STRATEGI PEMBELAJARAN BER-TEAM PADA KURIKULUM 2013

advertisement
STRATEGI PEMBELAJARAN BER-TEAM PADA KURIKULUM 2013
DI SMK
Oleh : Sri Karyono
A. PENDAHULUAN
Keberhasilan Implementasi Kurikulum 2013 te rutama di SMK menuntut peran guru
yang optimal. Pembelajaran dan penilaian otentik yang meliputi pengembangan sikap,
pengetahuan dan ketrampilan terutama dalam kegiatan pembelajaran praktik di SMK
mengharuskan kerja keras guru dalam memfasilitasi siswa untuk menuntaskan
kompetensi dasar yang ditetapkan. Untuk itu seorang guru dituntut untuk selalu
mengembangkan dirinya secara terus menerus agar menjadi guru yang benar-benar
profesional baik dalam dimensi kompetensi kepribadian, sosial, profesional dan
pedagogi. Dengan pengembangan keprofesian ini diharapkan guru akan selalu siap
untuk mengemban amanat sesuai undang-undang, meskipun tidak ada undangundangpun guru sudah seharusnya untuk selalu meningkatkan kompetensinya sebagai
tanggung jawab moral seorang guru.
Berkembangnya sistem pendidikan dan besarnya tuntutan terhadap peningkatan mutu
pembelajaran dituntut adanya strategi pembelajaran yang bervariasi yang diharapkan
mampu mendorong siswa untuk dapat mengkondisikan dirinya dapat belajar
menggunakan kemampuannya dalam mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan
secara sendiri dengan atau tanpa bantuan guru. Oleh karena peran guru dari sumber
belajar berubah menjadi sebagai fasilitator.
Di lain pihak, kondisi siswa yang heterogen merupakan faktor yang mempengaruhi
pembelajaran, ditambah lagi dengan persoalan ratio antara jumlah guru dan siswa yang
tidak seimbang, mengakibatkan guru tidak mungkin bisa menangani siswa secara
intensif. Apalagi guru bukanlah orang yang serba tahu tentang segala hal dan guru,
sebagai manusia, tak luput dari kekurangan. Untuk itulah dibutuhkan sosok lain yang
bisa diajak kerja sama dalam menghadapi berbagai persoalan yang menyangkut
peningkatan mutu pembelajaran. Untuk mengatasi persoalan di atas, perlu adanya
pembelajaran yang melibatkan guru lain dengan istilah Team Teaching (pengajaran berteam). Team Teaching merupakan strategi pembelajaran yang dilakukan oleh lebih dari
satu orang guru dengan pembagian peran dan tanggung jawabnya masing-masing.
1
B. DEFINISI PEMBELAJARAN BER-TEAM
Pembelajaran ber-team atau sering disebut team teaching adalah pembelajran yang
dilakukan oleh lebih dari satu guru dalam tatap muka di depan kelas. Menurut Yeni
Artiningsih (2008), team teaching merupakan strategi pembelajaran yang dilakukan
oleh lebih dari satu orang guru, dengan pembagian peran dan tanggung jawab masingmasing. Definisi lain seperti yang dijelaskan oleh Martiningsih (2007), bahwa metode
pembelajaran team teaching adalah suatu metode mengajar dengan jumlah guru ledih
dari satu orang , dan tiap-tiap guru mempunyai tugas masing-masing. Dari definisi
tersebut dapat dinyatakan bahwa pembelajaran beregu adalah pembelajaran yang
dilaksnakan di depan kelas yang dilakukan oleh lebih dari satu guru dapat dua guru
atau tiga guru secara bersama-sama dalam merencanakan, melaksnakan dan
mengevaluasi pembelajaran dengan pembagian tugas sesuai kespakatan dari guru yang
ber-team didalamnya.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN BER-TEAM
Tujuan pembelajaran berteam adalah untuk mengefektifkan proses belajar dan
mengajar. Dalam pembelajaran berteam ini diasumsikan apabila proses pembelajaran
dipandu oleh lebih dari satu orang guru maka siswa akan mendapatkan pelayanan dan
pendampingan yang lebih maksimal. Siswa akan mendapatkan bimbingan yang lebih
lengkap karena guru yang satu akan melengkapi kekurangan kemampuan guru yang
lain. Satu guru memberikan penjelasan teknis sedangkan guru yang lainnya akan dapat
memberikan bimbingan teknis yang lebih detail selama proses pembelajaran.
D. MANFAAT PEMBELAJARAN BER-TEAM
Sebelumnya telah disampaikan bahwa pembelajaran ber-team adalah pembelajaran
yang dilakukan oleh sekelompok guru secara bersama-sama dalam merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
sekelompok siswa. Ada beberapa manfaat pembelajaran berteam yaitu :
1. Team teaching merupakan strategi pembelajaran yang berfungsi untuk
mengorganisir guru dalam pelaksnaan pembelajaran.
2
2. Kelompok Team teaching kemungkinan mempunyai keahlian dan kompetensi yang
berbeda, dengan bergabungnya mereka dalam satu team maka akan memacu
percepatan dan peningkatan mutu pembelajaran.
3. Menghindari rasa bosan dalam pembelajaran pada siswa. Dengan adanya
pendekatan, penggunaan media pembelajaran yang bervariasi pada setiap guru
akan menjadikan suasana belajar yang lebih menyenangkan dan menantang.
sehingga diharapkan pencapaian pembelajaran lebih efektif.
4. Model
kolaborasi
yang
saling
menguntungkan
dalam
team
teaching,
mengakibatkan semua team terkonsentrasi untuk membuat siswa belajar secara
aktif, kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan serta menantang.
E. JENIS-JENIS PEMBELAJARAN BER-TEAM
Menurut Soewalni S ( 2007 ) Pembelajaran ber team atau sering disebut dengan team
teaching dibagi menjadi dua yaitu semi team teaching dan team teaching secara penuh.
1. Semi team teaching
Semi team teaching adalah pembelajaran yang dilakukan tidak sepenuhnya
secara bersama, masing-masing guru melaksanakan pembelajaran di kelas yang
berbeda dalam waktu yang bersamaan dan mata pelajaran yang sama, akan tetapi
materi dan metode yang digunakan telah disepakati secara bersama-sama. Mungkin
juga Guru secara bergantian mengajar pada kelas yang sama akan tetapi materi yang
diajarkan dibagi sesuai jumlah team yang dibentuk dan masing-masing guru
mengevaluasi sendiri-sendiri sesuai materi yang disajikan.
2. Team teaching secara penuh
Team teaching secara penuh ini dilakukan dengan variasi sebagai berikut :
a. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara bersama-sama, guru yang satu
sebagai penyaji, dan guru yang lainnya sebagai pembimbing dalam kelompok
atau individu
b. Secara bergantian guru menyajikan pembelajaran dan pada saat diskusi, praktik,
tanya jawab dibimbing dan dijelaskan secara bersama-sama.
3
F. TAHAPAN-TAHAPAN TEAM TEACHING
Secara garis besar tahapan pembelajaran team teaching tidak jauh berbeda dari
pembelajaran yang dilakukan pada umumnya meliputi perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi. Menurut Jamal Ma’mur Asmani (2010:53) setidaknya ada tiga tahap dalam
pembelajaran team teaching, yaitu tahap awal, tahap inti, dan tahap evaluasi. Berikut
merupakan penjelasan dari ketiga tahap tersebut.
1.
Tahap awal
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru yang tergabung dalam team
teaching pada tahap awal adalah sebagai berikut :
a.
Perencanaan pembelajaran disusun bersama
Sebelum memulai mengajar seorang guru terlebih dahulu menyiapkan
persiapan mengajar. Menurut Abdul majid (2005) persiapan mengajar
adalah memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran. Salah satu bentuk yang perlu disiapkan adalah Rencana
pelaksanaan pembelajaran. Menurut permendikbud nomor 81 A tahun 2013
Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang
dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang
mengacu pada silabus. RPP mencakup: (1) data sekolah, matapelajaran, dan
kelas/semester; (2) materi pokok; (3) alokasi waktu; (4) tujuan pembelajaran,
KD dan indikator pencapaian kompetensi; (5) materi pembelajaran; metode
pembelajaran; (6) media, alat dan sumber belajar; (6) langkah-langkah
kegiatan pembelajaran; dan (7) penilaian.
Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk
kelas di mana guru tersebut mengajar. Pengembangan RPP dapat dilakukan
pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran, dengan maksud agar
RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan
pembelajaran. Pengembangan RPP dapat dilakukan secara mandiri atau
secara berkelompok.
Dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada team
teaching harus disusun secara bersama-sama oleh guru guru yang tergabung
dalam team teaching. Penyususunan RPP secara bersama-sama ini dilakukan
4
agar para guru tersebut dapat memahami dan mendalami kompetensi inti,
kompetensi dasar, dan indikator pembelajaran, dan sistem evaluasi yang
akan digunakan dalam penilaian pencapaian hasil belajar siswa.
b.
Metode pembelajaran disusun bersama
Perencanaan metode yang akan digunakan dalam pembelajaran dalam
strategi team teaching ini perlu dilakukan agar setiap guru mengetahui proses
pembelajaran yang akan dilakukan, dan tidak kehilangan arah pembelajaran.
c.
Partner team teaching memahami materi pembelajaran
Dalam pelaksanaan team teaching, guru sebagai partner bukan hanya harus
mengetahui tema dari materi yang akan disampaikan namun, mereka juga
harus sama-sama memahami isi dari materi pelajaran tersebut. Hal ini
dilakukan agar keduanya dapat saling melengkapi kekurangan dalam diri
masing-masing.
d.
Pembagian peran dan tanggung jawab secara jelas.
Ketika merencanakan proses team teaching, peran dan tanggung jawab pada
masing-masing guru harus dibagi secara jelas, agar masing-masing guru
mengetahui pasti peran dan tugas yang harus dikerjakannya masing-masing.
2.
Tahap inti
Tahap pelaksanaan pembelajaran menurut standar proses yaitu pelaksanaan
pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup.
a. Kegiatan Pendahuluan.
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
1) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
2) mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari
dan terkait dengan materi yang akan dipelajari;
3) mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas yang
akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan
pembelajaran atau KD yang akan dicapai; dan
5
4) menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan
yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau
tugas.
b. Kegiatan Inti.
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, yang
dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan matapelajaran, yang meliputi proses observasi, menanya,
mengumpulkan informasi, asosiasi, dan komunikasi. Untuk pembelajaran yang
berkenaan dengan KD yang bersifat prosedur untuk melakukan sesuatu, guru
memfasilitasi agar peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap
pemodelan/demonstrasi oleh guru atau ahli, peserta didik menirukan,
selanjutnya guru melakukan pengecekan dan pemberian umpan balik, dan
latihan lanjutan kepada peserta didik.
Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan kompetensi yang terkait
dengan sikap seperti jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan,
menghargai pendapat orang lain yang tercantum dalam silabus dan RPP. Cara
pengumpulan data sedapat mungkin relevan dengan jenis data yang
dieksplorasi, misalnya di laboratorium, studio, lapangan, perpustakaan,
museum, dan sebagainya. Sebelum menggunakannya peserta didik harus tahu
dan terlatih dilanjutkan,
c. Kegiatan Penutup.
Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau
sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian dan/atau
refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan
terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran,
merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas
individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, dan
menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
6
Perlu diingat, bahwa KD-KD diorganisasikan ke dalam empat KI. KI-1
berkaitan dengan sikap diri terhadap Tuhan Yang Maha Esa. KI-2 berkaitan
dengan karakter diri dan sikap sosial. KI-3 berisi KD tentang pengetahuan
terhadap materi ajar, sedangkan KI-4 berisi KD tentang penyajian pengetahuan.
KI-1, KI-2, dan KI-4 harus dikembangkan dan ditumbuhkan melalui proses
pembelajaran setiap materi pokok yang tercantum dalam KI-3, untuk semua
matapelajaran. KI-1 dan KI-2 tidak diajarkan langsung, tetapi indirect teaching
pada setiap kegiatan pembelajaran.
Dalam pembelajaran ber-team semua team harus bersama berada di dalam kelas
dengan posisi tugas yang telah diatur dalam perencanaan. Jangan sampai terjadi
salah satu guru tidak ada berada di kelas. Ukurlah tingkat pemahaman siswa
saat pelaksanaan pembelajaran. Pelaksnaan pembelajaran di kelas atau
laboratorium dapat dilakukan dengan cara :
a. Satu guru sebagai penyampai materi dalam awal pembelajaran kurang lebih
dua jam mata pelajaran penuh, sedangkan guru lainnya bertugas sebagai
pengawas dan pembantu team. Setiap saat, guru tersebut dapat melengkapi
penjelasan dari pemberi materi guru yang pertama.
b. Sangat mungkin dilakukan dengan cara bergantian pada penyampaian
materi dua jam pelajaran tersebut. Selanjutnya pembimbingan, diskusi atau
tanya jawab dapat dilakukan secara bersama-sama. Dalam hal ini tugas
sebagai pemateri dibagi dua dalam dua jam pelajaran yang ada.
3.
Tahap Penilaian
a. Penilaian siswa
Karakteristik Penilaian dalam Kurikulum 2013 adalah :
1) Belajar Tuntas.
Untuk kompetensi pada kategori pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan
KI-4), peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan
berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur
yang benar dan hasil yang baik.Asumsi yang digunakan dalam belajar
tuntas adalah peserta didik dapat belajar apapun, hanya waktu yang
dibutuhkan yang berbeda. Peserta didik yang belajar lambat perlu waktu
lebih lama untuk materi yang sama, dibandingkan peserta didik pada
umumnya.
7
2) Otentik.
Memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu. Penilaian otentik
harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah.
Menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh
merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Penilaian otentik
tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih
menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
3) Berkesinambungan.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai
perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan
perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk penilaian proses, dan berbagai
jenis ulangan secara berkelanjutan (ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas).
Penilaian pada kurikulum dengan strategi pembelajaran team teaching
sangat efektif, karena disamping tugas guru menjadi ringan, penilaian akan
lebih obyektif dan teliti, dibandingkan penilaian yang dilakukan oleh satu
orang. Cara yang dapat dilakukan dalam penilaian tersebut adalah sebagai
berikut:
a) Instrumen dan rubrik penilaian harus telah disepakati bersama.
b) Guru membagi diri untul menilai kelompok mana yang menjadi
wilayah penilaian.
c) Pada saat salah satu guru melakukan pembelajaran di depan kelas,
maka guru yang lain mempunyai kesempatan menilai siswa terutama
penilaian sikap.
d) Pada saat siswa mengerjakan tugas, guru berbagi tugas untuk menilai
kelompok yang menjadi bagiannya menggunakan instrumen dan rubrik
penilaian yang telah disepakati.
8
b. Evaluasi Guru.
Evaluasi proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dilakukan oleh oleh
partner setelah pembelajaran selesai. Masing-masing partner memberikan saran
dan kritikan untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya. Masing-masing guru
yang berteam harus menerima kritikan dan masukan serta saling menyadari
kekurang-kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran. Evaluasi ini
dilakukan di luar ruang kelas dan jangan sampai diketahui siswa yang diajar.
G. KESIMPULAN
Pembelajaran ber-team dilakukan dengan mengikuti standar proses pada permendikbud
nomor 81A tahun 2013 yaitu meliputi perancanaan, pelaksanaan dan penilaian.
Team harus selalu merancanakan pembelajaran secara bersama untuk menyepakati
materi dan proses pembelajaran yang akan dilakukan. Pelaksanaan pembelajaran
dilakukan bersama dengan pembagian tugas yang jelas, jangan sampai ada salah satu
yang tidak hadir dikelas,semua anggota team harus melakukan aktivitas pembelajaran
apakah dalam bentuk penyampaian materi, pendampingan, melengkapi materi dari
penyaji pertama. Penilaian pembelajaran dilakukan selama proses dan hasil belajar
yang dirumuskan secara bersama-sama pula.
9
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid : 2005, Perencanaan Pembelajaran, Bandung, PT Remaja Rosdakarya.
Oemar Hamalik : 2001, Proses Belajar Mengajar, Jakarta, Bumi Aksara.
Jamal Ma’mur Asmani : 2010, Micro teaching Team teaching, Yogyakarta, Diva press.
......................., 2013, Permendikbud nomor 81A tahun 2013, Jakarta, Kemendikbud.
......................., 2013, Materi Implementasi Kurikulum 2013, Jakarta, Kemendibud.
http: www.akhmad sudrajad,wordpress.com
10
BIODATA PENULIS
Nama : Drs. Sri Karyono, M.Pd
NIP : 19600930 198503 1001
Pangkat/Golongan : Pembina Tk I/IVb
Jabatan : Widyaiswara Madya
Unit Kerja : PPPPTK Seni dan Budaya
Yogyakarta
Bidang Keahlian : Kriya Kayu
Email : [email protected]
11
Download