BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG INVESTASI ASING DI BIDANG

advertisement
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG INVESTASI ASING DI BIDANG
PARIWISATA
2. 1 Pengertian dari Investasi, Investor dan Modal
Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, dimana dalam
perkembangannya memerlukan modal atau investasi yang sangat besar untuk
menjadikannya negara yang maju. Kegiatan investasi di Indonesia sudah dimulai
sejak tahun 1967. Pada saat itu dikeluarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1967
tentang Penanaman Modal Asing dan Undang-Undang No. 6 Tahun 1968 tentang
Penanaman Modal Dalam Negeri. Aturan-aturan mengenai investasi asing dan
investasi dalam negeri pada saat itu diatur terpisah, tapi pada saat ini pengaturan
antara investasi asing dan investasi dalam negeri diatur dalam satu kesatuan yaitu
diatur dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Hal
ini didasari pemikiran bahwa prinsip kebersamaan dan asas non diskriminasi
dalam setiap kegiatan penanaman modal perlu untuk lebih dikembangkan.
Ada beberapa pendapat dari berbagai pihak mengenai pengertian investasi.
Investasi secara etimologis berasal dari bahasa Latin, yaitu Investire (memakai),
sedangkan dalam bahasa Inggris yaitu Investment. Investasi dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan yang dilakukan baik oleh orang pribadi (natural person)
maupun badan hukum (juridical person) dalam upaya untuk meningkatkan
dan/atau mempertahankan nilai modalnya, baik yang berbentuk uang tunai (cash
money), peralatan (equipment), aset tidak bergerak, hak atas kekayaan intelektual,
maupun keahlian1. Fitzgeral mengartikan investasi adalah2:
“aktivitas yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber (dana)
yang dipakai untuk mengadakan barang modal pada saat sekarang, dan
dengan barang modal akan dihasilkan aliran produk baru di masa yang
akan datang”.
Dj. A Simarmata dalam bukunya mendefinisikan investasi yang lebih luas dan
dikaitkan dengan perkembangan pasar modal sekarang, yaitu3: ”Investasi adalah
setiap kegiatan yang hendak menanamkan uang dengan aman”. Dalam
Ensiklopedia Indonesia, investasi diartikan sebagai4:
“penanaman uang atau modal dalam proses produksi (dengan pembelian
gedung-gedung, permesinan, bahan cadangan, penyelenggaraan uang kas
serta perkembangannya). Dengan demikian, cadangan modal barang
diperbesar sejauh tidak ada modal barang yang harus diganti.”
Hakikat investasi pada definisi ini semata-mata hanya untuk proses produksi saja,
padahal dalam investasi tidak hanya kegiatan produksi tetapi juga kegiatan untuk
1
Ana Rokhmatussa’dyah dan Suratman, 2011, Hukum Investasi dan Pasar Modal, Sinar
Grafik, Jakarta, h. 3
2
H. Salim HS dan Budi Sutrisno, op.cit, h. 31
3
IF Daulay, 2010, Pengertian Investasi, URL:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16380/4/Chapter%20II.pdf , diakses tanggal 22
Mei 2015
4
H. Salim,HS., 2010, Perkembangan Teori dalam Ilmu Hukum, PT RajaGrafindo Persada,
Jakarta, h.108
membangun berbagai sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan investasi.
Komaruddin memberikan pengertian investasi sebagai5:
1. Suatu tindakan untuk membeli saham, obligasi, atau suatu
penyertaan lainnya
2. Suatu tindakan membeli barang modal
3. Pemanfaatan
dana
yang
tersedia
untuk
produksi,
dengan
pendapatan di masa yang akan datang.
Pengertian investasi berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman modal Pasal 1 Angka 1 adalah:
“Segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam
negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah
negara Republik Indonesia”.
Dari beberapa definisi mengenai investasi yang sudah dijelaskan sebelumnya
terdapat beberapa kesamaan, yaitu:
“Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal untuk kegiatan
produksi dan dilakukan oleh penanam modal, guna untuk mendapatkan
hasil dimasa yang akan datang.”
Investasi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu, investasi asing dan
investasi domestik. Istilah investasi asing merupakan terjemahan dari bahasa
5
Jonker Sihombing, 2009, Hukum Penanaman Modal di Indonesia, P.T. Alumni, Bandung,
h.15-16
inggris yaitu foreign investment. Investasi asing merupakan investasi yang
modalnya bersumber dari pembiayaan luar negeri. Investasi asing berdasarkan
pendapat dari Prof. M. Sornarajah merupakan6:
“Transfer modal baik nyata maupun tidak nyata dari suatu negara ke
negara lain, tujuannya untuk digunakan di negara tersebut agar
menghasilkan keuntungan di bawah pengawasan dari pemilik modal, baik
secara total atau sebagian.”
Defini lain dapat dilihat dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Pasal 1
Angka 3, investasi asing adalah:
“Kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara
Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang
menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan
penanaman modal dalam negeri”.
Selanjutnya investasi domestik adalah investasi yang bersumber dari pembiayaan
dalam negeri. Investasi domestik berasal dari terjemahan bahasa inggris yaitu
domestic investment. Investasi domestik menurut Undang-Undang No. 25 Tahun
2007 Pasal 1 Angka 2 adalah:
“Kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara
Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri
dengan menggunakan modal dalam negeri”.
6
H. Salim HS dan Budi Sutrisno, op.cit, h.149
Investor merupakan pihak yang memiliki peranan penting dalam suatu
kegiatan investasi. Investor tidak selalu perseorangan, melainkan dapat berbentuk
badan hukum. Menurut Undang-Undang No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal Pasal 1 Angka 4, investor adalah: “Perseorangan atau badan usaha yang
melakukan penanaman modal yang dapat berupa penanam modal dalam negeri
dan penanam modal asing.” Dalam kegiatan investasi, investor dibagi menjadi dua
jenis, yaitu investor asing dan investor dalam negeri. Investor asing berdasarkan
Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Pasal 1 Angka 6 adalah:
“Perseorangan warga negara asing, dan badan usaha asing, dan/atau
pemerintah asing yang melakukan penanaman modal di wilayah negara
Republik Indonesia.”
Investor dalam negeri atau domestik, menurut Undang-Undang Penanaman Modal
Pasal 1 Angka adalah:
“Perseorangan warga negara Indonesia, badan usaha Indonesia, negara
Republik Indonesia, atau daerah yang melakukan penanaman modal di
wilayah negara Republik Indonesia.
Melakukan suatu kegiatan investasi selalu memerlukan modal, apabila tidak
memiliki modal maka kegiatan investasi tidak akan berjalan. Modal dalam
Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Pasal 1 Angka 7 yaitu: “Aset dalam bentuk
uang atau bentuk lain yang bukan uang yang dimiliki oleh penanam modal yang
memiliki nilai ekonomis”.
Modal dalam kegiatan investasi juga dibagi menjadi dua jenis, yaitu modal
asing dan juga modal dalam negeri. Modal asing berasal dari bahasa inggris yaitu
foreign capital. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, modal asing merupakan
modal dari suatu bangsa (negara) asing yang ditanamkan suatu negara dengan
maksud untuk memperoleh keuntungan yang cukup7. Dalam Undang-Undang No.
1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing, modal asing merupakan:
1. Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari kekayaan
devisa Indonesia, yang dengan persetujuan Pemerintah digunakan untuk
pembiayaan perusahaan di Indonesia.
2. Alat-alat untuk perusahaan, termasuk penemuan-penemuan baru milik
orang asing dan bahan-bahan, yang dimasukkan dari luar negeri ke dalam
wilayah Indonesia, selama alat-alat tersebut tidak dibiayai dari kekayaan
devisa Indonesia
3. Bagian dari hasil perusahaan yang berdasarkan undang-undang ini
diperkenankan ditransfer, tetapi dipergunakan untuk membiayai
perusahaan di Indonesia.
Pasal 1 Angka 8 Undang-Undang No.25 Tahun 2007 mengatakan:
“Modal asing adalah modal yang dimiliki oleh negara asing, perseorangan
warga negara asing, badan usaha asing, badan hukum asing, dan/atau
badan hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki
oleh pihak asing.”
Modal dalam negeri berasal dari terjemahan bahasa inggris, yaitu domestic
capital. Modal dalam negeri atau modal domestik dalam Undang-Undang No. 25
Tahun 2007 tentang Penanaman Modal adalah:
7
Ibid, h.151
“Modal yang dimiliki oleh negara Republik Indonesia, perseorangan
warga negara Indonesia, atau badan usaha yang berbentuk badan hukum
atau tidak berbadan hukum.”
Modal dalam negeri hanya dapat dimiliki oleh:
1. Negara Indonesia
2. Perseorangan warga negara Indonesia
3. Badan usaha berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum
2. 2 Jenis-Jenis dari Investasi
Investasi telah menjadi lahan bisnis yang menjanjikan, itu sebabnya
investasi merupakan kegiatan yang dijalankan oleh banyak orang. Dalam kegiatan
investasi tidak hanya uang yang dapat dijadikan modal investasi, melainkan saat
ini bisa dalam bentuk emas, properti, apartement, bahkan obligasi, hal tersebut
yang membuat cakupan investasi semakin luas. Karena luasnya cakupan dari
investasi, maka dari itu investasi dapat digolongkan dalam beberapa jenis yaitu,
berdasarkan aset pengaruh, ekonomi, sumber dan penanamannya 8. Investasi
berdasarkan aset adalah investasi yang digolongkan dari segi modal atau
kekayaannya. Investasi ini dibagi menjadi dua jenis yaitu:
a. Real Asset
Real asset adalah investasi yang memiliki wujud seperti gedung-gedung,
kendaraan dan sebagainya.
8
H. Salim HS. op.cit, h. 37-38
b. Financial Asset
Financial Asset merupakan dokumen (surat-surat) klaim tidak langsung
pemegangnya terhadap aktivitas riil pihak yang menerbitkan sekuritas
tersebut.
Kemudian ada investasi berdasarkan pengaruhnya, yaitu investasi yang melihat
faktor-faktor yang mempengaruhi atau tidak mempengaruhi kegiatan investasi.
Investasi ini dibagi menjadi dua jenis antara lain:
a. Investasi autonomus (berdiri sendiri)
Investasi ini tidak dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, bersifat spekulatif,
seperti pembelian surat berharga.
b. Investasi induced (memengaruhi-menyebabkan)
Investasi yang dipengaruhi oleh kenaikan permintaan barang dan jasa serta
pendapatan, seperti penghasilan yang didapat selain dari bekerja
(transitori).
Selanjutnya investasi digolongkan berdasarkan sumber pembiayaannya, yang
dimaksud dalam hal ini adalah asal-usul diperolehnya investasi tersebut. Investasi
ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Investasi bersumber dari modal asing (PMA)
Dalam Pasal 1 Angka 8 Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal, modal asing adalah modal yang dimiliki oleh negara
asing, perseorangan warga asing, badan usaha asing, badan hukum asing,
dan/atau badan hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya
dimiliki oleh pihak asing.
b. Investasi bersumber dari modal dalam negeri (PMDN)
Modal dalam negeri berdasarkan Pasal 1 Angka 9 Undang-Undang No.25
Tahun 2007 tentang Penanaman Modal adalah modal yang dimiliki oleh
negara Republik Indonesia, perseorangan warga negara Indonesia, atau
badan usaha yang berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum.
Dari beberapa golongan yang disebutkan diatas, investasi berdasarkan bentuk
yang paling sering dibahas. Investasi berdasarkan bentuk dibagi menjadi dua jenis
yaitu9 :
a. Investasi Langsung (Direct Investment)
Investasi langsung dilakukan baik dengan mendirikan perusahaan
patungan atau dikenal dengan istilah joint venture company, dengan mitra
lokal dengan cara melakukan kerjasama operasi atau joint operation
scheme tanpa perlu membentuk perusahaan baru.
b. Investasi Tidak Langsung (Indirect Investment) atau Investasi Portofolio
Investasi tidak langsung umumnya dilakukan melalui pasar modal dengan
menggunakan surat berharga, seperti saham atau obligasi.
Antara investasi langsung dan investasi tidak langsung, terdapat
perbedanaannya. Perbedaan tersebut sering dikaitkan dengan lembaga pemerintah
yang melakukan tugas pembinaan dan pengawasan. Investasi langsung dilakukan
oleh BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal), sedangkan investasi tidak
9
Ana Rokhmatussa’dyah dan Suratman, op.cit. h. 4-5
langsung dilakukan oleh BAPEPAM-LK (Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan)10.
2. 3 Pihak-Pihak dalam Investasi
Dalam kegiatan investasi terdapat pihak-pihak yang terlibat didalamnya,
baik dalam investasi asing maupun investasi dalam negeri. Pertama akan
membahas pihak yang ada dalam investasi asing. Pihak yang paling menentukan
dalam investasi asing adalah investor asing dan negara yang menerima modal
(host country) tersebut11. Investor asing menurut Undang-Undang Penanaman
Modal adalah:
“Perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, dan/atau
pemerintah asing yang melakukan penanaman modal di wilayah negara
Republik Indonesia.”
Berdasarkan dari definisi diatas, yang dapat menjadi investor asing digolongkan
menjadi tiga, yaitu :
1. Perseorangan warga negara asing
Perseorangan disini merupakan individu warga negara asing yang
melakukan kegiatan investasi di Indonesia.
2. Badan usaha asing
Merupakan lembaga asing yang tidak berbadan hukum.
10
11
David Kairupan, op.cit, h. 20
H. Salim dan Budi Sutrisno, op.cit. h. 204
3. Pemerintah Asing
Merupakan pemerintahan yang berasal dari luar negeri dan menanamkan
investasinya di Indonesia.
Sedangkan pemerintah negara penerima modal (host country) adalah pemerintah
yang memberikan izin pada investor asing untuk melakukan kegiatan investasi di
negaranya
Selanjutnya tentang pihak yang terlibat dalam investasi dalam negeri, yang
dimana berbeda dengan pihak yang terlibat dalam investasi asing. Dalam investasi
asing pihak yang terlibat adalah investor asing dengan negera penerima modal
(host country), sedangkan dalam investasi dalam negeri yang terlibat hanya
investor dalam negeri. Investor dalam negeri menurut Undang-Undang
Penanaman Modal adalah:
”Perseorangan warga negara Indonesia, badan usaha Indonesia, negara
Republik Indonesia, atau daerah yang melakukan penanaman modal di
wilayah negara Republik Indonesia.
Investor yang dimaksud bila melihat dari definisi diatas dapat perseorangan,
badan usaha Indonesia, Negara Republik Indonesia, atau daerah.
2. 4 Investasi di Bidang Perhotelan Sebagai Penggerak Pariwisata
Kegiatan kepariwisataan secara esensial dan obyektif, merupakan kegiatan
perdagangan jasa yang berbasis pada potensi-potensi ekonomi dan non-ekonomi,
mulai dari sumber daya alam sampai sumber daya sosial-budaya masyarakat di
mana kegiatan tersebut dilaksanakan12. Kepariwisataan menurut Pasal 1 Angka 4
Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan adalah:
“Keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat
multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan
setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat
setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
Pengusaha”
Melakukan kegiatan kepariwisataan harus menjunjung prinsip-prinsip yang ada
dalam Undang-Undang N0. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, yaitu:
1. Menjunjung
tinggi
norma
agama
dan
nilai
budaya
sebagai
pengejawantahan dari konsep hidup dalam keseimbangan hubungan antara
manusia dan Tuhan Yang Maha Esa, hubungan antara manusia dan sesama
manusia, dan hubungan antara manusia dan lingkungan
2. Menjunjung tinggi hak asasi manusia, keragaman budaya, dan kearifan
lokal
3. Memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat, keadilan, kesetaraan, dan
proposionalitas
Bisnis pariwisata meliputi seluruh kegiatan penyediaan jasa (service),
yang
diperlukan oleh wisatawan. Kegiatan tersebut meliputi, jasa perjalanan (travel),
transportasi
(transportation),
penginapan
(accommodation),
jasa
Boga
(restaurant), rekreasi (recreation), dan jasa-jasa lain yang terkait, seperti jasa
informasi, telekomunikasi, penyediaan tempat dan fasilitas untuk kegiatan
12
Ida Bagus Wyasa Putra, op.cit. h. 8
tertentu, penukaran uang (money changer), dan jasa hiburan (entertainment)13.
Pariwisata dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
Pasal 1 Angka 3 adalah:
“Berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta
layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan
Pemerintah Daerah”.
Bisnis pariwisata yang dibahas dalam penelitian ini adalah jasa akomodasi yaitu
perhotelan. Surat Keputusan Menteri Perhubungan RI No. PM 10/PW-301/Phb.
77, tanggal 12 Desember 1977 mengatakan:
“Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial,
disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan
berikut makan dan minum”.
Menurut SK Menparpostel No. KM37/PW.340/MPPT-86 tentang peraturan usaha
dan pengelolaan hotel menyebutkan:
“Bahwa hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan
sebagian atau seluruh bangunan yang menyediakan jasa penginapan,
makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang
dikelola secara komersil”.
Perhotelan memiliki hubungan yang erat dengan pariwisata, karena suatu
daerah
bila
sudah
berhasil
mempromosikan
daerahnya
akan
banyak
mendatangkan wisatawan, disanalah peran hotel itu berfungsi. Selain itu
perhotelan juga bisa membantu perekonomian di daerah tempat kegiatan tersebut
13
Ibid. h.18
berlangsung. Seperti di Bali yang tidak bisa dipungkiri lagi sudah dikenal oleh
banyak wisatawan, baik dalam negeri atau mancanegara. Hal inilah yang
membuat para investor baik asing maupun dalam negeri menanamkan modalnya
pada bisnis pariwisata ini. Seorang investor yang ingin bergerak dibidang
investasi perhotelan baik asing maupun dalam negeri juga harus memperhatikan
ketentuan standarisasi perhotelan yang terdapat pada Peraturan Menteri Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia No. PM.53/HM.001/MPEK/2013
tentang Standar Usaha Hotel. Dalam Peraturan Menteri tersebut tidak adanya
pembedaan standarisasi hotel yang harus dilakukan oleh investor asing maupun
dalam negeri. Apabila investor tidak melaksanakan peraturan standarisasi hotel
yang berlaku, maka dalam Peraturan Menteri No. PM.53/HM.001/MPEK/2013
terdapat sanksi administratif yang tercantum dalam Pasal 18 yang berbunyi
sebagai berikut:
(1) Setiap Pengusaha Hotel yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 Ayat (1) dikenakan teguran tertulis kesatu.
(2) Apabila dalam jangka waktu 40 (empat puluh) hari kerja setelah
diberikan teguran tertulis kesatu, Pengusaha Hotel tidak memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), Pengusaha Hotel
dikenakan teguran tertulis kedua.
(3) Apabila dalam jangka waktu 40 (empat puluh) hari kerja setelah
diberikan teguran tertulis kedua, Pengusaha hotel tidak memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud pada Ayat (2), pengusaha dikenakan
teguran tertulis ketiga.
(4) Apabila dalam jangka waktu 40 (empat puluh) hari kerja setelah
diberikan teguran tertulis ketiga, Pengusaha Hotel tidak memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud pada Ayat (3), Usaha Hotel
dikenakan sanksi pembatasan kegiatan usaha
(5) Apabila dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari kerja setelah
dikenakan sanksi pembatasan kegiatan usaha, Pengusaha Hotel tidak
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada Ayat (4), Usaha
Hotel dikenakan sanksi pembekuan usaha.
Selain
itu
pada
Peraturan
Pemerintah
No.
67
Tahun
1996
tentang
Penyelenggaraan Kepariwisataan terdapat juga beberapa pasal yang mengatur
mengenai usaha pada bidang perhotelan, yaitu dimulai dari Pasal 60 sampai
dengan Pasal 62. Walaupun dalam Peraturan Pemerintah No. 67 Tahun 1996
tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan hanya mengatur beberapa pasal
mengenai usaha perhotelan, tetap saja perlu diperhatikan oleh para investor yang
ingin bergerak pada bidang perhotelan.
Dalam menjalankan kegiatan investasi asing pada bidang perhotelan, harus
berdasarkan peraturan yang berlaku. Peraturan yang mengatur mengenai prosedur
investasi asing pada bidang perhotelan terdapat dalam Peraturan Kepala Badan
Koordinasi Penanaman Modal No. 5 Tahun 2013 tentang Pedoman dan Tata Cara
Perizinan dan Non Perizinan Penanaman Modal, yang sebelumnya diatur dalam
Keputusan Presiden No. 97 Tahun 1993 sebagaimana telah diubah dengan
Keputusan Presiden No. 117 Tahun 1999. Apabila investor tidak melaksanakan
prosedur investasi asing pada bidang perhotelan akan dikenakan sanksi
administratif yang diatur dalam Pasal 27 Peraturan Kepala BKPM No. 3 Tahun
2012 tentang Pedoman dan Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman
Modal yaitu dapat berupa peringatan tertulis, pembekuan kegiatan usaha atau
fasilitas penanaman modal sampai dengan pencabutan kegiatan usaha atau
fasilitas penanaman modal.
Download