BAB II LANDASAN TEORI A. Kualiatas Pembelajaran Guru.

advertisement
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kualiatas Pembelajaran Guru.
a. Pengertian Kualitas Pembelajaran.
Istilah kualitas berasal dari bahasa inggris (Quality) dan sepadan dengan
kata mutu dalam bahasa Indonesia, merupakan istilah yang sudah tidak asing
atau dikenal dalam kehidupan sehari-hari. Kata ini biasanya didahului atau
dibarengi dengan kata lain, seperti kualitas ekspor, kualitas impor, kualitas
keimanan, kualitas kecerdasan, guru yang berkualitas, siswa yang berkualitas,
dan lain sebagainya. Jadi kualitas adalah tingkatan atau baik buruknya sesuatu
baik yang berupa benda atau manusia.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kualitas adalah ukuran baik
buruk, mutu, taraf, kadar, atau derajat dari kecerdasan, kepandaian dan
sebagainya.1 Sedangkan menurut Nana Sudjana, pengertian secara umum
dapat diartikan suatu gambaran yang menjelaskan mengenai baik buruk hasil
yang dicapai para siswa dalam proses pendidikan yang dilaksanakan.2
Adapun
pembelajaran
dapat
diartikan
sebagai
sebuah
usaha
mempengaruhi emosi, intelektual, dan spiritual seseorang agar mau belajar
1
2
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (DEPDIKBUD, 1983) Cet,2, h.179
Nana Sudjana, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press, 1989), Cet.ke-3. h.87
10
dengan sendiri.3 Melalui pembelajaran akan terjadi proses pengembangan
moral keagamaan, aktivitas, dan kreativitas peserta didik melalui berbagai
interaksi dan pengalaman belajar. Pembelajaran berbeda dengan mengajar
yang
pada
prinsipnya
menggambarkan
aktivitas
guru,
sedangkan
pembelajaran menggambarkan aktivitas peserta didik.
Menurut kajian S. Nasution bahwa hingga saat ini terdapat tiga macam
pembelajaran yang sering disalah artikan dengan pengertian mengajar.
Pertama, mengajar adalah menanamkan pengetahuan kepada peserta didik,
dengan tujuan agar pengetahuan tersebut dapat dikuasai dengan sebaikbaiknya oleh peserta didik. Mengajar pada tipe ini dianggap berhasil jika
peserta didik menguasai pengetahuan yang ditransferkan oleh guru sebanyakbanyaknya. Kedua, mengajar adalah menyampaikan kebudayaan kepada
peserta didik. Definisi kedua ini pada intinya sama dengan definisi pertama
yang menekankan pada guru sebagai pihak yang aktif. Ketiga, mengajar
adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaikbaiknya dan menghubungkannya dengan peserta didik sehingga terjadi proses
belajar.4 Definisi mengajar model pertama dan kedua pada sebagian besar
masyarakat tradisional masih banyak digunakan. Hasilnya adalah peserta
didik banyak menguasai bahan pelajaran, namun mereka tidak tahu cara
menggunakan dan mengembangkannya. Sementara itu, mengajar model
ketiga, kini mulai banyak digunakan, terutama pada lembaga-lembaga
pendidikan modern. Hasilnya adalah peserta didik tidak hanya menguasai
bahan pelajaran tersebut, melainkan mengetahui asal usulnya, cara
mendapatkan dan mengembangkanya.
b. Pengertian kualitas guru
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia istilah guru diartikan sebagai
orang yang pekerjaannya (Mata Pencahariannya) mengajar. Selain itu
terdapat kata tutor yang berarti guru pribadi yang mengajar dirumah,
3
Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana
Media Group.2009)h. 85
4
S. Nasution. Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Akasara, 1995), h. 4
11
mengajar ekstra, memberi les tambahan pelajaran. Dan dalam istilah bahasa
Arab banyak kata yang mengacu kepada pengertian guru dan sangatlah
beragam mulai dari kata “Muallim” yang berarti orang yang mengetahui.5
Merujuk kepada pengertian-pengertian di atas maka pengertaian kualitas
guru adalah tingkatan mutu seorang pendidik dalam memberikan pendidikan
dan pembelajaran kepada siswanya guna memenuhi kewenangan dan
tanggung jawabnya baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Sementara itu dalam undang-undang no 14 tahun 2005 menyebutkan
bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidkan dasar dan pendidikan menengah. Disamping itu guru mempunyai
kedudukan sebagai tenaga professional pada jenjang pendidikan dasar,
pendidkan menengah, dan pendidikan anak usia didni pada jalur pendidikan
formal yang diangkat dengan peraturan perungang-undangan, dan guru wajib
memilki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidikan, sehat
jasmani dan rohani, serta memilki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.6
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran.
Dalam hal pembelajaran harus ditunjang dengan sebaik-baiknya dan
selengkap-lengkapnya agar proses pembelajaran menjadi lancar, adapun halhal yang dapat menunjang proses pembelajaran tersebut diantaranya adalah :
1. Pengetahuan
2. Kemampuan Membuat Perencanaan Pembelajaran.
3. Kemampuan Menggunakan Media atau Alat Bantu Pelajaran
4. Kemampuan Menggunakan Metode
5. Kemampuan Mengelola Kelas.
5
Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru-Murid, Studi Pemikiran
Tasawuf Imam Al-Ghazali, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), cet ke-1, hal 41.
6
E. Mulyana, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung , Remaja Rosdakarya,
2008), hal, 227.
12
6. Kemampuan Mengevaluasi
Dan ada beberapa faktor yang perlu mendapatkan perhatian dalam upaya
meningkatkan kualitas pembelajaran diantaranya:
1. Peserta didik (RAW INPUT)
a. Faktor intern
1. Faktor jasmani, meliputi faktor kesehatan, kebugaran tubuh. Siswa
yang sehat badannya akan lebih baik hasil belajarnya dari siswa yang
sakit.
2. Faktor psikologis, diantaranya yang amat berpengaruh adalah
intelegensia,
perhatian,
minat,
bakat,
motif,
kematangan,
kesiapan,dan kelelahan.
b. Faktor ekstern
Di antara faktor ekstern itu adalah:
1.Keluarga
Dalam keluarga yang menjadi penanggung jawab adalah orang tua,
keluarga sangat mempengaruhi hasil belajar peserta didik.
2.Faktor sekolah
Faktor sekolah juga tidak kalah pentingnya didalam menciptakan kondisi
pembelajaran yang baik, meliputi guru, sarana, kurikulum dan
lingkungan sekolah hubungan guru dengan siswa.
3.Faktor masyarakat
Karena peserta didik hidup berkecimpung di tengah-tengah masyarakat,
maka lingkungan masyarakat sangat berpengaruh bagi peserta didik.
4. Sarana dan Fasilitas
Pembelajaran akan lebih sukses lagi apabila peserta didik terlibat secara
fisik dan phisikis. Seorang siswa yang hanya mendengar dari gurunya
tentang cerita, sangat jauh bedanya apabila si guru dapat memperlihatkan
gambar. Contoh nya apabila mengajarkan tentang shalat, akan lebih baik
lagi apabila guru menggunakan gambar orang yang sedang shalat.
13
2. Pendidik
Seperti yang telah diungkapakan diatas bahwa guru adalah faktor pendidikan
yang amat penting sebab ditangan guru yang berkompeten metode,
kurikulum, alat pembelajaran lainnya akan hidup dan berperan.
3. Lingkungan
Lingkungan ada dua macam, lingkungan fisik dan linkungan social,
lingkungan fisik yakni suasana dan keadaan berlangsungnya pendidikan.
Lingkungan sosial yakni iklim dan suasana pendidikan.7
e. Macam-macam pendekatan dalam pendidikan agama Islam
Didalam Pendidikan Islam umumnya dan Pendidikan Agama Islam
khususnya dalam mengajarkan materi PAI untuk mencapai tujuan
pembelajaran digunakan berbagai macam pendekatan, Ada beberapa
pendekatan yang dapat digunakan dalam Pendidikan Agama Islam
diantaranya yaitu:
1.
Pendekatan Pembiasaan
2.
Pendekatan Emosional
3.
Pendekatan Rasional
4.
Pendekatan Keteladanan
5.
Pendekatan Fungsional.8
Sementara itu Armai Arif mengemukakan berbagai macam pendekatan
dalam Pendidikan Agama Islam yakni :
1. Pendekatan Filosofis
2. Pendekatan Induksi-deduksi
3. Pendekatan Fungsional
4. Pendekatan Emosional9
7
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia,
8
Ramayulis, Metologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2001), cet,
h. 79-81
1,h.150
14
Dari berbagai macam pendekatan yang digunakan dalam pendidikan
Islam dapat juga diterapkan dalam Pendidikan Agama Islam disekolah.
Pendidikan Agama Islam itu sendiri merupakan usaha sadar yang dilakukan
pendidik dalam rangka mempersiapkan siswa atau peserta didik untuk
meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran dan pelatihan yang telah ditetapkan10
f. Macam-Macam Metode Dalam Pembelajarn Pendidikan Agama Islam
Metode atau metoda sendiri berasal dari bahasa yunani yaitu metha dan
hodos, metha berarti melewati atau melalui dan hodos berarti jalan atau cara,
dengan demikian metode berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk
mencapai tujuan tertentu.11 Metode juga dapat diartikan cara atau teknik
tertentu untuk menyampaikan materi yang diperlukan agar tujuan berhasil.12
Dengan demikian metode dapat diartikan sebagai jalan, cara, atau
teknik tertentu untuk menyampaikan materi agar tujuan dapat tercapai. Di
dalam pembelajaran, metode yang satu dengan metode lainnya saling
mengisi tidak ada metode yang dominan, setiap metode memiliki kelemahan
dan kelebihan. Maka diperlukan adanya perpaduan antara metode yang satu
dengan metode lainnya dalam mengajar. Dan metode berfungsi antara lain
untuk:
1. Memperjelas suatu kondisi atau realita.
2. Menggairahkan dan menarik perhatian.
3. Memberi pemahaman dan penghayatan langsung.
4. Memberikan motivasi dan memperlancar komunikasi.
5. Mengerjakan sendiri dan membahas bersama.
6. Mencari dan menemukan pemecahan masalah.
9
Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Press,
1988),h. 100.
10
Abdul Majid dan Dian Anadayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi
(Bandug :Remaja Rosdakarya 2006), h. 132
11
Ramayulis, Metologi Pengajaran Agama Islam..., h.104
10
Retnaningsih Burham, Peningkatan Pembelajaran Dalam Sistem Pendidikan Nasional
Indonesia(Jakarta ;Direktorat Pendidikan Masyarakat Departemen Pendidikan Nasional, 2008)
15
7. Memudahkan daya ingat menyerap informasi baru.
8. Meningkatkan ketrampilan khusus, dll.13
Dalam menetapkan suatu metode perlu diperhatikan juga factor yang
memepengaruhi. Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi atau yang
harus diperhatikan dalam menetapkan metode yang akan digunakan sebagai
alat dan cara dalam penyajian bahan pembelajaran yaitu:
1. Tujuan intruksional khusus.
2. Keadaan murid-murid.
3. Materi atau bahan pengajaran.
4. Situasi.
5. Fasilitas.
6. Guru.
7. Kebaikan dan kelemahan metode-metode.14
Adapun macam-macam metode pembelajaran Pendidikan Agama
Islam yang dapat digunakan antara lain :
1. Metode Latihan (Drill)
Pembelajaran yang diberikan melalui metode drill dengan baik selalu
akan menghasilkan hal-hal sebagai berikut:
1) Siswa dapat menggunakan daya pikirnya yang makin lama akan
bertambah baik, karena dengan pembelajaran yang baik maka siswa
akan lebih teratur dan lebih teliti dalam mendorong daya ingatnya.. Ini
berarti daya pikirnya bertambah.
2) Pengetahuan siswa bertambah dari berbagai segi dan siswa akan
memperoleh pemahaman yang lebih baik dan mendalam.15
Dalam menerapkan metode ini yang perlu diperhatikan antar lain:
13
Retnaningsih Burhan, Peningkatan Pembelajaran dalam sistem…, h. 58
Zakiah Darajat, dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam…, h. 138-143
15
. Zakiah Drajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam,...h.303
14
16
1) Harus diusahakan latihan tersebut jangan sampai membosankan
siswa.
2) Latihan betul-betul diatur sedemikian rupa sehingga latihan itu
menarik perhatian siswa, dalam hal ini guru harus menumbuhkan
motif untuk berfikir.
3)
Agar siswa tidak ragu maka siswa lebih dahulu diberikan
pengertian dasar tentang materi yang akan diberikan.16
2. Metode Ceramah
Dalam metode ceramah siswa akan mendengar, duduk, dan melihat
serta percaya bahwa yang diceramahkan guru itu benar. Teknik mengajar
melalui metode ceramah dari dahulu sampai sekarang masih berjalan dan
paling banyak dilakukan. Keuntungan atau kelebihan metode ini antara
lain ;
1) Pendidik lebih mudah mengawasi siswa karena kegiatanya sama
(mendengar,mencontoh)
2) Perhatian pendidik tidak terpisah-pisah karena siswa belajar
melakukan pekerjaan yang sama.
Untuk pembahasan mengenai tauhid atau keimanan metode ceramah
masih sangat relevan, karena doktrin yang wajib diyakini tanpa dapat
didiskusikan kembali.
Dan adapun kekurangan dari metode ini yaitu:
1) Dalam pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan metode
ini, perhatian hanya terpusat pada guru dan guru dianggap selalu
benar. Guru tampak aktif sedangkan siswa pasif.
16
Zakiah Drajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam..., 304
17
2) Pada metode ini ada unsur paksaan, karena guru berbicara
sedangkan siswa hanya mendengarkan, melihat, dan mengutip apa
yang dibicarakan guru, meskipun ada siswa yang kritis, namun
semua jalan pikiran guru dianggap benar.
3) Bagi siswa yang tidak paham dan takut mengemukakan
ketidakpahamanya maka akan berakibat siswa yang bersangkutan
tetap pada keadaan tidak mengerti, lebih-lebih jika guru kurang
persiapan atau tidak mampu menyelami jiwa siswanya.17
3. Metode Tanya Jawab.
Metode tanya jawab adalah salah satu teknik mengajar yang dapat
membantu kekurangan-kekurangan yang ada pada metode ceramah.
Dengan metode tanya jawab guru dapat gambaran sejauh mana siswa
dapat mengerti dan mengungkapkan apa yang diceramahkan.
Metode tanya jawab dapat dipakai guru untuk menetapkan perkiraan
secara umum apakah siswa yang mendapatkan giliran pertanyaan sudah
memahami pelajaran yang diberikan.
Dan adapun keuntungan metode ini yaitu ;
1) Sambutan akan lebih baik daripada metode ceramah sehingga siswa
tidak hanya mendengar atau mencatat.
2) Partisipasi siswa lebih besar karena akan berusaha mencari jawaban
yang tepat.18
4. Metode pemberian tugas
Metode pemberian tugas yakni suatu cara dalam proses belajar
mengajar bilamana guru memberikan tugas tertentu dan siswa
17
18
Zakiah Drajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam..., h.290
Retraningsih Burham, Peningkatan Pembelajaran..., h.59
18
mengerjakanya, kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan kepada
guru
Dalam pemberian tugas, guru dan siswa harus mengetahui syarat
tugas yang diberikan kepada siswa yaitu:
1) Tugas yang diberikan harus berkaitan dengan pelajaran yang telah
mereka pelajari, sehingga disamping siswa mampu mengerjakan
juga sanggup menghubungkanya dengan pelajaran tertentu.
2) Guru harus dapat mengukur dan memperkirakan bahwa tugas yang
diberikan kepada siswa akan dapat dilaksanakanya karena sesuai
dengan kemampuan dan kecerdasan yang dimilikinya.
3) Guru harus menanamkan kepada siswa bahwa tugas yang diberikan
kepada mereka akan dikerjakan atas dasar kesadaran sendiri yang
timbul dari dirinya.
4) Tugas yang diberikan kepada siswa harus dimengerti benar-benar,
sehingga siswa tidak ada keraguan dalam mengerjakannya.
5) Dengan cara pemberian tugas diharapkan secara bebas tetapi
bertanggung jawab dan siswa akan berpengalaman mengetahui
berbagai kesuliatn kemudian ikut mengatasinya.19
Adapun kelemahan metode ini yaitu:
1) Siswa mungkin meniru pekerjaan teman, tanpa mengahayati
pengalaman belajar sendiri.
2) Tugas mungkin dikerjakan orang lain.
3) Tugas terlalu berat dan terlalu banyak sehingga tidak ada waktu
melakukan kegiatan yang lain.
19
Zakiah Drajat, Metodik Khusus Pengaran Agama Islam ..., h.300
19
5. Metode Demonstrasi
Metode demontrasi adalah mengajar yang menggunakan peragaan
untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan
bagaimana melakukan sesuatu pada siswa.20
Beberapa kelebihan atau keuntungan dari metode ini yaitu :
1) Perhatian siswa dapat dipusatkan dan titik berat yang dianggap
penting oleh guru dapat diamati siswa secara tajam.
2) Perhatian siswa akan lebih berpusat pada apa yang didemontrasikan,
jadi proses belajar siswa akan lebih terarah dan akan mengurangi
pnerahatian siswa pada hal yang lain.
3) Apabila siswa sendiri ikut aktif dalam suatu percobaan yang bersifat
demosratif, maka mereka akan memperoleh pengalaman yang
melekat pada jiwanya dan berguna dalam pengembangan kecakapan.
6. Metode Diskusi atau Musyawarah
Dalam kehidupan sehari-hari manusia seringkali dihadapkan pada
persoalan-persoalan yang tidak bisa dipecahkan hanya dengan satu
jawaban atau satu cara saja, tetapi perlu menggunakan banyak
penegetahuan dan macam-macam cara pemecahan dan mencari jalan yang
terbaik.
Dalam kehidupan masyarakat yang demokratis sangat layak bagi tiap
anggota masyarakat untuk dapat turut serta dan bermusyawarah mencari
keputusan-keputusan atas persetujuan bersama, dalam hal ini mendorong
dan mengajarkan siswa untuk berani mengeluarkan pendapatnya dan
belajar untuk bermusyawarah.
20
. Zakiah Drajat, Metologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta :Bumi Aksara, 2001), cet,
2, h.138-297
20
Adapun kebaikan dari metode ini:
1) Mempertinggi partisipasi siswa secara individual
2) Mempertinggi partisipasi kelas sebagai keseluruhan
Dan kelemahan metode ini adalah:
1) Sulit bagi guru untuk meramalkan arah penyelesaian diskusi.
2) Sulit bagi siswa untuk mengatur secara berpikir ilmiah21
7. Metode Karyawisata
Dalam rangka belajar siswa sebaiknya tidak terbatas hanya belajar
dikelas atau dirumah saja, tetapi sewaktu-waktu perlu pergi ke tempat lain
untuk mempelajari sesuatu tertentu. Dengan karyawisata sebagai metode
mengajar dimaksudkan siswa-siswa dibawah bimbingan, guru pergi
meninggalkan sekolah menuju ke suatu tempat untuk menyelidiki atau
mempelajari hal tertentu. Misalnya guru bersama siswa pergi ke museum,
ke taman hewan, ke pabrik pembuatan buku dan lain sebagainya.
Adapun kebaikan metode karyawisata:
1) Siswa dapat melihat kegiatan-kegiatan yang dilakukan di pabrikpabrik.
2) Siswa dapat mengganti pengalaman-pengalaman dengan coba turut
serta di dalam suatu kegiatan.
3) Dapat menjawab masalah-masalah atau pertanyaan-pertanyaan
dengan melihat, mendengar, mencoba dan membuktikan secara
langsung dengan objeknya.
21
Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik
Kurikulum PBM, (Jakarta ; Raja Grafindo Persada, 1995) hal, 47
21
4) Siswa dapat mendapatkan informasi dengan jalan mengadakan
wawancara atau mendengarkan ceramah yang diberikan oleh
petugas-petugas di suatu tempat pariwisata.
g. Unsur unsur Dinamis Dalam Belajar
1.
Dinamika Siswa dalam Belajar
Bloom dkk merupakan pelopor yang mengkategorikan perilaku hasil
belajar menjadi 3, yaitu :
a. Ranah kognitif
1) Pengetahuan, mencakup kemampuan ingatan tentang hal yang
telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan.
2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna
hal yang dipelajari.
3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dari
kaedah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.
Misalnya menggunakan prinsip.
4) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan dalam
bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami
dengan baik.
5) Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.
6) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang
beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.
b. Ranah afektif
1) Penerimaan, mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan
kesediaan memperhatikan hal tersebut.
2) Partisipasi, mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan dan
berpatisipasi dalam suatu kegiatan.
3) Pemikiran dan penentuan sikap, mencakup menerima sesuatu
nilai, menghargai, mengakui, dan menentukan sikap.
4) Organisasi, mencakup kemampuan membentuk suatu sistem
nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup.
22
5) Pembentukan pola hidup, mencakup kemampuan menghayati
nilai dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi.
c. Ranah psikomotor
1) Persepsi, mencakup kemampuan memilah-milahkan hal-hal
secara khas, dan menyadari adanya perbedaan yang khas
tersebut.
2) Kesiapan, mencakup kemampuan penempatan dari dalam
keadaan dimana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian
gerakan.
3) Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakukan gerakan
sesuatu contoh, atau gerak peniruan.
4) Gerakan yang terbiasa, mencakup kemampuan melakukan
gerakan-gerakan tanpa contoh.
5) Gerakan kompleks, mencakup kemampuan melakukan gerakan
atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancer,
efisien, dan tepat.
6) Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup
kemampuan
mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik
dengan persyaratan khusus yang berlaku.
7) Kreativitas, mencakup kemampuan melahirkan pola-pola gerakgerik yang baru atas prakarsa.
Siswa yang belajar berarti memperbaiki kemampuan-kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan meningkatnya kemampuankemampuan tersebut maka keinginan, kemauan, dan perhatian pada
lingkungan sekitarnya makin bertambah.
2.
Dinamika Guru dalam Pembelajaran
Peran guru dalam kegiatan pembelajaran di sekolah relatif tinggi.
Peran guru tersebut terkait dengan peran siswa dalam belajar. Menurut
Biggs dan Telfer diantara motivasi belajar siswa ada yang diperkuat
dengan cara-cara pembelajaran. Motivasi instrumental, motivasi sosial,
dan motivasi berprestasi rendah misalnya dapat dikondisikan secara
23
bersyarat agar terjadi peran belajar siswa. Junaidi (blogspot.com, 2009)
mengemukakan bagaimana cara pembelajaran yang berpengaruh terhadap
belajar siswa, yaitu :
a. Bahan ajar
Bahan ajar atau bahan belajar sangat berpengaruh terhadap
belajar siswa. Contoh, berikan bahan ajar dalam gambar-gambar
menarik, foto-foto berwarna atau jika menggunakan OHP atau
LCD, dan gunakanlah huruf-huruf yang indah. Tujuannya hanya
satu, yaitu membuat bahan ajar yang akan kita ajar semenarik
mungkin jika dinilai siswa.
b. Suasana belajar
Kondisi gedung sekolah, tata ruang kelas, dan alat-alat
belajar berpengaruh terhadap kegiatan belajar. Disamping
kondisi fisik tersebut, suasana pergaulan di sekolah juga
berpengaruh pada kegiatan belajar. Bagaimana caranya guru
memberikan suasana belajar yang kondusif, aman, tentram, dan
nyaman.
c. Media dan sumber belajar
Guru berperan penting dalam menempatkan media dan
sumber belajar. Lingkungan sekolah, TV, majalah, surat kabar,
dan dunia maya pun bisa digunakan sebagai media belajar.
d. Guru sebagai subjek pembelajaran
Guru memiliki peranan penting dalam kegiatan
pembelajaran. Apabila guru tidak bisa mengajar dengan baik,
maka biasanya murid akan malas dalam belajar.
Dengan adanya peran-peran tersebut, maka sebagai pengajar
guru adalah pembelajar sepanjang hayat22
22
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Bumi Aksara, 1995), h. 70-73.
24
B. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni
prestasi dan belajar, mempunyai arti yang berbeda. Untuk memahami lebih
jauh tentang prestasi belajar, penulis menjabarkan makna dari kedua kata
tersebut.
Di Indonesia prestasi belajar siswa sekolah pada umumnya dapat dilihat
melalui nilai yang tercantum pada raport yang diterima di setiap priode
tertentu, Nana Sudjana mengatakan prestasi belajar adalah taraf prestasi yang
dicapai dari bermacam-macam mata pelajaran yang di ikuti, ini dapat
ditentukan nilai-nilai dalam raport pada tiap semester atau catur wulan nilai
ujian tingkat sekolah yang dilalui nya. Dan jaga menurut Nana Sudjana,
prestasi belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya.
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan
baik secara individual atau kelompok. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
yang dimaksud dengan Prestasi adalah “Hasil yang telah dicapai dari yang
telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya)”23.
Sedangkan Saiful Bahri
Djamarah dalam bukunya Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, yang
mengutip dari Mas’ud Khasan Abdul Qahar, bahwa prestasi adalah apa yang
telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang
diperoleh dengan jalan keuletan kerja, dalam buku yang sama Nasrun
Harahap, berpendapat bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang
perkembangan dan kemajuan siswa yang berkenaan dengan penguasaan bahan
pelajaran yang disajikan kepada siswa.24
23
Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta
:Balai Pustaka 1991). Cet ke-1, hal 787.
24
Saiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya : Usaha
Nasional, 1994), Cet ke 1, hal 20-21.
25
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Prestasi adalah suatu
kegiatan seseorang atau kelompok yang telah dikerjakan, diciptakan dan
menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan bekerja.
Selanjutnya untuk memahami pengertian tentang belajar, terlebih dahulu
akan dikemukakan beberapa definisi dari para ahli yang dikutip oleh Ngalim
Purwanto yaitu:
a) Hilgard dan Bower, dalam buku Theories of Learning (1975)
mengemukakan. Belajar hubungan dengan perubahan tingkah laku
seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh
pengalamanya yang berulang-ulang dalam situasi tersebut.
b) Morgan,
dalam
buku
Introduction
of
Psychology
(1978)
mengemukakan; Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap
dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau
pengalaman.
Untuk itu Slameto mengemukakan dalam bukunya Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya, bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam Interaksi
dengan lingkungannya.25
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat dipahami bahwa belajar
merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan rutin pada seseorang
sehingga akan mengalami perubahan secara individu baik pengetahuan,
keterampilan, sikap dan tingkah laku yang dihasilkan dari proses latihan dan
pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Dalam hal ini prestasi belajar merupakan suatu kemajuan dalam
perkembangan siswa setelah ia mengikuti kegiatan belajar dalam waktu
25
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta,
2003), Cet Ke-4, hal 2.
26
tertentu. Seluruh pengetahuan, keterampilan, kecakapan, dan prilaku individu
terbentuk dan berkembang melalui proses belajar.
Jadi prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama
berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu,
umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai (angka)
dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauh mana siswa telah menguasai
materi pelajaran yang disampaikannya, biasanya prestasi belajar ini
dinyatakan dengan angka, huruf atau kalimat dan terdapat dalam priode
tertentu
b. Macam-macam teori belajar
Berdasarkan perkembangan yang ada hingga saat ini, ada tiga macam
teori belajar:
a. Teori Conditioning
1) Teori Classical Conditioning ( Pavlov dan Watson)
Dapat dikatakan bahwa pelopor dari teori Conditioning ini adalah
Pavlov seorang ahli psikologi-refleksiologi dari Rusia. Ia mengadakan
percobaan-percobaan dengan anjing. Secara ringkas percobaanpercobaan Pavlov dapat kita uraikan sebagai berikut:
Seekor anjng yang telah dibedah sedemikian rupa, sehingga kelenjar
ludahnya di luar pipinya, di masukan ke kamar gelap. Di kamar itu
hanya ada sebuah lubang yang terletak didepan moncongnya, tempat
menyodorkan makanan atau cahaya pada waktu diadakan percobaanpercobaan.
Dari hasil percobaan-percobaan yang dilakukan dengan anjing itu
Pavlov mendapat kesimpulan bahwa gerakan-gerakan refleks itu dapat
dipelajari, berubah karena mendapat latihan. Sehingga dengan
demikian dapat dibedakan dua macam refleks, yaitu refleks wajar dan
refleks bersyarat.
27
2) Teori Conditioning dari Guthrie
Masih dalam rangka uraian tentang teori Conditioning, berikut ini
diuraikan teori Guthrie yang kami anggap penting untuk diketahui.
Guthrie mengemukakan bagaimana metode/cara untuk mengubah
kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik, berdasarkan teori conditioning.
Guthrie mengemukakan bahwa tingkah laku manusia secara
keseluruhan dapat dipandang sebagai deretan-deretan tingkah laku
yang terdiri dari unit-unit. Unit-unit tingkah laku ini merupakan
reaksi/respon dari perangsang/stimulus sebelumnya, dan kemudian
unit tersebut menjadi pula stimulus yang kemudian menjadi respons
bagi unit tingkah laku berikutnya.
b. Teori Connectionism(Thorndike)
Menurut teori trial and error (mencoba-coba dan gagal) ini, setiap
organisme jika dihadapkan dengan situasi baru maka akan melakukan
tindakan-tindakan yang sifatnya coba-coba secara membabi buta. Jika
dalam usaha mencoba-coba itu secara kebetulan ada perbuatan yang
dianggap memenuhi tuntutan situasi, maka perbuatan yang kebetulan
cocok itu kemudian dipegangnya. Karena latihan yang terus menerus maka
waktu yang dipergunakan untuk melakukan perbuatan yang cocok itu
makin lama makin efesien.Proses belajar menurut Thorndike melalui dua
proses:
1) trial and error (mencoba-coba dan mengalami kegagalan)
2) law of effect; yang berarti bahwa tingkah laku yang berakibatkan suatu
keadaan yang memuaskan (cocok dengan tuntutan situasi) akan diingat
dan dipelajari sebaik-baiknya.
c. Teori belajar menurut Gestalt
28
Teori ini sering pula disebut fild theory atau insight full learning.
Melihat kepada nama teori ini dan kepada aliran psikologi yang
mendasarinya, yakni psikologi Gestalt, jelaslah kiranya bahwa pendapat
teori ini berbeda dengan pendapat teori-teori terdahulu sebelumnya.
Menurut para ahli psikologi Gestalt, manusia itu bukanlah sekedar
makhluk reaksi yang hanya berbuat atau berbuat jika ada perangsang yang
mempengaruhinya.
Manusia adalah individu yang merupakan kebulatan jasmani-rohani.
Sebagai individu manusia bereaksi atau lebih tepat berinteraksi dengan
dunia luar dengan kepribadiannya dan dengan caranya yang unik pula.
Tidak ada manusia yang mempunyai pengalaman yang sama atau identik
terhadap objek atau realita yang sama.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar.
Aktivitas belajar siswa tidak selamanya berlangsung baik, kadang-kadang
berjalan dengan lancar dan kadang-kadang tidak, kadang cepat menangkap
apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa sulit untuk dipahami. Dalam hal
semangat pun kadang-kadang tinggi dan kadang-kadang sulit untuk bisa
berkonsentrasi dalam belajar. Demikian kenyataannya yang sering kita jumpai
pada setiap siswa dalam kehidupannya sehari-hari didalam aktivitas belajarmengajar.
Setiap siswa memang tidak ada yang sama, perbedaan individual inilah
yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan siswa, sehingga
menyebabkan perbedaan dalam prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan
hasil dari suatu proses yang didalamnya terdapat sejumlah faktor yang saling
mempengaruhi, tinggi rendahnya prestasi belajar siswa tergantung pada
faktor-faktor tersebut.
Menurut M. Alisuf Sabri dan Muhibbin Syah, ada berbagai faktor yang
mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa disekolah, secara garis besarnya
dapat dibagi kepada dua bagian, yaitu: 1) Faktor Internal (faktor dari dalam
29
diri siswa), meliputi keadaan kondisi jasmani (Fisioligis) dan kondisi rohani
(psikologis). 2) Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), terdiri dari a) Faktor
lingkungan, baik sosial dan non sosial, b) Faktor Instrumental.26
a. Faktor Internal
Yang termasuk dalam faktor internal yaitu:
1) faktor Fisiologis
Yaitu faktor kondisi fisiologis siswa terdiri dari kondisi kesehatan siswa
dan kebugaran fisik serta kondisi panca indranya terutama penglihatan dan
pendengaran.
2) Faktor Psikologis
Yaitu faktor kondisi psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar
siswa adalah faktor minat, bakat, intelejensi, Motivasi dan kemampuankemampuan kognitif seperti kemampuan persepsi, ingatan berfikir dan
kemampuan dasar pengetahuan (bahan apersepsi) yang dimiliki siswa.27
b.Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal terdiri dari:
1) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan ini terdiri dari dua bagian, yakni lingkungan sosial
baik disekolah maupun dirumah dan non sosial. Kalau lingkungan sosial
disekolah seperti guru, Staf Administrasi, serta teman-teman lingkungan
sekolah, selanjutnya lingkungan sosial yang paling banyak mempengaruhi
adalah orang tua dan keluarga itu sendiri.28
2) Faktor Instrumental
Faktor instrumental terdiri dari gedung/sarana fisik kelas, sarana/alat
pengajaran,media pengajran, guru dan kurikulum/ materi pelajaran serta
26
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman ilmu Jaya, 1996), Cet ke-1,
27
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan..., hal 60
Muhibbin Syah...., Hal 138-140.
hal 59.
28
30
strategi belajar mengajar yang digunakan akan mempengaruhi proses dan
hasil belajar siswa.29
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa
disekolah sifatnya relatif, artinya dapat berubah setiap saat. Hal ini terjadi
karena prestas belajar siswa sangat berhubungan dengan faktor-faktor
yang mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut saling berkaitan antara
yang satu dngan yang lainya. Kelemahan dari salah satu faktor, akan dapat
mempenagaruhikeberhasilan seseorang dalam belajar, Dengan demikian,
tinggi rendahnya prestasi yang dicapai siswa disekolah didukung oleh
faktor internal dan eksternal seperti yang disebutkan diatas.
d. Indikator Prestasi atau Belajar Siswa
Untuk mengetahui prestasi yang didapat siswa dalam waktu tertentu. dapat
diketahui dari indikator prestasi belajar siswa antara lain :
1) Memperoleh angka atau nilai yang tinggi dalam hasil evaluasi belajar.
2) Dapat menjelaskan alasan menggunakan prinsip dan generalisasi bagi
situasi baru yang dihadapi (ranah kognitif).
3) Kemauan dalam menerapkan hasil pelajaran (ranah afektif).
4) Melakukan latihan diri dalam memecahkan masalah berdasarkan
konsep bahan yang telah diperolehnya atau menggunakannya dalam
praktek kehidupan sehari-hari (ranah psikomotorik).30
Sementara itu menurut Muhibbin Syah dalam bukunya menyatakan pada
prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah
psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses pembalajaran
siswa. Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah
itu, khususnya rasa murid, sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil
belajar itu ada yang bersifat intangible (tak dapat diraba). Oleh karena itu,
yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan
perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan
29
30
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan...., hal 60.
Nana Sudjana, Proses Belajar Mengajar...h.105
dapat
31
mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang
berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa. Berikut iniadalah
indicator atau jenis prestasi siswa dalam proses pembelajaran, indicator dan
kenis tersebut antara lain:
Ranah/Jenis Prestasi
Indikator
A. Ranah Cipta
1. Pengamatan
1. Dapat menunjukan
2. Dapat membandingkan
3. Dapat menhubungkan
2. Ingatan
1. Dapat menyebutkan
2. Dapat menunjukan kembali
3. Pemahaman
1. Dapat menjelaskan
2. Dapat mendifinisikan
4. Penerapan
1. Dapat memberikan contoh
2. Dapat menggunakan secara tepat
5.Analisis
1. Dapat menguraikan
2. Dapat mengklasifikasikan
6. Sintesis (membuat paduan baru dan 1. Dapat menhubungkan
utuh)
2. Dapat menyimpulkan
3. Dapatmenggeneralisasikan
B. Ranah Rasa (Afektif)
1. Penerimaan
1. Menunjukan sikap menerima
2. Menunjukan sikap menolak
2. Sambutan
1. Kesediaan berpartisipasi
2. Kesediaan memanfaatkan
3. Apresiasi (sikap menghargai)
1. Menganggap
bermanfaat.
penting
dan
32
2. Menganggap indah dan harmonis
3. Mengagumi
4. Internalisasi (pendalaman)
1. Mengakui dan meyakini
2. Mengingkari
5. Karakterisasi (penghayatan)
1. Melenbagakan
2. Menjelmakan dalam pribadi dan
perilaku pribadi
C. Ranah Karsa (Psikomotorik)
1. Keterampilan bergerak
1.Mengkoordinasikan
gerak
mata,
tangan, kaki, dan anggota tubuh lainya
2. Kecakapan ekspresi verbal dan 1. Mengucapkan
nonverbal
2.Membuat gerakan jasmani
Setelah mengetahui indikator prestasi di atas, guru perlu pula mengetahui
bagaimana kiat menetapkan batas minimal keberhasilan belajar siswa. Hal ini
penting karena mempertimbangkan batas terendah siswa yang dianggap berhasil
dalam arti luas bukanlah perkara mudah. Keberhasilan dalam arti luas berarti
keberhasilan yang meliputi ranah cipta, rasa, dan karsa siswa.31
31
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru hal.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini penulis laksanakan pada tanggal 25 April sampai dengan
tanggal 13 juni 2010. mengambil lokasi di SMP Islam Parung Bogor yang
bertempat di JL. Raya Parung Bogor NO. 648...
A. Metode Penelitian.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode Analisis Korelasi
(Metode koresional), dalam statistik istilah korelasi diberi pengertian hubungan
antara dua variabel atau lebih.1
Penelitian korelasi ini bermaksud mengetahui sejauh mana suatu variabel
barhubungan dengan variabel lain. Penelitian akan terlihat seberapa besar korelasi
antara kualitas pengajaran guru agama terhadap prestasi bidang studi agama siswa
.
B. Variabel Penelitian.
Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah :
1) Variabel kualitas pengajaran guru agama (Variabel Y) disebut
independent Variabel yaitu variabel bebas, yang dapat memberikan
pengaruh.
1
. Anas Sudjiono, Pengantar Satatistik Pendidikan, ( Jakarta :Raja Grafindo Persada,
2006), h. 179
2) Varibel prestasi bidang studi agama siswa (Variabel X) disebut dengan
dependent variabel, yaitu variabel yang dipengaruhi.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian baik terdiri dari benda yang
bernyawa, abstrak, peristiwa ataupun gejala yang merupakan sumber data yang
memiliki karakter tertentu dan sama. Sedangkan sampel adalah bagian dari
populasi yang memilki sifat-sifat yang sama dari objek yang merupakan sumber
data.2
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas VIII SMP Isalm Parung yang berjumlah 274 siswa. Cara pengambilan
sampel (teknik Sampling) dengan Probability sampling (pengambilan sampel
berdasarkan peluang). Dalam probability sampling semua anggota mendapatkan
peluang yang sama untuk dipilih sebagai secara acak atau random.3 Seabagaimana
yang diungkapakan oleh Suharisma Arikunto yang dikutip oleh Mamluatul
Karomah, “Apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga
penelitian populasi. Selanjutnya, jika subjek nya besar dapat diambil antara 1015% batau 20-25% atau lebih.4
Peneliti mengambil 20% dari populasi yakni sebanyak 60 siswa. Teknik
pengambilan sampel menggunakan simple random sampling yaitu semua anggota
dalam populasi mempunyai probabilitas atau kesempatan yang sama untuk dipilh
menjadi sampel.5Dengan dipilih melalui acak nomor absen yang tersedia disetiap
kelas.
D. Teknik Pengupulan Data.
2
. Sukandarrumidi, Metologi Penelitian petunjuk praktis untuk peneliti pemula,
(Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 2004), cet, 2, h. 47.
3
. Sukandarrumidi, Metologi Penelitian petunjuk praktis untuk peneliti pemula,...h. 57
4
. Mamluatul Karomah, Pengembangan Sumber adaya tenaga kependidikan di madrasah
pembangunan UIN Jakarta” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan , UIN Jakarta,
2009), h. 30.
5
. Sukardi, Metologi penelitian pendidikan ( Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h.58
Dalam pengumpulan data diperlukan adanya teknik yang tepat dan relevan
dengan data yang akan dicari. Adapun teknik pengumpulan data sebagai tersebut :
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang kondisi umum SMP
Islam Parung. Dalam hal ini peneliti mengambil proses belajar mengajar
Pendidikan Agama Islam.
2. Dokumentasi
Dokumentasi yang mdibutuhkan dalam penelitian ini sebatas pada sejarah
berdirinya, struktur organisasi, keadaan guru, siswa dan karyawan, serta kegiatan
ekstrakurikuler di SMP Islam Parung.
3. Angket.
Anket merupakan daftar pertanyaan yang setiap pertanyaan sudah
disediakan jawabanya untuk dipilh,atau telah disediakan jawabanya. Dlam hal ini
peneliti menggunakan angket tertutup yang diberikan kepada siswa kelas VIII
SMP Islam. Untuk memudahkan dalam hitungan statistik, maka digunakan skala
model likert yakni skala yang sistem penilaianya terdidri atas empat penilaian.
Instrumen penelitian berupa skala yang akan digunakan dalam pengambilan data
yang dibagi menjadi dua macam item, yakni item pertanyaan positif dan item
pertanyaan negatif. Dlam skala ini skor akhir subjek merupakan skor
keseluruhabn dari jawaban setiap pertanyaan. Adapun alternatif u jawaban untuk
kedua item tersebut muali dari sangat sesuai (SS) sampai dengan sangat tidak
sesuai (STS).
Tabel 1
Katagori skala model likert
Skala
Pertanyaan positif
Pertanyaan negatig
Sangat sesuai
4
1
Sesuai
3
2
Tidak sesuai
2
3
Sangat tidak sesuai
1
4
Tabel 2
Kisi-kisi kuesioner
Pengaruh kualitas pengajaran guru agama terhadap prestasi bidang studi agama
siswa di SMP Islam Parung
n
Pertanyaan pokok
Sub pokok indikator
o
penelitian
pertanyaan
1
Kualitas
pengajaran
No item
Jml item
guru
agama
2
Prestasi
bidang
studi agama siswa
E. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis setiap variabel digunakan analisis secara deikritif, dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
P=F Xx 100%
N
. :Ket:
P : angka prosentasi
F : frekunsi
N : Number of cases
Untuk menganalisis hubungan antar dua variabel digunakan teknik
analisa koresional.
Cara mencari (menghitung) angka indeks korelasi”r” produk moment
dengan berdasarkan skor aslinya atau angka kasarnya.
Mencari angka indeks korelasi “r” produk moment dengan rumus :
rxy=
N  xy – (x) (y)
[Nx2 – (x)2 ] [ Ny2 – (y)2]
Keterangan:
Rxy
: Angka indeks korelasi “r” product moment
N
: Number of cases
xy
: Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y
X
: Jumlah seluruh skor X
y
: Jumlah seluruh skor y
Setelah melakukan teknik analisa data, peneliti kemudian memberikan
interpretsi dengan memasukkan kepada analisa data berdasarkan korelasi
product moment. Yaitu memberi interpretasi terhadap rxy atau ro, serta
menarik kesimpilan yang dapat dilakukan secara sederhana. Pada umumnya
dipergunakan pedoman atau ancar-ancar sebagai berikut
Besarnya “ r ” Product
Moment
Interpretasi
(rxy)
Antara Variabel X dan Variabel Y memang
0,00 – 0,20
terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat
lemah atau rendah sehingga korelasi itu diabaikan
(dianggap tidak ada korelasi antara Variabel X dan
Variabel Y
0,20 – 0,40
Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat
korelasi yang lemah atau rendah
0,40 – 0,70
Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat
korelasi yang sedang atau cukupan
0,70 – 0,90
Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat
korelasi yang kuat atau tinggi
0,90 – 1,00
Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat
korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi
Dan untuk mencari kontribusi variable X terhadap Variabel Y penulis
menggunakan Rumus sebagai berikut:
Penelitian ini dilakukan di AMP.N.1 Pamulang jl,pamulang permai barat.
1. Penelitian ini dirancang dengan metode pendekatan deskriptif analisis
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yakni pada persoalanpersoalan yang akan dikaji itu bersifat khusus dan tidak untuk generalisasi.
Variabel penelitian ini terdiri atas 2
variabel bebas (X) dan
implementasinya pada Prestasi siswa sebagai variabel terikat (Y) untuk
mengetahui pengaruh kualitas pengajaran guru agama yang mempunyai
hubungan antara kedua variabel tersebut. Penelitian ini penulis laksanakan
di SMP.N.1 Pamulang.
2. Sumber Data
Adapun yang menjadi sumber data adalah Siswa dan siswi
SMP.N.1 Pamulang, kelas 7 yang menjadi objek penelitian.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi, yaitu suatu cara pengumpulan data dengan mengamati
langsung ke tempat yang dituju yaitu SMP.N.1 Pamulang.
b. Metode wawancara, yaitu suatu cara pengumpulan data dengan
mewawancarai
pihak-pihak
yang dianggap
dapat
memberikan
informasi disekitar pembahasan dalam materi ini, seperti Siswa dan
Siswi serta guru yang bersangkutan langsung untuk mendapatkan data
yang objektif.
c. Angket, untuk memperoleh sejumlah data tertulis maka disebarkan
angket kepada Siswa dan siswi SMP.N.1 Pamulang yang menjadi
objek penelitian.
4. Analisis Data
Setelah data yang diperlukan terkumpul,langkah selanjutnya ialah
menganalisi data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik
analisa data berdasarkan Korelasi Product moment dari pearson. Analisa
korelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah benar terdapat hubungan
atau korelasi antara variabel Kualitas Pengajaran Guru (Variabel X)
dengan Prestasi siswa (Variabel Y) adapun Rumus dari korelasi Product
moment tersebut. Yaitu :
r x y = N  xy – (x) (y)
[Nx2 – (x)2 ] [ Ny2 – (y)2]
Setelah dianalisis selanjutnya diinterpretasikan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP Islam Parung
1. Sejarah SMP Islam Parung
2. Visi dan Misi
3. Keadaan Guru, Karyawan, Siswa dan Saran
Prasarana.
a. Keadaan Guru
b. Keadaan Karyawan
c. Keadaan Siswa
d. Keadaan Sarana dan Prasarana.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
C. Pembahasan Tentang Temuan Penelitian.
PROFIL SEKOLAH
1.
Nama Sekolah
: SMP ISLAM PARUNG
2.
No. Statistik Sekolah
: 204020519133
3.
Tipe Sekolah
: A/A1/A2/B/B1/B2/C/C1/C2
4.
Alamat Sekolah
: Jl. Raya Parung – Bogor No. 648 Desa Parung
: Kecamatan Parung
: Kabupaten Bogor
: Propinsi Jawa Barat
5.
Telepon/HP/Fax
: 0251-8611451
6.
Status Sekolah
: Swasta
7.
Nilai Akreditasi Sekolah
: 86,17 (A)
8.
Data Siswa 4 (empat tahun terakhir):
Th. Pelajaran
Jumlah
(Kls. VII + VIII + IX)
Jml Pendaftar
Kelas VII
Kelas VIII
Kelas IX
(Cln Siswa
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Baru)
Jml Siswa
Jml Siswa
Jml Siswa
Rombel
Rombel
Siswa
Rombel
Rombel
2004/2005
280
280
7
289
7
279
7
848
21
2005/2006
230
230
5
267
7
279
7
776
19
2006/2007
210
210
5
227
6
254
7
691
18
2007/2008
154
154
4
200
5
200
5
554
14
9. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
a.
Kepala sekolah
Jenis
Kela-min
L
P

Nama
b.
1.
Kepala Sekolah
Yayan Herdiyana Yazid
2.
Wakil Kepala Sekolah

Drs. Murdiyantoro
Usia
Pend.
Akhir
46
D1
Masa
Kerja
Jabata
5
42
S1
2
Guru
1. Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah
1.
S3/S2
Jumlah dan Status Guru
GT/PNS
GTT/Guru Bantu
L
P
L
P
-
2.
S1
1
-
11
20
32
3.
D-4
-
-
-
-
-
4.
D3/Sarmud
-
-
-
1
1
5.
D2
-
-
-
-
-
6.
D1
-
-
4
1
5
7.
≤ SMA/sederajat
-
-
-
-
-
1
-
15
22
38
No.
Tingkat Pendidikan
Jumlah
Jumlah
-
2. Jumlah guru dengan tugas mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan
(keahlian)
No.
Guru
Jumlah guru dengan latar
belakang pendidikan sesuai
Jumlah guru dengan latar
Jumlah
belakang pendidikan yang TIDAK
dengan tugas mengajar
D1/D2
D3/
S1/D4
sesuai dengan tugas mengajar
S2/S3
D1/D2
Sarmud
D3/
S1/D4
S2/S3
Sarmud
1. IPA
-
1
3
-
-
-
1
-
5
2. Matematika
1
-
-
-
-
-
3
-
4
3. Bahasa Indonesia
-
-
5
-
-
-
1
-
6
4. Bahasa Inggris
-
-
4
-
-
-
1
-
5
5. Pendidikan Agama
-
-
3
-
-
-
-
-
3
6. IPS
-
-
6
-
-
-
-
-
6
7. Penjasorkes
-
-
-
-
1
-
-
-
1
8. Seni Budaya
-
-
-
-
1
-
-
-
1
9. PKn
-
-
2
-
-
-
-
-
2
1
-
-
-
-
-
-
-
1
a. Bhs. Sunda
-
-
-
-
-
-
1
-
1
b. PLH
-
-
-
-
1
-
1
-
2
c. BTQ
-
-
1
-
-
-
-
-
1
2
1
24
-
3
-
8
-
38
10. TIK/Keterampilan
11. BK
12. Lainnya: Mulok
Jumlah
DAFTAR IDENTITAS PENDIDIK DAN TE
SMP ISLAM PARUNG KABUPA
TAHUN PELAJARAN 200
Tempat,
No.
Status Guru
Nama
Tgl. Lahir
GT
GTY
GTT
Pendidikan
Terakhir /
Jurusan
Tahun
Ijazah
Akta
IV
Tahun
1
H. JARKASIH, S.Ag.
BOGOR,
27-07-1957
1
S1 / PAI
1998
1998
2
YAYAN HERDIYANA
YAZID
BOGOR,
11-07-1961
1
PGSLP / SENI
RUPA
1981
-
B
Ya
P. A
M
3
SAEFUDIN
BOGOR,
27-04-1956
1
PGSMTP /
MATEMATIKA
1986
-
4
Drs. RUSDI
JAKARTA,
10-09-1961
1
S1 / PMP
1991
1191
5
Drs. EDDY SUSANTO
TANGERANG,
26-08-1966
1
S1 / FISIKA
1993
1993
6
Drs. MUSLIM
BOGOR,
03-07-1965
1
S1 / PAI
1990
1990
7
Dra. YULIARNIS
PADANG,
24-07-1965
1
S1 / PMP
1992
1992
8
Dra. SUPARTI
SEMARANG,
17-12-1965
1
S1 / BHS.
INGGRIS
1993
1993
9
ACEP HARYADI
BOGOR,
29-11-1965
SMA / IPS
1986
-
10
MARYANIH, S.Ag.
TANGERANG,
01-03-1970
S1 / BHS.
INDONESIA
1996
1996
11
NENI RUKMINI, S.Ag.
JAKARTA,
11-01-1969
S1 / PAI
2002
2002
12
Dra. SRI SUNARYATI
PANDAK,
08-06-1968
1
S1 / BHS.
INDONESIA
1993
1993
13
Drs. MURDIYANTORO
BANTUL,
26-11-1965
1
S1 / PLS
1992
1992
14
SUPRIYADI
BOGOR,
20-04-1967
1
SMEA / STKIP
ARAHMANIYAH
1987
-
15
AHMAD DAHLAN,
S.Ag.
BOGOR,
02-08-1972
1
S1 / PAI
1997
1997
1
1
1
M
M
BAH
P
BHS
M
BHS
SE
PA
16
Dra. NENENG
DINARTI
BOGOR,
15-10-1965
S1 / BHS.
INDONESIA
1989
1989
17
IRAWATI PICZIANI
BOGOR,
30-08-1972
D.I /
KOMPUTER
2000
-
18
FAJAR SYAH ALAM,
ST.
JAKARTA,
04-10-1974
S1 / TEKNIK
MESIN
1998
2001
M
19
NINING
INDRANINGSIH, S.Pd.
JAKARTA,
29-04-1970
1
S1 / BHS.
INDONESIA
1999
1999
BHS
20
RAHMAT HERMAWAN
BOGOR,
19-12-1975
1
MAN / UMJ
1994
-
21
AJAT MUNAJAT, S.Ag.
BOGOR,
03-07-1975
1
S1 / EKONOMI
ISLAM
2000
2007
22
DIAN ANDRIANI, SE.
BOGOR,
24-06-1975
S1 / EKONOMI
MANAJEMEN
1998
2001
23
HERYANI, S.Pd.
KULONPROGO,
21-11-1979
1
S1 / P.
SEJARAH
2000
2000
24
AGUNG W. KUSUMA,
S.Ag.
CIREBON,
11-04-1972
1
S1 / PAI
1997
1997
25
NUR ROHAYATI,
S.T.P.
KULONPROGO,
25-11-1969
1
S1 / TEKNIK
PERTANIAN
1997
26
MOCH. ARIEF
RAHMAN, SH.
BOGOR,
12-11-1973
1
S1 / ILMU
HUKUM
2001
2007
PK
27
RAHMAT MUSTOPA,
S.Ag.
BOGOR,
13-01-1969
1
S1 / PAI
1996
1996
M
28
YUDITH EVIANTI,
S.Pd.
JAKARTA,
27-07-1969
1
S1 / BHS.
INGGRIS
2005
2005
BH
1
1
1
1
BHS
P
M
IPS
PAI
M
29
RINA ANGGRAENI,
A.Md.
BANDUNG,
15-11-1964
1
D.III /
BUDIDAYA
PERTANIAN
1991
-
30
LINDAYANTI, S.Pd.
BOGOR,
10-04-1980
1
S1 / BHS.
INGGRIS
2003
2003
31
SUSILO HERAWATI,
S.Sos.
BOGOR,
15-10-1968
1
S1 / ADM.
NEGARA
1995
2000
32
SODIKIN, S.Pd.
TEGAL,
08-03-1973
1
S1 / P.
GEOGRAFI
2000
2000
33
Ir. SUUD HAMID
PALEMBANG,
17-11-1965
S1 / TEKNIK
ELEKTRO
1994
2007
34
ADE SEPTIKASARI,
S.Pd.
BOGOR,
03-09-1976
S1 / BHS.
INDONESIA
2000
2000
35
NENENG HASANAH,
S.Mn.
BOGOR,
17-09-1974
1
S1 /
MANAJEMEN
2006
-
36
IDA ROSIDAH
SUKABUMI,
08-07-1985
1
SMEA /
SEKRETARIS
2004
-
37
FEBBY KUSLIANI
BOGOR,
02-02-1986
1
UIN JAKARTA /
BHS. INGGRIS
1
1
BH
TIK
BHS
B
BH
LILIANI
Tenaga Admin
41
42
LILIS SURYANI
Tenaga Admin
42
43
ITA MAULITA
Tenaga Admin
43
44
RIATMAN SYAH
Tenaga Admin
44
45
MIRAN
Tenaga Admin
45
46
ENDIN SAPUTRA
Penjaga Sekolah
46
47
ROJALI
Penjaga Sekolah
47
48
EKA WIJAYA SAKTI
Perpustakaan
48
49
RACHMAT MUCHROFIQ
Satpam
49
41
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH SMP ISLAM PARUNG
BOGOR TAHUN PELAJARAN 2009/2010
YAYASAN
KEPALA SEKOLAH
H. Jarkasih, S.Ag.
WAKIL KEPALA
SEKOLAH
Rahmat Hermawan
Yayan Herdiyana Yazid
Ahmad Dahlan, S.Ag.
BID. KURIKULUM
Irawati
PiczianiOSIS
PEMBINA
Drs. Murdiyantoro
Ade Septikasari, S.Pd.
Rahmat Mustopa, S.Ag.
Moch. Arief Rahman
Drs. Eddy Susanto S.
BP
Ajat Munajat, S.Ag.
Dra. Sri Sunaryati
Sarana d
Prasara
Acep Haryadi
WALI KELAS
Kepala instalasi:
1. L
a
b
.
C
o
m
p
u
t
e
r
d
a
n
B
a
h
a
s
a
:
S
o
d
i
k
i
n
,
S
.
P
d
GURU
2. P
e
r
p
u
s
t
a
k
a
a
n
:
I
d
a
R
o
s
i
d
a
3. T
a
t
a
U
s
a
h
a
:
L
i
l
i
a
n
i
SISWA
P
e
m
b
i
n
a
O
S
I
S
:
1. K
o
o
r
d
i
n
a
t
o
r
:
2. W
a
k
i
l
K
o
o
r
d
i
n
a
t
o
r
:
3. P
e
m
b
i
n
a
P
r
a
m
u
k
a
:
4. P
e
m
b
i
n
a
P
M
R
:
5. A
n
g
g
o
t
a
:
Jml
Th. Ajaran
Kelas VII
Kelas IX
Total
Jml
Jml
Jml
Jml
Jml
Jml
(Cln Siswa
Siswa
Rombongan
Siswa
Rombongan
Siswa
Rombongan
Jml
Belajar
Siswa
Belajar
Baru)
Tahun
2004/2005
Tahun
2005/2006
Tahun
2006/2007
Tahun
2007/2008
Tahun
2008/2009
Kelas VIII
Pendaftar
Belajar
Belajar
(Kelas VII + VIII + IX
Rombong
280
280
7
289
7
279
7
848
21
230
230
5
267
7
279
7
776
19
210
210
5
227
6
254
7
691
18
154
154
4
200
5
200
5
554
14
149
149
4
145
4
188
5
482
13
10. a) Data Ruang Belajar (Kelas)
Jumlah dan ukuran
Kondisi
Ukuran
Ukuran
2
Ukuran
2
7x9 m (a)
2
> 63m (b)
< 63 m (c)
Jml. ruang lainnya
Jumlah (d)
=(a+b+c)
Baik
4
4
Rsk ringan
3
3
Rsk sedang
8
8
Rsk Berat
3
3
Jumlah ruang
yg digunakan untuk digunakan u.
r. Kelas
Kelas
(e)
(f)=(d+e)
............. ruang, yaitu:
………
18
Rsk Total
Keterangan:
Baik
Rusak ringan
Rusak sedang
Rusak berat
Rusak total
Kerusakan < 15%
15% - < 30%
30% - < 45%
45% - 65%
>65%
b) Data Ruang Belajar Lainnya
Jenis Ruangan
Jumlah
(buah)
Ukuran
(pxl)
Kondisi*)
Jenis Ruangan
Jumlah
(buah)
Ukuran
(pxl)
Kondis
1. Perpustakaan
1
7x7
B
6. Lab. Bahasa
1
7x7
RR
2. Lab. IPA
-
-
-
7. Lab. Komputer
1
7x7
B
3. Ketrampilan
-
-
-
8. PTD
4. Multimedia
1
7x7
RR
5. Kesenian
-
-
-
9. Serbaguna/aula
10. ……………
c) Data Ruang Kantor
Jenis Ruangan
Jumlah
(buah)
Ukuran (pxl)
Kondisi*)
1. Kepala Sekolah
1
4x4
B
2. Wakil Kepala Sekolah
-
-
-
3. Guru
1
7x7
B
4. Tata Usaha
1
7x4
B
5. Tamu
-
-
-
1
2x3
RR
Lainnya: ………………
a. BP / BK
d) Data Ruang Penunjang
Jumlah
(buah)
Jenis Ruangan
Ukuran
(pxl)
Kondisi*)
Jumlah
(buah)
Jenis Ruangan
Ukuran
(pxl)
1. Gudang
1
4x7
RS
10. Ibadah
1
7x7
2. Dapur
1
2x2
RR
11. Ganti
-
-
3. Reproduksi
-
-
-
12. Koperasi
-
-
4. KM/WC Guru
1
1,5 x 2
B
13. Hall/lobi
-
-
5. KM/WC Siswa
3
1,5 x 1,5
RR
14. Kantin
1
3x7
6. BK
1
2 x 2,5
RR
15. Menara Air
-
-
7. UKS
1
1,5 x 2
RB
16. Bangsal
-
-
Kon
B
R
Kendarn
8. PMR/Pramuka
-
-
-
17. Rumah Penjaga
1
7x7
9. OSIS
1
7x7
B
18. Pos Jaga
-
-
11. Lapangan Olahraga dan Upacara
Lapangan
Jumlah
(buah)
Ukuran (pxl)
Kondisi*)
1. Lapangan Olahraga
a. Volly
-
-
-
b. Lompat Jauh
-
-
-
c. Bola Kaki
-
-
-
Keterangan
R
d. Badminton
1
8 x 10
B
e. Basket
1
10 x 18
B
f. Tenis Meja
1
7x5
B
1
10 x 18
B
2. Lapangan Upacara
B. Deskripsi Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mengambil populasi kelas VII SMP Islam Parung Bogor dengan
populasi 145 siswa. Sampel yang digunakan sebesar 40% yakni sebanyak 60 siswa. Data yang peneliti
gunakan adalah angket yang diberikan kepada responden. Angket tersebut berisi 24 pertnyaan dengan
empat alternative jawaban.
Data yang sudah diperoleh dari siswa dalam bentuk angket, kemudian diolah dalam bentuk table
distribusi frekunsi yang dilengkapi dengan prosentase dengan menggunakan rumus
F
P=
N
Keterangan:
P= Prosantase
F=Frekuensi
N=Jumlah Responden
Peneliti uga melakukan wawancara dengan salah seorang guru Pendidikan Agama Islam, untuk
memperkuat data yang diambil melalui pemberian angket.
Untuk mengetahui secara ddeskriptif tentang kualitas pembelajaran terhadap prestasi siswa
dalam bidang studi agama Islam, maka dapat diuraikan dalam bentuk table-tabel.
Tabel 1
n
Alternatif jawaban
o
1
Freku
Prosan
ensi
tase
a. Sangat sesuai
b. Sesuai
c. Tidak sesuai
d. Sangat tidak sesuai
Jumlah (N)
Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1
no Alternatif jawaban
1
Frekuensi
Prosantase
Frekuensi
Prosantase
a. Sangat
sesuai
b. Sesuai
c. Tidak
sesuai
d. Sangat
tidak
sesuai
Jumlah
(N)
Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1
no Alternatif jawaban
1
a. Sangat
sesuai
b. Sesuai
c. Tidak
sesuai
d. Sangat
tidak
sesuai
Jumlah
(N)
Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1
no Alternatif jawaban
1
Frekuensi
Prosantase
Frekuensi
Prosantase
a. Sangat
sesuai
b. Sesuai
c. Tidak
sesuai
d. Sangat
tidak
sesuai
Jumlah
(N)
Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1
no Alternatif jawaban
1
a. Sangat
sesuai
b. Sesuai
c. Tidak
sesuai
d. Sangat
tidak
sesuai
Jumlah
(N)
Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1
no Alternatif jawaban
1
Frekuensi
Prosantase
Frekuensi
Prosantase
a. Sangat
sesuai
b. Sesuai
c. Tidak
sesuai
d. Sangat
tidak
sesuai
Jumlah
(N)
Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1
no Alternatif jawaban
1
a. Sangat
sesuai
b. Sesuai
c. Tidak
sesuai
d. Sangat
tidak
sesuai
Jumlah
(N)
Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1
no Alternatif jawaban
1
Frekuensi
Prosantase
Frekuensi
Prosantase
a. Sangat
sesuai
b. Sesuai
c. Tidak
sesuai
d. Sangat
tidak
sesuai
Jumlah
(N)
Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1
no Alternatif jawaban
1
a. Sangat
sesuai
b. Sesuai
c. Tidak
sesuai
d. Sangat
tidak
sesuai
Jumlah
(N)
Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1
no Alternatif jawaban
1
Frekuensi
Prosantase
Frekuensi
Prosantase
a. Sangat
sesuai
b. Sesuai
c. Tidak
sesuai
d. Sangat
tidak
sesuai
Jumlah
(N)
Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1
no Alternatif jawaban
1
a. Sangat
sesuai
b. Sesuai
c. Tidak
sesuai
d. Sangat
tidak
sesuai
Jumlah
(N)
Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1
no Alternatif jawaban
1
Frekuensi
Prosantase
Frekuensi
Prosantase
a. Sangat
sesuai
b. Sesuai
c. Tidak
sesuai
d. Sangat
tidak
sesuai
Jumlah
(N)
no Alternatif jawaban
1
a. Sangat
sesuai
b. Sesuai
c. Tidak
sesuai
d. Sangat
tidak
sesuai
Jumlah
(N)
Tabel diatas, pada pertanyaan no
no Alternatif jawaban
1
Frekuensi
Prosantase
Frekuensi
Prosantase
a. Sangat
sesuai
b. Sesuai
c. Tidak
sesuai
d. Sangat
tidak
sesuai
Jumlah
(N)
Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1
no Alternatif jawaban
1
a. Sangat
sesuai
b. Sesuai
c. Tidak
sesuai
d. Sangat
tidak
sesuai
Jumlah
(N)
Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1
no Alternatif jawaban
1
Frekuensi
Prosantase
Frekuensi
Prosantase
a. Sangat
sesuai
b. Sesuai
c. Tidak
sesuai
d. Sangat
tidak
sesuai
Jumlah
(N)
Tabel diatas, pada pertanyaan no. 1
no Alternatif jawaban
1
a. Sangat
sesuai
b. Sesuai
c. Tidak
sesuai
d. Sangat
tidak
sesuai
Jumlah
(N)
no Alternatif jawaban
1
Frekuensi
Prosantase
Frekuensi
Prosantase
a. Sangat
sesuai
b. Sesuai
c. Tidak
sesuai
d. Sangat
tidak
sesuai
Jumlah
(N)
no Alternatif jawaban
1
a. Sangat
sesuai
b. Sesuai
c. Tidak
sesuai
d. Sangat
tidak
sesuai
Jumlah
(N)
no Alternatif jawaban
1
Frekuensi
Prosantase
Frekuensi
Prosantase
a. Sangat
sesuai
b. Sesuai
c. Tidak
sesuai
d. Sangat
tidak
sesuai
Jumlah
(N)
no Alternatif jawaban
1
a. Sangat
sesuai
b. Sesuai
c. Tidak
sesuai
d. Sangat
tidak
sesuai
Jumlah
(N)
no Alternatif jawaban
1
Frekuensi
Prosantase
Frekuensi
Prosantase
a. Sangat
sesuai
b. Sesuai
c. Tidak
sesuai
d. Sangat
tidak
sesuai
Jumlah
(N)
no Alternatif jawaban
1
a. Sangat
sesuai
b. Sesuai
c. Tidak
sesuai
d. Sangat
tidak
sesuai
Jumlah
(N)
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1
Download