GAMBARAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN PADA ANTENATAL CARE DI TEMPAT PELAYANAN KESEHATAN DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2010 DESCRIPTION OF PREGNANCY EXAMINATION OF ANTENATAL CARE AT HEALTH CARE SERVICES IN BREBES DISTRICT 2010 Lintang Dian Saraswati dan Praba Ginandjar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro ABSTRACT Antenatal Care (ANC) is a service provided to pregnant women by health workers to maintain pregnancy. Coverage of complete antenatal care visits in Brebes remains below the standard. This possibly related to the completeness of pregnancy examination privided in Brebes District.. This study aimed to describe pregnancy examination in the ANC in Brebes District. This was a descriptive study with rapid survey design and multistages sampling method. Research subjects were 210 mothers with 0-4 months baby. The results showed the majority of pregnant women in Brebes conceive a healthy reproductive age, low education level, and unemployed. Complete ANC (K4) coverage in January-May 2010 is 26.67%. Proportion of trimester visit I-III tends to decrease. Examination of pregnancy has not been fully compliant the 7T standard, including blood pressure measurements, giving of Fe tablets, urine and blood laboratory tests, the completeness of TT immunization, fundal height measurements, as well as pregnancy counseling. District Health Office Brebes is expected to improve the performance of health workers and health care facilities on pregnancy examination as an effort to improve Maternal and Child Health to improve antenatal care visits. Key words : antenatal care, complete antenatal care Kesmasindo. Volume 4,( 1) Januari 2011, hlm. 24-37 PENDAHULUAN komunikasi Pelayanan Antenatal Care (ANC) konseling) merupakan pelayanan yang diberikan sederhana (Hb, protein urine) dan kepada atau berdasarkan indikasi (HbsAg, ibu hamil kesehatan oleh untuk petugas memelihara sifilis, interpersonal dan HIV, tes laboratorium malaria, TBC). kehamilannya meliputi standar 7T Pelayanan yaitu badan, diterima oleh ibu hamil minimal darah, empat kali selama kehamilan pada uteri, saat melakukan kunjungan antenatal 1 dan kali pada trimester I, 1 kali pada pemberian tablet Fe (tablet tambah trimester II dan 2 kali pada trimester darah), 3 yang dikenal dengan sebutan K4. penimbangan pengukuran berat tekanan pengukuran tinggi pemberian imunisasi temu fundus wicara TT (pemberian 24 tersebut dan diharapkan Lintang, Gambaran Pemeriksaan Kehamilan Pada Antenatal Care Kunjungan K4 mengevaluasi penting data untuk yang telah 25 METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan penelitian deskriptif dikumpulkan dan menentukan apakah merupakan kehamilan dengan metode survei cepat (rapid berkembang dengan normal. survey). Pada tahun 2008 Kabupaten Brebes rancangan sampel acak bertingkat merupakan wilayah (multi stage sampling) (Ariawan, kabupaten/kota di Jawa Tengah yang 1996). Pemilihan klaster ada dua mencapai tahap yaitu pemilihan klaster pada salah cakupan satu K4 95,08% Metode menerapkan (Dinkes Jawa Tengah, 2009). Namun tahap pencapaian target cakupan K4 ini proportionate to size (pps) dengan tidak diikuti dengan menurunnya AKI menggunakan di Kabupaten Brebes. Bahkan terjadi yaitu memilih 30 klaster dari 297 peningkatan 129,76/100.000 desa/kelurahan dari 17 kecamatan kelahiran hidup pada tahun 2007 yang ada di Kabupaten Brebes dan menjadi pemilihan sampel pada tahap kedua dari 212,76/100.000 kelahiran pertama ini secara probability program C-Survey hidup pada tahun 2008 (Dinkes yaitu menggunakan Brebes, 2009). Hal ini menunjukkan sederhana semakin bilangan acak sampai diperoleh 7 rendahnya kualitas dengan metode acak bantuan tabel pelayanan kesehatan yang didapatkan responden pada setiap klaster oleh ibu. Selain itu cakupan K4 di (Wibowo, 2005). Sampel dalam Kabupaten Brebes justru turun pada penelitian ini adalah 210 ibu yang tahun 2009 hingga menjadi 85% melahirkan bayi baik lahir hidup (Dinkes Brebes, 2009). Penurunan maupun lahir mati dengan usia 0-4 cakupan K4 pada tahun 2009 ini bulan sampai waktu survei cepat atau dipengaruhi oleh rendahnya frekuensi wawancara dilakukan yang bertempat kunjungan kehamilan yang dilakukan tinggal di Kabupaten Brebes yang oleh terpilih menjadi sampel, memenuhi ibu pemeriksaan serta kelengkapan yang diperoleh melakukan kunjungan kehamilan. saat syarat penelitian serta bersedia menjadi responden. Data penelitian ini diambil dengan menggunakan data 26 Jurnal Kesmasindo. Volume 4, Nomor 1, Januari 2011, hlm. 24-37 primer berupa lembar kuesioner Ginting tahun 2001, hambatan yang dengan buku KIA sebagai check list. sering terjadi pada ibu-ibu dengan Variabel adalah umur kurang dari 20 tahun adalah cakupan K4, keadaan demografi ibu kondisi fisik dan mental ibu yang (umur, pendapatan, pekerjaan, tingkat belum stabil dan belum siap untuk pendidikan), pengetahuan mengenai hamil dan melahirkan sehingga sering pelayanan kehamilan terjadi gangguan saat kehamilan dan K4, praktik ibu dalam pemeriksaan pada saat melahirkan, sedangkan pada kehamilan yang meliputi frekuensi umur diatas 35 tahun risiko gangguan pemeriksaan fisik akan meningkat. penelitian ini pemeriksaan dan kelengkapan pemeriksaan yang dilakukan yang meliputi standar 7T, keterjangkauan biaya pemeriksaan kehamilan, akses ke tempat pelayanan pemeriksaan kehamilan (jarak tempuh, waktu tempuh serta alat transportasi) serta dukungan suami dan keluarga (pengambilan keputusan melakukan pemeriksaan, orang yang mengantar dan mengingatkan untuk pemeriksaan Tabel 1. Karakteristik subjek penelitian Karakteristik Umur: 1. Reproduktif 2. Nonreproduktif Jenis pekerjaan: 1. Ibu rumah tangga 2. Petani 3. PNS 4. Swasta 5. Wiraswasta Tingkat pendidikan: 1. Akademi/PT 2. Tamat SMA 3. Tamat SMP 4. Tamat SD 5. Tidak sekolah N % 173 37 82,4 17,6 108 34 5 34 29 51,4 16,2 2,4 16,2 13,8 7 40 52 110 0,5 3,3 19,0 24,8 52,4 0,5 kehamilan). Lebih dari setengah ibu di Kabupaten HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini umur terendah responden yaitu 16 tahun dan umur tertinggi responden yaitu 43 tahun dengan rata-rata ibu hamil berumur sekitar 27 tahun. Sebagian besar ibu hamil di Kabupaten Brebes mempunyai usia reproduksi sehat untuk hamil. Menurut penelitian Idau Brebes hanya menempuh tingkat pendidikan sampai jenjang Sekolah Dasar, bahkan terdapat 0,5% ibu yang tidak menempuh pendidikan. Pada umumnya ibu yang mempunyai pendidikan tinggi yaitu setingkat SMA dan ke atas memiliki pengetahuan baik tentang kesehatan cenderung memanfaatkan pelayanan 27 Lintang, Gambaran Pemeriksaan Kehamilan Pada Antenatal Care kesehatan oleh tenaga profesional, pemeriksaan karena dalam keadaan sehat maupun jika ada faktor pengetahuan terhadap pendidikan sangat dan berpengaruh pengambilan keputusan kehamilan baik itu gangguan kehamilan. Berdasarkan Keputusan Menteri RI Nomor (Permata, 2001). Pendidikan juga Kesehatan berpengaruh terhadap keteraturan ibu 828/Menkes/SK/IX/2008 tentang memanfaatkan petunjuk bidang pelayanan ANC teknis SPM (Rejeki, 2005). kesehatan kabupaten/kota, kunjungan Sebagian besar ibu tidak bekerja, kehamilan dikatakan sesuai standar hanya menjadi ibu rumah tangga. apabila Median tingkat penghasilan keluarga kehamilannya minimal 4 kali selama adalah Rp 700.000. Pekerjaan dan kehamilan dengan pola satu kali pada penghasilan dengan trimester I, satu kali pada trimester II kemampuan daya beli masyarakat dan dan dua kali pada trimester III serta peningkatan terhadap kesehatannya. mendapat Semakin banyak wanita bekerja akan lengkap sesuai standar 7T. Cakupan semakin mudah baginya mewujudkan K4 tersebut dihitung dari jumlah ibu keinginannya untuk memeriksakan yang kesehatannya pada petugas kesehatan pemeriksaan kehamilan lengkap pada saat hamil dan bersalin. Green, seperti pelayanan ANC. yang dikutip dalam buku yang ditulis Hasil penelitian menunjukkan hanya Notoadmodjo 56 dikaitkan tahun 2003, ibu memeriksakan pemeriksaan melakukan orang ibu kehamilan kunjungan hamil yang menyatakan bahwa seseorang akan memeriksakan kehamilannya secara lebih sering melakukan pemeriksaan lengkap. Dengan demikian cakupan kesehatan bila ditunjang oleh keadaan K4 di Kabupaten Brebes pada bulan sosial ekonomi yang mendukung. Januari-Mei 2010 adalah 26,67% Begitu hamil, masih jauh di bawah SPM bidang semakin tinggi pendapatan ibu dan kesehatan kabupaten/kota yaitu 95%. keluarga ditunjang oleh Berdasarkan data yang ada, dapat kesadaran yang semakin diketahui terjadi penurunan cakupan melakukan K4 dalam 3 tahun terakhir yaitu dari pula mendorong dengan ibu ibu juga tinggi 28 Jurnal Kesmasindo Volume 4, Nomor 1, Januari 2011, hlm. 24-37 tahun 2008 sebesar 95,08%, tahun menurunkan angka kematian ibu dan 2009 sebesar 85% dan pada tahun bayi (Kristiani, 2006) 2010 sebesar 26,67%. Ibu hamil yang tidak Penurunan cakupan K4 tahun 2010 melakukan pemeriksaan kehamilan, tersebut melebihi 10% dari cakupan tidak tahun sebelumnya. Berdasarkan buku kehamilannya berjalan dengan baik pedoman suatu atau mengalami keadaan risiko tinggi wilayah angka drop out (DO)-nya dan komplikasi obstetri yang dapat lebih dari 10% maka wilayah tersebut membahayakan kehidupan ibu dan bermasalah dan adanya janinnya dan dapat menyebabkan penelusuran dan lebih morbiditas dan mortalitas semakin lanjut. DO tersebut menunjukkan tinggi (Saifudin, 2000). Namun dalam belum penelitian ini masih terdapat beberapa PWS-KIA jika perlu intervensi mantapnya pelayanan sehingga pengelolaan kesehatan maternal menyebabkan kesempatan untuk pemeliharaan keamanan persalinan. praktik apakah pemeriksaan kehamilannya kurang baik atau tidak memperoleh melakukan pemeriksaan kehamilan kehamilan Keadaan yang diketahui hilangnya kesehatan dalam ibu akan ini dan sama sekali. dan bertambahnya Bahkan usia dengan kehamilan, perlu kunjungan pemeriksaan kehamilan diperhatikan oleh Dinas Kesehatan yang dilakukan ibu di Kabupaten Kabupaten Brebes Brebes mengingat justru cenderung makin kunjungan antenatal ibu hamil juga menurun. Frekuensi kunjungan ibu akan hamil pada pelayanan antenatal care mempengaruhi pemilihan penolong persalinan pada kesehatan (Fotso, 2008). akhirnya persalinan ke kesehatan diharapkan tenaga berturut-turut yaitu 90% kunjungan Pada pada trimester I, 86,2% kunjungan tenaga pada trimester II dan 87,1% kun- dapat jungan pada trimester III (Tabel 2). 29 Lintang, Gambaran Pemeriksaan Kehamilan Pada Antenatal Care Tabel 2. Kunjungan pemeriksaan kehamilan per trimester di Kabupaten Brebes pada JanuariMei 2010 No. 1 Kunjungan antenatal K4 Trimester I Tidak melakukan kunjungan Melakukan kunjungan Trimester II Tidak melakukan kunjungan Melakukan kunjungan Trimester III Tidak melakukan kunjungan Melakukan kunjungan Total 2 3 Frekuensi Persentase (%) 21 189 10,0 90,0 29 181 13,8 86,2 27 183 210 12,9 87,1 100,0 Hasil ini sesuai dengan penelitian imunisasi Toxoid Tetanus, pelayanan Sunarsih di tahun 2005 dimana pengukuran terdapat kecenderungan penurunan pelayanan pemeriksaan kunjungan ibu hamil di trimester dan pelayanan temu wicara atau akhir. yang konseling yang selama ini dikenal mempengaruhi antara lain keinginan dengan istilah 7T. Hasil penelitian ibu muda untuk melahirkan di dekat menunjukkan ternyata tidak semua orang tuanya, terutama anak pertama ibu (Mrisho, ada kehamilannya mendapat pelayanan kemungkinan ibu yang melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai standar kunjungan pada trimester I atau II di 7T, hanya sebagian kecil ibu saja wilayah Kabupaten Brebes, pada yang mendapatkannya. Pada trimester trimester I, Beberapa 2009). faktor Sehingga III memeriksaan yang hampir tinggi datang seluruh fundus uteri, sederhana, memeriksakan (90,0%) kehamilannya di tempat lain. Terbukti melakukan dalam penelitian ini hampir separuh namun hanya sekitar 69 ibu (32,9%) ibu melahirkan untuk pertama kalinya yang mendapat (41,9%). standar Pemeriksaan kehamilan pelayanan sedangkan sesuai sebagian harus lainnya tidak mendapat pelayanan penimbangan pemeriksaan kehamilan sesuai standar berat badan, pelayanan pengukuran 7T serta ada beberapa ibu yang sama tekanan darah, pelayanan pemberian sekali tidak melakukan pemeriksaan tablet kehamilan meliputi kehamilan 7T kunjungan ibu pelayanan Fe, pelayanan pemberian sebesar 10,0%. Pada 30 Jurnal Kesmas indo Volume 4, Nomor 1, Januari 2011, hlm. 24-37 trimester II, ibu yang melakukan frekuensi kunjungan kehamilan pada kunjungan kehamilan sesuai dengan trimester II sebesar 86,1%. standar 7T sekitar 40,5% padahal Tabel 3. Pelayanan pemeriksaan kehamilan per trimester berdasarkan standar 7T di Kabupaten Brebes pada Januari-Mei 2010 No Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan 1 Penimbangan berat badan Trimester I Trimester II Trimester III Pengukuran tekanan darah Trimester I Trimester II Trimester III Pemeriksaan urine Trimester I Trimester II Trimester III Pemeriksaan darah Trimester I Trimester II Trimester III Pemberian tablet Fe Trimester I Trimester II Trimester III Pengukuran tinggi fundus Trimester I Trimester II Trimester III Imunisasi TT Trimester I Trimester II Trimester III Wawancara/konseling Trimester I Trimester II Trimester III 2 3 4 5 6 7 Frekuensi Ya Tidak Persentase (%) Ya Tidak 182 178 176 28 32 34 86,7 84,8 83,8 13,3 15,2 16,2 161 173 177 49 37 33 76,7 82,4 84,3 23,3 17,6 15,7 106 164 43 104 46 167 50,5 78,1 20,4 49,5 21,9 79,6 69 171 67 141 39 143 32,9 81,4 31,9 67,1 18,6 68,1 176 175 164 34 35 46 83,8 83,3 78,1 16,2 16,7 21,9 118 136 145 92 74 65 56,2 64,8 69,0 43,8 35,2 31,0 70 85 100 140 125 110 33,3 40,5 47,6 66,7 59,5 52,4 168 154 164 42 56 46 80,0 73,3 78,1 20,0 26,7 21,9 Penimbangan berat badan sangat karena dibutuhkan sebagai data dasar untuk Kesehatan menentukan kenaikan berat badan disebutkan penimbangan berat badan yang harus optimal (Mitayani, selama 2009) kehamilan agar dapat mengurangi bahaya kehamilan. Oleh itu dalam Bidang Kabupaten/Kota dilakukan kunjungan SPM pada kehamilan. setiap Namun berdasarkan data yang diperoleh dari Lintang, Gambaran Pemeriksaan Kehamilan Pada Antenatal Care hasil penelitian ternyata ibu yang preeklamsi mendapat dimana pelayanan penimbangan (keracunan terjadi 31 kehamilan kenaikan tekanan berat badan pada trimester I lebih darah) dan berat badan yang naik besar daripada trimester II dan III. secara Hal itu tentu tidak diharapkan karena berpengaruh terhadap berat badan dikhawatirkan berat badan ibu hamil anak dimana ditemukan bahwa nanti menjadi kurang terpantau. Kenaikan di usia 9 tahun anak akan berisiko berat kehamilan memiliki lemak tubuh tinggi, HDL berkisar 11 kg – 12,5 kg atau 20 % rendah, kolesterol, lingkar pinggang dari berat badan sebelum hamil, besar, tekanan darah tinggi, dan penambahan berat badan sekitar 0,5 faktor kg pada trimester pertama dan 0,5 kg (Wibowo, 2003; Path, 2005) setiap trimester Dalam hal pengukuran tekanan darah, berikutnya (Elizabeth, 2008). Jika pada trimester I sebagian besar terlalu rendah akan mengakibatkan (76,7%) keguguran dan apabila kehamilan pelayanan pengukuran tekanan darah terus berlangsung maka faktor-faktor dan hanya sekitar 13,3% yang tidak resiko kesakitan, kecacatan, BBLR, mendapatkan dan trimester II dan trimester III hampir badan selama minggu kematian pada ibu dan janinnya berlebihan penyakit ibu ternyata jantung sudah Pada dimana hal ini dikarenakan tubuh ibu sebagian akan memfasilitasi keberadaan janin pelayanan pengukuran tekanan darah. dan dengan persediaan berat badan Hal ini menunjukkan peningkatan yang kurang maka tubuh ibu tidak pelayanan akan Menurut Wheeler (2003) pengukuran mampu keberadaan janin mengfasilitasi (Arali, 2008). ibu lainnya mendapatkan pelayanan. besar juga pada mendapatkan tiap trimester. tekanan darah sangat penting pada Sedangkan masalah kenaikan berat masa badan saat hamil yang berlebihan tekanan darah yang berlebihan dapat akan menimbulkan resiko terjadinya membahayakan kehidupan ibu dan diabetes janin. gestasional (penambahan hamil karena peningkatan kadar gula darah karena adanya Faktor lain yang perlu diperhatikan proses kehamilan) atau terjadinya pada pemeriksaan kehamilan adalah 32 Jurnal Kesmasindo. Volume 4, Nomor 1, Januari 2011, hlm. 24-37 pemberian tablet Fe. Menurut menunjukkan adanya anemia, Manuaba tambahan zat besi sangat mendeteksi adanya HIV dan HbsAg dibutuhkan pada masa kehamilan (Farrer, untuk meningkatkan jumlah sel darah penelitian merah dan membentuk sel darah sebagian kecil ibu yang mendapat merah janin dan plasenta (Manuaba pelayanan pemeriksaan urine maupun 2001) Dalam penelitian ini diketahui darah, terutama pada trimester III. Hal sebagian besar ibu telah memperoleh ini tablet Fe, baik pada trimester I pelayanan kesehatan di Kabupaten sebesar 83,8%, pada trimester II Brebes memiliki fasilitas pemeriksaan sebesar 83,3% dan pada trimester III sehingga tidak semua ibu hamil sebesar 78,1%. Proporsi pemberian diperiksa. tablet besi yang tinggi terbukti dapat Untuk kelengkapan imunisasi TT mencegah dapat dikatakan sudah cukup baik. perdarahan yang pada akhirnya diharapkan menurunkan angka kematian 1999). Namun hasil menunjukkan akibat tidak hanya semua instansi dapat Pada trimester I, lebih dari satu per ibu empat ibu (33,3%) ibu mendapat (Bobak, 2004; Bakta, 1992). imunisasi TT. Pada trimester II, Ibu sekitar hamil perlu mendapatkan pemeriksaan sederhana pemeriksaan urin dan (64,8%) ibu mendapat meliputi imunisasi TT. Pemberian imunisasi darah. TT pada trimester II ini dipengaruhi Pemeriksaan urin diperlukan untuk oleh mendeteksi tanda infeksi pada saluran sebelumnya karena selang waktu kemih dan zat yang ada dalam urin yang baik untuk melakukan imunisasi (Mitayani, 2009) dan mendeteksi TT ulang adalah 4 minggu setelah adanya gangguan ginjal dan pertanda pemberian pre trimester III hanya (47,6%) ibu yang eklampsia Sedangkan Mirriam, 2008). pemeriksaan darah pemberian mendapat imunisasi imunisasi imunisasi awal. TT. TT Pada Untuk berguna untuk mendeteksi golongan mendapatkan efektivitas yang optimal darah yang diperlukan jika sewaktu- imunisasi TT perlu diberikan dua kali waktu ibu melahirkan, mendeteksi selama tingkat kunjungan antenatal pertama, namun hemoglobin yang dapat kehamilan, yaitu pada 33 Lintang Gambaran Pemeriksaan Kehamilan Pada Antenatal Care yang perlu diperhatiakn adalah jarak pengukuran atau interval pemberian antara kedua trimester I sebesar 56,2%, pada vaksinasi TT tersebut. Semakin lama trimester II sebesar 64,8% dan pada interval antara pemberian TT pertama trimester III sebesar 69,0%. Tenaga dan kedua selama kehamilan serta kesehatan antara TT kedua dengan kelahiran, pemeriksaan maka kadar antibody tetanus dalam diingatkan untuk selalu melakukan darah bayi akan semakin tinggi. pemeriksaan tinggi fundus mengingat Sehingga pemberian imunisasi TT pemeriksaan ini sangat sederhana pada kehamilan sedini mungkin akan pelaksanaannya dan memiliki dampak memberikan yang signifikan terhadap penurunan cukup waktu antara tinggi fundus yang pada menangani kehamilan perlu dosis pertama dan kedua serta antara angka kematian bayi. dosis kelahiran Salah satu faktor yang mempengaruhi (Saifuddin, 2000). Vaksinasi dengan keberhasilan pemeriksaan kehamilan toxoid tetanus dianjurkan untuk dapat adalah pengetahuan ibu. Oleh karena menurunkan angka kematian bayi itu dalam pemeriksaan kehamilan ada karena pelayanan kedua dengan infeksi tetanus Manuaba wawancara/konseling. (2001). Konseling tersebut diperlukan oleh Upaya identifikasi masalah kesehatan wanita janin juga dapat diketahui dengan keadaan kehamilan pada saat itu dan melakukan pengukuran tinggi fundus. mengetahui sejak dini jika ada tanda- Pengukuran tinggi perlu tanda bahaya kehamilan. Dalam hal dilakukan untuk mengetahui ini pelaksanaan konseling kehamilan kemajuan fundus perkembangan janin hamil untuk mengetahui di Kabupaten Brebes sudah cukup (Bobak 2004). Tinggi fundus yang baik stabil atau menurun, atau meningkat mendapat secara berlebihan selama kehamilan pemeriksa merupakan indikator adanya masalah trimester yaitu 80,0% pada trimester kesehatan janin (Manuaba, 2001). I, 73,3% pada trimester II dan 78,1% Dalam penelitian ini diketahui ibu pada trimester III. yang mendapatkan pelayanan karena sebagian konseling kehamilan besar dari pada ibu tenaga tiap 34 Jurnal Kesmas indo. Volume 4, Nomor 1, Januari 2011, hlm. 24-37 mendapatkannya. Pada trimester I, SIMPULAN DAN SARAN Sebagian besar ibu hamil di Kabupaten Brebes mempunyai usia reproduksi sehat untuk hamil. Lebih dari setengah ibu di Kabupaten Brebes hanya menempuh tingkat pendidikan sampai jenjang SD. Sebagian besar ibu tidak bekerja, Cakupan K4 di Kabupaten Brebes pada bulan Januari-Mei 2010 belum 26,67% masih jauh bila dibandingkan SPM bidang kesehatan kabupaten/kota melakukan bertambahnya usia kehamilan, kunjungan pemeriksaan kehamilan yang dilakukan ibu di Kabupaten Brebes justru cenderung makin menurun. Hal ini terlihat dari pelayanan antenatal care berturutturut yaitu 90% kunjungan pada trimester I, 86,2% kunjungan pada trimester II dan 87,1% kunjungan kehamilan yang mendapat standar 7T pelayanan sedangkan sesuai sebagian lainnya tidak mendapat pelayanan pemeriksaan kehamilan sesuai standar sekali tidak melakukan pemeriksaan kehamilan sebesar 10,0%. Pada trimester II, ibu yang melakukan kunjungan kehamilan sesuai dengan standar 7T sekitar 40,5% padahal trimester II sebesar 86,1%. Ibu yang mendapat Tidak semua ibu yang datang memeriksakan kehamilannya pelayanan pemeriksaan kehamilan sesuai standar 7T, hanya kecil pelayanan penimbangan berat badan pada trimester I (86,7%) lebih besar daripada trimester II (84,8%) dan III (83,8%). Terlihat peningkatan pelayanan pengukuran tekanan darah pada tiap trimester dimana pada trimester I sebagian besar (76,7%) ibu sudah mendapatkan pelayanan pengukuran tekanan darah dan hanya pada trimester III. sebagian kunjungan ibu namun hanya sekitar 69 ibu (32,9%) frekuensi kunjungan ibu hamil pada mendapat (90,0%) frekuensi kunjungan kehamilan pada yaitu 95%. Dengan seluruh 7T serta ada beberapa ibu yang sama hanya menjadi ibu rumah tangga. memenuhi standar yaitu hampir ibu saja yang sekitar 13,3% mendapatkan yang tidak pelayanan. Pada trimester II dan trimester III hampir sebagian besar ibu mendapatkan pelayanan pengukuran tekanan darah. Lintang, Gambaran Pemeriksaan Kehamilan Pada Antenatal Care 35 Sebagian besar ibu telah memperoleh tinggi fundus pada trimester I sebesar tablet Fe, baik pada trimester I 56,2%, pada trimester II sebesar sebesar 83,8%, pada trimester II 64,8% dan pada trimester III sebesar sebesar 83,3% dan pada trimester III 69,0%. sebesar 78,1%. Hanya sebagian kecil Pelaksanaan konseling kehamilan di ibu pelayanan Kabupaten Brebes sudah cukup baik pemeriksaan urine (berturut turut karena sebagian besar ibu mendapat trimester I dan II yaitu 50,5%, 78,1%) konseling maupun (berturut-turut kehamilan pada tiap trimester yaitu trimester I dan II yaitu 32,9%, 80,0% pada trimester I, 73,3% pada 81,4%), terutama pada trimester III trimester II dan 78,1% pada trimester (20,4% yang melakukan pemeriksaan III. urine dan 31,9% yang melakukan Diharapkan pemeriksaan darah). Kabupaten Kelengkapan imunisasi TT dapat meningkatkan kinerja petugas serta dikatakan sudah cukup baik. Pada sarana pelayanan kesehatan dalam trimester I, lebih dari satu per empat pengawasan kehamilan sebagai upaya ibu (33,3%) ibu mendapat imunisasi peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak TT. Pada trimester II, sekitar (64,8%) (KIA) serta perlu diadakan kegiatan ibu mendapat imunisasi TT. Pada penyuluhan trimester III hanya (47,6%) ibu yang sebagai upaya untuk meningkatkan mendapat imunisasi TT. Ibu yang kunjungan mendapatkan pelayanan pengukuran kehamilan (K4). yang mendapat darah dari tenaga Dinas Brebes kepada ulang pemeriksa Kesehatan dapat masyarakat pemeriksaan DAFTAR PUSTAKA Arali, 2008, Buku Ajar Gizi, EGC, Jakarta Ariawan Iwan, 1996, Aplikasi Survei Cepat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia bekerjasama dengan Pusat Data Kesehatan. Depkes RI, Jakarta Tengah 2008, Dinkesprop Jateng, Semarang. Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, 2009, Profil Kesehatan Kabupaten Brebes Tahun 2008, DKK Brebes, Brebes. Bakta Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009, Profil Kesehatan Jawa IM., 1992, Diagnostik Anemia Defisiensi Besi. Majalah Dokter 36 Jurnal Kesmas indo Volume 4, Nomor 1, Januari 2011, hlm. 24-37 Keluarga, Jakarta (Nopember); II (11), Elizabeth, 2008, Buku Pintar Kesehatan Kehamilan, Ladang Pustaka, Jakarta Mrisho, Mwifadhi, Brigit Obrist, Joanna Amstrong Schellenberg, Rachel A Haws, Adiel K Mushi, Hassan Mshinda, Marcel Tanner, Devid Schellenberg., 2009, The Use of Antenatal and Post Natal Care : Perspectives and Experiences of Women and Health Care Provides in Rural Southern Tanzania., BMC Pregnancy and Childbirth 9:10. Farrer, Helen., 1999, Perawatan Maternitas :Maternity Care” Edisi 2. Kedokteran EGC, Jakarta Notoadmodjo, Soekidjo., 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, PT Rineka Cipta, Jakarta Fotso, Christophe J, Alex Ezeh, Nyovani Madise, Abdhallah Ziraba, Reuben Ogollah., 2008, What does access to Maternal Care Mean Among the Urban Poor? Factors associated with the use of appropriate maternal health services in the slum settlements of Nairobi, Kenya. Maternal Child Health Journal. 13: 130-137. Path, Bobak, Irene, Deitra Leonard Lowdermik, Margareth Duncan Jensen, Shannon E.Perry, 2004, Keperawatan Maternitas “Maternity Nursing” Edisi 4. Kedokteran EGC, Jakarta Ginting, Idau., 2001, Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu yang memiliki faktor risiko di Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan Tahun 2001. Universitas Indonesia, Jakarta Kristiani., 2006, Hubungan Pemanfaatan Bidan dengan Cakupan Program KIA Puskesmas Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Lombok timur Provinsi NTB., UGM, Yogyakarta Manuaba, Ida Bagus Gede., 2001, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Kedokteran EGC, Jakarta Mirriam, Stoppard D.,2008, Buku Pintar Kehamilan dan Persalinan Modern : Panduan Praktis Bagi Orang Tua. Quills Book Publisher, Yogyakarta Mitayani, 2009, Asuhan Keperawatan Maternitas, Salemba Medika, Jakarta. Erna Fracin. 2005. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. ECG, Jakarta. Permata, Putri S., 2001, Hubungan Pendidikan, Pengetahuan Kesehatan Maternal dan Pendapatan dengan Efektifitas Gerakan Sayang Ibu dalam Meningkatkan Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan. Jurnal Penelitian UNIB Volume VIII No.2, Bengkulu. Rejeki, WIliani., 2005, Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Asuhan Antenatal dengan Perilaku Memeriksakan Kehamilannya di Wilayah Kerja Puskesmas Karang Anyar Purbalingga. Penelitian Keperawatan. Undip. Semarang Saifuddin, Abdul Basri, George Adriaansz, Gulardi Hanifa Winkjosatro, Waspodo D., 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Edisi 1 Cetakan 1, JNPKKR-POGI dan Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo, Jakarta Sunarsih, 2005, Upaya Peningkatan Jumlah Kunjungan Pelayanan Antenatal di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Sutomo Surabaya Tahun 2005 (online) http://digilib.unair.ac.id. Diakses 4 Januari 2011. Wibowo, A., 2003, Pemanfaatan Pelayanan ANC : Faktor-faktor yang Lintang, Gambaran Pemeriksaan Kehamilan Pada Antenatal Care mempengaruhi dan hubungannnya dengan Berat Badan Bayi Lahir Rendah, Disertasi dalam Survei Cepat Gambaran Beberapa Faktor Ibu Terhadap Pemerikasaan Kehamilan K4 di Kecamatan Batuwarno Kabupaten Wonogiri Januari-Desember 2003. Penelitian FKM Universitas Diponegoro, Semarang Wibowo A., 2005, Teknik Sampling pada Rapid Survey, FKM Universitas Airlangga, Surabaya Wheeler, Linda., Buku Saku : Pranatal Perawatan 37