IDENTIFIKASI ADR (ADVERSE DRUG REACTION)

advertisement
SCIENTIA VOL. 5 NO. 1, FEBRUARI 2015
IDENTIFIKASI ADR (ADVERSE DRUG REACTION) PADA PASIEN
GERIATRI di BAGIAN/SMF RAWAT INAP PENYAKIT DALAM RSUP.
DR.M.DJAMIL PADANG
Sanubari Rela Tobat1, M.Husni Muchtar2, Rose Dinda Martini3
1
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Yayasan Perintis Padang.
2
Fakultas Farmasi Universitas Andalas
3
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
ABSTRACT
Medication toxic effects can profound the negative impact for patient safety, especially geriatric.
Polypharmacy and increasing age have been identified as two important risk factors that caused this
problems. Adverse Drug Reaction (ADR) have been shown to prevail in hospitalized patients, with a
reported incidence rate as high as 25%. The prospective cross sectional study was perform in an internal
medicine of Hospital RSUP.DR.M.Djamil Padang during 8 weeks of period between September and
November 2011. The sampling technique was done by purposive sampling. Adverse drug reactions were
evaluated by The Naranjo criteria. Result of this research were presented by descriptive data as a number
of percentage of ADR cases. Our study revealed that the potential ADR were happened to 2 patients
possibly caused by alprazolam, 2 pasients possibly caused by amlodipine and 1 patients possibly caused
by ferrous sulfate. The prevalence ADR in geriatric in patients of internal medicine ward of Hospital
RSUP.DR.M.Djamil Padang were different in number to those in other countries.
Keywords : Adverse Drugs Reaction, Naranjo criteria
PENDAHULUAN
Semua obat-obatan dapat menghasilkan
efek samping yang tidak diinginkan atau
Adverse Drug Reaction (ADR). Pasien usia
lanjut memiliki resiko lebih besar mengalami
ADR. Hal ini terjadi karena peningkatan
frekuensi penggunaan obat, dimana diketahui
bahwa pasien usia lanjut sering menderita
berbagai jenis penyakit sehingga mengharuskan
mereka mengkonsumsi berbagai jenis obat.
Pasien usia lanjut juga mengalami peningkatan
sensitivitas terhadap efek obat serta adanya
penyakit penyerta yang dapat meningkatkan
frekuensi dan keparahan kejadian DRP (Drug
Related Problem) terutama ADR (Wayne, et a.l,
1990; Goldberg, et al., 1996; Juurlink, et al.,
2003).
Untuk Indonesia sendiri, menurut laporan
data hasil demografi penduduk Internasional
yang dikeluarkan oleh Bureau of the Cencus
USA pada tahun 1993 dilaporkan bahwa pada
tahun 1990-2025 Indonesia akan mengalami
kenaikan populasi geriatri setinggi 414 %, suatu
angka yang paling tinggi di dunia. Untuk
ISSN : 2087-5045
wilayah Sumatera Barat sendiri, jumlah populasi
geriatri menurut Central Bereau of Statistic yang
dicatat oleh Djuhari dan Anwar pada tahun
1994, total populasi adalah 291. 930 jiwa dari
seluruh populasi penduduk yaitu 3.999.622
(Martono dan Pranaka, 2009).
Terkait belum pernah dilakukannya
penelitian ADR terhadap pasien geriatri di
Bagian/SMF
Penyakit
Dalam
RSUP.DR.M.Djamil Padang, maka dilakukanlah
penelitian terkait permasalahan ini terhadap
pasien geriatri yang dirawat di ruang rawat inap
Bagian/SMF
Penyakit
Dalam
RSUP.DR.M.Djamil Padang.
Hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat memberikan
gambaran yang bermanfaat untuk tenaga medis
dan tenaga kesehatan lainnya dalam usaha
mencegah dan mengurangi terjadinya kejadian
ADR, sehingga akan memberikan keamanan
penggunaan obat pada pasien geriatri yang
dirawat di Bagian/SMF ini. Hal ini dapat
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan
mengurangi beban biaya perawatan akibat
terjadinya ADR.
57
SCIENTIA VOL. 5 NO. 1, FEBRUARI 2015
METODE PENELITIAN
PROSEDUR PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian dilakukan dengan studi
observasional cross sectional secara prospektif
dengan teknik pegambilan sampel dilakukan
secara purposive sampling.
Langkah Kerja
1. Semua penderita yang memenuhi syarat
diikutkan dalam penelitian dan diminta
persetujuan secara sukarela.
2. Dilakukan pengumpulan data berupa umur
pasien, jenis kelamin, diagnosa, keadaan
penyakit yang menyertai, riwayat medis,
penggunaan obat pada pasien dan dosis.
Angka laboratorium normal dari standar
rumah sakit digunakan untuk menentukan
adanya ketidaknormalan. Fungsi ginjal
ditentukan dari klirens kreatinin (Cockroft
dan Gault, 1976).
3. Identifikasi ADR berdasarkan Algoritma
Naranjo.
Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi penelitian adalah pasien geriatri
yang dirawat inap di Bagian/SMF Penyakit
Dalam RSUP.DR.M.Djamil Padang selama 8
minggu pada bulan September – November
2010.
Sampel
Sampel penelitian adalah pasien geriatri
yang dirawat inap di Bagian/SMF Penyakit
Dalam RSUP.DR.M.Djamil Padang selama 8
minggu pada bulan September – November
2010 yang memenuhi kriteria inklusi dan
ekslusi.
Kriteria Inklusi
1. Pasien usia
2. Menyetujui ikut penelitian.
Kriteria Ekslusi
1. Pasien stadium terminal atau
pasien
kritis.
2. Pasien yang pindah ke bagian/SMF lain.
3. Pasien yang tidak mendapat
terapi
farmakologis.
Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas (independent)
Riwayat Penyakit Pasien.
2. Variabel Tergantung (dependent)
- Jumlah dan persentase kejadian ADR
- Outcome klinis dari kejadian ADR
3. Variabel Terkendali
Pasien geriatri yang dirawat inap pada
Bagian / SMF Penyakit
Dalam RSUP. DR.
M. Djamil
Padang selama 8 minggu
pada
bulan
September – November
2010 yang memenuhi kriteria
inklusi
dan ekslusi.
ISSN : 2087-5045
Analisa Data dan Kesimpulan
Penyajian data berupa data kuantitatif
yaitu berupa persentase kejadian ADR.
Limitasi Peneletian
limitasi
dari penelitian
ini adalah
kemungkinan akan terdapat perbedaan respon
ADR berdasarkan perbedaan ras yang diteliti,
dimana akan terdapat perbedaan genomik
diantara ras/suku bangsa.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini diperoleh data bahwa
persentase pasien geriatri berdasarkan jenis
kelamin (n = 103) adalah pria 47,57 % (49
pasien) dan wanita 52, 42 % (54 pasien). Data
ini memberikan gambaran tentang karakteristik
populasi dan perbedaan persentase antara pria
dan wanita, dimana persentase pasien wanita
lebih tinggi dibandingkan pasien pria.
Pada penelitian ini juga diperoleh data
tentang karaktristik populasi berdasarkan
rentang usia dimana untuk pasien pria,
persentase pria berusia 60 s/d 70 tahun adalah
27,18 % (28 pasien); usia 71 s/d 80 tahun 18,44
% (19 pasien); usia >81 tahun 1,94 % (2 pasien).
Untuk pasien wanita, persentase pasien wanita
berusia 60 s/d 70 tahun 32,03 % (33 pasien);
usia 71 s/d 80 tahun 16,50 % (17 pasien); usia
>81 tahun 2,91 % (3 pasien). Persentase ini
diperoleh dari populasi keseluruhan pasien
geriatri yaitu 103 pasien.Dari data yang
diperoleh dapat diketahui bahwa pasien geriatri
58
SCIENTIA VOL. 5 NO. 1, FEBRUARI 2015
terbesar adalah mereka yang berusia 60 s/d 70
tahun. Hal ini terkait dengan usia harapan hidup
yang lebih panjang dari pasien geriatri dalam
beberapa dekade terakhir ini.
Pada penelitian studi identifikasi ADR
berdasarkan Algoritma Naranjo selama 8
minggu pada bulan September s/d November
2010 terhadap pasien geriatri pada ruang rawat
inap
Bagian/SMF
Penyakit
Dalam
RSUP.DR.M.Djamil Padang ini, ditemukan
kejadian ADR (Adverse Drugs Reaction) / ROM
(Reaksi Obat Merugikan), adalah 0,04 %. Dari
total 103 pasien, terdapat 5 pasien yang
mengalami ADR. Hal ini berbeda dengan
penelitian sejenis sebelumnya, yaitu oleh Chang,
et al pada tahun 2001, dari keseluruhan 550
pasien diketahui 126 pasien (22,9%) yang
mengalami ADR.
Kejadian ADR pada pasien geriatri di
ruang rawat inap Bagian/SMF Penyakit Dalam
RSUP.DR.M.Djamil Padang, dua kasus ADR
terjadi setelah penggunaan alprazolam, dua
kasus ADR terjadi terkait penggunaan amlodipin
dan satu kasus ADR terjadi terkait penggunaan
sulfa ferosus.
Pasien geriatri mengalami peningkatan
sensitivitas terhadap efek obat serta adanya
penyakit penyerta yang dapat meningkatkan
frekuensi dan keparahan ADR. (Juurlink, et al.,
2003; Goldberg RM, et al., 1996 dan Wayne, et
al., 1990). Tiga puluh persen dari pasien geriatri
yang masuk rumah sakit kemungkinan
disebabkan oleh ADR
seperti depresi,
konstipasi,
kejadian
jatuh,
immobilitas,
gangguan kesadaran dan fraktur tungkai sering
terjadi pada pasien geriatri (Beers MH, 1997 dan
Beers, et al., 1989).
Obat-obat tertentu memiliki resiko khusus
terhadap pasien geriatri terkait dengan
perubahan tersebut, contoh : golongan obat
benzodiazepin, dimana lama kerja dan efek
sedasi
dari obat ini akan lebih panjang pada pasien usia
tua, dan dapat meningkatkan resiko kejadian
jatuh pada pasien tersebut, hal ini merupakan
contoh bagaimana penggunaan obat dan
peningkatan sensitivitas terhadap efek obat
dapat menimbulkan resiko terjadinya cidera
serius dan dapat membahayakan jiwa. Karena
angka kejadian insomnia meningkat seiring
dengan peningkatan usia, akan terjadi
peningkatan penggunaan obat-obat golongan
ISSN : 2087-5045
sedatif pada pasien lanjut usia (Tinetti M, 2003
dan Q.R. Regestein, 1984.
Penggunaan alprazolam terhadap 9 orang
pasien geriatri yang dirawat inap pada
Bagian/SMF
Penyakit
Dalam
RSUP.DR.M.Djamil Padang ini sejumlah 6
pasien tidak menunjukkan reaksi ADR dalam
bentuk apapun, namun pada 3 pasien geriatri
lainnya timbul berbagai tingkatan keparahan
ADR. Kejadian ADR mendapatkan skor 6, 7 dan
7 berdasarkan Algoritma Naranjo. Skor ini
dapat diartikan bahwa ADR yang terjadi adalah
menunjukkan probable (dapat mungkin)
disebabkan oleh alprazolam. Rentang kategori
probable (dapat mungkin) adalah 5 s/d 8
Kejadian ADR yaitu pada pasien yang
menggunakan amlodipin. Pada pasien ini terjadi
anemia dan trombositopenia. ADR ini memiliki
delayed onset time (waktu muncul tertunda)
karena terjadi setelah lebih dari 72 jam paparan.
Pemberian amlodipin dimulai pada tanggal 25/92010 dan muncul ADR setelah 3 hari konsumsi
obat, yaitu tanggal 28/9-2010. Pasien ini
merupakan pasien post cystostomi dan
mengalami keluhan berupa tidak bisa BAK sejak
1 hari yang lalu. ADR yang terjadi pada pasien
ini
tergolong
kepada
ADR moderate
(menengah) yaitu memerlukan perubahan terapi
obat, perawatan khusus, atau perpanjangan masa
perawatan di RS sekurang-kurangnya satu hari.
Skor Naranjo ADR pada pasien ini adalah 4,
yaitu possible (mungkin) disebabkan oleh
penggunaan amlodipin.
ADR aktual lain yang muncul terkait
penggunaan obat yang termasuk dalam Kriteria
Beer tahun 2003 adalah penggunaan tablet
FeSO. Kejadian ADR yang muncul adalah diare
yang dialami pasien setelah sehari penggunaan
FeSO4 tersebut. Reaksi yang muncul memiliki
accelerated onset time (waktu muncul
dipercepat), yaitu ADR muncul setelah 6-72 jam
terjadinya paparan obat.
Pasien masuk RS dengan keluhan utama
badan letih – lesu sejak 2 minggu yang lalu.
Diagnosa pasien ini adalah anemia ringan
normositik normokrom ec penyakit kronis, TB
paru, hiponatremia ec low intake dan
hiperkalemia ec low intake. Skor Naranjo ADR
yang terjadi pada pasien ini adalah 7. FeSO4
dapat menyebabkan iritasi pada saluran
pencernaan seperti nyeri abdominal (perut)
disertai pusing dan muntah. ADR lain terhadap
59
SCIENTIA VOL. 5 NO. 1, FEBRUARI 2015
saluran pencernaan yang dapat terjadi adalah
diare atau konstipasi. ADR ini dapat dikurangi
dengan mengkonsumsi FeSO4 bersama makanan
atau setelah makan (bukan pada saat perut
kosong) atau dengan jalan mengawali terapi
dengan dosis terkecil, kemudian baru
ditingkatkan secara bertahap.
Hindari penggunaan FeSO4 selama lebih
dari 6 bulan pada pasien geriatri, kecuali pada
pasien yang mengalami pendarahan terus
menerus. Hindari
penggunaan bersamaan
antara terapi oral dan parenteral. Hindari juga
penggunaan pada penyakit terganggunya
penyimpanan dan absorbsi zat besi, contoh :
haemochromatosis (kelainan yang menyebabkan
tubuh menyerap besi yang berlebih dari
makanaan) dan haemoglobinopathies (gangguan
darah karena perubahan secara genetika struktur
hemoglobin). Penggunaan juga harus dihindari
pada penyakit saluran pencernaan, contoh :
inflammatory bowel disease ( penyakit inflamasi
pada usus); intestinal strictures (penyempitan
pada saluran
usus); peptic ulcer disease
(penyakit tukak lambung); enteritis dan
ulcerative colitis (colitis dengan luka bernanah).
Sulfa ferosus (FeSO4) bekerja dengan
jalan menfasilitasi transport O2 oleh hemoglobin.
Obat ini digunakan sebagai sumber zat besi,
dimana obat ini akan menggantikan zat besi
yang ditemukan pada hemoglobin, myoglobin
dan enzim-enzim lainnya (Martindale, 2007).
KESIMPULAN DAN SARAN
Dilaporkan kejadian ADR pada pasien
geriatri yang dirawat di Bagian/SMF Penyakit
Dalam RSUP.DR.M.Djamil Padang adalah 0,04
%. Angka ini lebih rendah dengan beberaapa
penelitian lain yang sudah pernah dilakukan di
lokasi yang berbeda.
Disarankan perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut tentang angka kejadian
ADR
dengan sampel yang lebih banyak dan waktu
yang lebih lama.
DAFTAR PUSTAKA
American Society of Hospital Pharmacist., 1993,
“ASHP statement on Pharmaceutical
care”, Am.J. Hosp. Pharm, 50 : 1720-3.
ISSN : 2087-5045
Beers, M.H., 1997, “Explicit Criteria for
Determining
Potentially
Inappropriate Medication Use
By
Elderly”, an update, Arch
Intern
Med/Vol 157,
15326.
Beers, M.H dan Ouslander, J.G., 1989,
“Risk factors in geriatric
drug
prescribing A practical
guide to
avoiding
problems”,Drugs, 37:105–
12.
Chia-Ming Chang, M.D; Pheng-Ying Yeh Liu,
M.S; Yea-Huei Kao Yang, B.S; Yi Ching
Yang, M.D, M.P.H; Chun-Feng Wu,
M.D; Feng-Hwa Lu, M.D ,M.S., “Use of
the Beers Criteria to Predict Adverse
Drug Reactions Among First-Visit Elderly
Outpatients”,
Pharmacotherapy
Publications edisi 25(6):831-838, 2005
Cockcroft
D W;
Gault
M H.,
“Prediction of creatinine clearence
from
serum
creatinin”,Nephron,
1976;16:3141 (PubMed).
Goldberg, R.M., Mabee, J., Chan, L., Wong S.,
1996,” Drug-drug and
drugdisease
interactions in
the
emergency department:
analysis
of high-risk population”,Am J Emerg
Med, 14: 447-50.
Juurlink, D.N., Mamdami, M., Koop, A., 2003,
“ Drug-drug
interaction among
elderly
patients hospitalized
for
drug toxicity”, JAMA 289:1652.
Martindale.,
2007, “The complete drug
reference”, Pharmaceutical Press.
Martono,
H
dan
Pranaka,
K.,
“Geriatrics” edisi 2, 2009
Naranjo, C.A., Busto, U., Sellers, E.M.,
1981, “A method for estimating
the probability of Adverse drug
reaction,” Clin. Pharmacol
Ther., 30,
239-245.
Q.R. Regestein., “Treatment of Insomnia in
the
Elderly,” in Clinical Geriatric
Psychopharmacology, ed. C. Salzman
(New York: McGraw-Hill International
Book Co., 1984),149–170; and G.D.
Mellinger
and
M.B.
Balter;
“Psychotherapeutic
Drugs:
A
CurrentAssessment of Prevalence and
Patterns of Use,” in Society and
Medication:
ConflictingSignals
for
60
SCIENTIA VOL. 5 NO. 1, FEBRUARI 2015
Prescribers and Patients, ed. J.P. Morgan
and
D.V.
Kagan
(Lexington,
Mass.:Lexington Books, 1983), 137–154.
Tinetti M, “Preventing falls in elderly persons”,
New Eng J Med,
2003; 384 : 42-9
World
Health
Organization.,
1975,
“Requirements
for
Adverse Drug
Monitoring”, Geneva, Switzerland.
Wayne A Ray, Marie R Griffin, dan Ronald I
Shorr., “Adverse Drug Reaction And The
Elderly”, Health Affairs; 9, No.3 (1990) :
114-122.
ISSN : 2087-5045
61
Download