Potensi Persaingan Tidak Sehat Pada Penerapan Harga Kamar Oleh Anggota Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Ahmad Ramadhan Siregar*) ABSTRAK Walaupun Undang Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat telah berusia lebih dari satu dasawarsa, namun kesadaran untuk menegakkan persaingan usaha belum merata pada seluruh pelaku industri. Berdasarkan pengamatan, masih banyak elemen masyarakat yang belum memahami dan mengetahui keberadaan dan arah undang undang ini. Sejumlah kelompok industri belum memahami dan mengaplikasikan undang undang in secara baik. Beberapa kelompok industri baik secara tunggal maupun melalui asosiasi masih melakukan sejumlah pelanggaran terhadap Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999. Minimnya pemahaman terhadap Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 terjadi pula pada kelompok industri perhotelan. Masih terjadi ruang untuk melakukan pelanggaran yang bersifat anti persaingan usaha, seperti praktik penetapan harga. Kesepakan harga merupakan salah satu potensi pelanggaran yang mungkin dilakukan oleh kelompok industri perhotelan di Indonesia. Telah terjadi kesepakatan harga kamar berdasarkan subkelas pelayanan pada hotel-hotel di setiap wilayah di Indonesia. Sulit mendapatkan disparitas yang besar pada harga-harga kamar di setiap subkelas pelayanan di setiap wilayah. Akibatnya pelanggan sulit mendapatkan variasi harga dengan variasi pelayana yang diinginkan. Kertas kerja ini bertujuan mengetahui Potensi potensi persaingan usaha tidak sehat pada penetapan harga kamar oleh anggota Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonessia (PHRI). Penelitian ini bersifat deskriptif, yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata seputar harga dan penetapan harga kamar pada industri perhotelan. Peneliti bertindak sebagai pengamat, dimana membuat kategori perilaku, mengamati gejala dan mencatatnya. Metode deskriptif dilanjutkan dengan analisis dan interpretasi tentang arti dan melakukan interpretasi atas data tersebut Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka diperoleh kesimpulan terdapat potensi pelanggaran terhadap Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat oleh anggota Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia. Kesepakatan harga tersebut menyebabkan tiadanya disparitas harga kamar pada setiap subkelas pelayanan pada beberapa wilayah di Indonesia. Kata Kunci : Persaingan Tidak Sehat, Harga Kamar, Anggota PHRI Industri jasa telah tumbuh masyarakat untuk dan berkembang seiring dengan pelayanan meningkatnya kebutuhan individual atau lembaga. keinginan guna mendapatkan memenuhi Meningkatnya kebutuhan pelayanan jasa atas mendorong Keinginan investor menempatkan untuk investasinya tumbuhnya industri yang terfokus tentunya didorong oleh sejumlah pada faktor upaya pemberian nilai tambah dan kepuasan konsumen. Industri jasa pendukung negara atau yang wilayah dimiliki tersebut. telah Selain keunggulan sumber daya berkembang menjadi suatu bisnis dan kemudahan perizinan, arus yang masuknya investasi juga ditentukan memiliki tumbuh prospek dan keuntungan untuk memberikan bagi Pengembangan investor. investasi pada oleh pandangan tersebut. Persepsi positif seperti kemudahan pemerintah pelayanan pertumbuhan menciptakan ekonomi persepsi calon investor terhadap daerah sektor jasa searah dengan upaya untuk dan perizinan, dan sistem akseptabilitas dan masyarakat menjadi pertimbangan kerja. utama calon investor. Untuk itu Kesempatan berusaha ini akan diperlukan upaya pencitraan positif. memberikan peluang kerja bagi Industri jasa yang tumbuh penyerapan investor tenaga serta dapat menjadi dan berkembang dewasa ini adalah stimulus bagi industri pendukung industri dan mendorong tumbuhnya industri pariwisata telah menjadi salah satu baru. sumber Setiap negara atau wilayah pariwisata. Industri pertumbuhan pergerakan ekonomi dan nasional. akan berpacu menarik investor jasa Industri jasa telah berkembang dan agar berusaha di wilayahnya. Arus memberikan investasi yang variatif serta terarah pada yang masuk akan menentukan pertumbuhan ekonomi cermin kesejahteraan dan Salah satu sektor unggulan tingkat pada kegiatan pariwisata adalah kemakmuran industri perhotelan. Seiring dengan rakyat setempat. Untuk itu mereka makin akan wisatawan seta mobilitas ekonomi, memberikan insentif dan melakukan produk kepuasan konsumen. suatu negara atau daerah dan menjadi diferensiasi promosi untuk memikat investor. maksimal kebutuhan meningkatnya akan arus tumbuhnya kamar maka hotel semakin besar. Bisnis pariwisata identik dengan kepastian akan alternatif pilihan hotel, kamar, jenis tersedianya hotel yang baik, bersih pelayanan dan harga yang sesuai. perbedaan Pertumbuhan industri hotel dan yang terbentuknya sejumlah berefek harga. pada Perbedaan ditunjang pula oleh struktur bisnis harga juga dipengaruhi oleh lokasi yang yang menarik atas geografi dan sangat peningkatan kompetitif, pelayanan penetapan dan harga wilayah setempat. yang Bisnis industri perhotelan menyesuaikan dengan keinginan telah mengalami liberalisasi, baik pelanggan. Telah tumbuh hotel dari dengan stratifikasi layanan yang maupun kemampuan membentuk berbeda antara satu dengan yang jaringan. Industri perhotelan lainnya. terlebih dahulu mengalami Tersedia kamar yang sisi investasi, pelayanan disiapkan oleh hotel kelas melati liberalisasi dibandingkan hingga hotel berbintang lima. komoditi lainnya. Tumbuhnya bisnis Sehingga industri persaingan pada industri ini cukup perhotelan harus menjamin pula besar dengan munculnya berbagai telah terciptanya persaingan sehat strategi di konsumen. antara para pelaku tersebut. Struktur sempurna harus usaha persaingan terlihat dari untuk mendapatkan Strategi bersaing berdasarkan kemampuan penetapan harga yang dilakukan menetapkan harga yang terjangkau oleh hotel. merupakan dimaksudkan keunggulan masing-masing Persaingan tidak fundamental bisnis perhotelan. untuk mematikan pelaku usaha Seharusnya terdapat variatif harga lain, yang namun membangkitkan merupakan indikasi keinginan untuk lebih berinovasi kemampuan melakukan efisiensi, dan unggul dalam memberikan biaya pelayanan. sumber daya. Sehingga dipastikan akan terdapat pelaku usaha yang unggul karena kemampuan bersaing. memiliki sejumlah dan efektivitas Penetapan harga kamar sejumlah pelaku usaha perhotelan Calon pengguna hotel harus dipastikan oleh rendah sering tidak mencerminkan kondisi persaingan antara satu dengan yang lainnya. Peluang terjadinya persaingan bias. Pada akhirnya praktik usaha tidak sehat mungkin terjadi penetapan harga di antara pelaku melalui di industri perhotelan akan merugikan antara mereka. Keinginan untuk mereka sendiri untuk jangka waktu menciptakan keseragaman harga yang panjang. pada kesepakatan tiap harga subkelas pelayanan menjadi wujud akhirnya persekongkolan diatara Perumusan Masalah mereka yang anti kompetisi. Berdasarkan latar belakang di Seharusnya kondisi atas, maka perumusan dapat masalah dibuat sebagai persekongkolan melalui penetapan berikut :”Bagaimana Persaingan harga ini sudah tidak boleh terjadi Usaha Tidak Sehat yang terjadi di era pasar yang sangat kompetitif pada Penetapan Harga Kamar dan Hotel terbuka ini. Liberalisasi perdagangan dan investasi yang Pada Setiap Subkelas Pelayanan oleh Anggota PHRI?” semakin pesat merupakan wujud ketatnya persaingan penyedia jasa, antara termasuk dalamnya bisnis Seharusnya keterbukaan Tujuan Penelitian di perhotelan. Penelitin ini memiliki tujuan untuk mengetahui Potensi pasar Persaingan Usaha Tidak Sehat menciptakan kreativas di antara yang terjadi pada Penetapan Harga pelaku Kamar Hotel Pada Setiap Subkelas usaha strategi untuk yang pengembangan membuat tepat pasar bagi Pelayanan oleh Anggota PHRI. guna meningkatkan daya saing di pasar. Praktik penetapan harga di antara para pelaku usaha pada 1. Peningkatan Daya Saing dan Ancaman Terhadap Persaingan industri perhotelan akan merugikan masyarakat yang mendapatkan biaya tinggi atas jasa yang diperolehnya. Selanjutnya akan terjadi minimnya kreativitas dan inovasi di Persaingan akan antara mereka karena telah menikmati pasar yang tersebar bertumbuh tahun. luas tidak melainkan lebih Banyak hebat hanya juga setiap perusahaan multinasional melakukan produksi di negara-negara berkembang dan menjual barang berharga lebih murah ke pasar. pasar telah yang menarik adalah segmen yang Karena memiliki begitu masuk menjadi hambatan yang bersaing, maka perusahaan harus hambatan memberi rendah. perhatian besar pada untuk tinggi untuk dan keluar Sedikit perusahaan para pesaing mereka. Perusahaan baru yang berhasil adalah mereka yang industri, dan perusahaan yang dapat dan berkinerja buruk dapat dengan untuk mudah keluar. Jika hambatan mengumpulkan informasi penting untuk masuk dan hambatan yang untuk keluar tinggi, potensi merancang mengoperasikan sistem kontinyu tentang perusaahaan pesaing. dapat memasuki laba tinggi, namun perusahaan Ada lima macam ancaman persaingan yang yang akan dihadapi menghadapi risiko yang lebih besar karena perusahaan yang oleh setiap pelaku usaha, yaitu berkinerja buruk tinggal dan a. Ancaman persaingan berjuang keras disana. ketat Segmen : yang tertentu Jika hambatan untuk masuk dan menjadi tidak menarik jika ia keluar telah memiliki pesaing yang daapat dengan mudah masuk banyak, kuat, atau agresif. dan keluar dari industri, dan bahkan menjadi lebih Ia tidak rendah, tingkat perusahaan pengembalian menarik jika segmen tersebut investasinya stabil dan rendah. stabil atau menurun. Kasus tersebut akan Kondisi menyebabkan terburuk hambatan adalah untuk jika masuk terjadi perang harga, perang rendah dan hambatan untuk iklan, dan pengenalan produk keluar baru, sehingga menjadi sangat perusahaan-perusahaan akan mahal bagi perusahaan untuk masuk yang bersaing. menguntungkan b. Ancaman pendatang baru: tinggi: dalam Disini situasi namun sulit untuk keluar dari situasi yang Daya tarik segmen berbeda- buruk. beda tingginya terjadinya kelebihan kapasitas hambatan untuk masuk dan yang kronis penurunan harga menurut keluarnya. Segmen yang paling Akibatnya adalah dan penghasilan bagi semua yang memiliki kekuatan posisi pihak. tawar yang paling rendah atau c. Ancaman produk substitusi: sulit mengganti pemasok. Segmen tertentu menjadi tidak e. Ancaman peningkatan kekuatan menarik jika terdapat subtitusi posisi tawar pemasok: Segmen produk atau tertentu menjadi tidak menarik Substitusi jika para pemasok perusahaan dan laba. mampu menaikkan harga atau yang aktual potensial. membatasi harga Perusahaan harus memantau mengurangi secara ketat tren harga produk mereka pasok. Para pemasok subtitusi. cenderung d. Ancaman peningkatan kekuatan mereka kuantitas yang menjadi kuat jika terkonsentrasi atau posisi tawar pembeli: Segmen terorganisasi, terdapat sedikit menjadi jika substitusi, produk yang dipasok kekuatan merupakan input yang penting, tidak pembeli menarik memiliki posisi tawar (barganing power) biaya berpindah yang tinggi, dan kuat atau meningkat. Kekuatan posisi tawar para berkembang menjadi atau semakin pemasok dapat melakukan integrasi ke hilir. pembeli Kegiatan mereka membangun hubungan dengan terkonsentrasi para pemasok atau memakai jika lebih pemasok terorganisasi, produk terbaik adalah berbagai sumber pasokan. tersebut menjadi bagian yang Selain ancaman signifikan dari biaya pembeli, peningkatan produk tidak sektor biaya harus memperhatikan pula efek ke liberalisasi perdagangan. Berbagai tersebut terdiferensiasi, pemindahan investasi pesaing, pariwisata di Indonesia pemasok/produk lain rendah, strategi pembeli peka terhadap harga meningkatkan karena laba yang rendah, atau perhotelan di antaranya dengan pembeli dapat membuat integrasi ke melakukan dilakukan termasuk citra branding. untuk industri Pembuatan Untuk branding haruslah dapat sesuai melindungi diri mereka, para dengan kondisi sistem liberalisasi penjual dapat memilih pembeli itu sendiri. Adapun beberapa hal hulu. yang perlu diketahui sehubungan liberaliasi itu tiadanya sendiri adalah rintangan : investasi, investasi portofolio dan munculnya hambatan nontarif seperti isu 1. Menentukan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan di penuhi 2. Menentukan pembeli sasaran. dan sebagainya. Semua elemen 3. Menentukan harus turut berpartisipasi melakukan promosi kelompok yang lingkungan, HAM, teroris, penyakit masyarakat kebutuhan menjadi produk program pemasaran. 4. Mengadakan dan menjaga kesesuaian terhadap pada citra industri perhotelan. mengukur, penelitian konsumen sikap, Dewasa ini para pebisnis untuk menilai menafsirkan 2. Konsep Pemasaran dan dan keinginan, serta perilaku konsumen. amat menyadari bahwa pemasaran 5. Penentuan dan pelaksanaan merupakan sebuah bidang yang strategi yang paling baik. amat vital bagi perusahaan, b. Penyusunan kegiatan ibaratnya pemasaran adalah ruh pemasaran secara bagi pengintegrasian integral mati hidupnya suatu perusahaan. Bermula dari pemasaran berarti bahwa setiap sebuah orang dan setiap bagian dalam disebut perusahaan ikut serta dalam kesadaran ini lahirlah pandangan baru yang konsep pemasaran kegiatan suatu usaha yang terkoordinir Konsep pemasaran adalah untuk memberikan kepuasan falsafah bisnis yang menyatakan pada konsumen, sehingga bahwa tujuan pemuasan konsumen ekonomi kebutuhan merupakan dan sosial syarat bagi kelangsungan hidup perusahaan. Ada tiga unsur pokok perusahaan dapat dicapai. c. Kepuasan Konsumen merupakan salah satu faktor yang menentukan pencapaian konsep pemasaran, yaitu: laba perusahaan dalam jangka a. Orientasi pada konsumen panjang. bahwa berusaha Hal ini tidak berarti perusahaan harus memaksimalkan kepuasan konsumen, perusahaan tetapi pemasaran dengan harus mencerminkan tingkat harga dari mendapatkan laba dengan cara produk memberi diperlukan. Suatu perusahaan yang kepuasan kepada konsumen. telah atau baik yang menjalankan pemasaran 3. Makna Harga barang dengan kegiatan baik akan dapat menjual barang atau jasa banyak dalam jumlah besar sesuai dengan masalah yang dihubungan dengan selera dan keinginan konsumen penetapan harga, berawal dari hal- atau hal menganggap Sebenarnya sederhana yang tidak pasar. Konsumen harga biasa sebagai dimengerti. Artinya, tidak diketahui indikator kualitas produk atau jasa makna kata harga. yang Dalam teori bersangkutan. Sebagian ekonomi, bahwa harga (price), nilai konsumen berpendapat semakin (value), mahal suatu produk maka makin dan manfaat (utility) merupakan konsep yang saling tinggi berkaitan. Manfaat (utility) adalah ditawarkan tersebut. atribut sebuah item/barang yang kualitas produk yang Harga adalah jumlah uang mempunyai kemampuan untuk (kemungkinan ditambah beberapa memuaskan keinginan. Nilai barang) yang dibutuhkan untuk adalah ukuran kuantitatif bobot memperoleh kombinasi produk dan sebuah pembayaran yang menyertainya. produk yang dapat dipertukarkan dengan produk lain. Harga Harga adalah nilai yang disebutkan pertimbangan dalam rupiah dan sen atau medium orang sejenis bagi sebagian besar moneter lainnya sebagai alat tukar. masyarakat Sistem sekarang perekonomian ini, mengadakan merupakan utama Indonesia faktor terhadap terutama mereka yang tergolong ke dalam golongan lemah. Harga dapat pertukaran atau mengukur nilai dipandang kedalam dua sudut: suatu produk telah menggunakan a. Kalau dipandang dari sudut uang, bukan lagi melalui sistem konsumen barter. Suatu perusahaan yang peranan penting terutama kalau telah menyangkut sejumlah barang menjalankan kegiatan harga memegang tertentu yang mutunya tidak terangan menentukan beda jauh. penerapan harga. sasaran b. Kalau dipandang dari sudut Sasaran penetapan harga pengusaha harga berkaitan erat dibagi menjadi tiga: berorientasi dengan pada ongos maupun target produksi laba yang diharapkan. harga suatu barang dipandang dari dua kepntingan yang berbeda penentuan kebijaksanaan amat penting karena perusahaan mempertahankan status 1. Berorientasi pada laba, untuk : a. Mencapai investasi merupakan perusahaanyang pada quo. menyebabkan harga berorientasi penjualan, atau berorientasi pada usaha Dengan melihat pentingnya peranan laba, target laba atau laba penjualan bersih b. Memaksimalkan laba 2. Berorientasi pada penjualan, harus mempertimbangkan perilaku untuk : konsumen, a. Meningkatkan penjualan juga dalam menetapkan harga jual produk agar b. Mempertahankan atau barang yang dijual dapat habis meningkatkan pangsa pasar terjual dan dapat menghasilkan 3. Berorientasi pada status quo, laba. untuk : a. Menstabilkan harga A. Sasaran Penetapan Harga b. Menangkal persaingan Setiap tugas pemasaran – termasuk (dan mungkin juga, Sasaran penetapan harga (pricing goal) yang dipilih oleh terutama) penetapan harga – harus manajemen diarahkan ke tercapainya suatu sesuai dengan tujuan perusahaan tujuan. dan manajemen Dengan harus kata lain, menentukan harus benar-benar tujuan pemasarannya. program Jadi harga lebih dahulu sasaran penetapan merupakan suatu imbalan yang harga (princing objective) sebelum harus dipenuhi setiap orang untuk menetapkan harganya itu sendiri. mendapatkan Walaupun sejumlah terdengarnya logis, namun hanya sedikit perusahaan yang secara sadar atau terang- pelayanan. barang Bagi sebuah atau ataupun suatu jasa produk penetapan harga merupakan suatu fungsi hal yang penting. pesaing. Harga erat kaitanya dengan masalah penepatan harga itu biaya, dan harga 6. Memilih Harga Akhir, Setelah menetapkan sendiri . Dalam penetapan harga , penetapan ada enam langkah yaitu: selanjutnya 1. Memilih Sasaran Harga, yaitu, menetapkan sasaran-sasaran harga, maka adalah harga bauran memutuskan sasaran harga jika pemasarannya. telah memilih pasar penetapan harga jual produk dan posisi sasaran pasar dengan cermat. 2. Menentukan yaitu, Permintaan, setiap ditentukan kepada harga akan yang membawa tingkat permintaan yang berbeda. Adapun menurut perusahaan memilih beberapa dapat metode penetapan harga yaitu : a. Cost Plus Pricing penetapan atau harga berdasarkan biaya plus. Metode yang memberikan 3. Memperkirakan Biaya, yaitu, biaya plus, yaitu metode menetapkan harga yang dapat yang menutupi keuntungan yang standar biayanya dalam memberikan tingkat menghasilkan, dari biaya-biaya yang telah mendistribusikan dan menjual dibebankan pada barang. b. Break Even Analysis, and produk. 4. Menganalisis Penawaran, Target Pricing atau Analisis mengetahui Titik Impas dan Penetapan harga dan penawaran (produk) Harga untuk Sasaran Laba, pesaing, yaitu yaitu, dengan digunakan orientasi maka sebagai untuk dapat titik menetukan harga produk yang ditawarkan. 5. Memilih Metode Metode Harga, Suatu dengan metode yang menetapkan harga jual yang diharapkan akan menghasilkan keuntungan yang menjadi sasarannya. c. Perceived Value Pricing Penetapan Harga memakai tiga metode seperti atau skedul permintaan konsumen, Menurut Persepsi Nilai, yaitu penetapan harga jual yang berdasarkan nilai atau citra yang Perceived dirasakan Value ) ( oleh B. Metode Penelitian Penelitian untuk dan bukannya biaya yang tentang telah sekarang. perusahaan oleh sebagai titik penetapan harga. mengumpulkan Penetapan Harga dengan Mengikuti Harga yang ada informasi keadaan-keadaan sebagai Peneliti nyata bertindak pengamat, membuat d. Going Rate Pricing atau bersifat deskriptif, yang berarti dirancang konsumen terhadap produk dikeluarkan ini kategori mengamati hanya perilaku, gejala dan dari metode mencatatnya. Pelaksanaan di Pasar, yaitu metode yang deskriptif tidak hanya sampai pada berdasarkan pengumpulan harga perhitungan jualnya harga-harga terutama jual yang ditetapkan pesaing. e. Sealed Bid Pricing Tertutup atau yaitu, metode yang berorientasi pada persaingan penyusunan data, tetapi juga meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data itu. Adapun metode deskriptif terdiri Penetapan Harga dengan Sampul dan dari dua macam sifat, yaitu: 1. Memusatkan pada masalah- masalah yang ada pada masa sekarang dan bersifat aktual. yang 2. Data yang dikumpulkan mula- berdasarkan tingkat harga mula disusun, dijelaskan dan yang kemudian dianalisis. lebih perkiraan tinggi dugaan Penelitian ini berlandaskan tentang bagaimana pesaing- hasil kerja KPPU pada kegiatan pesaingnya akan Monitoring memasang harga dan pada diharapkan hubungan data dan analisis faktual. dengan atau pada langsungnya biaya sehingga dapat mendapatkan atau permintaan yang dihadapi perusahaan. Perhotelan C. Industri Pariwisata dan Perhotelan di Indonesia Berdasarkan Badan Pusat data Statistik dari jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung hingga Juli 4.577.510 ke Indonesia 2012 sebesar orang. Angka ini dibandingkan tahun sebelumnya. Namun jumlah wisatawan asing kedatangan ke Indonesia meningkat 5,4 % dibandingkan masih lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada tahun jumlah kunjungan ke negara lain di 2011. Sedangkan target wisatawan Asia mancanegara pada tahun 2012 kunjungan mencapai 8 juta orang. Singapura . sebesar 14 juta orang. Angka ini Adapun tingkat penghunian Tenggara. Target wisatawan pada asing tahun lebih ke 2012 kamar (TPK) hotel berbintang di 20 sangat provinsi tujuan wisata pada bulan dibandingkan Juli 2012 mencapai rata-rata 52,53 wisatawan asing ke Indonesia pada % atau turun dibandingkan TPK tahun yang sama sebesar 8 juta Juli 2011 yang mencapai angka orang. 58,37 %. jauh jumlah target kunjungan Potensi Rata-rata lama nginap tamu wisatawan tinggi kunjungan asing masih sangat asing dan Indonesia pada hotel tinggi bila diperhatikan target turis bintang di 20 provinsi selama juli dunia 2012 adalah 2,05 hari atau naik mencapai 1 miliar orang. Ini berarti 0,08 hari dibandingkan juli 2011 kesempatan bagi pemerintah dan yang mencapai 1,97 hari. pelaku usaha untuk membenahi Angka di atas menunjukkan pada sarana dan tahun 2012 prasarana yang untuk adanya target peningkatan jumlah mendukung jumlah kunjungan yang kunjungan lebih besar. wisatawan Indonesia bila asing ke dibandingkan Potensi jumlah kunjungan ke dengan realisasi kunjungan pada wilayah tahun 2011 yang mencapai 7,6 juta karena didukung keindahan alam orang. dan keunikan budaya yang sangat Selanjutnya pemerintah menargetkan jumlah kunjungan menarik Indonesia bagi cukup tinggi wisatawan wisatawan asing pada tahun 2013 mancanegara. Namun hal ini tidak sebesar 9 juta orang. cukup untuk dapat menarik mereka Pertumbuhan kunjungan wisatawan jumlah asing ke Indonesia menunjukkan perbaikan berkunjung ke Indonesia. Kelemahan lain sistem pemasaran pariwisata Indonesia adalah minimnya eksploitasi atas diperoleh tambahan manfaat nilai potensi mungkin dan hasil yang diperoleh dari bisnis diperoleh dari aktivitas pariwisata pariwisata. Selain jumlah wisman itu menjual yang akan meningkat, juga akan harus diperoleh belanja wisman yang tingkat semakin banyak ketika berkunjung bisnis sendiri. yang Untuk pariwista itu Indonesia memperhatikan produk. lima Masing-masing tingkat menambahkan lebih banyak nilai pelanggan, dan kelimanya ke Indonesia. Perlu diketahui bahwa bisnis perhotelan identik dengan membentuk hierarki nilai pelanggan kreativitas pelayanan yang selalu (customer value hierarchy), yaitu : berubah 1. Manfaat inti (core benefit) : perhotelah tidak memiliki rintangan layanan atau manfaat setiap saat. Bisnis geografi dalam pelayanan karena mendasar yang sesungguhnya memiliki dibeli pelanggan. mobilitas tinggi yang mengetahui 2. Pemasaran harus mengubah konsumen haknya sebagai dengan konsumen manfaat ini tersebut menjadi berdasarkan komparasi di negara produk dasar (basic product) atau wilayah lainnya. 3. Menyiapkan produk diharapkan yang (expected Kemampuan bersaing dari pelaku usaha perhotelan sangat product), yaitu beberapa atribut ditentukan dan biasanya pemanfaatan sumber daya pada ketika masing-masing hotel. Pemanfaatan kondisi diharapkan yang pembeli mereka membeli produk ini. 4. Produk yang (augmented ditingkatkan product) yang melampaui harapan pelanggan. 5. Produk Potensial, yaitu oleh manajemen yang maksimal terhadap seluruh sumber daya berdampak pada hotel efisiensi akan dan semakin optimalnya penggunaan sumber daya. Akhirnya akan produsen terbentuk harga jasa yang murah menonjolkan produk potensial karena ditopang oleh biaya rendah yang mereka miliki. dan pengalokasian sumber daya bagaimana Bila sistem pemasaran di atas telah dijalankan oleh seluruh pelaku pariwisata kita, maka akan yang tepat. D. Praktik Penetapan Harga pada Industri Perhotelan Perkembangan perhotelan telah yang menarik atas geografi dan wilayah setempat. industri memberikan Kemampuan menetapkan harga yang terjangkau merupakan kontribusi pada produk domestik fundamental bruto perhotelan. Seharusnya terdapat Indonesia. industri ini bergairahnya Tumbuhnya ditopang oleh variatif pariwisata dan indikasi berlangsungnya mobilitas ekonomi. Telah muncul sejumlah hotel keunggulan harga bisnis yang merupakan kemampuan melakukan efisiensi, biaya rendah dan efektivitas sumber daya. dan para pelaku usaha baru pada Harga kamar pada sejumlah industri ini. Mereka harus menjamin hotel pada berbagai wilayah di pula telah terciptanya persaingan Indonesia tidak menggambarkan sehat di antara para pelaku usaha adanya tersebut. secara ketat. Penetapan harga Struktur sempurna harus persaingan terlihat dari keinginan berkompetisi kamar oleh sejumlah pelaku usaha penetapan harga yang dilakukan perhotelan oleh masing-masing hotel. mencerminkan kondisi persaingan Persaingan dimaksudkan pelaku tidak untuk usaha namun membangkitkan keinginan Peluang persaingan terjadinya usaha tidak sehat mungkin terjadi lebih berinovasi dan unggul dalam kesepakatan harga memberikan pelayanan. Sehingga mereka. dipastikan akan terdapat pelaku menciptakan keseragaman harga usaha pada yang unggul untuk tidak antara satu dengan yang lainnya. mematikan lain, sering karena kemampuan bersaing. Pengguna dipastikan hotel memiliki harus sejumlah perbedaan terbentuknya dan yang sejumlah berefek harga. pada Perbedaan harga juga dipengaruhi oleh lokasi antara untuk subkelas pelayanan menjadi wujud persekongkolan diatara mereka yang anti kompetisi. alternatif pilihan hotel, kamar, jenis pelayanan di Keinginan tiap akhirnya melalui Seharusnya keterbukaan pasar menciptakan kreativas di antara pelaku usaha untuk membuat strategi yang tepat bagi pengembangan pasar guna meningkatkan daya saing di pasar. walaupun dalam jangka pendek Seharusnya akan kondisi memberikan keuntungan persekongkolan melalui penetapan tanpa harus melakukan harga ini sudah tidak boleh terjadi optimalisasi usaha dan efisiensi. di era pasar yang sangat kompetitif dan terbuka ini. Liberalisasi E. Simpulan perdagangan dan investasi yang Berdasarkan hasil penelitian semakin pesat merupakan wujud dan pembahasan di atas, maka ketatnya diperoleh persaingan penyedia antara jasa, termasuk didalamnya bisnis perhotelan. kesimpulan bahwa potensi persaingan usaha tidak sehat telah terjadi pada pelaku Adanya praktik penetapan usaha industri perhotelan melalui harga di antara para pelaku usaha terbentuknya harga pada setiap pada subkelas pelayanan. industri menyingkirkan dan perhotelan strata meniadakan pelayanan inovasi dan F. Saran kreatias masing-masing untuk lebih berkreasi menjual Keseragaman ini jasanya. menyebabkan Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disarankan beberapa hal berikut ini: harga tinggi dan tiadanya disparitas 1 Setiap pelaku usaha industri pelayanan yang bisa diperoleh oleh perhotelan seharusnya bersaing para pelanggan. berdasarkan Akhirnya, praktik penetapan harga kamar oleh para pelaku kemampuan memberikan pelayanan. 2 Penetapan harga usaha industri perhotelan akan sebaiknya merugikan masyarakat. Konsumen masing-masing hotel dan tidak akan berdasarkan atas mendapatkan biaya tinggi jasa yang Selanjutnya tiada inovasi lagi di diperolehnya. kreativitas dan antara dilakukan kamar oleh harga kesepakatan yang dibuat oleh asosiasi. mereka karena telah menikmati pasar yang DAFTAR PUSTAKA bias. Praktik penetapan harga di antara pelaku industri perhotelan akan merugikan mereka sendiri, Cabral, L.M.B, 2000, Reading in Industrial Organization, Blackweel, Oxford Nirwandar,S. 2012. Tutup Tahun 2012 dengan Catatan 8 Juta Wisatawan, Mungkinkah?, The Globe Journal, Jakarta. Stanton, W.J, 1984, Prinsip Pemasaran, Erlangga, Jakarta Stepherd, W.G, 1997. The Economics of Industrial Organization Analysis, Market, Policies, PrenticeHall, New Jersey Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU, Jakarta