ABSTRAKSI Kasus kekerasan seksual adalah salah satu tindak kriminalitas yang angkanya tergolong tinggi di Indonesia. Tindak kekerasan dan pelecehan seksual tersebut angkanya terus meningkat setiap tahun. Korban kekerasan dan pelecehan seksual ini bukan lagi orang-orang dewasa tapi juga anak-anak usia dini. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima 342 laporan kasus tindak kekerasan anak mulai dari Januari hingga April 2014. Sebelumnya, sepanjang tahun 2013 ada sebanyak 3.339 kasus kekerasan anak yang 58%-nya merupakan tindak kejahatan seksual di lingkungan keluarga maupun sekolah. Salah satu peristiwa yang cukup menyita perhatian publik di tahun 2014 lalu yakni kasus pelecehan seksual yang terjadi pada siswa Taman Kanak-Kanak di Sekolah Internasional Jakarta International School. Berangkat dari pemaparan diatas, peneliti tertarik untuk menganalisis pembingkaian kasus pelecehan seksual siswa Jakarta International School. Peneliti memilih dua media berbahasa Inggris, yaitu The Jakarta Post dan The Jakarta Globe yang merupakan media penyalur perspektif Indonesia kepada global. Metode penelitian ini adalah kualitatif yang bersifat deskriptif dan menggunakan teknik analisis framing Robert N Entman. Unit analisis penelitian ini berupa artikel berita yang terkait isu konflik keberadaan sekolah internasional pada pemberitaan kasus pelecehan seksual siswa Jakarta International School. Kesimpulan dari hasil analisis, kedua media ini memandang bahwa sekolah JIS belum layak menyelenggarakan pendidikan Taman Kanak-Kanak. Hal ini dikarenakan sekolah tersebut belum memiliki izin resmi atas pelaksanaan program pendidikan TK. Berangkat dari analisis dan pembahasan diatas, dapat diartikan dengan status “internasional” belum tentu memiliki kualitas dan reputasi yang baik. xi