gambaran pemeriksaan kehamilan pada antenatal

advertisement
GAMBARAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN PADA ANTENATAL CARE
DI TEMPAT PELAYANAN KESEHATAN DI KABUPATEN BREBES
TAHUN 2010
DESCRIPTION OF PREGNANCY EXAMINATION OF ANTENATAL
CARE AT HEALTH CARE SERVICES IN BREBES DISTRICT 2010
Lintang Dian Saraswati dan Praba Ginandjar
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
ABSTRACT
Antenatal Care (ANC) is a service provided to pregnant women by health workers
to maintain pregnancy. Coverage of complete antenatal care visits in Brebes
remains below the standard. This possibly related to the completeness of
pregnancy examination privided in Brebes District.. This study aimed to describe
pregnancy examination in the ANC in Brebes District. This was a descriptive
study with rapid survey design and multistages sampling method. Research
subjects were 210 mothers with 0-4 months baby. The results showed the majority
of pregnant women in Brebes conceive a healthy reproductive age, low education
level, and unemployed. Complete ANC (K4) coverage in January-May 2010 is
26.67%. Proportion of trimester visit I-III tends to decrease. Examination of
pregnancy has not been fully compliant the 7T standard, including blood pressure
measurements, giving of Fe tablets, urine and blood laboratory tests, the
completeness of TT immunization, fundal height measurements, as well as
pregnancy counseling. District Health Office Brebes is expected to improve the
performance of health workers and health care facilities on pregnancy examination
as an effort to improve Maternal and Child Health to improve antenatal care visits.
Key words : antenatal care, complete antenatal care
Kesmasindo. Volume 4,( 1) Januari 2011, hlm. 24-37
PENDAHULUAN
komunikasi
Pelayanan Antenatal Care (ANC)
konseling)
merupakan pelayanan yang diberikan
sederhana (Hb, protein urine) dan
kepada
atau berdasarkan indikasi (HbsAg,
ibu
hamil
kesehatan
oleh
untuk
petugas
memelihara
sifilis,
interpersonal
dan
HIV,
tes
laboratorium
malaria,
TBC).
kehamilannya meliputi standar 7T
Pelayanan
yaitu
badan,
diterima oleh ibu hamil minimal
darah,
empat kali selama kehamilan pada
uteri,
saat melakukan kunjungan antenatal 1
dan
kali pada trimester I, 1 kali pada
pemberian tablet Fe (tablet tambah
trimester II dan 2 kali pada trimester
darah),
3 yang dikenal dengan sebutan K4.
penimbangan
pengukuran
berat
tekanan
pengukuran
tinggi
pemberian
imunisasi
temu
fundus
wicara
TT
(pemberian
24
tersebut
dan
diharapkan
Lintang, Gambaran Pemeriksaan Kehamilan Pada Antenatal Care
Kunjungan
K4
mengevaluasi
penting
data
untuk
yang
telah
25
METODE PENELITIAN
Jenis
penelitian
yang
digunakan
penelitian
deskriptif
dikumpulkan dan menentukan apakah
merupakan
kehamilan
dengan metode survei cepat (rapid
berkembang
dengan
normal.
survey).
Pada tahun 2008 Kabupaten Brebes
rancangan sampel acak bertingkat
merupakan
wilayah
(multi stage sampling) (Ariawan,
kabupaten/kota di Jawa Tengah yang
1996). Pemilihan klaster ada dua
mencapai
tahap yaitu pemilihan klaster pada
salah
cakupan
satu
K4
95,08%
Metode
menerapkan
(Dinkes Jawa Tengah, 2009). Namun
tahap
pencapaian target cakupan K4 ini
proportionate to size (pps) dengan
tidak diikuti dengan menurunnya AKI
menggunakan
di Kabupaten Brebes. Bahkan terjadi
yaitu memilih 30 klaster dari 297
peningkatan
129,76/100.000
desa/kelurahan dari 17 kecamatan
kelahiran hidup pada tahun 2007
yang ada di Kabupaten Brebes dan
menjadi
pemilihan sampel pada tahap kedua
dari
212,76/100.000
kelahiran
pertama
ini
secara
probability
program
C-Survey
hidup pada tahun 2008 (Dinkes
yaitu menggunakan
Brebes, 2009). Hal ini menunjukkan
sederhana
semakin
bilangan acak sampai diperoleh 7
rendahnya
kualitas
dengan
metode acak
bantuan
tabel
pelayanan kesehatan yang didapatkan
responden
pada
setiap
klaster
oleh ibu. Selain itu cakupan K4 di
(Wibowo,
2005).
Sampel
dalam
Kabupaten Brebes justru turun pada
penelitian ini adalah 210 ibu yang
tahun 2009 hingga menjadi 85%
melahirkan bayi baik lahir hidup
(Dinkes Brebes, 2009). Penurunan
maupun lahir mati dengan usia 0-4
cakupan K4 pada tahun 2009 ini
bulan sampai waktu survei cepat atau
dipengaruhi oleh rendahnya frekuensi
wawancara dilakukan yang bertempat
kunjungan kehamilan yang dilakukan
tinggal di Kabupaten Brebes yang
oleh
terpilih menjadi sampel, memenuhi
ibu
pemeriksaan
serta
kelengkapan
yang diperoleh
melakukan kunjungan kehamilan.
saat
syarat
penelitian
serta
bersedia
menjadi responden. Data penelitian
ini diambil dengan menggunakan data
26
Jurnal Kesmasindo. Volume 4, Nomor 1, Januari 2011, hlm. 24-37
primer
berupa
lembar
kuesioner
Ginting tahun 2001, hambatan yang
dengan buku KIA sebagai check list.
sering terjadi pada ibu-ibu dengan
Variabel
adalah
umur kurang dari 20 tahun adalah
cakupan K4, keadaan demografi ibu
kondisi fisik dan mental ibu yang
(umur, pendapatan, pekerjaan, tingkat
belum stabil dan belum siap untuk
pendidikan), pengetahuan mengenai
hamil dan melahirkan sehingga sering
pelayanan
kehamilan
terjadi gangguan saat kehamilan dan
K4, praktik ibu dalam pemeriksaan
pada saat melahirkan, sedangkan pada
kehamilan yang meliputi frekuensi
umur diatas 35 tahun risiko gangguan
pemeriksaan
fisik akan meningkat.
penelitian
ini
pemeriksaan
dan
kelengkapan
pemeriksaan yang dilakukan yang
meliputi standar 7T, keterjangkauan
biaya pemeriksaan kehamilan, akses
ke tempat pelayanan pemeriksaan
kehamilan
(jarak
tempuh,
waktu
tempuh serta alat transportasi) serta
dukungan
suami
dan
keluarga
(pengambilan keputusan melakukan
pemeriksaan, orang yang mengantar
dan mengingatkan untuk pemeriksaan
Tabel 1. Karakteristik subjek penelitian
Karakteristik
Umur:
1. Reproduktif
2. Nonreproduktif
Jenis pekerjaan:
1. Ibu rumah tangga
2. Petani
3. PNS
4. Swasta
5. Wiraswasta
Tingkat pendidikan:
1. Akademi/PT
2. Tamat SMA
3. Tamat SMP
4. Tamat SD
5. Tidak sekolah
N
%
173
37
82,4
17,6
108
34
5
34
29
51,4
16,2
2,4
16,2
13,8
7
40
52
110
0,5
3,3
19,0
24,8
52,4
0,5
kehamilan).
Lebih dari setengah ibu di Kabupaten
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini umur terendah
responden yaitu 16 tahun dan umur
tertinggi responden yaitu 43 tahun
dengan rata-rata ibu hamil berumur
sekitar 27 tahun. Sebagian besar ibu
hamil
di
Kabupaten
Brebes
mempunyai usia reproduksi sehat
untuk hamil. Menurut penelitian Idau
Brebes hanya menempuh tingkat
pendidikan sampai jenjang Sekolah
Dasar, bahkan terdapat 0,5% ibu yang
tidak menempuh pendidikan. Pada
umumnya
ibu
yang
mempunyai
pendidikan tinggi
yaitu setingkat
SMA
dan
ke
atas
memiliki
pengetahuan baik tentang kesehatan
cenderung memanfaatkan pelayanan
27
Lintang, Gambaran Pemeriksaan Kehamilan Pada Antenatal Care
kesehatan oleh tenaga profesional,
pemeriksaan
karena
dalam keadaan sehat maupun jika ada
faktor
pengetahuan
terhadap
pendidikan
sangat
dan
berpengaruh
pengambilan
keputusan
kehamilan
baik
itu
gangguan kehamilan.
Berdasarkan
Keputusan
Menteri
RI
Nomor
(Permata, 2001). Pendidikan juga
Kesehatan
berpengaruh terhadap keteraturan ibu
828/Menkes/SK/IX/2008
tentang
memanfaatkan
petunjuk
bidang
pelayanan
ANC
teknis
SPM
(Rejeki, 2005).
kesehatan kabupaten/kota, kunjungan
Sebagian besar ibu tidak bekerja,
kehamilan dikatakan sesuai standar
hanya menjadi ibu rumah tangga.
apabila
Median tingkat penghasilan keluarga
kehamilannya minimal 4 kali selama
adalah Rp 700.000. Pekerjaan dan
kehamilan dengan pola satu kali pada
penghasilan
dengan
trimester I, satu kali pada trimester II
kemampuan daya beli masyarakat dan
dan dua kali pada trimester III serta
peningkatan terhadap kesehatannya.
mendapat
Semakin banyak wanita bekerja akan
lengkap sesuai standar 7T. Cakupan
semakin mudah baginya mewujudkan
K4 tersebut dihitung dari jumlah ibu
keinginannya untuk memeriksakan
yang
kesehatannya pada petugas kesehatan
pemeriksaan kehamilan lengkap pada
saat hamil dan bersalin. Green, seperti
pelayanan ANC.
yang dikutip dalam buku yang ditulis
Hasil penelitian menunjukkan hanya
Notoadmodjo
56
dikaitkan
tahun
2003,
ibu
memeriksakan
pemeriksaan
melakukan
orang
ibu
kehamilan
kunjungan
hamil
yang
menyatakan bahwa seseorang akan
memeriksakan kehamilannya secara
lebih sering melakukan pemeriksaan
lengkap. Dengan demikian cakupan
kesehatan bila ditunjang oleh keadaan
K4 di Kabupaten Brebes pada bulan
sosial ekonomi yang mendukung.
Januari-Mei 2010 adalah 26,67%
Begitu
hamil,
masih jauh di bawah SPM bidang
semakin tinggi pendapatan ibu dan
kesehatan kabupaten/kota yaitu 95%.
keluarga
ditunjang
oleh
Berdasarkan data yang ada, dapat
kesadaran
yang
semakin
diketahui terjadi penurunan cakupan
melakukan
K4 dalam 3 tahun terakhir yaitu dari
pula
mendorong
dengan
ibu
ibu
juga
tinggi
28
Jurnal Kesmasindo Volume 4, Nomor 1, Januari 2011, hlm. 24-37
tahun 2008 sebesar 95,08%, tahun
menurunkan angka kematian ibu dan
2009 sebesar 85% dan pada tahun
bayi (Kristiani, 2006)
2010 sebesar 26,67%.
Ibu
hamil
yang
tidak
Penurunan cakupan K4 tahun 2010
melakukan pemeriksaan kehamilan,
tersebut melebihi 10% dari cakupan
tidak
tahun sebelumnya. Berdasarkan buku
kehamilannya berjalan dengan baik
pedoman
suatu
atau mengalami keadaan risiko tinggi
wilayah angka drop out (DO)-nya
dan komplikasi obstetri yang dapat
lebih dari 10% maka wilayah tersebut
membahayakan kehidupan ibu dan
bermasalah
dan
adanya
janinnya dan dapat menyebabkan
penelusuran
dan
lebih
morbiditas dan mortalitas semakin
lanjut. DO tersebut menunjukkan
tinggi (Saifudin, 2000). Namun dalam
belum
penelitian ini masih terdapat beberapa
PWS-KIA
jika
perlu
intervensi
mantapnya
pelayanan
sehingga
pengelolaan
kesehatan
maternal
menyebabkan
kesempatan
untuk
pemeliharaan
keamanan
persalinan.
praktik
apakah
pemeriksaan
kehamilannya kurang baik atau tidak
memperoleh
melakukan pemeriksaan kehamilan
kehamilan
Keadaan
yang
diketahui
hilangnya
kesehatan
dalam
ibu
akan
ini
dan
sama
sekali.
dan
bertambahnya
Bahkan
usia
dengan
kehamilan,
perlu
kunjungan pemeriksaan kehamilan
diperhatikan oleh Dinas Kesehatan
yang dilakukan ibu di Kabupaten
Kabupaten
Brebes
Brebes
mengingat
justru
cenderung
makin
kunjungan antenatal ibu hamil juga
menurun. Frekuensi kunjungan ibu
akan
hamil pada pelayanan antenatal care
mempengaruhi
pemilihan
penolong
persalinan
pada
kesehatan
(Fotso,
2008).
akhirnya
persalinan
ke
kesehatan
diharapkan
tenaga
berturut-turut yaitu 90% kunjungan
Pada
pada trimester I, 86,2% kunjungan
tenaga
pada trimester II dan 87,1% kun-
dapat
jungan pada trimester III (Tabel 2).
29
Lintang, Gambaran Pemeriksaan Kehamilan Pada Antenatal Care
Tabel 2. Kunjungan pemeriksaan kehamilan per trimester di Kabupaten Brebes pada JanuariMei 2010
No.
1
Kunjungan antenatal K4
Trimester I
Tidak melakukan kunjungan
Melakukan kunjungan
Trimester II
Tidak melakukan kunjungan
Melakukan kunjungan
Trimester III
Tidak melakukan kunjungan
Melakukan kunjungan
Total
2
3
Frekuensi
Persentase (%)
21
189
10,0
90,0
29
181
13,8
86,2
27
183
210
12,9
87,1
100,0
Hasil ini sesuai dengan penelitian
imunisasi Toxoid Tetanus, pelayanan
Sunarsih di tahun 2005 dimana
pengukuran
terdapat kecenderungan penurunan
pelayanan pemeriksaan
kunjungan ibu hamil di trimester
dan pelayanan temu wicara atau
akhir.
yang
konseling yang selama ini dikenal
mempengaruhi antara lain keinginan
dengan istilah 7T. Hasil penelitian
ibu muda untuk melahirkan di dekat
menunjukkan ternyata tidak semua
orang tuanya, terutama anak pertama
ibu
(Mrisho,
ada
kehamilannya mendapat pelayanan
kemungkinan ibu yang melakukan
pemeriksaan kehamilan sesuai standar
kunjungan pada trimester I atau II di
7T, hanya sebagian kecil ibu saja
wilayah Kabupaten Brebes, pada
yang mendapatkannya. Pada trimester
trimester
I,
Beberapa
2009).
faktor
Sehingga
III
memeriksaan
yang
hampir
tinggi
datang
seluruh
fundus
uteri,
sederhana,
memeriksakan
(90,0%)
kehamilannya di tempat lain. Terbukti
melakukan
dalam penelitian ini hampir separuh
namun hanya sekitar 69 ibu (32,9%)
ibu melahirkan untuk pertama kalinya
yang mendapat
(41,9%).
standar
Pemeriksaan
kehamilan
pelayanan
sedangkan
sesuai
sebagian
harus
lainnya tidak mendapat pelayanan
penimbangan
pemeriksaan kehamilan sesuai standar
berat badan, pelayanan pengukuran
7T serta ada beberapa ibu yang sama
tekanan darah, pelayanan pemberian
sekali tidak melakukan pemeriksaan
tablet
kehamilan
meliputi
kehamilan
7T
kunjungan
ibu
pelayanan
Fe,
pelayanan
pemberian
sebesar
10,0%.
Pada
30
Jurnal Kesmas indo Volume 4, Nomor 1, Januari 2011, hlm. 24-37
trimester II, ibu yang melakukan
frekuensi kunjungan kehamilan pada
kunjungan kehamilan sesuai dengan
trimester II sebesar 86,1%.
standar 7T sekitar 40,5% padahal
Tabel 3. Pelayanan pemeriksaan kehamilan per trimester berdasarkan standar 7T di Kabupaten
Brebes pada Januari-Mei 2010
No
Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan
1
Penimbangan berat badan
Trimester I
Trimester II
Trimester III
Pengukuran tekanan darah
Trimester I
Trimester II
Trimester III
Pemeriksaan urine
Trimester I
Trimester II
Trimester III
Pemeriksaan darah
Trimester I
Trimester II
Trimester III
Pemberian tablet Fe
Trimester I
Trimester II
Trimester III
Pengukuran tinggi fundus
Trimester I
Trimester II
Trimester III
Imunisasi TT
Trimester I
Trimester II
Trimester III
Wawancara/konseling
Trimester I
Trimester II
Trimester III
2
3
4
5
6
7
Frekuensi
Ya
Tidak
Persentase (%)
Ya
Tidak
182
178
176
28
32
34
86,7
84,8
83,8
13,3
15,2
16,2
161
173
177
49
37
33
76,7
82,4
84,3
23,3
17,6
15,7
106
164
43
104
46
167
50,5
78,1
20,4
49,5
21,9
79,6
69
171
67
141
39
143
32,9
81,4
31,9
67,1
18,6
68,1
176
175
164
34
35
46
83,8
83,3
78,1
16,2
16,7
21,9
118
136
145
92
74
65
56,2
64,8
69,0
43,8
35,2
31,0
70
85
100
140
125
110
33,3
40,5
47,6
66,7
59,5
52,4
168
154
164
42
56
46
80,0
73,3
78,1
20,0
26,7
21,9
Penimbangan berat badan sangat
karena
dibutuhkan sebagai data dasar untuk
Kesehatan
menentukan kenaikan berat badan
disebutkan penimbangan berat badan
yang
harus
optimal
(Mitayani,
selama
2009)
kehamilan
agar
dapat
mengurangi bahaya kehamilan. Oleh
itu
dalam
Bidang
Kabupaten/Kota
dilakukan
kunjungan
SPM
pada
kehamilan.
setiap
Namun
berdasarkan data yang diperoleh dari
Lintang, Gambaran Pemeriksaan Kehamilan Pada Antenatal Care
hasil penelitian ternyata ibu yang
preeklamsi
mendapat
dimana
pelayanan
penimbangan
(keracunan
terjadi
31
kehamilan
kenaikan
tekanan
berat badan pada trimester I lebih
darah) dan berat badan yang naik
besar daripada trimester II dan III.
secara
Hal itu tentu tidak diharapkan karena
berpengaruh terhadap berat badan
dikhawatirkan berat badan ibu hamil
anak dimana ditemukan bahwa nanti
menjadi kurang terpantau. Kenaikan
di usia 9 tahun anak akan berisiko
berat
kehamilan
memiliki lemak tubuh tinggi, HDL
berkisar 11 kg – 12,5 kg atau 20 %
rendah, kolesterol, lingkar pinggang
dari berat badan sebelum hamil,
besar, tekanan darah tinggi, dan
penambahan berat badan sekitar 0,5
faktor
kg pada trimester pertama dan 0,5 kg
(Wibowo, 2003; Path, 2005)
setiap
trimester
Dalam hal pengukuran tekanan darah,
berikutnya (Elizabeth, 2008). Jika
pada trimester I sebagian besar
terlalu rendah akan mengakibatkan
(76,7%)
keguguran dan apabila kehamilan
pelayanan pengukuran tekanan darah
terus berlangsung maka faktor-faktor
dan hanya sekitar 13,3% yang tidak
resiko kesakitan, kecacatan, BBLR,
mendapatkan
dan
trimester II dan trimester III hampir
badan
selama
minggu
kematian
pada
ibu
dan
janinnya
berlebihan
penyakit
ibu
ternyata
jantung
sudah
Pada
dimana hal ini dikarenakan tubuh ibu
sebagian
akan memfasilitasi keberadaan janin
pelayanan pengukuran tekanan darah.
dan dengan persediaan berat badan
Hal ini menunjukkan peningkatan
yang kurang maka tubuh ibu tidak
pelayanan
akan
Menurut Wheeler (2003) pengukuran
mampu
keberadaan
janin
mengfasilitasi
(Arali,
2008).
ibu
lainnya
mendapatkan
pelayanan.
besar
juga
pada
mendapatkan
tiap
trimester.
tekanan darah sangat penting pada
Sedangkan masalah kenaikan berat
masa
badan saat hamil yang berlebihan
tekanan darah yang berlebihan dapat
akan menimbulkan resiko terjadinya
membahayakan kehidupan ibu dan
diabetes
janin.
gestasional
(penambahan
hamil
karena
peningkatan
kadar gula darah karena adanya
Faktor lain yang perlu diperhatikan
proses kehamilan) atau terjadinya
pada pemeriksaan kehamilan adalah
32
Jurnal Kesmasindo. Volume 4, Nomor 1, Januari 2011, hlm. 24-37
pemberian
tablet
Fe.
Menurut
menunjukkan
adanya
anemia,
Manuaba tambahan zat besi sangat
mendeteksi adanya HIV dan HbsAg
dibutuhkan pada masa kehamilan
(Farrer,
untuk meningkatkan jumlah sel darah
penelitian
merah dan membentuk sel darah
sebagian kecil ibu yang mendapat
merah janin dan plasenta (Manuaba
pelayanan pemeriksaan urine maupun
2001) Dalam penelitian ini diketahui
darah, terutama pada trimester III. Hal
sebagian besar ibu telah memperoleh
ini
tablet Fe, baik pada trimester I
pelayanan kesehatan di Kabupaten
sebesar 83,8%, pada trimester II
Brebes memiliki fasilitas pemeriksaan
sebesar 83,3% dan pada trimester III
sehingga tidak semua ibu hamil
sebesar 78,1%. Proporsi pemberian
diperiksa.
tablet besi yang tinggi terbukti dapat
Untuk kelengkapan imunisasi TT
mencegah
dapat dikatakan sudah cukup baik.
perdarahan
yang pada
akhirnya
diharapkan
menurunkan
angka
kematian
1999).
Namun
hasil
menunjukkan
akibat
tidak
hanya
semua
instansi
dapat
Pada trimester I, lebih dari satu per
ibu
empat ibu (33,3%) ibu mendapat
(Bobak, 2004; Bakta, 1992).
imunisasi TT. Pada trimester II,
Ibu
sekitar
hamil
perlu
mendapatkan
pemeriksaan
sederhana
pemeriksaan
urin
dan
(64,8%)
ibu
mendapat
meliputi
imunisasi TT. Pemberian imunisasi
darah.
TT pada trimester II ini dipengaruhi
Pemeriksaan urin diperlukan untuk
oleh
mendeteksi tanda infeksi pada saluran
sebelumnya karena selang waktu
kemih dan zat yang ada dalam urin
yang baik untuk melakukan imunisasi
(Mitayani, 2009) dan mendeteksi
TT ulang adalah 4 minggu setelah
adanya gangguan ginjal dan pertanda
pemberian
pre
trimester III hanya (47,6%) ibu yang
eklampsia
Sedangkan
Mirriam,
2008).
pemeriksaan
darah
pemberian
mendapat
imunisasi
imunisasi
imunisasi
awal.
TT.
TT
Pada
Untuk
berguna untuk mendeteksi golongan
mendapatkan efektivitas yang optimal
darah yang diperlukan jika sewaktu-
imunisasi TT perlu diberikan dua kali
waktu ibu melahirkan, mendeteksi
selama
tingkat
kunjungan antenatal pertama, namun
hemoglobin
yang
dapat
kehamilan,
yaitu
pada
33
Lintang Gambaran Pemeriksaan Kehamilan Pada Antenatal Care
yang perlu diperhatiakn adalah jarak
pengukuran
atau interval pemberian antara kedua
trimester I sebesar 56,2%, pada
vaksinasi TT tersebut. Semakin lama
trimester II sebesar 64,8% dan pada
interval antara pemberian TT pertama
trimester III sebesar 69,0%. Tenaga
dan kedua selama kehamilan serta
kesehatan
antara TT kedua dengan kelahiran,
pemeriksaan
maka kadar antibody tetanus dalam
diingatkan untuk selalu melakukan
darah bayi akan semakin tinggi.
pemeriksaan tinggi fundus mengingat
Sehingga pemberian imunisasi TT
pemeriksaan ini sangat sederhana
pada kehamilan sedini mungkin akan
pelaksanaannya dan memiliki dampak
memberikan
yang signifikan terhadap penurunan
cukup
waktu
antara
tinggi
fundus
yang
pada
menangani
kehamilan
perlu
dosis pertama dan kedua serta antara
angka kematian bayi.
dosis
kelahiran
Salah satu faktor yang mempengaruhi
(Saifuddin, 2000). Vaksinasi dengan
keberhasilan pemeriksaan kehamilan
toxoid tetanus dianjurkan untuk dapat
adalah pengetahuan ibu. Oleh karena
menurunkan angka kematian bayi
itu dalam pemeriksaan kehamilan ada
karena
pelayanan
kedua
dengan
infeksi
tetanus
Manuaba
wawancara/konseling.
(2001).
Konseling tersebut diperlukan oleh
Upaya identifikasi masalah kesehatan
wanita
janin juga dapat diketahui dengan
keadaan kehamilan pada saat itu dan
melakukan pengukuran tinggi fundus.
mengetahui sejak dini jika ada tanda-
Pengukuran
tinggi
perlu
tanda bahaya kehamilan. Dalam hal
dilakukan
untuk
mengetahui
ini pelaksanaan konseling kehamilan
kemajuan
fundus
perkembangan
janin
hamil
untuk
mengetahui
di Kabupaten Brebes sudah cukup
(Bobak 2004). Tinggi fundus yang
baik
stabil atau menurun, atau meningkat
mendapat
secara berlebihan selama kehamilan
pemeriksa
merupakan indikator adanya masalah
trimester yaitu 80,0% pada trimester
kesehatan janin (Manuaba, 2001).
I, 73,3% pada trimester II dan 78,1%
Dalam penelitian ini diketahui ibu
pada trimester III.
yang
mendapatkan
pelayanan
karena
sebagian
konseling
kehamilan
besar
dari
pada
ibu
tenaga
tiap
34
Jurnal Kesmas indo. Volume 4, Nomor 1, Januari 2011, hlm. 24-37
mendapatkannya. Pada trimester I,
SIMPULAN DAN SARAN
Sebagian besar ibu hamil di
Kabupaten Brebes mempunyai usia
reproduksi sehat untuk hamil. Lebih
dari setengah ibu di Kabupaten
Brebes hanya menempuh tingkat
pendidikan
sampai
jenjang
SD.
Sebagian besar ibu tidak bekerja,
Cakupan K4 di Kabupaten Brebes
pada bulan Januari-Mei 2010 belum
26,67%
masih jauh bila dibandingkan SPM
bidang
kesehatan
kabupaten/kota
melakukan
bertambahnya
usia
kehamilan, kunjungan pemeriksaan
kehamilan yang dilakukan ibu di
Kabupaten Brebes justru cenderung
makin menurun. Hal ini terlihat dari
pelayanan antenatal care berturutturut yaitu 90% kunjungan pada
trimester I, 86,2% kunjungan pada
trimester II dan 87,1% kunjungan
kehamilan
yang mendapat
standar
7T
pelayanan
sedangkan
sesuai
sebagian
lainnya tidak mendapat pelayanan
pemeriksaan kehamilan sesuai standar
sekali tidak melakukan pemeriksaan
kehamilan
sebesar
10,0%.
Pada
trimester II, ibu yang melakukan
kunjungan kehamilan sesuai dengan
standar 7T sekitar 40,5% padahal
trimester II sebesar 86,1%. Ibu yang
mendapat
Tidak semua ibu yang datang
memeriksakan
kehamilannya
pelayanan
pemeriksaan
kehamilan sesuai standar 7T, hanya
kecil
pelayanan
penimbangan
berat badan pada trimester I (86,7%)
lebih besar daripada trimester II
(84,8%) dan III (83,8%).
Terlihat
peningkatan
pelayanan pengukuran tekanan darah
pada tiap trimester dimana pada
trimester I sebagian besar (76,7%) ibu
sudah
mendapatkan
pelayanan
pengukuran tekanan darah dan hanya
pada trimester III.
sebagian
kunjungan
ibu
namun hanya sekitar 69 ibu (32,9%)
frekuensi kunjungan ibu hamil pada
mendapat
(90,0%)
frekuensi kunjungan kehamilan pada
yaitu 95%.
Dengan
seluruh
7T serta ada beberapa ibu yang sama
hanya menjadi ibu rumah tangga.
memenuhi standar yaitu
hampir
ibu
saja
yang
sekitar
13,3%
mendapatkan
yang
tidak
pelayanan.
Pada
trimester II dan trimester III hampir
sebagian
besar
ibu
mendapatkan
pelayanan pengukuran tekanan darah.
Lintang, Gambaran Pemeriksaan Kehamilan Pada Antenatal Care
35
Sebagian besar ibu telah memperoleh
tinggi fundus pada trimester I sebesar
tablet Fe, baik pada trimester I
56,2%, pada trimester II sebesar
sebesar 83,8%, pada trimester II
64,8% dan pada trimester III sebesar
sebesar 83,3% dan pada trimester III
69,0%.
sebesar 78,1%. Hanya sebagian kecil
Pelaksanaan konseling kehamilan di
ibu
pelayanan
Kabupaten Brebes sudah cukup baik
pemeriksaan urine (berturut turut
karena sebagian besar ibu mendapat
trimester I dan II yaitu 50,5%, 78,1%)
konseling
maupun
(berturut-turut
kehamilan pada tiap trimester yaitu
trimester I dan II yaitu 32,9%,
80,0% pada trimester I, 73,3% pada
81,4%), terutama pada trimester III
trimester II dan 78,1% pada trimester
(20,4% yang melakukan pemeriksaan
III.
urine dan 31,9% yang melakukan
Diharapkan
pemeriksaan darah).
Kabupaten
Kelengkapan imunisasi TT dapat
meningkatkan kinerja petugas serta
dikatakan sudah cukup baik. Pada
sarana pelayanan kesehatan dalam
trimester I, lebih dari satu per empat
pengawasan kehamilan sebagai upaya
ibu (33,3%) ibu mendapat imunisasi
peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak
TT. Pada trimester II, sekitar (64,8%)
(KIA) serta perlu diadakan kegiatan
ibu mendapat imunisasi TT. Pada
penyuluhan
trimester III hanya (47,6%) ibu yang
sebagai upaya untuk meningkatkan
mendapat imunisasi TT. Ibu yang
kunjungan
mendapatkan pelayanan pengukuran
kehamilan (K4).
yang
mendapat
darah
dari
tenaga
Dinas
Brebes
kepada
ulang
pemeriksa
Kesehatan
dapat
masyarakat
pemeriksaan
DAFTAR PUSTAKA
Arali, 2008, Buku Ajar Gizi, EGC, Jakarta
Ariawan Iwan, 1996, Aplikasi Survei Cepat
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia bekerjasama
dengan Pusat Data Kesehatan.
Depkes RI, Jakarta
Tengah 2008, Dinkesprop Jateng,
Semarang.
Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, 2009,
Profil Kesehatan Kabupaten Brebes
Tahun 2008, DKK Brebes, Brebes.
Bakta
Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah,
2009, Profil Kesehatan Jawa
IM., 1992, Diagnostik Anemia
Defisiensi Besi. Majalah Dokter
36
Jurnal Kesmas indo Volume 4, Nomor 1, Januari 2011, hlm. 24-37
Keluarga,
Jakarta
(Nopember);
II
(11),
Elizabeth, 2008, Buku Pintar Kesehatan
Kehamilan, Ladang Pustaka, Jakarta
Mrisho, Mwifadhi, Brigit Obrist, Joanna
Amstrong Schellenberg, Rachel A
Haws, Adiel K Mushi, Hassan
Mshinda, Marcel Tanner, Devid
Schellenberg., 2009, The Use of
Antenatal and Post Natal Care :
Perspectives and Experiences of
Women and Health Care Provides in
Rural Southern Tanzania., BMC
Pregnancy and Childbirth 9:10.
Farrer, Helen., 1999, Perawatan Maternitas
:Maternity
Care”
Edisi
2.
Kedokteran EGC, Jakarta
Notoadmodjo, Soekidjo., 2003, Pendidikan
dan Perilaku Kesehatan, PT Rineka
Cipta, Jakarta
Fotso, Christophe J, Alex Ezeh, Nyovani
Madise, Abdhallah Ziraba, Reuben
Ogollah., 2008, What does access to
Maternal Care Mean Among the
Urban Poor? Factors associated
with the use of appropriate maternal
health services in the slum
settlements of Nairobi, Kenya.
Maternal Child Health Journal. 13:
130-137.
Path,
Bobak, Irene, Deitra Leonard Lowdermik,
Margareth Duncan Jensen, Shannon
E.Perry,
2004,
Keperawatan
Maternitas “Maternity Nursing”
Edisi 4. Kedokteran EGC, Jakarta
Ginting, Idau., 2001, Faktor-faktor yang
berhubungan dengan pemanfaatan
pelayanan antenatal oleh ibu yang
memiliki faktor risiko di Kecamatan
Pesanggrahan, Jakarta Selatan
Tahun 2001. Universitas Indonesia,
Jakarta
Kristiani., 2006, Hubungan Pemanfaatan
Bidan dengan Cakupan Program
KIA Puskesmas Lombok Barat,
Lombok Tengah, dan Lombok timur
Provinsi NTB., UGM, Yogyakarta
Manuaba, Ida Bagus Gede., 2001, Ilmu
Kebidanan Penyakit Kandungan dan
Keluarga
Berencana
untuk
Pendidikan Bidan. Kedokteran EGC,
Jakarta
Mirriam, Stoppard D.,2008, Buku Pintar
Kehamilan dan Persalinan Modern :
Panduan Praktis Bagi Orang Tua.
Quills Book Publisher, Yogyakarta
Mitayani, 2009, Asuhan Keperawatan
Maternitas,
Salemba
Medika,
Jakarta.
Erna Fracin. 2005. Gizi dalam
Kesehatan
Reproduksi.
ECG,
Jakarta.
Permata,
Putri S., 2001, Hubungan
Pendidikan, Pengetahuan Kesehatan
Maternal dan Pendapatan dengan
Efektifitas Gerakan Sayang Ibu
dalam
Meningkatkan
Cakupan
Persalinan oleh Tenaga Kesehatan.
Jurnal Penelitian UNIB Volume VIII
No.2, Bengkulu.
Rejeki,
WIliani.,
2005,
Hubungan
Pengetahuan Ibu tentang Asuhan
Antenatal
dengan
Perilaku
Memeriksakan Kehamilannya di
Wilayah Kerja Puskesmas Karang
Anyar
Purbalingga.
Penelitian
Keperawatan. Undip. Semarang
Saifuddin, Abdul Basri, George Adriaansz,
Gulardi
Hanifa
Winkjosatro,
Waspodo D., 2000, Buku Acuan
Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal Edisi 1
Cetakan 1, JNPKKR-POGI dan
Yayasan
Bina
Pustaka
Prawirohardjo, Jakarta
Sunarsih, 2005, Upaya Peningkatan Jumlah
Kunjungan Pelayanan Antenatal di
Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Sutomo Surabaya Tahun 2005
(online)
http://digilib.unair.ac.id.
Diakses 4 Januari 2011.
Wibowo, A., 2003, Pemanfaatan Pelayanan
ANC
:
Faktor-faktor
yang
Lintang, Gambaran Pemeriksaan Kehamilan Pada Antenatal Care
mempengaruhi dan hubungannnya
dengan Berat Badan Bayi Lahir
Rendah, Disertasi dalam Survei
Cepat Gambaran Beberapa Faktor
Ibu
Terhadap
Pemerikasaan
Kehamilan K4 di Kecamatan
Batuwarno Kabupaten Wonogiri
Januari-Desember 2003. Penelitian
FKM
Universitas
Diponegoro,
Semarang
Wibowo A., 2005, Teknik Sampling pada
Rapid Survey, FKM Universitas
Airlangga, Surabaya
Wheeler, Linda., Buku Saku :
Pranatal
Perawatan
37
Download