IDENTIFIKASI DAN PEMETAAN LAHAN SAWAH DENGAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI DAN TRACKING GPS Nurlina Abstract: The availability of productive land becomes one of the main problems in the development of food security and independence of Indonesian farmers. After the regional autonomy era begins, the food business is the responsibility of local government, both at provincial and district / city, the implementation and operational excellence tailored to the potential for their respective regions. Act No. 7 of 1996 on Food, in particular article 45, 46, 47, and 48 explain that achieve food security is the responsibility of the government and the community. In order to support making the right decisions to maintain local food security, support is needed more accurate data, especially in raw paddy fields as the main source of producing rice. Extensive data collection of raw paddy fields along with other supporting data, basically to increase the availability of extensive data and information materials on various levels of administrative fields that have a high accuracy. Satellite imagery interpretation that can produce high accuracy is high-resolution satellite imagery such as Ikonos or image Quickbird image. Based on the results of this mapping is concluded that the total land area of raw rice is obtained from measurements in four districts (Kec. Barabai, Kec. Labuan Amas Selatan, Kec. Labuan Amas Utara and Kec. Haruyan) in Middle River Upper District is 25,277.35 ha consisting of 9,311.17 ha of rainfed lowland, 1,876.00 and 14,090.18 ha irrigated lowland. Keywords: rice field, High Resolution Image, mapping PENDAHULUAN Ketersediaan Mewujudkan ketersediaan pangan lahan menjadi salah satu masalah utama yang cukup bagi seluruh penduduk dan dalam pembangunan mengupayakan pangan dan agar setiap produktif rumah ketahanan kemandirian tangga mampu mengakses pangan Indonesia. Menurut pakar sesuai pertanian kebutuhannya, merupakan Profesor ekonomi Gunawan sasaran utama dalam pembangunan Sumodiningrat, ketahanan pangan wilayah yang akan yang harus diperhatikan jika Indonesia terakumulasi ingin mewujudkan ketahanan pangan pada pembangunan ketahanan pangan nasional. Pangan melalui merupakan ketersediaan kebutuhan pokok yang terdapat petani sektor pertanian lahan, (b) empat yaitu hal (a) pentingnya bersifat mendasar, sehingga memiliki pengembangan teknologi pangan yang sifat strategis dalam pembangunan berkelanjutan (sustainable) dan tidak baik merusak lingkungan, (c) tenaga-tenaga di tingkat nasional maupun wilayah. penyuluh pertanian yang tidak sekadar Staf Pengajar Program Studi Fisika FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru 22 Nurlina, Identifikasi dan Pemetaan Lahan .............. berorientasi namun pada aspek dialihkan produksi, pada aspek 23 Kegiatan pengumpulan data luas baku lahan sawah pendukung dan (d) untuk meningkatkan ketersediaan data terkait dan informasi luas baku sawah pada hasil membangun panen, database, pengorganisasian petani dan berbagai tingkat pada data pengelolaan pascapanen, pengolahan, pemasaran lainya, beserta dasarnya administratif pengelolaan basis data kelompok tani mempunyai di seluruh Indonesia, tentunya dengan sehingga memanfaatkan sistem informasi dan merencanakan dan membuat kebijakan komunikasi berbasis Sistem Informasi pembangunan pertanian/Lebih khusus Geografis (SIG) atau Global Positioning luas System (GPS). diperlukan Tidak seperti masa sentralisasi dulu, setelah era otonomi daerah dimulai, maka urusan pangan menjadi di provinsi kabupaten/kota, yang maupun di pelaksanaan dapat baku yang tinggi membantu dalam lahan sawah dalam sangat menyusun perencanaan dan penyusunan neraca produksi padi dan palawija dalam periode satu tahun tanam. tanggung jawab pemerintah daerah, baik akurasi yang Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi terakhir dari perkembangan sentra kawasan operasionalnya disesuaikan dengan tanaman pangan di wilayah Kalimantan potensi keunggulan daerah Selatan, dan salah satunya adalah masing-masing. Undang-undang no. 7 Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST). tahun 1. 1996 tentang Pangan, Mengidentifikasi dan memetakan khususnya pasal 45, 46, 47, dan 48 lokasi-lokasi menjelaskan sentra ketahanan bahwa mewujudkan pangan merupakan khususnya terpilih tanaman komoditi kawasan pangan padi di tanggung jawab pemerintah bersama Kalimantan Selatan khususnya di masyarakat. kabupaten Hulu Sungai Tengah. Dalam pengambilan untuk rangka keputusan menjaga mendukung yang ketahanan tepat pangan daerah, diperlukan dukungan data yang lebih akurat terutama pada baku lahan sawah sebagai sumber utama penghasil padi. 2. Merancang dan menyusun sistem pengolahan data untuk sentra kawasan tanaman pangan yang berbasis 'Spatial'. 24 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 8 No.1, Pebruari 2011 (22 – 36) Posisi Geografis dan Topografi m di Kecamatan Barabai, ± 330 m di Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kecamatan Batang Alai Timur dan (HST) dengan luas Wilayah 1.743,11 tertinggi berada di Gunung Halau- 2 km yang beribukota di Barabai merupakan salah satu Kabupaten yang Halau / Gunung Besar Pegunungan Meratus ±1.894 mdpl. ada di Propinsi Kalimantan Selatan Secara umum Kabupaten Hulu yang secara geografis berada pada Sungai Tengah Terbagi menjadi 3 (tiga) koordinat 2o27’05.21″ - 2o46’56.18″ LS daerah topografi yaitu: Daerah Rawa 115o08’56.50″ dan sampai yakni Rawa monoton, yang terdapat di 115o52’40.64″ BT. Posisi Kabupaten Kecamatan Labuan Hulu Sungai Tengah sangat strategis Pandawan sebagian karena berada dipertengahan Banua Labuan Amas Selatan; Daerah Datar Enam (Kabupaten Tapin, Hulu Sungai dan Selatan, Balangan, Hulu Sungai Utara Kecamatan dan Tabalong) dan sekaligus perlintasan Pandawan, jalan dan Haruyan, Batang Alai Selatan, Batang Selatan sehingga Kabupaten ini cocok Alai Utara, Batu Benawa dan Labuan sebagai daerah transit. Amas Utara; dan Daerah Pegunungan Kalimantan Batas poros Utara administratif Kabupaten Hulu Sungai Alluvial Amas yakni Kecamatan terdapat Barabai, Labuan Utara, di sebagian Amas Selatan, wilayah yakni Daerah yang berbukit rendah Tengah hingga berbukit tinggi yang terdapat di meliputi: Kecamatan Batu Benawa, Batang Alai Sebelah Utara : Kab. HSU dan Selatan, Batang Alai Utara, Batang Alai Kab. Balangan Timur, Sebelah Selatan : Kab. HSS Sebelah Timur dan Kecamatan Haruyan. : Kab. Kotabaru Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kab. Balangan Sebelah Barat Limpasu berada : Kab. HSS dan pada kemiringan tanah bervariasi antara 0 – 40 %. Daerah Kab. HSU Hulu Sungai Tengah bagian timur Kabupaten Hulu Sungai Tengah mempunyai kemiringan sedang dan berada pada ketinggian antara ± 9,53 m bagian barat kemiringan yang sangat sampai ±1.894 m di atas permukaan landai. Dengan jenis tanah terdiri dari laut podsolik merah kuning, orgonosol gley (mdpl), terendah ± dengan 9,53 m ketinggian berada di Kecamatan Labuan Amas Utara, ± 25 humus, litosol dan latosol. Nurlina, Identifikasi dan Pemetaan Lahan .............. Hidrologi 25 terdiri dari dua musim yaitu musim Kabupaten Hulu Sungai Tengah hujan dan kemarau. Dimana jumlah memiliki Sungai Utama yaitu Sungai curah hujan tahunan rata-rata 179 ml Batang Alai dan Sungai Barabai yang dengan jumlah hari hujan 85 hari/tahun bermuara ke Sungai Barito. Secara dan intensitas suhu 21,19 - 2,93 oC. Hidrologis dan urutan jaringan sungai, Sungai Barabai merupakan anak-anak Kondisi Tata Ruang sungai Kawasan budidaya tersebar di semua dari sungai Negara yang selanjutnya juga bermuara ke Sungai kecamatan. Barito utamanya. budidaya yang dilaksanakan mayoritas Terdapat juga Sungai Haruyan yang hanya di musim kemarau dengan merupakan cabang komoditas sebagai Barabai. Sungai Barabai dari sub Batang sangat masyarakat karena sungai Hulu manfaatnya Alai penting Sungai untuk DAS Untuk padi, topografi rawa, hortikultura dan dan tanaman purun. Kawasan rawa juga bagi dijadikan sebagai lumbung ikan dan Tengah tempat budidaya kerbau rawa. Pada irigasi persawahan. dataran rendah, budidaya dapat dilakukan sepanjang tahun dengan Berdasakan hasil analisa peta komoditi pertanian secara luas; padi topografi didapat panjang sungai Batang dan Alai adalah 81.336,63 ha peternakan. Dari dataran rendah inilah dari luasan hortikultura, perikanan komoditas dan tersebut yang terletak di Kabupaten Hulu dihasilkan Sungai Tengah seluas 65.202,66 ha dan mayur, sub DAS 54.718,56 ha. Lebar Sungai perikanan berkisar 5 – 25 m dengan kedalaman kolam, perkebunan karet, kelapa serta rata-rata 2 – 3 m, pada saat musim tanaman lainnya. Pada daerah dataran kemarau tinggi muka air sungai sekitar tinggi terdapat Kawasan Hutan Lindung 0,5 m dari dasar sungai. Range fluktuasi yaitu Kawasan Hutan Lindung Meratus muka air cukup besar, sekitar 4 m, di Kecamatan Batang Alai Timur seluas dengan kapasitas aliran minimum 4.200 43.782 ha dan Kawasan Hutan Lindung lt/dt. Gunung Titi di Kecamatan Limpasu. Iklim METODOLOGI PENELITIAN ternak besar budidaya padi, sayur dan kecil, keramba dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Data spasial adalah data yang sebagaimana daerah lain di Indonesia, dikumpulkan dengan mengacu pada 26 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 8 No.1, Pebruari 2011 (22 – 36) posisi geografis, dengan demikian Ada dua tahapan kerja yang perlu yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu; diakses maka data spasial ini akan tahapan kerja yang berbasis citra dan menghasilkan data posisi koordinat tahapan kerja yang berbasis lapangan. untuk basis data titik atau point dan Secara dilengkapi dengan data luas untuk pekerjaan ini dapat dipaparkan sebagai basis data wilayah atau polygon. Selain berikut: data tersebut juga dikumpulkan data Tahapan Kerja Berbasis Citra bergantung pada data singkat proses-proses aksesibilitas berupa jalan dan sungai Proses ini sering disebut dengan yang didapatkan dari peta RBI dan proses intepretasi citra. Analisis data tracking GPS. penginderaan jauh merupakan proses Untuk melengkapi data spasial yang sering dilakukan dalam diatas maka perlu ada informasi yang menindaklanjuti produk penginderaan berkaitan dangan data spasial tersebut. jauh. Data merupakan ini dalam sistem informasi Analisis data secara digital alternatif terbaik untuk geografi disebut atribut. Data atribut ini pemrosesan data penginderaan jauh didapatkan dari data-data yang ada di karena data penginderaan jauh dapat berbagai sumber skunder seperti BPS dikelompokkan (kluster) berdasarkan dan buku Program BPP di masing- nilai spektralnya. Akan tetapi analisis masing kecamatan. secara visual juga diperlukan terutama Data pendukung yang diperlukan dalam kegiatan ini sangat penting artinya dalam memenuhi output yang untuk analisis lanjut setelah analisis digital. Secara garis besar hal-hal yang diharapkan. Adapun data-data yang dilakukan adalah; digunakan dalam kegiatan ini adalah ; 1. Melakukan interpretasi awal. Proses 1. Peta RBI 1999 Skala 1:50.000. ini dilakukan segera setelah proses 2. Peta Administratif Kab. HST penyiapan bahan atau 3. Peta Tutupan Lahan. preprocessing terhadap citra 4. Citra Landsat TM 7 2009 Resolusi dilakukan. 30 m. 5. Citra resolusi tinggi (Quickbird dan Ikonos) 6. Buku Statistik Kab. HST terbaru. 2. Pembuatan training sample area. Pada tahap ini ditentukan titik-titik koordinat tertentu yang akan dicek ke lapangan Nurlina, Identifikasi dan Pemetaan Lahan .............. 3. Ground check atau cek lapangan untuk mendapatkan informasi 27 Tracking dengan GPS Proses kerja dalam tahapan ini keadaan yang sebenarnya terhadap adalah proses titik-titik training sample area yang alamat geografis atau koordinat. telah dibuat. Dengan demikian yang dilakukan 4. Re-interpretasi adalah pengulangan adalah survey interpretasi setelah mendapatkan menggunakan informasi dari hasil cek lapangan. batas sawah. Proses interpretasi ulang ini untuk pengumpulan Data-data lapangan GPS dengan untuk tracking data tracking kemudian membetulkan interpretasi awal yang diolah dan disatukan menjadi satu data tidak tepat. spatial, yang selanjutnya memasukkan 5. Hasil akhir dilakukan ketika proses reinterpretasi maka sudah selanjutnya didapatkan hasilnya bisa disimpan dalam bentuk format GIS informasi/atributnya. Secara lebih lengkap paparan diagram alir penelitan ini adalah sebagai berikut seperti Gambar 1. untuk bisa dilayout dalam bentuk peta atau diekstrak sebagai sebuah informasi. Gambar 1. Diagram Alir Penelitian 28 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 8 No.1, Pebruari 2011 (22 – 36) HASIL DAN PEMBAHASAN obyek-obyek yang terekam. Hasil dari Interpretasi Awal proses Sesuai dengan diagram alir dari kegiatan identifikasi dan pemetaan otomatis disempurnakan interpretasi ini kemudian dengan manual visual proses dengan lahan sawah ini, tahap awal untuk professional adjustmen dari interpreter. mendapatkan informasi awal lahan Pada pekerjaan ini areal sawah yang sawah interpretasi tidak kompak dan tidak luas, tidak akan terhadap data citra (Landsat, Quickbird dipetakan. Misal ada sawah didaerah dan Ikonos). Proses interpretasi awal cekungan atau guntung dengan luas dilakukan remote kurang dari 2 ha yang umum terdapat sensing. Metode yang dipakai adalah didaerah topografi yang lebih tinggi dari metode terbimbing area persawahan lahan basah. Untuk terhadap membuktikan apakah hasil interpretasi citra Landsat dan interpretasi visual ini sesuai dengan kondisi sebenarnya terhadap citra Ikonos dan Quickbird, atau tidak, maka dilakukan proses cek karena secara visual terlihat jelas lapangan. dengan dengan (Supervised cara software klasifikasi Classification) (a) Citra Ikonos (b) Citra Quickbird Gambar 2. Contoh Informasi Awal Lahan Sawah Berdasarkan Data Citra Tracking dengan GPS Survei lapangan berdasarkan informasi dari data citra dengan melakukan tracking batas-batas sawah, dan informasi dari instasi terkait, khususnya para mantri tani. Secara Nurlina, Identifikasi dan Pemetaan Lahan .............. 29 umum hasil prediksi klasifikasi untuk tercover citra Quickbird dan Ikonos. sawah sama dengan kondisi lapangan, Data terutama Gambar 3 berikut ini. pada derah-daerah yang tracking Gambar 3. Tampilan Hasil Tracking GPS Gambar 4. Peta Lahan Baku Sawah dapat dilihat pada 30 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 8 No.1, Pebruari 2011 (22 – 36) Pemrosesan Akhir yang masih mengenai area pemukiman Dalam tahap ini, data-data hasil maupun jalan. Setelah proses ini tracking didigitasi dan digabungkan selesai maka didapatkan hasil akhir serta data-data atribut dimasukkan. berupa luas sawah di Kabupaten Hulu Selanjutnya data spatial lahan sawah Sungai Tengah. Hasil dari proses ini ditumpangsusunkan dengan peta dasar secara keseluruhan dapat dilihat pada yakni batas administratif kabupaten, Gambar 4. kecamatan Proses dan tumpang kelurahan/desa. dan dapat dilihat pada Tabel 1, terlihat untuk bahwa total luas sawah di Kabupaten menyempurnakan proses interpretasi Hulu Sungai Tengah adalah 25.277,35 ulang ini menjadi interpretasi akhir. Hal- ha yang terdiri dari 9.311,17 ha lahan hal sawah tadah hujan, 1.876,00 ha sawah penghapusan yang tepat Untuk luasan lahan baku sawah dilakukan perlu disempurnakan diantaranya adalah area persawahan irigasi dan 14.090,18 ha lebak. Tabel 1. Rekapitulasi Luas Lahan Baku Sawah per Kecamatan di Kab. HST Luas Lahan (hektar) 1. Kec. Barabai Sawah Tadah Hujan 2.150,52 2. Kec. Labuan Amas Utara 3. Kec. Labuan Amas Selatan 4. Kec. Haruyan No Desa Sawah Irigasi Total 141,22 - - 2.291,74 2.805,63 - 10.799,22 1.815,00 15.419,85 4.014,93 331,16 2.963,09 - 7.309,18 340,09 1.403,62 327,87 - 2.071,58 9.311,17 1.876,00 14.090,18 2.071,58 Luas Lahan Sawah Luas Total Lebak Dalam Lebak 25.277,35 Luas Lahan Sawah Sumber: Hasil Survei, 2010 Sawah di Kecamatan Barabai Kecamatan Barabai mempunyai 1.815,00 dari wilayah tersebut adalah area-area yang digunakan untuk peruntukan luas wilayah 4.063,23 ha merupakan pemukiman, infrastruktur dan ibu kota Kabupaten Hulu Sungai. Dari Penggunaan lahan lainnya. Lebih jelas 4.063,23 ha luas wilayah tersebut tentang gambaran sebaran sawah di sekitar 56.40 % atau seluas 2.291,74 Kecamatan Barabai dapat dilihat pada ha adalah area persawahan. Sehingga Gambar 5 dan rincian luasan pada boleh dibilang area sisa yang 43,60% Tabel 2. Nurlina, Identifikasi dan Pemetaan Lahan .............. 31 Tabel 2. Rincian Luas Lahan Sawah di Kecamatan Barabai Luas Lahan (hektar) No I.1. I.2. I.3. I.4. I.5. I.6. I.7. I.8. I.9. I.10. I.11. I.12. I.13. I.14. I.15. I.16. I.17. Desa Sawah Tadah Hujan Mandingin Gambah Awang Besar Benawa Tengah Pajukungan Banua Budi Banua Jingah Bakapas Ayuang Babai Banua Binjai Bukat Barabai Barat Kayu Bawang Barabai Darat Barabai Utara Barabai Selatan Jumlah Luas Lahan Sawah 362.87 122.64 142.04 152.76 98.12 125.82 280.50 121.39 174.55 186.43 74.97 77.77 35.28 141.74 39.75 8.30 5.59 2,150.52 Sawah Irigasi 98.37 42.85 141.22 Lebak 2,291.74 Lebak Dalam - Sumber: Hasil pengolahan data, 2010 Gambar 5. Peta sebaran lahan baku sawah di Kecamatan Barabai Total 362.87 221.01 142.04 195.61 98.12 125.82 280.50 121.39 174.55 186.43 74.97 77.77 35.28 141.74 39.75 8.30 5.59 2,291.74 32 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 8 No.1, Pebruari 2011 (22 – 36) Tabel 3. Rincian Luas Lahan Sawah di Kecamatan Labuan Amas Utara Luas Lahan (hektar) No Desa II.1. Mantaas II.2. Sungai Buluh II.3. Binjai Pirua II.4. Rantau Bujur II.5. Samhurang II.6. Pahalatan II.7. Tabat II.8. II.9. Sawah Tadah Hujan Sawah Irigasi Lebak Lebak Dalam Total - - 1,849.36 1,018.00 2,867.36 16.55 - 2,591.39 430.00 3,037.94 133.81 - 951.82 - 1,085.63 3.23 - 1,327.47 - 1,330.70 46.43 - 498.77 - 545.20 43.17 - 624.79 - 49.47 - 1,654.83 Binjai Pemangkih 427.44 - 114.29 - 541.73 Tungkup 159.16 - 395.30 - 554.46 II.10. Banua Kupang 305.83 - 125.02 - 430.85 II.11. Pemangkih 77.69 - - - 77.69 II.12. Perumahan 228.15 - 307.21 - 535.36 II.13. Pemangkih Seberang 232.51 - 335.58 - 568.09 II.14. Kadundung 155.40 - - - 155.40 II.15. Kasarangan 531.96 - - - 531.96 II.16. Rantau Keminting Jumlah Luas Lahan Sawah 394.83 2,805.63 - 23.39 10,799.22 13,604.85 367.00 1,815.00 667.96 2,071.30 418.22 15,419.85 Sumber: Hasil pengolahan data, 2010 Gambar 6. Peta sebaran lahan baku sawah di Kecamatan Labuan Amas Utara 33 Nurlina, Identifikasi dan Pemetaan Lahan .............. Sawah di Kecamatan Labuan Amas Utara Kecamatan Labuan Amas Utara Sawah di Kecamatan Labuan Amas Selatan Kecamatan Labuan Amas Selatan mempunyai luas wilayah 17.005,10 ha mempunyai luas wilayah 9.773,96 ha yang umumnya terdiri dari lebak yakni yang umumnya terdiri dari sawah tadah seluas 10.799,22 ha atau 63,51% dan hujan lebak dalam seluas 1.815,00 ha atau mencakup 10,67%. Persentase lebak dan lebak kecamatan. Selanjutnya lebak seluas dalam sebanyak 74.18 % dari luas 2.963,09 ha atau 30.32 % dari luas wilayah seluas 4.014,93 ha, 41.08% dari luas Labuan Amas kecamatan. Luas sawah tadah hujan tadah hujan sebesar 4.014,93 ha atau 41,08 % dari sebesar 2.805,63 ha atau 16,5 % dari luas wilayah kecamatan dan sawah luas irigasi seluas 331,16 ha atau 3,39 % Utara. sawah Kecamatan yakni Luas wilayah sawah kecamatan. irigasi tidak Sedang di dari luas kecamatan. Peta dan rincian kecamatan ini. Peta dan rincian luas luas lawah sawah dapat dilihat pada lawah Gambar 7 dan Tabel 4. sawah dapat terdapat dilihat pada Gambar 6 dan Tabel 3. Tabel 4. Rincian Luas Lahan Sawah di Kecamatan Labuan Amas Selatan Luas Lahan (hektar) No Desa Sawah Tadah Hujan Sawah Irigasi III.1. Tabudarat Hulu 187.09 III.2. III.3. III.4. Tabudarat Hilir Jamil Baru 408.32 432.48 320.30 III.5. III.6. Mundar Panggang Marak 160.10 145.59 - III.7. III.8. Sungai Rangas Batang Bahalang 224.99 296.02 - III.9. III.10. Pantai Hambawang Barat Pantai Hambawang Timur 126.54 151.50 - III.11. III.12. III.13. Sungai Jaranih Banua Kepayang Taal 105.70 163.59 115.97 III.14. III.15. Bangkal Durian Gantang 289.70 392.11 III.16. III.17. Gulia Taras Padang 135.76 324.77 III.18. Murung Taal Jumlah Luas Lahan Sawah Sumber: Hasil pengolahan data, 2010 34.40 4,014.93 - Lebak Total - 187.09 180.38 1,679.43 - 625.52 432.48 2,102.17 47.75 1,055.53 - 207.85 1,201.12 - - 224.99 296.02 - - 126.54 151.50 - - 188.99 272.20 115.97 - - - 289.70 392.11 - - - 135.76 324.77 - 34.40 7,309.18 36.82 102.44 83.29 108.61 - 331.16 - Lebak Dalam 2,963.09 7,309.18 34 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 8 No.1, Pebruari 2011 (22 – 36) Gambar 7. Peta sebaran lahan baku sawah di Kecamatan Labuan Amas Selatan Tabel 5. Rincian Luas Lahan Sawah di Kecamatan Haruyan Luas Lahan (hektar) No Desa Sawah Tadah Hujan Sawah Irigasi Lebak IV.1. Pandanu - IV.2. Pangambau Hilir Luar IV.3. IV.4. Pangambau Hilir Dalam Tabat Padang IV.5. IV.6. Pangambau Hulu Barikin IV.7. IV.8. Haruyan Andang IV.9. Panggung - 137.98 IV.10. Lokbuntar IV.11. Haruyan Seberang 12.76 41.65 162.28 - 111.44 32.81 242.70 - IV.12. Teluk Mesjid IV.13. Sungai Harang IV.14. Batu Panggung IV.15. Mangunang Seberang IV.16. Mangunang IV.17. Hapulang Jumlah Luas Lahan Sawah Sumber: Hasil pengolahan data, 2010 Lebak Dalam Total - 239.75 - 239.75 - 89.25 60.76 - 150.01 - 124.27 79.42 - - 124.27 79.42 138.46 43.16 44.60 19.61 - 43.16 202.67 2.17 95.97 24.91 - - 95.97 27.08 - 145.73 - 41.65 175.04 - - 354.14 32.81 7.75 - - - - - 42.45 - 63.57 163.97 - - 106.02 163.97 340.09 89.89 1,403.62 - 89.89 2,071.58 327.87 2,071.58 Nurlina, Identifikasi dan Pemetaan Lahan .............. 35 Gambar 8. Peta sebaran lahan baku sawah di Kecamatan Haruyan Sawah di Kecamatan Haruyan Kecamatan Haruyan dapat dilihat pada Berdasarkan batas administratif dari Gambar peta 8 dan rincian luasan pada Bappeda Tabel 5. Tengah, Kabupaten Hulu Kecamatan Sungai Haruyan mempunyai luas wilayah 10.109,98 ha, KESIMPULAN dimana 1. Luas sebagian berbukit-bukit. wilayah lahan baku sawah didapatkan dari hasil pengukuran di wilayah tersebut, luas lahan sawah empat kecamatan (Kec. Barabai, yang telah dipetakan sebesar 2.071,58 Kec. Labuan Amas Utara, Kec. ha atau 20.49% dari luas kecamatan. Labuan Amas Selatan dan Kec. Lahan sawah ini terdiri dari sawah Haruyan) di Kabupaten Hulu Sungai irigasi seluas 1.403,62 ha atau 13,88%, Tengah adalah 25.277,35 ha yang sawah tadah hujan sebesar 340,09 ha terdiri dari 9.311,17 ha lahan sawah atau 3,36% dan lebak seluas 327,87 ha tadah hujan, 1.876,00 ha sawah atau 3,24 %. Lebih jelas tentang irigasi dan 14.090,18 ha lebak. sebaran seluruh total luas gambaran Dari besar sawah di 36 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 8 No.1, Pebruari 2011 (22 – 36) 2. Kecamatan Barabai mempunyai kecamatan. Lahan sawah ini terdiri ha dari sawah irigasi seluas 1.403,62 merupakan ibukota Kabupaten Hulu ha atau 13,88%, sawah tadah hujan Sungai. Dari luas wilayah tersebut sebesar 340,09 ha atau 3,36% dan sekitar lebak seluas 327,87 ha atau 3,24%. luas wilayah 4.063,23 56.40% atau ha adalah 2.291,74 seluas area DAFTAR PUSTAKA persawahan. 3. Kecamatan Labuan Amas Utara mempunyai umumnya terdiri dari lebak yakni seluas 10.799,22 ha atau 63,51% dan lebak dalam seluas 1.815,00 ha atau 10,67%, serta luas sawah tadah hujan sebesar 2.805,63 ha atau 16,5% dari luas wilayah kecamatan. 4. Kecamatan Labuan Amas Selatan terdiri dari sawah tadah hujan yakni seluas 4.014,93 ha, mencakup 41.08% dari luas kecamatan, lebak seluas 2.963,09 ha atau 30.32% dari luas kecamatan, sawah tadah hujan sebesar 4.014,93 ha atau 41,08% dan sawah irigasi seluas 331,16 ha atau 3,39% dari luas kecamatan. 5. Berdasarkan batas administratif dari Bappeda Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kecamatan Haruyan mempunyai luas wilayah sekitar 10.109,98 ha. Dari seluruh luas wilayah tersebut, luas lahan sawah yang telah dipetakan sebesar 2.071,58 ha atau 20.49% dari luas Bappeda. 2005. Arah Kebijakan Umum Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun 2006 – 2010. Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Barabai. Bappeda. 2007. Rencana Pembangunan Jangka Panjang kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun 2006 – 2025. Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Barabai. BPS – Bappeda. 2008. Kabupaten Hulu Sungai Tengah Dalam Angka 2008. Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Barabai. BP DAS Barito. 2003. Pembuatan Peta Daerah Pengaliran Sungai (DPS)/Daerah Aliran Sungai (DAS) Barabai Dan Batang Alai Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Departemen Kehutanan. Banjarbaru. Danoedoro, P. 1996. Pengolahan Citra Digital : Teori dan Aplikasi dalam Penginderaan Jauh.Yogyakarta : Fakultas Geografi UGM.