2 Setiap organisasi mempunyai tujuan yang hendak dicapai dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya. Salah satu indikator keberhasilan pencapaian tujuan organisasi tersebut terlihat dalam pencapaian target kinerja organisasi namun tidak semua organisasi mampu menunjukkan kinerja organisasi sesuai target yang telah ditentukan. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan pada beberapa organisasi, terutama grup perusahaan, terdapat perbedaan pencapaian kinerja organisasi baik oleh induk perusahaan maupun anak perusahaan meskipun berada dalam satu pengelolaan yang terorganisir dan terkoordinir. perusahaan menunjukkan Penelitian yang telah dilakukan pada tiga grup bahwa perbedaan pencapaian target kinerja organisasi tersebut terutama terkait erat dengan belum dipahaminya identitas organisasi termasuk di antaranya identitas stratejik organisasi secara terpusat dan menyeluruh baik oleh induk perusahaan maupun anak perusahaan (Astuti, Rahmenda, Diniati, Yono, Laksminingtyas, Wirasti, & Friamsari, 2013; Poerba, 2008; Yumartono, 2003). Penelitian pertama dilakukan oleh Yumartono (2003) pada sebuah grup perusahaan telekomunikasi di Indonesia yang memiliki 21 (dua puluh satu) anak perusahaan di mana enam anak perusahaan di antaranya adalah unit usaha yang kepemilikannya di atas 50 % (consolidated company). Hasil penelitian terhadap induk perusahaan dan enam anak perusahaan menunjukkan bahwa induk perusahaan dan kelima anak perusahaan berada pada area pasar bisnis rata-rata (average business) sedangkan salah satu anak perusahaan berhasil berada pada area pemenang (winner). Perbedaan pencapaian ini disebabkan oleh belum terdapatnya kesesuaian strategi antara induk perusahaan dengan anak perusahaan, terkait dengan belum dipahaminya visi, misi, dan strategi 3 perusahaan oleh seluruh lapisan karyawan dan perbedaan pencapaian hasil di antara induk perusahaan dan anak perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, strategi organisasi menjadi suatu hal yang penting untuk dipahami secara terpusat dan menyeluruh oleh grup perusahaan agar target kinerja organisasi yang telah ditentukan dapat dicapai oleh induk perusahaan dan anak perusahaan. Penelitian berikutnya dilakukan oleh Poerba (2008) pada sebuah grup jasa transportasi yang berdiri sejak tahun 1981, terdiri dari sebuah induk perusahaan dan tiga anak perusahaan. Anak perusahaan yang pertama bergerak di bidang pelayaran, didirikan pada tahun 1991. Anak perusahaan yang kedua didirikan pada tahun 1995 yang bergerak di bidang pemuatan dan pembongkaran kapal, penyedia transportasi, dan penyewaan serta pengoperasian alat-alat berat sedangkan anak perusahaan yang ketiga didirikan pada tahun 1997 yang bergerak dalam bidang jasa transportasi laut dan udara. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa kinerja organisasi berdasarkan laporan keuangan secara umum mengalami kerugian, baik induk perusahaan maupun anak perusahaan. Kerugian tersebut menyebabkan ditutupnya salah satu cabang (pelabuhan) dan digabung dengan cabang lainnya dalam satu propinsi sementara cabang lainnya masih dapat dipertahankan meskipun keuntungan yang diperoleh semakin menipis. Tidak tercapainya target kinerja perusahaan tersebut terjadi karena tidak adanya tujuan atau hasil yang ingin dicapai oleh perusahaan, tidak adanya perencanaan, tidak adanya standar pekerjaan atau operasi, tidak adanya organisasi, dan tidak adanya sistem pelaporan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa perencanaan organisasi untuk mencapai tujuan organisasi merupakan suatu hal yang penting dimiliki oleh suatu 4 organisasi sebagai pedoman organisasi dalam menentukan langkah-langkah strategis sehingga mampu mencapai target kinerja organisasi. Selanjutnya, perencanaan organisasi yang telah ditentukan hendaknya dipahami secara terpusat dan menyeluruh oleh setiap komponen organisasi, baik oleh induk perusahaan maupun anak perusahaan. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Astuti dan kawan-kawan (2013) pada sebuah unit usaha yang merupakan bagian dari sebuah grup perusahaan pelayanan jasa dengan unit-unit usaha antara lain bergerak di bidang perhotelan, pemesanan tiket transportasi, perbengkelan, dan penyiaran. Salah satu unit usaha perusahaan tersebut, yaitu perhotelan mampu mencapai keuntungan sesuai target yang ditentukan sementara unit usaha yang lain belum mampu mencapai target. Tercapainya target kinerja tersebut karena unit usaha perhotelan telah memiliki identitas unit usaha yang jelas, tercermin dalam visi, misi, nilai, dan strategi usaha yang telah dipahami oleh para karyawan. Permasalahan muncul ketika keuntungan yang diperoleh unit usaha tersebut pada akhirnya digunakan untuk membiayai unit-unit usaha lain yang kurang berhasil sehingga menimbulkan ketidakpuasan kerja bagi pengelola hotel. Meskipun demikian, pengelola hotel tetap menjalankan komitmen untuk senantiasa mencapai target kinerja sekaligus berharap agar induk perusahaan melakukan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan kinerja unit-unit usaha lainnya sehingga tidak bergantung pada keberhasilan hotel. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa identitas organisasi merupakan suatu hal yang penting untuk dimiliki. Perusahaan perlu menumbuhkan kesadaran akan rasa memiliki identitas organisasi, termasuk identitas stratejik organisasi demi kelangsungan hidup organisasi. 5 Berdasarkan fakta-fakta tersebut, penelitian ini mengangkat fenomena yang muncul dari ketiga kasus di atas, yaitu kinerja grup perusahaan dalam hal ini kemampuan induk perusahaan dan anak perusahaan dalam mencapai target pendapatan masing-masing. Perbedaan pencapaian target tersebut pada akhirnya berpengaruh pada kinerja organisasi secara keseluruhan, yaitu penggabungan anak perusahaan, penutupan anak perusahaan, dan kerugian finansial karena keuntungan finansial yang diperoleh salah satu anak perusahaan digunakan untuk membiayai grup perusahaan secara keseluruhan.