9 BAB II LANDASAN TEORI A. Kualiatas Pembelajaran Guru. a. Pengertian Kualitas Pembelajaran. Istilah kualitas berasal dari bahasa inggris (Quality) dan sepadan dengan kata mutu dalam bahasa Indonesia, merupakan istilah yang sudah tidak asing atau dikenal dalam kehidupan sehari-hari. Kata ini biasanya didahului atau dibarengi dengan kata lain, seperti kualitas ekspor, kualitas impor, kualitas keimanan, kualitas kecerdasan, guru yang berkualitas, siswa yang berkualitas, dan lain sebagainya. Jadi kualitas adalah tingkatan atau baik buruknya sesuatu baik yang berupa benda atau manusia. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kualitas adalah ukuran baik buruk, mutu, taraf, kadar, atau derajat dari kecerdasan, kepandaian dan sebagainya.1 Sedangkan menurut Nana Sudjana, pengertian secara umum dapat diartikan suatu gambaran yang menjelaskan mengenai baik buruk hasil yang dicapai para siswa dalam proses pendidikan yang dilaksanakan.2 Adapun pembelajaran dapat diartikan sebagai sebuah usaha mempengaruhi emosi, intelektual, dan spiritual seseorang agar mau belajar 1 2 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (DEPDIKBUD, 1983) Cet,2, h.179 Nana Sudjana, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press, 1989), Cet.ke-3. h.87 10 dengan sendiri.3 Melalui pembelajaran akan terjadi proses pengembangan moral keagamaan, aktivitas, dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Pembelajaran berbeda dengan mengajar yang pada prinsipnya menggambarkan aktivitas guru, sedangkan pembelajaran menggambarkan aktivitas peserta didik. Menurut kajian S. Nasution bahwa hingga saat ini terdapat tiga macam pembelajaran yang sering disalah artikan dengan pengertian mengajar. Pertama, mengajar adalah menanamkan pengetahuan kepada peserta didik, dengan tujuan agar pengetahuan tersebut dapat dikuasai dengan sebaikbaiknya oleh peserta didik. Mengajar pada tipe ini dianggap berhasil jika peserta didik menguasai pengetahuan yang ditransferkan oleh guru sebanyakbanyaknya. Kedua, mengajar adalah menyampaikan kebudayaan kepada peserta didik. Definisi kedua ini pada intinya sama dengan definisi pertama yang menekankan pada guru sebagai pihak yang aktif. Ketiga, mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaikbaiknya dan menghubungkannya dengan peserta didik sehingga terjadi proses belajar.4 Definisi mengajar model pertama dan kedua pada sebagian besar masyarakat tradisional masih banyak digunakan. Hasilnya adalah peserta didik banyak menguasai bahan pelajaran, namun mereka tidak tahu cara menggunakan dan mengembangkannya. Sementara itu, mengajar model ketiga, kini mulai banyak digunakan, terutama pada lembaga-lembaga pendidikan modern. Hasilnya adalah peserta didik tidak hanya menguasai bahan pelajaran tersebut, melainkan mengetahui asal usulnya, cara mendapatkan dan mengembangkanya. b. Pengertian kualitas guru Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia istilah guru diartikan sebagai orang yang pekerjaannya (Mata Pencahariannya) mengajar. Selain itu terdapat kata tutor yang berarti guru pribadi yang mengajar dirumah, 3 Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana Media Group.2009)h. 85 4 S. Nasution. Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Akasara, 1995), h. 4 11 mengajar ekstra, memberi les tambahan pelajaran. Dan dalam istilah bahasa Arab banyak kata yang mengacu kepada pengertian guru dan sangatlah beragam mulai dari kata “Muallim” yang berarti orang yang mengetahui.5 Merujuk kepada pengertian-pengertian di atas maka pengertaian kualitas guru adalah tingkatan mutu seorang pendidik dalam memberikan pendidikan dan pembelajaran kepada siswanya guna memenuhi kewenangan dan tanggung jawabnya baik di sekolah maupun di luar sekolah. Sementara itu dalam undang-undang no 14 tahun 2005 menyebutkan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidkan dasar dan pendidikan menengah. Disamping itu guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga professional pada jenjang pendidikan dasar, pendidkan menengah, dan pendidikan anak usia didni pada jalur pendidikan formal yang diangkat dengan peraturan perungang-undangan, dan guru wajib memilki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidikan, sehat jasmani dan rohani, serta memilki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.6 d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran. Dalam hal pembelajaran harus ditunjang dengan sebaik-baiknya dan selengkap-lengkapnya agar proses pembelajaran menjadi lancar, adapun halhal yang dapat menunjang proses pembelajaran tersebut diantaranya adalah : 1. Pengetahuan 2. Kemampuan Membuat Perencanaan Pembelajaran. 3. Kemampuan Menggunakan Media atau Alat Bantu Pelajaran 4. Kemampuan Menggunakan Metode 5. Kemampuan Mengelola Kelas. 5 Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru-Murid, Studi Pemikiran Tasawuf Imam Al-Ghazali, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), cet ke-1, hal 41. 6 E. Mulyana, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung , Remaja Rosdakarya, 2008), hal, 227. 12 6. Kemampuan Mengevaluasi Dan ada beberapa faktor yang perlu mendapatkan perhatian dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran diantaranya: 1. Peserta didik (RAW INPUT) a. Faktor intern 1. Faktor jasmani, meliputi faktor kesehatan, kebugaran tubuh. Siswa yang sehat badannya akan lebih baik hasil belajarnya dari siswa yang sakit. 2. Faktor psikologis, diantaranya yang amat berpengaruh adalah intelegensia, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan,dan kelelahan. b. Faktor ekstern Di antara faktor ekstern itu adalah: 1.Keluarga Dalam keluarga yang menjadi penanggung jawab adalah orang tua, keluarga sangat mempengaruhi hasil belajar peserta didik. 2.Faktor sekolah Faktor sekolah juga tidak kalah pentingnya didalam menciptakan kondisi pembelajaran yang baik, meliputi guru, sarana, kurikulum dan lingkungan sekolah hubungan guru dengan siswa. 3.Faktor masyarakat Karena peserta didik hidup berkecimpung di tengah-tengah masyarakat, maka lingkungan masyarakat sangat berpengaruh bagi peserta didik. 4. Sarana dan Fasilitas Pembelajaran akan lebih sukses lagi apabila peserta didik terlibat secara fisik dan phisikis. Seorang siswa yang hanya mendengar dari gurunya tentang cerita, sangat jauh bedanya apabila si guru dapat memperlihatkan gambar. Contoh nya apabila mengajarkan tentang shalat, akan lebih baik lagi apabila guru menggunakan gambar orang yang sedang shalat. 13 2. Pendidik Seperti yang telah diungkapakan diatas bahwa guru adalah faktor pendidikan yang amat penting sebab ditangan guru yang berkompeten metode, kurikulum, alat pembelajaran lainnya akan hidup dan berperan. 3. Lingkungan Lingkungan ada dua macam, lingkungan fisik dan linkungan social, lingkungan fisik yakni suasana dan keadaan berlangsungnya pendidikan. Lingkungan sosial yakni iklim dan suasana pendidikan.7 e. Macam-macam pendekatan dalam pendidikan agama Islam Didalam Pendidikan Islam umumnya dan Pendidikan Agama Islam khususnya dalam mengajarkan materi PAI untuk mencapai tujuan pembelajaran digunakan berbagai macam pendekatan, Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam Pendidikan Agama Islam diantaranya yaitu: 1. Pendekatan Pembiasaan 2. Pendekatan Emosional 3. Pendekatan Rasional 4. Pendekatan Keteladanan 5. Pendekatan Fungsional.8 Sementara itu Armai Arif mengemukakan berbagai macam pendekatan dalam Pendidikan Agama Islam yakni : 1. Pendekatan Filosofis 2. Pendekatan Induksi-deduksi 3. Pendekatan Fungsional 4. Pendekatan Emosional9 7 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia, 8 Ramayulis, Metologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2001), cet, h. 79-81 1,h.150 14 Dari berbagai macam pendekatan yang digunakan dalam pendidikan Islam dapat juga diterapkan dalam Pendidikan Agama Islam disekolah. Pendidikan Agama Islam itu sendiri merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan siswa atau peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan pelatihan yang telah ditetapkan10 f. Macam-Macam Metode Dalam Pembelajarn Pendidikan Agama Islam Metode atau metoda sendiri berasal dari bahasa yunani yaitu metha dan hodos, metha berarti melewati atau melalui dan hodos berarti jalan atau cara, dengan demikian metode berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu.11 Metode juga dapat diartikan cara atau teknik tertentu untuk menyampaikan materi yang diperlukan agar tujuan berhasil.12 Dengan demikian metode dapat diartikan sebagai jalan, cara, atau teknik tertentu untuk menyampaikan materi agar tujuan dapat tercapai. Di dalam pembelajaran, metode yang satu dengan metode lainnya saling mengisi tidak ada metode yang dominan, setiap metode memiliki kelemahan dan kelebihan. Maka diperlukan adanya perpaduan antara metode yang satu dengan metode lainnya dalam mengajar. Dan metode berfungsi antara lain untuk: 1. Memperjelas suatu kondisi atau realita. 2. Menggairahkan dan menarik perhatian. 3. Memberi pemahaman dan penghayatan langsung. 4. Memberikan motivasi dan memperlancar komunikasi. 5. Mengerjakan sendiri dan membahas bersama. 6. Mencari dan menemukan pemecahan masalah. 9 Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Press, 1988),h. 100. 10 Abdul Majid dan Dian Anadayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Bandug :Remaja Rosdakarya 2006), h. 132 11 Ramayulis, Metologi Pengajaran Agama Islam..., h.104 10 Retnaningsih Burham, Peningkatan Pembelajaran Dalam Sistem Pendidikan Nasional Indonesia(Jakarta ;Direktorat Pendidikan Masyarakat Departemen Pendidikan Nasional, 2008) 15 7. Memudahkan daya ingat menyerap informasi baru. 8. Meningkatkan ketrampilan khusus, dll.13 Dalam menetapkan suatu metode perlu diperhatikan juga factor yang memepengaruhi. Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi atau yang harus diperhatikan dalam menetapkan metode yang akan digunakan sebagai alat dan cara dalam penyajian bahan pembelajaran yaitu: 1. Tujuan intruksional khusus. 2. Keadaan murid-murid. 3. Materi atau bahan pengajaran. 4. Situasi. 5. Fasilitas. 6. Guru. 7. Kebaikan dan kelemahan metode-metode.14 Adapun macam-macam metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dapat digunakan antara lain : 1. Metode Latihan (Drill) Pembelajaran yang diberikan melalui metode drill dengan baik selalu akan menghasilkan hal-hal sebagai berikut: 1) Siswa dapat menggunakan daya pikirnya yang makin lama akan bertambah baik, karena dengan pembelajaran yang baik maka siswa akan lebih teratur dan lebih teliti dalam mendorong daya ingatnya.. Ini berarti daya pikirnya bertambah. 2) Pengetahuan siswa bertambah dari berbagai segi dan siswa akan memperoleh pemahaman yang lebih baik dan mendalam.15 Dalam menerapkan metode ini yang perlu diperhatikan antar lain: 13 Retnaningsih Burhan, Peningkatan Pembelajaran dalam sistem…, h. 58 Zakiah Darajat, dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam…, h. 138-143 15 . Zakiah Drajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam,...h.303 14 16 1) Harus diusahakan latihan tersebut jangan sampai membosankan siswa. 2) Latihan betul-betul diatur sedemikian rupa sehingga latihan itu menarik perhatian siswa, dalam hal ini guru harus menumbuhkan motif untuk berfikir. 3) Agar siswa tidak ragu maka siswa lebih dahulu diberikan pengertian dasar tentang materi yang akan diberikan.16 2. Metode Ceramah Dalam metode ceramah siswa akan mendengar, duduk, dan melihat serta percaya bahwa yang diceramahkan guru itu benar. Teknik mengajar melalui metode ceramah dari dahulu sampai sekarang masih berjalan dan paling banyak dilakukan. Keuntungan atau kelebihan metode ini antara lain ; 1) Pendidik lebih mudah mengawasi siswa karena kegiatanya sama (mendengar,mencontoh) 2) Perhatian pendidik tidak terpisah-pisah karena siswa belajar melakukan pekerjaan yang sama. Untuk pembahasan mengenai tauhid atau keimanan metode ceramah masih sangat relevan, karena doktrin yang wajib diyakini tanpa dapat didiskusikan kembali. Dan adapun kekurangan dari metode ini yaitu: 1) Dalam pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan metode ini, perhatian hanya terpusat pada guru dan guru dianggap selalu benar. Guru tampak aktif sedangkan siswa pasif. 16 Zakiah Drajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam..., 304 17 2) Pada metode ini ada unsur paksaan, karena guru berbicara sedangkan siswa hanya mendengarkan, melihat, dan mengutip apa yang dibicarakan guru, meskipun ada siswa yang kritis, namun semua jalan pikiran guru dianggap benar. 3) Bagi siswa yang tidak paham dan takut mengemukakan ketidakpahamanya maka akan berakibat siswa yang bersangkutan tetap pada keadaan tidak mengerti, lebih-lebih jika guru kurang persiapan atau tidak mampu menyelami jiwa siswanya.17 3. Metode Tanya Jawab. Metode tanya jawab adalah salah satu teknik mengajar yang dapat membantu kekurangan-kekurangan yang ada pada metode ceramah. Dengan metode tanya jawab guru dapat gambaran sejauh mana siswa dapat mengerti dan mengungkapkan apa yang diceramahkan. Metode tanya jawab dapat dipakai guru untuk menetapkan perkiraan secara umum apakah siswa yang mendapatkan giliran pertanyaan sudah memahami pelajaran yang diberikan. Dan adapun keuntungan metode ini yaitu ; 1) Sambutan akan lebih baik daripada metode ceramah sehingga siswa tidak hanya mendengar atau mencatat. 2) Partisipasi siswa lebih besar karena akan berusaha mencari jawaban yang tepat.18 4. Metode pemberian tugas Metode pemberian tugas yakni suatu cara dalam proses belajar mengajar bilamana guru memberikan tugas tertentu dan siswa 17 18 Zakiah Drajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam..., h.290 Retraningsih Burham, Peningkatan Pembelajaran..., h.59 18 mengerjakanya, kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru Dalam pemberian tugas, guru dan siswa harus mengetahui syarat tugas yang diberikan kepada siswa yaitu: 1) Tugas yang diberikan harus berkaitan dengan pelajaran yang telah mereka pelajari, sehingga disamping siswa mampu mengerjakan juga sanggup menghubungkanya dengan pelajaran tertentu. 2) Guru harus dapat mengukur dan memperkirakan bahwa tugas yang diberikan kepada siswa akan dapat dilaksanakanya karena sesuai dengan kemampuan dan kecerdasan yang dimilikinya. 3) Guru harus menanamkan kepada siswa bahwa tugas yang diberikan kepada mereka akan dikerjakan atas dasar kesadaran sendiri yang timbul dari dirinya. 4) Tugas yang diberikan kepada siswa harus dimengerti benar-benar, sehingga siswa tidak ada keraguan dalam mengerjakannya. 5) Dengan cara pemberian tugas diharapkan secara bebas tetapi bertanggung jawab dan siswa akan berpengalaman mengetahui berbagai kesuliatn kemudian ikut mengatasinya.19 Adapun kelemahan metode ini yaitu: 1) Siswa mungkin meniru pekerjaan teman, tanpa mengahayati pengalaman belajar sendiri. 2) Tugas mungkin dikerjakan orang lain. 3) Tugas terlalu berat dan terlalu banyak sehingga tidak ada waktu melakukan kegiatan yang lain. 19 Zakiah Drajat, Metodik Khusus Pengaran Agama Islam ..., h.300 19 5. Metode Demonstrasi Metode demontrasi adalah mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu pada siswa.20 Beberapa kelebihan atau keuntungan dari metode ini yaitu : 1) Perhatian siswa dapat dipusatkan dan titik berat yang dianggap penting oleh guru dapat diamati siswa secara tajam. 2) Perhatian siswa akan lebih berpusat pada apa yang didemontrasikan, jadi proses belajar siswa akan lebih terarah dan akan mengurangi pnerahatian siswa pada hal yang lain. 3) Apabila siswa sendiri ikut aktif dalam suatu percobaan yang bersifat demosratif, maka mereka akan memperoleh pengalaman yang melekat pada jiwanya dan berguna dalam pengembangan kecakapan. 6. Metode Diskusi atau Musyawarah Dalam kehidupan sehari-hari manusia seringkali dihadapkan pada persoalan-persoalan yang tidak bisa dipecahkan hanya dengan satu jawaban atau satu cara saja, tetapi perlu menggunakan banyak penegetahuan dan macam-macam cara pemecahan dan mencari jalan yang terbaik. Dalam kehidupan masyarakat yang demokratis sangat layak bagi tiap anggota masyarakat untuk dapat turut serta dan bermusyawarah mencari keputusan-keputusan atas persetujuan bersama, dalam hal ini mendorong dan mengajarkan siswa untuk berani mengeluarkan pendapatnya dan belajar untuk bermusyawarah. 20 . Zakiah Drajat, Metologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta :Bumi Aksara, 2001), cet, 2, h.138-297 20 Adapun kebaikan dari metode ini: 1) Mempertinggi partisipasi siswa secara individual 2) Mempertinggi partisipasi kelas sebagai keseluruhan Dan kelemahan metode ini adalah: 1) Sulit bagi guru untuk meramalkan arah penyelesaian diskusi. 2) Sulit bagi siswa untuk mengatur secara berpikir ilmiah21 7. Metode Karyawisata Dalam rangka belajar siswa sebaiknya tidak terbatas hanya belajar dikelas atau dirumah saja, tetapi sewaktu-waktu perlu pergi ke tempat lain untuk mempelajari sesuatu tertentu. Dengan karyawisata sebagai metode mengajar dimaksudkan siswa-siswa dibawah bimbingan, guru pergi meninggalkan sekolah menuju ke suatu tempat untuk menyelidiki atau mempelajari hal tertentu. Misalnya guru bersama siswa pergi ke museum, ke taman hewan, ke pabrik pembuatan buku dan lain sebagainya. Adapun kebaikan metode karyawisata: 1) Siswa dapat melihat kegiatan-kegiatan yang dilakukan di pabrikpabrik. 2) Siswa dapat mengganti pengalaman-pengalaman dengan coba turut serta di dalam suatu kegiatan. 3) Dapat menjawab masalah-masalah atau pertanyaan-pertanyaan dengan melihat, mendengar, mencoba dan membuktikan secara langsung dengan objeknya. 21 Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, (Jakarta ; Raja Grafindo Persada, 1995) hal, 47 21 4) Siswa dapat mendapatkan informasi dengan jalan mengadakan wawancara atau mendengarkan ceramah yang diberikan oleh petugas-petugas di suatu tempat pariwisata. g. Unsur unsur Dinamis Dalam Belajar 1. Dinamika Siswa dalam Belajar Bloom dkk merupakan pelopor yang mengkategorikan perilaku hasil belajar menjadi 3, yaitu : a. Ranah kognitif 1) Pengetahuan, mencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. 2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang dipelajari. 3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dari kaedah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya menggunakan prinsip. 4) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. 5) Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. 6) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. b. Ranah afektif 1) Penerimaan, mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal tersebut. 2) Partisipasi, mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan dan berpatisipasi dalam suatu kegiatan. 3) Pemikiran dan penentuan sikap, mencakup menerima sesuatu nilai, menghargai, mengakui, dan menentukan sikap. 4) Organisasi, mencakup kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup. 22 5) Pembentukan pola hidup, mencakup kemampuan menghayati nilai dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi. c. Ranah psikomotor 1) Persepsi, mencakup kemampuan memilah-milahkan hal-hal secara khas, dan menyadari adanya perbedaan yang khas tersebut. 2) Kesiapan, mencakup kemampuan penempatan dari dalam keadaan dimana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan. 3) Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuatu contoh, atau gerak peniruan. 4) Gerakan yang terbiasa, mencakup kemampuan melakukan gerakan-gerakan tanpa contoh. 5) Gerakan kompleks, mencakup kemampuan melakukan gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancer, efisien, dan tepat. 6) Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku. 7) Kreativitas, mencakup kemampuan melahirkan pola-pola gerakgerik yang baru atas prakarsa. Siswa yang belajar berarti memperbaiki kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan meningkatnya kemampuankemampuan tersebut maka keinginan, kemauan, dan perhatian pada lingkungan sekitarnya makin bertambah. 2. Dinamika Guru dalam Pembelajaran Peran guru dalam kegiatan pembelajaran di sekolah relatif tinggi. Peran guru tersebut terkait dengan peran siswa dalam belajar. Menurut Biggs dan Telfer diantara motivasi belajar siswa ada yang diperkuat dengan cara-cara pembelajaran. Motivasi instrumental, motivasi sosial, dan motivasi berprestasi rendah misalnya dapat dikondisikan secara 23 bersyarat agar terjadi peran belajar siswa. Junaidi (blogspot.com, 2009) mengemukakan bagaimana cara pembelajaran yang berpengaruh terhadap belajar siswa, yaitu : a. Bahan ajar Bahan ajar atau bahan belajar sangat berpengaruh terhadap belajar siswa. Contoh, berikan bahan ajar dalam gambar-gambar menarik, foto-foto berwarna atau jika menggunakan OHP atau LCD, dan gunakanlah huruf-huruf yang indah. Tujuannya hanya satu, yaitu membuat bahan ajar yang akan kita ajar semenarik mungkin jika dinilai siswa. b. Suasana belajar Kondisi gedung sekolah, tata ruang kelas, dan alat-alat belajar berpengaruh terhadap kegiatan belajar. Disamping kondisi fisik tersebut, suasana pergaulan di sekolah juga berpengaruh pada kegiatan belajar. Bagaimana caranya guru memberikan suasana belajar yang kondusif, aman, tentram, dan nyaman. c. Media dan sumber belajar Guru berperan penting dalam menempatkan media dan sumber belajar. Lingkungan sekolah, TV, majalah, surat kabar, dan dunia maya pun bisa digunakan sebagai media belajar. d. Guru sebagai subjek pembelajaran Guru memiliki peranan penting dalam kegiatan pembelajaran. Apabila guru tidak bisa mengajar dengan baik, maka biasanya murid akan malas dalam belajar. Dengan adanya peran-peran tersebut, maka sebagai pengajar guru adalah pembelajar sepanjang hayat22 22 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Bumi Aksara, 1995), h. 70-73. 24 B. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni prestasi dan belajar, mempunyai arti yang berbeda. Untuk memahami lebih jauh tentang prestasi belajar, penulis menjabarkan makna dari kedua kata tersebut. Di Indonesia prestasi belajar siswa sekolah pada umumnya dapat dilihat melalui nilai yang tercantum pada raport yang diterima di setiap priode tertentu, Nana Sudjana mengatakan prestasi belajar adalah taraf prestasi yang dicapai dari bermacam-macam mata pelajaran yang di ikuti, ini dapat ditentukan nilai-nilai dalam raport pada tiap semester atau catur wulan nilai ujian tingkat sekolah yang dilalui nya. Dan jaga menurut Nana Sudjana, prestasi belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual atau kelompok. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan Prestasi adalah “Hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya)”23. Sedangkan Saiful Bahri Djamarah dalam bukunya Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, yang mengutip dari Mas’ud Khasan Abdul Qahar, bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, dalam buku yang sama Nasrun Harahap, berpendapat bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa.24 23 Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta :Balai Pustaka 1991). Cet ke-1, hal 787. 24 Saiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya : Usaha Nasional, 1994), Cet ke 1, hal 20-21. 25 Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Prestasi adalah suatu kegiatan seseorang atau kelompok yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan bekerja. Selanjutnya untuk memahami pengertian tentang belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa definisi dari para ahli yang dikutip oleh Ngalim Purwanto yaitu: a) Hilgard dan Bower, dalam buku Theories of Learning (1975) mengemukakan. Belajar hubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamanya yang berulang-ulang dalam situasi tersebut. b) Morgan, dalam buku Introduction of Psychology (1978) mengemukakan; Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Untuk itu Slameto mengemukakan dalam bukunya Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya, bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam Interaksi dengan lingkungannya.25 Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat dipahami bahwa belajar merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan rutin pada seseorang sehingga akan mengalami perubahan secara individu baik pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku yang dihasilkan dari proses latihan dan pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam hal ini prestasi belajar merupakan suatu kemajuan dalam perkembangan siswa setelah ia mengikuti kegiatan belajar dalam waktu 25 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), Cet Ke-4, hal 2. 26 tertentu. Seluruh pengetahuan, keterampilan, kecakapan, dan prilaku individu terbentuk dan berkembang melalui proses belajar. Jadi prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu, umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai (angka) dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran yang disampaikannya, biasanya prestasi belajar ini dinyatakan dengan angka, huruf atau kalimat dan terdapat dalam priode tertentu b. Macam-macam teori belajar Berdasarkan perkembangan yang ada hingga saat ini, ada tiga macam teori belajar: a. Teori Conditioning 1) Teori Classical Conditioning ( Pavlov dan Watson) Dapat dikatakan bahwa pelopor dari teori Conditioning ini adalah Pavlov seorang ahli psikologi-refleksiologi dari Rusia. Ia mengadakan percobaan-percobaan dengan anjing. Secara ringkas percobaanpercobaan Pavlov dapat kita uraikan sebagai berikut: Seekor anjng yang telah dibedah sedemikian rupa, sehingga kelenjar ludahnya di luar pipinya, di masukan ke kamar gelap. Di kamar itu hanya ada sebuah lubang yang terletak didepan moncongnya, tempat menyodorkan makanan atau cahaya pada waktu diadakan percobaanpercobaan. Dari hasil percobaan-percobaan yang dilakukan dengan anjing itu Pavlov mendapat kesimpulan bahwa gerakan-gerakan refleks itu dapat dipelajari, berubah karena mendapat latihan. Sehingga dengan demikian dapat dibedakan dua macam refleks, yaitu refleks wajar dan refleks bersyarat. 27 2) Teori Conditioning dari Guthrie Masih dalam rangka uraian tentang teori Conditioning, berikut ini diuraikan teori Guthrie yang kami anggap penting untuk diketahui. Guthrie mengemukakan bagaimana metode/cara untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik, berdasarkan teori conditioning. Guthrie mengemukakan bahwa tingkah laku manusia secara keseluruhan dapat dipandang sebagai deretan-deretan tingkah laku yang terdiri dari unit-unit. Unit-unit tingkah laku ini merupakan reaksi/respon dari perangsang/stimulus sebelumnya, dan kemudian unit tersebut menjadi pula stimulus yang kemudian menjadi respons bagi unit tingkah laku berikutnya. b. Teori Connectionism(Thorndike) Menurut teori trial and error (mencoba-coba dan gagal) ini, setiap organisme jika dihadapkan dengan situasi baru maka akan melakukan tindakan-tindakan yang sifatnya coba-coba secara membabi buta. Jika dalam usaha mencoba-coba itu secara kebetulan ada perbuatan yang dianggap memenuhi tuntutan situasi, maka perbuatan yang kebetulan cocok itu kemudian dipegangnya. Karena latihan yang terus menerus maka waktu yang dipergunakan untuk melakukan perbuatan yang cocok itu makin lama makin efesien.Proses belajar menurut Thorndike melalui dua proses: 1) trial and error (mencoba-coba dan mengalami kegagalan) 2) law of effect; yang berarti bahwa tingkah laku yang berakibatkan suatu keadaan yang memuaskan (cocok dengan tuntutan situasi) akan diingat dan dipelajari sebaik-baiknya. c. Teori belajar menurut Gestalt 28 Teori ini sering pula disebut fild theory atau insight full learning. Melihat kepada nama teori ini dan kepada aliran psikologi yang mendasarinya, yakni psikologi Gestalt, jelaslah kiranya bahwa pendapat teori ini berbeda dengan pendapat teori-teori terdahulu sebelumnya. Menurut para ahli psikologi Gestalt, manusia itu bukanlah sekedar makhluk reaksi yang hanya berbuat atau berbuat jika ada perangsang yang mempengaruhinya. Manusia adalah individu yang merupakan kebulatan jasmani-rohani. Sebagai individu manusia bereaksi atau lebih tepat berinteraksi dengan dunia luar dengan kepribadiannya dan dengan caranya yang unik pula. Tidak ada manusia yang mempunyai pengalaman yang sama atau identik terhadap objek atau realita yang sama. c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar. Aktivitas belajar siswa tidak selamanya berlangsung baik, kadang-kadang berjalan dengan lancar dan kadang-kadang tidak, kadang cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa sulit untuk dipahami. Dalam hal semangat pun kadang-kadang tinggi dan kadang-kadang sulit untuk bisa berkonsentrasi dalam belajar. Demikian kenyataannya yang sering kita jumpai pada setiap siswa dalam kehidupannya sehari-hari didalam aktivitas belajarmengajar. Setiap siswa memang tidak ada yang sama, perbedaan individual inilah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan siswa, sehingga menyebabkan perbedaan dalam prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu proses yang didalamnya terdapat sejumlah faktor yang saling mempengaruhi, tinggi rendahnya prestasi belajar siswa tergantung pada faktor-faktor tersebut. Menurut M. Alisuf Sabri dan Muhibbin Syah, ada berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa disekolah, secara garis besarnya dapat dibagi kepada dua bagian, yaitu: 1) Faktor Internal (faktor dari dalam 29 diri siswa), meliputi keadaan kondisi jasmani (Fisioligis) dan kondisi rohani (psikologis). 2) Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), terdiri dari a) Faktor lingkungan, baik sosial dan non sosial, b) Faktor Instrumental.26 a. Faktor Internal Yang termasuk dalam faktor internal yaitu: 1) faktor Fisiologis Yaitu faktor kondisi fisiologis siswa terdiri dari kondisi kesehatan siswa dan kebugaran fisik serta kondisi panca indranya terutama penglihatan dan pendengaran. 2) Faktor Psikologis Yaitu faktor kondisi psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa adalah faktor minat, bakat, intelejensi, Motivasi dan kemampuankemampuan kognitif seperti kemampuan persepsi, ingatan berfikir dan kemampuan dasar pengetahuan (bahan apersepsi) yang dimiliki siswa.27 b.Faktor Eksternal Faktor-faktor eksternal terdiri dari: 1) Faktor Lingkungan Faktor lingkungan ini terdiri dari dua bagian, yakni lingkungan sosial baik disekolah maupun dirumah dan non sosial. Kalau lingkungan sosial disekolah seperti guru, Staf Administrasi, serta teman-teman lingkungan sekolah, selanjutnya lingkungan sosial yang paling banyak mempengaruhi adalah orang tua dan keluarga itu sendiri.28 2) Faktor Instrumental Faktor instrumental terdiri dari gedung/sarana fisik kelas, sarana/alat pengajaran,media pengajran, guru dan kurikulum/ materi pelajaran serta 26 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman ilmu Jaya, 1996), Cet ke-1, 27 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan..., hal 60 Muhibbin Syah...., Hal 138-140. hal 59. 28 30 strategi belajar mengajar yang digunakan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.29 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa disekolah sifatnya relatif, artinya dapat berubah setiap saat. Hal ini terjadi karena prestas belajar siswa sangat berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut saling berkaitan antara yang satu dngan yang lainya. Kelemahan dari salah satu faktor, akan dapat mempenagaruhikeberhasilan seseorang dalam belajar, Dengan demikian, tinggi rendahnya prestasi yang dicapai siswa disekolah didukung oleh faktor internal dan eksternal seperti yang disebutkan diatas. d. Indikator Prestasi atau Belajar Siswa Untuk mengetahui prestasi yang didapat siswa dalam waktu tertentu. dapat diketahui dari indikator prestasi belajar siswa antara lain : 1) Memperoleh angka atau nilai yang tinggi dalam hasil evaluasi belajar. 2) Dapat menjelaskan alasan menggunakan prinsip dan generalisasi bagi situasi baru yang dihadapi (ranah kognitif). 3) Kemauan dalam menerapkan hasil pelajaran (ranah afektif). 4) Melakukan latihan diri dalam memecahkan masalah berdasarkan konsep bahan yang telah diperolehnya atau menggunakannya dalam praktek kehidupan sehari-hari (ranah psikomotorik).30 Sementara itu menurut Muhibbin Syah dalam bukunya menyatakan pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses pembalajaran siswa. Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya rasa murid, sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tak dapat diraba). Oleh karena itu, yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan 29 30 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan...., hal 60. Nana Sudjana, Proses Belajar Mengajar...h.105 dapat 31 mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa. Berikut iniadalah indicator atau jenis prestasi siswa dalam proses pembelajaran, indicator dan kenis tersebut antara lain: Ranah/Jenis Prestasi Indikator A. Ranah Cipta 1. Pengamatan 1. Dapat menunjukan 2. Dapat membandingkan 3. Dapat menhubungkan 2. Ingatan 1. Dapat menyebutkan 2. Dapat menunjukan kembali 3. Pemahaman 1. Dapat menjelaskan 2. Dapat mendifinisikan 4. Penerapan 1. Dapat memberikan contoh 2. Dapat menggunakan secara tepat 5.Analisis 1. Dapat menguraikan 2. Dapat mengklasifikasikan 6. Sintesis (membuat paduan baru dan 1. Dapat menhubungkan utuh) 2. Dapat menyimpulkan 3. Dapatmenggeneralisasikan B. Ranah Rasa (Afektif) 1. Penerimaan 1. Menunjukan sikap menerima 2. Menunjukan sikap menolak 2. Sambutan 1. Kesediaan berpartisipasi 2. Kesediaan memanfaatkan 3. Apresiasi (sikap menghargai) 1. Menganggap bermanfaat. penting dan 32 2. Menganggap indah dan harmonis 3. Mengagumi 4. Internalisasi (pendalaman) 1. Mengakui dan meyakini 2. Mengingkari 5. Karakterisasi (penghayatan) 1. Melenbagakan 2. Menjelmakan dalam pribadi dan perilaku pribadi C. Ranah Karsa (Psikomotorik) 1. Keterampilan bergerak 1.Mengkoordinasikan gerak mata, tangan, kaki, dan anggota tubuh lainya 2. Kecakapan ekspresi verbal dan 1. Mengucapkan nonverbal 2.Membuat gerakan jasmani Setelah mengetahui indikator prestasi di atas, guru perlu pula mengetahui bagaimana kiat menetapkan batas minimal keberhasilan belajar siswa. Hal ini penting karena mempertimbangkan batas terendah siswa yang dianggap berhasil dalam arti luas bukanlah perkara mudah. Keberhasilan dalam arti luas berarti keberhasilan yang meliputi ranah cipta, rasa, dan karsa siswa.31 31 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru hal. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini penulis laksanakan pada tanggal 25 April sampai dengan tanggal 13 juni 2010. mengambil lokasi di SMP Islam Parung Bogor yang bertempat di JL. Raya Parung Bogor NO. 648... A. Metode Penelitian. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode Analisis Korelasi (Metode koresional), dalam statistik istilah korelasi diberi pengertian hubungan antara dua variabel atau lebih.1 Penelitian korelasi ini bermaksud mengetahui sejauh mana suatu variabel barhubungan dengan variabel lain. Penelitian akan terlihat seberapa besar korelasi antara kualitas pengajaran guru agama terhadap prestasi bidang studi agama siswa . B. Variabel Penelitian. Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah : 1) Variabel kualitas pengajaran guru agama (Variabel Y) disebut independent Variabel yaitu variabel bebas, yang dapat memberikan pengaruh. 1 . Anas Sudjiono, Pengantar Satatistik Pendidikan, ( Jakarta :Raja Grafindo Persada, 2006), h. 179 2) Varibel prestasi bidang studi agama siswa (Variabel X) disebut dengan dependent variabel, yaitu variabel yang dipengaruhi. C. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian baik terdiri dari benda yang bernyawa, abstrak, peristiwa ataupun gejala yang merupakan sumber data yang memiliki karakter tertentu dan sama. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang memilki sifat-sifat yang sama dari objek yang merupakan sumber data.2 Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Isalm Parung yang berjumlah 274 siswa. Cara pengambilan sampel (teknik Sampling) dengan Probability sampling (pengambilan sampel berdasarkan peluang). Dalam probability sampling semua anggota mendapatkan peluang yang sama untuk dipilih sebagai secara acak atau random.3 Seabagaimana yang diungkapakan oleh Suharisma Arikunto yang dikutip oleh Mamluatul Karomah, “Apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian populasi. Selanjutnya, jika subjek nya besar dapat diambil antara 1015% batau 20-25% atau lebih.4 Peneliti mengambil 20% dari populasi yakni sebanyak 60 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling yaitu semua anggota dalam populasi mempunyai probabilitas atau kesempatan yang sama untuk dipilh menjadi sampel.5Dengan dipilih melalui acak nomor absen yang tersedia disetiap kelas. D. Teknik Pengupulan Data. 2 . Sukandarrumidi, Metologi Penelitian petunjuk praktis untuk peneliti pemula, (Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 2004), cet, 2, h. 47. 3 . Sukandarrumidi, Metologi Penelitian petunjuk praktis untuk peneliti pemula,...h. 57 4 . Mamluatul Karomah, Pengembangan Sumber adaya tenaga kependidikan di madrasah pembangunan UIN Jakarta” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan , UIN Jakarta, 2009), h. 30. 5 . Sukardi, Metologi penelitian pendidikan ( Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h.58 Dalam pengumpulan data diperlukan adanya teknik yang tepat dan relevan dengan data yang akan dicari. Adapun teknik pengumpulan data sebagai tersebut : 1. Observasi Observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang kondisi umum SMP Islam Parung. Dalam hal ini peneliti mengambil proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam. 2. Dokumentasi Dokumentasi yang mdibutuhkan dalam penelitian ini sebatas pada sejarah berdirinya, struktur organisasi, keadaan guru, siswa dan karyawan, serta kegiatan ekstrakurikuler di SMP Islam Parung. 3. Angket. Anket merupakan daftar pertanyaan yang setiap pertanyaan sudah disediakan jawabanya untuk dipilh,atau telah disediakan jawabanya. Dlam hal ini peneliti menggunakan angket tertutup yang diberikan kepada siswa kelas VIII SMP Islam. Untuk memudahkan dalam hitungan statistik, maka digunakan skala model likert yakni skala yang sistem penilaianya terdidri atas empat penilaian. Instrumen penelitian berupa skala yang akan digunakan dalam pengambilan data yang dibagi menjadi dua macam item, yakni item pertanyaan positif dan item pertanyaan negatif. Dlam skala ini skor akhir subjek merupakan skor keseluruhabn dari jawaban setiap pertanyaan. Adapun alternatif u jawaban untuk kedua item tersebut muali dari sangat sesuai (SS) sampai dengan sangat tidak sesuai (STS). Tabel 1 Katagori skala model likert Skala Pertanyaan positif Pertanyaan negatig Sangat sesuai 4 1 Sesuai 3 2 Tidak sesuai 2 3 Sangat tidak sesuai 1 4 Tabel 2 Kisi-kisi kuesioner Pengaruh kualitas pengajaran guru agama terhadap prestasi bidang studi agama siswa di SMP Islam Parung n Pertanyaan pokok Sub pokok indikator o penelitian pertanyaan 1 Kualitas pengajaran No item Jml item guru agama 2 Prestasi bidang studi agama siswa E. Teknik Analisis Data Untuk menganalisis setiap variabel digunakan analisis secara deikritif, dengan menggunakan rumus sebagai berikut: P=F Xx 100% N . :Ket: P : angka prosentasi F : frekunsi N : Number of cases Untuk menganalisis hubungan antar dua variabel digunakan teknik analisa koresional. Cara mencari (menghitung) angka indeks korelasi”r” produk moment dengan berdasarkan skor aslinya atau angka kasarnya. Mencari angka indeks korelasi “r” produk moment dengan rumus : rxy= N xy – (x) (y) [Nx2 – (x)2 ] [ Ny2 – (y)2] Keterangan: Rxy : Angka indeks korelasi “r” product moment N : Number of cases xy : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y X : Jumlah seluruh skor X y : Jumlah seluruh skor y Setelah melakukan teknik analisa data, peneliti kemudian memberikan interpretsi dengan memasukkan kepada analisa data berdasarkan korelasi product moment. Yaitu memberi interpretasi terhadap rxy atau ro, serta menarik kesimpilan yang dapat dilakukan secara sederhana. Pada umumnya dipergunakan pedoman atau ancar-ancar sebagai berikut Besarnya “ r ” Product Moment Interpretasi (rxy) Antara Variabel X dan Variabel Y memang 0,00 – 0,20 terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara Variabel X dan Variabel Y 0,20 – 0,40 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah 0,40 – 0,70 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukupan 0,70 – 0,90 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi 0,90 – 1,00 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi Dan untuk mencari kontribusi variable X terhadap Variabel Y penulis menggunakan Rumus sebagai berikut: Penelitian ini dilakukan di AMP.N.1 Pamulang jl,pamulang permai barat. 1. Penelitian ini dirancang dengan metode pendekatan deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yakni pada persoalanpersoalan yang akan dikaji itu bersifat khusus dan tidak untuk generalisasi. Variabel penelitian ini terdiri atas 2 variabel bebas (X) dan implementasinya pada Prestasi siswa sebagai variabel terikat (Y) untuk mengetahui pengaruh kualitas pengajaran guru agama yang mempunyai hubungan antara kedua variabel tersebut. Penelitian ini penulis laksanakan di SMP.N.1 Pamulang. 2. Sumber Data Adapun yang menjadi sumber data adalah Siswa dan siswi SMP.N.1 Pamulang, kelas 7 yang menjadi objek penelitian. 3. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi, yaitu suatu cara pengumpulan data dengan mengamati langsung ke tempat yang dituju yaitu SMP.N.1 Pamulang. b. Metode wawancara, yaitu suatu cara pengumpulan data dengan mewawancarai pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan informasi disekitar pembahasan dalam materi ini, seperti Siswa dan Siswi serta guru yang bersangkutan langsung untuk mendapatkan data yang objektif. c. Angket, untuk memperoleh sejumlah data tertulis maka disebarkan angket kepada Siswa dan siswi SMP.N.1 Pamulang yang menjadi objek penelitian. 4. Analisis Data Setelah data yang diperlukan terkumpul,langkah selanjutnya ialah menganalisi data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisa data berdasarkan Korelasi Product moment dari pearson. Analisa korelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah benar terdapat hubungan atau korelasi antara variabel Kualitas Pengajaran Guru (Variabel X) dengan Prestasi siswa (Variabel Y) adapun Rumus dari korelasi Product moment tersebut. Yaitu : r x y = N xy – (x) (y) [Nx2 – (x)2 ] [ Ny2 – (y)2] Setelah dianalisis selanjutnya diinterpretasikan. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP Islam Parung 1. Sejarah SMP Islam Parung 2. Visi dan Misi 3. Keadaan Guru, Karyawan, Siswa dan Saran Prasarana. a. Keadaan Guru b. Keadaan Karyawan c. Keadaan Siswa d. Keadaan Sarana dan Prasarana. B. Deskripsi Hasil Penelitian C. Pembahasan Tentang Temuan Penelitian. PROFIL SEKOLAH 1. Nama Sekolah : SMP ISLAM PARUNG 2. No. Statistik Sekolah : 204020519133 3. Tipe Sekolah : A/A1/A2/B/B1/B2/C/C1/C2 4. Alamat Sekolah : Jl. Raya Parung – Bogor No. 648 Desa Parung : Kecamatan Parung : Kabupaten Bogor : Propinsi Jawa Barat 5. Telepon/HP/Fax : 0251-8611451 6. Status Sekolah : Swasta 7. Nilai Akreditasi Sekolah : 86,17 (A) 8. Data Siswa 4 (empat tahun terakhir): Th. Pelajaran Jumlah (Kls. VII + VIII + IX) Jml Pendaftar Kelas VII Kelas VIII Kelas IX (Cln Siswa Jumlah Jumlah Jumlah Baru) Jml Siswa Jml Siswa Jml Siswa Rombel Rombel Siswa Rombel Rombel 2004/2005 280 280 7 289 7 279 7 848 21 2005/2006 230 230 5 267 7 279 7 776 19 2006/2007 210 210 5 227 6 254 7 691 18 2007/2008 154 154 4 200 5 200 5 554 14 9. Pendidik dan Tenaga Kependidikan a. Kepala sekolah Jenis Kela-min L P Nama b. 1. Kepala Sekolah Yayan Herdiyana Yazid 2. Wakil Kepala Sekolah Drs. Murdiyantoro Usia Pend. Akhir 46 D1 Masa Kerja Jabata 5 42 S1 2 Guru 1. Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah 1. S3/S2 Jumlah dan Status Guru GT/PNS GTT/Guru Bantu L P L P - 2. S1 1 - 11 20 32 3. D-4 - - - - - 4. D3/Sarmud - - - 1 1 5. D2 - - - - - 6. D1 - - 4 1 5 7. ≤ SMA/sederajat - - - - - 1 - 15 22 38 No. Tingkat Pendidikan Jumlah Jumlah - 2. Jumlah guru dengan tugas mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan (keahlian) No. Guru Jumlah guru dengan latar belakang pendidikan sesuai Jumlah guru dengan latar Jumlah belakang pendidikan yang TIDAK dengan tugas mengajar D1/D2 D3/ S1/D4 sesuai dengan tugas mengajar S2/S3 D1/D2 Sarmud D3/ S1/D4 S2/S3 Sarmud 1. IPA - 1 3 - - - 1 - 5 2. Matematika 1 - - - - - 3 - 4 3. Bahasa Indonesia - - 5 - - - 1 - 6 4. Bahasa Inggris - - 4 - - - 1 - 5 5. Pendidikan Agama - - 3 - - - - - 3 6. IPS - - 6 - - - - - 6 7. Penjasorkes - - - - 1 - - - 1 8. Seni Budaya - - - - 1 - - - 1 9. PKn - - 2 - - - - - 2 1 - - - - - - - 1 a. Bhs. Sunda - - - - - - 1 - 1 b. PLH - - - - 1 - 1 - 2 c. BTQ - - 1 - - - - - 1 2 1 24 - 3 - 8 - 38 10. TIK/Keterampilan 11. BK 12. Lainnya: Mulok Jumlah DAFTAR IDENTITAS PENDIDIK DAN TE SMP ISLAM PARUNG KABUPA TAHUN PELAJARAN 200 Tempat, No. Status Guru Nama Tgl. Lahir GT GTY GTT Pendidikan Terakhir / Jurusan Tahun Ijazah Akta IV Tahun 1 H. JARKASIH, S.Ag. BOGOR, 27-07-1957 1 S1 / PAI 1998 1998 2 YAYAN HERDIYANA YAZID BOGOR, 11-07-1961 1 PGSLP / SENI RUPA 1981 - B Ya P. A M 3 SAEFUDIN BOGOR, 27-04-1956 1 PGSMTP / MATEMATIKA 1986 - 4 Drs. RUSDI JAKARTA, 10-09-1961 1 S1 / PMP 1991 1191 5 Drs. EDDY SUSANTO TANGERANG, 26-08-1966 1 S1 / FISIKA 1993 1993 6 Drs. MUSLIM BOGOR, 03-07-1965 1 S1 / PAI 1990 1990 7 Dra. YULIARNIS PADANG, 24-07-1965 1 S1 / PMP 1992 1992 8 Dra. SUPARTI SEMARANG, 17-12-1965 1 S1 / BHS. INGGRIS 1993 1993 9 ACEP HARYADI BOGOR, 29-11-1965 SMA / IPS 1986 - 10 MARYANIH, S.Ag. TANGERANG, 01-03-1970 S1 / BHS. INDONESIA 1996 1996 11 NENI RUKMINI, S.Ag. JAKARTA, 11-01-1969 S1 / PAI 2002 2002 12 Dra. SRI SUNARYATI PANDAK, 08-06-1968 1 S1 / BHS. INDONESIA 1993 1993 13 Drs. MURDIYANTORO BANTUL, 26-11-1965 1 S1 / PLS 1992 1992 14 SUPRIYADI BOGOR, 20-04-1967 1 SMEA / STKIP ARAHMANIYAH 1987 - 15 AHMAD DAHLAN, S.Ag. BOGOR, 02-08-1972 1 S1 / PAI 1997 1997 1 1 1 M M BAH P BHS M BHS SE PA 16 Dra. NENENG DINARTI BOGOR, 15-10-1965 S1 / BHS. INDONESIA 1989 1989 17 IRAWATI PICZIANI BOGOR, 30-08-1972 D.I / KOMPUTER 2000 - 18 FAJAR SYAH ALAM, ST. JAKARTA, 04-10-1974 S1 / TEKNIK MESIN 1998 2001 M 19 NINING INDRANINGSIH, S.Pd. JAKARTA, 29-04-1970 1 S1 / BHS. INDONESIA 1999 1999 BHS 20 RAHMAT HERMAWAN BOGOR, 19-12-1975 1 MAN / UMJ 1994 - 21 AJAT MUNAJAT, S.Ag. BOGOR, 03-07-1975 1 S1 / EKONOMI ISLAM 2000 2007 22 DIAN ANDRIANI, SE. BOGOR, 24-06-1975 S1 / EKONOMI MANAJEMEN 1998 2001 23 HERYANI, S.Pd. KULONPROGO, 21-11-1979 1 S1 / P. SEJARAH 2000 2000 24 AGUNG W. KUSUMA, S.Ag. CIREBON, 11-04-1972 1 S1 / PAI 1997 1997 25 NUR ROHAYATI, S.T.P. KULONPROGO, 25-11-1969 1 S1 / TEKNIK PERTANIAN 1997 26 MOCH. ARIEF RAHMAN, SH. BOGOR, 12-11-1973 1 S1 / ILMU HUKUM 2001 2007 PK 27 RAHMAT MUSTOPA, S.Ag. BOGOR, 13-01-1969 1 S1 / PAI 1996 1996 M 28 YUDITH EVIANTI, S.Pd. JAKARTA, 27-07-1969 1 S1 / BHS. INGGRIS 2005 2005 BH 1 1 1 1 BHS P M IPS PAI M 29 RINA ANGGRAENI, A.Md. BANDUNG, 15-11-1964 1 D.III / BUDIDAYA PERTANIAN 1991 - 30 LINDAYANTI, S.Pd. BOGOR, 10-04-1980 1 S1 / BHS. INGGRIS 2003 2003 31 SUSILO HERAWATI, S.Sos. BOGOR, 15-10-1968 1 S1 / ADM. NEGARA 1995 2000 32 SODIKIN, S.Pd. TEGAL, 08-03-1973 1 S1 / P. GEOGRAFI 2000 2000 33 Ir. SUUD HAMID PALEMBANG, 17-11-1965 S1 / TEKNIK ELEKTRO 1994 2007 34 ADE SEPTIKASARI, S.Pd. BOGOR, 03-09-1976 S1 / BHS. INDONESIA 2000 2000 35 NENENG HASANAH, S.Mn. BOGOR, 17-09-1974 1 S1 / MANAJEMEN 2006 - 36 IDA ROSIDAH SUKABUMI, 08-07-1985 1 SMEA / SEKRETARIS 2004 - 37 FEBBY KUSLIANI BOGOR, 02-02-1986 1 UIN JAKARTA / BHS. INGGRIS 1 1 BH TIK BHS B BH LILIANI Tenaga Admin 41 42 LILIS SURYANI Tenaga Admin 42 43 ITA MAULITA Tenaga Admin 43 44 RIATMAN SYAH Tenaga Admin 44 45 MIRAN Tenaga Admin 45 46 ENDIN SAPUTRA Penjaga Sekolah 46 47 ROJALI Penjaga Sekolah 47 48 EKA WIJAYA SAKTI Perpustakaan 48 49 RACHMAT MUCHROFIQ Satpam 49 41 STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH SMP ISLAM PARUNG BOGOR TAHUN PELAJARAN 2009/2010 YAYASAN KEPALA SEKOLAH H. Jarkasih, S.Ag. WAKIL KEPALA SEKOLAH Rahmat Hermawan Yayan Herdiyana Yazid Ahmad Dahlan, S.Ag. BID. KURIKULUM Irawati PiczianiOSIS PEMBINA Drs. Murdiyantoro Ade Septikasari, S.Pd. Rahmat Mustopa, S.Ag. Moch. Arief Rahman Drs. Eddy Susanto S. BP Ajat Munajat, S.Ag. Dra. Sri Sunaryati Sarana d Prasara Acep Haryadi WALI KELAS Kepala instalasi: 1. L a b . C o m p u t e r d a n B a h a s a : S o d i k i n , S . P d GURU 2. P e r p u s t a k a a n : I d a R o s i d a 3. T a t a U s a h a : L i l i a n i SISWA P e m b i n a O S I S : 1. K o o r d i n a t o r : 2. W a k i l K o o r d i n a t o r : 3. P e m b i n a P r a m u k a : 4. P e m b i n a P M R : 5. A n g g o t a : Jml Th. Ajaran Kelas VII Kelas IX Total Jml Jml Jml Jml Jml Jml (Cln Siswa Siswa Rombongan Siswa Rombongan Siswa Rombongan Jml Belajar Siswa Belajar Baru) Tahun 2004/2005 Tahun 2005/2006 Tahun 2006/2007 Tahun 2007/2008 Tahun 2008/2009 Kelas VIII Pendaftar Belajar Belajar (Kelas VII + VIII + IX Rombong 280 280 7 289 7 279 7 848 21 230 230 5 267 7 279 7 776 19 210 210 5 227 6 254 7 691 18 154 154 4 200 5 200 5 554 14 149 149 4 145 4 188 5 482 13 10. a) Data Ruang Belajar (Kelas) Jumlah dan ukuran Kondisi Ukuran Ukuran 2 Ukuran 2 7x9 m (a) 2 > 63m (b) < 63 m (c) Jml. ruang lainnya Jumlah (d) =(a+b+c) Baik 4 4 Rsk ringan 3 3 Rsk sedang 8 8 Rsk Berat 3 3 Jumlah ruang yg digunakan untuk digunakan u. r. Kelas Kelas (e) (f)=(d+e) ............. ruang, yaitu: ……… 18 Rsk Total Keterangan: Baik Rusak ringan Rusak sedang Rusak berat Rusak total Kerusakan < 15% 15% - < 30% 30% - < 45% 45% - 65% >65% b) Data Ruang Belajar Lainnya Jenis Ruangan Jumlah (buah) Ukuran (pxl) Kondisi*) Jenis Ruangan Jumlah (buah) Ukuran (pxl) Kondis 1. Perpustakaan 1 7x7 B 6. Lab. Bahasa 1 7x7 RR 2. Lab. IPA - - - 7. Lab. Komputer 1 7x7 B 3. Ketrampilan - - - 8. PTD 4. Multimedia 1 7x7 RR 5. Kesenian - - - 9. Serbaguna/aula 10. …………… c) Data Ruang Kantor Jenis Ruangan Jumlah (buah) Ukuran (pxl) Kondisi*) 1. Kepala Sekolah 1 4x4 B 2. Wakil Kepala Sekolah - - - 3. Guru 1 7x7 B 4. Tata Usaha 1 7x4 B 5. Tamu - - - 1 2x3 RR Lainnya: ……………… a. BP / BK d) Data Ruang Penunjang Jumlah (buah) Jenis Ruangan Ukuran (pxl) Kondisi*) Jumlah (buah) Jenis Ruangan Ukuran (pxl) 1. Gudang 1 4x7 RS 10. Ibadah 1 7x7 2. Dapur 1 2x2 RR 11. Ganti - - 3. Reproduksi - - - 12. Koperasi - - 4. KM/WC Guru 1 1,5 x 2 B 13. Hall/lobi - - 5. KM/WC Siswa 3 1,5 x 1,5 RR 14. Kantin 1 3x7 6. BK 1 2 x 2,5 RR 15. Menara Air - - 7. UKS 1 1,5 x 2 RB 16. Bangsal - - Kon B R Kendarn 8. PMR/Pramuka - - - 17. Rumah Penjaga 1 7x7 9. OSIS 1 7x7 B 18. Pos Jaga - - 11. Lapangan Olahraga dan Upacara Lapangan Jumlah (buah) Ukuran (pxl) Kondisi*) 1. Lapangan Olahraga a. Volly - - - b. Lompat Jauh - - - c. Bola Kaki - - - Keterangan R d. Badminton 1 8 x 10 B e. Basket 1 10 x 18 B f. Tenis Meja 1 7x5 B 1 10 x 18 B 2. Lapangan Upacara B. Deskripsi Hasil Penelitian Dalam penelitian ini peneliti mengambil populasi kelas VII SMP Islam Parung Bogor dengan populasi 145 siswa. Sampel yang digunakan sebesar 40% yakni sebanyak 60 siswa. Data yang peneliti gunakan adalah angket yang diberikan kepada responden. Angket tersebut berisi 24 pertnyaan dengan empat alternative jawaban. Data yang sudah diperoleh dari siswa dalam bentuk angket, kemudian diolah dalam bentuk table distribusi frekunsi yang dilengkapi dengan prosentase dengan menggunakan rumus F P= N Keterangan: P= Prosantase F=Frekuensi N=Jumlah Responden Peneliti uga melakukan wawancara dengan salah seorang guru Pendidikan Agama Islam, untuk memperkuat data yang diambil melalui pemberian angket. Untuk mengetahui secara ddeskriptif tentang kualitas pembelajaran terhadap prestasi siswa dalam bidang studi agama Islam, maka dapat diuraikan dalam bentuk table-tabel. Tabel 1 n Alternatif jawaban o 1 Freku Prosan ensi tase a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N) Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1 no Alternatif jawaban 1 Frekuensi Prosantase Frekuensi Prosantase a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N) Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1 no Alternatif jawaban 1 a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N) Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1 no Alternatif jawaban 1 Frekuensi Prosantase Frekuensi Prosantase a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N) Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1 no Alternatif jawaban 1 a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N) Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1 no Alternatif jawaban 1 Frekuensi Prosantase Frekuensi Prosantase a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N) Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1 no Alternatif jawaban 1 a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N) Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1 no Alternatif jawaban 1 Frekuensi Prosantase Frekuensi Prosantase a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N) Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1 no Alternatif jawaban 1 a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N) Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1 no Alternatif jawaban 1 Frekuensi Prosantase Frekuensi Prosantase a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N) Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1 no Alternatif jawaban 1 a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N) Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1 no Alternatif jawaban 1 Frekuensi Prosantase Frekuensi Prosantase a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N) no Alternatif jawaban 1 a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N) Tabel diatas, pada pertanyaan no no Alternatif jawaban 1 Frekuensi Prosantase Frekuensi Prosantase a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N) Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1 no Alternatif jawaban 1 a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N) Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1 no Alternatif jawaban 1 Frekuensi Prosantase Frekuensi Prosantase a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N) Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1 no Alternatif jawaban 1 a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N) no Alternatif jawaban 1 Frekuensi Prosantase Frekuensi Prosantase a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N) no Alternatif jawaban 1 a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N) no Alternatif jawaban 1 Frekuensi Prosantase Frekuensi Prosantase a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N) no Alternatif jawaban 1 a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N) no Alternatif jawaban 1 Frekuensi Prosantase Frekuensi Prosantase a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N) no Alternatif jawaban 1 a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai Jumlah (N) BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1