vinaya. Tipe orang yang keberadaan jarang mereka. mucul Dan olokan 43 agama Budha dilarang Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017 disebut dengan pandaka seringkali Wadam sehingga nama Wadam disinggung dalam Vinaya untuk diganti menjadi waria (wanita- menggambarkan seseorang yang pria). berperilaku seksual tidak tepat. Fenomena LGBT akhir- Dan mereka tidak akan disucikan. akhir ini semakin banyak terjadi di Kata diterjemahkan Indonesia. LGBT ini merupakan atau perbuatan asusila yang sangat pandaka sebagai banci homoseksual yang kaum berperilaku terkutuk seperti layaknya perempuan. Di Indonesia dan pelakunya terdapat menunjukkan seorang mengalami yang penyimpangan komunitas kecil LGBT walaupun psikologis dan tidak normal. Allah pada saat zaman Hindia Belanda SWT tidak pernah menguji dengan tersebut belum muncul sebagai ujian yang seberat ini kepada siapa pergerakan sosial. Pada sekitar pun umat di muka bumi ini selain tahun 1968 istilah wadam (wanita umat Nabi Luth „alaihissalam. Dia adam) memberikan digunakan sebagai siksaan pengganti kata banci atau bencong mereka yang dianggap bercitra negatif. belum pernah dirasakan oleh umat Sehingga mana pun. Hal ini terlihat dari didirikan organisasi dengan kepada wadam yang pertama, dibantu beranekaragamnya serta difasilitasi oleh gubernur menimpa DKI Jakarta, Bapak Ali Sadikin. kebinasaan, Organisasi siksaan mereka, adzab mulai yang yang dari dibolak-balikkannya wadam tersebut tempat Himpunan Wadam dimasukkannya mereka ke dalam Djakarta (HIWAD). Pada tahun perut bumi dan dihujani bebatuan 1980 karena Adam merupakan dari langit. Ini tak lain karena nama nabi bagi umat islam maka demikian besarnya dosa perbuatan sebagian Islam tersebut. Sedangkan hukuman bagi keberatan mengenai singkatan dari homoseksual berdasarkan hukum bernama besar tokoh 44 tinggal mereka, Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017 pidana, dalam KUHP pasal 292 melaporkan ada satu penyakit aneh “Orang dewasa yang melakukan menimpa perbuatan cabul dengan orang Penyakit itu adalah Pneumo Cystis yang belum dewasa dari jenis Carini kelamin sedang mengherankan kelima pemuda itu harus semuanya pelaku homoseksual. yang diketahuinya sama, atau patut disangkanya hal belum dewasa itu, Dr. diancam panitia pidana penjara lima tahun. pada lima pemuda. Pheumonia, Martin, yang seorang anggota yang dibentuk khusus UNISCO di tahun 1969 untuk meneliti penyakit seksual yang 3. Persepsi Masyarakat tentang Fenomena LGBT ditinjau dari Aspek Kesehatan Reproduksi Dipandang dari disebabkan oleh kelainan seks, menyatakan segi utama bahwa penyakit penyebab syphilish dan kesehatan reproduksi, keseluruhan gonorhea adalah homoseksual. Di informan bahwa lain pihak, 65% penyakit syphilis kebiasaan yang dianut LGBT bisa yang terjadi pada kurun waktu mempengaruhi 1960-1962 di London disebabkan berpendapat kerusakan atau disfungsi alat reproduksi. Perilaku LGBT dapat homoseksual. menyebabkan timbulnya penyakit seperti AIDS Menurut asumsi peneliti, seksualitas perbedaan (Acquired mengenai kewajaran hasrat seksual serta pola Immunodeficiency Syndrome). hidup antara masyarakat umum Hasil penelitian tersebut dengan kaum LGBT membuat sejalan dengan ungkapan yang jarak dikemukakan keberadaan Christiani persepsi (2010) pemisah akan dan sebuah pengakuan bahwa sejak tahun 1979, penyakit menjadi AIDS Pusat terpungkiri. Hal ini wajar saja pemantau penyakit yang berada di terjadi mengingat masyarakat pada Atlanta, Georgia, Amerika Serikat umumnya baru diketahui. 45 nyata memiliki dan tidak pandangan Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017 bahwa kaum LGBT adalah orang- Untuk mencegah merebaknya orang tidak lazim. Sebagian besar praktek atau komunitas LGBT di masyarakat masyarakat, Indonesia masih kiranya perlu tokoh menganggap kaum homoseksual masyarakat atau lembaga-lembaga dan lesbi sebagai penyimpangan pemerintah yang berkaitan dengan seksual yang belum berlaku secara masalah umum dan belum dapat diterima membahas hal ini secara serius, lewat oleh masyarakat. penyuluhan dan sosialisasi tentang seks SIMPULAN ini, diharapkan atau hubungan dapat yang menyimpang. Dan perlu dilakukan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari ke-4 informan terobsan mengenai mempertimbangkan hukum pidana persepsi masyarakat baru tentang LGBT, maka dapat ditarik islam kesimpulan sebagai berikut : sanksi agar ada efek pencegahan 1. Aspek sosial budaya: LGBT terhadap masyarakat sehingga takut tidak untuk berperilaku menyimpang atau bisa masyarakat komunitas diterima karena yang dalam bahkan dianggap 3. mampu enggan memberikan untuk mendekati kelompok LGBT. menyimpang Penulis menghimbau kepada dan penerimaan kaum LGBT 2. yang dengan tergantung caranya bersosialisasi. komunitas LGBT dapat Aspek agama: LGBT dilarang menempatkan diri berkembang atau bahkan haram bersosialisasi dengan hukumnya. melalui peran serta positif mereka di atau mampu masyarakat reproduksi: masyarakat supaya mereka tidak Kebiasaan yang dianut LGBT selalu dianggap sebagai parasit atau bisa sebagai ancaman bagi anak muda Aspek kesehatan menyebabkan kerusakan dilingkungan mereka. atau disfungsi alat reproduksi. 46 Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan RUJUKAN (Daftar Pustaka) Christiani 2010. Remaja, HIV/AIDS dan LGBT Merancang Strategi dan Aksi Lintas Iman. Interfaith Youth Training oleh Fulbright. Hotel Puri Indah Inn : Jogjakarta. Hartono 2009. Faktor Risiko Terhadap Kejadian PMS Pada Komunitas Gay Mitra Strategis PKBI Yogyakarta. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Kartika 2014. Interaksi simbolik “femme” dalam komunitas lesbian di Kota Malang, Jawa Timur. Paradigma.Vol.2 (3): 1-9. Koeswinarno 2013. Waria dan Penyakit Seksual Menular. Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan, Universitas Gajah Mada. Laporan LGBT Nasional Indonesia 2014. Hidup Sebagai LGBT di Asia. USAID dan UNDP. Olong 2007. Tangan - tangan Kuasa Dalam Kelamin. Online. http://repository.usu.ac.id/bitst ream/123456789/30921/3/Cha pter%20II.pdf, diakses tanggal 24 Maret 2016. 47 Volume 14, Juli 2017