PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG FENOMENA

advertisement
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
Volume 14, Juli 2017
PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG FENOMENA
LGBT (LESBIAN, GAY, BISEKSUAL, TRANSGENDER)
DI KABUPATEN BENGKULU SELATAN
TAHUN 2016
Firman Hayadi
Akademi Kebidanan Manna
Abstrak: Fenomena LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) selalu
menjadi persoalan isu kemarjinalanyang tidak pernah usai dibicarakan. Bahkan
sampai saat ini mereka masih dianggap menyimpang dan tidak mengikuti normanorma lurus dalam masyarakat. LGBT yang merupakan suatu fenomena nyata
yang terjadi didalam masyarakat, dengan banyak terjadinya pro kontra (Hartono
2009). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat
tentang fenomena LGBT ditinjau dari aspek sosial budaya, agama dan kesehatan
reproduksi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan metode
deskriptif. Unit analisis yang digunakan adalah orang memiliki potensi dengan
penelitian ini yaitu kelompok waria dan sebagai triangulasi data diambil dari
tokoh masyarakat dan tokoh agama. Pengambilan sampel dilakukan dengan
Purposive sampling berjumlah 4 orang. Pengambilan data dilakukan dengan
wawancara mendalam menggunakan tape recorder. Hasil penelitian yang
diperoleh dari ke-4 informan mengenai LGBT dari aspek sosial budaya yaitu
LGBT tidak bisa diterima dalam masyarakat karena dianggap komunitas yang
menyimpang dan penerimaan kaum LGBT tergantung caranya bersosialisasi; dari
aspek agama LGBT dilarang berkembang atau bahkan haram hukumnya,
sedangkan jika dilihat dari aspek kesehatan reproduksi, kebiasaan yang dianut
kaum LGBT bisa menyebabkan kerusakan atau disfungsi alat reproduksi.
Simpulanya adalah menurut informan baik dari aspek sosial budaya, agama dan
kesehatan reproduksi ada kesamaan pendapat yaitu persepsi yang negatif atau
bahkan menentang terhadap komunitas LGBT, karena menganggap kelompok
tersebut sebagai suatu penyimpangan.
Kata Kunci : Persepsi, LGBT
PENDAHULUAN
fantasi-fantasi seksual yang ditujukan
Penyimpangan
diartikan
sebagai
seksual
pada pecapaian orgasme melalui
ketidakwajaran
relasi seksual di luar hubungan
seksual
(sexual
perversion)
mencakup
perilaku-perilaku
kelamin
atau
heteroseksual.
penyimpangan seksual
36
Perilaku
merupakan
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
Volume 14, Juli 2017
sebuah relasi hubungan heteroseksual
pemberitaan maupun aktivitas dari
yang
anggota LGBT sendiri. Kemudian
pada
umumnya
bersifat
kompulsif dan menetap. Oleh karena
diangkatnya
itu, disfungsi seksual serta hubungan
LGBT dalam media populer sehingga
seks yang menyimpang merupakan
masyarakat semakin familiar. Hal
satu aspek dari gangguan kepribadian
tersebut
turut
dan merupakan penyakit neurotis
pembahasan
LGBT
(Kartika, 2014).
(Koeswinarno, 2013).
Fenomena
LGBT
(Lesbian,
wacana
Penelitian
atau
sosok
meramaikan
sekarang
dilakukan
ini
oleh
Gay, Biseksual, dan Transgender)
Alfred C. Kinsey pada tahun 1948
selalu
menemukan bahwa 10 % laki-laki
menjadi
kemarjinalan(remaja
persoalan
isu
jalanan,
gay,
adalah
homoseksual,
sedangkan
waria dan PSK) yang tidak pernah
wanita sebesar 5 %. Kinsey juga
usai dibicarakan. Bahkan sampai saat
menemukan bahwa 37 % dari semua
ini
orang
mereka
masih
dianggap
yang
melaporkan
suatu
menyimpang dan tidak mengikuti
pengalaman homoseksual pada suatu
norma-norma lurus dalam masyarakat
saat dalam kehidupannya, termasuk
yang
aktivitas seksual remaja ((Triningsih
menganggap
homoseksual
perilaku
merupakan
dalam Hartono, 2009).
penyimpangan seksual yang terkesan
Penelitian
lain
juga
masih dalam wilayah abu-abu dan
menunjukkan bahwa hubungan anak
tidak bisa diterima sepenuhnya dalam
laki-laki dan laki-laki lain di negara
kultur
Peru dengan angka 10-60%, di Brazil
masyarakat
(Koeswinarno,
2013).
5-13%, di Amerika 10-14%, di
Studi-studi akademis mengenai
Botzwana 15%, dan di Thailand 6-
fenomena LGBT atau Lesbian, Gay,
16%. Beberapa laki-laki menyadari
Biseksual dan Transgender telah
bahwa dirinya Homoseksual atau
semakin ramai. Hal tersebut dipicu
Gay. Mereka melakukan hubungan
oleh
seksual
banyaknya
fenomena
37
jangka
panjang
dengan
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
wanita
dan
Volume 14, Juli 2017
kadang-kadang
bahwa LGBT memiliki hak yang
melakukan hubungan seks dengan
sama dalam masyarakat. Hal itu juga
pria dan sering tanpa diketahui
disebabkan
pasangan wanitanya. Dalam kasus
memiliki bakat atau kelebihan yang
ini,
mungkin
positif dimasyarakat. Tetapi tidak
karena
dapat dipungkiri ada juga sebagian
memang hanya pria saja yang tersedia
masyarakat yang kontra akan LGBT
sebagai pasangan seks (Triningsih
bahkan
dalam Hartono, 2009).
LGBT
hubungan
dilakukan
Hasil
seks
antara
pria,
temuan
dialog
yang
para
LGBT
mendiskriminasikan
dan
Diskriminasi
yang
kaum
komunitasnya.
yang
dilakukan
paling akhir adalah meneliti kapasitas
masyarakat membuat kaum LGBT
organisasi-organisasi
menjadi kaum minoritas (Hartono,
LGBT
di
Indonesia. Jumlah organisasi yang
2009).
ada di Indonesia relatif besar, terdiri
Berdasarkan
hasil
survei
dari: dua jaringan nasional dan 119
pendahuluan yang peneliti lakukan
organisasi yang didirikan di 28
pada 3 orang masyarakat, 1 orang
provinsi dari keseluruhan 34 provinsi
menyatakan baru mendengar kata
di Indonesia, beragam dari segi
LGBT dan 2 orang lainnya sudah
komposisi,
usia.
mendengar LGBT belum terlalu lama
berperan
dan sedikit banyak sudah mengetahui
ukuran
Organisasi-organisasi
dan
ini
aktif di bidang kesehatan, publikasi
tentang
dan penyelenggaraan kegiatan sosial
kaum ini sebagai kelompok kecil
dan
dalam masyarakat namun harus tetap
pendidikan
(Laporan
LGBT
Indonesia, 2014)
dan
menganggap
diawasi perkembangannya, karena
LGBT yang merupakan suatu
dianggap tidak baik di masyarakat.
fenomena nyata yang terjadi didalam
masyarakat,
LGBT
dengan
Masih adanya pandangan buruk
banyak
masyarakat
membuat
komunitas
terjadinya pro kontra. Masyarakat
LGBT mesti sedikit mlipir alias
yang pro akan LGBT menganggap
menyingkir atau menepi. Mereka
38
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
kemudian
tidak
bebas
memilih
Volume 14, Juli 2017
HASIL
kawan, juga tidak leluasa berekspresi
Karakteristik
sebagai bagian masyarakat, akibatnya
informan:
LGBT ini harus berhati-hati jika ingin
1. Informan 1 (Ketua RT), umur 39
berekspresi.
Berdasarkan
uraian
dari
masing-masing
tahun, jenis kelamin laki-laki,
tersebut dan adanya kaitan anatara
pendidikan terakhir S-2.
LGBT dengan kesehatan reproduksi,
2. Informan 2 (Pemangku Adat),
maka peneliti ingin membahas lebih
umur 53 tahun, jenis kelamin laki-
mendalam
laki, pendidikan terakhir D-3.
mengenai
persepsi
masyarakat tentang fenomena LGBT
3. Informan 3 (Tokoh Agama),
khususnya di Kabupaten Bengkulu
umur 52 tahun, jenis kelamin laki-
Selatan tahun 2016.
laki, pendidikan terakhir S-1.
4. Informan 4 (Waria), umur 42
METODE
tahun, jenis kelamin laki-laki,
Penelitian ini merupakan jenis
pendidikan terakhir SLTA.
penelitian kualitatif dengan metode
deskriptif. Unit analisis penelitian ini
Persepsi tentang LGBT (Lesbian,
Gay, Biseksual, dan Transgender)
adalah kelompok waria dan sebagai
triangulasi
data
yaitu:
tokoh
a. Sosial Budaya
masyarakat, tokoh agama.
Dari
Analisis data dilakukan dengan
mengorganisasikan
menjabarkan
dari aspek sosial budaya yang
unit-unit,
menyebutkan bahwa masyarakat
melakukan sintesis, menyusun ke
(Informan 1,2 dan 3) sangat tidak
dalam pola, memilih mana yang
penting
untuk
dipelajari,
penelitian
diperoleh pendapat tentang LGBT
data,
ke dalam
hasil
setuju dengan adanya komunitas
dan
LGBT karena dianggap sebagai
membuat kesimpulan yang dapat
komunitas yang menyimpang.
diceritakan kepada orang lain.
39
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
Pertanyaan
1:
Bagaimana
pendapat Bapak tentang LGBT
dari aspek sosial budaya Kita?
dapat
Volume 14, Juli 2017
saja
lingkungan
diterima
dalam
masyarakat
dalam
porsi yang wajar asalkan mereka
”...LGBT sangat bertentangan
dengan masyarakat kita, karena
ini merupakan permasalahan yang
aneh. Masyarakat pasti tidak
menyenangi hal seperti itu, sebab
masyarakat kita masih merupakan
lingkungan
beragama.
Sama
halnya pada zaman nabi Luth,
kelompok ini harus dihancurkan
karena melakukan hubungan
sejenis.
Dalam
masyarakat,
kelompok ini tidak akan mendapat
tempat karena mereka merupakan
kelompok yang menyimpang...”.
(Informan 1)
memiliki perilaku yang baik dalam
bersosialisasi.
”...Ini tinggal tergantung pada
pelaku LGBT itu sendiri. Mampu
atau tidak dia bersosialisasi
dengan
masyarakat
sekitar.
Apakah ada kegiatan positif yang
mereka lakukan karena pada
umumnya
kelompok
tersebut
mempunyai keahlian yang kadang
melebihi orang normal. Mereka
memiliki daya seni yang tinggi
misalnya dalam dunia kecantikan,
busana ataupun tari. Namun jika
kelompok tersebut bisa dirangkul,
pasti akan memperoleh
poin
tersendiri di masyarakat...”.
(Informan 4)
”...LGBT merupakan hubungan
yang sangat menyimpang. Yang
namanya kodrat harus dihargai.
Perempuan tetap perempuan dan
laki-lakipun tetaplah seorang lakilaki.Tidak bisa perempuan mau
jadi laki-laki dan sebaliknya. Hal
inilah yang membuat penolakan
masyarakat
akan
adanya
penyimpangan
seperti
LGBT
ini.Mana
ada
masyarakat,
khususnya
orang
tua
menginginkan anaknya bergaul
dengan
kelompok-kelompok
seperti itu..”
(Informan 2)
b. Agama
Dari
aspek
agama
diperoleh pendapat bahwa LGBT
dilarang berkembang atau bahkan
haram hukumnya (Informan 1,2
dan
3),
sedangkan
menurut
Informan 4, perbedaan secara
agama tidak ada, namun kelakuan
komunitas LGBT yang membuat
Sedangkan
menganggap
informan
komunitas
4
mereka keluar dari norma agama.
LGBT
40
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
Pertanyaan
2:
Bagaimana
pendapat Bapak tentang LGBT
dari aspek Agama?
Volume 14, Juli 2017
kemauan sendiri, namun hormon
tersebut sudah ada sejak lahir
lahir. Jadi perbedaan secara
agama
tidak
ada,
namun
kelakuan mereka yang membuat
mereka keluar dari norma
agama...”.
(Informan 4)
”...Saya rasa setiap agama tidak
menginginkan
umatnya
berperilaku
menyimpang,
walaupun ada saja negara
tertentu
yang
melegalkan
pernikahan
sesama
jenis.
Pergaulan yang salah akan
mendatangkan kemudaratan bagi
keluarga, masyarakat ataupun
umat. Dan LGBT ini salah satu
kemudaratan yang harusnya
dimusnahkan...”. (Informan 1)
c. Kesehatan Reproduksi
Dilihat
dari
aspek
kesehatan reproduksi diperoleh
pendapat bahwa kebiasaan yang
dianut LGBT bisa mempengaruhi
kerusakan atau disfungsi
alat
reproduksi.
”...Kelompok LGBT ini sangat
menyimpang. Jika diingatkan
tentang permasalahan ini, kita
akan kembali teringat pada umat
Nabi Luth. Nauzubilahiminzalik.
Jangan sampai terjadi lagi. Kita
selaku warga negara, warga yang
baik harus bisa membatasi
pergaulan. Kita harus bisa
membentengi
keluarga
kita
dengan keimanan supaya tidak
ikut terjerumus...”.
(Informan 2)
Pertanyaan
3:
Bagaimana
pendapat Bapak tentang LGBT
dari aspek kesehatan reproduksi?
”...Dunia
kesehatan
hanya
mengenal
jenis
kelamin
perempuan atau laki-laki. Tidak
ada dalam dunia kesehatan
adanya
perpaduan
antara
keduanya. Jikapun ada hanya
berupa kelebihan hormon...”.
(Informan 1)
”...Suka sesama jenis jelas
merupakan suatu penyimpangan.
Perempuan dengan perempuan,
laki-laki dengan laki-laki. Mau
menghasilkan apa hubungan
seperti
ini
kalau
bukan
menghasilkan suatu penyakit
karena sudah menyimpang dari
kodrat yang diberikan Allah
SWT...”.
(Informan 2)
”...Secara agama, permasalahan
LGBT tidak bisa diangkat secara
gamblang karena masalah ini
berkaitan dengan
perasaan.
Sehingga kita harus berhati-hati
menanyakan hal tersebut kepada
masing masing kelompok (Lesbi,
Gay).
Kita
tidak
bisa
membandingkan dengan orang
normal lainnya karena hal
tersebut bukan timbul karena
41
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
”...Jika ditinjau dari kesehatan
reproduksi bisa mempengaruhi
bisa juga tidak. Saya akan
menjawab bisa karena dapat
merusak alat kelamin, namun bila
dilihat dari hormon tidak
berpengaruh...”.
(Informan 4)
yang terjadi pada homoseksual
terkait dengan interpretasi mereka
terhadap
nilai-nilai
spiritual
(kejiwaan, rohani, batin, mental,
moral)
yang
diyakini
ketika
memiliki orientasi seksual yang
dianggap
PEMBAHASAN
“berbeda
dan
menyimpang” dengan norma yang
1. Persepsi Masyarakat tentang
Fenomena LGBT ditinjau dari
Aspek Sosial Budaya
Berdasarkan
Volume 14, Juli 2017
berlaku di Indonesia baik itu
budaya, hukum, dan agama.
Pada penelitian ini seorang
hasil
informan
(Informan
4)
ditinjau dari aspek sosial budaya
menganggap
komunitas
LGBT
menunjukkan hasil bahwa ada
sebagai
suatu
kesamaan pendapat yaitu persepsi
masyarakat
yang
yang
bahkan
dijauhi atau disingkirkan karena
komunitas
disisi lainperan mereka dalam
menganggap
kehidupan sehari-hari tidak selalu
wawancara
yang
negatif
menentang
LGBT,
dilakukan
atau
terhadap
karena
kelompok tersebut sebagai suatu
negatif.
penyimpangan.
menganggap
kelompok
tidak
Informan
komunitas
harus
tersebut
LGBT
dapat dirangkul untuk menjadi
Hasil penelitian ini sejalan
yang
lebih baik. Karena setiap manusia
dikemukakan Olong (2007) bahwa
akan ada perubahan walaupun
persepsi
dalam rentang waktu yang tidak
dengan
pendapat
terhadap
seksualitas
iman
dan
singkat.
kemudian
menjadi
menarik
ditengah
Dalam kaitannya dengan
hanya
hukum positif, baik di Indonesia
sekedar konsensus. Begitu juga
maupun di negara-negara lain,
fakta
yang
masyarakat
bukan
lagi
praktek homoseksual mengalami
42
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
pro
dan
kontra.
di
menjadi opini publik melahirkan
seksual
pandangan LGBT itu mengganggu
antara sesama jenis diatur dalam
dan membahayakan apalagi jika
Pasal 292 Kitab Undang-Undang
mereka dalam lingkungan terdekat
Hukum Pidana (KUHP). Pasal 292
kita. Dengan anggapan utama gay
KUHP mengatur bahwa orang
dapat
dewasa yang melakukan perbuatan
sengaja
cabul dengan orang lain yang
masih
sama jenis kelaminnya dengan dia
terhadap persoalan LGBT.
Indonesia,
Khusus
Volume 14, Juli 2017
hubungan
yang diketahuinya atau sepatutnya
menular,
serta
menularkan.
ada
mispersepsi
dengan
Artinya,
publik
2. Persepsi Masyarakat tentang
Fenomena LGBT ditinjau dari
Aspek Agama
harus di duganya belum dewasa,
diancam dengan pidana penjara
Berdasarkan aspek agama,
paling lama 5 tahun.
persepsi
masyarakat
batasan usia, jenis kelamin, status
fenomena
LGBT
sosial maupun pekerjaan bahkan
hasil
agama.
kesamaan
berkembang atau bahkan haram
status di masyarakat, seketika
hukumnya (Informan 1,2 dan 3),
memori mengenai isu LGBT di
sedangkan menurut Informan 4,
masyarakat
perbedaan secara agama tidak ada,
LGBT
tidak
Berdasarkan
mengenal
muncul. Terkadang
bahwa
tentang
menunjukkan
LGBT
dilarang
bercerita
namun kelakuan komunitas LGBT
mengenai hal tersebut sering kali
yang membuat mereka keluar dari
disertai
norma agama.
saat
beberapa
opini
orang
sinis
tentang
tak
Dari semua agama yang
yang
ada di dunia, hampir seluruhnya
ditujukan pada anggota LGBT.
tidak sepakat dengan perilaku
Hal-hal seperti ini, opini pribadi
LGBT ini. LGBT dari pandangan
akan ketidaksukaan pada LGBT
ajaran
secara umum, kemudian bergulir
dalam Vinaya. Tipe orang yang
keberadaan
jarang
mereka.
mucul
Dan
olokan
43
agama
Budha
dilarang
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
Volume 14, Juli 2017
disebut dengan pandaka seringkali
Wadam sehingga nama Wadam
disinggung dalam Vinaya untuk
diganti menjadi waria (wanita-
menggambarkan seseorang yang
pria).
berperilaku seksual tidak tepat.
Fenomena LGBT akhir-
Dan mereka tidak akan disucikan.
akhir ini semakin banyak terjadi di
Kata
diterjemahkan
Indonesia. LGBT ini merupakan
atau
perbuatan asusila yang sangat
pandaka
sebagai
banci
homoseksual
yang
kaum
berperilaku
terkutuk
seperti layaknya perempuan.
Di
Indonesia
dan
pelakunya
terdapat
menunjukkan
seorang
mengalami
yang
penyimpangan
komunitas kecil LGBT walaupun
psikologis dan tidak normal. Allah
pada saat zaman Hindia Belanda
SWT tidak pernah menguji dengan
tersebut belum muncul sebagai
ujian yang seberat ini kepada siapa
pergerakan sosial. Pada sekitar
pun umat di muka bumi ini selain
tahun 1968 istilah wadam (wanita
umat Nabi Luth „alaihissalam. Dia
adam)
memberikan
digunakan
sebagai
siksaan
pengganti kata banci atau bencong
mereka
yang dianggap bercitra negatif.
belum pernah dirasakan oleh umat
Sehingga
mana pun. Hal ini terlihat dari
didirikan
organisasi
dengan
kepada
wadam yang pertama, dibantu
beranekaragamnya
serta difasilitasi oleh gubernur
menimpa
DKI Jakarta, Bapak Ali Sadikin.
kebinasaan,
Organisasi
siksaan
mereka,
adzab
mulai
yang
yang
dari
dibolak-balikkannya
wadam
tersebut
tempat
Himpunan
Wadam
dimasukkannya mereka ke dalam
Djakarta (HIWAD). Pada tahun
perut bumi dan dihujani bebatuan
1980 karena Adam merupakan
dari langit. Ini tak lain karena
nama nabi bagi umat islam maka
demikian besarnya dosa perbuatan
sebagian
Islam
tersebut. Sedangkan hukuman bagi
keberatan mengenai singkatan dari
homoseksual berdasarkan hukum
bernama
besar
tokoh
44
tinggal
mereka,
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
Volume 14, Juli 2017
pidana, dalam KUHP pasal 292
melaporkan ada satu penyakit aneh
“Orang dewasa yang melakukan
menimpa
perbuatan cabul dengan orang
Penyakit itu adalah Pneumo Cystis
yang belum dewasa dari jenis
Carini
kelamin
sedang
mengherankan kelima pemuda itu
harus
semuanya pelaku homoseksual.
yang
diketahuinya
sama,
atau
patut
disangkanya hal belum dewasa itu,
Dr.
diancam
panitia
pidana
penjara
lima
tahun.
pada
lima
pemuda.
Pheumonia,
Martin,
yang
seorang
anggota
yang
dibentuk
khusus
UNISCO di tahun 1969 untuk
meneliti penyakit seksual yang
3. Persepsi Masyarakat tentang
Fenomena LGBT ditinjau dari
Aspek Kesehatan Reproduksi
Dipandang
dari
disebabkan oleh kelainan seks,
menyatakan
segi
utama
bahwa
penyakit
penyebab
syphilish
dan
kesehatan reproduksi, keseluruhan
gonorhea adalah homoseksual. Di
informan
bahwa
lain pihak, 65% penyakit syphilis
kebiasaan yang dianut LGBT bisa
yang terjadi pada kurun waktu
mempengaruhi
1960-1962 di London disebabkan
berpendapat
kerusakan
atau
disfungsi alat reproduksi. Perilaku
LGBT
dapat
homoseksual.
menyebabkan
timbulnya
penyakit
seperti
AIDS
Menurut asumsi peneliti,
seksualitas
perbedaan
(Acquired
mengenai
kewajaran hasrat seksual serta pola
Immunodeficiency Syndrome).
hidup antara masyarakat umum
Hasil penelitian tersebut
dengan kaum LGBT membuat
sejalan dengan ungkapan yang
jarak
dikemukakan
keberadaan
Christiani
persepsi
(2010)
pemisah
akan
dan
sebuah
pengakuan
bahwa sejak tahun 1979, penyakit
menjadi
AIDS
Pusat
terpungkiri. Hal ini wajar saja
pemantau penyakit yang berada di
terjadi mengingat masyarakat pada
Atlanta, Georgia, Amerika Serikat
umumnya
baru
diketahui.
45
nyata
memiliki
dan
tidak
pandangan
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
Volume 14, Juli 2017
bahwa kaum LGBT adalah orang-
Untuk mencegah merebaknya
orang tidak lazim. Sebagian besar
praktek atau komunitas LGBT di
masyarakat
masyarakat,
Indonesia
masih
kiranya
perlu
tokoh
menganggap kaum homoseksual
masyarakat atau lembaga-lembaga
dan lesbi sebagai penyimpangan
pemerintah yang berkaitan dengan
seksual yang belum berlaku secara
masalah
umum dan belum dapat diterima
membahas hal ini secara serius, lewat
oleh masyarakat.
penyuluhan dan sosialisasi tentang
seks
SIMPULAN
ini,
diharapkan
atau
hubungan
dapat
yang
menyimpang. Dan perlu dilakukan
Berdasarkan hasil penelitian
yang diperoleh dari ke-4 informan
terobsan
mengenai
mempertimbangkan hukum pidana
persepsi
masyarakat
baru
tentang LGBT, maka dapat ditarik
islam
kesimpulan sebagai berikut :
sanksi agar ada efek pencegahan
1.
Aspek sosial budaya: LGBT
terhadap masyarakat sehingga takut
tidak
untuk berperilaku menyimpang atau
bisa
masyarakat
komunitas
diterima
karena
yang
dalam
bahkan
dianggap
3.
mampu
enggan
memberikan
untuk
mendekati
kelompok LGBT.
menyimpang
Penulis menghimbau kepada
dan penerimaan kaum LGBT
2.
yang
dengan
tergantung caranya bersosialisasi.
komunitas
LGBT
dapat
Aspek agama: LGBT dilarang
menempatkan
diri
berkembang atau bahkan haram
bersosialisasi
dengan
hukumnya.
melalui peran serta positif mereka di
atau
mampu
masyarakat
reproduksi:
masyarakat supaya mereka tidak
Kebiasaan yang dianut LGBT
selalu dianggap sebagai parasit atau
bisa
sebagai ancaman bagi anak muda
Aspek
kesehatan
menyebabkan
kerusakan
dilingkungan mereka.
atau disfungsi alat reproduksi.
46
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
RUJUKAN (Daftar Pustaka)
Christiani 2010. Remaja, HIV/AIDS
dan
LGBT
Merancang
Strategi dan Aksi Lintas Iman.
Interfaith Youth Training oleh
Fulbright. Hotel Puri Indah
Inn : Jogjakarta.
Hartono 2009.
Faktor
Risiko
Terhadap Kejadian PMS
Pada Komunitas Gay Mitra
Strategis PKBI Yogyakarta.
Skripsi,
Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Kartika 2014. Interaksi simbolik
“femme” dalam komunitas
lesbian di Kota Malang, Jawa
Timur. Paradigma.Vol.2 (3):
1-9.
Koeswinarno 2013. Waria dan
Penyakit Seksual Menular.
Yogyakarta: Pusat Penelitian
Kependudukan, Universitas
Gajah Mada.
Laporan LGBT Nasional Indonesia
2014. Hidup Sebagai LGBT di
Asia. USAID dan UNDP.
Olong 2007. Tangan - tangan Kuasa
Dalam Kelamin. Online.
http://repository.usu.ac.id/bitst
ream/123456789/30921/3/Cha
pter%20II.pdf, diakses tanggal
24 Maret 2016.
47
Volume 14, Juli 2017
Download