JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI DOI: https://doi.org/10.21009/JPUD.082 DOI: https://doi.org/10.21009/JPUD.082.09 PENINGKATAN KECERDASAN VISUAL SPASIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN MAZE LAILY ROSIDAH PG PAUD Universitas Ageng Tirtayasa Banten Jl. Raya Jakarta Km7, Serang-Banten, E-mail: [email protected] Abstract : This research is motivated by the lack of visual spatial ability in kindergarten children Utsmanil Judge, Land Sareal-Bogor. It is seen from them is takes of students in determining the right-left direction, recognize colors and difficulty remembering and classifying children in geometric shapes. This study aimsto improv echildren's visual-spatial intelligence through amaze game. This research was conducted in kindergarten Utsmanil Judge, Land Sareal-Bogor with child research subjects 12 peoplein Mayand June 2014 This study used aqualitative approach to action research method. The results showed the maze games can improve children's visual-spatial intelligence. It can be seen from the increase obtained from the firs tcycleby 33.43% on average so that thes patial intelligence of children 77.7%. While the initialconditions of the average visualspatial intelligence before the child's actions amounted to44.27%. After the second cycle the nan increase of 7:19%, so the average value ofchildren's visual-spatial intelligence obtained in the second cycle was 84.89%. In this study it can be concluded that thev isual-spatial intelligence can be improved through a maze game. Conducting a maze madeeveryday with avariety of different media as well as individual activities carried ou tby the group know. Keyword: Visual Spatial Intelligence, Playing Maze, Early Childhood Abstrak: Penelitian ini dilakukan, karena rendahnya kemampuan visual spasial anak di TK Utsmanil Hakim, Tanah Sareal-Bogor. Siswa belum bisa menentukan arah kanan-kiri, mengenal warna, kesulitan mengingat dan mengelompokkan bentuk geometri. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan visual spasial anak melalui permainan maze. Penelitian ini dilakukan di TK Utsmanil Hakim, Tanah Sareal-Bogor dengan subjek penelitian 12 anak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode action research. Hasil penelitian menunjukkan permainan maze yang dibuat berbagai modifikasi dapat meningkatkan kecerdasan visual spasial anak. Rata-rata kecerdasan visual spasial anak pra tindakan adalah sebesar 44.27%. Peningkatan pada siklus pertama sebesar 33.43 % sehingga rata-rata kecerdasan spasial anak sebesar 77,7%. Siklus kedua terjadi peningkatan sebesar 7.19%, sehingga nilai rata-rata kecerdasan visual spasial anak yang diperoleh pada siklus kedua sebesar 84.89%. Kata kunci: Kecerdasan Visual Spasial, Permainan Maze, Anak Usia Dini 291 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 2, November 2014 kan apa yang perlu anak pelajari. PENDAHULUAN Kecerdasan visual spasial adalah kemampuan Kesempatan berimajinasi perlu dise- memahami, diakan dalam menciptakan lingkung- memproses, dan berpikir dalam ben- an belajar yang baik untuk anak. tuk visual. Anak yang mempunyai Lingkungan belajar yang baik harus- kecakapan ini mampu menerjemah- lah dapat menyediakan media pem- kan bentuk gambaran dalam pikiran- belajaran. Pemakaian media pembe- nya ke dalam bentuk dua atau tiga lajaran dalam proses belajar menga- dimensi jar dapat membangkitkan keinginan dan memahami konsep spasial serta terlihat antusias ketika belajar dan membawa melakukan aktivitas yang berkaitan psikologis terhadap siswa. Salah satu dengan kemampuan ini. Kecerdasan media pembelajaran yang digunakan visual spasial bisa menunjang proses untuk belajar anak di sekolah. Salah satu- visual spasial anak usia dini adalah nya, membantu anak memahami dan maze. meningkatkan pengaruh kecerdasan mengenal posisi benda, arah dan Berdasarkan hasil penga- jarak. Anak yang memiliki kecer- matan di TK Utsmanil Hakim, Tanah dasan Sareal-Bogor, siswa memiliki kesu- spasial memiliki metode belajar visualisasi berdasarkan peng- litan lihatannya. Anak akan mendapat spasial. Siswa belum mampu menen- stimulasi kecerdasan visual spasial tukan arah kanan dan kiri, mengenal jika anak berada dalam lingkungan warna, yang memberikan anak kesempatan mengelompokkan bentuk geometri. melakukan kegiatan visual spasial Kegiatan belajar mengajar dilakukan sesuai perkembangannya, dengan mengerjakan kegiatan sesuai misalnya adanya kegiatan untuk instruksi dari guru. Siswa hanya berimajinasi. mengerjakan tugas yang diberikan dengan dalam kemampuan kesulitan mengingat visual dan Imajinasi merupakan bagian guru dan harus sama seperti yang integral perkembangan setiap anak dikatakan oleh guru. Guru belum dan layak dipupuk dengan mengajar- 300 memperhatikan aspek imajinasi sis- Kecerdasan Visual Spasial wa dalam proses belajar mengajar. Kecerdasan visual spasial Hal ini terjadi karena dipe- merupakan salah satu kecerdasan ngaruhi beberapa faktor, baik yang yang perlu distimulasi dan dikem- muncul dari pihak guru dan orang bangkan. Anak yang mempunyai tua. Faktor yang muncul dari pihak cerdas guru, meliputi: (1) guru memiliki kemampuan untuk menciptakan ima- keterbatasan jinasi pemahaman tentang visual atau spasial memiliki menciptakan bentuk- kecerdasan visual spasial sehingga bentuk tiga dimensi. Kecerdasan guru belum memberikan perhatian visual spasial adalah kapasitas untuk aspek kecerdasan ini; (2) adanya mengenali dan melakukan penggam- tuntutan calistung (membaca, menu- baran atas objek atau pola yang lis, berhitung) dari sekolah dasar; (3) diterima otak. guru juga belum mampu mengem- “The ability to form a bangkan indikator dalam merancang mental model of a spasial world and sebuah kegiatan yang menyenangkan to be able to maneuver and operate bagi anak sehingga; (4) kurangnya using that model” (Gardner, 1993: media 9). pembelajaran; banyak menggunakan guru lebih Kecerdasan visual spasial worksheet merupakan kemampuan membentuk (lembar kerja) untuk kegiatan anak. sebuah model secara mental tentang Sedangkan faktor dari pihak orang dunia spasial dan dapat memanuver tua, keterbatasan serta mengoperasikan model terse- pengetahuan orang tua tentang kecer- but. Dari definisi tersebut dapat dasan visual spasial; (2) orang tua diketahui bahwa kecerdasan visual memiliki pola pikir bahwa anak yang spasial berkaitan dengan kemampuan cerdas adalah anak yang mahir dalam membentuk membaca, menulis dan berhitung. pikiran tentang spasial dan kemam- meliputi: (1) suatu model dalam puan menggunakan model tersebut di dunia nyata. spasial pada Kecerdasan seseorang visual meliputi 291 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 2, November 2014 kemampuan untuk melihat dengan landasan pengetahuan sehingga tahu tepat gambaran visual di sekitarnya apa yang harus dilakukan dengannya dan memperhatikan rincian kecil (Gamon dan Bragdon, 2005: 236). yang kebanyakan orang lain tidak Orang yang memiliki kecerdasan memperhatikannya. visual Hal tersebut spasial beberapa memiliki kecerdasan visual spasial mengobservasi gambar secara men- memiliki besar. detail; (2) mampu membayangkan memungkinkan bentuk dalam pikirannya dengan untuk mempresentasikan gambaran mudah; (3) dapat memperhatikan visual spasial secara detail dan apa gambaran yang ada dari berbagai yang dipikirkan dapat dibayangkan sudut dalam bentuk penggambaran dalam suatu lokasi dan tempat tertentu; dan benak pikirannya kemudian dituang- (4) cenderung imajinatif dan kreatif. kan dalam bentuk visual. Pemikiran visual terdiri dari apa Kemampuan ini yang Seseorang dengan kecerdasan visual spasial akan mempunyai sehingga yaitu: dapat (1) dengan menunjukkan bahwa orang yang persepsi hal, ditandai dapat mengenali yang kita lihat, bayangkan atau gambar (Mckim, 2005: 110). kepekaan pada garis, warna, bentuk, Kecerdasan visual spasial ruang, keseimbangan, bayangan, har- merupakan moni, pola dan hubungan antar unsur terhadap suatu objek disekitarnya. kecerdasan visual spasial benar- Imajinasi visual dan kemampuan benar bertumpu spasial pada ketajaman perasaan hanya dapat dan intuisi meningkat melihat dan ketelitian pengamatan dengan latihan. Anak harus diberikan (Amstrong, 2008: 44). Kecerdasan banyak pengalaman yang berfokus visual spasial memiliki jenis kemam- pada bentuk-bentuk geometri (arah, puan yang banyak dan berbeda-beda, orientasi, perspektif); benda dalam dari menangkap secara detail hingga ruang; hubungan bentuk dan ukuran memahami pengaturan menjadi ber- benda; serta bagaimana hubungan bagai pola, sampai mencocokkan antara perubahan bentuk dengan pola-pola tersebut ke dalam suatu perubahan ukuran. Pemahaman per- 300 tama anak terhadap geometri adalah bentuk, gam-bar atau pola, desain, sebatas pengetahuan ruang secara warna-warna, dan tekstur yang kita fisik, kemudian meningkat menjadi lihat dengan mata luar maupun yang pemahaman terhadap ruang. Anak dibayangkan di dalam kepala. yang memiliki kecerdasan visual Kemampuan memahami gambar spasial yang bagus akan lebih mudah serta pembentuk gambar dalam beraktivitas, tumbuh lebih seperti garis dan warna merupakan kreatif dan inovatif serta mengkrea- kemampuan khas kecerdasan visual sikan segala sesuatu berdasarkan spasial. kemampuan sendiri. Seseorang yang cerdas visual spasial memiliki unsur Kecerdasan visual spasial muncul ketika anak menunjukkan karakteristik tertentu yang menjadi ketertarikannya pembeda dengan kecerdasan lainnya. mulai memperhatikan kesukaannya Orang-orang dengan kecer- pada dunia terhadap yang sesuatu, berhubungan dasan visual spasial yang tinggi dengan warna, bentuk, ruang dan memiliki kepekaan dalam mengob- benda atau mungkin ketika anak servasi dan untuk berpikir dalam lebih mudah memahami sesuatu gambar (Schmidth, 2003: 40). Kecer- melalui gambar dan bukan kata-kata dasan visual spasial mempunyai ketika membaca. Anak yang memili- kepekaan utama ki kecerdasan visual spasial tinggi garis, bentuk, volume, ruang, kese- memiliki ciri-ciri, antara lain: (1) imbangan, cahaya, bayangan, har- senang bermain dengan bentuk dan moni, pola dan juga warna (Nurlaila ruang (rancang bangun); (2) hafal dan Iskandar, 2004: 37). Setiap orang jalan yang pernah dilewati; (3) aktif dapat dengan mudah melihat suatu mengerjakan hal-hal yang berkaitan bentuk atau gambar tetapi hanya dengan abstraksi ruang; (4) memiliki beberapa orang yang peka saja yang daya problem solving atau pemecah- dapat gambar. an masalah yang baik; (5) senang Kecerdasan visual spasial merupakan mengukur mana yang lebih panjang kemampuan dalam hal memahami dan pendek, besar kecil, jauh dan terhadap memahami unsur suatu 291 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 2, November 2014 dekat; (6) dapat menangkap perkira- berikan jenis permainan ini akan an atau jarak; dan (7) memiliki berdampak positif terhadap perkem- perhatian bangan tinggi terhadap detail. anak. Permainan Maze Kecerdasan visual anak dapat dikem- merupakan salah satu dari permainan bangkan edukatif yang berada pada jenis melalui beberapa cara, yaitu: (1) mencoret-coret; (2) meng- permainan teka-teki gambar dan melukis; (3) membuat play). Maze merupakan suatu jenis prakarya atau kerajinan tangan yang puzzle berbentuk lajur-lajur yang menuntut untuk bercabang dan berliku-liku. A maze (4) is a type of puzzle that consists of a mengunjungi berbagai tempat agar complex branching passage through dapat pengalaman which the solver must find a route. melaku-kan Types of mazes vary depending on permainan konstruktif dan kreatif; the artist or publisher, ranging from dan (6) mengatur dan meran-cang a pen-and-paper game of draw and dengan mengajaknya dalam kegiatan solve, to a physical maze made out of mengatur ruang di rumah (Sujiono, objects such as wood or vertical 2005). hedges. Untuk menyelesaikan puzzle anak memanipulasibahan; visual memperkaya anak; (5) (puzzle-it-out ini, seseorang yang masuk ke dalam maze harus dapat menemukan pintu Bermain Maze Bermain merupakan media yang sangat baik untuk membina keluar dari maze, dan membutuhkan usaha dan kesadaran akan arah. ketangkasan, keterampilan, kecerda- Maze adalah sebuah per- san dan pembentukan kepribadian mainan dengan jalan sempit yang anak. Kegiatan bermain yang meli- berliku batkan anak secara aktif dalam kadang kala merupakan jalan buntu merangkai dan memecahkan masalah ataupun secara langsung memiliki fungsi halangan. mengembangkan kognitif, melatih mengenai arah dan juga bahasa dan motorik sehingga mem- kesadaran spasial dengan mengetahui 300 aspek dan jalan berbelok-belok yang Bermain dan mempunyai maze dapat ruang-ruang, jalur-jalur yang dilewati huan; (4) melatih konsentrasi; (5) dan mengetahui lokasinya dalam melatih motorik. Permainan maze kesatuan untuh maze tersebut. Per- dapat mengembangkan seluruh aspek mainan maze merupakan permainan dan potensi yang dimiliki oleh anak yang dapat merangsang imajinasi karena anak-anak. Permainan ini menuntut dimodifikasi sesuai dengan tujuan anak untuk mengikuti jalur yang yang akan dicapai. permainan maze dapat telah ada. Bermain maze selain Berdasarkan uraian di atas menyenangkan juga meningkatkan yang dimaksud dengan maze meru- keterampilan. Biasanya permainan pakan maze berbentuk dua dimensi di atas puzzle berbentuk lajur-lajur yang lembaran kerja yang berisi lajur-lajur bercabang sempit, namun ada juga yang terbuat koordinasi mata dan tangan dalam dari papan. Menggunakan Maze dari rangka mencari rute yang tepat untuk papan kayu terdiri atas lajur yang mencapai tujuan. Faktor yang mem- sudah warna- pengaruhi pengalaman bermain maze warni. Anak dapat menggunakan terdiri dari: (1) the conditions of the jemarinya mengelompokkan learner; and (2) the characteristics manik-manik dengan warna yang of the task. Tipe maze dijelaskan sama, huruf yang sesuai dan bentuk- sebagai berikut: (1) made up a series bentuk Pemilihan of groves or slots, is traced with a permainan maze melihat kemampuan pencil or stylus, (2) the maze are anak dan harus bervariasi agar anak made of piece of wire attached to tidak perkembangan wooden panels and tracing is with mengenai keruangan lebih terasah. the finger. Permainan maze selain Permainan maze memiliki manfaat menyenangkan juga meningkatkan yang sangat berarti bagi anak usia keterampilan anak dengan mendo- dini, yaitu: (1) melatih koordinasi rong anak untuk memilih warna, mata dan tangan; (2) melatih kesa- huruf dan angka yang telah ada pada baran; (3) mengembangkan pengeta- manik-manik maze. Biasanya maze dilengkapi saat yang bosan manik sesuai. dan permainan ruwet edukatif untuk jenis melatih 291 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 2, November 2014 terbuat dari kertas yang berisi lajur- pertumbuhan otak melalui penyedia- lajur sempit namun ada juga yang an media pembelajaran salah satunya terbuat dari papan. Menggunakan permainan maze dari papan kayu (wooden dapat membantu mengembangkan maze) untuk membuat anak lebih potensi-potensi yang dimiliki anak tertarik memainkannya. Maze jenis dalam hal kesabaran, memecahkan ini terdiri atas lajur maze yang sudah masalah, mencari jalan keluar, dan dilengkapi manik warna-warni. Anak imajinasi. Pemberian permainan ini dapat diajarkan untuk menggunakan harus disesuaikan dengan karakteris- jemarinya mengelompokkan tik anak sehingga proses pembelajar- manik-manik dengan warna yang an berlangsung dengan baik dan sama, huruf yang sesuai, dan bentuk memperoleh hasil sesuai harapan. yang sesuai. Hasil saat maze. asesmen Permainan awal ini kecerdasan visual spasial siswa pada penelitian menunjukan METODE Penelitian ini untuk meningkatkan bertujuan kecerdasan bahwa kecerdasan visual spasial siswa masih perlu ditingkatkan. Kemampuan yang visual spasial anak usia dini melalui perlu ditingkatkan antara lain adalah bermain maze. Penelitian ini dilak- kemampuan dalam mengobservasi sanakan di TK Utsmanil Hakim, gambar, melihat detil dan mengapre- Tanah Sareal-Bogor selama tiga siasi ruang. Pelaksanaan kegiatan bulan (Maret-Mei 2014). Penelitian maze dibuat beragam setiap hari ini menggunakan jenis penelitian dengan media yang berbeda-beda action serta dilakukan melalui kegiatan research, dengan subjek penelitian siswa TK Kelompok B berjumlah 12 siswa. individu tahu kelompok. Hasil dari penelitian tindakan yang dilakukan diperoleh data HASIL DAN PEMBAHASAN kondisi awal rata-rata kecerdasan Usia 5-6 tahun merupakan visual spasial anak sebelum dilaku- periode terpenting untuk merangsang kan tindakan adalah sebesar 44.27%. 300 Pada siklus peningkatan pertama diperoleh kemampuan SIMPULAN visual Kesimpulan dari hasil spasial sebesar 33.43% sehingga penelitian ini adalah permainan maze rata-rata kecerdasan spasial anak dapat sebesar 77,7%. Pada siklus kedua visual spasial anak TK kelompok B. terjadi peningkatan sebesar 7.19%, Hal tersebut dapat dilihat dari adanya sehingga nilai rata-rata kecerdasan peningkatan yang terjadi setelah visual spasial anak yang diperoleh diberikan tindakan dari hasil pra pada siklus kedua sebesar 84.89%. siklus memperoleh 44,27%, pada Dalam penelitian ini dapat disim- siklus I memperoleh 77,70% dan pulkan bahwa kecerdasan visual pada siklus II sebesar 88,95%. meningkatkan kecerdasan spasial dapat ditingkatkan melalui permainan maze. DAFTAR PUSTAKA Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus. Penilaian tentang kecerdasan visual dilakukan sebelum penelitian, siklus 1, dan siklus 2. Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan kecerdasan visual anak melalui permainan maze dengan berbagai modifikasi sebanyak 40,62%. Selain, meningkatkan kecerdasan visual, permainan maze juga dapat meningkatkan aspek kemampuan anak yang lain. Tindakan yang diberikan kepada anak kelompok B berupa permainan dimodifikasi kebutuhan. maze sesuai dapat dengan Amstrong, Thomas. Sekolah Para Juara: Menerapkan Multiple Intelligence (Alih bahasa: YushiMurtanto). Bandung: Kaifa, 2002. Cambell, Linda Bruce Campbell dan Dee Dickinson,. Metode Praktis Pembelajran Berbasis Multiple Intelligence. Depok: Intiusi Press, 2005. Gardner, Howard. Multiple Intelligences. USA: Basic Books, 1993. Gardner. Howard Muliple Intelligences: Kecerdasan Majemuk Teori dalam Praktek. Alih Bahasa Alexander Sindoro. Batam: Interaksara, 2003. Gardner, Howard. Kecerdasan Majemuk Teori dalam Praktek. Alih Bahasa Alexander Sindoro. Batam: Interaksara, 2003. 291 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 2, November 2014 Gamon, David dan Allen D. Bragdon. Cara Baru Mengasah Otak dengan Asyik. Bandung: Kaifa, 2005. Kayvan, Umi. 57 Permainan Kreatif untuk Mencerdaskan Anak. Jakarta: Mediakita, 2009. Schmidt, Laurel. Jalan Pintas Menjadi 7 KaliLebih Cerdas: 50 Aktivitas, Permainan, dan PrakaryaUntukMengasah 7 Kecerdasan Mendasar pada Anak Anda. Bandung: Kaifa, 2003.Sonawat, Reetadan Purvi Gogri. Multiple Intelligences 300 for Preschool Children Mumbai: Multitect Publishing, 2008. Sujiono, Yuliani Nurani. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks, 2009. Tientje, Nurlaila Nqm. Multipe Inteligensi Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Rekatama, 2010. Tientje, Nurlaila dan Yul Iskandar, Pendidikan Anak Usia Dini untukm Mengembangkan Multipel Inteligensi. Jakarta: Dharma Graha Group, 2004.